Anda di halaman 1dari 104

SEKILAS MATERI PADI

dan
TRYOUT 0
EDISI 2016

TIM MATERI PADI

Terima kasih Anda telah membaca buku ini sebelum memulai bimbingan
di PADI.
Dengan membaca buku ini terlebih dahulu, Anda telah mendapatkan
gambaran materi ringkas untuk persiapan UKMPPD Anda.
SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 2

Sekilas Materi PADI dan TryOut 0


Edisi 2016

© 2016 PADI
PADI Matraman – Jakarta
PADI Kelapa Gading –Jakarta
PADI Jogjakarta

Disclaimer / Wewanti

Semua nama dan skenario kasus dalam buku ini adalah karangan belaka. Adanya
kesamaan tempat, nama, atau kasus adalah sebuah ketidaksengajaan.

Semua informasi di dalam buku ini hanya untuk tujuan pendidikan saja.
Informasi di dalam buku ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan peran
tenaga medis.

Ilmu kedokteran adalah ilmu yang berkembang dengan sangat cepat. Apa yang
benar saat ini belum tentu benar di masa yang akan datang. Kami sedapat
mungkin memberikan informasi yang benar dan paling mutakhir. Namun
demikian, apabila buku ini digunakan sebagai rujukan pengambilan keputusan,
maka klinisi bertanggung jawab penuh terhadap keputusan tersebut.

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 3

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................... 3
TIPS DAN TRIK.................................................................................................................... 4
KARDIOVASKULAR.............................................................................................................. 5
RESPIROLOGI................................................................................................................... 14
GASTROINTESTINAL......................................................................................................... 23
NEFRO-UROLOGI.............................................................................................................. 28
HEMATOLOGI.................................................................................................................... 32
IMUNOLOGI...................................................................................................................... 33
INFEKSI TROPIK................................................................................................................ 35
ENDOKRINOLOGI DAN NUTRISI........................................................................................45
NEUROLOGI...................................................................................................................... 49
THT.................................................................................................................................. 54
OFTALMOLOGI.................................................................................................................. 60
DERMATOLOGI................................................................................................................. 64
VENEREOLOGI.................................................................................................................. 67
PSIKIATRI.......................................................................................................................... 68
REPRODUKSI.................................................................................................................... 74
MUSKULOSKELETAL.......................................................................................................... 77
NEONATOLOGI.................................................................................................................. 79
FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL.........................................................................................82
BIOETIKA DAN KODE ETIK KEDOKTERAN..........................................................................85
RISET DAN BIOSTATISTIK.................................................................................................. 89
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS.......................................................................................94
TRYOUT 0......................................................................................................................... 99

Satu Tujuan: Lulus!


4 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

" a journey of thousand miles begins with a single step "


Lao-Tzu

Yakinlah, dengan membuka halaman pertama buku ini, Anda telah memulai
langkah awal Anda untuk lulus UKMPPD.

TIPS DAN TRIK

Susun jadwal belajar Anda.

Berlatilah dengan soal-soal. Pelajari setiap pilihan jawaban dari A


sampai E. Dengan demikian Anda mendapatkan banyak informasi
untuk setiap soal.

Ulang materi yang menurut Anda paling sulit.

Jangan lupa bahwa imbangi diri Anda dengan kegiatan sosial dan
kegiatan fun lainnya!

TENTANG BUKU SEKILAS MATERI


Buku sekilas materi ini merupakan satu buku referensi singkat. Isi di buku ini
telah kami seleksi sehingga hanya menampilkan informasi - informasi penting
untuk menjawab soal-soal UKMPPD.

Karena itu buku ini hanya berisi hal - hal penting dan kata kunci untuk
menjawab soal, superfisial namun esensial. Kami sangat berterima kasih jika
Anda membaca dan mempelajari buku ini sebelum bimbingan dimulai.

Tetapkan pada diri Anda bahwa Anda harus lulus UKMPPD. Selamat belajar!

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 5

KARDIOVASKULAR

Auskultasi Di mana auskultasi dilakukan?


Jantung Katup aorta Katup Katup mitral Katup
pulmonal trikuspid
Sela iga kedua Sela iga kedua Sela iga ke-4 di Lower left
kanan kiri linea sternal border
midklavikularis (LLSB) sela iga
kiri (apex cordis) ke-4
Apa suara jantung yang terdengar secara normal?
S1 – suara jantung yang terjadi di fase sistol, akibat penutupan katup mitral
dan trikuspid
S2 – suara jantung yang terjadi di fase diastol, akibat penutupan katup
aorta dan pulmonal (pada keadaan fisiologis, terdapat sedikit jeda antara
penutupan katup aorta dan pulmonal, yang dikenal dengan istilah
physiological splitting of S2).

Cara praktis menentukan kelainan pada jantung dari auskultasi:


1. Tentukan di mana katup yang terlibat – lihat tabel di atas
2. Tentukan jenis murmur yang terdengar.
Selama S1 dan Setelah S1 Selama S2dan Setelah S2 (late
S2 (pansistolik) (systolic S1 (diastolic diastolic
ejection murmur) murmur)
murmur)
Jika terdengar di Jika terdengar di Jika terdengar di Jika terdengar di
katup mitral: katup aorta: katup aorta: katup mitral:
regurgitasi stenosis aorta regurgitasi stenosis mitral
mitral aorta
Jika terdengar di Jika terdengar di
Jika terdengar di katup pulmonal: Jika terdengar di katup pulmonal:
katup trikuspid: stenosis katup pulmonal: stenosis
regurgitasi pulmonal regurgitasi pulmonal
trikuspid pulmonal

Murmur lain banyak ditemukan di penyakit jantung bawaan. Silakan merujuk


ke sub-bab terkait.
ACS Kebutuhan oksigen miokardium > suplai oksigen oleh pembuluh koroner
(Acute akibat adanya sumbatan.
Coronary Klasifikasi Gejala tipikal EKG Enzim Jantung
Syndrome) Unstable Nyeri dada pertama ST depresi, T Normal
angina kali, memberat, inversi, atau EKG
(UAP) jumlah serangan tidak spesifik
= Sindroma meningkat
Koroner STEMI Nyeri dada substernal ST elevasi, LBBB Meningkat
Akut menjalar, keringat baru
dingin, muntah, durasi
dan severitas nyeri
lebih lama dan intens
NSTEMI Nyeri dada substernal ST depresi, T Meningkat
menjalar, keringat inversi
dingin, muntah

Penanda serum (enzim jantung) untuk infark miokard:


1. Mioglobin : paling pertama meningkat setelah onset(dalam 1 jam), kembali
normal dalam 6-12 jam,tidak spesifik untuk infark miokard (jarang
dipilih dalam pemeriksaan)
2. CPK (Creatinin Phospokinase): meningkat dalam 4-8 jam, tidak spesifik
3. CK isoenzim MB (CK-MB) : meningkat dalam 3 jam, spesifik, bertahan < 1
minggu.

Satu Tujuan: Lulus!


6 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

4. Troponin T/I : meningkat dalam 3 jam, spesifik, bertahan sampai > 1


minggu, false positive pada penderita gangguan ginjal berat.

Angina stabil tidak termasuk dalam ACS. Angina stabil muncul saat
beraktivitas, frekuensi dan berat nyeri relatif tetap sama, membaik dengan
istirahat / pemberian nitrat sublingual. Umumnya EKG tidak menunjukkan
kelainan yang bermakna.

Lokasi infark, dan kelainan EKG yang muncul


Daerah yang patologis Kelainan EKG muncul
di sadapan...
Septal V1 – V2
Anterior V3 – V4
Anteroseptal V1 – V4

Lateral V5 – V6, I, avL


Anterolateral (anterior V1 – V6
luas)
Inferior II, III, aVF
Posterior V7 – V9
Tatalaksana awal untuk ACS:
1. Anti-iskemik : oksigen, nitrat sublingual, morfin intravena (bila tidak
membaik dengan nitrat).
2. Antiplatelet dan antikoagulan : aspirin (325 mg dosis awal), klopidogrel,
dan heparin

Ingat: MONACO (Morfin, oksigen, Nitrat, Aspirin, Clopidogrel, Obat Lain).

Tatalaksana definitif untuk ACS : Revaskularisasi dengan PCI (percutaneous


coronary intervention), CABG (bypass), maupun trombolitik dengan
streptokinase / rt-PA - perhatikan kontraindikasi sebelum memulai trombolitik!

Modifikasi faktor risiko pada pasien : merokok, DM, dislipidemia, hipertensi

Gagal Gagalnya jantung memompa darah secara efektif ke jaringan.


Jantung
Kongestif 1. Gagal jantung kiri menyebabkan kongesti vena paru pada akhirnya
mempengaruhi sirkulasi sistemik – gejala dominan di paru (sesak napas)
2. Gagal jantung kanan menyebabkan kongesti vena sistemik (perifer) –
gejala dominan di perifer, seperti ascites dan edema ekstremitas bawah.
3. Pada akhirnya gagal jantung kiri dan kanan saling memengaruhi, seperti
gagal jantung kiri pada akhirnya mengakibatkan gagal jantung kanan.

Kriteria Framingham untuk gagal jantung


Gagal Jantung Kiri Gagal Jantung Kanan
Ortopnea Distensi vena jugular
Paroksismal Nokturnal Edema perifer
Dispnea
Dispnea on Exertion Hepatomegali
Gallop Asites

Pemeriksaan penunjang
1. Foto toraks : kardiomegali, gambaran edema paru akut (bat-wing
appearance, Kerley-B lines)
2. Ekokardiogram : penurunan fraksi ejeksi (EF), gambaran hipokinetik
3. Laboratorium: Brain Natriuretik Peptide (BNP): meningkat

Klasifikasi NYHA untuk gagal jantung


NYHA I Tanpa limitasi aktivitas fisik
NYHA II Limitasi derajat ringan (gejala muncul

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 7

pada aktivitas fisik berat)


NYHA III Limitasi bermakna (gejala pada aktivitas
minimal, tidak muncul saat istirahat)
NYHA IV Limitasi berat (gejala muncul bahkan
pada saat istirahat)
Tatalaksana non-medikamentosa: restriksi garam dan air, olahraga,
menghindari alkohol.

Tatalaksana medikamentosa :
ACE Inhibitor memperbaiki gejala dan Biasa diberikan pada NYHA II
menurunkan mortalitas – IV
Beta Bloker memperbaiki gejala dan Biasa diberikan pada NYHA II
menurunkan mortalitas – III.
Diberikan setelah ACE
inhibitor dan diuretik
ditolerir.
Diuretik tiazid untuk retensi Biasa diberikan pada NYHA II
ringan, furosemid untuk – IV dengan retensi cairan
retensi bermakna.
Biasanya lebih teprilih
furosemid.

Digoxin mengurangi gejala, Biasa diberikan pada NYHA


tetapi tidak menurunkan III-IV.
mortalitas Efektif bila disertai atrial
fibrilasi. Risiko intoksikasi
pada pasien hipokalemia
akibat diuretik.
Spironolakton menurunkan mortalitas NYHA III-IV
(antagonis Hati-hati peningkatan kalium
aldosteron) bila digunakan bersama ACE
diuretik hemat inhibitor.
kalium

Edema paru Keadaan dekompensasi fungsi ventrikel kiri secara cepat (akut).
akut
Etiologi tersering : infark miokard, aritmia, pasien tidak taat terhadap terapi
medikamentosa
Gejala dan tanda edema paru akut (acute lung edema) kongesti paru akut
misalnya : ronki basah basal paru, distensi vena-vena lehar karena sesak
berat.

Pemeriksaan penunjang : Foto toraks (kardiomegali, garis Kerley-B,


gambaran bat wing kranialisasi)
Tatalaksana akut :
Diuretik (furosemid), nitrat , oksigen, morfin, posisi (1/2 duduk, atau duduk
tegak).
Ingat: LMNOP (lasix/furosemid – morfin – nitrat – oksigen – posisi)
Henti Penurunan kesadaran, henti nafas, dan tidak adanya denyut karotis.
Jantung
Pertolongan pertama : panggil bantuan, lakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP)
dan bantuan nafas 30 : 2. 

Yang perlu diperhatikan pada kasus henti jantung :


1. Irama Ventrikel Takikardi, Ventrikel Fibrilasi defibrilasi 200 J bifasik
atau 360 J monofasik
2. Irama asistol, PEA (Pulseless Electrical Activity)  lanjut RJP,
epinefrin 1 mg.
3. Kombinasi tepat antara kompresi dada dengan pemberian nafas
meningkatkan harapan kembalinya sirkulasi normal.
4. Atasi kemungkinan penyebab : hipovolemia, hipotermia, hipokalemia,

Satu Tujuan: Lulus!


8 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

toksin, tamponade, dll.

Penyakit Semula pasien tidak biru. Kondisi ini terjadi pada:


Jantung  VSD murmur pansistolik di garis sternalis kiri bawah (area katup
Bawaan trikupsid), tanpa penjalaran ke aksila.
Asianotik  ASDfixed-split S2
(Left to  PDAmachinary like murmur (murmur kontinyu) di infraklavikula –
Right shunt) terkait dengan rubella kongenital atau bayi lahir prematur
Penyakit jantung bawaan lain:
 Koarktasio aorta tekanan darah ekstremitas atas > ekstremitas
bawah.

Kondisi penyakit jantung bawaan ini jika tidak ditatalaksana makan akan dapat
berubah menjadi penyakit jantung sianosis, yang dikenal dengan istilah
sindroma eisenmenger).
Penyakit Pasien sianosis sejak lahir atau sesaat setelah lahir.
Jantung Tetralogy of Fallot (TOF)
Bawaan 1. Yang terjadi: stenosis pulmonal, VSD, overriding aorta, hipertrofi ventrikel
Sianotik kanan (ada 4/”tetra” patologi)
2. Saat serangan (tet spell): pasien jongkok
(Right to 3. Foto toraks khas : boot shape appearance
Left shunt)
Transposition of Great Arteries(TGA)
1. Arteri pulmonal keluar dari ventrikel kiri, aorta keluar dari ventrikel kanan.
2. Gambaran khas: oval-shaped heart

Hipertensi Klasifikasi JNC VII:


1. Grade I : >140/90 mulai dengan satu obat dahulu
2. Grade II : > 160 / 100 boleh langsung kombinasi dua obat

Krisis hipertensi : > 180 / 120, terbagi menjadi:


1. Hipertensi emergensi : ada kerusakan organ (otak, retina, jantung, ginjal)
secara objektif.  turunkan tekanan darah segera dengan anti-hipertensi
intravena (, nikardipin, nitroprussid, klonidin). Target penurunan TD
adalah 25% MAP (mean arterial pressure).
2. Hipertensi urgensi : tidak ada kerusakan organ  turunkan tekanan darah
dengan antihipertensi oral (calcium channel blocker, ACE-inhibitor,
klonidin).

Cara menghitung MAP: (sistolik + 2 diastolik) / 3


sebagai contoh TD 120/90, maka MAP = (120 + 2 x 90) / 3 = 100 mmHg

Farmakologi Anti-hipertensi :
1. ACE inhibitor (cth: captopril) : menurunkan aktivitas sistem renin-
angiotensin-aldosteron (RAAS). Pilihan utama pada HT yang disertai
dengan DM untuk mencegah terjadinya mikroalbuminuria dan komplikasi
gagal ginjal kronik.
Efek samping : batuk kering akibat peningkatan bradikinin bisa diganti
dengan ARB (cth: valsartan). Kontraindikasi : ibu hamil, stenosis arteri
renal bilateral.
2. Tiazid(contoh: hidroklorotiazid/HCT)  Efek samping: hipokalemia,
hiperurisemia. Kontraindikasi relatif pada gout, dislipidemia, dan DM.
3. Beta bloker (propanolol): hambatan reseptor beta-1 jantung Efek
samping : bronkospasme. Kontraindikasi pada asma dan AV Blok. Beta
bloker selektif jantung : bisoprolol, karvedilol, atenolol.
4. Metildopa– bekerja secara sentral  obat hipertensi terpilih pada ibu
hamil. Alternatif pada kondisi ibu hamil: nifedipin.
5. Calcium channel bloker golongan dihidropiridin (nifedipin) : Efek
samping: edema, flushing karena bersifat vaskuloselektif. Golongan
nondihropiridin (verapamil, diltiazem) : efek samping: bradikardi karena
dapat bekerja langsung di jantung.

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 9

Syok
Syok hipovolemik Kehilangan cairan (misal: resusitasi kristaloid 20
muntah, diare, cc / BB bolus cepat.
perdarahan).
Syok kardiogenik Gangguan pompa jantung kristaloid, inotropik
(dobutamin)
Syok hemoragik Perdarahan resusitasi kristaloid,
(secara teori Fraktur tulang panjang atasi perdarahan
merupakan bagian
dari syok
hipovolemik)
Syok anafilaktik reaksi anafilaksis epinefrin / adrenalin
(hipersensitivitas tipe 1) IM/SK , oksigen, steroid,
antihistamin
Syok sepsis fokus infeksi. kristaloid, antibiotik,
dopamin, norepinefrin
Syok neurogenik trauma spinal kristaloid,
metilprednisolon
Syok juga dapat timbul pada kelainan endokrin misal krisis adrenal maupun
koma hipotiroid.
Tamponade Terisinya ruang potensial antara jantung dan perikardium dengan cairan (atau
jantung darah = hemoperikardium).

Gejala klinis ditandai dengan Trias Beck :


1. Hipotensi
2. Distensi vena jugularis
3. Suara jantung melemah (muffled heart sound)

Tatalaksana awal : perikardiosentesis; tatalaksanadefinitif : torakotomi

Memahami EKG Secara Sistematis


Untuk membaca strip EKG secara sistematis, dapat menggunakan langkah berikut:
Langkah 0 Perhatikan identitas pasien, tanggal EKG diperoleh,
Perhatika dan kecepatan dan voltase mesin
n kertas
EKG Kecepatan normal kertas EKG berjalan: 25 mm/detik.
1 detik adalah 5 kotak besar (garis merah tebal). 1
kotak besar adalah 5 kotak kecil (garis merah tipis).
Sedangkan 1 kotak kecil adalah 1 mm.

Dengan demikian: 1 detik = 25 mm = 25 kotak kecil =


5 kotak besar. 1 kotak besar = 0,2 detik. 1 kotak kecil
= 0,04 detik.

Secara vertikal, secara default 1 mV = 10 mm. Oleh


karena itu 1 kotak kecil = 1 mm = 0,1 mV.
Langkah 1 Irama normal: sinus, dengan syarat:
Tentukan 1. gelombang P diikuti QRS
irama 2. laju QRS 60 – 100 x/menit (lihat langkah 2)
3. Interval R – R teratur
4. P di sadapan II positif, di aVR negatif
Mengenal gelombang pada EKG: Perhatikan bahwa
gelombang U hampir tidak
ditemukan pada kondisi
fisiologis

Apa yang terjadi saat...


Gelombang P: depolarisasi
atrium
Gelombang QRS:
depolarisasi ventrikel (dan

Satu Tujuan: Lulus!


10 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

repolarisasi atrium)
Gelombang T: repolarisasi
ventrikel

Langkah 2 Normalnya: laju QRS 60-100x/menit. >100x/menit:


Tentukan takikardia; <60x/menit: bradikardia 300 dibagi jumlah kotak
laju QRS sedang di antara R – R
atau
1500 dibagi jumlah kotak
kecil di antara R - R

Jika irama jantung iregular,


tentukan jumlah QRS di
dalam 6 detik (30 kotak
Contoh di atas: antara R-R terdapat kurang dari 5 besar), lalu kalikan 10.
kotak besar - namun lebih dari 4 kotak besar.
Dengan demikian range laju jantung kira-kira: 300 / 5
sampai 300 / 4 = 60 - 75 x/menit.
Langkah 3 Secara sederhana, aksis QRS menggambarkan apakah
Tentukan terdapat pembesaran ventrikel kiri atau kanan.
aksis QRS Normalnya: aksis ada di zona kanan bawah (antara
-30o sampai +90o)

Cara menentukan aksis:


Perhatikan sadapan I dan
aVF. Di II, dominan positif
(defleksi ke atas);
sedangkan di avF, dominan
negatif (defleksi ke bawah).

Pada contoh di samping,


dengan menggunakan
kuadran di atas, zona aksis
ada di daerah kuadran
kanan atas - menandakan
terjadinya LAD (left axis
deviation).

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 11

Langkah 4 Gelombang P menggambarkan depolarisasi atrium,


Nilai sehingga baik menggambarkan kelainan atrium.
gelomban Perhatiakn apakah terdapat P mitral atau P pulmonal.'
gP
Apabila terjadi:
Right atrial hyperthropy: maka tampak bentuk P
pulmonal
Left atrial hyperthropy: maka tampak bentuk P mitral

Langkah 5 Normal: 0,12 - 0,20 detik - berapa kotak kecil-kah Pemanjangan interval PR
Nilai ini?? dapat ditemukan pada
interval kondisi seperti AV blok
PR tipe I. Sementara
pemendekan interval PR
terjadi pada kondisi
sindroam pra-eksitasi,
seperti sindroma Wolff-
Parkinson-White (WPW)
Langkah 6 Normalnya, QRS dikatakan sempit: yakni 0,05 - 0,11 Perhatikan bentuk
Nilai (kira-kira berapa kotak kecilkah ini??) gelombang QRS, apakah
morfologi terdapat abnormalitas
QRS seperti Q patologis,
hipertrofi ventrikel kanan
dan kiri (lihat langkah 3 -
menentukan aksis QRS),
dan lebar-sempitnya QRS.

Contoh gelombang QRS yang lebar (sekitar 5 kotak:


0,20 detik) - melebarnya QRS dapat menggambarkan
konduksi ke ventrike tidak normal. Pada gambar ini,
pasien mengalami RBBB (right bundle branch block).

Langkah 7 Segmen ST normalnya isoelektrik. Elevasi atau depresi Terdapat kondisi lain yang
Nilai segmen ST dapat menggambarkan infark miokardium. mengakibatkan gangguan
segmen segmen ST, misalnya pada
ST perikarditis (ST elevasi
persisten di hampir seluruh
lead), dan LV-strain (akibat
terjadi pembesaran
ventrikel kiri secara
abnormal)

Contoh gambaran EKG ST elevasi pada kondisi infark


miokardium akut.

Perhatikan bahwa gambaran EKG yang khas untuk


infark miokardium akut memerlukan gambaran di lead
yang terkait (lihat di bagian acute coronary
syndrome).

Satu Tujuan: Lulus!


12 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

Sebagai contoh, pada gambar ini, ST elevasi konsisten


ditemukan pada V1 sampai V6, konsisten dengan
infark miokard regio anterolateral (anterior ekstensif).
Dengan demikian lead I dan aVL juga terpengaruh.
Langkah 8 Seperti interval QT, gelombang U, dan lain-lainnya. EKG serial diperlukan pada
Nilai lain- beberapa kasus, karena EKG
lain awal belum tentu
menunjukkan kelainan.

Contoh gambaran EKG:

Fibrilasi atrium, khas: gelombang P Atrial flutter (kepak atrium), P jelas,


tidak jelas, QRS tidak teratur. Sering QRS teratur. Dalam hal ini: 4
pada kondisi hipertiroid. gelombang P untuk tiap QRS (4:1)

Supraventrikular takikardia (SVT). Ventrikular takikartida (VT): dapat


QRS teratur dan sempit, P tidak dengan nadi atau tanpa nadi.
jelas. Perhatikan QRS lebar.

Fibrilasi ventrikel (VF) Asistol - jantung berhenti dan tidak


Ventrikel "bergetar", praktis tidak ada aktivitas listrik. Sebelum
mampu memompa darah - terjadi mengatakan asistol, pastikan lead
henti jantung. terpasang dengan benar :)

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 13

RESPIROLOGI

Tuberkulosis

Update informasi: Pedoman Pengendalian TB Nasional, 2014


Anamnesis: Batuk berdahak ≥2 minggu (disertai dahak atau batuk darah), sesak napas, nyeri
dada, demam meriang >1 bulan, malaise, nafsu makan turun, berat badan turun, keringat malam
tanpa kegiatan fisik.

Pemeriksaan Fisik: Demam (umumnya sub-febris, demam tidak terlalu tinggi, maupun keringat
malam), frekuensi napas meningkat, berat badan turun, suara napas bronkial/amforik/ronki
basah/suara napas melemah (umumnya di apeks paru).

Pemeriksaan Penunjang: Sputum BTA 3x SPS wajib dikerjakan, foto toraks berupa
infiltrat/kavitas di apeks paru.

Jika pasien mengalami TB paru dan ekstraparu, diklasifikasikan sebagai TB paru.


Diagnosis

Kondisi TB ekstra-paru: termasuk di antarnya limfadenitis TB, pleura, dan efusi pleura TB.

TB milier termasuk TB paru.

 Pasien TB baru: sebelumnya tidak pernah berobat ATAUpernah menelanobat <28 hari (<1 bulan).

Jika pernah menelan obat >28 hari (>1 bulan), selanjutnya diklasifikasikan sebagi:

 Kambuh: sebelumnya sudah dinyatakan sembuh, tetapi BTA kembali positif atau klinis kembali
positif.
 Diobati kembali setelah gagal:pernah diobati, dinyatakan gagal pada pengobatan terakhir
 Diobati kembali setelah putus berobat (lost-to-follow up): pernah diobati dan dinyatakan
lost-to-follow up (dahulu disebut dengan putus berobat / default)
 Lain-lain: pernah diobati, hasil akhir pengobatan tidak diketahui

Jika riwayat penobatan tidak jelas, maka tergolong pasien dengan riwayat pengobatan tidak
diketahui.
Variasi Tipe Kasus, berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya

Contoh: jika pasien minum obat 3 minggu lalu berhenti, pasien ini masih termasuk kasus baru -
tidak mempertimbangkan hasil pemeriksaan

Kategori 1 : 2(RHZE)/4(RH)3. Diberikan untuk pasien TB paru kasus baru, yang terkonfirmasi
secara bakteriologis, klinis, maupun ekstraparu.

Kategori 2 : 2(RHZE)S /RHZE/5(RH)3E3. Diberikan untuk pasien BTA positif yang pernah diobati
sebelumnya, lalu: kambuh; gagal dengan OAT kategori 1; atau diobati kembali setelah putus obat
(lost-to-follow up)

Obat Dosis Dosis (mg) / BB (kg)


TB (mg/kgBB/har <40 40-60 >60
i)
R 8-12 (10) 300 450 600
H 4-6 (5) 150 300 450
Z 20-30 (25) 750 1000 1500

Satu Tujuan: Lulus!


14 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

E 15-20 (15) 750 1000 1500


S 12-18 (15) Sesuai 750 1000
BB
Pemberian streptomisin >60 tahun atau BB <50 kg maksimal 500 mg/hari.
Evaluasi sputum setelah akhir fase intensif dan 1 bulan sebelum regimen selesai.
Tatalaksana

Jika menggunakan KDT:


30 - 37 kg: 2 tab
38 - 54 kg: 3 tab
55 - 70 kg: 4 tab
>70 kg: 5 tab

Pemantauan kemajuan terapi TB dilakukan dengan pemeriksaan ulang dahak mikroskopik.

