Anda di halaman 1dari 11

JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA ISSN : 2085 – 0328

KAJIAN TENTANG INTERAKSIONISME SIMBOLIK

Nina Siti Salmaniah Siregar


Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Medan Area

ABSTRACT
The basic idea of symbolic interaction theory states that the emblem or symbol of
culture are learned through interaction, people give meaning to everything that will
control their attitudes and behavior. To understand the interaction of symbolic
(symbolic interactionism) is a way of thinking about the mind (mind), self (self) and
society (society).By using sociology as a foundation, as well as teaching that when
human interact with each other, they share the meaning for a certain period and for a
specific action. George Herbert Mead is a figure who is seen as symbolic interaction
builders understand this. He taught that the meaning comes as a result of interaction
between people, both verbally and nonverbally. Through the actions and responses that
occur, we give meaning to the words or actions, and therefore we can also understand
an even in certain ways too, because people are assumed to a rise from interrelated
conversations between individuals.
Keywords: symbolic interaction, mind, self, society

PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 2/ OKTOBER 2011

100
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA ISSN : 2085 – 0328

PENDAHULUAN masing-masing yang terlibat berlangsung


Penulis memilih satu topik yaitu internalisasi atau pembatinan.
Teori Interaksi Simbolik (Symbolic Penulis mendefinisikan interaksi
Interaction Theory – atau lazimnya simbolik sebagai segala hal yang saling
disingkat dengan SI). berhubungan dengan pembentukan
Sebagai pengantar tentang Teori makna dari suatu benda atau lambang
Interaksi Simbolik, maka harus atau simbol, baik benda mati, maupun
didefinisikan terlebih dahulu arti dari kata benda hidup, melalui proses
“interaksi” dan “simbolik”. Menurut komunikasi baik sebagai pesan verbal
kamus komunikasi (Effendy. 1989: 184) maupun perilaku non verbal, dan
definisi interaksi adalah proses saling tujuan akhirnya adalah memaknai
mempengaruhi dalam bentuk perilaku atau lambang atau simbol (objek) tersebut
kegiatan di antara anggota-anggota berdasarkan kesepakatan bersama
masyarakat, dan definisi simbolik yang berlaku di wilayah atau kelompok
(Effendy. 1989: 352) adalah bersifat komunitas masyarakat tertentu.
melambangkan sesuatu.
Simbolik berasal dari bahasa Latin Permasalahan
“Symbolic(us)” dan bahasa Yunani 1. Bagaimana Sejarah Teori Interaksi
“symbolicos”. Dan seperti yang dikatakan Simbolik
oleh Susanne K. Langer dalam Buku Ilmu 2. Penjelasan tentang Teori Interaksi
Komunikasi: Suatu Pengantar (Mulyana. Simbolik
2008: 92), dimana salah satu kebutuhan 3. Implikasi dalam Ilmu, Teori dan
pokok manusia adalah kebutuhan Metodologi
simbolisasi atau penggunaan lambang, 4. Kajian terhadap Kasus Aktual
dimana manusia adalah satu-satunya 5. Kritik terhadap Teori Interaksi
hewan yang biasanya menggunakan Simbolik
dengan cara lambang.
Ernst Cassirer dalam Mulyana PEMBAHASAN
(2008: 92) mengatakan bahwa keunggulan Sejarah Teori Interaksi Simbolik
manusia dari mahluk lain adalah Sejarah Teori Interaksionisme
keistimewaan mereka sebagai animal Simbolik tidak bisa dilepaskan dari
symbolicum. Menurut Kamus Besar pemikiran George Harbert Mead (1863-
Bahasa Indonesia (Kam. 2001: 438), 1931). Mead dilahirkan di Hadley, satu
definisi interaksi adalah hal yang saling kota kecil di Massachusetts. Karir Mead
melakukan aksi, berhubungan, berawal saat beliau menjadi seorang
mempengaruhi; antar hubungan. professor di kampus Oberlin, Ohio,
Sedangkan definisi simbolis (Kam. 2001: kemudian Mead berpindah pindah
1066) adalah sebagai lambang; menjadi mengajar dari satu kampus ke kampus lain,
lambang; mengenai lambang. sampai akhirnya saat beliau di undang
Interaksi Simbolik menurut untuk pindah dari Universitas Michigan ke
Effendy (1989: 352) adalah suatu faham Universitas Chicago oleh John Dewey.
yang menyatakan bahwa hakekat Disinilah Mead sebagai seseorang
terjadinya interaksi sosial antara yang memiliki pemikiran yang original
individu dan antar individu dengan dan membuat catatan kontribusi kepada
kelompok, kemudian antara kelompok ilmu sosial dengan meluncurkan “the
dengan kelompok dalam masyarakat, ialah theoretical perspective” yang pada
karena komunikasi, suatu kesatuan perkembangannya nanti menjadi cikal
pemikiran di mana sebelumnya pada diri bakal “Teori Interaksi Simbolik”, dan
sepanjang tahunnya, Mead dikenal
PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 2/ OKTOBER 2011

