dan
TRYOUT 0
EDISI 2016
Terima kasih Anda telah membaca buku ini sebelum memulai bimbingan
di PADI.
Dengan membaca buku ini terlebih dahulu, Anda telah mendapatkan
gambaran materi ringkas untuk persiapan UKMPPD Anda.
SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 2
© 2016 PADI
PADI Matraman – Jakarta
PADI Kelapa Gading –Jakarta
PADI Jogjakarta
Disclaimer / Wewanti
Semua nama dan skenario kasus dalam buku ini adalah karangan belaka. Adanya
kesamaan tempat, nama, atau kasus adalah sebuah ketidaksengajaan.
Semua informasi di dalam buku ini hanya untuk tujuan pendidikan saja.
Informasi di dalam buku ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan peran
tenaga medis.
Ilmu kedokteran adalah ilmu yang berkembang dengan sangat cepat. Apa yang
benar saat ini belum tentu benar di masa yang akan datang. Kami sedapat
mungkin memberikan informasi yang benar dan paling mutakhir. Namun
demikian, apabila buku ini digunakan sebagai rujukan pengambilan keputusan,
maka klinisi bertanggung jawab penuh terhadap keputusan tersebut.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................... 3
TIPS DAN TRIK.................................................................................................................... 4
KARDIOVASKULAR.............................................................................................................. 5
RESPIROLOGI................................................................................................................... 14
GASTROINTESTINAL......................................................................................................... 23
NEFRO-UROLOGI.............................................................................................................. 28
HEMATOLOGI.................................................................................................................... 32
IMUNOLOGI...................................................................................................................... 33
INFEKSI TROPIK................................................................................................................ 35
ENDOKRINOLOGI DAN NUTRISI........................................................................................45
NEUROLOGI...................................................................................................................... 49
THT.................................................................................................................................. 54
OFTALMOLOGI.................................................................................................................. 60
DERMATOLOGI................................................................................................................. 64
VENEREOLOGI.................................................................................................................. 67
PSIKIATRI.......................................................................................................................... 68
REPRODUKSI.................................................................................................................... 74
MUSKULOSKELETAL.......................................................................................................... 77
NEONATOLOGI.................................................................................................................. 79
FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL.........................................................................................82
BIOETIKA DAN KODE ETIK KEDOKTERAN..........................................................................85
RISET DAN BIOSTATISTIK.................................................................................................. 89
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS.......................................................................................94
TRYOUT 0......................................................................................................................... 99
Yakinlah, dengan membuka halaman pertama buku ini, Anda telah memulai
langkah awal Anda untuk lulus UKMPPD.
Jangan lupa bahwa imbangi diri Anda dengan kegiatan sosial dan
kegiatan fun lainnya!
Karena itu buku ini hanya berisi hal - hal penting dan kata kunci untuk
menjawab soal, superfisial namun esensial. Kami sangat berterima kasih jika
Anda membaca dan mempelajari buku ini sebelum bimbingan dimulai.
Tetapkan pada diri Anda bahwa Anda harus lulus UKMPPD. Selamat belajar!
KARDIOVASKULAR
Angina stabil tidak termasuk dalam ACS. Angina stabil muncul saat
beraktivitas, frekuensi dan berat nyeri relatif tetap sama, membaik dengan
istirahat / pemberian nitrat sublingual. Umumnya EKG tidak menunjukkan
kelainan yang bermakna.
Pemeriksaan penunjang
1. Foto toraks : kardiomegali, gambaran edema paru akut (bat-wing
appearance, Kerley-B lines)
2. Ekokardiogram : penurunan fraksi ejeksi (EF), gambaran hipokinetik
3. Laboratorium: Brain Natriuretik Peptide (BNP): meningkat
Tatalaksana medikamentosa :
ACE Inhibitor memperbaiki gejala dan Biasa diberikan pada NYHA II
menurunkan mortalitas – IV
Beta Bloker memperbaiki gejala dan Biasa diberikan pada NYHA II
menurunkan mortalitas – III.
Diberikan setelah ACE
inhibitor dan diuretik
ditolerir.
Diuretik tiazid untuk retensi Biasa diberikan pada NYHA II
ringan, furosemid untuk – IV dengan retensi cairan
retensi bermakna.
Biasanya lebih teprilih
furosemid.
Edema paru Keadaan dekompensasi fungsi ventrikel kiri secara cepat (akut).
akut
Etiologi tersering : infark miokard, aritmia, pasien tidak taat terhadap terapi
medikamentosa
Gejala dan tanda edema paru akut (acute lung edema) kongesti paru akut
misalnya : ronki basah basal paru, distensi vena-vena lehar karena sesak
berat.
Kondisi penyakit jantung bawaan ini jika tidak ditatalaksana makan akan dapat
berubah menjadi penyakit jantung sianosis, yang dikenal dengan istilah
sindroma eisenmenger).
Penyakit Pasien sianosis sejak lahir atau sesaat setelah lahir.
Jantung Tetralogy of Fallot (TOF)
Bawaan 1. Yang terjadi: stenosis pulmonal, VSD, overriding aorta, hipertrofi ventrikel
Sianotik kanan (ada 4/”tetra” patologi)
2. Saat serangan (tet spell): pasien jongkok
(Right to 3. Foto toraks khas : boot shape appearance
Left shunt)
Transposition of Great Arteries(TGA)
1. Arteri pulmonal keluar dari ventrikel kiri, aorta keluar dari ventrikel kanan.
2. Gambaran khas: oval-shaped heart
Farmakologi Anti-hipertensi :
1. ACE inhibitor (cth: captopril) : menurunkan aktivitas sistem renin-
angiotensin-aldosteron (RAAS). Pilihan utama pada HT yang disertai
dengan DM untuk mencegah terjadinya mikroalbuminuria dan komplikasi
gagal ginjal kronik.
Efek samping : batuk kering akibat peningkatan bradikinin bisa diganti
dengan ARB (cth: valsartan). Kontraindikasi : ibu hamil, stenosis arteri
renal bilateral.
2. Tiazid(contoh: hidroklorotiazid/HCT) Efek samping: hipokalemia,
hiperurisemia. Kontraindikasi relatif pada gout, dislipidemia, dan DM.
3. Beta bloker (propanolol): hambatan reseptor beta-1 jantung Efek
samping : bronkospasme. Kontraindikasi pada asma dan AV Blok. Beta
bloker selektif jantung : bisoprolol, karvedilol, atenolol.
4. Metildopa– bekerja secara sentral obat hipertensi terpilih pada ibu
hamil. Alternatif pada kondisi ibu hamil: nifedipin.
5. Calcium channel bloker golongan dihidropiridin (nifedipin) : Efek
samping: edema, flushing karena bersifat vaskuloselektif. Golongan
nondihropiridin (verapamil, diltiazem) : efek samping: bradikardi karena
dapat bekerja langsung di jantung.
Syok
Syok hipovolemik Kehilangan cairan (misal: resusitasi kristaloid 20
muntah, diare, cc / BB bolus cepat.
perdarahan).
Syok kardiogenik Gangguan pompa jantung kristaloid, inotropik
(dobutamin)
Syok hemoragik Perdarahan resusitasi kristaloid,
(secara teori Fraktur tulang panjang atasi perdarahan
merupakan bagian
dari syok
hipovolemik)
Syok anafilaktik reaksi anafilaksis epinefrin / adrenalin
(hipersensitivitas tipe 1) IM/SK , oksigen, steroid,
antihistamin
Syok sepsis fokus infeksi. kristaloid, antibiotik,
dopamin, norepinefrin
Syok neurogenik trauma spinal kristaloid,
metilprednisolon
Syok juga dapat timbul pada kelainan endokrin misal krisis adrenal maupun
koma hipotiroid.
Tamponade Terisinya ruang potensial antara jantung dan perikardium dengan cairan (atau
jantung darah = hemoperikardium).
repolarisasi atrium)
Gelombang T: repolarisasi
ventrikel
Langkah 5 Normal: 0,12 - 0,20 detik - berapa kotak kecil-kah Pemanjangan interval PR
Nilai ini?? dapat ditemukan pada
interval kondisi seperti AV blok
PR tipe I. Sementara
pemendekan interval PR
terjadi pada kondisi
sindroam pra-eksitasi,
seperti sindroma Wolff-
Parkinson-White (WPW)
Langkah 6 Normalnya, QRS dikatakan sempit: yakni 0,05 - 0,11 Perhatikan bentuk
Nilai (kira-kira berapa kotak kecilkah ini??) gelombang QRS, apakah
morfologi terdapat abnormalitas
QRS seperti Q patologis,
hipertrofi ventrikel kanan
dan kiri (lihat langkah 3 -
menentukan aksis QRS),
dan lebar-sempitnya QRS.
Langkah 7 Segmen ST normalnya isoelektrik. Elevasi atau depresi Terdapat kondisi lain yang
Nilai segmen ST dapat menggambarkan infark miokardium. mengakibatkan gangguan
segmen segmen ST, misalnya pada
ST perikarditis (ST elevasi
persisten di hampir seluruh
lead), dan LV-strain (akibat
terjadi pembesaran
ventrikel kiri secara
abnormal)
RESPIROLOGI
Tuberkulosis
Pemeriksaan Fisik: Demam (umumnya sub-febris, demam tidak terlalu tinggi, maupun keringat
malam), frekuensi napas meningkat, berat badan turun, suara napas bronkial/amforik/ronki
basah/suara napas melemah (umumnya di apeks paru).
Pemeriksaan Penunjang: Sputum BTA 3x SPS wajib dikerjakan, foto toraks berupa
infiltrat/kavitas di apeks paru.
Kondisi TB ekstra-paru: termasuk di antarnya limfadenitis TB, pleura, dan efusi pleura TB.
Pasien TB baru: sebelumnya tidak pernah berobat ATAUpernah menelanobat <28 hari (<1 bulan).
Jika pernah menelan obat >28 hari (>1 bulan), selanjutnya diklasifikasikan sebagi:
Kambuh: sebelumnya sudah dinyatakan sembuh, tetapi BTA kembali positif atau klinis kembali
positif.
Diobati kembali setelah gagal:pernah diobati, dinyatakan gagal pada pengobatan terakhir
Diobati kembali setelah putus berobat (lost-to-follow up): pernah diobati dan dinyatakan
lost-to-follow up (dahulu disebut dengan putus berobat / default)
Lain-lain: pernah diobati, hasil akhir pengobatan tidak diketahui
Jika riwayat penobatan tidak jelas, maka tergolong pasien dengan riwayat pengobatan tidak
diketahui.