*Minimal dilakukan dua kali pemeriksaan (S - P), dan dinyatakan positif jika minimal satu
diantaranya positif.
Jika pasien dalam pengobatan OAT kategori 1 lalu...
pemeriksaan BTA* negatif segera mulai tahap lanjutan,
akhir tahap ulang BTA bulan ke-5 dan akhir
awal(2 bulan)... pengobatan

BTA* positif mulai tahap lanjutan, TANPA


SISIPAN (pedoman baru),
periksa ulang satu bulan
kemudian - pikirkan uji resistensi

bulan ke-5 atau BTA* negatif lanjutkan pengobatan sampai


lebih (selesai selesai, periksa BTA di akhir
pada bulan ke- pengobatan (bulan ke-6)
6)
BTA* positif GAGAL - jika fasilitas ada, uji
kepekaan obat - jika tidak ada
lanjut ke kategori 2,
TERDUGA MDR

Jika pasien dalam pengobatan OAT kategori 2, lalu...


pemeriksaan BTA* negatif segera mulai tahap lanjutan,
akhir tahap ulang BTA 1 bulan sebelum akhir
awal (3 bulan) pengobatan
BTA* positif TERDUGA MDR
Uji kepekaan, jika tidak ada
fasilitas, lanjutkan OAT tahap
lanjutan TANPA SISIPAN, periksa
ulang akhir bulan ke-5
bulan ke-5 atau BTA* negatif lanjutkan pengobatan sampai
lebih (selesai selesai, periksa BTA di akhir
pada bulan ke- pengobatan (bulan ke-8)
8)
BTA* positif TERDUGA MDR
gagal - rujuk ke pusat rujukan TB
MDR

Pemantauan Terapi Tuberkulosis

Isoniazid neuropati perifer atasi dengan pemberian vit B6 100 mg/hari - sifat: bakterisidal
Rifampisin mewarnai urin jadi merah, memengaruhi efektivitas KB hormonal, interaksi dengan
obat anti-diabetik, gangguan menstruasi, flu-like syndrome, trombositopenia, skin rash, sesak
napas, anemia hemolitik - sifat: bakterisidal
Pirazinamid paling hepatotoksik, dapat meningkatkan kadar asam urat - sifat: bakterisidal

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 15

Etambutol buta warna dan gangguan penglihatan, neuritis perifer - hati-hati pada anak - sifat:
bakteriostatik
Streptomisin ototoksik dan nefrotoksik, gangguan keseimbangan, renjatan anafilaktik, anemia,
agranulositosis, trombositopenia - sifat: bakterisdal

Efek Samping Obat Anti Tuberkulosis

OAT pada TB + hepatitis akut / klinis ikterik DITUNDA sampai hepatitis akut sembuh.

Pada hepatitis kronis, periksa faal hati sebelum mulai pengobatan. Jika SGOT/SGOT >3 x normal,
paduan yang bebas hepatotoksik dihindari.

2 obat hepatotoskik: 2 RHSE / 6 HR ATAU 9 HRE


1 obat hepatotoksik: 2 HES / 10 HE
0 obat heptotoksik: 18-24 SE + satu obat floroukuinolon selain siprofloksasin

TB dan Hepatitis

Bila klinis (+) – ikterik, mual, muntah – stop OAThepatotoksik.


Bila klinis (-) dan SGOT/SGPT >5x, stop OAThepatotoksik.
Kondisi lainnya: OAT lanjutkan dengan pengawasan ketat.
Sambil menunggu normalisasi klinis dan lab, berikan strptomisin DAN etambutol.

Setelah klinis normal dan lab mendekati normal: mulai obat yang paling tidak hepatotoksik, yakni
R, lalu 3-7 hari kemudian berikan H.Jika R dan /atau H bisa diberikan, hindari pemberian Z
karena paling hepatotoksik. Selalu evaluasi klinis dan lab. Apabila kemudian terbukti, bahwa:

Jika R penyebabnya, maka regimen akhir menjadi 2HES/10HE


Jika H penyebabnya, maka regimen akhir menjadi 6-9 RZE

Gangguan fungsi hati berat dan tidak dapat menerima salah satu dari R atau H, regimen akhir
menjadi 18-24 SE + satu obat fluorokuinolon selain siprofloksasin.

Hepatitis Imbas Obat (Drug-Induced Hepatitis)

MDR-TB (Multidrug Resistant TB): resisten pada setidaknya rifampisin + INH.


XDR-TB (Extensive Drug Resistant TB): MDR-TB yang juga resisten pada 3 dari 6 obat second-line.

Kasus TB MDR dan TB XDR

TIDAK BERBEDA dengan kondisi tidak hamil


OAT aman, kecuali aminoglikosida
Piridoksin 50 mg/hari dan vitamin K 10 mg/hari dianjurkan pada trimester ke-3 menjelang partus
TIDAK BERBEDA denga nkondisi menyusui
TB pada kehamilan dan menyusui

TIDAK BERBEDA, kecuali jika gula darah tidak terkontrol dapat diperpanjang sampai 9 bulan
Rifampisin mengurangi efektivitas sulfoniiluria (seperti glibenklamid)
TB dan DM
Tuberkulosis pada Anak
Gejala klinis TB pada anak tidak khas dan bakteri sulit ditemukan pada pemeriksaan BTA sehingga
digunakan sistem skoring TB anak.Anak didiagnosis TB jika jumlah skor >6 atau 6 dengan
klinis mendukung (Update 2014).

Diagnosis

Satu Tujuan: Lulus!


16 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

Tabel Skor TB Anak

Perhatikan bahwa pemeriksaan BTA bukan pemeriksaan utama pada anak, karena
gejala klinis batuk bukan gejala klinis utama pada anak, dan pada umumnya BTA negatif.

Perhatikan bahwa jika skor = 6, maka perlu pertimbangan gejala klinis lain sebelum
menentukan TB anak atau infeksi laten TB

(Update 2014).

NB: PP-INH = program profilakasis dengan INH

 Regimen pengobatanjika terdiagnosis TB (anak sakit TB, skor >6 atau 6 dengan klinis
mendukung): 2RHZ/4RH. Pada kasus berat dapat diberikan etambutol, misalnya pada kasus BTA
positif pada anak maupun meningitis TB.

Satu Tujuan: Lulus!


Derajat Asma Gejala Gejala malam Faal paru
Bulanan APE  80%
* Gejala < 1x/minggu
SEKILAS MATERI PADI 1 80%
* VEPDAN TRYOUT
nilai 0
I. * Tanpa gejala di luar *2 prediksi 17
Intermiten serangan kali APE  80% nilai
* Serangan singkat sebulan terbaik
* Variabilitas APE <
Jika 20% tidak
Mingguan APE > 80%
* Gejala > 1x/minggu, < * VEP1 80% nilai
II.
1x/ hari *>2 prediksi
Persisten
* Serangan dapat kali APE  80% nilai
Ringan
mengganggu aktivitas sebulan terbaik
dan tidur * Variabilitas APE 20-
30%
Harian APE 60 – 80%
* Gejala setiap hari * VEP1 60-80% nilai
III. * Serangan mengganggu * > 1x / prediksi
Persisten aktivitas dan tidur seming APE 60-80% nilai
Sedang *Bronkodilator setiap hari terbaik
gu
* Variabilitas APE >
30%

Kontinyu APE  60%


IV.
* Gejala terus menerus * VEP1 60% nilai
* Sering kambuh prediksi
Persisten *
* Aktivitas fisik terbatas APE  60% nilai
Berat Sering
terbaik
* Variabilitas APE >
30%
terdiagnosis TB, tetap dapat diberikan profilaksis dengan INH. Ada dua macam profilaksis:

 Profilaksis primer (anak kontak TB tapi tidak sakit, dibuktikan dengan tuberkulin negatif): INH
5-10 mg/kgBB/hari selama 6 bulan.
 Profilaksis sekunder (anak terinfeksi TB tanpa sakit TB, dibuktikan dengan tuberkulin positif
tapi skor TB tidak mencapai 6 atau secara klinis tidak sakit TB): INH 5-10 mg/kgBB/hari selama
6-9 bulan.

Terapi

Mulai dengan OAT, lalu setelah 2-8 minggu (setelah toleransi) lanjutkan dengan ARV. Dengan
demikian ARV diberikan tidak bergantung pada jumlah hitung CD4.

Berdasarkan Pedoman Terapi ARV 2011 dan 2013

Koinfeksi Tuberkulosis + HIV

Asma
Anamnesis: Sesak napas, batuk berdahak biasanya kronik, mengi, ada faktor pemicu (pejamu:
riwayat atopi, lingkungan).
Pemeriksaan Fisik: Ekspirasi memanjang, wheezing, penggunaan otot bantu napas pada
serangan berat.
Pemeriksaan Penunjang: APE (arus puncak ekspirasi), lebih baik lagi dengan spirometri.

Diagnosis lengkap asma memerlukan klasifikasi asma dan serangan akut. Sebagai contoh: asma
persisten rengan dengan serangan sedang.
Diagnosis

Klasifikasi Asma

 Ringan: Bisa bicara kalimat utuh, sesak saat berjalan.


 Sedang: Antara ringan dan berat.
 Berat: Bicara kata demi kata terputus-putus, cenderung duduk, terlihat penggunaan otot bantu
pernapasan.

Satu Tujuan: Lulus!


18 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

 Status asmatikus: ancaman gagal napas. Perlu perawatan di ICU.

Klasifikasi Serangan Akut

Kendalikan faktor pemicu.


2 macam terapi medikamentosa untuk asma adalah terapi pelega (reliever) yang digunakan
hanya jika serangan, dan terapi pengontrol (controller) yang dapat digunakan walaupun tidak
dalam serangan.

Reliever / pelega: Salbutamol inhalasi dan/atau ipratropium bromida. Bila tidak membaik, dapat
diberikan aminofilin IV. Pada serangan berat, dapat diberikan steroid IV.

Controller / pengontrol: Steroid inhalasi. Dapat pula diberikan antagonis leukotrien


(montelukast, zafirlukast) sebagai pengganti steroid inhalasi sebagai pengontrol.

Bila tercapai asma terkontrol, pertahankan terapi paling tidak 3 bulan, lalu turunkan bertahap
sampai mencapai terapi minimal. Pemantauan dengan kuesioner ACT (asthma control test).

Terapi
Pneumonia
Anamnesis: Batuk berdahak mukoid/purulen, sesak, demam tinggi, nyeri dada.
Pemeriksaan Fisik: Demam, takikardi, takipneu, sianosis, napas cuping hidung, retraksi
interkostalis, bagian dada yang sakit tertinggal, palpasi fremitus meningkat, perkusi redup,
bronkovesikular/bronkial/ronki basah halus/ronki basah kasar.
Pemeriksaan Penunjang: Foto toraks terdapat infiltrat/konsolidasi, leukositosis, sputum gram.

Diagnosis

Ditentukan berdasarkan skor PORT.

Dilakukan rawat inap pada pasien pneumoia apabila:


Skor PORT >70
Skor PORT <70 dengan salah satu kriteria berikut: frekuensi napas >30 x/menit, Pa02/FiO2 <250
mmHg, foto toraks paru terdapat kelainan bilateral/2 lobus, sistolik <90 mmHg, diastolik <60
mmHg
Pneumonia pada pengguna NAPZA.

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 19

Kriteria Rawat Inap

Rawat jalan: makrolid (azitromisin) sebagai first-line, amoksisilin-klavulanat; alternatif:


kotrimoksazol.
Rawat inap: beta-laktam (sefotaksim) IV, makrolid IV, sefalosporin IV, fluorokuinolon IV.

Terapi
Bronkiolitis
Anamnesis: Pikirkan pada anak <2 tahun dengan episode mengi (wheezing) untuks pertama kali,
umumnya didahului dengan gejala ISPA bagian atas (batuk, pilek, subfebris/tanpa demam), sesak.
Pemeriksaan Fisik: Demam, sesak, ekspirasi memanjang, retraksi, wheezing/rhonki basah halus,
perkusi hipersonor.
Pemeriksaan Penunjang: Foto toraks normal/hiperinflasi paru dengan diameter anteroposterior
membesar pada foto lateral/konsolidasi tersebar.

Diagnosis

 Oksigen
 Cairan dan kalori yang cukup
 Antibiotik (ampisilin, kloramfenikol, sefotaksim) boleh diberikan jika tanda infeksi sekunder
cukup jelas.
 Bronkodilator (salbutamol inhalasi) - dapat diberikan, namun bukan pilihan utama

Terapi

Bedakan dengan croup (laringotrakeobronkitis): batuk seperti menggonggong. Didahului infeksi


sebelumnya. Terapi: steroid.

Diagnosis Banding

PPOK
Anamnesis: Batuk berdahak, sesak, eksaserbasi akut, riwayat perokok >20 tahun.
Pemeriksaan Fisik: Wheezing, barrel chest, ekspirasi memanjang.
Pemeriksaan Penunjang: Spirometri FEV1 <80; foto polos gambaran emfisema (lebih lusen,
batas paru turun dan mendatar), jantung pendulum.
Diagnosis

 Stop rokok.
 Bronkodilator (salbutamol [beta agonis] dan ipratropium[antagonis muskarinik]-
ipratroprium adalah first choice dibandingkan dengan beta agonis pada kasus PPOK).
 Steroid inhalasi.
 Oksigen. Menjaga saturasi oksigen sampai kadar 88-92%.
 Antibiotik (amoksiklav/doksisiklin/sefalosporin - untuk eksaserbasi akut dan tanda infeksi)

Terapi

Bedakan dengan bronkiektasis (gambaran honey-comb appearance).


Diagnosis Banding
Pneumotoraks
Anamnesis: Sesak tiba-tiba, riwayat trauma, jejas di daerah dada, bullae akibat TB yang pecah,
atau pada pasien PPOK.
Pemeriksaan Fisik: Takipnea, perkusi hipersonor, auskultasi suara napas menurun.
Pemeriksaan Penunjang: Foto toraks – daerah lusen, trakea terdorong ke sisi sehat.

Diagnosis

WSD (chest tube) di sela iga ke-5 linea aksilaris anterior


Terapi
Tension Pneumotoraks
Keadaan gawat darurat yang memerlukan intervensi segera.

Satu Tujuan: Lulus!


20 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

Udara yang masuk ke rongga pleura terjebak. Mediastinum terdorong ke kontralateral, vena besar
tertekan, mengakibatkan instabilitas hemodinamik.

Pengertian

Pemeriksaan Fisik: Sesak berat, takikardi, hipotensi, vena leher distended, trakea deviasi, suara
napas menghilang.Tanda vital atau hemodinamik tidak stabil.

Diagnosis

Torakosentesis (tusuk dengan jarum besar) di sela iga ke-2 garis midklavikula, lalu lanjutkan
dengan pasang WSD (seperti kasus pneumotoraks non-tension).

Terapi
Efusi Pleura
Cairan di dalam rongga pleura, biasanya disebabkan TB, bisa juga karena infeksi
lain/keganasan.Jika cairan berupa nanah/pus disebut dengan empiema.

Pengertian

Anamnesis: Nyeri dada saat bernapas, khas pleuritik (saat menarik napas misalnya).
Pemeriksaan Fisik: Pleural friction rub, fremitus melemah, perkusi redup, auskultasi suara napas
menurun.
Pemeriksaan Penunjang: Foto polos – sudut kostofrenikus tumpul. Mintakan foto lateral untuk
efusi pleura yang lebih minim.

Diagnosis

Pungsi pleura.
Cairan pleura dikultur dan tes resistensi. Pengobatan berdasarkan hasil kultur dan tes
resistensi.Jika berulang, pikirkan untuk pleurodesis (obliterasi ruang potensial pleura).
Terapi

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 21

Alur diagnosis TB paru dewasa, menurut Pedoman Pengendalian TB, 2014

Satu Tujuan: Lulus!


22 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

GASTROINTESTINAL

GERD Refluks asam lambung karena sfingter esofagus bawah menutup tidak
adekuat.
Gejala khas : rasa terbakar di dada, hipersalivasi, mulut terasa asam. GERD
kronik dapat mencetuskan LPR (Laringo Pharyngeal Reflux) : suara serak, rasa
mengganjal di tenggorokan. Diagnosis sederhana dengan klinis dan dengan
kuesioner GERD-Q. Terapi empiris dengan PPI selama 2 minggu dengan gejala
yang membaik menegakkan diagnosis GERD. Jika ada fasilitas endoskopi,
dilakukan terutama pada pasien dengan tanda bahaya (turun BB, gangguan
menelan hebat, usia tua, dan lain-lain).
Tatalaksana :
1. PPI (omeprazol), atau ranitidin. PPI merupakan first choice.
2. Modifikasi faktor risiko : obesitas, pola makan, hindari pajanan
terhadap kopi, jangan langsung tidur setelah makan.

Komplikasi jangka panjang: esofagitis kronis, Barret’s esofagus, karsinoma


esofagus.

Hernia Berdasarkan sifatnya :


Hernia reponibel bisa masuk kembali Operasi elektif
Hernia ireponibel tidak dapat masuk Operasi elektif
kembali
Hernia inkarserata obstruksi (kembung, Operasi cito
muntah, bising usus
meningkat).
Hernia strangulata nyeri, nekrosis Operasi cito

Klasifikasi berdasarkan lokasi:


1. Hernia inguinalis di atas lipatan abdominokruris
 Indirek(lateralis) : bisamencapai skrotum, namun tidak harus (jika
mencapai skrotum, dinamakan hernia skrotalis, yang otomatis
merupakan hernia inguinalis lateralis), akibat defek di kanalis
inguinalis
 Direk(medialis) : tidakbisa mencapai skrotum, akibat defek di
dinding perut
2. Hernia femoralis di bawah lipatan abdominokruris
3. Hernia umbilikalis (faktor risiko: hipotiroid kongenital, sirosis hepatis dan
keadaan peningkatan tekanan vena porta)
4. Hernia diafragmatika --> terdengarnya suara/bising usus di rongga
toraks. Defek pada dinding diafragma.

Tatalaksana : Operasi  herniotomi, herniorafi, hernioplasti; baik cito maupun


elektif.

Ileus Gangguan pasase usus

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 23

Ileus obstruksi Ileus paralitik


Tidak bisa BAB, kembung, Tidak bisa BAB, kembung, nyeri
muntah, nyeri perut perut (-)
Bising usus meningkat, dapat Bising usus menghilang
menghilang jika sudah lama
Dilatasi usus proksimal saja, Dilatasi usus proksimal – distal
distal cenderung tidak ada
udara
Gambaran foto khas: step
ladder, herring bone
Dekompresi dengan NGT, Atasi penyebabnya, misal
laparotomi imbalans elektrolit (hipokalemia)
Apendisitis Gejala dan tanda khas:
akut 1. Inisial: nyeri perut periumbilikal  kemudian ke kanan bawah perut, mual
muntah, demam
2. Nyeri tekan dan lepas di titik McBurney, Psoas sign +, Obturator sign +,
Rovsing sign +, Dunphy Sign (nyeri saat batuk) +
Penunjang : CT scan, USG, dan pemerksaan darah perifer lengkap
(leukositosis) - dapat dilkukan skoring dengan Skor Alvarado.
Tatalaksana : Apendektomi jika belum ada komplikasi.
Komplikasi : Peritonitis umum akibat perforasi, jika terjadi peritonitis, harus
menjalani tatalaksana berupa laparotomi

Peritonitis Radang peritonium


Gejala dan tanda khas : nyeri seluruh perut, Bloomberg sign (nyeri tekan dan
nyeri lepas), defans muskular pada otot perut.
1. Peritonitis primer : peritonitis TB, peritonitis bakterial spontan pada sirosis.
Fenomena “papan catur”  khas pada peritonitis TB.
2. Peritonitis sekunder : peritonitis karena perforasi

Ulkus Nyeri ulu hati berulang, dipengaruhi makanan. Bisa disertai hematemesis dan
peptikum melena (gastritis erosif) hingga penurunan berat badan.
Etiologi tersering : pemakaian kronik NSAID dan infeksi kronis Helicobacter
pylori
1. Ulkus duodenum : nyeri berkurang dengan makanan, sering terbangun di
malam hari
2. Ulkus gaster : nyeri bertambah dengan makanan
Tatalaksana : PPI (omeprazol) atau antagonis reseptor H2 (ranitidin).
Bila dicetuskan oleh infeksi H. pylori (urea breath test +), maka
tatalaksana : triple therapy dengan PAC (PPI + Amoksilin + Clarythromicin)
atau bila alergi amoksilin : berikan PMC (PPI + Metronidazol + Clarythromicin).

Sirosis Tanda sirosis (stigmata) : asites, palmar eritem, spider nevi, kaput medusa.
hepatis Etiologi tersering : hepatitis kronik (B dan C), alkoholisme
Komplikasi :
1. Ruptur varises esofagus hematemesis melena. Diagnosis pasti :
endoskopi. Tatalaksana : stabilisasi hemodinamik: cairan, NGT, pemberian
PPI, cairan vasopresor, obat-obatan penurun tekanan vena porta (okreotid,
somatostatin), hingga yang definitif berupa ligasi melalui fasilitas
endoskopi.
2. Ensefalopati hepatikum akibat peningkatan amonia dalam darah -
terjadi gangguan fungsi luhur hingga yang paling berat penurunan
kesadaran (koma hepatikum). Tatalaksana profilaksis: laktulosa dan
antibiotik.
3. Peritonitis bakterial spontan (SBP), akibat terjadi translokasi bakteri ke
cairan ascites
4. Hepatoma (hepatocellular carcinoma), tumor marker untuk hepatoma:
AFP (alfa-fetoprotein). Komplikasi akhir dari sirosis hepatis.

Diare Akut : < 7 hari, melanjut (prolonged) : 7-14 hari, persisten : > 14 hari
Pembeda berdasarkan etiologinya:
Diare cair, kekuningan Rotavirus Rehidrasi + zink
Diare lendir darah (disentri), Shigella (disentri Kotrimoksazol

Satu Tujuan: Lulus!


24 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

kram perut, demam basiler)


Diare lendir darah + bau Entamoeba hystolitica Metronidazol
busuk (disentri amoeba)
Diare berlemak mengkilap Giardia lamblia Metronidazol
(steatore)
Diare cucian beras Vibrio cholerae Doksisiklin
Diare terkait pemakaian Bakteri anaerob Metronidazol
antibiotik kronik Clostridium difficile

Diare akut
Tanpa Klinis baik Terapi A
dehidrasi Rehidrasi oral setiap diare/muntah
Dehidrasi Anak rewel, Terapi B
ringan sedang haus, mata Rehidrasi oral 75 cc/BB/3 jam
cekung Alternatif lain :
1. Anak umur < 12 bulan :
rehidrasi parenteral 70 cc/ BB /
5 jam
2. Anak umur > 12 bulan :
rehidrasi parenteral 70 cc/BB/
2,5 jam
Dehidrasi Anak malas Terapi C
berat minum, turgor Rehidrasi parenteral
sangat lambat 1. Anak umur < 12 bulan :
rehidrasi parenteral 30 cc/ BB / 1
jam dilanjutkan dengan 70 cc/
BB / 5 jam
2. Anak umur > 12 bulan :
rehidrasi parenteral 30 cc/BB/ ½
jam dilanjutkan dengan 70
cc/BB/ 2,5 jam

5 Pilar tatalaksana diare akut untuk kasus diare anak :


1. Rehidrasi (terapi A, B, C)
2. Zink : anak < 6 bulan 10 mg selama 10-14 hari, anak > 6 bulan 
20 mg selama 10-14 hari
3. Edukasi orang tua pasien tentang bahaya dehidrasi dan pentingnya
higieni
4. Gizi lanjutkan pemberian ASI bila masih ASI eksklusif, berikan
makanan bergizi rendah serat. Pada anak yang lebih besar, susu free
laktosa hanya diberikan pada kasus intoleransi laktosa maupun diare
dehidrasi berat.
5. Obat-obat lain sesuai indikasi misal antibiotik.

Hepatitis Hepatitis A : akut, penularan fekal dan oral, serologi IgM anti HAV +
Hepatitis B : akut maupun kronik, penularan lewat darah maupun kontak
seksual, Hbs Ag +

Serologi hepatitis B :
HBsAg IgM anti IgG anti Anti HBs HBeAg
HBc HBc
Hepatitis B + + - - +/-
akut
Hepatitis B + - + - +
kronik
infeksius
Hepatitis B + - + - -
kronik non-
infeksius
Pasca - - - + -
imunisasi
Sembuh dari - - + + -

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 25

hepatitis B

Hepatitis C : cenderung kronik, penularan lewat darah dan kontak seksual,


anti-HCV +

Kolelitiasis Kolelitiasis
dan Faktor risiko : Fat, Forty, Fertile, Female. Secara klinis dapat dijumpai tanda
kolesistitis kolik bilier yang terutama dipengaruhi makanan berlemak.
Penunjang : USG abdomen

Komplikasi: Kolelitiasis proses peradangan terjadi kolesistitis akut.

Kolelitiasi Koledoko
Kolesistitis Kolangitis
s litiasis

Nyeri kolik + + +/- +/-

bisa positif,
Murphy’s
- - pasti + jika disertai
sign
kolesistisis

+ (low- + (high-
Demam - -
grade) grade)

Ikterus - + - +

*Murphy Sign: nyeri tekan kuadran kanan atas abdomen, terlebih saat
penderita menarik napas.

Pankreatitis Pankreatitis akut:


Nyeri tekan epigastrium, demam tinggi, muntah, hipotensi, amilase dan
lipase meningkat.
Faktor risiko : kolelitiasis, hipertrigliseridemia berat, alkoholisme berat.
Pasien harus dipuasakan, NGT, pemberian antibiotik, dan penatalaksanan
suportif.

Pankreatitis kronis: kerusakan jangka panjang pankreas, manifestasi utama


adalah gangguan absorpsi (seperti mudah kembung, diare) karena gagalnya
pankreas memproduksi enzim pencernaan.

Hemoroid Hemoroid eksterna pelebaran pleksus v. hemoroidalis inferior, nyeri,


dilapisi epitel skuamosa
Hemoroid interna pelebaran pleksus v. hemoroidalis superior dan media,
dilapisi epitel silindris.
Derajat hemoroid interna:
1. Berdarah menetes tanpa nyeri
2. Benjolan masih dapat masuk sendiri
3. Dimasukkan dengan tangan
4. Tidak dapat dimasukkan
Tatalaksana :
1. Derajat 1 dan 2  medikamentosa, Sitz-Bath (tindakan merendam daerah
bokong dengan air hangat untuk memperbaiki gejala hermoroid)
2. Derajat 3 dan 4 yang mengganggu  operasi

Kelainan Kondisi Apa yang dialami pasien? Temuan PF, lab, atau
kongenital radiologis?
pada Sistem Morbus Pasase mekonium terlambat Biopsi : aganglionik
Gastrointesti Hirschprung akibat segmen aganglionik, pleksus meissner dan
colok dubur menyemprot Auerbach
nal Anak
Stenosis pilorus Muntah menyemprot berisi String sign pada
bercak kopi, teraba massa pemeriksaan radiologi
epigastrium seperti

Satu Tujuan: Lulus!


26 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

"zaitun"/olive
Atresia Hipersalivasi, tersedak pada Single bubble sign,
esofagus usia neonatus. Dapat gambaran coiling NGT
ditemukan riwayat pada pemeriksaan
polihidramnion pada ibu. radiologi
Atresia Muntah hijau (bilier) di usia Double bubble sign
duodenum awal kelahiran
Hernia Sesak, bising usus pada Gambaran udara usus di
diafragmatika auskultasi paru paru
Intususepsi Kolik perut, diare red currant Target sign, porsio like
jelly sign
Volvulus Distensi abdomen, Coffee bean appearance
kembung, muntah, bising
usus meningkat

Semua kondisi kelainan kongenital pada anak memerlukan tatalaksana


suportif, dan definitif berupa bedah.

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 27

NEFRO-UROLOGI

Gagal Ginjal Gagal ginjal akut: perburukan fungsi ginjal yang Pengertian
Akut dan cepat dan tiba-tiba, ditandai dengan oliguria/anuria,
Kronis peningkatan kreatinin. Biasanya disebabkan oleh
hipovolemik (karena nekrosis tubular akut).
Gagal ginjal kronis: penurunan fungsi ginjal dan
tanda kerusakan dalam imaging yang bertahan selama
3 bulan.
Hitung Klirens Kreatinin dari Kreatinine Serum: Diagnosis

Kriteria RIFLE untuk Gagal Ginjal Akut: Klasifikasi

Klasifikasi Gagal Ginjal Kronik berdasarkan GFR (ml/1,73 m2 luas


permukaan tubuh):
 Grade I: >90
 Grade II: 60-89
 Grade III: 30-59
 Grade IV: 15-29
 Grade V: <15

Indikasi dialisis CITO: Asidosis <7,2, hiperkalemia Terapi


berat, uremia >200, overload cairan (sesak karena
edema paru berat).

Sindrom Proteinuria (>3 g/24 jam atau +3 dipstik), Diagnosis


Nefrotik hipoalbuminemia, pitting edema,
hiperkolesterolemia. ( = trias).

...pada kasus Remisi: proteinuria (-) 3 hari berturut-turut dalam 1 Klasifikasi Kasus
sindroma minggu.
nefrotik, dapat Relaps: proteinuria (≥2+) 3 hari berturut-turut dalam
ditemukan 1 minggu.
istilah berupa... o Relaps jarang: relaps <2x dalam 6 bulan pertama
setelah respons awal atau <4x dalam periode
setahun.
o Relaps sering: relaps ≥2x dalam 6 bulan pertama
setelah respons awal atau ≥4x dalam periode
setahun.
Dependen steroid: relaps 2x berurutan pada saat

Satu Tujuan: Lulus!


