KESEHATAN LINGKUNGAN
Kesehatan merupaka hak setiap warga negara dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Faktor
utama yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat terdapat empat faktor terdiri
dari gaya hidup, lingkungan, pelayanan kesehatan dan genetik. Diantara faktor tersebut
faktor perilaku/gaya hidup merupakan faktor determinan yang paling besar dan paling
sukar ditanggulangi, diikuti dengan faktor lingkungan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Tujuan Pedoman ................................................................................................ 2
C. Sasaran Pedoman ............................................................................................. 3
D. Ruang Lingkup Pedoman ................................................................................... 3
E. Batasan Operasional.......................................................................................... 3
BAB II STANDAR KETENAGAAN................................................................................... 7
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia...................................................................... 7
B. Distribusi Ketenagaan ........................................................................................ 7
C. Jadwal Kegiatan ................................................................................................. 8
BAB III STANDAR FASILITAS ........................................................................................ 9
A. Denah Ruang ..................................................................................................... 9
B. Standar Fasilitas .............................................................................................. 10
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN......................................................................... 11
B. Lingkup Kegiatan ............................................................................................. 11
C. Metode ............................................................................................................. 13
D. Langkah Kegiatan ............................................................................................ 14
BAB V LOGISTIK .......................................................................................................... 15
A. Perencanaan Kebutuhan ....................................................................................... 15
B. Penganggaran ....................................................................................................... 15
C. Pengadaan ............................................................................................................ 15
D. Penyimpanan ........................................................................................................ 15
E. Pendistribusian ...................................................................................................... 15
F. Penghapusan ........................................................................................................ 16
BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN / PROGRAM..................................... 17
BAB VII KESELAMATAN KERJA .................................................................................. 18
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU ................................................................................ 19
BAB IX PENUTUP......................................................................................................... 20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan lingkungan sebagai salah satu upaya kesehatan ditujukan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya, sebagaimana tercantum dalam Pasal 162 Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan. Ketentuan mengenai penyelenggaraan kesehatan
lingkungan selanjutnya diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014
tentang Kesehatan Lingkungan, yang pengaturannya ditujukan dalam rangka
terwujudnya kualitas lingkungan yang sehat tersebut melalui upaya pencegahan
penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko kesehatan lingkungan di
permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi serta tempat dan fasilitas umum.
Sampai saat ini penyakit yang terkait kualitas lingkungan masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat, antara lain Malaria pada tahun 2012 sebanyak
417.819 kasus dan Anual Parasite Incident Malaria di Indonesia sebesar 1,69
per1.000 penduduk. Demam Berdarah Dengue pada tahun 2012 sebanyak 90.245
kasus dengan jumlah kematian 816 (IR= 37,11 dan CFR= 0.9). Sedangkan
penemuan Pneumonia Balita pada tahun 2012 cakupannya sebesar 22,12 %. Angka
kesakitan diare pada semua umur menurun tidak signifikan dari 423 per 1000
penduduk pada tahun 2006 menjadi 411 per 1000 penduduk pada tahun 2010, hasil
survey morbiditas tahun 2006 dan tahun 2010 memperlihatkan bahwa tidak ada
perubahan episode diare pada balita sebesar 1,3 kali (Hasil kajian morbiditas diare,
Depkes, 2012).
1
pelayanan kesehatan terdepan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Dalam pengaturan
Puskesmas ditegaskan bahwa salah satu upaya kesehatan masyarakat yang bersifat
esensial adalah berupa Pelayanan Kesehatan Lingkungan. Upaya kesehatan
masyarakat esensial tersebut harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas untuk
mendukung pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota bidang
kesehatan.
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan lingkungan di
Puskesmas Sawah Lega baik dalam gedung maupun luar gedung untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya preventif, promotif
dan kuratif yang dilaksanakan secara terpadu dan berkesinambungan.