Variasi Tipe Kasus, berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya
Contoh: jika pasien minum obat 3 minggu lalu berhenti, pasien ini masih termasuk kasus baru -
tidak mempertimbangkan hasil pemeriksaan
Kategori 1 : 2(RHZE)/4(RH)3. Diberikan untuk pasien TB paru kasus baru, yang terkonfirmasi
secara bakteriologis, klinis, maupun ekstraparu.
Kategori 2 : 2(RHZE)S /RHZE/5(RH)3E3. Diberikan untuk pasien BTA positif yang pernah diobati
sebelumnya, lalu: kambuh; gagal dengan OAT kategori 1; atau diobati kembali setelah putus obat
(lost-to-follow up)
*Minimal dilakukan dua kali pemeriksaan (S - P), dan dinyatakan positif jika minimal satu
diantaranya positif.
Jika pasien dalam pengobatan OAT kategori 1 lalu...
pemeriksaan BTA* negatif segera mulai tahap lanjutan,
akhir tahap ulang BTA bulan ke-5 dan akhir
awal(2 bulan)... pengobatan
Isoniazid neuropati perifer atasi dengan pemberian vit B6 100 mg/hari - sifat: bakterisidal
Rifampisin mewarnai urin jadi merah, memengaruhi efektivitas KB hormonal, interaksi dengan
obat anti-diabetik, gangguan menstruasi, flu-like syndrome, trombositopenia, skin rash, sesak
napas, anemia hemolitik - sifat: bakterisidal
Pirazinamid paling hepatotoksik, dapat meningkatkan kadar asam urat - sifat: bakterisidal
Etambutol buta warna dan gangguan penglihatan, neuritis perifer - hati-hati pada anak - sifat:
bakteriostatik
Streptomisin ototoksik dan nefrotoksik, gangguan keseimbangan, renjatan anafilaktik, anemia,
agranulositosis, trombositopenia - sifat: bakterisdal
OAT pada TB + hepatitis akut / klinis ikterik DITUNDA sampai hepatitis akut sembuh.
Pada hepatitis kronis, periksa faal hati sebelum mulai pengobatan. Jika SGOT/SGOT >3 x normal,
paduan yang bebas hepatotoksik dihindari.
TB dan Hepatitis
Setelah klinis normal dan lab mendekati normal: mulai obat yang paling tidak hepatotoksik, yakni
R, lalu 3-7 hari kemudian berikan H.Jika R dan /atau H bisa diberikan, hindari pemberian Z
karena paling hepatotoksik. Selalu evaluasi klinis dan lab. Apabila kemudian terbukti, bahwa:
Gangguan fungsi hati berat dan tidak dapat menerima salah satu dari R atau H, regimen akhir
menjadi 18-24 SE + satu obat fluorokuinolon selain siprofloksasin.
TIDAK BERBEDA, kecuali jika gula darah tidak terkontrol dapat diperpanjang sampai 9 bulan
Rifampisin mengurangi efektivitas sulfoniiluria (seperti glibenklamid)
TB dan DM
Tuberkulosis pada Anak
Gejala klinis TB pada anak tidak khas dan bakteri sulit ditemukan pada pemeriksaan BTA sehingga
digunakan sistem skoring TB anak.Anak didiagnosis TB jika jumlah skor >6 atau 6 dengan
klinis mendukung (Update 2014).
Diagnosis
Perhatikan bahwa pemeriksaan BTA bukan pemeriksaan utama pada anak, karena
gejala klinis batuk bukan gejala klinis utama pada anak, dan pada umumnya BTA negatif.
Perhatikan bahwa jika skor = 6, maka perlu pertimbangan gejala klinis lain sebelum
menentukan TB anak atau infeksi laten TB
(Update 2014).
Regimen pengobatanjika terdiagnosis TB (anak sakit TB, skor >6 atau 6 dengan klinis
mendukung): 2RHZ/4RH. Pada kasus berat dapat diberikan etambutol, misalnya pada kasus BTA
positif pada anak maupun meningitis TB.
Profilaksis primer (anak kontak TB tapi tidak sakit, dibuktikan dengan tuberkulin negatif): INH
5-10 mg/kgBB/hari selama 6 bulan.
Profilaksis sekunder (anak terinfeksi TB tanpa sakit TB, dibuktikan dengan tuberkulin positif
tapi skor TB tidak mencapai 6 atau secara klinis tidak sakit TB): INH 5-10 mg/kgBB/hari selama
6-9 bulan.
Terapi
Mulai dengan OAT, lalu setelah 2-8 minggu (setelah toleransi) lanjutkan dengan ARV. Dengan
demikian ARV diberikan tidak bergantung pada jumlah hitung CD4.
Asma
Anamnesis: Sesak napas, batuk berdahak biasanya kronik, mengi, ada faktor pemicu (pejamu:
riwayat atopi, lingkungan).
Pemeriksaan Fisik: Ekspirasi memanjang, wheezing, penggunaan otot bantu napas pada
serangan berat.
Pemeriksaan Penunjang: APE (arus puncak ekspirasi), lebih baik lagi dengan spirometri.
Diagnosis lengkap asma memerlukan klasifikasi asma dan serangan akut. Sebagai contoh: asma
persisten rengan dengan serangan sedang.
Diagnosis
Klasifikasi Asma
Reliever / pelega: Salbutamol inhalasi dan/atau ipratropium bromida. Bila tidak membaik, dapat
diberikan aminofilin IV. Pada serangan berat, dapat diberikan steroid IV.
Bila tercapai asma terkontrol, pertahankan terapi paling tidak 3 bulan, lalu turunkan bertahap
sampai mencapai terapi minimal. Pemantauan dengan kuesioner ACT (asthma control test).
Terapi
Pneumonia
Anamnesis: Batuk berdahak mukoid/purulen, sesak, demam tinggi, nyeri dada.
Pemeriksaan Fisik: Demam, takikardi, takipneu, sianosis, napas cuping hidung, retraksi
interkostalis, bagian dada yang sakit tertinggal, palpasi fremitus meningkat, perkusi redup,
bronkovesikular/bronkial/ronki basah halus/ronki basah kasar.
Pemeriksaan Penunjang: Foto toraks terdapat infiltrat/konsolidasi, leukositosis, sputum gram.
Diagnosis
Terapi
Bronkiolitis
Anamnesis: Pikirkan pada anak <2 tahun dengan episode mengi (wheezing) untuks pertama kali,
umumnya didahului dengan gejala ISPA bagian atas (batuk, pilek, subfebris/tanpa demam), sesak.
Pemeriksaan Fisik: Demam, sesak, ekspirasi memanjang, retraksi, wheezing/rhonki basah halus,
perkusi hipersonor.
Pemeriksaan Penunjang: Foto toraks normal/hiperinflasi paru dengan diameter anteroposterior
membesar pada foto lateral/konsolidasi tersebar.
Diagnosis
Oksigen
Cairan dan kalori yang cukup
Antibiotik (ampisilin, kloramfenikol, sefotaksim) boleh diberikan jika tanda infeksi sekunder
cukup jelas.
Bronkodilator (salbutamol inhalasi) - dapat diberikan, namun bukan pilihan utama
Terapi
Diagnosis Banding
PPOK
Anamnesis: Batuk berdahak, sesak, eksaserbasi akut, riwayat perokok >20 tahun.
Pemeriksaan Fisik: Wheezing, barrel chest, ekspirasi memanjang.
Pemeriksaan Penunjang: Spirometri FEV1 <80; foto polos gambaran emfisema (lebih lusen,
batas paru turun dan mendatar), jantung pendulum.
Diagnosis
Stop rokok.
Bronkodilator (salbutamol [beta agonis] dan ipratropium[antagonis muskarinik]-
ipratroprium adalah first choice dibandingkan dengan beta agonis pada kasus PPOK).
Steroid inhalasi.
Oksigen. Menjaga saturasi oksigen sampai kadar 88-92%.
Antibiotik (amoksiklav/doksisiklin/sefalosporin - untuk eksaserbasi akut dan tanda infeksi)
Terapi
Diagnosis
Udara yang masuk ke rongga pleura terjebak. Mediastinum terdorong ke kontralateral, vena besar
tertekan, mengakibatkan instabilitas hemodinamik.
Pengertian
Pemeriksaan Fisik: Sesak berat, takikardi, hipotensi, vena leher distended, trakea deviasi, suara
napas menghilang.Tanda vital atau hemodinamik tidak stabil.
Diagnosis
Torakosentesis (tusuk dengan jarum besar) di sela iga ke-2 garis midklavikula, lalu lanjutkan
dengan pasang WSD (seperti kasus pneumotoraks non-tension).
Terapi
Efusi Pleura
Cairan di dalam rongga pleura, biasanya disebabkan TB, bisa juga karena infeksi
lain/keganasan.Jika cairan berupa nanah/pus disebut dengan empiema.
Pengertian
Anamnesis: Nyeri dada saat bernapas, khas pleuritik (saat menarik napas misalnya).
Pemeriksaan Fisik: Pleural friction rub, fremitus melemah, perkusi redup, auskultasi suara napas
menurun.
Pemeriksaan Penunjang: Foto polos – sudut kostofrenikus tumpul. Mintakan foto lateral untuk
efusi pleura yang lebih minim.
Diagnosis
Pungsi pleura.
Cairan pleura dikultur dan tes resistensi. Pengobatan berdasarkan hasil kultur dan tes
resistensi.Jika berulang, pikirkan untuk pleurodesis (obliterasi ruang potensial pleura).
Terapi
GASTROINTESTINAL
GERD Refluks asam lambung karena sfingter esofagus bawah menutup tidak
adekuat.
Gejala khas : rasa terbakar di dada, hipersalivasi, mulut terasa asam. GERD
kronik dapat mencetuskan LPR (Laringo Pharyngeal Reflux) : suara serak, rasa
mengganjal di tenggorokan. Diagnosis sederhana dengan klinis dan dengan
kuesioner GERD-Q. Terapi empiris dengan PPI selama 2 minggu dengan gejala
yang membaik menegakkan diagnosis GERD. Jika ada fasilitas endoskopi,
dilakukan terutama pada pasien dengan tanda bahaya (turun BB, gangguan
menelan hebat, usia tua, dan lain-lain).