28 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

dosis steroid diturunkan atau dalam 14 hari setelah


pengobatan dihentikan.
Resisten steroid: tidak terjadi remisi pada
pengobatan prednison dosis penuh 2 mg/kgBB/hari
selama 4 minggu.
Sensitif steroid: remisi terjadi pada pemberian
prednison dosis penuh selama 4 minggu.

Kortikosteroid (prednison). Jika resisten, gunakan Terapi


siklofosfamid.
Nutrisi tinggi kalori tinggi protein.

Infeksi ISK atas: demam tinggi, menggigil, mual, muntah, Diagnosis


Saluran nyeri pinggang dan ketok CVA, dipstik nitrit (+), dan
Kemih leukosit esterase (+).

ISK bawah: disuria, urgensi, frekuensi, nyeri tekan


suprapubik, dipstik nitrit (+), dan leukosit esterase (+).
Ditemukan 105 bakteri pada kultur mid-stream urine:
pada anak laki-laki: >104, anak perempuan: >105
pada ibu hamil: ISK dengan gejala>103, ISK
tanpagejala>105.

Non-komplikata: hanya pada kasus sistitis pada Klasifikasi


wanita tidak hamil.
Komplikata: ISK lainnya (termasuk sistitis pada wanita
hamil dan segala jenis ISK pada pria).

Tergantung hasil kultur  sambil menunggu hasil Terapi


kultur, terapi empiris: kotrimoksazol,
siprofloksasin.Awas kontraindikasi siprofloksasin pada
usia anak-anak.

Pada wanita hamil (meskipun asimtomatik


bakteriuria, tetap diobati): amoksisilin, sefadroksil.
Risiko pada wanita hamil jika tidak diatasi meliputi
ketuban pecah dini dan persalinan pre-term.

Glomerulonefr Sindrom nefritik: hematuria, proteinuria, hipertensi, Diagnosis


itis Akut penurunan fungsi ginjal, silinder eritrosit.
Pada anak-anak, didahului infeksi streptokokus β-
hemolitikus grup A (faringitis, impetigo). Reaksi:
hipersensitivitas tipe III (melibatkan komplemen C3).
Disebut sebagai GNAPS (glomerulonefritis akut post-
streptokous).

Terapi suportif (antihipertensi, diuretik) Terapi


Kriptorkismus Salah satu atau kedua testis tidak berada dalam kantong skrotum, tetapi
(undesensus berada di sepanjang jalur desensus normal. Bedakan dengan testis
testis) ektopik.Sering disertai hernia inguinal indirek, maupun torsio testis.

Tatalaksana: observasi selama maksimal 6 bulan pertama kehidupan, jika


tidak ada lakukan orkidopeksi dalam usia 18 bulan pertama kehidupan.
(Guideline AUA).

Fimosis Prepusium tidak dapat diretraksi, nyeri saat berkemih, perlu mengedan dan
ujung penis menggembung saat berkemih.
Tatalaksana : sirkumsisi

Parafimosis Preputium menjepit batang penis, saat teretraksi tidak dapat dikembalikan
lagi  kegawatan. Tatalaksana : dorsumsisi.

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 29

Hipospadia Orifisium uretra eksternum terletak di sisi ventral (bawah) penis.


Kontraindikasi untuk sirkumsisi karena kulit digunakan untuk rekonstruksi
kelak.

Epispadia Orifisium uretra eksternum terletak di sisi dorsal (atas) penis. Kontraindikasi
untuk sirkumsisi karena kulit akan digunakan untuk rekonstruksi kelak.

BPH dan Gejala obstruksi (pancaran miksi lemah, miksi tidak lampias)
Adenokarsino Gejala iritasi (frekuensi, nokturia, urgensi)
ma Prostat Pemeriksaan fisik : Rectal touche  pembesaran prostat konsistensi
kenyal, nyeri (-), nodus (-), pool atas tidak teraba. Penunjang USG.
Tatalaksana :
1. Alfa bloker (tamsulosin, terazosin)
2. 5-alfa-reduktase inhibitor (finasterid)
3. Bedah

Pikirkan diagnosis banding kanker prostat jika pada palpasi RT


konsistensi prostat padat, tanda umum keganasan positif.Pemeriksaan
penunjang: PSA (prostat specific antigen), spesifik untuk prostat namun
ditemukan pada banyak kondisi lain seperti BPH, pasca-rectal touche, atau
prostatitis.

Batu saluran Nefrolitiasis : nyeri kolik terutama di daerah pinggang, hematuria


kemih Ureterolitiasis : nyeri kolik pinggang menjalar sampai ke kemaluan
Vesikolitiasis : BAK dipengaruhi perubahan posisi  gejala kencing
terputus-putus (interupted)
Uretrolitiasis : batu di uretra  nyeri di penis saat kencing, retensi urin
Penunjang : BNO-IVP, USG
Tatalaksana : medikamentosa (alfa bloker) / MET (medical expulsion
therapy), anjuran minum air >2 liter /hari, minimal-invasif seperti ESWL
(pemecahan batu dengan ultrasound), hingga bedah  tergantung ukuran
batu
Batu saluran kemih : radioopak (calsium, struvit) maupun radiolusen
(asam urat, sistin)

Adenokarsino Lelaki paruh baya dengan keluhan sulit kencing, bisa disertai kakeksia.
ma prostat Pemeriksaan fisik khas : rectal touche  prostat bernodul (+), keras
Penunjang : PSA, biopsi
Tatalaksana : bedah
Metastasis paling sering ke tulang.

Infeksi
saluran kemih Pielonefritis demam menggigil, keluhan antibiotik Intravena
kencing tidak terlalu dominan, (seftriakson)
urinalisis : nitrit +, leukosit
esterase +, nyeri ketok CVA +
Sistitis demam (-), keluhan kencing antibiotik oral
seperti disuria, frekuensi, dan (kotrimoksasol,
urgensi, nyeri tekan suprapubik siprofloksasin)
+.
Uretritis demam (-), disuria, frekuensi, antibiotik oral
nyeri tekan suprapubik (-). (kotrimoksasol,
siprofloksasin)
Prostatitis Demam (+), discharge (+), Antibiotik oral
nyeri kencing, rectal touche: (kotrimoksasol,
nyeri tekan prostat  abses siprofloksasin)
(fluktuasi +)

Klasifikasi :
Non-komplikata: sistitis pada wanita tidak hamil.
Komplikata: ISK lainnya (termasuk wanita hamil dan pria).
Wanita hamil dengan asimtomatik bakteriuria perlu diterapi.
Pilihan : amoksisilin, sefalosporin, eritromisin.

Satu Tujuan: Lulus!


30 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

Penunjang : kultur urin pancar tengah ditemukan kuman bermakna


(biasanya 105)

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 31

HEMATOLOGI

Anemia
Anemia MCV << 1. Anemia defisiensi besi
mikrositik Feritin <<, TIBC >>, serum besi <<,
gambaran sel pensil.
Tatalaksana : suplementasi besi
Transfusi PRC (indikasi)
2. Anemia penyakit kronik
Feritin N / >>, TIBC <<
3. Thalasemia
Ikterik, organomegali, facies cooley,
gambaran sel target, penunjang :
elektroforesis Hb.
Tatalaksana : transfusi PRC, obat
pengikat besi.
Anemia MCV 1. Anemia karena perdarahan
normositik normal Namun, bila perdarahan berlangsung
lama  mikrositik
2. Anemia aplastik
Pansitopenia, organomegali (-),
penunjang : pungsi sumsum tulang
(gambaran hipoplastik)
Anemia MCV >> Anemia defisiensi B12
makrositik Anemia defisiensi folat
ITP Petekia, purpura, biasa didahului infeksi virus sebelumnya.
Organomegali (-), trombositopenia (+). Tatalaksana : steroid. Splenektomi jika
tidak respons terhadap steroid.

Hemofilia Perdarahan sulit berhenti, perdarahan spontan di sendi (hemartrosis). Khas:


delayed-bleeding (perdarahan sempat berhenti, kemudian keluar darah lagi).
Hemofilia A : defisiensi faktor VIII
Hemofilia B : defisiensi faktor IX
Penunjang : PT normal, aPTT memanjang
Tatalaksana :
Hemofilia A : konsentrat faktor VIII, kriopresipitat, hemofilia B : FFP (fresh
frozen plasma)

Jika di soal mengarah ke hemofilia namun tidak jelas A atau B, pilih hemofilia
A karena prevalensi penyakit jauh lebih sering dibanding hemofiia B

Leukemia Keganasan sel darah (leukosit meningkat pesat)


Leukemia akut : sel blas +(blast > 20%) , infiltrasi organ relatif jarang
Leukemia kronik : sel blas -, infiltrasi organ sering  organomegali
Jadi, pembedanya bukan berdasar onset waktumelainkan keberadaan sel
blast.
Baik leukemia akut maupun kronik dibedakan menurut asal selnya yakni galur
mieloid maupun limfoid.

Tatalaksana: suportif dan kemoterapi

Satu Tujuan: Lulus!


32 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

IMUNOLOGI

SLE Kriteria diagnostik :


MD SOAP BRAIN, 4 dari 11 gejala dan tanda berikut:
1. Malar rash
2. Discoid rash
3. Serositis (pleuritis, perikarditis)
4. Oral ulcer (sariawan, biasanya tanpa nyeri)
5. Artritis
6. Photosensitivity
7. Blood (gangguan hematologi, misalnya anemia hemolitik autoimun)
8. Renal impairment (misal: nefritis lupus)
9. ANA positif
10. Imunologi (anti dsDNA +)
11. Neurologi (gangguan neurologi dan psikiatri)
Tatalaksana : steroid, sitostatik (metotreksat, siklofosfamid)

HIV - AIDS Penularan melalui darah, hubungan seksual.


Diagnosis: dengan konseling sukarela (VCT) maupun diinisiasi petugas
kesehatan (PITC). Alur diagnostik: dengan tiga tes serologi, jika tersedia
lakukan tes protein HIV.
Tahapan infeksi:
 Infeksi akut (acute retroviral syndrome): 2-6 minggu setelah
terinfeksi.
 Window period: sampai 3 bulan setelah terinfeksi. Pasien sudah
dapat menularkan HIV walaupun antibodi masih negatif.
 Infeksi HIV asimptomatik (masa laten): tanpa gejala, antibodi
sudah positif. Dapat berlangsung sampai 10 tahun setelah infeksi.
 Infeksi HIV simptomatik (lihat bagian stadium klinis).
Stadium klinis:
 Stadium 1: asimptomatik atau limfadenopati generalisata persisten
 Stadium 2: BB turun <10%, herpes zoster, ulkus oral berulang,
dermatitis seboroik, infeksi jamur kulit
 Stadium 3: BB turun >10%, diare kronik >1 bulan, demam >1 bulan,
kandidiasis oral, TB paru
 Stadium 4: HIV wasting syndrome (BB turun >10% disertai diare
kronik >1 bulan dan demam > 1 bulan), PCP, dan TB ekstraparu
Tatalaksana:
 Kapan memulai? Jika CD4 <350 sel/mm3, ada/tidak ada gejala klinis
ATAU langsung jika ada gejala klinis berat (stadium 2 dan 3)
berapapun CD4-nya.
 Regimen: 2NRTI + 1NNRTI
2 NRTI NNRTI
AZT 3TC NVP
(zidovudin) (lamivudin) (nevirapin)
TDF FTC EFZ
(tenofovir) (emtricitabin (efavirenz)
e)

 contoh regimen: AZT + 3TC + NVP


Profilaksis dengan kotrimoksasol pada pada pasien:
 Stadium klinis 2, 3, dan 4 ATAU
 CD4 <200 sel/mm3
 Kotrimoksasol terbukti efektif mencegah infeksi Toxoplasma dan
Pneumocystis carinii pneumonia (P. jiroveci - PCP).
Koinfeksi TB-HIV: lihat di bagian respirologi - TB
Koinfeksi HBV-HIV: berapapun CD4/stadium klinis, mulai terapi ARV. Paduan

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 33

ARV dengan tenofovir (TDF) dan lamivudin (3TC)/emtricitabin (FTC)


ODHA yang hamil: mulai ARV kapanpun pada semua ibu hamil. Hindari
efavirenz (EFV) selama trimester I.
HIV pada anak: interpretasi uji serologi sama jika usia >18 bulan. Jika <18
bulan: perlu pemeriksaan virus HIV karena antibodi ibu dapat menembus
sawar anak.
Pemantauan berupa klinis, imunologi (CD4+), dan virologi (HIV RNA).

(Sumber: Pedoman Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi


Antiretroviral, 2011)

Hipersensitiv Keadaan di mana terjadi intoleransi sistem imun tubuh terhadap antigen diri
itas (menyerang tubuh sendiri). Klasifikasi menurut Coombs and Gell*:

1. Tipe 1: Immediate – contoh: anafilaksis, asma, atopi. Diperantarai oleh


IgE. Ciri khas: respons cepat – menit sampai jam. Diuji dengan skin test
atau pengukuran IgE total dan IgE spesifik
2. Tipe 2: sitotoksik (antibody-dependent) – contoh: anemia hemolitik
autoimun, penyakit jantung reumatik, miastenia gravis, penyakit graves.
Terjadi karena IgM dan IgG berikatan dengan sel target. Diuji dengan tes
Coombs direk dan indirek
3. Tipe 3: kompleks imun – contoh: rheumatoid arthritis, glomerulonefritis
post-streptotoccus – terjadi karena antibodi IgG berikatan dengan
antigen, terjadi kompleks imun, terdeposit di pembuluh darah dan
menginisiasi inflamasi lokal.
4. Tipe 4: delayed-type – contoh: tuberkulosis (tes mantoux), dermatitis
kontak - melibatkan sel T

*belakangan, dikenal pula tipe 5, di mana memisahkan penyakit seperti


miastenia gravis dan penyakit graves ke dalam kelompok ini.

Satu Tujuan: Lulus!


34 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

INFEKSI TROPIK

Satu Tujuan: Lulus!


Demam  Minggu 1: Demam perlahan-lahan bertambah tinggi, Manifestasi
Tifoid menggigil, anoreksia, malaise, nyeri kepala frontal, lidah Klinis
kotor, konstipasi, kembung (timpani), nyeri abdominal
SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0
ringan difus, hepatosplenomegali. 35
 Minggu 2: Demam mencapai plateau, insomnia,
mengigau, bradikardi relatif, diare, perdarahan GI.
 Minggu 3: Tampilan klinis bertambah berat, status
tifoid (penurunan kesadaran dan/atau psikosis).
Perforasi adalah komplikasi yang jarang, tetapi terjadi
di minggu 3.

 Darah tepi: leukopenia, trombositopenia, anemia. Pemeriksaan


Penunjang
 Kultur: Darah (dalam agar empedu) untuk minggu 1-2,
feses untuk minggu 2-3, urin untuk minggu 3-4. Kultur
merupakan baku emas.
 Widal: Mulai positif pada akhir minggu 1. Diagnosis
demam tifoid ditegakkan apabila terdapat peningkatan
titer 4x lipat pada pemeriksaan ulang dengan interval 5-
7 hari atau peningkatan titer O sebanyak 1:200.

 Lini pertama: fluorokuinolon (DOC, kontraindikasi Terapi


untuk usia <18 tahun), amoksisilin/ampisilin,
kotrimoksazol.
 Lini kedua: Kloramfenikol (kontraindikasi bila leukosit
<2000/mm3), pilihan lain seperti seftriakson dan
sefiksim.

Disentri Penyebab: bakteri Shigella atau parasit Entamoeba Konsep Dasar


hystolytica.

Diare berdarah berlendir, kram perut, demam. Manifestasi


Disentri bakteri umumnya akut (3 hari-1 minggu), Klinis
sedangkan disentri amuba terjadi perlahan-lahan (2
minggu/lebih).

 Disentri bakteri: kultur feses (umumnya tidak Pemeriksaan


dilakukan). Penunjang
 Disentri amuba: Pemeriksaan mikroskopik ditemukan
trofozoit berisi eritrosit multipel (patognomonik).
Trofozoit memiliki satu nukleus dengan kariosom kecil
yang terletak di sentral. Bila tidak ditemukan trofozoit,
anggap disentri bakteri.

 Umumnya semua disentri dianggap bakterial Terapi


kotrimoksazol.
 Bila 2 hari tidak ada perbaikan  pemeriksaan tinja.
Ditemukan trofozoit  metronidazol. Tidak
ditemukan  siprofloksasin, sefiksim, atau asam
nalidiksat.

Tetanus Trismus, kaku leher, disfagia, kekakuan abdomen, Manifestasi


opistotonus, fleksi lengan, ekstensi tungkai, disfungsi Klinis
otonom.
Kejang, baik akibat rangsangan maupun spontan.
Tetap sadar dan kesakitan. Demam jarang.
Tes spatula. Penunjang

Metronidazol (membunuh bakteri yang memproduksi Terapi


toksin) atau amoksisilin.
ATS/anti-tetanus serum (serum kuda) atau TIG/tetanus
imunoglobulin(mengikat toksin bebas).
TT (menginduksi imunitas).
Diazepam (meringankan gejala spasme) jika gejala
spasme dominan dan hebat.

Satu Tujuan: Lulus!


36 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 37

No. Jenis Infeksi Obat Pilihan I Obat Pilihan II Dosis


1 Askariasis Pirantel pamoat Piperazin sitrat Pirantel pamoat: dosis tunggal 10
Mebendazol Albendazol mg/kgBB basa
Mebendazol: 2 x 100 mg sehari
selama 3 hari
Albendazol: dosis tunggal 400 mg
2 Cacing kremi Mebendazol Albendazol Mebendazol: dosis tunggal 100 mg
Pirantel pamoat Pirantel pamoat: dosis tunggal 10
mg/kgBB (maksimum 1 g) sebagai
pirantel basa
Albendazol: dosis tunggal 400 mg
3 Cacing Mebendazol Albendazol Mebendazol: 2 x 100 mg selama 3
tambang Pirantel pamoat hari
Pirantel pamoat: untuk A.
duodenale, dosis tunggal pirantel
basa 10 mg/kgBB (maksimum 1g);
untuk N. americanus, selama 3 hari
Albendazol: dosis tunggal 400 mg
4 T. trichiura Mebendazol Albendazol Mebendazol: 2 x 100 mg selama
3-4 hari
Albendazol: dosis tunggal 400 mg
5 S. stercolaris Ivermektin Albendazol Ivermektin: dosis tunggal 200
Tiabendazol μg/kgBB
Albendazol: 2 x 400 mg/hari
selama 7-14 hari
Tiabendazol: 2 x 25 mg/kgBB per
hari selama 2-3 hari berturut
6 T. solium Prazikuantel Prazikuantel: dosis tunggal 10
Niklosamid mg/kgBB (khusus untuk T. solium,
dianjurkan pencahar 2 jam sesudah
terapi)
Niklosamid: untuk orang dewasa
dan anak di atas 8 tahun, diberikan
2 dosis @ 1 g selang waktu 1 jam;
untuk anak-anak ½ dosis dewasa
7 T. saginata Prazikuantel Mebendazol Prazikuantel: seperti untuk T.
Niklosamid solium
Niklosamid: seperti untuk T.
solium
Mebendazol: 2 x 300 mg/hari
selama 3 hari
8 Filaria Dietilkarbamazi Untuk W. brancofti, B. malayi, dan
n (DEC) Loa loa: 3 kali sehari 2 mg/kgBB
bersama makan selama 10-30 hari*
9 O. volvulus Ivermektin Dosis 150 μg/kgBB diminum dengan
air pada saat perut kosong, diulang
setiap 3 bulan selama 12 bulan, dan
selanjutnya diulang setiap tahun
sampai cacing dewasa mati (dapat
berlangsung sampai 10 tahun atau
lebih)
10 S. Prazikuantel Metrifonat Prazikuantel: dosis tunggal
haematobium sebanyak 40 mg/kgBB atau dosis
tunggal 20 mg/kgBB yang diulangi
lagi sesudah 4-6 jam
Metrifonat: dosis tunggal 7,5-10
mg/kgBB diberikan per oral
sebanyak 3 x dengan interval 14
hari
11 S. mansoni Prazikuantel Oksamnikuin Prazikuantel: dosis tunggal
sebanyak 40 mg/kgBB atau 3 kali
20 mg/kgBB selang 4-6 jam

Satu Tujuan: Lulus!


38 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

Oksamnikuin: dewasa, dosis


tunggal 15 mg/kgBB; anak, 20
mg/kgBB dibagi dua dosis selang 2-
8 jam
12 S. japonicum Prazikuantel Prazikuantel: 2 kali 30 mg/kgBB
selang 4-6 jam

*) Pada pengobatan massal, jika menggunakanDECdiberikan dengan dosis 6 mg/kgBB/hari dan jika
menggunakanalbendazoldiberikan dengan dosis 400 mg dosis tunggal (anjuran WHO).

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 39

ENDOKRINOLOGI DAN NUTRISI

Diabetes Kriteria diagnosis :


Melitus Gejala 3P (polidipsi, poliuria, polifagi) disertai Gula darah puasa > 126 mg/dL,
atau Gula darah sewaktu > 200 mg/dL.

Alur diagnosis

Obat Mekanisme Efek samping Perhatian


Sulfonilurea Meningkatkan Hipoglikemia, Hindari pada
(glibenklamid) sekresi insulin kenaikan BB gangguan fungsi
ginjal
Biguanid Menghambat Mual, muntah Hindari bila
(Metformin) glukoneogenesis kreatinin > 1,5
hati
Akarbose Menghambat flatus Hindari pada
absorbsi glukosa gangguan ginjal /
hati.
Tiazolidinedio Meningkatkan Edema Hindari pada
n sensitivitas pasien dengan
(pioglitazon) insulin di reseptor CHF, gangguan
perifer jantung, gangguan
fungsi hati
DPP-4 Menghambat Muntah Pengawasan ketat
inhibitor enzim DPP-4  pada gangguan
(sitagliptin) memperpanjang fungsi ginjal
kerja GLP-1
Glinid Insulin Sama seperti Sama seperti
(Nateglinid) sekretagog sulfonilurea sulfonilurea
singkat

Satu Tujuan: Lulus!


40 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

SGLT-2 Menurunkan Infeksi saluran Gangguan fungsi


inhibitor reabsorpsi kemih ginjal
(canagliflozin) glukosa di
-->golongan saluran kemih
obat baru

Indikasi insulin :
1) DM T1
2) Kegawatan hiperglikemia
3) Alergi obat oral
4) DM gestasional
5) Gangguan fungsi ginjal
6) Tidak terkontrol dengan obat oral

HbA1c tiap 3 bulan menilai gula darah terkontrol atau tidak.


Target : HbA1c < 7.
Gula Darah Puasa Terganggu : GDP 110-125
Toleransi Gula Terganggu : TTGO 140-199
Komplikasi DM (Kronik):
1. Mikrovaskular : retinopati, nefropati
2. Makrovaskular: stroke, PJK, penyakit arteri perifer
3. Neuropati
Kegawatan Diabetik (Komplikasi Akut) :
1. KAD, HHS
KAD (ketoasidosis diabetik) : keton urin (+), asidosis metabolik
(nafas kussmaul, pH < 7,35), gula darah >.
HHS (hiperosmolar hiperglikemik state): keton urin (-) atau (+)
lemah, gula darah >>>(umumnya >600 mg/dl), osmolaritas plasma
>>.
Tatalaksana : cairan (NaCl) adalah terapi awal, koreksi elektrolit,
koreksi gangguan asam basa, insulin.

2. Hipoglikemia
Etiologi tersering: sulfonilurea, insulin, asupan makan kurang.
Hipoglikemia  gula darah < 60 atau gula darah < 80 + gejala
(berdebar, keringat dingin, sakit kepala, penurunan kesadaran).

Tatalaksana :
1. Bila sadar  air gula
2. Tidak sadar  D40 bolus 50 mL tiap 15 menit hingga sadar
dilanjutkan infus D10 / 8 jam. Observasi gula darah tiap jam.

Tiroid
Hipertiroid Hipotiroid
Peningkatan hormon tiroksin Penurunan hormon tiroksin
Berat badan <<, palpitasi, Berat badan >>, edema
tremor, berkeringat
TSH <<, fT4 fT3 >> TSH >>, fT4 fT3 <<
Etiologi : Etiologi :
Grave (struma difus toksik) Tiroiditis hashimoto
Khas : eksoftamul, bruit Khas : muka sembab
pada auskultasi struma
Mekanisme : autoimun yang Mekanisme : autoimun yang
menstimulasi TSH reseptor memblok enzim TPO
Tatalaksana : Tatalaksana :
PTU, beta bloker Levotiroksin

Hipotiroid lain :
1. Hipotiroid kongenital (kretinisme): perlu screening di usia 2 hari.
Tatalaksana dengan levotiroksin. Keterlambatan screening
mengakibatkan kretinisme (retardasi mental dan gangguan
pertumbuhan).

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 41

2. Goiter nutrisional / endemik: tatalaksana dengan suplementasi


yodium pada garam dapur.
Malnutrisi
pada Anak Marasmus Kwashiorkor
Wajah seperti orang tua Edema, kaki dan tungkai, pitting -->
salah satu kriteria terpenting
Iga gambang Rambut seperti jagung
Baggy pants Crazy pavement dermatosis
Tatalaksana :
1. Fase stabilisasi : F75, atasi hipotermi, hipoglikemi, dehidrasi
2. Fase transisi
3. Fase rehabilitasi

Atasi infeksi, berikan suplementasi mineral. Tunda pemberian besi


sampai infeksi teratasi (umumnya dalam waktu 1 minggu setelah mulai
terapi).
Sindrom Kriteria :
metabolik 1. Lingkar pinggang (>40 inchi pada pria, > 35 inchi pada wanita)
2. Gula darah puasa (> 110 mg/dL)
3. Tekanan darah (> 130 / 85 mmHg)
4. HDL (<40 pada pria, < 50 pada wanita)
5. Trigliserid (>150 mg/dL)

Bila memenuhi > 3 kriteria : perlu modifikasi gaya hidup untuk mencegah
risiko PJK, DM, dan kelainan metabolik lainnya di kemudian hari.

Dislipidemia Target penatalaksanaan umumnya menggunakan pengukuran LDL.


Untuk pasien dengan risiko tinggi, seperti DM dan infark miokard, target LDL
<100 mg/dL, bahkan lebih agresif lagi , yakni<70 mg/dL. Selain terapi
farmakologi, terapi diet dan gaya hidup perlu disampaikan kepada penderita.
Golongan Contoh mekanisme Efek samping
Statin Simvastatin HMG CoA Peningkatan
reduktase enzim hepar,
inhibitor rabdomiolisis.
Risiko makin
tinggi jika
digabungkan
dengan fibrat
(terutama
gemfibrozil).
Niasin Vitamin B3 Menghambat Flushing,
lipolisis, VLDL hiperglikemi,
sirkulasi << hiperurisemia
Resin asam Kolestiramin Menghambat flatulens
empedu reabsorbsi asam
empedu
Inhibitor reseptor Ezetimibe Menghambat Jarang,
kolesterol absorbsi meningkatkan
kolesterol di usus enzim hepar
halus
Fibrat Gemfibrozil, Meningkatkan Meningkatkan
Fenofibrat (lebih LPL  trigliserid enzim hepar
terpilih) <<

Satu Tujuan: Lulus!


42 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

NEUROLOGI

Nyeri Jenis nyeri kepala primer yang sering dijumpai adalah: Mengenal
Kepala Tension Type Headache Variannya
(Headache) Migrain
Cluster Heahache

Tension Nyeri bilateral, rasa seperti tertekan dan diikat, lokasi Diagnosis
Type frontal dan oksipital.
Headache
Akut: Ibuprofen (DOC), aspirin, atau parasetamol Terapi
Preventif: Antidepresan trisiklik (mis. amitriptilin)

Migrain Nyeri unilateral, rasa berdenyut, lokasi di Diagnosis


frontotemporal dan okular, mual, muntah, fotofobia,
fonofobia.
Bisa disertai aura (klasik) maupun tanpa aura
(common).