101
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA ISSN : 2085 – 0328

sebagai ahli sosial psikologi untuk ilmu Charles Horton Cooley, Ernest Burgess,
sosiologis. Mead menetap di Chicago James Mark Baldwin (Rogers. 1994: 168).
selama 37 tahun, sampai beliau meninggal Generasi setelah Mead merupakan
dunia pada tahun 1931 (Rogers. 1994: awal perkembangan interaksi simbolik,
166). dimana pada saat itu dasar pemikiran
Semasa hidupnya Mead Mead terpecah menjadi dua Mahzab
memainkan peranan penting dalam (School), dimana kedua mahzab tersebut
membangun perspektif dari Mahzab berbeda dalam hal metodologi, yaitu (1)
Chicago, dan memfokuskan diri dalam Mahzab Chicago (Chicago School) yang
memahami suatu interaksi perilaku sosial, dipelopori oleh Herbert Blumer, dan (2)
dan berpendapat bahwa aspek internal Mahzab Iowa (Iowa School) yang
juga perlu untuk dikaji (West-Turner. dipelopori oleh Manfred Kuhn dan
2008: 97). Kimball Young (Rogers. 1994: 171).
Mead tertarik pada interaksi,
dimana isyarat nonverbal dan makna dari Mahzab Chicago yang dipelopori
suatu pesan verbal, akan mempengaruhi oleh Herbert Blumer (pada tahun 1969
pikiran orang yang sedang berinteraksi. yang mencetuskan nama interaksi
Dalam terminologi yang dipikirkan simbolik) dan mahasiswanya, Blumer
Mead, setiap isyarat nonverbal (seperti melanjutkan penelitian yang telah
body language, gerak fisik, baju, status, dilakukan oleh Mead. Blumer melakukan
dll) dan pesan verbal (seperti kata-kata, pendekatan kualitatif, dimana meyakini
suara, dll) yang dimaknai berdasarkan bahwa studi tentang manusia tidak bisa
kesepakatan bersama oleh semua pihak disamakan dengan studi terhadap benda
yang terlibat dalam suatu interaksi mati, dan para pemikir yang ada di dalam
merupakan satu bentuk simbol yang mahzab Chicago banyak melakukan
mempunyai arti yang sangat penting (a pendekatan interpretif berdasarkan rintisan
significant symbol). pikiran George Harbert Mead (Ardianto.
Menurut Fitraza (2008), Mead 2007: 135). Blumer beranggapan peneliti
tertarik mengkaji interaksi sosial, dimana perlu meletakkan empatinya dengan pokok
dua atau lebih individu berpotensi materi yang akan dikaji, berusaha
mengeluarkan simbol yang bermakna. memasuki pengalaman objek yang diteliti,
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh dan berusaha untuk memahami nilai-nilai
simbol yang diberikan oleh orang lain, yang dimiliki dari tiap individu.
demikian pula perilaku orang tersebut. Pendekatan ilmiah dari Mahzab Chicago
Melalui pemberian isyarat berupa simbol, menekankan pada riwayat hidup, studi
maka kita dapat mengutarakan perasaan, kasus, buku harian (Diary), autobiografi,
pikiran, maksud, dan sebaliknya dengan surat, interview tidak langsung, dan
cara membaca simbol yang ditampilkan wawancara tidak terstruktur (Wibowo.
oleh orang lain. 2007) Mahzab Iowa dipelopori oleh
Selain Mead, telah banyak Manford kuhn dan mahasiswanya (1950-
ilmuwan yang menggunakan pendekatan 1960an), dengan melakukan pendekatan
teori interaksi simbolik dimana teori ini kuantitatif, dimana kalangan ini banyak
memberikan pendekatan yang relatif menganut tradisi epistemologi dan
khusus pada ilmu dari kehidupan metodologi post-positivis (Ardianto. 2007:
kelompok manusia dan tingkah laku 135). Kuhn yakin bahwa konsep interaksi
manusia, dan banyak memberikan simbolik dapat dioprasionalisasi,
kontribusi intelektual, diantaranya John dikuantifikasi, dan diuji. Mahzab ini
Dewey, Robert E. Park, William James, mengembangkan beberapa cara pandang
yang baru mengenai ”konsep diri” (West-
PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 2/ OKTOBER 2011