2. Tujuan Khusus
a. Menurunkan angka penyakit dan/atau gangguan kesehatn yang diakibatkan
oleh faktor risiko lingkungan dan meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan
b. Penyelenggaraan kesehatan lingkungan di Puskesmas Sawah Lega
dilaksanakan oleh tenaga yang memiliki kompetensi dan kualifikasi yang
sesuai dengan peraturan dan dilaksanakan secara profesional.
c. Perciptanya keterpaduan kegiatan lintas program dan lintas sektor dalam
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan dengan pemberdayaan
masyarakat.
d. Penyelenggaraan kesehatan lingkungan di Puskesmas Sawah Lega
dilaksanakan secara berkelanjutan dan di tingkatkan mutu pelayanannya.
2
C. Sasaran Pedoman
Sasaran pedoman ini adalah petugas kesehatan lingkungan Puskesmas
Sawah Lega dalam memberikan pelayanan pada masyarakat.
E. Batasan Operasional
Pelayanan Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan
yang ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek
fisik, kimia, biologi, maupun sosial guna mencegah penyakit dan/atau gangguan
kesehatan yang diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan
Faktor Risiko Lingkungan adalah hal, keadaan, atau peristiwa yang berkaitan
dengan kualitas media lingkungan yang mempengaruhi atau berkontribusi terhadap
terjadinya penyakit dan/atau gangguan kesehatan. Batasan operasional untuk
Pelayanan Penyehatan Lingkungan meliputi pengelolaan unsur-unsur yang
mempengaruhi timbulnya gangguan kesehatan, antara lain:
3
a. Pemeriksaan kualitas fisik, kebisingan, getaran dan kelembaban, kimia dan
mikrobiologi udara dan limbah gas
b. Perlindungan kesehatan masyarakat dari pencemaran dan/atau pajanan
kandungan unsur dari proses pengolahan limbah
c. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan udara dan limbah gas.
4. Pengelolaan sampah
a. Pemeriksaan jenis sampah, sumber timbulan, dan karakteristik
b. Perlindungan kesehatan masyarakat dari pencemaran dan/atau pajanan
kandungan unsur dari proses pengolahan limbah
c. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah yang tidak diproses
sesuai persyaratan pemerintah
7. Pengelolaan kebisingan
a. Pemeriksaan intensitas dan tingkat kebisingan yang melebihi ambang batas,
sumber dan sifat, kondisi lingkungan
b. Perlindungan kesehatan masyarakat dari intensitas dan tingkat kebisingan
yang melebihi ambang batas, sumber dan sifat, kondisi lingkungan
c. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan yang terpajan
kebisingan yang melebihi ambang batas
4
b. Perlindungan kesehatan masyarakat dari intensitas dan tingkat radiasi, sumber
dan sifat radiasi, kondisi lingkungan radiasi
c. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan yang terkena
radiasi sinar pengion dan non pengion
5
periode Januari s/d Desember. Yang termasuk TPM antara lain: restoran, rumah
makan, depot, jasa boga dan lain-lain.
6
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
Setiap puskesmas wajib menyelenggarakan pelayanan kesehatan lingkungan,
pelayanan kesehatan lingkungan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan
paripurna yang diberikan kepada pasien. Pelayanan kesehatan lingkungan
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Adapun distribusi ketenagaan unit
Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Sawah Lega sebagai berikut:
7
Puskesmas
Jenis Tenaga
Wajib Ada Kekurangan
DIII Kesehatan Lingkungan 1 0 1
C. Jadwal Kegiatan
Pelayanan kesehatan lingkungan dilaksanakan setiap hari kerja, meliputi pelayanan:
1. Konseling
2. Inspeksi kesehatan lingkungan
3. Intervensi kesehatan lingkungan
8
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
Pelayanan kesehatan lingkungan dalam gedung dilaksanakan di ruang konsultasi:
9
B. Standar Fasilitas
Berikut merupakan standar fasilitas dan ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan
lingkungan di Puskesmas Sawah Lega:
Pengguna Peralatan
Ketersediaan
No Nama Alat/Peralatan Asisten Teknisi Teknisi Teknisi Puskesmas
Teknisi Sanitarian Sanitarian Sanitarian Sanitarian Sawah Lega
Sanitarian Pratama Madya Utama
1 Water Contamination Monitoring Test Kit √ √ √
Lup √
10
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
B. Lingkup Kegiatan
Pelayanan kesehatan lingkungan dilaksanakan di dalam gedung dan diluar gedung
yang meliputi kegiatan identifikasi, analisi, rekayasa, monitoring dan pemberdayaan.