Akut: Ergot atau triptan. Terapi


Preventif: Asam valproat.

Cluster Nyeri unilateral, terasa sangat berat seperti ditusuk, Diagnosis


Heahache mata seperti didorong keluar, lokasi di orbital dan
temporal.
Lakrimasi, mata merah, rinorea, dan perspirasi di
dahi ipsilateral.

Akut: Ergot atau triptan + metoklopramid, oksigen. Terapi


Preventif: Calcium channel blockers.

TIA dan Iskemia otak yang tidak menyebabkan infark. Etiologi


RIND
Transient ischemic attack (TIA): Defisit neurologis Diagnosis
akut, membaik/kembali menjadi normal dalam 24 jam.
Reversibel ischemic neurologic deficit (RIND):
Gejala berlanjut melewati 24 jam, tetapi membaik
dalam 72 jam setelah onset.

Aspirin atau klopidogrel. Terapi


Stroke Stroke Iskemik Mengenal
Stroke Hemoragik Variannya
Perdarahan Subarakhnoid

Stroke Trombus atau emboli yang menyebabkan infark serebri. Etiologi


Iskemik
Anamnesis: Defisit neurologis akut (biasanya Diagnosis
hemiparesis), berlangsung >72 jam, biasanya kesadaran
tidak menurun.
Pemeriksaan Fisik: Tanda lesi UMN (hiperrefleksia,
refleks patologis).
Pemeriksaan Penunjang: CT-Scan – daerah hipodens
di serebrum.
Trombolitik (dengan rt-PA) untuk pasien yang datang Terapi
dalam 3-4,5 jam setelah onset dan tidak ada
kontraindikasi.
Aspirin untuk pasien lain.
Antihipertensi tidak selalu dibutuhkan, kecuali

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 43

pada TD>220 mmHg.

Stroke Perdarahan intraserebral akibat pecahnya pembuluh Etiologi


Hemoragik darah.
Anamnesis: Defisit neurologis akut, ada penurunan Diagnosis
kesadaran, nyeri kepala, mual, muntah.
Pemeriksaan Fisik: Tanda lesi UMN, biasanya
hipertensi.
Pemeriksaan Penunjang: CT-Scan – daerah hiperdens
di serebrum.

Bedah (untuk evakuasi hematoma). Terapi


Antihipertensi (jangan turunkan TD >25% MAP).
Agen-agen diuretik osmotik (mis. manitol).

Perdarahan Pecahnya sebuah aneurisma yang menyebabkan Etiologi


Subarakhnoi perdarahan ke dalam ruangan subarachnoid.
d
Anamnesis: Nyeri kepala yang dirasakan “paling berat Diagnosis
seumur hidup” (thunderclap headache).
Pemeriksaan Fisik:Tanda meningismus (mis. kaku
kuduk).
Pemeriksaan Penunjang: CT-Scan – hiperdensitas di
dalam sulkus dan fisura serebri.

Beta-bloker apabila MAP> 130 mmHg. Terapi


Bedah (untuk menutup aneurisma).
Bell’s Palsy Paralisis akut nervus VII perifer unilateral, Etiologi
biasanya karena terkena angin/udara dingin dalam
waktu lama.

Dahi dan pipi tidak bisa digerakkan, kelopak mata tidak Diagnosis
bisa menutup (lagoftalmus), bibir tertarik ke sisi yang
sehat.

Steroid, plester mata ketika tidur, rehabilitasi fisik. Terapi


Artificial tears untuk mata yang lagoftalmus.

Vertigo Vertigo Perifer (Vestibular) Mengenal


Rasanya seperti berputar, serangan episodik, sering Variannya
disertai mual dan muntah.
Contoh penyakitnya: BPPV, penyakit Meniere.

Vertigo Sentral (Nonvestibular)


Rasanya seperti melayang/hilang keseimbangan,
serangan kontinyu, jarang disertai mual dan muntah.
Bisa disertai defisit neurologis fokal.

BPPV Etiologi: kanalith di dalam kanalis semisirkularis. Konsep Utama


Klinis: Vertigo yang dipicu oleh perubahan posisi.
Pemeriksaan Penunjang: Manuver Dix-Hallpike.
Tatalaksana: Manuver Epley.

Penyakit Etiologi: Terlalu banyak cairan endolimfe di dalam Konsep Utama


Meniere kanalis semisirkularis.
Klinis: Vertigo disertai gangguan pendengaran dan
tinitus.
Tatalaksana: Diazepam saat serangan, HCT dan
steroid untuk pencegahan.

Parkinson Degenerasi neuron dopaminergik di dalam substansia Etiologi


nigra.

Satu Tujuan: Lulus!


44 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

TRAP – Tremor, rigiditas (tubuh kaku), Diagnosis


akinesia/bradikinesia (gerakan lambat), postural
instabilitas.
Ditegakkan bila ada 2 dari 3 tanda kardinal (tremor saat
istirahat, rigiditas, dan bradikinesia).
Bedakan sindroma parkinson (etiologi jelas: misal
stroke, atau penggunaan obat antipsikotik) dengan
penyakit parkinson (umumnya idiopatik)

Levodopa + Bensazerid. Terapi


Epilepsi Seringkali idiopatik; bisa juga sebagai bagian dari Etiologi
sebuah sindrom keturunan, malformasi kongenital,
infeksi, trauma kepala, stroke, tumor, penyakit
degeneratif lain.

Kejang parsial (fokal) – Berasal dari bagian tertentu Klasifikasi


dalam korteks serebri:
Sederhana: Tidak ada penurunan kesadaran. Gejala
bisa sensoris, motoris, otonom, atau psikis,
tergantung bagian korteks yang terlibat.
Kompleks: Ada penurunan kesadaran (ditandai dengan
amnesia). Gejala biasanya berupa bengong
mendadak yang diikuti dengan automatisme dan
kebingungan pasca-serangan.
Tonik klonik umum sekunder: Kejang parsial yang
berlanjut menjadi kejang tonik klonik umum.

Kejang umum – Berasal dari seluruh hemisfer korteks


serebri (kiri dan kanan):
Absens/lena (petit mal): Bengong mendadak, tanpa
aura, tanpa kebingungan pasca-serangan.
Berlangsung sebentar (<20 detik), bisa disertai
automatisme maupun tidak.
Mioklonik: Kedutan motorik aritmik (tidak teratur).
Klonik: Kedutan motorik ritmik (teratur), lebih lama dari
mioklonik.
Tonik: Ekstensi/fleksi tonik mendadak pada kepala,
badan, atau ekstremitas.
Tonik klonik umum primer(grand mal): Berawal
sebagai ekstensi tonik ekstremitas atas dan bawah
yang berlangsung beberapa detik, kemudian menjadi
gerakan klonik ritmik dengan kebingungan pasca-
serangan.
Atonik: Hilangnya tonus postural tubuh secara
mendadak (tiba-tiba jatuh).

Klinis: Kejang berulang tanpa demam. Diagnosis


Pemeriksaan Penunjang: Elektroensefalografi.

Asam valproat, karbamazepin, fenitoin. Terapi


Etosuksimid khusus untuk kejang lena.

Hernia Diskus intervertebralis mengalami herniasi dan Etiologi


Nukleus menekan radiks saraf perifer.
Pulposus
Anamnesis: Nyeri punggung bawah menjalar ke paha, Diagnosis
sering disertai kelemahan otot dan rasa kebas.
Pemeriksaan Fisik: Tes Lasegue (+), perubahan refleks,
penurunan sensibilitas.
Pemeriksaan Penunjang: MRI.

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 45

Tirah baring (tatalaksana awal). Terapi


Paracetamol, NSAID, dan/atau relaksan otot
(benzodiazepin).
Operasi jika gejala berat.

Carpal Kompresi nervus medianus di dalam carpal tunnel. Etiologi


Tunnel
Syndrome
Anamnesis: Nyeri di pergelangan tangan bagian ventral, Diagnosis
kebas di telapak tangan bagian radial dan jari 1-4.
Pemeriksaan Fisik: Tinel sign (rasa kesemutan saat
carpal tunnel diketuk) dan Phalen sign (rasa kesemutan
saat pergelangan tangan fleksi maksimal).

Bidai pergelangan tangan saat tidur (tatalaksana awal). Terapi


Injeksi steroid ke dalam carpal tunnel.
Pembedahan untuk kasus yang refrakter.

Meningitis Inflamasi lapisan meningen sistem saraf pusat, Etiologi


umumnya karena infeksi.

Anamnesis: Demam tinggi, sakit kepala. Manifestasi


Pemeriksaan Fisik: Kaku kuduk (+), tanda rangsang Klinis
meningeal (+) (Kernig, Brudzinski I, Brudzinski II).

Analisa cairan serebrospinal: Pemeriksaan


Bakteri –keruh, leukosit tinggi (≥1000/mm 3), banyak sel Penunjang
netrofil, protein meningkat, glukosa rendah.
Virus – jernih, leukosit rendah (<100/mm3), banyak sel
limfosit, protein normal, glukosa normal.
Tuberkulosis – xantokrom, jumlah leukosit variabel,
banyak sel limfosit, protein meningkat (tidak setinggi
bakteri), glukosa rendah.

Sesuai patogen penyebab. Terapi


Khusus meningitis bakterial diberikan deksametason.

Ensefalitis Biasanya virus atau TB (meningoensefalitis TB). Etiologi


Anamnesis: demam, kejang, penurunan kesadaran. Diagnosis
Pemeriksaan Fisik: Tanda rangsang meningeal (-).
Pemeriksaan Penunjang: Analisa CSS + PCR.

Asiklovir: terapi empirik karena tingginya insidensi Terapi


ensefalitis herpes simpleks.
Setelah hasil PCR CSS diketahui, disesuaikan sesuai
patogen.

Cedera  Cedera kepala ringan: GCS 13-15 setelah Klasifikasi


Kepala observasi, dapat dipulangkan. berdasarkan
 Cedera kepala sedang: GCS 9-12 harus GCS
dirawat 2x24 jam, dilakukan CT-Scan.
 Cedera kepala berat: GCS ≤8 koma, harus
dilakukan intubasi dan CT-Scan.

Komosio serebri (concussion atau gegar otak): Klasifikasi


Penurunan kesadaran tanpa disertai kerusakan berdasarkan
anatomis. CT-Scan normal. Patologi
Kontusio serebri: Memar pada jaringan otak. CT-Scan
hiperdensitas serebri, tidak semencolok perdarahan
intraserebral.
Perdarahan intraserebral: Pecahnya pembuluh darah

Satu Tujuan: Lulus!


46 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

yang lebih besar. CT-Scan hiperdensitas serebri yang


mencolok.
Perdarahan epidural: Pecahnya a. meningea media.
Tampilan klinis berupa interval lusid. CT-Scan
hiperdens bikonveks.
Perdarahan subdural: Pecahnya bridging veins. CT-
Scan hiperdensitas seperti bulan sabit. Prognosis
lebih buruk dibandingkan perdarahan epidural.
Perdarahan subarakhnoid: sakit kepala tidak
tertahankan, kaku kuduk (+). CT-Scan hiperdensitas
di sulkus, fisura, dan falks serebri.
Perdarahan intraventrikular: Tampilan klinis paling
buruk dengan prognosa malam. CT-Scan
hiperdensitas (darah) di dalam ventrikel otak.

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 47

THT

Serumen Sumbatan serumen mengakibatkan klinis tuli konduktif. Definisi


Prop Tatalaksana dengan irigasi toilet, seruminolitik (misal:
karbogliserin) untuk melunakkan serumen.

Otitis Media Sebagian besar akibat S. pneumonia dan H. influenzae. Definisi


Akut (OMA) Salah satu penyebab demam pada anak yang cukup
sering terjadi.

1. Oklusi: membran timpan retraksi Stadium Klinis


2. Hiperemis: membran timpani hiperemis dan Gejala
3. Supurasi: membran timpani menonjol (bulging),
nyeri hebat disertai demam Nyeri tekan
4. Perforasi: tampak perforasi, sekret mengalir
keluar, nyeri berkurang, demam berkurang
mastoid dapat
5. Resolusi: sekret mengering, perforasi mulai ditemukan.
membaik. Bisa berlanjut ke OMSK bila resolusi
tidak adekuat.

1. Dekongestan (efedrin HCl 0,5%) pada stadium Tatalaksana


klinis awal (oklusi, hiperemis)
2. Antibiotik: amoxicillin terbaik, 5-7 hari. Alternatif:
amoksisilin + clavulanat atau cefalosporin. Dapat
diberikan di semua stadium klinis.
3. Miringotomi jika fase supurasi
4. Cuci telinga dengan H2O2 3% jika sudah perforasi

Otitis Infeksi telinga luar (kanalis auditorius/liang telinga) akibat Definisi dan
Eksterna bakteri, jamur virus. Klasifikasi
Kasus
1. Otitis eksterna sirkumsripta: furunkel ("bisul") di
1/3 liang telinga bagian luar. Penyebab: S. aureus,
S. albus.
2. Otitis eksterna difusa: infeksi di 2/3 liang telinga
bagian dalam. Penyebab: Pseudomonas sp.
3. Otitis eksterna maligna: infeksi yang dapat
berkomplikasi hingga menyebabkan paresis n. VII
dan destruksi tulang temporal. Penyebab:
Pseudomonas sp. Faktor risiko: DM,
imunokompromais.

Nyeri tekan tragus atau perikondrium, nyeri saat Gejala klinis


membuka mulut, penurunan pendengaran, dan sekret
yang berbau (terutama pada kasus OE difusa dan OE
maligna). Paresis n. fasialis mungkin ditemukan pada
kasus OE maligna.
Otitis eksterna sirkumskripta: antibiotika (polimiksin B / Tatalaksana
basitrasin)
Otitis eksterna difusa: ear toilet, tampon antibiotik
(kadang antibiotik sistemik)
Otitis ekterna maligna: kultur dan pemberin antibiotika
per oral/parenteral (fluoronkuinolon), debridement radikal.

Otitis Media Biasanya kelanjutan dari OMA yang tidak mengalami Definisi
Supuratif resolusi secara sempurna. Misalnya: akibat infeksi
Kronik berulang, atau akibat penatalaksanaan kasus OMA yang
(OMSK) tidak adekuat.

Satu Tujuan: Lulus!


48 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

Keluar sekret > 6 minggu (hilang - timbul atau terus Gejala klinis
menerus), membran timpani perforasi, dengan penurunan
pendengaran. Tidak ada nyeri.

1. OMSK tipe benigna (jinak): jika perforasi terletak Tipe


di sentral dari membran timpani.
2. OMSK tipe maligna (ganas): jika perforasi
terletak di attic atau perifer dari membran
timpani. Berisiko menimbulkan komplikasi seperti
mastoiditis, kolesteatoma, paresis n. VII, hingga
destruksi ke jaringan sekitarnya.

Benigna: antibiotik topikal (neomisin + polimiksin), Tatalaksana


H2O2 3%
Maligna: operasi eradikasi kolesteatoma,
timpanoplasti / miringoplasti.

Otitis Media Transudasi cairan serosa (non-infeksi) di telinga tengah. Definisi


Efusi Penyebab: kelanjutan OMA, disfungsi tuba, barotrauma
(setelah naik pesawat terbang), maupun alergi.

Gangguan pendengaran (telinga "kemasukan air"), tanpa Gejala Klinis


rasa nyeri. Pada PF ditemukan memran timpani
suram, tidak hiperemis, mobilitas terganggu (tes
Toynbee / Valsava negatif).

Swasirna (self-limiting) dalam 3 bulan. Jika tidak ada Tatalaksana


perbaikan, miringotomi dilanjutkan pemasangan grommet
tube (pipa timpanostomi). Dekongestan dapat diberikan.

Vertigo Pusing berputar (pasien berputar atau lingkungan yang Definisi


berputar). Dapat disebabkan proses sentral maupun
perifer.

Keluhan subjektif pusing berputar. disertai dengan mual- Gejala Klinis


muntah.
Pada kasus vertigo perifer keluhan mual-muntah lebih
hebat dibandingkan vertigo sentral. Vertigo sentral sering
disertai defisit neurologi.

1. Vertigo perifer: disebabkan oleh organ vestibular Klasifikasi


hingga n. VIII. Contoh penyebab: BPPV, meniere,
neuronitis vestibular.
2. Vertigo sentral: disebabkan oleh batang otak
hingga otak. Contoh penyakit: tumor sudut
serebelopontin, stroke batang otak.

BPPV Terjadi akibat kanalitiasis atau kupolitiasis Definisi


(Benign (keberadaan "batu" di sistem vestibular) yang
Paroxysmal menimbulkan sensasi vertigo apabila pasien melakukan
Positional perubahan posisi. Sebagian besar disebabkan oleh proses
degeneratif. Sering pada kanalis posterior.
Vertigo)
Vertigo saat perubahan posisi kepala, sangat berat Gejala Klinis
namun hanya singkat. Mual dan muntah hampir pasti
ada. Nistagmus dijumpai Diagnosis dengan manuver Dix-
Hallpike.

Manuver Epley, Liberatory, dan Brandt-Daroff. Manuver Tatalaksana


dilakukan sendiri oleh pasien.

Penyakit Hidrops endolimfe (kelebihan cairan di endolimfe) Definisi

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 49

Meniere kanalis semisirkularis.

Trias: vertigo, tinitus, tuli sensorineural (turun Gejala Klinis


pendengaran) pada nada rendah.

Simpatomatik: diazepam saat serangan. Diuretik (seperti Tatalaksana


HCT atau furosemid) dan kortikosteroid (oral dan injeksi
intratimpani) untuk pengendali. Edukasi diet rendah
garam.

Epistaksis Epistaksis anterior: perdarahan dari pleksus Kisselbach, Etiologi


a. ethmoidalis anterior.
Epistaksis posterior: perdarahan dari a. ethmoidalis
posterior, a. sphenopalatina. Perdarahan lebih hebat,
jarang berhenti sendiri, darah menetes ke belakang
tenggorok.
Cari faktor risiko: trauma (mengorek hidung), infeksi,
tumor, hipertensi, gangguan pembekuan darah.

Epistaksis anterior: (ikuti alur di bawah) Tatalaksana


tekan hidung 10-15 menit --> kaustik dengan AgNO 3 25-
30% jika sumber perdarahan terlihat --> tampon anterior
(dengan pelumas vaselin/salap antibiotik + epinefrin)
selama 2 hari.
Epistaksis posterior: tampon posterior (bellocq) selama
3 hari. Tampon anterior sebaiknya juga dipasang.

Rinitis Alergi Dimediasi oleh IgE dan histamin. Alergen inhalan paling Etiologi
sering.
Bersin berulang, rinorea, hidung gatal (dominan), Gejala Klinis
kadang dapat diikuti konjungtivitis, hiposmia, dan post- dan Klasifikasi
nasal drip. Gejala pagi hari dominan.
PF: allergic shiners (stasis vena di bawah mata), crease
(garis di hidung), dan salute (gerakan menggosok-gosok
hidung). DItemukan mukosa edema yang pucat/livide,
sekret cair.
Menurut ARIA (Allergic Rhintis and Its Impact on Asthma),
dibagi menjadi:
Sifat berlangsungnya
1. Inetermiten (<4 hari/minggu atau <4 minggu)
2. Persisten (>=4 hari/minggu dan >=4 minggu)

Beratnya penyakit:
1. Ringan: tidak ada gangguan aktivitas,
berolahraga, maupun istirahat
2. Sedang-berat: ada gangguan aktivitas,
berolahraga, maupun istirahat

Penunjang: uji cukit kulit (skin-prick test) atau IgE Tatalaksana


RAST (in-vitro). Pemeriksaan tidak spesifik: eosinofil dan
IgE total).
Medikamentosa: antihistamin, jika gejala berat
tambahkan steroid intranasal.

Rinitis Non-alergi, umumnya akibat saraf parasimpatis yang Etiologi


Vasomotor hiperaktif.

Keluhan mirip rinitis alergi, namun yang dominan Gejala Klinis


adalah hidung tersumbat bergantian kiri-kanan, jarang
disertai kelainan mata. Memburuk pagi hari. Pemicu
non-spesifik: seperti udara dingin, bau, parfum,
kelembaban, dan emosional.

Satu Tujuan: Lulus!


50 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

Skin prick test negatif, IgE RAST negatif, IgE dan Penunjang
eosinofil darah tidak meningkat.

Hindari pencetus. Tatalaksana


Simptomatik: dekongestan oral atau topikal. Apabila
sangat berat pertimbangakan operasi dan neurektomi n.
vidianus.

Rinitis Gangguan respons vasomotor akibat riwayat Etiologi


Medikament penggunaan vasokonstriktor topikal (tetes/semprot
osa pelega hidung).

Gejala utama hidung tersumbat, dengan riwayat Gejala Klinis


penggunaan obat tetes/semprot hidung. Dapat terjadi
sekret berair dengan edema/hipertrofi konka.

Hentikan obat vasokonstriktor topikal. Tatalaksana


Berikan kortikosteroid oral dosis tinggi jangka pendek,
atau dekongestan oral

Sinusitis Terdapat 4 pasang sinus paranasal: maksila, frontal, Etiologi


ethmoid, dan sphenoid.
Inflamasi sinus paranasal akibat infeksi terutama viral
dan bakterial dengan gangguan klirens mukosiliar.
Penyebab tersering: S. pneumoniae, H. influenzae, dan M.
catarrhalis.
Faktor risiko: ISPA, polip hidung, kelainan anatomi,
infeksi tonsil/gigi, hipertrofi adenoid. Infeksi kronik
terutama akibat sinusitis akut yang tidak terobati
dengan adekuat.

Sering disertai rinitis pula, sehingga disebut dengan Klasifikasi


rinosinusitis.
 Akutjika <4 minggu
 Subakut jika 4 minggu - 3 bulan
 Kronis jika >3 bulan

Nyeri pada muka, sekret hidung yang purulen, sering Gejala klinis
turun ke tenggorok (post-nasal drip), disertai demam.

Baku emas: CT-scan Penunjang


Alternatif: foto posisi Waters (dtemukan
perselubungan, air-fluid level, dan penebalan mukosa).

Sinusitis akut: simpatomatik (dekongestan, analgesik), Tatalaksana


antibiotik jika bakterial (amosksiilin / amoksisilin +
klavulanat)
Sinusitis kronik: tidak responsif terhadap antibiotik
(kuman gram negatif), definitif: bedah sinus endoskopi
fungsional (FESS).

Tonsilitis Radang (tonsil faringeal/adenoid dan palatinal). Tersering Etiologi


disebabkan viral dan bakterial.

Tonsilitis akut: sering didahului common cold, disertai Gejala klinis


dengan nyeri tenggorok. Pada infeksi bakterial, dapat
timbul detritus (kumpulan leukosit mati). Demam, nyeri
menelan, otalgia dapat ditemukan. Pembesaran KGB
dapat pula ditemukan.
Tonsilitis akut menjadi kronis jika faktor predisposisi
tidak teratasi. Tampak pelebaran kripta yang dapat
terisi detritus disertai napas berbau.

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 51

Tonsilitis akut viral: analgesik, antibiotik jika bakterial Tatalaksana


Tonsilitis akut bakterial: antibiotik (penisilin), obat
kumur desinfektan.
Tonsilitis kronis: ada indikasi untuk tonsilektomi jika
>3x serangan/tahun, maloklusi gigi, sumbatan jalan
napas, hingga rinosinutisi kronis.

Tonsilitis Infeksi C. difficile, bakteri gram positif berbentuk basil. Etiologi


Difteri Umumnya infeksi pada anak-anak yang tidak
mendapatkan imunisasi DPT.

Demam, nyeri tenggorok, disfagia, dapat disertai sesak Gejala Klinis


napas. PF ditemukan pseudomembran yang berwarna
abu-abu, mudah berdarah apabila pseudomembran
diambil. Pembesaran KGB dapat menyebabkan bull's
neck appearance.

Antibiotik (DOC: penisilin, eritromisin), ADS (serum anti- Tatalaksana


difteri)
Suportif (antipiretik jika demam, intubasi jika ada
ancaman gagal napas)
Vaksinasi setelah pasien sembuh (difteri tidak
menimbulkan kekebalan)

Abses Komplikasi dari tonsilitis yang tidak teratasi dengan Etiologi


Peritonsil baik.
"Quincy"
Demam, nyeri tenggorok, disfagia, hot potato voice. Gejala klinis
Tampak uvula terdorong ke sisi kontralateral.

Insisi/drainase abses disertai dengan pemberian Tatalaksana


antibiotik.
Karsinoma Infeksi virus EBV, konsumsi makanan pengawet Etiologi
Nasofaring (mengandung nitrosamin), iritasi baan kimia, herediter.

Gejala dibagi menjadi gejala nasofaring, telinga, mata, Gejala Klinis


dan saraf. Gejala utama timbul akibat tumbuhnya tumor
di fossa Rossenmuller.
 Nasofaring: epistaksis ringan, sumbatan hidung.
 Telinga: tinitus, rasa tidak nyaman di telinga,
otalgia.
 Mata: diplopia akibat paresis n. III, IV, VI
 Saraf: neuralgia trigeminalis, destruksi tulang
tengkorak.
Metastasis ke kelenjar getah bening leher adalah fase
lanjutan.

Baku emas: biopsi nasofaring. Dapat ditunjang dengan Diagnosis


CT scan.
Serologi IgA anti EA dan IgA anti VCA untuk EBV

Radioterapi adalah pengobatan utama, disertai Tatalaksana


kemoterapi untuk fase lanjutan.

Angiofibrom Tumor jinak pembuluh darah nasofaring, memiliki Definisi


a Nasofaring kemampuan destruksi tulang. Ditemukan pada
Belia anak/remaja laki-laki.

Hidung tersumbat progresif, epistaksis masif berulang. Gejala Klinis


Rinoskopi posterior: massa kenyal, warna abu hingga
merah muda. Tumor sangat mudah berdarah.

Satu Tujuan: Lulus!


52 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

CT scan dan arteriografi. Diagnosis


Operasi merupakan pilihan utama, disamping hormonal Tatalaksana
dan radioterapi.

Benda Asing Benda asing dapat masuk ke saluran cerna (mulut - faring Definisi
Saluran - esofagus - hingga melewati esofagus). Kejadian ini
Cerna sering pada anak-anak.

Prinsip utama adalah menduga apakah benda asing


tersebut radiopak atau radiolusen.

Gejala umum berupa disfagia/odinofagia, senssi benda Gejala Klinis


asing, nyeri di leher/tenggorok/dada.

Benda asing yang radiopak: minta foto polos 2 posisi. Tatalaksana


 Jika di esofagus: endoskopi untuk mengambil
benda asing
 Jika distal dari esofagus dan simptomatik:
observasi klinis dan tinja, atau evaluasi berkala
dengan radiologi (setiap 3-4 hari)
 Jika distal dari esofagus dan asimptomatik
Benda asing yang radiolusen:
 Kecurigaan di esofagus: laringoskopi atau
endoskopi atau esofagogram barium
 Kecurigaan bukan di esofagus: amati gejala dan
tinja

Sumber: AAFP, 2005

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 53

OFTALMOLOGI

Konjungtiviti Mata merah, visus tidak menurun, tampak pelebaran Gambaran klinis
s pembuluh darah konjungtiva.

Viral Sekret jernih, ditemukan folikel, paling Tipe dan


mudah menular, dapat ditemukan papila. Penatalaksanaan
Tx: simptomatik, kortikosteroid jika perlu.
Bakteria Sekret purulen, perlengketan kelopak
l mata. Tx: antibakterial.
Alergi Mata gatal dominan, sekret cair,
ditemukan papila. Tx: antihistamin dan
mast-cell stabilzer.
Vernal Cobblestone appearance. Tx: antihistamin
dan mast-cell stabilzer.
Trakoma Infeksi C. trachomatis. Dapat
menyebabkan sikatriks dan entropion. Tx:
antibiotik (azithromisin PO, atau salep
mata tetrasiklin).
Keratitis Mata merah, visus menurun, tampak pelebaran Gejala Klinis
pembuluh darah silier. Nyeri (+) disertai dengan
fotofobia.