102
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA ISSN : 2085 – 0328

Turner. 2008: 97-98). Kuhn berusaha terkekang di masa depan (LittleJohn. 2005:
mempertahankan prinsip-prinsip dasar 283).
kaum interaksionis, dimana Kuhn
mengambil dua langkah cara pandang baru Penjelasan Teori Interaksi Simbolik
yang tidak terdapat pada teori sebelumnya, Teori Interaksi Simbolik yang
yaitu: (1) memperjelas konsep diri menjadi masih merupakan pendatang baru dalam
bentuk yang lebih kongkrit; (2) untuk studi ilmu komunikasi, yaitu sekitar awal
mewujudkan hal yang pertama maka abad ke-19 yang lalu. Sampai akhirnya
beliau menggunakan riset kuantitatif, yang teori interaksi simbolik terus berkembang
pada akhirnya mengarah pada analisis sampai saat ini, dimana secara tidak
mikroskopis (LittleJohn. 2005: 279). Kuhn langsung SI merupakan cabang sosiologi
merupakan orang yang bertanggung jawab dari perspektif interaksional (Ardianto.
atas teknik yang dikenal sebagai ”Tes 2007: 40).
sikap pribadi dengan dua puluh pertanyaan Interaksi simbolik menurut
“[the Twenty statement self-attitudes test perspektif interaksional, merupakan salah
(TST)]”. Tes sikap pribadi dengan dua satu perspektif yang ada dalam studi
puluh pertanyaan tersebut digunakan untuk komunikasi, yang barangkali paling
mengukur berbagai aspek pribadi (Little bersifat ”humanis” (Ardianto. 2007: 40).
John. 2005: 281). Pada tahap ini terlihat Dimana, perspektif ini sangat menonjolkan
jelas perbedaan antara Mahzab Chicago keagungan dan maha karya nilai individu
dengan Mahzab Iowa, karena hasil kerja diatas pengaruh nilai-nilai yang ada
Kuhn an teman-temannya menjadi selama ini. Perspektif ini menganggap
sangat berbeda jauh dari aliran setiap individu di dalam dirinya memiliki
interaksionisme simbolik. Kelemahan esensi kebudayaan, berinteraksi di tengah
metode Kuhn ini dianggap tidak memadai sosial masyarakatnya, dan menghasilkan
untuk menyelidiki tingkah laku makna ”buah pikiran” yang disepakati
berdasarkan proses, yang merupakan secara kolektif. Dan pada akhirnya, dapat
elemen penting dalam interaksi. dikatakan bahwa setiap bentuk interaksi
Akibatnya, sekelompok pengikut sosial yang dilakukan oleh setiap individu,
Kuhn beralih dan membuat Mahzab Iowa akan mempertimbangkan sisi individu
”baru”. Mahzab Iowa baru dipelopori oleh tersebut, inilah salah satu ciri dari
Carl Couch, dimana pendekatan yang perspektif interaksional yang beraliran
dilakukan mengenai suatu studi tentang interaksionisme simbolik.
interaksi struktur tingkah laku yang Teori interaksi simbolik
terkoordinir, dengan menggunakan menekankan pada hubungan antara simbol
sederetan peristiwa yang direkam dengan dan interaksi, serta inti dari pandangan
rekaman video (video tape). pendekatan ini adalah individu (Soeprapto.
Inti dari Mahzab ini dalam 2007). Banyak ahli di belakang perspektif
melaksanakan penelitian, melihat ini yang mengatakan bahwa individu
bagaimana interaksi dimulai (openings) merupakan hal yang paling penting dalam
dan berakhir (closings), yang kemudian konsep sosiologi.
melihat bagaimana perbedaan diselesaikan, Mereka mengatakan bahwa
dan bagaimana konsekuensi-konsekuensi individu objek yang bisa secara
yang tidak terantisipasi yang telah langsung ditelaah dan dianalisis melalui
menghambat pencapaian tujuan-tujuan interaksinya dengan individu yang lain.
interaksi dapat dijelaskan. Satu catatan Menurut Ralph Larossa dan Donald C.
kecil bahwa prinsip-prinsip yang Reitzes (1993) dalam West-Turner (2008:
terisolasi ini, dapat menjadi dasar bagi 96), interaksi simbolik pada intinya
sebuah teori interaksi simbolik yang menjelaskan tentang kerangka referensi
PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 2/ OKTOBER 2011