1. Petugas sanitarian
2. Kader kesehatan lingkungan
3. Bidan/Perawat di wilayah kerja Puskesmas
1. Kecamatan
2. Lintar sektor lain (dinas pendidikan, kantor urusan agama, polsek, koramil)
3. Kelurahan/Desa
4. Sekolah TK-SD-SLTP-SLTA
5. Pondok Pesantren
6. Industri Rumah Tangga / Industri
7. Pemilik Sarana Air Bersih
11
Tempat Pengelolaan Sampah (TPS) dengan format yang ada kepada
Dinas Kesehatan.
g. Melakukan monitoring evaluasi terhadap Rumah ,Jamban Keluarga
(Jaga), Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) dan Tempat Pengelolaan
Sampah (TPS);
h. Melakukan sosialsasi kepada masyarakat tentang Rumah, Jamban
Keluarga (Jaga) , Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) dan Tempat
Pengelolaan Sampah (TPS) yang memenuhi syarat;
i. Melakukan pemberdayaan masyarakat dalam rangka pengelolaan limbah
domestik cair (SPAL) dan padat (TPS);
j. Melakukan Pemicuan Komunitas tentang Jaga, SPAL dan TPS;
k. Melakukan Monitoring evaluasi pasca kegiatan Pemicuan;
l. Melakukan Advokasi kepada Kepala Desa dan atau dengan lintas sektor
terkait (Kecamatan, Koramil dll) dalam pelaksanaan program
m. Melakukan pendampingan kepada desa dalam menyusun struktur komite
STBM, Menyusun rencana kegiatan Komite STBM, Pelaksanaan Gotong
Royong Membuat Sarana (JAGA, SPAL dan TPS);
n. Melakukan verifikasi data akses bersama sektor terkait yang dituangkan
dalam Beriata Acara Verifikasi Data;
o. Mendorong Desa dan Komite STBM Desa untuk Deklarasi bila akses
terhadap Sarana sudah 100%;
p. Melakukan monitoring evaluasi dan pendampingan kepada desa dan
Komite STBM desa pasca Deklarasi terkait keberlangsungan akses dan
peningkatan sarana;
q. Melaporkan hasil kegiatan dengan format yang ada kepada Dinas
Kesehatan.
12
g. Melakukan monitoring evaluasi terhadap TPM, TTU dan TP3;
h. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat tetang kemanan makanan
minuman;
i. Melaporkan hasil kegiatan dengan format yang ada kepada Dinas
Kesehatan
C. Metode
Pelayanan kesehatan lingkungan dilaksanakan dengan metode:
1. Konseling
Konseling adalah hubungan komunikasi antara Tenaga Kesehatan Lingkungan
dengan pasien yang bertujuan untuk mengenali dan memecahkan masalah
kesehatan lingkungan yang dihadapi.
13
2. Inspeksi
Inspeksi Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan pemeriksaan dan pengamatan
secara langsung terhadap media lingkungan dalam rangka pengawasan
berdasarkan standar, norma, dan baku mutu yang berlaku untuk meningkatkan
kualitas lingkungan yang sehat.
3. Intervensi
Intervensi Kesehatan Lingkungan adalah tindakan penyehatan, pengamanan, dan
pengendalian untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek
fisik, kimia, biologi, maupun sosial.
D. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
Meliputi persiapan tempat konseling untuk pelayanan kesehatan lingkungan
dalam gedung dan persiapan peralatan inspeksi untuk pelayanan kesehatan
lingkungan diluar gedung.
2. Perencanaan (Plan)
a) Menyusun rencana usulan kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan
b) Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan
c) Menyusun panduan kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan
d) Menyusun kerangka acuan kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan
e) Mengalokasikan anggaran untuk kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan
3. Pelaksanaan (Do)
Merupakan tahap penerapan atau melaksanakan hal-hal yang telah direncanakan
berupa pelayanan konseling, inspeksi, dan intervensi.