Bakteria Lesi dengan defek epitel disertai infiltrat Tipe dan


l dan edema. Tx: antibaktrial topika, Penatalaksanaan
sikloplegia, kortikosteroid.
Herpes Lesi dendritik. Tx: antiviral topikal.
simpleks sikloplegia, kortikosteroid.
Herpes Dengan lesi herpes zoster di wajah
zoster unilateral. Tx: antiviral topikald an oral,
sikloplegia, kortikosteroid.
Fungal Riwayat trauma dengan tmbuhan. Lesi
hipopion dan satelit. Tx: antifungal topikal,
kontraindikasi kortikosteroid.
Amoeba Acanthamoeba sp., riwayat berenang dan
penggunaan lensa kontak. Tx: amoebisida
dan kortikosteroid topikal.
Ulkus Tampilan klinis mirip keratitis.
Kornea Tes fluorosein positif (tampak defek epitel)

Hordeolum Infeksi Staphylococcus aureus. Etiologi


Eksternum pada kelenjar Zeis (sebasea) atau Moll Klasifikasi
(apokrin).
Internum pada kelenjar Meibom (sebasea).

Nodul di tepi (eksternum) atau di balik kelopak mata Gejala Klinis


(internum), terasa nyeri.

Kompres hangat. Tatalaksana


Antibiotik topikal.
Insisi dan drainase bila hordeolum besar/pengobatan
konservatif tidak berhasil.

Kalazion Radang granulomatosa yang mengakibatkan

Satu Tujuan: Lulus!


54 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

timbulnya nodul tanpa nyeri. Salah satu diagnosis


banding dari hordeolum.

Glaukoma Peningkatan tekanan intraokular, biasanya akibat Definisi


Akut sudut bilik mata depan tertutup (oklusi trabekula oleh
iris).

Mata merah mendadak, visus turun, nyeri hebat Gejala Klinis


(dapat berdenyut), sering disertai mual-muntah.
PF: tekanan intraokular tinggi (>21 mmHg), injeksi
konjungtiva, edema kornea, pupil dilatasi non-reaktif.

Gonioskopi (untuk mengukur sudut bilik mata depan) Penunjang


Awal: asetazolamid (oral atau IV), timolol tetes, Tatalaksana
steroid tetes, pilokarpin (konstriktor pupil).
Definitif: iridotomi perifer

Glaukoma Neuropati optik yang disebabkan oleh peningkatan Definisi


Kronik tekanan intraokular secara menahun (kronik).
Penyebabnya adalah disfungsi trabekula (sudut
terbuka).

Cenderung asimptomatik, pada fase lanjut ditemukan Gejala Klinis


penyempitan lapang pandang (tunnel vision).
PF: TIO dapat meningkat namun dapat pula normal
(glaukoma normotensi), rasio cup-to-disc (CDR) >0,5;
pemeriksaan kampimetri (perimetri) ditemukan
menyempit.

Timolol topikal. Definitif: trabekulopasti atau Tatalaksana


trabekulektomi.

Katarak Mata tenang, visus turun perlahan. Sering disertai silau.


Imatur Matur Hipermatur
Kekeruhan Sebagian Seluruh Lensa jatuh
Shadow test Positif Negatif Pseudopositif
Visus > 6/60 < 6/60 <6/60
Katarak kongenital: Varian Lainnya
umumnya karena infeksi intrauterin (mis. rubella)
pemeriksaan fisik: refleks merah abnormal, leukokoria
bisa menyebabkan ambliopia berat bahkan kebutaan
bedah dilakukan sebelum usia 2 bulan (memastikan
perkembangan visus tidak terganggu).
Katarak traumatik: trauma tumpul, opasitas khas
berbentuk bintang (stellata).

Bedah  beberapa cara: ekstraksi katarak Terapi


ekstrakapsular, ekstraksi katarak intrakapsular,
fakoemulsifikasi.

Retinopati Kelainan pada retina yang disebabkan akibat hipertensi Etiologi


(retinopati hipertensi) atau diabetes mellitus
(retinopati diabetik).

Mata tenang, dengan visus turun perlahan. Gambaran Klinis

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 55

Retinopati Hipertensi
Gambaran pembuluh darah copper wiring dan av
crossing.
Retionpati Diabetik
Kadang disertai dengan floaters. Pada funduskopi dapat
digolongkan menjadi:
 non-proliferatif (NPDR) dengan
mikroaneurisma, perdarahandot and blot, flame,
maupun cotton wool spot.
 proliferatif dini (PDR) adalah NPDR ditambah
dengan neovaskularisasi.
 proliferatif lanjut (PDR) adalah PDR dini
ditambah dengan perdarahan pada vitreous
hingga dapat terjadi ablasio retina.

Kendalikan faktor risiko. Tatalaksana


Fotokoagulasi laser terutama pada diabetik retinopati.

Miopia Bayangan jatuh di depan retina. Bisa disebabkan bola Definisi


mata terlalu panjang (miopia aksial), lensa terlalu
kuat ,atau kornea yang terlalu cekung (miopia
kurvatura).

Jika timbul pada anak usia sekolah, prestasi belajar yang Gejala Klinis
menurun, duduk di depan, memicingkan mata.

Koreksi dengan lensa negatif terlemah. Tatalaksana


Hipermetero Bayangan jatuh di belakang retina. Bisa disebabkan bola Definisi
pia mata terlalu pendek (hipermeteropia aksial), lensa
terlalu lemah, atau kornea yang kurang cekung
(hipermeteropia kurvatura).

Mata yang sering lelah (karena akomodasi terus Gejala Klinis


menerus).
Koreksi dengan lensa positif terkuat. Tatalaksana
Presbiopia Daya akomodasi lensa mata yang mulai melemah. Definisi
Koreksi dengan lensa positif, perkiraan kebutuhan Tatalaksana
lensa sesuai dengan usia.
40-45 45-50 50-55 55-60 >60 thn
thn thn thn thn
+1 D +1,5 D +2 D +2,5 D +3 D
Ambliopia "Mata malas", yakni kelainan akibat supresi sistem Definisi
saraf pusat terhadap salah satu mata yang
misalnya disebabkan oleh anisometeropia (perbedaan
refraksi antara kedua mata jauh berbeda) atau
strabismus.

Visus turun pada salah satu mata, dan bagaimanapun Gejala Klinis
upaya koreksi tidak dapat mencapai visus normal
(6/6 atau lebih baik).

Sedini mungkin terdeteksi dan diobati, semakin baik Tatalaksana


prognosis.

Trauma Trauma Kimia Asam Jenis


Kimia Mata Koagulatif, penetrasi asam tidak terlalu dalam.

Satu Tujuan: Lulus!


56 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

Trauma Kimia Basa


Likuefaktif (mencairkan jaringan), sehingga penetrasi
basa dapat menjadi sangat dalam dan sangat
berbahaya. Secara umum trauma basa lebih bahaya
dibandingkan trauma asam.

Baik asam maupun basa, penatalaksanaan adalah: Penatalaksanaan


1. Irigasi dengan air mengalir atau garam
fisiologis yang banyak.
2. Berikan anestesi (seperti tetrakain tetes mata)
untuk mengurangi gejala nyeri. Dapat pula
diberikan kortikosteroid dan sikloplegia.
3. Konsul ke dokter Sp.M untuk penatalaksanaan
lebih lanjut.

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 57

DERMATOLOGI

Infeksi Impetigo Krustosa, biasa akibat Antibiotik topikal.


Bakterial Streptococcus hemolyticus. Perbaiki faktor
Kulit Predileksi di wajah, sekitar predisposisi, seperti
lubang hidung dan mulut. banyak berkeringat dan
Tampak krusta tebal kuning ventilasi.
seperti madu.
Bulosa, biasa akibat *contoh Ab topikal:
Staphylococcus aureus. Kelainan basitrasin-polimiksin,
kulit berupa eritema, bula, kloramfenikol, lain-lain.
hipopion yang dapat memecah.
Erisipelas Erisipelas: Infeksi jaringan Antibiotik sistemik perlu
dan Selulitis subkutis superfisial dengan diberikan.
eritema batas tegas.Penyebab
umumnya Streptococcus sp.
Selulitis: batas tidak tegas.
Folikulitis Radang folikel rambut, dengan Antibiotik topikal atau
papul/pustul yang di tengahnya sistemik.
terdapat rambut.
Furunkel dan Furunkel: radang folikel rambut Antibiotik topikal dan
Karbunkel dan sekitarnya, berupa nodus sistemik.
eritematosa ("bisul").
Kumpulan furunkel adalah
karbunkel.
Infeksi Tinea Jamur dermatofita, seperti Kapitis: griseofulvin
Jamur Kulit Microsporum, Epidermophyton. oral
Tergantung lokasi: kapitis Korporis, cruris, pedis:
(kepala), korporis (badan), antifungal topikal
kruris (selangkangan), dan (misal: mikonazole).
pedis (telapak kaki/antarjari JIka lesi luas dapat
kaki). dipertimbangkan
Penunjang: tes KOH 10% antifungal oral.
(rambut), 20% (kulit-kuku): hifa
panjang bersekat.
Kandidiasis Makula/plakat eritema dengan Antifungal topikal.
(intertriginos lesi sateliti di sekelilingnya akibat
a) Candida albicans. Predileksi:
lipatan (intertriginosa), seperti
inframamae dan selangkangan.
Pseudohifa dengan artospora
Pitiriasis Makula hipopigmentasi Selenium sulfida
versikolor (kadang hiperpigmentasi) Antifungal topikal
dengan skuama halus, akibat Pada lesi luas gunakan
Malassezia furfur. antifungal oral.
Tes KOH: Hifa pendek + spora
bergerombol, sphagetti and
meatball appearance

Infeksi Viral Varicella Virus varicella zoster.Ruam Acyclovir 5 x 800


Kulit yang multiform (dalam satu mgper oral.
waktu ada vesikel, papul, dan Bedak salisil untuk
lainnya) disertai dengan gejala mengurangi
konstitusi seperti demam.Tes kemungkinan vesikel
Tzanck (+) pecah.
Herpes Reaktivasi virus varicella zoster Acyclovir 5 x 800 mg
Zoster yang dorman. per oral selama 7 hari,
Vesikel multipel dengan dasar bisa mengurangi
eritema, dengan distribusi insidens neuralgia post-

Satu Tujuan: Lulus!


58 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

dermatomal. Riwayat varicella herpetik.


(+)
Tes Tzanck (+)
Veruka Lesi verukosa akibat infeksi HPV. Bedah kaustik, beku,
vulgaris Predileksi di ekstremitas skalpel. Dapat pula
ekstensor. dengan tinctura
podofilin.
Moluskum Papul dengan delle ("cekungan" Mengeluarkan massa
kontagiosum di tengah papul), jika dipijat dengan ekstraktor
mengeluarkan massa putih komdeo. Alternatif:
seperti nasi akibat infeksi kauter dan bedah beku.
Poxvirus.
Infestasi Skabies Tanda kardinal: gatal malam, Permetrin 5%dosis
Parasit Kulit terowongan, tungau, terjadi tunggal, diulang minggu
pada orang berkelompok. depan, relatif aman,
Akibat Sacroptes scabiei. jangan digunakan untuk
Tampilan klinis: papul, vesikel, usia <2 bulan.
eritema multipel dengan lokasi Alternatif: sulfur
tangan-kaki. presipitatum 6%
Penunjang: burrow ink test dan (gunakan 3 hari).
mikroskopik.
Pedikulosis Varian: kapitis (di kepala), Malathion
corporis (di badan), dan pubis. 0,5%Alternattif:
gameksan 1%.
Cutaneous Akibat larva Ancylostoma Albendazol 1 x 400 mg
larva caninum atau braziliense, selama 3 hari. Lainnya:
migrans mengakibatkan lesi serpiginosa cryotherapy, kloretil.
(seperti ular) di telapak kaki.
Dermatitis Kontak alergi
Bahan "sehari-hari", akibat hipersensitivitas tipe IV ("ingat, bukan tipe I!"),
biasanya muncul setelah paparan kedua dan ada riwayat alergi. Lesi
umumnya gatal, dengan eritema, vesikel, dan bula yang dominan. Batas
cenderung tegas.
Kontak iritan
Bahan yang dicurigai iritatif, dapat mengenai semua orang setelah pajanan
secara kronik. Lesi umumnya gatal dengan likenifikasi dan fisura, dengan
batas tidak tegas.
Atopi
Kronik residif, polimorfik (eritema, skuama). Kulit sering kering. Terbagi
menjadi fase infantil, anak, dan dewasa. Predileksi utama infantil adalah di
wajah, sementara pada anak dan dewasa biasa lesi di lipat siku daerah fleksor.
Tatalaksana dengan pelembab dan kortikosteroid topikal sedang-kuat.

Acne Sumbatan keratin pada muara keluar folikel rambut.


Lesi dapat berupa closed comedo (sewarna kulit), open comedo (warna
hitam karena oksidasi zat sebum), hingga papul hingga pustul yang
menandakan inflamasi.
Tingkat keparahan: dari ringan hingga akne konglobata.
Tatalaksana bergantung jenis lesi dan tingkat keparahan. Umumnya
mengikuti urutan: retinoid (derivat vitamin A) topikal --> antibiotik topikal -->
antibiotik oral --> retinoid oral.

Psoriasis Plak eritematosa dengan skuama tebal putih keperakan, menyerang


ekstensor (siku, lutut). Penyakit yang kronik residif, sering dipicu oleh stres.
Tanda khas:
 tetes lilin (lesi digores tapak seperti lilin)
 auspitz (bintik perdarahan jika lesi digores)
 koebner (kulit yang trauma dapat menjadi psoriasis)
Tatalaksana dengan kortikostesroid topikal, kalsipotrien (analog vitamin D),
ter, maupun terapi ultraviolet.

Miliaria  Kristalina: sewarna dengan kulit, gatal dengan nyeri minimal

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 59

(cenderung tanpa nyeri). Obstruksi saluran kelenjar keringat yang


paling superifisial.
 Rubra: eritema, nyeri dominan, lebih profunda dan menginduksi
inflamasi.
 Profunda: dengan bentuk papul yang dominan, rasa gatal hampir
tidak ada.
Tatalaksana dengan menjaga kulit tetap kering, lotio calamine, dapat
diberikan antihistamin untuk mengurangi gatal.

Alergi dan Akut (<6 minggu) vs Kronik (>6 minggu)


Urtikaria Hipersensitivitas tipe I (dimediasi IgE dan mast cell) dengan tampilan klinis
plakat eritematosa gatal yang pucat di tengahnya.
Dapat dipicu dengan ice cube test. Penunjang lain berupa skin prick test
dan IgE RAST.
Tatalaksana dengan antihistamin.

Keadaan Liken simpleks kronikus (neurodermatitis sirkumskripta)


Kulit Lain Lesi kulit berupa likenifikasi (penebalan kulit dengan relief kulit yang semakin
jelas), gatal, dengan predileksi di lokasi yang mudah terjangkau. Umumnya
diperberat dengan stres psikologis.
Tatalaksana: atasi gatal, kortikosteroid potensi kuat (misal: betametason)
karena lesi kulit cenderung tebal).

Pitiriasis rosea
Etiologi belum jelas. Gambaran makula eritematosa dengan skuama
halus di sekitarnya, dapat memiliki satu makula yang paling besar
(Herald patch), dikelilingi makula lebih kecil membentuk konfigurasi pohon
cemara terbalik. Tatalaksana dengan antihistamin (dan kortikosteroid potensi
sedang).

Tumor Kulit Karsinoma sel skuamosa


Karsinoma sel basal
Melanoma maligna

Dermatotera Salep adalah obat topikal dengan penetrasi terkuat, diperlukan untuk kasus
pi dermatosis yang disertai penebalan kulit (misal: liken simpleks kronikus).
Salep tidak untuk daerah berambut.

Satu Tujuan: Lulus!


60 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

VENEREOLOGI

Duh Tubuh Gonorea (Neisseria gonorrhea), inkubasi 2-7 hari. Keluhan kencing
Pria bernanah, dengan atau tanpa nyeri berkemih (uretritis).
Penunjang: gram (diplokokus gram negatif seperti biji kopi) dari sampel
sekret uretra.
Tatalaksana:
 Ceftriaxone 250 mg IM dosis tunggal atau Cefixime 400 mg PO dosis
tunggal untuk mengatasi infeksi Neisseria gonorrhea.
 Harus dianggap pula menderita uretritis non-gonorea sehingga juga
diberikan azitromisin 1 gram PO dosis tunggal atau doksisiklin 2 x
100 mg PO selama 7 hari
Gonorea juga dapat menginfeksi wanita (sekret vagina), dan neonatus
(konjungtivitis gonorea dengan komplikasi sampai kebutaan).

Duh Tubuh Trichomoniasis: Trichomonas sp., dengan duh tubuh warna kehijauan berbau
Wanita busuk, tampak strawberry cervix. Tatalaksana dengan metronidazol 1 x 2
gram single dose.

Candidiasis vulvovaginal: Candida sp., dengan duh tubuh warna putih


kental seperti susu (atau keju), dengan gatal yang dominan sehingga
tampak lesi garukan (ekskoriasi). Tatalaksana dengan antifungal (nistatin,
klotrimazol). Cari faktor risiko seperti DM. Tatalaksana dengan
mikonazol/klotrimazol 200 mg intravagina setiap hari selama 3 hari ATAU
flukonazol 150 mg PO dosis tunggal ATAU itrakonazol 200 mg PO dosis
tunggal.

Bacterial vaginosis: Gardenella vaginalis dan bakteri lain. Cenderung kronis,


sekret putih keabu-abuan, berbau tidak enak. "Whiff test" dengan KOH
menghasilkan bau "amis" (fishy-like odor). Tatalaksana dengan metronidazol
1 x 2 gram single dose.

Ulkus Sifilis (Treponema pallidum), ulkus soliter tidak nyeri dengan dasar relatif
Genital bersih.Perjalanan klinis: primer (ulkus di genitalia eksterna, soliter tidak nyeri
dengan perabaan keras = ulkus durum), sekunder (ruam multipel pada kulit,
mukosa, organ tubuh lain), laten (umumnya tanpa gejala klinis), dan lanjut
(gumma, neurosifilis, dan sifilis kardiovaskuler).
Diagonsis dengan mikroksop lapangan gelap atau serologi (non-spesifik:
VDRL/RPR, dilanjutkan spesifik: TPHA/FTA-ABS).
Penatalaksanaanstadium dini (primer, sekunder, laten dini <2 tahun) dengan
penisilin G benzatin 2,4 juta unit satu kali suntik; stadium lanjut (>2
tahun) adalah penisilin G benzatin 2,4 juta unit setiap minggu, selama 3
minggu berturut-turut.

Chancre (Hemophilus ducreyi), ulkus multipel nyeri dengan dasar kotor.


Pemeriksaan gram: basil kecil gram negatif berderet seperti rantai, pewarnaan
lain: Wright, Unna-Papanheim. Tatalaksana dengan siprofloksakin 2 500
mg PO 3 hari atau eritromisin 4 x 500 mg PO 7 hari atau injeksi seftriakson
250 mg IM dosis tunggal.

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 61

PSIKIATRI

F0 Gangguan mental organik


Demensia dan delirium

Demensia Alzheimer: berhubungan dengan usia tua. Gejala: Varian


penurunan kognitif yang bertahap dan makin
memburuk.Terapi: asetilkolinesterase inhibitor
Vaskular: berhubungan dengan gangguan vaskular
seperti riwayat stroke, DM, hipertensi
Pick Disease (frontotemporal demensia): ditandai
dengan perubahan kepribadian (paling khas) dan
gangguan bahasa
Dementia with lewy bodies: ditandai dengan
kesadaran yang fluktuatif dan gangguan pada postur
dan cara berjalan.

Delirium Kondisi kebingungan akut. Hampir pasti selalu ada Definisi


kondisi yang mendasarinya, misalnya operasi besar,
penyakit berat, rawat inap, penggunaan zat.
Terapi: haloperidol jika gaduh gelisah, orientasi waktu
dan tempat kepada pasien.

Demensia vs Demensia perjalanan penyakitnya lebih panjang Beda


Delirium (hitungan bulan hingga tahun) dan ditandai dengan perjalanan
lupa (lupa jalan pulang, lupa kalau sudah makan, lupa penyakit
meletakkan barang)
Delirium perjalanan penyakitnya lebih cepat (jam
sampai hari) dan ditandai dengan kegelisahan
(mencabut infus di ruang rawat inap, mencabut NGT,
marah-marah)

Demensia VS Demensia: kesadaran adekuat Beda


Delirium Delirium: penurunan kesadaran atau fluktuatif kesadaran

F1 Penggunaan zat
Opioid, stimulan, depresan

Penggunaan zat Intoksikasi: akiabt dosis berlebih, efek yang muncul Beda
sesuai dengan farmakologis obat. Misalnya: obat intoksikasi
golongan depresan (benzodiazepin) membuat menjadi dengan
rileks, tenang, nadi turun, nafas turun, tensi turun. withdrawal
Withdrawal: akibat penghentian obat secara tiba-tiba,
efek yang muncul berlawanan dengan farmakologis
obat. Misalnya: withdrawal obat golongan depresan
(benzodiazepin) membuat menjadi gelisah, tidak bisa
diam, takikardi, nafas cepat, dan tensi meningkat

Stimulan Contoh: amfetamin, kokain, kafein, efedrin, Jenis, gejala


pseudoefedrin
Gejala: meningkatkan fisiologis secara umum (nadi,
nafas, suhu, tensi), menghilangkan ngantuk, dan
membuat semangat

Depresan Contoh: benzodiazepine, opioid, alkohol Jenis, gejala,


Gejala: membuat tenang, mengurangi nyeri, putus obat
menurunkan fisiologis secara umum (nadi, nafas, suhu,
tensi)
Putus obat: gelisah, nyeri, peningkatan nadi, nafas,
tensi

Satu Tujuan: Lulus!


62 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

Opioid Contoh: morfin, tramadol, kodein Jenis, gejala


Gejala: membuat tenang, mengurangi nyeri,
menurunkan fisiologis secara umum (nadi, nafas, suhu,
tensi)

Paling khas: intoksikasi menyebabkan pinpoint Intoksikasi


pupil (miosis)
Tatalaksana: naloxone

Halusinogen Contoh: ganja/kanabis, LSD Jenis, gejala


Gejala: mengalami halusinasi, misalnya menjadi tiba-
tiba teriak takut akan sesuatu

F2 Skizofrenia
Skizofrenia Gejala positif: Halusinasi, waham Diagnosis
Gejala negatif: Menarik diri, perawatan diri buruk
Durasi: lebih dari satu bulan

Skizofrenia paranoid: dengan dominan waham kejar, Varian


waham kebesaran, waham rujukan. Hampir sebagian
besar skizofrenia adalah golongan ini
Skizofrenia katatonik: dengan dominan gejala
postur/motorik, misalnya mempertahankan postur
aneh, tidak bergerak
Skizofrenia disorganized (hebefrenik): dengan
gambaran proses pikir yang tidak terorganisasi,
tertawa patologis (giggling), buang air sembarangan

Psikotik akut Gejala psikotik yang terjadi dalam waktu kurang dari
satu bulan

Antipsikotik generasi kedua: Risperidone Terapi


Antipsikotik generasi pertama sudah mulai ditinggalkan
karena efek samping ekstrapiramidalnya (haloperidol,
CPZ)

Sindroma Sindroma ekstrapiramidal (EPS) adalah efek samping Pengertian


Ekstrapiramidal ekstrapiramidal, berhubungan dengan gangguan
pergerakan akibat obat antipsikotik generasi pertama.
Akathisia: perasaan subjektif tidak bisa diam, gelisah
Parkinsonism: menunjukkan gejala parkinson seperti
tremor, rigiditas, muka topeng
Distonia akut: leher seperti terpuntir ke belakang
(seperti menengok ke arah belakang terus), bisa juga
mata yang mendelik terus ke atas

Per oral: triheksifenidil (antikolinergik) Tatalaksana


EPS
F3 Gangguan Mood
Depresi, bipolar

Depresi Gangguan suasana perasaan berupa mood yang turun, Konsep utama
berlangsung minimal dua minggu
Gejala paling utama:
MLM
M-ood turun
L-elah terus
M-inat hilang

Ringan: gangguan ringan dalam keseharian Perbedaan


Sedang: gangguan dalam beberapa aspek kehidupan,

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 63

biasanya muncul beberapa gejala somatis seperti


gangguan seksual, keluhan tubuh, sakit kepala, dll.
Berat: biasanya ada gejala psikotik (waham,
halusinasi) atau upaya bunuh diri

Antidepresan:SSRI adalah pilihan utama. (contoh: Terapi


fluoxetine 1x20 mg)
Bila ada gejala psikotik: tambahkan antipsikotik
risperidone.
Bila ada upaya bunuh diri: rawat inap
Bipolar Gangguan suasana perasaan, ada fase mood mania Konsep utama
dan ada fase mood depresi

Bipolar 1: ada satu episode mania. Walaupun tidak Diagnosis


ada riwayat depresi sebelumnya, tetap bisa disebut
sebagai bipolar 1.
Bipolar 2: ada satu episode hipomania dan satu
episode depresi mayor.TIDAK BOLEH ada riwayat
episode mania

Mania: senang berlebih, tidak tidur, berdandan Gambaran


berlebihan dan cerah, membagi-bagikan uang dan klinis
barang, mudah marah atau tersinggung.
Depresi: sedih, mengurung diri di kamar

Tatalaksana: mood stabilizer (lithium, valproat). Jika Tatalaksana


sedang depresi, dapat diberikan antidepresan
(antimania tetap diberikan selama fase depresi).

F4 Gangguan neurotik, cemas, somatoform


Gangguan Gangguan cemas menyeluruh Mengenal
anxietas Serangan panik variannya
Fobia
Post traumatic stress disorder

Gangguan Rasa cemas yang menetap, lebih dari 6 bulan, tanpa Pengertian
cemas pemicu yang jelas. Seolah pasiennya khawatir akan
menyeluruh semua hal (mulai dari pekerjaan, keluarga, kondisi
negara, kondisi dunia, dll). Bisa dibilang kalau pasien
tidak pernah merasa tenang

Panik Adanya serangan yang singkat, sangat kuat, rasa Pengertian


berdebar, sesak, terasa seperti akan mati, disertai
keringat dingin, tapi kalau sedang tidak dalam
serangan maka pasien merasa tenang dan baik-baik
saja.

Fobia Ketakutan berlebihan yang tidak rasional, disertai Pengertian


perilaku menghindar

Claustrophobia: takut di tempat tertutup dan sempit Jenis yang


Agorafobia: takut dengan tempat yang ramai sering keluar
misalnya di stasiun, di tengah mal
Fobia sosial: takut ketika disuruh untuk berbicara,
presentasi di depan umum atau di kantor
Fobia spesifik: takut terhadap satu hal yang spesifik,
misalnya takut kucing (namanya ailurophobia), takut
kecoa, takut warna merah, dan sebagainya

PTSD (post Rasa cemas yang sering timbul setelah mengalami Pengertian
traumatic stress suatu kejadian (baik dirinya yang mengalami atau hal
disorder) yang menimpa orang lain misalnya anaknya),
disertainya adalah flashback (sering membayangkan

Satu Tujuan: Lulus!


64 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

kembali)

Contoh: orang yang hampir tenggelam di laut atau


menyaksikan anaknya tenggelam di laut menjadi
sering berdebar-debar, gelisah bila melihat gambar
atau film tentang laut, dan disertai ada flashback,
mengingat kembali adegan ketika anaknya meninggal
tersebut.

Gangguan Gangguan somatisasi Mengenal


somatoform Hipokondriasis variannya
Konversi
Psikosomatis

Somatoform adalah kondisi psikiatri di mana pasien Pengertian


memunculkan keluhan somatis. (Somato=tubuh ;
form=bentuk). Jadi, keluhan-keluhannya dirasakan di
tubuh, seperti orang sakit biasa

Somatisasi Pasien datang dengan banyak keluhan fisik, yang tidak Pengertian
bisa dibuktikan pada saat pemeriksaan.
Kata kuncinya: ‘pasien koleksi gejala’
“Dok, saya sakit kepala, sakit perut, mual, kesemutan”

Hipokondriasis Pasien yakin bahwa dirinya menderita suatu penyakit Pengertian


tertentu, walaupun sudah dibuktikan tidak ada
penyakitnya.
Kata kuncinya: ‘pasien bawa diagnosis’
“Dok, saya pasti sakit ginjal nih

Konversi Gangguan somatoform yang mengambil bentuk dalam Pengertian


keluhan gangguan neurologis.
Jadi, pasien bisa buta padahal tidak buta, lumpuh
padahal tidak lumpuh, dan sebagainya. Biasanya
berhubungan dengan kondisi stresor psikologis
misalnya melihat orangtua bertengkar

Psikosomatis Gangguan somatoform yang sesuai namanya (psiko --> Pengertian


somatis), dari stresor psikis diubah menjadi keluhan
somatis.
Di soal, pasien mengeluhkan kalau sedang stres
misalnya menjelang ujian atau mau rapat maka
menjadi mulas.