Tatalaksana :
1. PPI (omeprazol), atau ranitidin. PPI merupakan first choice.
2. Modifikasi faktor risiko : obesitas, pola makan, hindari pajanan
terhadap kopi, jangan langsung tidur setelah makan.
Ulkus Nyeri ulu hati berulang, dipengaruhi makanan. Bisa disertai hematemesis dan
peptikum melena (gastritis erosif) hingga penurunan berat badan.
Etiologi tersering : pemakaian kronik NSAID dan infeksi kronis Helicobacter
pylori
1. Ulkus duodenum : nyeri berkurang dengan makanan, sering terbangun di
malam hari
2. Ulkus gaster : nyeri bertambah dengan makanan
Tatalaksana : PPI (omeprazol) atau antagonis reseptor H2 (ranitidin).
Bila dicetuskan oleh infeksi H. pylori (urea breath test +), maka
tatalaksana : triple therapy dengan PAC (PPI + Amoksilin + Clarythromicin)
atau bila alergi amoksilin : berikan PMC (PPI + Metronidazol + Clarythromicin).
Sirosis Tanda sirosis (stigmata) : asites, palmar eritem, spider nevi, kaput medusa.
hepatis Etiologi tersering : hepatitis kronik (B dan C), alkoholisme
Komplikasi :
1. Ruptur varises esofagus hematemesis melena. Diagnosis pasti :
endoskopi. Tatalaksana : stabilisasi hemodinamik: cairan, NGT, pemberian
PPI, cairan vasopresor, obat-obatan penurun tekanan vena porta (okreotid,
somatostatin), hingga yang definitif berupa ligasi melalui fasilitas
endoskopi.
2. Ensefalopati hepatikum akibat peningkatan amonia dalam darah -
terjadi gangguan fungsi luhur hingga yang paling berat penurunan
kesadaran (koma hepatikum). Tatalaksana profilaksis: laktulosa dan
antibiotik.
3. Peritonitis bakterial spontan (SBP), akibat terjadi translokasi bakteri ke
cairan ascites
4. Hepatoma (hepatocellular carcinoma), tumor marker untuk hepatoma:
AFP (alfa-fetoprotein). Komplikasi akhir dari sirosis hepatis.
Diare Akut : < 7 hari, melanjut (prolonged) : 7-14 hari, persisten : > 14 hari
Pembeda berdasarkan etiologinya:
Diare cair, kekuningan Rotavirus Rehidrasi + zink
Diare lendir darah (disentri), Shigella (disentri Kotrimoksazol
Diare akut
Tanpa Klinis baik Terapi A
dehidrasi Rehidrasi oral setiap diare/muntah
Dehidrasi Anak rewel, Terapi B
ringan sedang haus, mata Rehidrasi oral 75 cc/BB/3 jam
cekung Alternatif lain :
1. Anak umur < 12 bulan :
rehidrasi parenteral 70 cc/ BB /
5 jam
2. Anak umur > 12 bulan :
rehidrasi parenteral 70 cc/BB/
2,5 jam
Dehidrasi Anak malas Terapi C
berat minum, turgor Rehidrasi parenteral
sangat lambat 1. Anak umur < 12 bulan :
rehidrasi parenteral 30 cc/ BB / 1
jam dilanjutkan dengan 70 cc/
BB / 5 jam
2. Anak umur > 12 bulan :
rehidrasi parenteral 30 cc/BB/ ½
jam dilanjutkan dengan 70
cc/BB/ 2,5 jam
Hepatitis Hepatitis A : akut, penularan fekal dan oral, serologi IgM anti HAV +
Hepatitis B : akut maupun kronik, penularan lewat darah maupun kontak
seksual, Hbs Ag +
Serologi hepatitis B :
HBsAg IgM anti IgG anti Anti HBs HBeAg
HBc HBc
Hepatitis B + + - - +/-
akut
Hepatitis B + - + - +
kronik
infeksius
Hepatitis B + - + - -
kronik non-
infeksius
Pasca - - - + -
imunisasi
Sembuh dari - - + + -
hepatitis B
Kolelitiasis Kolelitiasis
dan Faktor risiko : Fat, Forty, Fertile, Female. Secara klinis dapat dijumpai tanda
kolesistitis kolik bilier yang terutama dipengaruhi makanan berlemak.
Penunjang : USG abdomen
Kolelitiasi Koledoko
Kolesistitis Kolangitis
s litiasis
bisa positif,
Murphy’s
- - pasti + jika disertai
sign
kolesistisis
+ (low- + (high-
Demam - -
grade) grade)
Ikterus - + - +
*Murphy Sign: nyeri tekan kuadran kanan atas abdomen, terlebih saat
penderita menarik napas.
Kelainan Kondisi Apa yang dialami pasien? Temuan PF, lab, atau
kongenital radiologis?
pada Sistem Morbus Pasase mekonium terlambat Biopsi : aganglionik
Gastrointesti Hirschprung akibat segmen aganglionik, pleksus meissner dan
colok dubur menyemprot Auerbach
nal Anak
Stenosis pilorus Muntah menyemprot berisi String sign pada
bercak kopi, teraba massa pemeriksaan radiologi
epigastrium seperti
"zaitun"/olive
Atresia Hipersalivasi, tersedak pada Single bubble sign,
esofagus usia neonatus. Dapat gambaran coiling NGT
ditemukan riwayat pada pemeriksaan
polihidramnion pada ibu. radiologi
Atresia Muntah hijau (bilier) di usia Double bubble sign
duodenum awal kelahiran
Hernia Sesak, bising usus pada Gambaran udara usus di
diafragmatika auskultasi paru paru
Intususepsi Kolik perut, diare red currant Target sign, porsio like
jelly sign
Volvulus Distensi abdomen, Coffee bean appearance
kembung, muntah, bising
usus meningkat
NEFRO-UROLOGI
Gagal Ginjal Gagal ginjal akut: perburukan fungsi ginjal yang Pengertian
Akut dan cepat dan tiba-tiba, ditandai dengan oliguria/anuria,
Kronis peningkatan kreatinin. Biasanya disebabkan oleh
hipovolemik (karena nekrosis tubular akut).
Gagal ginjal kronis: penurunan fungsi ginjal dan
tanda kerusakan dalam imaging yang bertahan selama
3 bulan.
Hitung Klirens Kreatinin dari Kreatinine Serum: Diagnosis
...pada kasus Remisi: proteinuria (-) 3 hari berturut-turut dalam 1 Klasifikasi Kasus
sindroma minggu.
nefrotik, dapat Relaps: proteinuria (≥2+) 3 hari berturut-turut dalam
ditemukan 1 minggu.
istilah berupa... o Relaps jarang: relaps <2x dalam 6 bulan pertama
setelah respons awal atau <4x dalam periode
setahun.
o Relaps sering: relaps ≥2x dalam 6 bulan pertama
setelah respons awal atau ≥4x dalam periode
setahun.
Dependen steroid: relaps 2x berurutan pada saat
Fimosis Prepusium tidak dapat diretraksi, nyeri saat berkemih, perlu mengedan dan
ujung penis menggembung saat berkemih.
Tatalaksana : sirkumsisi
Parafimosis Preputium menjepit batang penis, saat teretraksi tidak dapat dikembalikan
lagi kegawatan. Tatalaksana : dorsumsisi.
Epispadia Orifisium uretra eksternum terletak di sisi dorsal (atas) penis. Kontraindikasi
untuk sirkumsisi karena kulit akan digunakan untuk rekonstruksi kelak.
BPH dan Gejala obstruksi (pancaran miksi lemah, miksi tidak lampias)
Adenokarsino Gejala iritasi (frekuensi, nokturia, urgensi)
ma Prostat Pemeriksaan fisik : Rectal touche pembesaran prostat konsistensi
kenyal, nyeri (-), nodus (-), pool atas tidak teraba. Penunjang USG.
Tatalaksana :
1. Alfa bloker (tamsulosin, terazosin)
2. 5-alfa-reduktase inhibitor (finasterid)
3. Bedah
Adenokarsino Lelaki paruh baya dengan keluhan sulit kencing, bisa disertai kakeksia.
ma prostat Pemeriksaan fisik khas : rectal touche prostat bernodul (+), keras
Penunjang : PSA, biopsi
Tatalaksana : bedah
Metastasis paling sering ke tulang.
Infeksi
saluran kemih Pielonefritis demam menggigil, keluhan antibiotik Intravena
kencing tidak terlalu dominan, (seftriakson)
urinalisis : nitrit +, leukosit
esterase +, nyeri ketok CVA +
Sistitis demam (-), keluhan kencing antibiotik oral
seperti disuria, frekuensi, dan (kotrimoksasol,
urgensi, nyeri tekan suprapubik siprofloksasin)
+.
Uretritis demam (-), disuria, frekuensi, antibiotik oral
nyeri tekan suprapubik (-). (kotrimoksasol,
siprofloksasin)
Prostatitis Demam (+), discharge (+), Antibiotik oral
nyeri kencing, rectal touche: (kotrimoksasol,
nyeri tekan prostat abses siprofloksasin)
(fluktuasi +)
Klasifikasi :
Non-komplikata: sistitis pada wanita tidak hamil.
Komplikata: ISK lainnya (termasuk wanita hamil dan pria).
Wanita hamil dengan asimtomatik bakteriuria perlu diterapi.
Pilihan : amoksisilin, sefalosporin, eritromisin.
HEMATOLOGI
Anemia
Anemia MCV << 1. Anemia defisiensi besi
mikrositik Feritin <<, TIBC >>, serum besi <<,
gambaran sel pensil.
Tatalaksana : suplementasi besi
Transfusi PRC (indikasi)
2. Anemia penyakit kronik
Feritin N / >>, TIBC <<
3. Thalasemia
Ikterik, organomegali, facies cooley,
gambaran sel target, penunjang :
elektroforesis Hb.
Tatalaksana : transfusi PRC, obat
pengikat besi.
Anemia MCV 1. Anemia karena perdarahan
normositik normal Namun, bila perdarahan berlangsung
lama mikrositik
2. Anemia aplastik
Pansitopenia, organomegali (-),
penunjang : pungsi sumsum tulang
(gambaran hipoplastik)
Anemia MCV >> Anemia defisiensi B12
makrositik Anemia defisiensi folat
ITP Petekia, purpura, biasa didahului infeksi virus sebelumnya.
Organomegali (-), trombositopenia (+). Tatalaksana : steroid. Splenektomi jika
tidak respons terhadap steroid.