4. Cek / Monitoring (Check)
Merupakan tahap pemeriksaan dan peninjauan ulang serta mempelajari hasil-
hasil dari pelaksanaan (Do). Cek / Monitoring dapat dilakukan dengan
membandingkan antara hasil aktual yang dicapai dengan target yang telah
ditetapkan dan juga kepadatan jadwal yang telah ditentukan.
5. Tindak Lanjut (Act)
Merupakan tahap untuk mengambil tindakan terhadap hasil dari tahap Check.
Tindakan yang dilakukan berdasarkan hasil yang dicapai diantaranya adalah:
a) Tindakan Perbaikan (Corrective Action) berupa solusi terhadap masalah yang
dihadapi dalam pencapaian target, tindakan perbaikan ini perlu diambil jika
hasil capaian tidak memenuhi target.
b) Tindakan Standarisasi (Standardization Action) yaitu tindakan untuk untuk
men-standarisasi-kan cara, metode, ataupun praktek terbaik yang telah
dilakukan, Tindakan standarisasi dilakukan jika hasil mencapai target.
14
BAB V
LOGISTIK
Manajemen Logistik adalah suatu pengetahuan atau seni serta proses mengenai
perencanaan, penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan serta
penghapusan material. Tujuan dari manajemen logistik adalah tersedianya bahan setiap
saat dibutuhkan, baik mengenai jenis, jumlah maupun kualitas yang dibutuhkan secara
efisien. Manajemen logistik unit pelayanan penyehatan lingkungan sebagai berikut :
A. Perencanaan Kebutuhan
Perencanaan unit pelayanan penyehatan lingkungan menghitung dan
merencanakan kebutuhan media penyehatan lingkungan berupa buku saku, ATK
penunjang administrasi dan dokumentasi kegiatan pelayanan penyehatan lingkungan
yang sudah direncanakan. Analisa kebutuhan penunjang pelaksanaan kegiatan pada
periode waktu tertentu berorientasi kepada program pelayanan, pola penyakit dan
target kinerja pelayanan. Menyesuaikan perencanaan kebutuhan dengan
memperhatikan persediaan awal pelaksanaan penyehatan lingkungan yang ada.
B. Penganggaran
Fungsi berikutnya adalah menghitung kebutuhan pengadaan pelaksanaan
penyehatan lingkungan untuk menunjang kegiatan dengan harga satuan berdasar
indeks harga yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten sehingga akan
diketahui kebutuhan anggaran tersebut.
C. Pengadaan
Fungsi berikutnya adalah pengadaan, yaitu semua kegiatan yang dilakukan
untuk mengadakan bahan logistik yang telah direncanakan.
D. Penyimpanan
Material media penyehatan lingkungan yang diperoleh dicatat dan disimpan
di ruang Unit Pelayanan Penyehatan Lingkungan untuk didistribusikan sesuai
kebutuhan pelayanan penyehatan lingkungan.
E. Pendistribusian
Pendistribusian materi penyehatan lingkungan dilakukan pada saat
pelaksanaan kegiatan pelayanan penyehatan lingkungan. Efisiensi pelaksanaan
pendistribusian mempengaruhi kecepatan penyediaan material baru. Penanggung
jawab pendistribusian adalah penanggung jawab Unit Pelayanan Penyehatan
Lingkungan. Prosedur baku pendistribusian material promosi kesehatan, meliputi :
15
1. Pendistribusian langsung kepada sasaran pelayanan
F. Penghapusan
Penghapusan adalah proses penghapusan tanggung jawab pengurus
barang atas bahan atau barang tertentu sekaligus mengeluarkan dari
catatan/pembukuan yang berlaku, penghapusan barang diperlukan karena :
2. Bahan/barang tidak dapat didaur ulang atau tidak ekonomis untuk didaur ulang.
16
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN / PROGRAM
17
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Risk Assesment melakukan identifikasi potensi bahaya atau faktor risiko dan
dampak atau akibatnya. Dari berbagai potensi bahaya tersebut, maka perlu upaya untuk
mengendalikan, meminimalisasi dan bila mungkin meniadakannya.
18
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
19
BAB IX
PENUTUP
20