F5 Gangguan perilaku berhubungan dengan


fisiologis
Gangguan Anorexia nervosa: tidak mau makan, tubuh kurus, Varian
makan adanya persepsi keliru tentang tubuhnya (sudah
sangat kurus tapi masih merasa gemuk). Berat badan
sangat kurus.

Bulimia nervosa: tidak dapat menahan nafsu makan,


setelah makan akan merasa bersalah sehingga ada
perilaku memuntahkan atau minum pencahar. Berat
badan biasanya normal atau berlebih.

Gangguan tidur Early: susah memulai tidur Varian


Insomnia Middle: terbangun berkali-kali sepanjang tidur, tapi
bisa tidur lagi
Late: bangun sangat awal sekali (misalnya jam 3 pagi)
lalu tidak bisa tidur lagi

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 65

F6 Gangguan kepribadian dan perilaku pada dewasa


Gangguan Cluster A Varian
Kepribadian Cluster B
Cluster C

Cluster A A = Aneh Pengertian


Skizoid: menyendiri, sama sekali tidak tertarik untuk
bergabung dengan kelompok lain
Paranoid: tidak percaya dan selalu curiga
Skizotipal: memiliki pikiran, persepsi, dan
kepercayaan aneh misalnya sangat percaya dengan
UFO atau hal-hal gaib

Cluster B B = "Berisik" Pengertian


Antisosial: perilaku preman, melanggar peraturan
(HATI-HATI, bukan antisosial dalam artian anti dengan
suasana sosial! Orang dengan perilaku antisosial ini
anti dengan ATURAN SOSIAL)
Ambang: impulsivitias, hubungan yang tidak stabil,
mudah mencap orang sebagai baik atau jahat.
Histrionik: drama queen/king, suka menjadi pusat
perhatian, heboh, berlebihan
Narsisistik: suka melebih-lebihkan diri, suka dipuji,
merendahkan orang lain

Cluster C C = Cemas Pengertian


Cemas menghindar: pemalu, merasa tidak layak
untuk bergabung dengan kelompok lain. Sebenarnya
ingin bisa berkumpul dengan orang lain tapi takut
ditolak
Dependen: merasa selalu perlu orang lain, tidak bisa
bergantung pada dirinya sendiri
Obsesif-kompulsif (anankastik): keteraturan yang
berlebihan, perfeksionis berlebihan
Gangguan Transeksual: merasa dirinya memiliki identitas lawan
seksual jenis, contoh: laki-laki merasa bahwa dirinya lebih
cocok sebagai wanita sehingga berpakaian seperti
lawan jenis
Transvestisme: kepuasan seksual dengan
menggunakan pakaian lawan jenis. Contoh: laki-laki
sering menggunakan pakaian dalam istrinya, tapi
sehari-hari tetap menganggap dirinya laki-laki dan
berpakaian laki-laki

Ekshibisionis: perilaku menunjukkan alat kelamin


kepada orang lain, kepuasan diperoleh saat melihat
orang tersebut takut atau teriak
Voyeurisme: kepuasan seksual yang didapat dari
perilaku mengintip
Sadisme: kepuasan seksual yang diapat dengan cara
menyakiti orang lain
Masokisme: kepuasan seksual yang diapat dengan
cara disakiti (atau menyakiti diri sendiri) secara fisik
atau mental, misalnya memasukkan kawat ke dalam
uretra

F7 Retardasi mental
Retardasi Penurunan kemampuan kognitif secara umum Definisi,
mental Ringan 50-74 pembagian
Sedang: 35-49 berdasar IQ
Berat: 20-34
Sangat berat: <20

Satu Tujuan: Lulus!


66 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

F8 Gangguan perkembangan psikologis


Autisme Terjadi pada anak pada usia perkembangan (paling Definisi
sering sebelum usia 7 tahun).
Penarikan diri dari aktivitas sosial, perilaku
repetitif, gangguan berbahasa. Fungsi kognitif lain
biasanya baik

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 67

REPRODUKSI

Proses Kala I : proses membukanya serviks


Persalinan Fase laten : bukaan < 4 cm (selama 8 jam)
Fisiologis Fase aktif : bukaan 4-10 cm (lengkap) selama kira-kira 6 jam
(1 cm/jam)
Kala II: proses melahirkan bayi
Dimulai sejak bukaan serviks lengkap hingga lahirnya bayi
Batas waktu 60 menit pada nullipara dan 30 menit pada multipara
Kala III: proses melahirkan plasenta
Dimulai sejak lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta
Batas waktu 30 menit
Kala IV: pemantauan keadaan ibu (tanda-tanda vital)
Dimulai sejak lahirnya plasenta sampai 2 jam setelahnya

Hiperemesis Muntah-muntah sering terjadi pada trimester 1 kehamilan  pengaruh


gravidarum hormon HCG
Bila timbul manifestasi klinis (penurunan BB, dehidrasi)  hiperemesis
gravidarum.
Komplikasi : hiponatremia, hipokalemia, alkalosis metabolik, ketosis.
Tatalaksana :
1. Small frequent feeding
2. Bila ringan, antimuntah terpilih : B6 (piridoksin)
3. Bila berat, cairan + antimuntah IV (ondansentron, metoklopramid,
difenhidramin)
Domperidon dikontraindikasikan pada ibu hamil.

Perdarahan Perdarahan sebelum usia gestasi 20 minggu


dini Penyakit Karakteristik Penunjang Terapi
Abortus Abortus iminens USG Tirah baring
Inspekulo : Beta HCG
Ostium tertutup
Ekspulsi (-)
TFU tetap
Abortus insipiens Dilatase dan
Inspekulo : kuretase
Ostium terbuka
Ekspulsi (-)
TFU tetap
Abortus inkomplit Dilatase dan
Inspekulo : kuretase
Ostium terbuka
Ekspulsi sebagian
TFU <<
Abortus komplit Suportif
Inspekulo :
Ostium tertutup
Ekspulsi total
TFU <<
Abortus septik Dilatasi,
Demam, nyeri, kuretase,
sekret vagina antibiotik
Mola Perdarahan Beta HCG Dilatase dan
hidatidosa pervaginal, mual >>> kuretase
muntah, uterus lebih USG :
besar dari usia gambaran
gestasi snowstorm
Kehamilan Perdarahan Beta HCG > Laparotomi
ektopik pervaginam, nyeri USG

Satu Tujuan: Lulus!


68 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

terganggu perut bawah,


abdomen tegang

Perdarahan Perdarahan setelah usia gestasi > 20 minggu


antepartum Penyakit Karakteristik Penunjang Terapi
Plasenta previa Plasenta USG SC
menutupi jalan Tidak boleh
lahir. dilakukan VT.
Perdarahan
pervaginam,
nyeri (-)
Solusio plasenta Plasenta lepas USG Stabilisasi
sebelum hemodinamik,
waktunya. SC
Faktor risiko : ibu
hipertensi
Perdarahan
pervaginam,
nyeri (+), syok,
gawat janin.
Vasa previa Pembuluh darah USG Stabilisasi
korda umbilikalis hemodinamik,
menutupi jalan SC
lahir.
Perdarahan berat
ketika ketuban
pecah

Hipertensi
dalam Penyakit Definisi
kehamilan Hipertensi kronik Hipertensi yang terdiagnosa sebelum
kehamilan atau sebelum usia gestasi 20
minggu.
Hipertensi gestasional Hipertensi yang terdiagnosa setelah usia
gestasi 20 minggu tanpa proteinuria.
Preeklamsia Hipertensi gestasional + proteinuria
Ringan :
- TD > 140/90, proteinuria +1
- Terapi : tirah baring, metildopa
Berat :
- TD > 160/ 110, proteinuria +3
- Oliguria, edema paru, gangguan
penglihatan, HELLP sindrom
- Terapi : nifedipin, MgSO4
Eklamsia Kejang pada pasien yang diketahui
mengalami preeklamsia
Terapi : MgSO4
Syarat pemberian :
- Refleks patela (+)
- Urin output > 0,5 cc/BB/ jam
- Depresi nafas (-)
- Antidotum Ca glukonas tersedia
Superimposed Hipertensi kronik + proteinuria
preeklamsia

Perdarahan
postpartum Diagnosis (ingat 4T) Tanda Terapi
Tone(atonia uteri) Uterus lembek, Cairan, masase fundus,
syok rangsang puting,

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 69

oksitosin.
Tear (robekan jalan Kontraksi baik, Hentikan sumber
lahir) plasenta lengkap perdarahan
Tissue (sisa jaringan) Plasenta tidak Keluarkan sisa jaringan
lengkap, terdapat
jaringan pada OUE
Trombosit (gangguan SINDROM HELLP Cairan, kompresi
koagulasi) (Hemolisis, bimanual, transfusi
elevated liver trombosit.
enzymes, low
platelet)
Infeksi (endometritis) Demam, sekret Cairan, Antibiotik,
vagina berbau, uterotonika
nyeri suprapubik

Satu Tujuan: Lulus!


70 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

MUSKULOSKELETAL

Osteoartritis Nyeri saat berjalan, onset perlahan, inflamasi (-), Manifestasi Klinis
proses degeneratif.
Jumlah sendi yang terkena banyak (poli), sendi kecil
dan besar. Predileksi: pinggang, lutut, vertebra, CMC
1, DIP, PIP. Temuan khas: nodus Bouchard, nodus
Heberden.

Radiologi: Osteofit. Pemeriksaan


Laboratorium: Normal. Penunjang
Step-up therapy: Parasetamol  NSAID  + Terapi
glukosamin & kondroitin sulfat  tramadol.

Reumatoid Nyeri saat bangun pagi yang membaik dengan Manifestasi Klinis
Artritis aktivitas, onset perlahan, inflamasi (+), proses
autoimun.
Jumlah sendi yang terkena banyak (poli), sendi kecil.
Predileksi: MCP, PIP, pergelangan tangan, kaki,
pergelangan kaki. Temuan khas: deviasi ulnar, swan
neck, boutonniere.
Dapat ditemukan nodul SC, pulmonal, kardiak,
splenomegali.
Radiologi: Osteopenia, erosi. Pemeriksaan
Laboratorium: RF (+) (faktor reumatoid). Penunjang
Inisial: NSAID dan kortikosteroid. Terapi
Definitif: DMARD (obat terpilih: metotreksat).

Artritis Gout Nyeri mendadak, bengkak, onset akut, inflamasi (+), Manifestasi Klinis
penumpukan tofus.
Jumlah sendi yang terkena mono, sendi kecil dan
besar. Predileksi: MTP 1 (podagra), kaki,
pergelangan kaki, lutut. Temuan khas: kristal urat.
Dapat ditemukan tofus, bursitis olekranon, batu
ginjal.

Radiologi: Erosi. Pemeriksaan


Laboratorium: Asam urat ↑. Penunjang
Akut: NSAID/kortikosteroid (lini pertama), kolkisin (lini Terapi
kedua).
Preventif: Allopurinol (lini pertama), probenesid (lini
kedua).

Fraktur Le Sistem pengklasifikasian fraktur os maksila. Konsep Utama


Fort
Le Fort I Mengenal
Le Fort II Variannya
Le Fort III

Le Fort I Fraktur maksila horizontal (fraktur Guerin), Pengertian


memisahkan gigi dari wajah bagian atas.
Garis fraktur berjalan sepanjang maksila bagian
bawah sampai dengan bawah rongga hidung.

Le Fort II Fraktur piramid, dengan gigi sebagai dasar dan Pengertian


sutura nasofrontalis sebagai puncak.

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 71

Garis fraktur dimulai dari sutura nasofrontalis,


berjalan ke prosesus frontalis maksila, lalu ke tulang
lakrimalis dan dasar orbita, ke dinding anterior sinus
maksilaris, ke bawah os zigoma, sampai mencapai
lempeng pterigoid.

Le Fort III Fraktur transversal (craniofacial dysjunction). Pengertian


Garis fraktur dimulai dari sutura nasofrontalis,
memanjang ke belakang melewati dinding medial
orbit (os etmoid). Di bagian posterior orbita, garis
fraktur melewati fisura orbita inferior, lalu
memanjang ke depan mencapai dinding lateral orbit
(os zygoma).

Fraktur Fraktur Colles Mengenal


Radius-Ulna Fraktur Smith Variannya
Fraktur Galeazzi
Fraktur Montegia

Fraktur Fraktur radius distal dengan dislokasi Pengertian


Colles pergelangan tangan ke arah posterior dorsal
(“dinner fork deformity”).
Penyebab: jatuh dengan telapak tangan menahan
badan.

Fraktur Fraktur radius distaldengan dislokasi Pengertian


Smith pergelangan tangan ke arah anterior
(ventral/volar); reverse Colles’ fracture.
Penyebab: jatuh dengan punggung tangan menahan
badan.

Fraktur Fraktur radius disertai dislokasi sendi radio-ulna Pengertian


Galeazzi distal.
Penyebab: jatuh dengan lengan dalam posisi
hiperpronasi.

Fraktur Fraktur ulna proksimal disertai dislokasi kaput Pengertian


Montegia radius
Penyebab: jatuh dengan lengan hiperpronasi.

Satu Tujuan: Lulus!


72 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

NEONATOLOGI

Resusitasi
neonatus

Catatan : beberapa algoritma mulai menggunakan CPAP bila bayi tidak apnea,
tetapi terlihat dalam keadaan distress pernafasan.
Ikterik Ikterik menurut sumbernya :
1. Prehepatik : misalkan disebabkan oleh hemolisis
2. Intrahepatik : misalkan disebabkan oleh kerusakan hati (hepatitis)
3. Posthepatik : misalkan disebabkan oleh obstruksi (atresia bilier)
Ikterus setelah hari pertama sebagian besar fisiologis:
o terjadi pada bayi aterm (5-6 mg/dL)
o onset ikterus setelah 24 jam pertama
o puncak ikterus pada hari ke 3-5
o ikterus membaik dalam 1 minggu.

Ikterus dalam 24 jam pertama kehidupan selalu patologis: sepsis,


inkompatibilitas Rhesus (ibu Rh -, anak Rh +), inkompatibilitas ABO (ibu O,
anak A/B, ibu A anak B dan sebaliknya), G6PD.

Ikterus yang bertahan >14 hari: sepsis, hipotiroid, atresia bilier (tinja
pucat/dempul).
Bilirubin indirek yang meningkat pesat  risiko kerusakan otak (kernikterus).

Skala Kramer I: Kepala (bil. total 5-7)


Kramer Kramer II: Dada-pusat (bil. total 7-10)
Kramer III: Bawah pusat-lutut (bil. total 10-13)
Kramer IV: Ekstremitas-pergelangan
(bil. total 13-17)
Kramer V: Telapak (bil. total >17)

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 73

Terapi
sinar dan
transfusi
tukar

Trauma
Lahir Meningkat Tatalaksana
Melintas
Ekstrakrani Pembengkaka kehilanga
i garis
al n ekstrakranial n darah
sutura
akut
Kaput Observasi
suksadenu Lunak, lekukan Ya Tidak
m
Sefal Observasi
Padat, tegang Tidak Tidak
hematoma
Vitamin K,
Hematoma
Padat berair ya Ya resusitasi
subgaleal
bila syok

Distres
pernafasan Penyakit Bayi prematur Rontgen : Stabilisasi
membran <34 minggu gambaran hemodinamik,
hialin retikulogranuler Surfaktan
Sepsis Ibu dengan Septik marker : Antibiotik
neonatorum faktor risiko Neutrofil empirik
(onset dini : <3 (pecah ketuban imatur/total (I/T (ampisilin +

Satu Tujuan: Lulus!


74 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

hari, onset dini) ratio), CRP, gentamisin)


lambat : > kultur darah
3hari )
Transient Bayi SC Rontgen normal Observasi
Takipnea of AGD normal membaik
newborn dalam 72 jam

Kelainan
genetik Sindrom down Trisomi 21 Retardasi mental, mongoloid face,
simian palmar crease
Sindrom 45 XO Perempuan, pendek, steril, webbed
Turner neck
Sindrom Cri Delesi kromosom Tangisan kucing
du chat 5
Sindrom Kelainan jaringan Ekstremitas panjang, aneurisma
marfan ikat aorta
Sindrom 47 XXY Laki-laki, atrofi testis, ginekomastia
Klinefelter
Sindrom 47 XYY Sering dihubungkan dengan
Jacobs perilaku agresif
Fenilketonuria Ketiadaan enzim Retardasi mental, kencing dan
yang mengubah keringat berbau menyengat, albino
fenilalanin
menjadi tirosin
(fenilalanin
hidroksilase)

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 75

FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL

Tanda Pasti Algor Mortis Mengenal


Kematian Livor Mortis/Lebam Mayat Variannya
Rigor Mortis/Kaku Mayat
Cadaveric Spasme/Instantenous Rigor Mortis
Decomposition
Adiposera
Mumifikasi

Algor Mortis Penurunan suhu tubuh mayat akibat terhentinya Pengertian


produksi panas dan pengeluaran panas terus-menerus.

Livor Mortis / Bercak atau noda besar merah kebiruan/merah ungu Pengertian
Lebam Mayat (livide) pada lokasi terendah tubuh mayat akibat
penumpukan eritrosit.
Mulai tampak 20-30 menit setelah meninggal, menetap
setelah 8-12 jam.

Rigor Mortis / Kekakuan otot yang terjadi setelah periode pelemasan/ Pengertian
Kaku Mayat relaksasi primer.
Mulai tampak setelah 2 jam, dari luar ke tengah,
lengkap setelah 12 jam, dipertahankan setelah 12 jam,
kemudian menghilang dalam urutan yang sama.

Cadaveric Kekakuan otot segera setelah kematian somatis tanpa Pengertian


Spasme / relaksasi primer. Disebabkan oleh deplesi ATP saat
Instantenous menjelang kematian.
Rigor Mortis
Decompositio Proses degradasi jaringan terutama protein akibat Pengertian
n autolisis dan kerja bakteri pembusuk terutama
Klostridium welchii.
Mulai tampak 24 jam setelah mati berupa warna
kehijauan pada perut kanan bawah. Larva lalat muncul
36-48 jam setelah kematian, menetas 24 jam
kemudian.

Adiposera Terbentuknya bahan yang berwarna keputihan, Pengertian


lunak/berminyak, berbau tengik dalam jaringan lunak
tubuh pascakematian.

Mumifikasi Akibat penguapan jaringan dan dehidrasi jaringan yang Pengertian


cukup berat.

Visum et VeR Hidup Mengenal


Repertum VeR Jenazah Variannya

VeR Hidup Definitif: dibuat seketika. Korban tidak memerlukan Pengertian


perawatan dan pemeriksaan lanjutan sehingga tidak
menghalangi pekerjaan korban. Kualifikasi luka
ditulis derajat I.
Sementara: dibuat sementara waktu. Korban
memerlukan perawatan dan pemeriksaan lanjutan
sehingga menghalangi pekerjaan korban. Kualifikasi
luka tidak ditulis.
Lanjutan: dibuat saat luka korban telah sembuh/pindah
rumah sakit/pindah dokter/pulang paksa. Kualifikasi
luka ditulis.

Satu Tujuan: Lulus!


76 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

VeR Jenazah Terhadap korban yang sudah meninggal. Pengertian


Penjelasan Penyebab Kematian Konsep Utama
Kematian Mekanisme Kematian
Cara Kematian

Penyebab Perlukaan/penyakit yang menimbulkan Pengertian


Kematian kekacauan fisik sehingga menghasilkan kematian.
Contoh: luka tembak, luka tusuk, kanker, aterosklerosis.

Mekanisme Kekacauan fisik yang dihasilkan oleh penyebab Pengertian


Kematian kematian.
Contoh: perdarahan, kerusakan jaringan otak.
Beberapa penyebab bisa memiliki mekanisme yang
sama (perdarahan bisa disebabkan oleh luka tusuk,
luka tembak, atau kanker). Sebaliknya, satu penyebab
bisa menghasilkan kematian melalui beberapa
mekanisme (luka tembak bisa menghasilkan
perdarahan, bisa juga menghasilkan kerusakan jaringan
otak).

Cara Menjelaskan bagaimana penyebab kematian itu Pengertian


Kematian datang.
Dikelompokkan menjadi: wajar, pembunuhan, bunuh
diri, kecelakaan, atau tidak dapat dijelaskan.

Derajat Luka Luka Ringandasar hukum Pasal 352 KUHP Klasifikasi Luka
Luka Sedang dasar hukum Pasal 351 (1), 353 (1)
Luka Beratdasar hukum Pasal 90 KUHP

Luka Ringan Luka yang tidak membutuhkan perawatan. Pengertian


Luka Sedang Luka yang membutuhkan perawatan, tetapi tidak Pengertian
memenuhi kriteria luka berat.

Luka Berat Memenuhi salah satu kriteria di bawah ini: Pengertian


Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi
harapan akan sembuh sama sekali.
Menimbulkan bahaya maut.
Tidak mampu secara terus menerus untuk menjalankan
tugas jabatan/pekerjaan pencarian.
Kehilangan salah satu pancaindera.
Mendapat cacat berat.
Menderita sakit lumpuh.
Terganggunya daya pikir selama >4 minggu.
Gugur/matinya kandungan seorang perempuan.

Pembunuhan Ibu kandung membunuh anak sendiri pada


Anak Sendiri saat/tidak lama setelah dilahirkan. Motif: "takut
= PAS = ketahuan bahwa ia melahirkan".
Infantisida Perhatikan bahwa untuk memenuhi kriteria infantisida,
bayi harus:
 viabel (usia gestasi >28 minggu; BB>1000
gram; lingkar kepala>32 cm; panjang tumit-
kepala >35 cm, tidak ada kelainan bawaan
bert).
 lahir hidup (dada mengembang, konsistensi
paru seperti spons, permukaan paru seperti
marmer, uji apung paru positif)
 tanpa tanda perawatan (plasenta ada, tali
pusat belum dipotong,verniks kaseosa masih
ada, atau tanpa adanya makanan/susu dan
tidak adanya pakaian yang dikenakan bayi)

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 77

Jika tanpa tanda lahir hidup: mati dalam kandungan


Jika sudah ada tanda perawatan: pembunuhan
biasa.

Luka tembak Luka tembak tempel: jejas laras Klasifikasi


Luka tembak sangat dekat (<15 cm): kelim api
Luka tembak dekat (15 - 30 cm): kelim jelaga; (30 -
60 cm): kelim tato
Luka tembak jauh: kelim kesat dan kelim lecet

Kelim lecet: kulita ri hilang di sekeliling lubang


Kelim kesat: pelumas, jelaga, elemen mesiu pada tepi
lubang
Kelim tato: butir mesiu yang tidak habis terbakar
sekitar kelim lecet
Kelim jelaga: jelaga/asap pada permukaan kulit sekitar
lubang
Kelim api: daerah hiperemis di tepi lubang

Satu Tujuan: Lulus!


78 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

BIOETIKA DAN KODE ETIK KEDOKTERAN

Beneficence Prinsip bioetik dimana seorang dokter melakukan Konsep Utama


suatu tindakan untuk kepentingan pasiennya.
Biasanya dalam kasus di mana dokter memiliki
banyak pilihan, sehingga dapat memutuskan
mana yang paling baik untuk pasien (bandingkan
dengan non-maleficence: di mana dokter memiliki
pilihan yang terbatas karena keadaan yang
mendesak, misalnya).

 Memberi obat generik, tidak polifarmasi - jika Contoh


sesuai dengan kondisi pasien.
 Menyempatkan edukasi ke pasien.
 Pemberian obat anti-nyeri pada pasien
terminal (untuk meningkatkan kualitas hidup
pasien).
 Menolong anak yang diduga menjadi korban
kekerasan dalam keluarga.
 Membuat rujukan yang dianggap perlu, jika
tidak sesuai lagi dengan kompetensi.
Non- Prinsip gawat darurat, atau dokter Konsep Utama
Maleficence: menghindarkan diri dari tindakan yang dapat
memperburuk dan membuat kondisi pasien
lebih jelek atau dalam posisi yang tidak
menguntungkan (first do no harm).

 Menolak aborsi tanpa indikasi medis (mis. Contoh


hamil di luar nikah - karena dapat
meningkatkan risiko bagi pasien).
 Tidak melakukan eutanasia.
 Mengutamakan pasien yang dalam
keadaangawat.
 Tidak melakukan rujukan laboratorium
/memberi obat yang sebenarnya tidak
diperlukan demi mendapat komisi dan
gratifikasi.

Autonomy Dokter wajib menghormati martabat dan Konsep Utama


hak manusia, terutama hak untuk menentukan
nasibnya sendiri. Pasien diberi hak untuk berpikir
secara logis dan membuat keputusan sesuai dengan
keinginannya sendiri.

 Melakukan informed consent. Contoh


 Menjaga rahasia pasien bila orang lain tidak
ada kaitannya (mis. tetangga, atau orang tua
bertanya tentang sakit sang anak pada
keadaan anak sudah dewasa secara hukum).
 Memberi pasien hak untuk memutuskan
sendiri (asal dewasa secara hukum dan sehat
mental serta kompeten dalam pengambilan
keputusan), mis: keluarga tidak mau
transfusi/operasi, dokter tidak memaksa
 Melibatkan keluarga dalam pengambilan
keputusan apabila pasien tidak kompeten,
terkait keadaan yang bukan gawat-darurat

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 79

 Tidak berbohong walau demi kebaikan pasien,


mis. jujur mengatakan kalau peluang sembuh
sangat kecil.

Justice Tindakan yang memegang prinsip sama rata, tidak Konsep Utama
membeda-bedakan pasien atas dasar SARA, status
sosial, dll. Termasuk melindungi kelompok yang
rentan.

 Tidak membeda-bedakan pelayanan Contoh


walaupun beda suku/agama/ras/golongan.
 Pemerintah menyebarkan tenaga kesehatan
secara merata sampai ke daerah.
 Diperbolehkan membongkar rahasia pasien
dalam keadaan menyangkut kepentingan
banyak orang, seperti mengungkap rahasia
medis sopir bis yang mengalami epilepsi
kepada atasannya.
 Membuka rahasia medis terkait kondisi
penyakit yang digolongakn sebagai kejaadian
luar biasa, seperti kondisi pasien yang
didiagnosis flu burung atau ebola.

Dalam soal UKMPPD, Anda harus cermat melihat Catatan


aspek mana yang ditekankan dalam soal. Dapat saja
secara sekilas kasus termasuk ke dalam satu aspek
kaidah dasar bioetik tertentu, namun jika melihat
konteks soal, sesungguhnya kaidah dasar tertentu
yang lebih ditekankan.

Beberapa kondisi kaidah dasar bioetik juga tidak


menemukan jawaban yang pasti, oleh karena itu
diskusi antar-rekan dan kepada pengajar sangat
dibutuhkan dalam memutuskan kerancuan yang
mungkin ditimbulkan.
Macam- Expressed Consent Mengenal
macam Implied Consent Variannya
Consent Informed Consent
Presumed Consent
Mandatory Consent

Expressed Pasien menunjukkan persetujuannya secara lisan dan Pengertian


Consent tertulis.

Implied Pasien menunjukkan persetujuan dari tingkah Pengertian


Consent lakunya, mis. mengangguk.

Informed Persetujuan yang diberikan setelah diberi penjelasan Pengertian


Consent mengenai tindakan, tujuan, dan efek samping.
Biasanya untuk tindakan medis tertentu dan
umumnya tertulis.

Presumed Dokter menganggap pasien memberi persetujuan Pengertian


Consent meskipun pasien tidak menunjukkan baik secara
expressed atau implied (pasien tidak menolak, jadi
dianggap menerima).

Mandatory Keadaan-keadaan yang mutlak dokter tidak boleh Pengertian


Consent melakukan apa pun sebelum ada persetujuan.
Biasanya merupakan suatu prosedur yang besar dan
invasif, seperti tindakan pembedahan mayor.