103
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA ISSN : 2085 – 0328

untuk memahami bagaimana manusia, West-Turner. 2008: 96), dimana dalam


bersama dengan orang lain, buku tersebut memfokuskan pada tiga
menciptakan dunia simbolik dan tema konsep dan asumsi yang
bagaimana cara dunia membentuk dibutuhkan untuk menyusun diskusi
perilaku manusia. mengenai teori interaksi simbolik.
Interaksi simbolik ada karena ide- Tiga tema konsep pemikiran
ide dasar dalam membentuk makna yang George Herbert Mead yang mendasari
berasal dari pikiran manusia (Mind) interaksi simbolik antara lain:
mengenai diri (Self), dan hubungannya di 1) Pentingnya makna bagi perilaku
tengah interaksi sosial, dan bertujuan akhir manusia.
untuk memediasi, serta menginterpretasi 2) Pentingnya konsep mengenai diri
makna di tengah masyarakat (Society) 3) Hubungan antara individu dengan
dimana individu tersebut menetap. Seperti masyarakat
yang dicatat oleh Douglas (1970) dalam
Ardianto (2007: 136), makna itu berasal Tema pertama pada interaksi
dari interaksi, dan tidak ada cara lain untuk simbok berfokus pada pentingnya
membentuk makna, selain dengan membentuk makna bagi perilaku manusia,
membangun hubungan dengan individu dimana dalam teori interaksi simbolik
lain melalui interaksi. tidak bisa dilepaskan dari proses
Definisi singkat dari ke tiga ide komunikasi, karena awalnya makna itu
dasar dari interaksi simbolik, antara lain: tidak ada artinya, sampai pada akhirnya
1. Pikiran (Mind) adalah kemampuan di konstruksi secara interpretatif oleh
untuk menggunakan simbol yang individu melalui proses interaksi, untuk
mempunyai makna sosial yang sama, menciptakan makna yang dapat disepakati
dimana tiap individu harus secara bersama.
mengembangkan pikiran mereka Hal ini sesuai dengan tiga dari
melalui interaksi dengan individu lain, tujuh asumsi karya Herbert Blumer (1969)
2. Diri (Self) adalah kemampuan untuk dalam West-Turner (2008: 99) dimana
merefleksikan diri tiap individu dari asumsi-asumsi itu adalah sebagai berikut:
penilaian sudut pandang atau pendapat 1. Manusia bertindak terhadap manusia
orang lain, dan teori interaksionisme lainnya berdasarkan makna yang
simbolis adalah salah satu cabang diberikan orang lain kepada mereka.
dalam teori sosiologi yang 2. Makna diciptakan dalam interaksi
mengemukakan tentang diri sendiri antar manusia.
(The-Self) dan dunia luarnya 3. Makna dimodifikasi melalui proses
3. Masyarakat (Society) adalah jejaring interpretif.
hubungan sosial yang diciptakan,
dibangun, dan dikonstruksikan oleh Tema kedua pada interaksi
tiap individu ditengah masyarakat, dan simbolik berfokus pada pentingnya
tiap individu tersebut terlibat dalam ”Konsep diri” atau ”Self-Concept”.
perilaku yang mereka pilih secara Dimana, pada tema interaksi simbolik ini
aktif dan sukarela, yang pada akhirnya menekankan pada pengembangan konsep
mengantarkan manusia dalam proses diri melalui individu tersebut secara aktif,
pengambilan peran di tengah didasarkan pada interaksi sosial dengan
masyarakatnya. orang lainnya. Tema ini memiliki dua
asumsi tambahan, menurut LaRossan &
”Mind, Self and Society” Reitzes (1993) dalam West-Turner (2008:
merupakan karya George Harbert Mead 101), antara lain:
yang paling terkenal (Mead. 1934 dalam
PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 2/ OKTOBER 2011