Jika di soal mengarah ke hemofilia namun tidak jelas A atau B, pilih hemofilia
A karena prevalensi penyakit jauh lebih sering dibanding hemofiia B
IMUNOLOGI
Hipersensitiv Keadaan di mana terjadi intoleransi sistem imun tubuh terhadap antigen diri
itas (menyerang tubuh sendiri). Klasifikasi menurut Coombs and Gell*:
INFEKSI TROPIK
*) Pada pengobatan massal, jika menggunakanDECdiberikan dengan dosis 6 mg/kgBB/hari dan jika
menggunakanalbendazoldiberikan dengan dosis 400 mg dosis tunggal (anjuran WHO).
Alur diagnosis
Indikasi insulin :
1) DM T1
2) Kegawatan hiperglikemia
3) Alergi obat oral
4) DM gestasional
5) Gangguan fungsi ginjal
6) Tidak terkontrol dengan obat oral
2. Hipoglikemia
Etiologi tersering: sulfonilurea, insulin, asupan makan kurang.
Hipoglikemia gula darah < 60 atau gula darah < 80 + gejala
(berdebar, keringat dingin, sakit kepala, penurunan kesadaran).
Tatalaksana :
1. Bila sadar air gula
2. Tidak sadar D40 bolus 50 mL tiap 15 menit hingga sadar
dilanjutkan infus D10 / 8 jam. Observasi gula darah tiap jam.
Tiroid
Hipertiroid Hipotiroid
Peningkatan hormon tiroksin Penurunan hormon tiroksin
Berat badan <<, palpitasi, Berat badan >>, edema
tremor, berkeringat
TSH <<, fT4 fT3 >> TSH >>, fT4 fT3 <<
Etiologi : Etiologi :
Grave (struma difus toksik) Tiroiditis hashimoto
Khas : eksoftamul, bruit Khas : muka sembab
pada auskultasi struma
Mekanisme : autoimun yang Mekanisme : autoimun yang
menstimulasi TSH reseptor memblok enzim TPO
Tatalaksana : Tatalaksana :
PTU, beta bloker Levotiroksin
Hipotiroid lain :
1. Hipotiroid kongenital (kretinisme): perlu screening di usia 2 hari.
Tatalaksana dengan levotiroksin. Keterlambatan screening
mengakibatkan kretinisme (retardasi mental dan gangguan
pertumbuhan).
Bila memenuhi > 3 kriteria : perlu modifikasi gaya hidup untuk mencegah
risiko PJK, DM, dan kelainan metabolik lainnya di kemudian hari.
NEUROLOGI
Nyeri Jenis nyeri kepala primer yang sering dijumpai adalah: Mengenal
Kepala Tension Type Headache Variannya
(Headache) Migrain
Cluster Heahache
Tension Nyeri bilateral, rasa seperti tertekan dan diikat, lokasi Diagnosis
Type frontal dan oksipital.
Headache
Akut: Ibuprofen (DOC), aspirin, atau parasetamol Terapi
Preventif: Antidepresan trisiklik (mis. amitriptilin)
Dahi dan pipi tidak bisa digerakkan, kelopak mata tidak Diagnosis
bisa menutup (lagoftalmus), bibir tertarik ke sisi yang
sehat.
THT
Otitis Infeksi telinga luar (kanalis auditorius/liang telinga) akibat Definisi dan
Eksterna bakteri, jamur virus. Klasifikasi
Kasus
1. Otitis eksterna sirkumsripta: furunkel ("bisul") di
1/3 liang telinga bagian luar. Penyebab: S. aureus,
S. albus.
2. Otitis eksterna difusa: infeksi di 2/3 liang telinga
bagian dalam. Penyebab: Pseudomonas sp.
3. Otitis eksterna maligna: infeksi yang dapat
berkomplikasi hingga menyebabkan paresis n. VII
dan destruksi tulang temporal. Penyebab:
Pseudomonas sp. Faktor risiko: DM,
imunokompromais.
Otitis Media Biasanya kelanjutan dari OMA yang tidak mengalami Definisi
Supuratif resolusi secara sempurna. Misalnya: akibat infeksi
Kronik berulang, atau akibat penatalaksanaan kasus OMA yang
(OMSK) tidak adekuat.
Keluar sekret > 6 minggu (hilang - timbul atau terus Gejala klinis
menerus), membran timpani perforasi, dengan penurunan
pendengaran. Tidak ada nyeri.
Rinitis Alergi Dimediasi oleh IgE dan histamin. Alergen inhalan paling Etiologi
sering.
Bersin berulang, rinorea, hidung gatal (dominan), Gejala Klinis
kadang dapat diikuti konjungtivitis, hiposmia, dan post- dan Klasifikasi
nasal drip. Gejala pagi hari dominan.
PF: allergic shiners (stasis vena di bawah mata), crease
(garis di hidung), dan salute (gerakan menggosok-gosok
hidung). DItemukan mukosa edema yang pucat/livide,
sekret cair.
Menurut ARIA (Allergic Rhintis and Its Impact on Asthma),
dibagi menjadi:
Sifat berlangsungnya
1. Inetermiten (<4 hari/minggu atau <4 minggu)
2. Persisten (>=4 hari/minggu dan >=4 minggu)
Beratnya penyakit:
1. Ringan: tidak ada gangguan aktivitas,
berolahraga, maupun istirahat
2. Sedang-berat: ada gangguan aktivitas,
berolahraga, maupun istirahat
Skin prick test negatif, IgE RAST negatif, IgE dan Penunjang
eosinofil darah tidak meningkat.
Nyeri pada muka, sekret hidung yang purulen, sering Gejala klinis
turun ke tenggorok (post-nasal drip), disertai demam.
Benda Asing Benda asing dapat masuk ke saluran cerna (mulut - faring Definisi
Saluran - esofagus - hingga melewati esofagus). Kejadian ini
Cerna sering pada anak-anak.
OFTALMOLOGI
Konjungtiviti Mata merah, visus tidak menurun, tampak pelebaran Gambaran klinis
s pembuluh darah konjungtiva.
Retinopati Hipertensi
Gambaran pembuluh darah copper wiring dan av
crossing.
Retionpati Diabetik
Kadang disertai dengan floaters. Pada funduskopi dapat
digolongkan menjadi:
non-proliferatif (NPDR) dengan
mikroaneurisma, perdarahandot and blot, flame,
maupun cotton wool spot.
proliferatif dini (PDR) adalah NPDR ditambah
dengan neovaskularisasi.
proliferatif lanjut (PDR) adalah PDR dini
ditambah dengan perdarahan pada vitreous
hingga dapat terjadi ablasio retina.
Jika timbul pada anak usia sekolah, prestasi belajar yang Gejala Klinis
menurun, duduk di depan, memicingkan mata.
Visus turun pada salah satu mata, dan bagaimanapun Gejala Klinis
upaya koreksi tidak dapat mencapai visus normal
(6/6 atau lebih baik).
DERMATOLOGI
Pitiriasis rosea
Etiologi belum jelas. Gambaran makula eritematosa dengan skuama
halus di sekitarnya, dapat memiliki satu makula yang paling besar
(Herald patch), dikelilingi makula lebih kecil membentuk konfigurasi pohon
cemara terbalik. Tatalaksana dengan antihistamin (dan kortikosteroid potensi
sedang).
Dermatotera Salep adalah obat topikal dengan penetrasi terkuat, diperlukan untuk kasus
pi dermatosis yang disertai penebalan kulit (misal: liken simpleks kronikus).
Salep tidak untuk daerah berambut.
VENEREOLOGI
Duh Tubuh Gonorea (Neisseria gonorrhea), inkubasi 2-7 hari. Keluhan kencing
Pria bernanah, dengan atau tanpa nyeri berkemih (uretritis).
Penunjang: gram (diplokokus gram negatif seperti biji kopi) dari sampel
sekret uretra.
Tatalaksana:
Ceftriaxone 250 mg IM dosis tunggal atau Cefixime 400 mg PO dosis
tunggal untuk mengatasi infeksi Neisseria gonorrhea.
Harus dianggap pula menderita uretritis non-gonorea sehingga juga
diberikan azitromisin 1 gram PO dosis tunggal atau doksisiklin 2 x
100 mg PO selama 7 hari
Gonorea juga dapat menginfeksi wanita (sekret vagina), dan neonatus
(konjungtivitis gonorea dengan komplikasi sampai kebutaan).
Duh Tubuh Trichomoniasis: Trichomonas sp., dengan duh tubuh warna kehijauan berbau
Wanita busuk, tampak strawberry cervix. Tatalaksana dengan metronidazol 1 x 2
gram single dose.
Ulkus Sifilis (Treponema pallidum), ulkus soliter tidak nyeri dengan dasar relatif
Genital bersih.Perjalanan klinis: primer (ulkus di genitalia eksterna, soliter tidak nyeri
dengan perabaan keras = ulkus durum), sekunder (ruam multipel pada kulit,
mukosa, organ tubuh lain), laten (umumnya tanpa gejala klinis), dan lanjut
(gumma, neurosifilis, dan sifilis kardiovaskuler).
Diagonsis dengan mikroksop lapangan gelap atau serologi (non-spesifik:
VDRL/RPR, dilanjutkan spesifik: TPHA/FTA-ABS).
Penatalaksanaanstadium dini (primer, sekunder, laten dini <2 tahun) dengan
penisilin G benzatin 2,4 juta unit satu kali suntik; stadium lanjut (>2
tahun) adalah penisilin G benzatin 2,4 juta unit setiap minggu, selama 3
minggu berturut-turut.