Satu Tujuan: Lulus!


80 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

Efektivitas Tetapkan nilai efektifitas untuk setiap alternatif jalan Konsep Utama
Jalan Keluar keluar dengan memberikan angka 1 (paling tidak
efektif) sampai dengan angka 5 (paling efektif).
Prioritas jalan keluar: nilai efektifitasnya paling tinggi.

 Besarnya masalah (Magnitude) – Makin besar Kriteria


masalah yang dapat diatasi, makin tinggi Tambahan
prioritas jalan keluar tersebut.
 Pentingnya jalan keluar (Importancy) –
Dikaitkan dengan kelanggengan masalah;
makin lama masa bebas masalahnya, makin
penting jalan keluar tersebut.
 Sensitivitas jalan keluar (Vulnerability) –
Dikaitkan dengan kecepatan jalan keluar
mengatasi masalah; makin cepat masalah
teratasi, makin sensitif jalan keluar tersebut.

Efisiensi Jalan Tetapkan nilai efisiensi untuk setiap alternatif jalan Konsep Utama
Keluar keluar.
Biasanya dikaitkan dengan biaya (cost) yang
diperlukan untuk melaksanakan jalan keluar: makin
besar biaya yang diperlukan, makin tidak efisien jalan
keluar tersebut.

Berikan angka 1 (biaya paling sedikit) sampai dengan Cara


angka 5 (biaya paling besar). Penghitungan
Nilai prioritas (P) untuk setiap alternatif jalan keluar
ditentukan dengan membagi nilai hasil perkalian M x I
x V dengan C.

P = (M x I x V )/ C
Nilai P tertinggi: prioritas jalan keluar yang terpilih.
KODE ETIK Kode Etik Kedokteran Indonesia, 2012 Rangkuman
KEDOKTERAN  Pasal 1: menjunjung tinggi dan menghayati pasal
INDONESIA sumpah dokter.
 Pasal 2: pengambilan keputusan secara Silakan baca
profesional. kode etik
 Pasal 3: tidak boleh dipengaruhi sesuatu kedokteran
yang menghilangkan kebebasan dan Indonesia
kemandirian profesi.
secara lengkap.
 Pasal 4: perbuatan yang memuji diri
sebaiknya dihindarkan.
 Pasal 5: persetujuan pasien/keluarga untuk
nasihat yang melemahkan daya tahan fisik
dan psikis.
 Pasal 6: Berhati-hati dalam menerapkan
penemuan/pengobatan baru.
 Pasal 7: Surat keterangan hanya jika
diperiksa.
 Pasal 8: pelaynaan kompeten, dengan kasih
sayang.
 Pasal 9: bersikap ujur.
 Pasal 10: menghormati hak pasien, sejawat,
tenaga kesehatan lain.
 Pasal 11: melindungi hidup makhluk insansi.
 Pasal 12: aspek promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif, dan fisik-psiko-sosiio-kultural.
 Pasal 13: kerjasama lintassektoral.
 Pasal 14: tulus ikhlas untuk kepentingan
pasien, merujuk jika tidak mampu.

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 81

 Pasal 15: memberikan kesempatan pasien


berinteraksi dengan keluarga/penasihat,
beribdah.
 Pasal 16: merahasiakan segala sesuatu
tentang pasiennya.
 Pasal 17: pertolongan darurat wajib
dilakukan.
 Pasal 18: memperlakukan teman sejawat
sebagaimana ingin diperlakukan.
 Pasal 19: tidak boleh mengambil alih pasien,
kecuali secara etis.
 Pasal 20: wajib memelihara kesehatan diri
sendiri.
 Pasal 21: mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

Kedokteran Nilai yang dianut oleh kedokteran keluarga: Prinsip dasar


Keluarga Pendektan holistik - tidak hanya fisik tapi psikologi
dan sosial
Pendekatan komprehensif - meliputi promosi,
prevensi, terapi, dan rehabilitasi
Berpusat pada pasien (patient-centered care)
Mencakup semua usia (seluruh life-cycle)
Mengutamakan kedokteran pencegahan dibandingkan
kedokteran kuratif
Hubungan Paternatlisik: berpusat pada dokter Tipe
Dokter- Konsumeristik: dokter dipaksa mengikuti pasien
Pasien Default: dokter berusaha patient-centered, namun
pasien tidak kooperatif
Mutualistik: dokter dan pasien sebagai mitra
(hubungan yang baik)
Organisasi Satu-satunya organisasi profesi. Menghimpun Ikatan Doker
Kedokteran para dokter, bersifat bebas, tidak mencari Indonesia (IDI)
keuntungan, dijiwai oleh Sumpah Dokter Indonesia,
serta anggotanya mematuhi Kode Etik Kedokteran
Indonesia.

Registrasi terhadap semua dokter dan dokter Konsil


gigi, mengesahkan standar profesi dokter dan Kedokteran
dokter gigi Inodnesia (KKI)

Satu Tujuan: Lulus!


SAKIT SEHAT
(KASUS) (KONTROL)
SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0
82 YA A B
TIDA
K C D
RISET DAN BIOSTATISTIK

Desain Secara garis besar, dibagi sebagai berikut: Konsep Utama


Penelitian 1. Observasionaltidak ada
perlakuan/intervensi; kemudian dibagi menjadi:
a. Deskriptif tidak ada pembanding, terdiri
atas:
 Laporan kasus (case report).
 Seri kasus (case series).
 Survei (cross-sectional).
b. Analitik ada pembanding, terdiri atas:
 Kasus-kontrol (case-control).
 Kohort (cohort).
2. Eksperimentalada perlakuan/intervensi
(dapat dibagi menjadi deskriptif dan analitik juga,
tetapi tidak dibahas lebih lanjut).

Laporan lengkap mengenai profil penyakit seorang Laporan Kasus


penderita. (Case Report)
Biasanya penyakit langka; dapat mengawali
penemuan kasus baru.

Gambaran dari beberapa penderita dengan Seri Kasus


penyakit yang sama. (Case Series)
Penilaian sewaktu terhadap individu. Potong lintang
Menilai hubungan asosiasi, bukan kausalitas. (Cross-
("contoh: rokok berhubungan dengan kanker paru, sectional)
BUKAN rokok menyebabkan kanker paru").
Cepat dan murah.
Menghitung relative risk (RR).

Bersifat retrospektif, sewaktu. Kasus-kontrol


Terdiri dari 2 kelompok: (Case-control).
kasus kelompok yang mengalami hasil jadi/
outcome (sakit, keadaan/gejala suatu penyakit,
dll);
kontrol kelompok yang tidak mengalami hasil jadi/
outcome.
Dapat melihat kausalitas.
Umum digunakan pada kasus langka.
Menghitung odds ratio (OR).
Subjek diikuti untuk periode tertentu (follow- Kohort (Cohort)
up).
Terdiri dari 2 kelompok: terpajan dan tidak terpajan.
Sangat baik menilai kausalitas.
Relatif lama dan mahal.
Menghitung relative risk (RR).

Relatives Konsep Utama


Risk dan HASIL (OUTCOME)
Odds Ratio
FAKTOR RISIKO

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 83

Relatives Risk
(RR)
RR = Σ KASUS DI KELOMPOK BERISIKO

Σ KASUS DI KELOMPOK TANPA RISIKO

A C
= :
A+B C+D

Odds Ratio (OR)


OR =Σ KASUS DENGAN RISIKO : Σ KASUS TANPA RISIKO
Σ KONTROL DENGAN RISIKO : Σ KONTROL TANPA RISIKO

A C
:
A+C A+C AxD
= =
B D BxC
:
B+D B+D
Variabel Variabel Bebas (Independen) Konsep Utama
Variabel yang menyebabkan/memengaruhi
(faktor-faktor yang dimanipulasi).
Variabel Terikat (Dependen)
Variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas 
hasil jadi (outcome).
Variabel Perancu
Variabel yang memengaruhi variabel bebas dan
variabel terikat. Sebagai contoh, jenis kelamin
merupakan variabel perancu pada penelitian
hubungan antara merokok dan penyakit jantung
koroner, karena jenis kelamin berhubungan
dengan merokok (misal: laki-laki lebih senang
merokok), dan jeis kelamin juga berhubungan
dengan variabel terikatnya (misal: laki-laki
umumnya lebih mungkin mengalami penyakit
jantung koroner).

Populasi dan Populasi Target Konsep Utama


Sampel Kumpulan individu yang dibatasi kriteria klinis
dan demografis.
Populasi Terjangkau
Kumpulan individu yang dibatasi tempat dan
waktu.
 Sampel
Berasal dari populasi terjangkau yang memenuhi
kriteria seleksi (kriteria inklusi, eksklusi, dan
drop-out).
Contoh:
 populasi target penderita MH
 populasi terjangkau = penderita MH yang
berobat ke RSU X selama Januari - Desember
2015
 sampel: populasi terjangkau yang
memenuhi kriteria inklusi, tanpa kriteria
eksklusi

Satu Tujuan: Lulus!


84 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

Skala NU-RI (+) KA-NO Konsep Utama


Pengukuran [NUmerik – Rasio Interval (+) KAtegorik – Nominal
(Jenis Ordinal]
Variabel) Dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Numerik angka; dibagi lagi menjadi:
a. Rasio tidak bisa nilai minus. Contoh: berat
badan, tinggi badan.
b. Interval bisa nilai minus. Contoh: suhu
tubuh.
2. Kategorik data; dibagi lagi menjadi:
a. Nominal sederajat. Contoh: gender,
sembuh-tidak sembuh, hidup-mati, golongan
darah, status pernikahan.
b. Ordinal bertingkat. Contoh: baik-sedang-
buruk, pendidikan, stadium penyakit, kadar
kolesterol (rendah-normal-tinggi).

Metode Dibagi menjadi dua, yaitu: Konsep Utama


Pengambilan 1. Probability sampling (pengambilan sampel
Sampel acak)
a. Acak sederhana (simple random sampling)
b. Acak sistematik (systematic random sampling)
c. Acak distratifikasi (stratified random
sampling)
d. Klaster sederhana (simple cluster sampling)
2. Nonprobability sampling (pengambilan sampel
tidak acak)
a. Convenient/accident sampling
b. Consecutive sampling
c. Purposive/judgmental sampling
d. Snowball sampling
e. Quota sampling

Semua memiliki kesempatan yang sama. Acak Sederhana


Syarat: populasi homogen. (Simple Random
Cara acak sederhana: mengocok kertas yang sudah Sampling)
diberiangka di dalam kaleng, memakai dadu atau
uang logam.

Setelah dirandomisasi, diambil berdasarkan Acak Sistematik


urutan atau pola tertentu. (Systematic
Random Sampling)
Dibagi menjadi sub-populasi berdasarkan strata/ Acak Distratifikasi
tingkatan, kemudian dirandomisasi  setiap strata (Stratified
dirandomisasi. Random Sampling)
Cocok pada populasi heterogen.

Dibagi menjadi subpopulasi (cluster) yang Kluster Sederhana


terbagi alami, seperti wilayah. (Simple Cluster
Cluster terpilih yang dirandomisasi. Sampling)

Memilih siapa saja yang kebetulan ada. Convenient/


Accident Sampling
Orang yang datang pertama dipilih sebagai subjek Consecutive
(first come first chosen subject). Sampling

Subjek dipilih karena memenuhi karakteristik Purposive/


yang diinginkan. Judgmental
Contoh: sampel diambil dari pasien yang datang ke Sampling
klinik pada minggu II.

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 85

Subjek dipilih secara berantai. Snowball


Subjek terpilih selanjutnya memilih subjek Sampling
berikut.
Contoh: kasus langka, kasus yang "tabu" (contoh:
kasus multipel sklerosis, AIDS, homoseksual).

Jumlah subjek ditentukan sejak awal (quota-based), Quota Sampling


contohnya 50 orang dewasa.

Uji Konsep Utama


Diagnostik

A Positive Predictive
PPV = Value (PPV)
A+ B
Dari yang hasilnya positif, berapa yang benar-benar
sakit.

D Negative
NPV = Predictive Value
C +D (NPV)
Dari yang hasilnya negatif, berapa yang benar-
benar tidak sakit.

A Sensitivity
Se=
A+C
Dari yang sakit, berapa yang hasilnya positif.

D Spesificity
Sp=
B+ D
Dari yang tidak sakit, berapa yang hasilnya negatif.

Uji Hipotesis Konsep Utama


1 Uji Komparatif Membandingkan antar-kelompok.
NB: jangan terkecoh dengan istilah membandingkan, karena soal dapat
menggunakan istilah membandingkan padahal sebenarnya menginginkan
uji korelatif, demikian pula sebaliknya.

Langkah:
No Lakukan.... Contoh
Contoh kasus di Apa uji hipotesis untuk menentukan apakah
samping. terdapat perbedaan antara kadar kolesterol
(data dalam mg/dl) penduduk di kota dengan
di desa?
1 Pastikan yang Soal ini ingin menentukan apakah kadar
diminta adalah uji kolesterol penduduk di kota berbeda
komparatif dengan di desa. Dengan demikian soal ini
akan "meng-compare". Ya, ini adalah uji
komparatif.
2 Tentukan variabel Dihipotesiskan bahwa kota/desa --> kadar
bebas dan kolesterol. Jadi:
tergantung variabel bebas: penduduk kota vs penduduk

Satu Tujuan: Lulus!


86 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

desa
variabel tergantung: kadar kolesterol
3 Tentukan jenis Variabel bebas: kota vs desa
dan jumlah Jenis: kategorik
variabel bebas Jumlah kelompok: 2
4 Tentukan jenis Variabel tergantung: kadar kolesterol (dalam
variabel mg/dl)
tergantung Jenis: numerik
5 Tentukan apakah Data berpasangan hanya jika: data variabel
berpasangan/tida tergantung berasal dari individu yang sama
k berpasangan ATAU dilakukan matching. Jika tidak, maka data
tidak berpasangan.
Dalam kasus ini, data variabel tergantung dari
individu yang berbeda (tidak mungkin
penduduk di desa adalah penduduk di kota
secara bersamaan). Dengan demikian, ini
adalah tidak berpasangan.
6 Tentukan uji Lihat tabel di bawah ini
hipotesis yang Kategorik --> 2 kelompok --> numerik --> tidak
sesuai berpasangan.
Jawaban: T-unpair

Variabel tergantung
jenis tidak
berpasanga
Jumlah variabel bebas variabel berpasanga
n
tergantung n
nominal x2
McNemar
Mann
2 kelompok ordinal Wilcoxon
Whitney
Variabel numerik T-unpair T-pair
bebas: nominal x2 Cochran
kategorik Kruskal-
ordinal Friedman
>2 kelompok Wallis
Related-
numerik ANOVA
ANOVA
Uji Hipotesis Kenali dulu kedua konsep perbedaan antara korelasi dan regresi di bawah
2 ini:
Uji Korelasi Seberapa besar hubungan/korelasi antar-kelompok
(contoh: seberapa kuat Y berhubungan dengan X)
Uji RegresiPrediksi hasil dari variabel bebas (contoh: jika variabel X
nilainya sekian, berapa nilai variabel Y?)

Variabel
Jenis Uji Hipotesis
Tergantung
Ordinal Spearman
Korelasi
Numerik Pearson
Regresi
Nominal
logsitik
Numerik 1
Regresi Regresi linear
variabel
Numerik >1 Regresi
variabel multipel

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 87

ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS

Five-Star Penyedia pelayanan kesehatan & perawatan (care- Konsep Utama


Doctor provider).
menurut Pengambil keputusan (decision-maker).
WHO Komunikator yang baik (communicator).
Pemimpin masyarakat (community leader).
Pengelola manajemen (manager).

Penanganan menyeluruh: fisik, mental, dan sosial. Care-Provider


Preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Pengobatan yang diterima pasien adalah yang terbaik
(highest quality).

Mempertimbangkan: cost effective, benefit-risk Decision-Maker


(manfaat-risiko).
Penerapan teknologi penunjang secara etik.

Promosi individu, keluarga, dan komunitas menuju Communicator


gaya hidup sehat.
Memberdayakan masyarakat menjadi partner dalam
promosi kesehatan.

Mampu menempatkan diri sehingga mendapatkan Community


kepercayaan masyarakat. Leader
Mampu menemukan kebutuhan kesehatan bersama
individu dan masyarakat.
Mampu melaksanakan program sesuai kebutuhan
kesehatan masyarakat.

Bekerjasama harmonis dengan individu, organisasi, Manager


dan bidang nonmedis untuk kebutuhan pasien dan
komunitas.
Memanfaatkan data kesehatan dengan tepat.

Millenium 1. Memberantas kemiskinan dan kelaparan. Konsep Utama (8


Developme 2. Mencapai pendidikan untuk semua. Sasaran)
nt Goals 3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan
perempuan.
4. Menurunkan angka kematian anak.
5. Meningkatkan kesehatan ibu.
6. Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit
menular lainnya.
7. Memastikan kelestarian lingkungan hidup.
8. Mengembangkan kemitraan global untuk
pembangunan.

No. 4 Menurunkan angka kematian anak dibawah 5 Sasaran terkait


tahun sebesar dua pertiga hingga tahun 2015. Kesehatan
No. 5 Menurunkan angka kematian ibu proses
melahirkan sebesar dua pertiga hingga tahun 2015.
No. 6 Menghentikan dan mencegah penyebaran
HIV/AIDS, malaria, dan lain-lain.

Level of Primary Prevention Konsep Utama


Prevention Secondary Prevention
Tertiary Prevention

Satu Tujuan: Lulus!


88 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

Reduksi faktor risiko sebelum penyakit muncul NO Primary


DISEASE PRESENT. Prevention
Mengurangi insiden dan prevalensi.
Yang termasuk: Health Promotion dan Spesific
Protection.
Contoh: Edukasi dan promosi gaya hidup sehat,
program kesehatan lingkungan.

Gejala muncul dan penyakit sudah terjadi, tetapi Secondary


pasien belum mengetahuinya DISEASE HAS Prevention
OCCURED.
Yang termasuk: Early Diagnosis and Prompt
Treatment.
Contoh: Mamografi untuk deteksi Ca mammae,
pengobatan hipertensi untuk mencegah komplikasi,
imunisasi.

Penanganan untuk menurunkan progresivitas Tertiary


penyakit, mencegah komplikasi, meningkatkan Prevention
kualiltas hidup DISEASE HAS ADVANCED.
Yang termasuk: Disability Limitation dan
Rehabilitation.
Contoh: Penanganan penyakit jantung kronik melalui
obat, diet, olahraga, dan pemeriksaan berkala.

Sasaran Sasaran Primer Konsep Utama


Promosi Sasaran Sekunder
Kesehatan Sasaran Tersier

Sasaran disesuaikan dengan permasalahan kesehatan Sasaran Primer


suatu kelompok.
Contoh:
Kesehatan ibu dan anak untuk ibu hamil.
Kesehatan reproduksi untuk usia subur.
Sanitasi diri untuk anak sekolah.

Diberikan misalnya kepada tokoh masyarakat, tokoh Sasaran Sekunder
agama, tokoh adat.

Sasaran kepada pembuat keputusan/penentu Sasaran Tersier


kebijakan (tingkat pusat/daerah). Misalnya, dinas
kesehatan daerah.

Barriers of Physical Barriers Konsep Utama


Communicati Cultural Barriers
on Language/Semantic Barriers
(Penghalang Perceptual Barriers
dalam
Interpersonal Barriers
Komunikasi)
Gender Barriers
Emotional/Psychological Barriers

Penghalang yang terlihat wujud fisiknya. Physical Barriers


Contoh:
Lingkungan  suasana ruangan bangsal terlalu ramai
sehingga memengaruhi fokus pasien terhadap
penjelasan dokter.
Jarak  tempat duduk dokter-pasien terlalu
jauh/posisinya tidak nyaman.

Penghalang dalam hal perbedaan budaya. Cultural Barriers

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 89

Contoh:
Dokter bersuku Jawa (budaya berkata halus) merasa
tertekan untuk menjelaskan keadaan penyakit
kepada pasien bersuku Batak (budaya berkata
keras).

Penghalang berupa perbedaan jenis bahasa, tata Language/Semant


bahasa, simbol bahasa (jargon/istilah medis). ic Barriers
Contoh:
Pengadaan bakti sosial di daerah Jawa Barat dengan
tenaga paramedis yang tidak mengerti Bahasa
Sunda sama sekali.
Dokter berkata, “Pak, keadaan paraplegia yang Bapak
alami merupakan gejala pada Caisson Disease
yang dikenal juga dengan penyakit Decompression
Syndrome.” Pasien menyimak dengan sangat
tenang.

Penghalang berupa persepsi/dugaan yang belum Perceptual


tentu benar. Barriers
Contoh:
Pasien hendak bertanya kepada dokter dengan
berkata, “Dok, permisi, saya mau tanya.” Dokter
melihat pasien dengan pandangan tajam sambil
memicingkan mata. Pasien menjadi enggan
bertanya karena merasa dokternya galak, “Eh,
tidak jadi, Dok.”
Penghalang berupa ketidakmampuan pribadi untuk Interpersonal
mengetahui/menyampaikan maksud yang jelas. Barriers
Contoh:
Kurang/tidak ada keinginan untuk berpartisipasi 
pasien enggan untuk menceritakan keluhannya
kepada dokter.
Kurang/tidak ada keinginan untuk menggali
keterangan lebih dalam  dokter yang hemat
bicara, kurang/tidak menanyakan detail keadaan
penyakit pasien.

Penghalang berupa perbedaan jenis kelamin. Gender Barriers


Contoh:
Pasien perempuan dengan benjolan di payudara
menolak untuk diperiksa oleh dokter laki-laki.

Penghalang berupa keterlibatan emosi pemberi Emotional/Psychol


informasi, penerima informasi, atau keduanya. ogical Barriers
Contoh:
Kemarahan  Pasien dengan Ca kolon stadium akhir
dalam fase denial mengalami rasa marah kepada
dokter yang merawat sehingga mempersulit dokter
untuk menindaklanjuti keadaan pasien.
Kecemasan  Dokter internsip cemas dan ragu
dengan kemampuan klinisnya sehingga tidak
memberikan pelayanan maksimal kepada pasien di
awal masa internsipnya.

Family Life 1. Pasangan baru menikah (tanpa anak). 8 Siklus


Cycle 2. Keluarga dengan bayi (anak tertua 0-30 bulan).
(Duvall 3. Keluarga dengan anak prasekolah (anak tertua 30
1977) bulan-5 tahun).
4. Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua 6-
12 tahun).
5. Keluarga dengan remaja (anak tertua 13-20

Satu Tujuan: Lulus!


90 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

tahun).
6. Keluarga dengan dewasa muda (anak pertama
mulai meninggalkan rumah hingga anak terakhir).
7. Keluarga paruh-baya (tidak ada anak tinggal
serumah hingga masa pensiun).
8. Aging family members (masa pensiun hingga
kematian).

Diagnosis Langkap dalam menentukan diagnosis komunitas: Konsep Utama


Komunitas 1. Identifikasi masalah pada suatu komunitas.
2. Tentukan prioritas masalah.
3. Analisis penyebab masalah.
4. Memilih/menentukan alternatif solusi
pemecahan masalah.
5. Implementasi solusi.
6. Follow-up.

Bahaya Faktor Fisik Konsep Utama


Potensial Faktor Kimia
(Potential Faktor Biologik
Hazard) Faktor Fisiologik (Ergonomik)
Faktor Psikologik

Yang termasuk: getaran, kebisingan, tekanan panas- Faktor Fisik


dingin, radiasi ionisasi (sinar-X, sinar gamma), radiasi
nonionisasi (gelombang elektromagnetik dan suara),
tekanan udara (hiper-/hipobarik),
penerangan/pencahayaan.

Yang termasuk: pestisida, pelarut organik (benzena, Faktor Kimia


toluen, alkohol) dan zat korosif (sabun/detergen),
pupuk, debu, logam berat (krom, arsen, merkuri,
timbal).

Yang termasuk: semua makhluk hidup (bersel satu Faktor Biologik


sampai bersel banyak, mikroorganisme sampai
hewan).

Jenis Interval Referral Konsep Utama


Rujukan Split Referral
Antar- Collateral Referral
Dokter Cross Referral

Wewenang kepada satu dokter konsultan rujukan Interval Referral


untuk jangka waktu tertentu tanpa ikut campur
dokter primer pada jangka waktu tersebut.

Wewenang kepada beberapa dokter konsultan Split Referral


rujukan untuk jangka waktu tertentu tanpa ikut
campur dokter primer pada jangka waktu tersebut.

Wewenang dan tanggung jawab diserahkan kepada Collateral Referral


dokter lain khusus untuk satu masalah tertentu.

Wewenang penanganan penderita sepenuhnya Cross Referral


kepada dokter lain alih rawat.

Jenis  Horizontal Konsep Utama


Rujukan Puskesmas A ke Puskesmas B dalam satu strata.
Antar-  Vertikal
Instansi Puskesmas A ke Rumah Sakit B atau sebaliknya.

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 91

Rate
JUMLAH PENDERITA YANG SAKIT
DISEASE ATTACK RATE =
JUMLAH POPULASI BERISIKO

KASUS BARU DALAM SUATU WAKTU


INCIDENCE RATE =
JUMLAH POPULASI BERISIKO PERTENGAHAN TAHUN

Perhatian:
Jumlah populasi hanya untuk pasien yang masih potensial terkena.
Pada penyakit yang hanya satu kali terkena, misalnya campak.

KASUS BARU DAN LAMA DALAM SUATU WAKTU


PREVALENCE RATE =
JUMLAH POPULASI BERISIKO PERTENGAHAN TAHUN

JUMLAH KEMATIAN IBU


ANGKA KEMATIAN IBU =
100.000 BAYI LAHIR HIDUP

JUMLAH KEMATIAN IBU= kematian karena kehamilan, persalinan sampai 42


hari

JUMLAH KEMATIAN BAYI <1 TAHUN


ANGKA KEMATIAN BAYI =
100 BAYI LAHIR HIDUP

Kami senantiasa terbuka dengan masukan Anda terkait sekilas materi. Jika Anda memiliki
kritik, saran, dan masukan yang konstruktif bagi sekilas materi, silakan sampaikan
kepada pengajar Anda atau silakan hubungi kami melalui email
padiukdi@gmail.com.

Satu Tujuan: Lulus!


92 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

TRYOUT 0

Terima kasih karena Anda telah mengerjakan soal ini sebelum


bimbingan dimulai. Dengan mengerjakan soal ini terlebih dahulu, Anda
memiliki banyak keuntungan, di antaranya:
1. Saat pembahasan, Anda tidak terfokus membaca soal.
2. Anda memiliki lebih banyak waktu untuk berkonsentrasi pada diskusi.
3. Anda sudah tahu apa yang ingin Anda tanyakan kepada pengajar.

Jawaban dituliskan di lembar jawaban yang tersedia.

1 Tn. Sonar, 38 tahun, datang kepada Anda dengan keluhan sering merasa tidak
enak di dada sebelah kiri setiap kali habis naik-turun tangga. Keluhan sejak 3
bulan terakhir, berlangsung selama 5 menit dan membaik dengan istirahat. Anda
kemudian melakukan pemeriksaan EKG, dan didapatkan bahwa hasil EKG normal.
Diagnosis Tn. Sonar kemungkinan adalah...
A. Angina pektoris stabil
B. Unstable angina pektoris
C. STEMI
D. NSTEMI
E. Gagal jantung kongestif

2 Ny. Desi, 52 tahun, datang ke dokter karena sesak napas yang menggangu
aktivitas. Jika naik tangga ia merasa kehabisan napas. Beberapa bulan terakhir
harus tidur dengan 2-3 bantal, dan sering terbangun. Pasien punya riwayat darah
tinggi yang tidak diobati. DM, penyakit jantung sebelumnya disangkal. Berikut ini
yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah pasien, kecuali...
A. diuretik
B. oksigen
C. morfin
D. posisi 1/2 duduk
E. levodopa

3 Tn. Bram, berusia 65 tahun, dibawa keluarganya karena tidak sadar secara
mendadak. Dari pemeriksaan tekanan darah didapatkan tekanan darah 220/160
mmHg, frekuensi nadi 100 kali/menit, frekuensi napas 22 kali/menit. Didapatkan
pada CT scan perdarahan intraserebral. Tatalaksana untuk hipertensi yang
paling tepat untuk pasien ini adalah...
A. nikardipin intravena
B.klonidin intravena
C. propanolol per-oral
D. tiazid per-oral
E. simvastatin per-oral

4 An. Doni, 5 tahun, dibawa ke IGD dengan keluhan diare sejak 10 jam yang lalu.
Diare 8x bewarna kuning. Buang air kecil sekitar 5 jam yang lalu. Anak tampak
mengantuk, tidak mau minum, disertai pula mual dan muntah. Hasil pemeriksaan
ditemukan kesadaran apatis, TD 70/60mmHg, frekuensi nadi 132x/menit, frekuensi

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 93

napas 26x/menit. Tugor kulit sangat turun, perut cembung, mukosa mulut kering,
mata sangat cekung, akral dingin. CRT>3 detik. Apa diagnosis pasien
tersebut?
A. Syok kardiogenik
B. Syok hipovolemik
C. Syok anafilaktik
D. Syok hemoragik
E. Syok neurogenik

5 Tn. Brastyo, 58 tahun, ditemukan tidak sadar di tepi jalan. Paramedis kemudian
datang meraba nadi karotis, hasilnya tidak ada. Kemudian ia melakukan rekaman
EKG dengan hasil sebagai berikut:

Hal yang perlu dilakukan selanjutnya adalah...