104
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA ISSN : 2085 – 0328

1. Individu-individu mengembangkan d) Individu-individu mengembangkan


konsep diri melalui interaksi dengan konsep diri melalui interaksi dengan
orang lain. orang lain.
2. Konsep diri membentuk motif yang e) Konsep diri memberikan sebuah motif
penting untuk perilaku. penting untuk berperilaku.
f) Orang dan kelompok-kelompok
Tema terakhir pada interaksi dipengaruhi oleh proses budaya dan
simbolik berkaitan dengan hubungan sosial.
antara kebebasan individu dan masyarakat, g) Struktur sosial dihasilkan melalui
dimana asumsi ini mengakui bahwa interaksi sosial.
norma-norma sosial membatasi perilaku
tiap individunya, tapi pada akhirnya tiap
individu-lah yang menentukan pilihan
yang ada dalam sosial kemasyarakatannya. Implikasi dalam Ilmu, Teori dan
Fokus dari tema ini adalah untuk Metodologi
menjelaskan mengenai keteraturan dan Implikasi dari teori interaksi
perubahan dalam proses sosial. Asumsi- simbolik dapat dijelaskan dari beberapa
asumsi yang berkaitan dengan tema ini teori atau ilmu dan metodologi berikut ini,
adalah: antara lain: Teori Sosiologikal Modern
1. Orang dan kelompok masyarakat (Modern Sociological Theory) menurut
dipengaruhi oleh proses budaya dan Francis Abraham (1982) dalam Soeprapto
sosial. (2007), dimana teori ini menjabarkan
2. Stuktur sosial dihasilkan melalui interaksi simbolik sebagai perspektif yang
interaksi sosial. bersifat sosial-psikologis. Teori
sosiologikal modern menekankan pada
Rangkuman dari hal-hal yang telah struktur sosial, bentuk konkret dari
dibahas sebelumnya mengenai tiga tema perilaku individu, bersifat dugaan,
konsep pemikiran George Herbert Mead pembentukan sifat-sifat batin, dan
yang berkaitan dengan interaksi simbolik, menekankan pada interaksi simbolik yang
dan tujuh asumsi-asumsi karya Herbert memfokuskan diri pada hakekat interaksi.
Blumer (1969) adalah sebagai berikut: Teori sosiologikal modern juga
Tiga tema konsep pemikiran Mead : mengamati pola-pola yang dinamis dari
1. Pentingnya makna bagi perilaku suatu tindakan yang dilakukan oleh
manusia hubungan sosial, dan menjadikan
2. Pentingnya konsep diri, dan interaksi itu sebagai unit utama analisis,
3. Hubungan antara individu dengan serta meletakkan sikap-sikap dari
masyarakat. individu yang diamati sebagai latar
belakang analisis.
Dari tiga konsep tersebut, diperoleh Perspektif interaksional
tujuh asumsi karya Herbert Blumer (yang (Interactionist perspective) merupakan
merupakan murid Mead ) yaitu : salah satu implikasi lain dari interaksi
a) Manusia bertindak terhadap orang lain simbolik, dimana dalam mempelajari
berdasarkan makna yang diberikan interaksi sosial yang ada perlu digunakan
orang lain pada mereka. pendekatan tertentu, yang lebih kita kenal
b) Makna diciptakan dalam interaksi sebagai perspektif interaksional
antar manusia. (Hendariningrum. 2009). Perspektif ini
c) Makna dimodifikasi melalui sebuah menekankan pada pendekatan untuk
proses interpretif. mempelajari lebih jauh dari interaksi sosial
masyarakat, dan mengacu dari penggunaan
PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 2/ OKTOBER 2011

105
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA ISSN : 2085 – 0328

simbol-simbol yang pada akhirnya akan diantara individu lainnya ditengah


dimaknai secara kesepakatan bersama oleh interaksi sosial masyarakat.
masyarakat dalam interaksi sosial mereka. Teori diri (Self Theory) dalam
Konsep definisi situasi (The sudut pandang konsep diri, merupakan
definition of the situation) merupakan bentuk kepedulian dari Ron Harrě, dimana
implikasi dari konsep interaksi simbolik diri dikonstruksikan oleh sebuah teori
mengenai interaksi sosial yang pribadi (diri). Artinya, individu dalam
dikemukakan oleh William Isac Thomas belajar untuk memahami diri dengan
(1968) dalam Hendariningrum (2009). menggunakan sebuah teori yang
Konsep definisi situasi merupakan mendefinisikannya, sehingga pemikiran
perbaikan dari pandangan yang seseorang tentang diri sebagai person
mengatakan bahwa interaksi manusia merupakan sebuah konsep yang diturunkan
merupakan pemberian tanggapan dari gagasan-gagasan tentang personhood
(response) terhadap rangsangan (stimulus) yang diungkapkan melalui proses
secara langsung. Konsep definisi situasi komunikasi (LittleJohn. 2005: 311).
mengganggap bahwa setiap individu dalam Teori dramatisme (Dramatism
memberikan suatu reaksi terhadap Theory) merupakan implikasi yang
rangsangan dari luar, maka perilaku dari terakhir yang akan dipaparkan oleh
individu tersebut didahului dari suatu penulis, dimana teori dramatisme ini
tahap pertimbangan-pertimbangan tertentu, merupakan teori komunikasi yang
dimana rangsangan dari luar tidak dipengaruhi oleh interaksi simbolik, dan
”langsung ditelan mentah-mentah”, tetapi tokoh yang menggemukakan teori ini
perlu dilakukan proses selektif atau proses adalah Kenneth Burke (1968). Teori ini
penafsiran situasi yang pada akhirnya memfokuskan pada diri dalam suatu
individu tersebut akan memberi makna peristiwa yang ada dengan menggunakan
terhadap rangsangan yang diterimanya. simbol komunikasi. Dramatisme
Konstruksi sosial (Social memandang manusia sebagai tokoh yang
Construction) merupakan implikasi sedang memainkan peran mereka, dan
berikutnya dari interaksi simbolik yang proses komunikasi atau penggunaan pesan
merupakan buah karya Alfred Schutz, dianggap sebagai perilaku yang pada
Peter Berger, dan Thomas Luckmann, akhirnya membentuk cerita tertentu
dimana konstruksi sosial melihat individu (Ardianto. 2007: 148).
yang melakukan proses komunikasi untuk
menafsirkan peristiwa dan membagi Kajian Terhadap Kasus Aktual
penafsiran-penafsiran tersebut dengan Kajian kasus aktual teori interaksi
orang lain, dan realitas dibangun secara simbolik adalah mengambil contoh “SBY
sosial melalui komunikasi (LittleJohn. bersama Boediono (SBY Berbudi)”,
2005: 308). dimana dua tokoh ini akan menjadi satu
Teori peran (Role Theory) dari tiga kandidat calon presiden dan wakil
merupakan implikasi selanjutnya dari presiden RI periode 2009-2014. Alasan
interaksi simbolik menurut pandangan penulis untuk memilih contoh ini adalah
Mead (West-Turner 2008: 105). dimana, menanggapi dikotomi-dikotomi yang
salah satu aktivitas paling penting yang berkembang dimasyarakat sejak dulu,
dilakukan manusia setelah proses dimana ada dikotomi menggunakan
pemikiran (thought) adalah pengambilan simbol-simbol yang mengatakan bahwa
peran (role taking). Teori peran calon presiden RI harus dari Jawa, atau
menekankan pada kemampuan individu calon presiden dan wakil presiden berasal
secara simbolik dalam menempatkan diri dari dua latar belakang yang berbeda,

PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 2/ OKTOBER 2011

106
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA ISSN : 2085 – 0328

seperti Jawa dan NonJawa, sipil dan SBY menunjukkan bahwa


militer, serta lain sebagainya. pemahaman makna bisa bergeser atau
Namun sejak pemilihan Boediono mengalami perubahan sesuai dengan
oleh SBY sebagai calon pendampingnya zamannya, terhadap dikotomi-dikotomi
menjelang pemilihan presiden RI pada yang menggunakan simbol-simbol
waktu itu, terlihat banyak kontroversi di tersebut, proses pergeseran makna melalui
tengah komunikasi politik yang simbol-simbol dilakukan di tengah
berkembang, antara lain: penolakan partai- interaksi masyarakat, dengan tujuan untuk
partai islam dan 23 partai yang menjadi membentuk pemaknaan yang baru yang
koalisi partai demokrat, anggapan dapat disepakati secara bersama di tengah
Boediono sebagai antek kapitalis yang pro masyarakat.
barat, anggapan SBY yang tidak
mencerminkan nusantara, karena memilih Kritik Terhadap Teori Interaksi
wakil presidennya dari satu provinsi yang Simbolik
sama, seolah-olah tidak mampu Kritik terhadap teori interaksi
mencerminkan kebhineka-an, dan banyak simbolik ada beberapa hal, diantaranya :
lagi kontroversi lainnya. Interaksi simbolik memiliki banyak
Penulis beranggapan bahwa di era implikasi-implikasi, sehingga teori ini
kosmopolitan seperti saat ini, sudah tidak paling sulit untuk disimpulkan. Teori
tepat lagi, jika kita masih terlalu sempit interaksi simbolik berasal dari berbagai
memandang kepemimpinan itu sumber, teori, ilmu, metodologi dan lain
berdasarkan dikotomi-dikotomi yang ada sebagainya, tetapi tidak ada satupun
sejak dulu. SBY menunjukkan bahwa sumber yang dapat memberikan
sudah perlu adanya ”pergeseran” saat ini, pernyataan tunggal mengenai isi dari teori
bahwa simbol-simbol yang ada dari ini, kecuali dalam satu hal yaitu, ide dasar
dikotomi selama ini, sudah waktunya teori ini bersifat menentang behaviorisme
mengalami perubahan, dan masyarakat radikal yang dipelopori oleh J. B. Waston.
perlu mendapatkan pendidikan politik Behaviorisme radikal berpendirian bahwa
yang baik, dimana sudah tidak tepat lagi segala perilaku tiap individu di tengah
untuk menilai kepemimpinan dari interaksi masyarakat adalah sesuatu yang
pandangan yang sempit. Kepemimpinan dapat diamati.
bukan lagi dilihat berdasarkan dikotomi Interaksi simbolik tidak dianggap
lama, tapi haruslah dilihat dari segala cukup heuristik (pemaparan melalui proses
aspek yang kompleks dan kapabilitas pertanyaan-pertanyaan dalam
seseorang itu tanpa memandang asal-usul menyelesaikan suatu permasalahan secara
budayanya. sistematis), sehingga memunculkan sedikit
Untuk menjadi negara yang maju, hipotesis yang bisa diuji dan pemahaman
sudah waktunya kita keluar dari ”Safety yang minim.
box” yang selama ini ternyata Para peneliti interaksi simbolik
membelenggu, bahkan menyebabkan dianggap kurang terlibat dalam suatu
bangsa ini hanya jalan di tempat. proses penelitian, sehingga dalam
Contoh ini menunjukkan bahwa dalam menjelaskan konsep-konsep kunci dari
proses komunikasi individu di tengah observasi, dimana pada akhirnya akan
interaksi masyarakat, untuk membentuk menyulitkan si-peneliti dalam melakukan
suatu makna berdasarkan kesepakatan revisi dan elaborasi.
bersama, tidak lagi mengganggap bahwa Interaksi simbolik dalam proses
makna yang selama ini telah terbentuk itu penelitian dianggap meremehkan ataupun
bersifat sakral. mengabaikan variabel-variabel penjelas

PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 2/ OKTOBER 2011

107
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA ISSN : 2085 – 0328

yang sebenarnya cukup penting, seperti Self, Role, dan lain sebagainya sulit
emosi individu yang diteliti. dipahami.
Interaksi simbolik berhubungan Dari beberapa referensi yang
dengan organisasi sosial kemasyarakatan, penulis baca diketahui bahwa Mead tidak
dimana organisasi sosial atau struktur pernah menulis buku secara langsung,
menghilangkan prerogatif individu. pemikirannya mengenai Interaksi
Struktur sosial umumnya menyangkut Simbolik, adalah interpretasi dari para
dengan masalah kekuasaan, dimana mahasiswanya yang mengadopsi
beberapa kelompok memiliki pengaruh pemikiran Mead dan menuliskannya dalam
yang lebih besar dibandingkan dengan berbagai tulisan-tulisan lepas dan tercecer,
kelompok lain dalam mendefinisikan suatu bukan dalam bentuk sebuah buku yang
situasi yang ada, tetapi sekali lagi, para sistematis.
interaksionis tidak mau mengakui adanya Fungsi kedua teori adalah teori
ketidaksamaan kekuasan tersebut. harus mampu meramalkan fenomena
Interaksi simbolik bukanlah suatu teori komunikasi yang terjadi.
yang utuh karena memiliki banyak versi, Sebagian pakar berpendapat bahwa
dimana konsep-konsep yang ada, tidak pemikiran mengenai interaksi simbolik
digunakan secara konsisten. Dan pada terlalu agung dan konsep-konsepnya
akhirnya berdampak pada konsep-konsep sangat longgar, samar dan
seperti I, Me, Self, Role, dan lain membingungkan. Dibutuhkan konsentrasi,
sebagainya menjadi bias dan kabur (tidak kemauan yang kuat, dan bahkan intuisi
jelas). untuk menangkap makna konsep-konsep
Interaksi simbolik menanggapi yang dirumuskan Mead, padahal tidak
sebuah inkonsistensi yang melibatkan semua orang bahkan periset komunikasi
masalah determinisme, dimana individu sekalipun mampu memiliki intuisi, seperti
tidak memiliki banyak pilihan kecuali Mead, sehingga pemikiran interaksi
memandang dunia dengan cara yang sudah simbolik dinilai tidak cermat, dan sulit
ditentukan, padahal dalam realitas dioperasionalisasikan dalam sebuah bentuk
sebenarnya, manusia bebas untuk memilih penelitian, sehingga sulit diramalkan.
setiap pilihannya secara aktif, dan Fungsi ketiga dari sebuah teori
independen, serta pada akhirnya individu adalah mampu memberikan pandangan.
akan menseleksi setiap pilihan yang Menurut penulis, sebagaimana uraian-
terbaik untuk dirinya, tanpa dibatasi oleh uraian pada bagian sebelumnya, pemikiran
aturan yang mengikat. Mead memang mampu memberikan
Dikaitkan dengan fungsi teori, pandangan dan kontribusi positif terhadap
menurut Prof.Suwardi Lubis, dan hal-hal yang dikaitkan dalam sebuah
mengkaji kelemahan-kelemahan dari proses interaksi sosial khususnya dalam
konsep yang ditawarkan dalam Interaksi kajian etnografi, seperti pentingnya
Simbolik, penulis memaparkan hal-hal memahami berbagai komunitas ras, etnik,
sebagai berikut : sains, seni, agama, wanita, penderita cacat,
Dikaitkan dengan fungsi teori keluarga dan sebagainya, namun
pertama, bahwa teori idealnya mampu pandangan Mead sulit diterima berbagai
menjelaskan permasalahan dalam konteks pihak, karena Mead mengabaikan unsur-
komunikasi, penulis berpendapat bahwa unsur kekuasaan dan dominasi dalam
Interaksi Simbolik kurang mampu masyarakat. Sehingga pandangan yang
menjelaskan tentang fenomena diberikannya tidak mampu mewakili apa
komunikasi, baik itu mengenai interaksi yang sesungguhnya terjadi dalam sebuah
dan makna simbolik secara jelas dan interaksi sosial.
sederhana. Konsep konsep seperti I, Me,
PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 2/ OKTOBER 2011