PSIKIATRI
F1 Penggunaan zat
Opioid, stimulan, depresan
Penggunaan zat Intoksikasi: akiabt dosis berlebih, efek yang muncul Beda
sesuai dengan farmakologis obat. Misalnya: obat intoksikasi
golongan depresan (benzodiazepin) membuat menjadi dengan
rileks, tenang, nadi turun, nafas turun, tensi turun. withdrawal
Withdrawal: akibat penghentian obat secara tiba-tiba,
efek yang muncul berlawanan dengan farmakologis
obat. Misalnya: withdrawal obat golongan depresan
(benzodiazepin) membuat menjadi gelisah, tidak bisa
diam, takikardi, nafas cepat, dan tensi meningkat
F2 Skizofrenia
Skizofrenia Gejala positif: Halusinasi, waham Diagnosis
Gejala negatif: Menarik diri, perawatan diri buruk
Durasi: lebih dari satu bulan
Psikotik akut Gejala psikotik yang terjadi dalam waktu kurang dari
satu bulan
Depresi Gangguan suasana perasaan berupa mood yang turun, Konsep utama
berlangsung minimal dua minggu
Gejala paling utama:
MLM
M-ood turun
L-elah terus
M-inat hilang
Gangguan Rasa cemas yang menetap, lebih dari 6 bulan, tanpa Pengertian
cemas pemicu yang jelas. Seolah pasiennya khawatir akan
menyeluruh semua hal (mulai dari pekerjaan, keluarga, kondisi
negara, kondisi dunia, dll). Bisa dibilang kalau pasien
tidak pernah merasa tenang
PTSD (post Rasa cemas yang sering timbul setelah mengalami Pengertian
traumatic stress suatu kejadian (baik dirinya yang mengalami atau hal
disorder) yang menimpa orang lain misalnya anaknya),
disertainya adalah flashback (sering membayangkan
kembali)
Somatisasi Pasien datang dengan banyak keluhan fisik, yang tidak Pengertian
bisa dibuktikan pada saat pemeriksaan.
Kata kuncinya: ‘pasien koleksi gejala’
“Dok, saya sakit kepala, sakit perut, mual, kesemutan”
F7 Retardasi mental
Retardasi Penurunan kemampuan kognitif secara umum Definisi,
mental Ringan 50-74 pembagian
Sedang: 35-49 berdasar IQ
Berat: 20-34
Sangat berat: <20
REPRODUKSI
Hipertensi
dalam Penyakit Definisi
kehamilan Hipertensi kronik Hipertensi yang terdiagnosa sebelum
kehamilan atau sebelum usia gestasi 20
minggu.
Hipertensi gestasional Hipertensi yang terdiagnosa setelah usia
gestasi 20 minggu tanpa proteinuria.
Preeklamsia Hipertensi gestasional + proteinuria
Ringan :
- TD > 140/90, proteinuria +1
- Terapi : tirah baring, metildopa
Berat :
- TD > 160/ 110, proteinuria +3
- Oliguria, edema paru, gangguan
penglihatan, HELLP sindrom
- Terapi : nifedipin, MgSO4
Eklamsia Kejang pada pasien yang diketahui
mengalami preeklamsia
Terapi : MgSO4
Syarat pemberian :
- Refleks patela (+)
- Urin output > 0,5 cc/BB/ jam
- Depresi nafas (-)
- Antidotum Ca glukonas tersedia
Superimposed Hipertensi kronik + proteinuria
preeklamsia
Perdarahan
postpartum Diagnosis (ingat 4T) Tanda Terapi
Tone(atonia uteri) Uterus lembek, Cairan, masase fundus,
syok rangsang puting,
oksitosin.
Tear (robekan jalan Kontraksi baik, Hentikan sumber
lahir) plasenta lengkap perdarahan
Tissue (sisa jaringan) Plasenta tidak Keluarkan sisa jaringan
lengkap, terdapat
jaringan pada OUE
Trombosit (gangguan SINDROM HELLP Cairan, kompresi
koagulasi) (Hemolisis, bimanual, transfusi
elevated liver trombosit.
enzymes, low
platelet)
Infeksi (endometritis) Demam, sekret Cairan, Antibiotik,
vagina berbau, uterotonika
nyeri suprapubik
MUSKULOSKELETAL
Osteoartritis Nyeri saat berjalan, onset perlahan, inflamasi (-), Manifestasi Klinis
proses degeneratif.
Jumlah sendi yang terkena banyak (poli), sendi kecil
dan besar. Predileksi: pinggang, lutut, vertebra, CMC
1, DIP, PIP. Temuan khas: nodus Bouchard, nodus
Heberden.
Reumatoid Nyeri saat bangun pagi yang membaik dengan Manifestasi Klinis
Artritis aktivitas, onset perlahan, inflamasi (+), proses
autoimun.
Jumlah sendi yang terkena banyak (poli), sendi kecil.
Predileksi: MCP, PIP, pergelangan tangan, kaki,
pergelangan kaki. Temuan khas: deviasi ulnar, swan
neck, boutonniere.
Dapat ditemukan nodul SC, pulmonal, kardiak,
splenomegali.
Radiologi: Osteopenia, erosi. Pemeriksaan
Laboratorium: RF (+) (faktor reumatoid). Penunjang
Inisial: NSAID dan kortikosteroid. Terapi
Definitif: DMARD (obat terpilih: metotreksat).
Artritis Gout Nyeri mendadak, bengkak, onset akut, inflamasi (+), Manifestasi Klinis
penumpukan tofus.
Jumlah sendi yang terkena mono, sendi kecil dan
besar. Predileksi: MTP 1 (podagra), kaki,
pergelangan kaki, lutut. Temuan khas: kristal urat.
Dapat ditemukan tofus, bursitis olekranon, batu
ginjal.
NEONATOLOGI
Resusitasi
neonatus
Catatan : beberapa algoritma mulai menggunakan CPAP bila bayi tidak apnea,
tetapi terlihat dalam keadaan distress pernafasan.
Ikterik Ikterik menurut sumbernya :
1. Prehepatik : misalkan disebabkan oleh hemolisis
2. Intrahepatik : misalkan disebabkan oleh kerusakan hati (hepatitis)
3. Posthepatik : misalkan disebabkan oleh obstruksi (atresia bilier)
Ikterus setelah hari pertama sebagian besar fisiologis:
o terjadi pada bayi aterm (5-6 mg/dL)
o onset ikterus setelah 24 jam pertama
o puncak ikterus pada hari ke 3-5
o ikterus membaik dalam 1 minggu.
Ikterus yang bertahan >14 hari: sepsis, hipotiroid, atresia bilier (tinja
pucat/dempul).
Bilirubin indirek yang meningkat pesat risiko kerusakan otak (kernikterus).
Terapi
sinar dan
transfusi
tukar
Trauma
Lahir Meningkat Tatalaksana
Melintas
Ekstrakrani Pembengkaka kehilanga
i garis
al n ekstrakranial n darah
sutura
akut
Kaput Observasi
suksadenu Lunak, lekukan Ya Tidak
m
Sefal Observasi
Padat, tegang Tidak Tidak
hematoma
Vitamin K,
Hematoma
Padat berair ya Ya resusitasi
subgaleal
bila syok
Distres
pernafasan Penyakit Bayi prematur Rontgen : Stabilisasi
membran <34 minggu gambaran hemodinamik,
hialin retikulogranuler Surfaktan
Sepsis Ibu dengan Septik marker : Antibiotik
neonatorum faktor risiko Neutrofil empirik
(onset dini : <3 (pecah ketuban imatur/total (I/T (ampisilin +
Kelainan
genetik Sindrom down Trisomi 21 Retardasi mental, mongoloid face,
simian palmar crease
Sindrom 45 XO Perempuan, pendek, steril, webbed
Turner neck
Sindrom Cri Delesi kromosom Tangisan kucing
du chat 5
Sindrom Kelainan jaringan Ekstremitas panjang, aneurisma
marfan ikat aorta
Sindrom 47 XXY Laki-laki, atrofi testis, ginekomastia
Klinefelter
Sindrom 47 XYY Sering dihubungkan dengan
Jacobs perilaku agresif
Fenilketonuria Ketiadaan enzim Retardasi mental, kencing dan
yang mengubah keringat berbau menyengat, albino
fenilalanin
menjadi tirosin
(fenilalanin
hidroksilase)
Livor Mortis / Bercak atau noda besar merah kebiruan/merah ungu Pengertian
Lebam Mayat (livide) pada lokasi terendah tubuh mayat akibat
penumpukan eritrosit.
Mulai tampak 20-30 menit setelah meninggal, menetap
setelah 8-12 jam.
Rigor Mortis / Kekakuan otot yang terjadi setelah periode pelemasan/ Pengertian
Kaku Mayat relaksasi primer.
Mulai tampak setelah 2 jam, dari luar ke tengah,
lengkap setelah 12 jam, dipertahankan setelah 12 jam,
kemudian menghilang dalam urutan yang sama.
Derajat Luka Luka Ringandasar hukum Pasal 352 KUHP Klasifikasi Luka
Luka Sedang dasar hukum Pasal 351 (1), 353 (1)
Luka Beratdasar hukum Pasal 90 KUHP
Justice Tindakan yang memegang prinsip sama rata, tidak Konsep Utama
membeda-bedakan pasien atas dasar SARA, status
sosial, dll. Termasuk melindungi kelompok yang
rentan.
Efektivitas Tetapkan nilai efektifitas untuk setiap alternatif jalan Konsep Utama
Jalan Keluar keluar dengan memberikan angka 1 (paling tidak
efektif) sampai dengan angka 5 (paling efektif).
Prioritas jalan keluar: nilai efektifitasnya paling tinggi.
Efisiensi Jalan Tetapkan nilai efisiensi untuk setiap alternatif jalan Konsep Utama
Keluar keluar.
Biasanya dikaitkan dengan biaya (cost) yang
diperlukan untuk melaksanakan jalan keluar: makin
besar biaya yang diperlukan, makin tidak efisien jalan
keluar tersebut.
P = (M x I x V )/ C
Nilai P tertinggi: prioritas jalan keluar yang terpilih.
KODE ETIK Kode Etik Kedokteran Indonesia, 2012 Rangkuman
KEDOKTERAN Pasal 1: menjunjung tinggi dan menghayati pasal
INDONESIA sumpah dokter.
Pasal 2: pengambilan keputusan secara Silakan baca
profesional. kode etik
Pasal 3: tidak boleh dipengaruhi sesuatu kedokteran
yang menghilangkan kebebasan dan Indonesia
kemandirian profesi.
secara lengkap.
Pasal 4: perbuatan yang memuji diri
sebaiknya dihindarkan.
Pasal 5: persetujuan pasien/keluarga untuk
nasihat yang melemahkan daya tahan fisik
dan psikis.
Pasal 6: Berhati-hati dalam menerapkan
penemuan/pengobatan baru.
Pasal 7: Surat keterangan hanya jika
diperiksa.
Pasal 8: pelaynaan kompeten, dengan kasih
sayang.
Pasal 9: bersikap ujur.
Pasal 10: menghormati hak pasien, sejawat,
tenaga kesehatan lain.
Pasal 11: melindungi hidup makhluk insansi.