A. Melakukan defibrilasi 360 joule monofasik
B. Melakukan kardioversi 120 joule bifasik
C. Melakukan kompresi dada dengan bantuan napas
D. Memberikan oksigen dosis tinggi
E. Melakukan pemeriksaan denyut nadi karotis

6 Tn. Ridwan, usia 43 tahun, datang berobat dengan keluhan batuk lebih dari 3
minggu. Keluhan disertai dengan penurunan berat badan. Pemeriksaan BTA
sputum 2x menunjukkan hasil (+), rontgen toraks didapatkan infiltrat pada apeks
paru. Riwayat mendapatkan pengobatan TB disangkal pasien. Regimen apa
yang tepat diberikan kepada pasien?
A. 2RHZE/4(RH)3
B. 2RHZES/RHZE/5(RHE)3
C. 2RHZ/4RH
D. RHZE
E. 4RHZES

7 Anak Ahmad, 2 tahun, dibawa ke dokter dengan keluhan BB tidak kunjung naik
dan tampak kurus. Anak belum bisa berjalan, PB 73 cm, BB 8,5 kg. Ayah pasien
BTA positif. Dokter memutuskan untuk melakukan tes mantoux dan hasilnya
positif. Berdasarkan skoring TB, di antara pilihan berikut yang paling
meningkatkan kemungkinan anak terdiagnosis TB paru berdasarkan skor
TB anak adalah...
A. gizi buruk
B. kontak dengan BTA positif
C. foto rontgen paru yang sugestif TB
D. limfadenopati generalisata
E. ditemukan destruksi pada vertebra torakalis

8 Tn. Panjul, usia 26 tahun, datang dengan keluhan sesak yang disertai bunyi ngik-
ngik. Saat serangan pasien masih dapat tidur terlentang dan pasien masih dapat
berbicara kalimat. Dalam 3 bulan terakhir, pasien mengalami serangan 3x dalam
seminggu tapi masih dapat diatasi dengan obat asma yang dibelinya dari warung.

Satu Tujuan: Lulus!


94 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

Apakah diagnosis pasien ini?


A. Asma persisten sedang dengan serangan sedang
B. Asma persisten sedang dengan serangan ringan
C. Status asmatikus
D. Asma persisten ringan dengan serangan ringan
E. Asma persisten ringan dengan serangan sedang

9 Ny. Sari, usia 34 tahun datang dengan tanda-tanda hipertiroid. Pada pemeriksaan
fisik, didapatkan eksoftalmus, tiroid membesar dan kenyal, takikardi. Lab TSH
menurun, T4 meningkat. Apa diagnosis yang paling mungkin?
A. Goiter non toksik
B. Penyakit Graves
C. Tiroiditis Hashimoto
D. Adenoma folikular tiroid
E. Kista tiroid

10 Tn. Julio, usia 45 tahun, tertusuk pisau di dada kanan. Napas cepat dan tampak
sesak berat, gerakan dada kanan tertinggal, trakea bergeser ke kiri, perkusi
hemitoraks dekstra hipersonor, suara paru kanan berkurang. Tanda vital tidak
stabil.Tindakan apa yang harus segera dilakukan?
A. Pemberian oksigen sungkup
B. Resusitasi jantung paru
C. Foto rontgen thorax
D. Head-tilt dan chin-lift
E. Needle decompression

11 Tn. Sule, usia 47 tahun, sehari-hari bekerja sebagai tukang bangunan mengeluh
muntah dan kembung. Pasien mengaku sering keluar benjolan pada lipat paha
yang bisa masuk kembali jika berbaring sejak 4 tahun yang lalu. Baru sejak tadi
pagi benjolan tidak dapat kembali. Apakah diagnosis kasus di atas?
A. Hernia inkarserata
B. Hernia inguinalis reponibilis
C. Hernia femoralis
D. Hernia direk ireponibilis
E. Hernia strangulata

12 Bayi Joanna, usia 5 bulan, mengalami diare sejak 4 hari yang lalu. Sejak kemarin
BAB sampai 6x sehari. Bayi ASI eksklusif, menurut ibu masih minum seperti biasa.
Dari pemeriksaan ditemukan ubun-ubun datar, turgor kembali cepat, perut
kembung, dan anus kemerahan.Terapi yang tepat adalah....
A. Terapi B+lanjutkan ASI+ tunda pemberian Zinc
B. Terapi B+lanjutkan ASI+pemberian Zinc 10 mg/hari slm 10-14 hari
C. Terapi A+ hentikan ASI sampai diare sembuh+ zinc 10 mg/ hari slm 10-14 hari
D. Terapi B+ hentikan ASI sampai diare sembuh+ zinc 10 mg/ hari slm 10-14 hari
E. Terapi A+lanjutkan ASI+pemberian Zinc 10 mg/hari slm 10-14 hari

13 Tn. Hercules, 42 tahun, datang ke dokter dengan keluhan muntah darah sebanyak
2 kali. Darah warna merah-kehitaman, jumlah sekitar 300 cc. Sejak 6 bulan yang
lalu, pasien mengatakan perut makin membesar dan badan terasa lemas terus.
Riwayat sakit kuning sebelumnya disangkal. Pasien gemar mengonsumsi alkohol.

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 95

Pada PF ditemukan ascites, hepar sulit dinilai. Tanda vital stabil. Diagnosis
pasien ini adalah...
A. ruptur Mallory-Weiss
B. pecah varises esofagus e.c hipertensi porta
C. gastritis erosiva
D. adenokarsinoma kolon
E. ileus obstruksi

14 Ny. Henny, usia 35 tahun, mengeluh nyeri perut disertai mual muntah sejak 2
minggu yang lalu. Pasien tidak nafsu makan, perut terasa begah. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal, sklera ikterik, dan
hepatomegali. Pada pemeriksaan marker hepatitis diperoleh HBsAg +, HBeAg +,
dan IgM Anti HBc +. Makna pemeriksaan marker hepatitis pasien ini adalah

A. Hepatitis B kronis
B. Hepatitis B akut dan infeksius
C. Pasien menderita Hepatitis B dan Hepatitis E
D. Pasien dulu pernah Hepatitis B dan pernah imunisasi Hepatitis B
E. Hepatitis B carrier dan mendapatkan imunitas

15 Tn. Nanda, 48 tahun, mengeluhkan muncul benjolan dari anus. Benjolan sejak 3
bulan lalu, namun kemarin benjolan keluar dan tidak dapat masuk dengan sendiri.
Saat dokter coba memasukkan, benjolan dapat masuk. Diagnosis pasien ini
adalah...
A. prolaps ani
B. hemoroid grade I
C. hemoroid grade II
D. hemoroid grade III
E. hemoroid grade IV

16 Tn. Desta, 17 tahun, mengeluhkan nyeri di pinggang disertai kencing berwarna


merah. Kencing juga dirasakan berkurang. Mual dan muntah disangkal. Makanan
yang mungkin dikonsumsi oleh Tn. Desta adalah...
A. jeruk dan buah yang asam lainnya
B. jengkol
C. singkong
D. tempe bongkrek
E. makanan kaleng

17 An. Alfonsius, usia 8 tahun, datang dengan keluhan urin berwarna gelap,
sebelumnya pasien menderita demam dan sakit tenggorokan, dari pemeriksaan
BP 136/94, muka sembab, edema pretibial, urinalisis: eritrosit (+) penuh,
leukosit(+). Diagnosis yang mungkin adalah...
A. Sindrom nefritik akut
B. Nefrolitiasis
C. Pielonefritis
D. Sindrom nefrotik
E. Hidronefrosis

18 Tn. Riko, 40 tahun datang dengan keluhan. Badan demam, menggigil serta nyeri
pada pinggang kiri hilang timbul. Pada pemeriksaan fisik didapatkan demam

Satu Tujuan: Lulus!


96 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

38,9oC, disertai nyeri ketok kostovertebra kiri. Pada pemeriksaan urin sedimen
eritrosit negatif, leukosit esterase (+), nitrit (+). Diagnosis pasien ini adalah?
A. Nefrolitiasis
B. Pielonefritis akut
C. Sistitis
D. Glomerulonefritis akut
E. Uretritis

19 An. Tison, berusia 6 tahun diantar oleh orang tuanya dengan benjolan pada ujung
penis. Saat diperiksa frenulum penis melingkar di bawah glans penis dan tidak
dapat dikembalikan. Apakah kemungkinan diagnosis pada pasien ini?
A. Parafimosis
B. Hipospadia
C. Fimosis
D. Epispadia
E. Striktur uretra

20 Tn. Prasojo, usia 74 tahun, datang dengan keluhan tidak bisa BAK sejak 1 hari
sebelumnya, riwayat seperti ini sebelumnya disangkal, sebelumnya kencing
normal dan tidak ada riwayat trauma. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien
tampak kesakitan. Didapatkan bulging dan nyeri tekan suprapubik. Setelah
dilakukan kateterisasi dan colok dubur didapatkan prostat teraba membesar,
konsistensi kenyal, permukaan rata. Apakah diagnosis pasien tersebut?
A. Benign prostate hypertrophy
B. Adenokarsinoma prostat
C. Prostatitis
D. Abses prostat
E. Adenokarsinoma buli-buli

21 Tn. Abu, usia 55 tahun, datang ke IGD dengan nyeri pada punggung atasnya sejak
3 hari yang lalu, nyeri dirasakan hilang timbul. BAK lancar namun sedikit
berkurang dan tidak ditemukan demam. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri
ketok kostovertebra (+), urin berwarna kekuningan, ureum 50, kreatinin 1.4, kristal
oksalat +3, endapan leukosit 2-4/LPB. Pada pemeriksaan foto abdomen didapatkan
gambaran radioopak seperti tanduk rusa di paravertebra setinggi lumbal 2-3.
Apakah diagnosis pasien diatas?
A. Nefrolitiasis
B. Ureterolitiasis
C. Sistitis
D. Pankreatitis
E. Uretrolitiasis

22 Tn. Miko, usia 40 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan badan lemas sejak
2 minggu yang lalu. Ia sering merasakan nyeri pada ulu hati. Diketahui riwayat
konsumsi jamu pegal linu sejak 2tahun belakangan, dan 1 bulan terakhir sering
BAB warna hitam. Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva pucat, nyeri
tekan epigastrium. Pemeriksaan laboratorium: Hb 6 g/dl, leukosit 2100/mm 3. Apa
pemeriksaan selanjutnya yang perlu dilakukan untuk menentukan jenis
anemianya?
A. Biopsi sumsum tulang

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 97

B. MCV, MCH, MCHC


C. Elektroforesis hemoglobin
D. Pemeriksaan HbA1c
E. Pemeriksaan retikulosit

23 An. Soni, laki-laki, usia 3 bulan datang diantar oleh ibunya ke RS dengan keluhan
perdarahan pada bekas suntikan pasca imunisasi Hepatitis B. Perdarahan muncul
setelah beberapa menit suntikan diberikan setelah sebelumnya sempat berhenti.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan anak tampak rewel, pernapasan 40x/menit,
nadi 130x/menit, dan suhu afebris. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan
trombosit 350.000/mm3, BT normal, CT meningkat, PT normal, APTT meningkat,
kadar aktivitas FVIII 2%, dan kadar aktivitas FIX normal. Apakah kemungkinan
diagnosis pasien ini?
A. Von Willebrand Disease
B. Hemofilia A
C. Hemofilia B
D. Defisiensi Vitamin K
E. DIC

24 Tn. Ronaldinho, berusia 28 tahun, datang dengan keluhan demam dan diare
kurang lebih 2 minggu. Pasien juga mengeluh berat badan berkurang drastis.
Semula berat badan pasien 70 kg namun saat ini beratnya hanya 58 kg. Pasien
mengatakan hal itu karena nafsu makannya berkurang sejak 3 bulan terakhir.
Pasien menjalani pola hidup bebas, tetapi penggunaan jarum suntik disangkal. BTA
sputum (-), Anti HIV (+) dalam tiga kali pemeriksaan. Stadium klinis HIV
manakah yang sesuai dengan kondisi pasien saat ini?
A. Stadium 1
B. Stadium 2
C. Stadium 3
D. Stadium 4
E. Stadium belum dapat diklasifikasikan

25 Tn. Somad, 38 tahun, datang dengan keluhan sakit kepala. Perut dirasakan tidak
enak dan belum BAB sejak 3 hari yang lalu. Pasien mengeluhkan demam yang
tidak terlalu tinggi, sejak 2 minggu yang lalu. Komplikasi yang paling
dikhawatirkan pada pasien ini adalah...
A. syok anafilaktik
B. peritonitis umum akibat perforasi
C. kejang demam
D. perdarahan intrakranial
E. sirosis hepatis

26 An. Dimas, berusia 12 tahun, datang dibawa RS dengan keluhan mimisan 1 jam
yang lalu. Sebelumnya, pasien mengalami demam sejak 3 hari yang lalu. Pada
pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 17 g/dl, hematokit 49%, leukosit 4,500/μl,
trombosit 46.000/μl, IgM anti-dengue (-), IgG anti-dengue (+), uji Widal titer O 1/80
dan titer H 1/80, AO (-), AH (-), BO (-), BH (-). Apa kemungkinan penyakit yang
diderita pasien?
A. Demam Berdarah Dengue
B. Leptospirosis

Satu Tujuan: Lulus!


98 SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0

C. Malaria
D. Demam Tifoid
E. Demam Dengue

27 Ny. Andrea, 32 tahun, datang dengan keluhan BAB berdarah sejak 3 hari yang lalu.
Diketahui sebelumnya ia makan makanan yang tidak terlalu bersih. Pada analisa
tinja ditemukan tinja dengan darah (+). Tatalaksana terbaik pada pasien ini
adalah...
A. amoksisilin PO
B. kotrimoksasol PO
C. ceftriakson intravena
D. eritromisin PO
E. vankomisin intravena

28 Nn. Nina, 22 tahun, datang dengan keluhan demam berselang 3 hari. Keluhan
lainnya ia juga mengalami nyeri kepala, berkeringat, dan satu minggu yang lalu
pergi ke Papua selama 1 minggu. Ia telah diperiksa menggunakan rapid test dan
didiagnosis mengalami malaria. Kemungkinan penyebab malaria dalam
kasus ini adalah Plasmodium jenis?
A. Malariae
B. Vivax
C. Ovale
D. Falciparum
E. Belum dapat ditentukan

29 An. Koko, 4 tahun, terlihat sering menggaruk bagian anus setiap kali tidur.
Diagnosis pasien ini adalah...
A. askariasis
B. taeniasis
C. enterobiasis
D. bilharziasis
E. amoebiasis

30 Tn. Samuel, usia 42 tahun, mengeluh sering mengantuk sejak 1 bulan terakhir.
Pasien juga merasa berat badannya cenderung turun. Diakui pasien, akhir-akhir ini
pasien merasa sering lapar, sering haus, dan sering kencing. Pada pemeriksaan,
pasien tampak gemuk. Ditemukan hasil GDS 230 mg/dl. Diagnosis pasien ini
adalah...
A. DM tipe 2
B. Gula darah puasa terganggu
C. Toleransi glukosa terganggu
D. Diagnosis belum tegak sebelum melakukan pemeriksaan GDS ulang
E. Diagnosis belum tegak sebelum melakukan pemeriksaan TTGO

31 Ny. Lita, 39 tahun, datang dengan keluhan rahang bawah kiri terasa nyeri saat
makan maupun dengan perabaan. Nyeri terasa seperti ditusuk. Keluhan ini sudah
dirasakannya selama tiga tahun. Pasien sudah diperiksa dokter gigi dan tidak ada
kelainan. Riwayat sakit cacar disangkal. Pada pemeriksaan MRI juga tidak
ditemukan kelainan. Diagnosis yang paling tepat adalah?
A. Cluster headache

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 99

B. Migraine
C. Tension type headache
D. Trigeminal neuralgia
E. Post-herpetic syndrome

32 Ny. Nani, berusia 68 tahun, datang dengan dengan keluhan tiba-tiba terjatuh saat
sedang membersihkan rumah karena mengalami sakit kepala hebat. Dalam
perjalanan ke rumah sakit, pasien mengalami muntah menyemprot serta
penurunan kesadaran. Pada pemeriksaan fisis didapatkan kesadaran pasien sopor
dengan TD 220/120 mmHg. Kaku kuduk (-). Pada CT scan didapatkan lesi
hiperdens pada lobus frontal. Diagnosis yang tepat pada pasien adalah?
A. Stroke Iskemik
B. Stroke Hemoragik
C. Transient Ischemic Attack (TIA)
D. Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND)
E. Perdarahan subaraknoid

33 An. Shinta, 5 tahun, datang karena mengeluhkan telinga yang sakit. Sejak 1
minggu lalu ia batuk-pilek yang tidak kunjung sembuh. Pada PF: tidak ditemukan
sekret, ditemukan membran timpani hiperemis. Tatalaksana terbaik untuk
Shinta adalah...
A. pemberian dekongestan oral
B. pemberian antibiotik oral
C. timpanosentesis
D. pemasangan pipa Grommet
E. melakukan tes audometri

34 An. Jaya, usia 6 tahun, dibawa ibunya ke dokter dengan keluhan tidak mau makan.
Sehari-harinya pasien hanya tidur di kamar dan malas makan. Pada pemeriksaan
fisis tampak anak sangat kurus, atrofi otot dan lemak di kedua lengan dan tungkai,
rambut mudah tercabut, serta perut membuncit. Apakah diagnosis yang tepat
pada kasus ini?
A. Gizi kurang
B. Gizi baik
C. Gizi buruk kwashiorkor
D. Gizi buruk marasmus
E. Gizi buruk marasmik-kwashiorkor

35 Tn. Ali, 65 tahun, datang dengan keluhan pandangan kabur perlahan sejak 2 bulan
yang lalu. Ia merasa penglihatannya seperti berkabut. Pada pemeriksaan
didapatkan visus OD 5/60 OS 2/60; lensa kedua mata keruh, shadow test negatif
pada kedua mata. Riwayat hipertensi maupun diabetes disangkal. Diagnosis
yang tepat untuk pasien tersebut adalah...
A. Katarak imatur
B. Katarak matur
C. Retinopati diabetik
D. Retinitis pigmentosa
E. Retinopati hipertensi

36 Ny. Sharini, 48 tahun, datang karena pandangan mata kiri mendadak kabur,
disertai mata merah dan nyeri di belakang mata yang berdenyut. Ini adalah

Satu Tujuan: Lulus!


10
SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0
0

keluhan pertama. Pada PF ditemukan edema kornea dan pupil OS yang tidak
bereaksi terhadap cahaya. Terdapat riwayat darah tinggi pada pasien. Diagnosis
pasien ini adalah...
A. cluster headache
B. edema otak
C. glaukoma akut
D. glaukoma kronik
E. retinopati hipertensi

37 Tn. Amir, 21 tahun, datang kepada Anda karena terdapat bercak gatal di
selangkangan kiri. Awalnya muncul sejak 3 minggu yang lalu, namun semakin
lama semakin gatal. Pada PF ditemukan plakat dengan tepi yang tampak lebih
aktif. Pada pemeriksaan KOH, yang dapat ditemukan adalah...
A. hifa sejati panjang bersekat
B. hifa pendek bersekat
C. blastospora
D. hifa pendek tidak bersekat dengan gerombolan spora
E. spora multipel

38 Ny. Neni, 50 tahun datang ke poliklinik RS dengan keluhan terdapat bintik-bintik


berisi cairan di pinggang sebelah kiri disertai rasa nyeri di daerah tersebut. Saat
masih anak-anak, pasien pernah mengalami sakit cacar air. Pada pemeriksaan fisis
ditemukan vesikel berkelompok makulopapular eritema pada sisi lateral kiri
setinggi thorakal X. Diagnosa kasus tersebut adalah?
A. Acyclovir 3 x 200 mg selama 5-7 hari
B. Acyclovir 5 x 200 mg selama 5 - 7 hari
C. Acyclovir 5 x 400 mg selama 5 - 7 hari
D. Acyclovir 5 x 800 mg selama 5 - 7 hari
E. Acyclovir 5 x 1000 mg selama 5 - 7 hari

39 Tn. Donny, 28 tahun, mengeluhkan rasa panas saat BAK. 3 hari yang lalu sempat
mengeluarkan seperti nanah dari ujung penis. Riwayat berganti pasangan seksual
(+). Penatalaksanaan yang tepat untuk pasien adalah...
A. cefixime 400 mg PO dosis tunggal
B. azitromisin 1 gram PO dosis tunggal
C. cefixime 400 mg + azitromisin 1 gram PO dosis tunggal
D. ciprofloksasin 2 x 500 mg PO selama 14 hari
E. doksisiklin 2 x 100 mg PO selama 14 hari

40 Ny. Sulastri, berusia 56 tahun, dibawa keluarganya dalam keadaan mengamuk


karena merasa mendengar suara-suara yang menjelek-jelekkannya. Keluhan ini
mulai dialami sejak 2 bulan terakhir. Ia juga merasa orang lain selalu berusaha
membuatnya gagal sejak dulu. Ia menjadi selalu merasa ketakutan untuk keluar
rumah karena takut orang berbuat jahat padanya. Ia juga menjadi takut
menyalakan televisi karena ia yakin di televisi telah dipasang kamera khusus oleh
kekuatan lain yang akan berbuat jahat padanya. Diagnosis yang tepat pada
kasus ini adalah?
A. Skizofrenia Katatonik
B. Skizofrenia Paranoid
C. Skizofrenia Hebefrenik

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 101

D. Psikotik Akut
E. Gangguan Panik

41 Nn. Kiara, berusia 27 tahun, datang dengan keluhan tiba-tiba mengalami


ketakutan hebat 1 jam yang lalu. Keluhan lainnya ialah berdebar-debar dan
berkeringat dingin. Keluhan dirasakan saat pasien sedang beristirahat, tidak
sedang dalam keadaan emosi. Kejadian ini telah terjadi beberapa kali dan
menghilang dengan sendirinya. Diagnosis yang tepat pada pasien ini adalah?
A. Gangguan cemas menyeluruh
B. Serangan panik
C. Bipolar episode kini manik
D. Gangguan stress pasca trauma
E. Reaksi stress akut

42 Ny. Donita, 37 tahun, G1P0A0 dirujuk dari bidan kepada Anda karena tekanan
darah tinggi. Saat ini usia kehamilan 38 minggu. TD 180/110. Riwayat kejang
disangkal. Proteinuria (+++). Saat usia kehamilan 11 minggu tekanan darah
pasien 150/100 mmHg. Diagnosis pasien ini adalah...
A. preeklampsia ringan
B. preeklampsia berat
C. superimposed preeklampsia
D. hipertensi dalam kehamilan
E. hipertensi kronik

43 Ny. Sulastri, 38 tahun, baru saja melahirkan anak ketiga (P3A0), kemudian saat
melahirkan plasenta, keluar darah dari jalan lahir yang tidak berhenti. Uterus
teraba lembek. Tidak terlihat massa dari jalan lahir. Diagnosis pasien ini yang
paling mungkin adalah...
A. robekan porsio
B. ruptur perineum
C. atonia uteri
D. sisa jaringan plasenta
E. inversio uteri

44 Anda menolong persalinan bayi dengan usia gestasi 30 minggu. Ketika ketuban
pecah tampak air ketuban keruh. Saat lahir bayi tidak menangis. Setelah bayi
diposisikan, dikeringkan, dan dihangatkan, didapati frekuensi jantung bayi 84 kali
per menit. Tindakan apa yang Anda lakukan selanjutnya?
A. Lakukan kompresi dada
B. Berikan epinefrin intravena
C. Pasang kateter umbilikal
D. Berikan ventilasi tekanan positif
E. Berikan dekstrosa 10%

45 Bayi Tri, berusia 4 hari datang keluhan terlihat kuning sejak kemarin. Pada
pemeriksaan didapatkan sklera ikterik, ikterik sampai dada, tampak aktif masi
mau menyusu walaupun jumlah ASI masih sedikit, golongan darah ibu dan bayi
keduanya O Rh (+). Bil total: 11,5. Apa diagnosis yang paling mungkin pada
bayi ini?
A. Breastmilk jaundice

Satu Tujuan: Lulus!


10
SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0
2

B. Breastfeed jaundice
C. Atresia bilier
D. Hepatitis neonatal
E. Sepsis neonatorum

46 Polisi membawa jenazah pria dewasa muda tidak dikenal yang terlibat dalam
tawuran. Pada pemeriksaan, ditemukan lima luka tusuk di daerah toraks terutama
di sela iga 3-5 dan pakaian korban bersimbah darah. Apa kemungkinan
mekanisme kematian pada kasus ini?
A. Pembunuhan
B. Perdarahan
C. Luka tusuk
D. Luka tembak
E. Tidak dapat dijelaskan

47 Pada Puskesmas kecamatan Kao Teluk terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) berupa
kasus diare meningkat hingga dua kali dari bulan sebelumnya. Ditemukan juga
seorang bayi meninggal karena diare. Kepala Puskesmas berencana melakukan
penentuan diagnosis komunitas dalam menghadapi KLB tersebut. Apakah
langkah pertama kali yang dilakukan dalam pembuatan diagnosis
komunitas?
A. Mencari masalah yang ada di daerah tersebut
B. Menentukan perencanaan tindakan
C. Menentukan alternatif pemecahan masalah
D. Memilih alternatif pemecahan masalah
E. Melaksanakan intervensi

48 Dokter Soni akan melakukan penelitian faktor risiko tentang penyakit multipel
sklerosis dengan riwayat konsumsi makanan yang mengandung alkohol. Desain
penelitian yang paling tepat adalah...
A. case control
B. cohort
C. eksperimental
D. cross sectional
E. uji diagnostik

49 Anda ingin melakukan pengujian terhadap kuesioner depresi yang baru Anda
kembangkan. Baku emas untuk diagnosis adalah wawancara psikiatri oleh
psikiater. 100 pasien terdiagnosis depresi oleh psikiater dan kuesioner baru Anda
menemukan 60 pasien depresi. Sementara dari yang tidak terdiagnosis depresi
oleh psikiater, kuesioner baru Anda menghasilkan 150 pasien tidak depresi.
Berapakah sensitivitas alat ukur Anda?
A. 40%
B. 62,5%
C. 60%
D. 75%
E. 90%

50 Sebuah penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan peserta


mengenai pentingnya mencuci tangan. Penilaian pengetahuan peserta dilakukan

Satu Tujuan: Lulus!


SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0 103

sebelum pemberian penyuluhan dan setelah penyuluhan. Skala pengetahuan


peserta dibagi dalam kriteria pengetahuan baik, sedang, dan buruk. Pada
penelitian ini, uji hipotesis apakah yang tepat digunakan?
A. Uji T Berpasangan
B. Uji Wilcoxon
C. Uji Spearman
D. Uji One Way Anova
E. Uji Chi Square

Satu Tujuan: Lulus!


10
SEKILAS MATERI PADI DAN TRYOUT 0
4

Catatan

Satu Tujuan: Lulus!

Anda mungkin juga menyukai