108
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA ISSN : 2085 – 0328

Fungsi teori yang ke-empat adalah yang ada disekitar mereka, baik secara
teori berfungsi untuk memberikan strategi, verbal maupun perilaku nonverbal.
membangkitkan perhatian dan kesadaran. Pada akhirnya, proses kemampuan
Walaupun Mead dianggap sebagai berkomunikasi, belajar, serta memahami
tokoh yang mampu memberikan suatu makna di balik simbol-simbol yang
pandangan lain mengenai pentingnya ada, menjadi keistimewaan tersendiri bagi
komunikasi dan pemahaman simbol atas manusia dibandingkan mahluk hidup
situasi, juga mampu menerapkan lainnya (binatang). Kemampuan manusia
pengembangan relasional atau kajian inilah yang menjadi pokok perhatian dari
komunikasi antarbudaya, namun konsep analisis sosiologi dari asumsi interaksi
pemikiran Mead dianggap sulit simbolik.
dioperasionalisasikan. Namun demikian Ciri khas dari interaksi simbolik
interaksi simbolik adalah pendekatan baru terletak pada penekanan manusia dalam
yang menurut penulis mampu proses saling menterjemahkan, dan saling
membangkitkan perhatian dan kesadaran mendefinisikan tindakannya, tidak dibuat
para pemikir dan peneliti komunikasi secara langsung antara stimulus-response,
lainnya, akan pentingnya komunikasi dan tetapi didasari pada pemahaman makna
memaknai simbol-simbol dan cara-cara yang diberikan terhadap tindakan orang
berbahasa antarindividu ,antarmasyarakat lain melalui penggunaan simbol-simbol,
di dalam proses interaksi sosial. interpretasi, dan pada akhirnya tiap
Menurut penulis, Interaksi individu tersebut akan berusaha saling
Simbolik yang disampaikan oleh George memahami maksud dan tindakan masing-
Herbert Mead adalah masuk dalam masing, untuk mencapai kesepakatan
kategori Asumsi, dan bukan sebuah Teori. bersama.
Inilah beberapa kritik terhadap interaksi
simbolik dan kesimpulan akhir yang dapat DAFTAR PUSTAKA
disampaikan, berdasarkan pemahaman Ardianto, Elvinaro dan Bambang Q-Anees,
penulis. 2007, Filsafat Ilmu
Komunikasi, Bandung: Simbiosa
KESIMPULAN DAN SARAN Rekatama Media.
Kesimpulan penulis terhadap Arifin, Anwar. 1994, Strategi Komunikasi
Interaksi Simbolik, walaupun pemikiran Sebuah Pengantar Ringkas, Cet. III,
ini belum dapat disebut Teori, namun Bandung: Armico.
masih dalam kategori Asumsi, namun Effendy, Onong Uchjana, 1989, Kamus
pendapat Mead mengenai interaksi sangat Komunikasi, Bandung: Mandar
memberi kontribusi positif, dimana Maju.
dikatakan bahwa manusia atau individu -----------, Onong Uchyana,1993, Ilmu
pada hakekatnya hidup dalam suatu Teori dan Falsafat Komunikasi .
lingkungan yang dipenuhi oleh simbol- Cet. II, Bandung: Citra Aditya Bakti.
simbol. Tiap individu yang hidup akan Little John SW, 1996, Theoris of Human
memberikan tanggapan terhadap simbol- Communicaion. Fifth edition. New
simbol yang ada, seperti penilaian individu York: Wadsworth Publishing
menanggapi suatu rangsangan (stimulus) Company.
dari suatu hal yang bersifat fisik. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ke-
Pemahaman individu terhadap 3 – Cetakan 1,2001, Jakarta: Balai
simbol-simbol menurut Mead merupakan Pustaka.
suatu hasil pembelajaran dalam Mulyana, Deddy, 2001, Metodologi
berinteraksi di tengah masyarakat, dengan Penelitian Kualitatif Paradigma
cara mengkomunikasikan simbol-simbol Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu
PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 2/ OKTOBER 2011

109
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA ISSN : 2085 – 0328

Sosial Lainnya, Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy, 2008, Ilmu Komunikasi:
Suatu Pengantar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Rogers, Everett M., 1994, A History of
Communication Study: A
Biographical Approach, New York :
The Free Press.
Rogers, Everett. M, 1994. A History of
Communication Study: A
Biographical Approach. New York:The
Free Press.

PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 2/ OKTOBER 2011

110

Anda mungkin juga menyukai