Pasal 12: aspek promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif, dan fisik-psiko-sosiio-kultural.
Pasal 13: kerjasama lintassektoral.
Pasal 14: tulus ikhlas untuk kepentingan
pasien, merujuk jika tidak mampu.
Relatives Risk
(RR)
RR = Σ KASUS DI KELOMPOK BERISIKO
A C
= :
A+B C+D
A C
:
A+C A+C AxD
= =
B D BxC
:
B+D B+D
Variabel Variabel Bebas (Independen) Konsep Utama
Variabel yang menyebabkan/memengaruhi
(faktor-faktor yang dimanipulasi).
Variabel Terikat (Dependen)
Variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas
hasil jadi (outcome).
Variabel Perancu
Variabel yang memengaruhi variabel bebas dan
variabel terikat. Sebagai contoh, jenis kelamin
merupakan variabel perancu pada penelitian
hubungan antara merokok dan penyakit jantung
koroner, karena jenis kelamin berhubungan
dengan merokok (misal: laki-laki lebih senang
merokok), dan jeis kelamin juga berhubungan
dengan variabel terikatnya (misal: laki-laki
umumnya lebih mungkin mengalami penyakit
jantung koroner).
A Positive Predictive
PPV = Value (PPV)
A+ B
Dari yang hasilnya positif, berapa yang benar-benar
sakit.
D Negative
NPV = Predictive Value
C +D (NPV)
Dari yang hasilnya negatif, berapa yang benar-
benar tidak sakit.
A Sensitivity
Se=
A+C
Dari yang sakit, berapa yang hasilnya positif.
D Spesificity
Sp=
B+ D
Dari yang tidak sakit, berapa yang hasilnya negatif.
Langkah:
No Lakukan.... Contoh
Contoh kasus di Apa uji hipotesis untuk menentukan apakah
samping. terdapat perbedaan antara kadar kolesterol
(data dalam mg/dl) penduduk di kota dengan
di desa?
1 Pastikan yang Soal ini ingin menentukan apakah kadar
diminta adalah uji kolesterol penduduk di kota berbeda
komparatif dengan di desa. Dengan demikian soal ini
akan "meng-compare". Ya, ini adalah uji
komparatif.
2 Tentukan variabel Dihipotesiskan bahwa kota/desa --> kadar
bebas dan kolesterol. Jadi:
tergantung variabel bebas: penduduk kota vs penduduk
desa
variabel tergantung: kadar kolesterol
3 Tentukan jenis Variabel bebas: kota vs desa
dan jumlah Jenis: kategorik
variabel bebas Jumlah kelompok: 2
4 Tentukan jenis Variabel tergantung: kadar kolesterol (dalam
variabel mg/dl)
tergantung Jenis: numerik
5 Tentukan apakah Data berpasangan hanya jika: data variabel
berpasangan/tida tergantung berasal dari individu yang sama
k berpasangan ATAU dilakukan matching. Jika tidak, maka data
tidak berpasangan.
Dalam kasus ini, data variabel tergantung dari
individu yang berbeda (tidak mungkin
penduduk di desa adalah penduduk di kota
secara bersamaan). Dengan demikian, ini
adalah tidak berpasangan.
6 Tentukan uji Lihat tabel di bawah ini
hipotesis yang Kategorik --> 2 kelompok --> numerik --> tidak
sesuai berpasangan.
Jawaban: T-unpair
Variabel tergantung
jenis tidak
berpasanga
Jumlah variabel bebas variabel berpasanga
n
tergantung n
nominal x2
McNemar
Mann
2 kelompok ordinal Wilcoxon
Whitney
Variabel numerik T-unpair T-pair
bebas: nominal x2 Cochran
kategorik Kruskal-
ordinal Friedman
>2 kelompok Wallis
Related-
numerik ANOVA
ANOVA
Uji Hipotesis Kenali dulu kedua konsep perbedaan antara korelasi dan regresi di bawah
2 ini:
Uji Korelasi Seberapa besar hubungan/korelasi antar-kelompok
(contoh: seberapa kuat Y berhubungan dengan X)
Uji RegresiPrediksi hasil dari variabel bebas (contoh: jika variabel X
nilainya sekian, berapa nilai variabel Y?)
Variabel
Jenis Uji Hipotesis
Tergantung
Ordinal Spearman
Korelasi
Numerik Pearson
Regresi
Nominal
logsitik
Numerik 1
Regresi Regresi linear
variabel
Numerik >1 Regresi
variabel multipel
Contoh:
Dokter bersuku Jawa (budaya berkata halus) merasa
tertekan untuk menjelaskan keadaan penyakit
kepada pasien bersuku Batak (budaya berkata
keras).
tahun).
6. Keluarga dengan dewasa muda (anak pertama
mulai meninggalkan rumah hingga anak terakhir).
7. Keluarga paruh-baya (tidak ada anak tinggal
serumah hingga masa pensiun).
8. Aging family members (masa pensiun hingga
kematian).
Rate
JUMLAH PENDERITA YANG SAKIT
DISEASE ATTACK RATE =
JUMLAH POPULASI BERISIKO
Perhatian:
Jumlah populasi hanya untuk pasien yang masih potensial terkena.
Pada penyakit yang hanya satu kali terkena, misalnya campak.
Kami senantiasa terbuka dengan masukan Anda terkait sekilas materi. Jika Anda memiliki
kritik, saran, dan masukan yang konstruktif bagi sekilas materi, silakan sampaikan
kepada pengajar Anda atau silakan hubungi kami melalui email
padiukdi@gmail.com.
TRYOUT 0
1 Tn. Sonar, 38 tahun, datang kepada Anda dengan keluhan sering merasa tidak
enak di dada sebelah kiri setiap kali habis naik-turun tangga. Keluhan sejak 3
bulan terakhir, berlangsung selama 5 menit dan membaik dengan istirahat. Anda
kemudian melakukan pemeriksaan EKG, dan didapatkan bahwa hasil EKG normal.
Diagnosis Tn. Sonar kemungkinan adalah...
A. Angina pektoris stabil
B. Unstable angina pektoris
C. STEMI
D. NSTEMI
E. Gagal jantung kongestif
2 Ny. Desi, 52 tahun, datang ke dokter karena sesak napas yang menggangu
aktivitas. Jika naik tangga ia merasa kehabisan napas. Beberapa bulan terakhir
harus tidur dengan 2-3 bantal, dan sering terbangun. Pasien punya riwayat darah
tinggi yang tidak diobati. DM, penyakit jantung sebelumnya disangkal. Berikut ini
yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah pasien, kecuali...
A. diuretik
B. oksigen
C. morfin
D. posisi 1/2 duduk
E. levodopa
3 Tn. Bram, berusia 65 tahun, dibawa keluarganya karena tidak sadar secara
mendadak. Dari pemeriksaan tekanan darah didapatkan tekanan darah 220/160
mmHg, frekuensi nadi 100 kali/menit, frekuensi napas 22 kali/menit. Didapatkan
pada CT scan perdarahan intraserebral. Tatalaksana untuk hipertensi yang
paling tepat untuk pasien ini adalah...
A. nikardipin intravena
B.klonidin intravena
C. propanolol per-oral
D. tiazid per-oral
E. simvastatin per-oral
4 An. Doni, 5 tahun, dibawa ke IGD dengan keluhan diare sejak 10 jam yang lalu.
Diare 8x bewarna kuning. Buang air kecil sekitar 5 jam yang lalu. Anak tampak
mengantuk, tidak mau minum, disertai pula mual dan muntah. Hasil pemeriksaan
ditemukan kesadaran apatis, TD 70/60mmHg, frekuensi nadi 132x/menit, frekuensi
napas 26x/menit. Tugor kulit sangat turun, perut cembung, mukosa mulut kering,
mata sangat cekung, akral dingin. CRT>3 detik. Apa diagnosis pasien
tersebut?
A. Syok kardiogenik
B. Syok hipovolemik
C. Syok anafilaktik
D. Syok hemoragik
E. Syok neurogenik
5 Tn. Brastyo, 58 tahun, ditemukan tidak sadar di tepi jalan. Paramedis kemudian
datang meraba nadi karotis, hasilnya tidak ada. Kemudian ia melakukan rekaman
EKG dengan hasil sebagai berikut:
6 Tn. Ridwan, usia 43 tahun, datang berobat dengan keluhan batuk lebih dari 3
minggu. Keluhan disertai dengan penurunan berat badan. Pemeriksaan BTA
sputum 2x menunjukkan hasil (+), rontgen toraks didapatkan infiltrat pada apeks
paru. Riwayat mendapatkan pengobatan TB disangkal pasien. Regimen apa
yang tepat diberikan kepada pasien?
A. 2RHZE/4(RH)3
B. 2RHZES/RHZE/5(RHE)3
C. 2RHZ/4RH
D. RHZE
E. 4RHZES
7 Anak Ahmad, 2 tahun, dibawa ke dokter dengan keluhan BB tidak kunjung naik
dan tampak kurus. Anak belum bisa berjalan, PB 73 cm, BB 8,5 kg. Ayah pasien
BTA positif. Dokter memutuskan untuk melakukan tes mantoux dan hasilnya
positif. Berdasarkan skoring TB, di antara pilihan berikut yang paling
meningkatkan kemungkinan anak terdiagnosis TB paru berdasarkan skor
TB anak adalah...
A. gizi buruk
B. kontak dengan BTA positif
C. foto rontgen paru yang sugestif TB
D. limfadenopati generalisata
E. ditemukan destruksi pada vertebra torakalis
8 Tn. Panjul, usia 26 tahun, datang dengan keluhan sesak yang disertai bunyi ngik-
ngik. Saat serangan pasien masih dapat tidur terlentang dan pasien masih dapat
berbicara kalimat. Dalam 3 bulan terakhir, pasien mengalami serangan 3x dalam
seminggu tapi masih dapat diatasi dengan obat asma yang dibelinya dari warung.
9 Ny. Sari, usia 34 tahun datang dengan tanda-tanda hipertiroid. Pada pemeriksaan
fisik, didapatkan eksoftalmus, tiroid membesar dan kenyal, takikardi. Lab TSH
menurun, T4 meningkat. Apa diagnosis yang paling mungkin?
A. Goiter non toksik
B. Penyakit Graves
C. Tiroiditis Hashimoto
D. Adenoma folikular tiroid
E. Kista tiroid
10 Tn. Julio, usia 45 tahun, tertusuk pisau di dada kanan. Napas cepat dan tampak
sesak berat, gerakan dada kanan tertinggal, trakea bergeser ke kiri, perkusi
hemitoraks dekstra hipersonor, suara paru kanan berkurang. Tanda vital tidak
stabil.Tindakan apa yang harus segera dilakukan?
A. Pemberian oksigen sungkup
B. Resusitasi jantung paru
C. Foto rontgen thorax
D. Head-tilt dan chin-lift
E. Needle decompression
11 Tn. Sule, usia 47 tahun, sehari-hari bekerja sebagai tukang bangunan mengeluh
muntah dan kembung. Pasien mengaku sering keluar benjolan pada lipat paha
yang bisa masuk kembali jika berbaring sejak 4 tahun yang lalu. Baru sejak tadi
pagi benjolan tidak dapat kembali. Apakah diagnosis kasus di atas?
A. Hernia inkarserata
B. Hernia inguinalis reponibilis
C. Hernia femoralis
D. Hernia direk ireponibilis
E. Hernia strangulata
12 Bayi Joanna, usia 5 bulan, mengalami diare sejak 4 hari yang lalu. Sejak kemarin
BAB sampai 6x sehari. Bayi ASI eksklusif, menurut ibu masih minum seperti biasa.
Dari pemeriksaan ditemukan ubun-ubun datar, turgor kembali cepat, perut
kembung, dan anus kemerahan.Terapi yang tepat adalah....
A. Terapi B+lanjutkan ASI+ tunda pemberian Zinc
B. Terapi B+lanjutkan ASI+pemberian Zinc 10 mg/hari slm 10-14 hari
C. Terapi A+ hentikan ASI sampai diare sembuh+ zinc 10 mg/ hari slm 10-14 hari
D. Terapi B+ hentikan ASI sampai diare sembuh+ zinc 10 mg/ hari slm 10-14 hari
E. Terapi A+lanjutkan ASI+pemberian Zinc 10 mg/hari slm 10-14 hari
13 Tn. Hercules, 42 tahun, datang ke dokter dengan keluhan muntah darah sebanyak
2 kali. Darah warna merah-kehitaman, jumlah sekitar 300 cc. Sejak 6 bulan yang
lalu, pasien mengatakan perut makin membesar dan badan terasa lemas terus.
Riwayat sakit kuning sebelumnya disangkal. Pasien gemar mengonsumsi alkohol.
Pada PF ditemukan ascites, hepar sulit dinilai. Tanda vital stabil. Diagnosis
pasien ini adalah...
A. ruptur Mallory-Weiss
B. pecah varises esofagus e.c hipertensi porta
C. gastritis erosiva
D. adenokarsinoma kolon
E. ileus obstruksi
14 Ny. Henny, usia 35 tahun, mengeluh nyeri perut disertai mual muntah sejak 2
minggu yang lalu. Pasien tidak nafsu makan, perut terasa begah. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal, sklera ikterik, dan
hepatomegali. Pada pemeriksaan marker hepatitis diperoleh HBsAg +, HBeAg +,
dan IgM Anti HBc +. Makna pemeriksaan marker hepatitis pasien ini adalah
…
A. Hepatitis B kronis
B. Hepatitis B akut dan infeksius
C. Pasien menderita Hepatitis B dan Hepatitis E
D. Pasien dulu pernah Hepatitis B dan pernah imunisasi Hepatitis B
E. Hepatitis B carrier dan mendapatkan imunitas
15 Tn. Nanda, 48 tahun, mengeluhkan muncul benjolan dari anus. Benjolan sejak 3
bulan lalu, namun kemarin benjolan keluar dan tidak dapat masuk dengan sendiri.
Saat dokter coba memasukkan, benjolan dapat masuk. Diagnosis pasien ini
adalah...
A. prolaps ani
B. hemoroid grade I
C. hemoroid grade II
D. hemoroid grade III
E. hemoroid grade IV
17 An. Alfonsius, usia 8 tahun, datang dengan keluhan urin berwarna gelap,
sebelumnya pasien menderita demam dan sakit tenggorokan, dari pemeriksaan
BP 136/94, muka sembab, edema pretibial, urinalisis: eritrosit (+) penuh,
leukosit(+). Diagnosis yang mungkin adalah...
A. Sindrom nefritik akut
B. Nefrolitiasis
C. Pielonefritis
D. Sindrom nefrotik
E. Hidronefrosis
18 Tn. Riko, 40 tahun datang dengan keluhan. Badan demam, menggigil serta nyeri
pada pinggang kiri hilang timbul. Pada pemeriksaan fisik didapatkan demam
38,9oC, disertai nyeri ketok kostovertebra kiri. Pada pemeriksaan urin sedimen
eritrosit negatif, leukosit esterase (+), nitrit (+). Diagnosis pasien ini adalah?
A. Nefrolitiasis
B. Pielonefritis akut
C. Sistitis
D. Glomerulonefritis akut
E. Uretritis
19 An. Tison, berusia 6 tahun diantar oleh orang tuanya dengan benjolan pada ujung
penis. Saat diperiksa frenulum penis melingkar di bawah glans penis dan tidak
dapat dikembalikan. Apakah kemungkinan diagnosis pada pasien ini?
A. Parafimosis
B. Hipospadia
C. Fimosis
D. Epispadia
E. Striktur uretra
20 Tn. Prasojo, usia 74 tahun, datang dengan keluhan tidak bisa BAK sejak 1 hari
sebelumnya, riwayat seperti ini sebelumnya disangkal, sebelumnya kencing
normal dan tidak ada riwayat trauma. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien
tampak kesakitan. Didapatkan bulging dan nyeri tekan suprapubik. Setelah
dilakukan kateterisasi dan colok dubur didapatkan prostat teraba membesar,
konsistensi kenyal, permukaan rata. Apakah diagnosis pasien tersebut?
A. Benign prostate hypertrophy
B. Adenokarsinoma prostat
C. Prostatitis
D. Abses prostat
E. Adenokarsinoma buli-buli
21 Tn. Abu, usia 55 tahun, datang ke IGD dengan nyeri pada punggung atasnya sejak
3 hari yang lalu, nyeri dirasakan hilang timbul. BAK lancar namun sedikit
berkurang dan tidak ditemukan demam. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri
ketok kostovertebra (+), urin berwarna kekuningan, ureum 50, kreatinin 1.4, kristal
oksalat +3, endapan leukosit 2-4/LPB. Pada pemeriksaan foto abdomen didapatkan
gambaran radioopak seperti tanduk rusa di paravertebra setinggi lumbal 2-3.
Apakah diagnosis pasien diatas?
A. Nefrolitiasis
B. Ureterolitiasis
C. Sistitis
D. Pankreatitis
E. Uretrolitiasis
22 Tn. Miko, usia 40 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan badan lemas sejak
2 minggu yang lalu. Ia sering merasakan nyeri pada ulu hati. Diketahui riwayat
konsumsi jamu pegal linu sejak 2tahun belakangan, dan 1 bulan terakhir sering
BAB warna hitam. Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva pucat, nyeri
tekan epigastrium. Pemeriksaan laboratorium: Hb 6 g/dl, leukosit 2100/mm 3. Apa
pemeriksaan selanjutnya yang perlu dilakukan untuk menentukan jenis
anemianya?
A. Biopsi sumsum tulang
23 An. Soni, laki-laki, usia 3 bulan datang diantar oleh ibunya ke RS dengan keluhan
perdarahan pada bekas suntikan pasca imunisasi Hepatitis B. Perdarahan muncul
setelah beberapa menit suntikan diberikan setelah sebelumnya sempat berhenti.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan anak tampak rewel, pernapasan 40x/menit,
nadi 130x/menit, dan suhu afebris. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan
trombosit 350.000/mm3, BT normal, CT meningkat, PT normal, APTT meningkat,
kadar aktivitas FVIII 2%, dan kadar aktivitas FIX normal. Apakah kemungkinan
diagnosis pasien ini?
A. Von Willebrand Disease
B. Hemofilia A
C. Hemofilia B
D. Defisiensi Vitamin K
E. DIC
24 Tn. Ronaldinho, berusia 28 tahun, datang dengan keluhan demam dan diare
kurang lebih 2 minggu. Pasien juga mengeluh berat badan berkurang drastis.
Semula berat badan pasien 70 kg namun saat ini beratnya hanya 58 kg. Pasien
mengatakan hal itu karena nafsu makannya berkurang sejak 3 bulan terakhir.
Pasien menjalani pola hidup bebas, tetapi penggunaan jarum suntik disangkal. BTA
sputum (-), Anti HIV (+) dalam tiga kali pemeriksaan. Stadium klinis HIV
manakah yang sesuai dengan kondisi pasien saat ini?
A. Stadium 1
B. Stadium 2
C. Stadium 3
D. Stadium 4
E. Stadium belum dapat diklasifikasikan
25 Tn. Somad, 38 tahun, datang dengan keluhan sakit kepala. Perut dirasakan tidak
enak dan belum BAB sejak 3 hari yang lalu. Pasien mengeluhkan demam yang
tidak terlalu tinggi, sejak 2 minggu yang lalu. Komplikasi yang paling
dikhawatirkan pada pasien ini adalah...
A. syok anafilaktik
B. peritonitis umum akibat perforasi
C. kejang demam
D. perdarahan intrakranial
E. sirosis hepatis
26 An. Dimas, berusia 12 tahun, datang dibawa RS dengan keluhan mimisan 1 jam
yang lalu. Sebelumnya, pasien mengalami demam sejak 3 hari yang lalu. Pada
pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 17 g/dl, hematokit 49%, leukosit 4,500/μl,
trombosit 46.000/μl, IgM anti-dengue (-), IgG anti-dengue (+), uji Widal titer O 1/80
dan titer H 1/80, AO (-), AH (-), BO (-), BH (-). Apa kemungkinan penyakit yang
diderita pasien?
A. Demam Berdarah Dengue
B. Leptospirosis
C. Malaria
D. Demam Tifoid
E. Demam Dengue
27 Ny. Andrea, 32 tahun, datang dengan keluhan BAB berdarah sejak 3 hari yang lalu.
Diketahui sebelumnya ia makan makanan yang tidak terlalu bersih. Pada analisa
tinja ditemukan tinja dengan darah (+). Tatalaksana terbaik pada pasien ini
adalah...
A. amoksisilin PO
B. kotrimoksasol PO
C. ceftriakson intravena
D. eritromisin PO
E. vankomisin intravena
28 Nn. Nina, 22 tahun, datang dengan keluhan demam berselang 3 hari. Keluhan
lainnya ia juga mengalami nyeri kepala, berkeringat, dan satu minggu yang lalu
pergi ke Papua selama 1 minggu. Ia telah diperiksa menggunakan rapid test dan
didiagnosis mengalami malaria. Kemungkinan penyebab malaria dalam
kasus ini adalah Plasmodium jenis?
A. Malariae
B. Vivax
C. Ovale
D. Falciparum
E. Belum dapat ditentukan
29 An. Koko, 4 tahun, terlihat sering menggaruk bagian anus setiap kali tidur.
Diagnosis pasien ini adalah...
A. askariasis
B. taeniasis
C. enterobiasis
D. bilharziasis
E. amoebiasis
30 Tn. Samuel, usia 42 tahun, mengeluh sering mengantuk sejak 1 bulan terakhir.
Pasien juga merasa berat badannya cenderung turun. Diakui pasien, akhir-akhir ini
pasien merasa sering lapar, sering haus, dan sering kencing. Pada pemeriksaan,
pasien tampak gemuk. Ditemukan hasil GDS 230 mg/dl. Diagnosis pasien ini
adalah...
A. DM tipe 2
B. Gula darah puasa terganggu
C. Toleransi glukosa terganggu
D. Diagnosis belum tegak sebelum melakukan pemeriksaan GDS ulang
E. Diagnosis belum tegak sebelum melakukan pemeriksaan TTGO
31 Ny. Lita, 39 tahun, datang dengan keluhan rahang bawah kiri terasa nyeri saat
makan maupun dengan perabaan. Nyeri terasa seperti ditusuk. Keluhan ini sudah
dirasakannya selama tiga tahun. Pasien sudah diperiksa dokter gigi dan tidak ada
kelainan. Riwayat sakit cacar disangkal. Pada pemeriksaan MRI juga tidak
ditemukan kelainan. Diagnosis yang paling tepat adalah?
A. Cluster headache
B. Migraine
C. Tension type headache
D. Trigeminal neuralgia
E. Post-herpetic syndrome
32 Ny. Nani, berusia 68 tahun, datang dengan dengan keluhan tiba-tiba terjatuh saat
sedang membersihkan rumah karena mengalami sakit kepala hebat. Dalam
perjalanan ke rumah sakit, pasien mengalami muntah menyemprot serta
penurunan kesadaran. Pada pemeriksaan fisis didapatkan kesadaran pasien sopor
dengan TD 220/120 mmHg. Kaku kuduk (-). Pada CT scan didapatkan lesi
hiperdens pada lobus frontal. Diagnosis yang tepat pada pasien adalah?
A. Stroke Iskemik
B. Stroke Hemoragik
C. Transient Ischemic Attack (TIA)
D. Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND)
E. Perdarahan subaraknoid
33 An. Shinta, 5 tahun, datang karena mengeluhkan telinga yang sakit. Sejak 1
minggu lalu ia batuk-pilek yang tidak kunjung sembuh. Pada PF: tidak ditemukan
sekret, ditemukan membran timpani hiperemis. Tatalaksana terbaik untuk
Shinta adalah...
A. pemberian dekongestan oral
B. pemberian antibiotik oral
C. timpanosentesis
D. pemasangan pipa Grommet
E. melakukan tes audometri
34 An. Jaya, usia 6 tahun, dibawa ibunya ke dokter dengan keluhan tidak mau makan.
Sehari-harinya pasien hanya tidur di kamar dan malas makan. Pada pemeriksaan
fisis tampak anak sangat kurus, atrofi otot dan lemak di kedua lengan dan tungkai,
rambut mudah tercabut, serta perut membuncit. Apakah diagnosis yang tepat
pada kasus ini?
A. Gizi kurang
B. Gizi baik
C. Gizi buruk kwashiorkor
D. Gizi buruk marasmus
E. Gizi buruk marasmik-kwashiorkor
35 Tn. Ali, 65 tahun, datang dengan keluhan pandangan kabur perlahan sejak 2 bulan
yang lalu. Ia merasa penglihatannya seperti berkabut. Pada pemeriksaan
didapatkan visus OD 5/60 OS 2/60; lensa kedua mata keruh, shadow test negatif
pada kedua mata. Riwayat hipertensi maupun diabetes disangkal. Diagnosis
yang tepat untuk pasien tersebut adalah...
A. Katarak imatur
B. Katarak matur
C. Retinopati diabetik
D. Retinitis pigmentosa
E. Retinopati hipertensi
36 Ny. Sharini, 48 tahun, datang karena pandangan mata kiri mendadak kabur,
disertai mata merah dan nyeri di belakang mata yang berdenyut. Ini adalah
keluhan pertama. Pada PF ditemukan edema kornea dan pupil OS yang tidak
bereaksi terhadap cahaya. Terdapat riwayat darah tinggi pada pasien. Diagnosis
pasien ini adalah...
A. cluster headache
B. edema otak
C. glaukoma akut
D. glaukoma kronik
E. retinopati hipertensi
37 Tn. Amir, 21 tahun, datang kepada Anda karena terdapat bercak gatal di
selangkangan kiri. Awalnya muncul sejak 3 minggu yang lalu, namun semakin
lama semakin gatal. Pada PF ditemukan plakat dengan tepi yang tampak lebih
aktif. Pada pemeriksaan KOH, yang dapat ditemukan adalah...
A. hifa sejati panjang bersekat
B. hifa pendek bersekat
C. blastospora
D. hifa pendek tidak bersekat dengan gerombolan spora
E. spora multipel
39 Tn. Donny, 28 tahun, mengeluhkan rasa panas saat BAK. 3 hari yang lalu sempat
mengeluarkan seperti nanah dari ujung penis. Riwayat berganti pasangan seksual
(+). Penatalaksanaan yang tepat untuk pasien adalah...
A. cefixime 400 mg PO dosis tunggal
B. azitromisin 1 gram PO dosis tunggal
C. cefixime 400 mg + azitromisin 1 gram PO dosis tunggal
D. ciprofloksasin 2 x 500 mg PO selama 14 hari
E. doksisiklin 2 x 100 mg PO selama 14 hari
D. Psikotik Akut
E. Gangguan Panik
42 Ny. Donita, 37 tahun, G1P0A0 dirujuk dari bidan kepada Anda karena tekanan
darah tinggi. Saat ini usia kehamilan 38 minggu. TD 180/110. Riwayat kejang
disangkal. Proteinuria (+++). Saat usia kehamilan 11 minggu tekanan darah
pasien 150/100 mmHg. Diagnosis pasien ini adalah...
A. preeklampsia ringan
B. preeklampsia berat
C. superimposed preeklampsia
D. hipertensi dalam kehamilan
E. hipertensi kronik
43 Ny. Sulastri, 38 tahun, baru saja melahirkan anak ketiga (P3A0), kemudian saat
melahirkan plasenta, keluar darah dari jalan lahir yang tidak berhenti. Uterus
teraba lembek. Tidak terlihat massa dari jalan lahir. Diagnosis pasien ini yang
paling mungkin adalah...
A. robekan porsio
B. ruptur perineum
C. atonia uteri
D. sisa jaringan plasenta
E. inversio uteri
44 Anda menolong persalinan bayi dengan usia gestasi 30 minggu. Ketika ketuban
pecah tampak air ketuban keruh. Saat lahir bayi tidak menangis. Setelah bayi
diposisikan, dikeringkan, dan dihangatkan, didapati frekuensi jantung bayi 84 kali
per menit. Tindakan apa yang Anda lakukan selanjutnya?
A. Lakukan kompresi dada
B. Berikan epinefrin intravena
C. Pasang kateter umbilikal
D. Berikan ventilasi tekanan positif
E. Berikan dekstrosa 10%
45 Bayi Tri, berusia 4 hari datang keluhan terlihat kuning sejak kemarin. Pada
pemeriksaan didapatkan sklera ikterik, ikterik sampai dada, tampak aktif masi
mau menyusu walaupun jumlah ASI masih sedikit, golongan darah ibu dan bayi
keduanya O Rh (+). Bil total: 11,5. Apa diagnosis yang paling mungkin pada
bayi ini?
A. Breastmilk jaundice
B. Breastfeed jaundice
C. Atresia bilier
D. Hepatitis neonatal
E. Sepsis neonatorum
46 Polisi membawa jenazah pria dewasa muda tidak dikenal yang terlibat dalam
tawuran. Pada pemeriksaan, ditemukan lima luka tusuk di daerah toraks terutama
di sela iga 3-5 dan pakaian korban bersimbah darah. Apa kemungkinan
mekanisme kematian pada kasus ini?
A. Pembunuhan
B. Perdarahan
C. Luka tusuk
D. Luka tembak
E. Tidak dapat dijelaskan
47 Pada Puskesmas kecamatan Kao Teluk terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) berupa
kasus diare meningkat hingga dua kali dari bulan sebelumnya. Ditemukan juga
seorang bayi meninggal karena diare. Kepala Puskesmas berencana melakukan
penentuan diagnosis komunitas dalam menghadapi KLB tersebut. Apakah
langkah pertama kali yang dilakukan dalam pembuatan diagnosis
komunitas?
A. Mencari masalah yang ada di daerah tersebut
B. Menentukan perencanaan tindakan
C. Menentukan alternatif pemecahan masalah
D. Memilih alternatif pemecahan masalah
E. Melaksanakan intervensi
48 Dokter Soni akan melakukan penelitian faktor risiko tentang penyakit multipel
sklerosis dengan riwayat konsumsi makanan yang mengandung alkohol. Desain
penelitian yang paling tepat adalah...
A. case control
B. cohort
C. eksperimental
D. cross sectional
E. uji diagnostik
49 Anda ingin melakukan pengujian terhadap kuesioner depresi yang baru Anda
kembangkan. Baku emas untuk diagnosis adalah wawancara psikiatri oleh
psikiater. 100 pasien terdiagnosis depresi oleh psikiater dan kuesioner baru Anda
menemukan 60 pasien depresi. Sementara dari yang tidak terdiagnosis depresi
oleh psikiater, kuesioner baru Anda menghasilkan 150 pasien tidak depresi.
Berapakah sensitivitas alat ukur Anda?
A. 40%
B. 62,5%
C. 60%
D. 75%
E. 90%
Catatan