Anda di halaman 1dari 11

A.

Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujun Penulisan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BANGSA DAN KEBANGSAAN

Ada beberapa pengertian tentang bangsa dan kebangasaan yang berkembang.


Ernest Renan menyatakan bahwa bangsa adalah; bukan suatu ras, bukan orang,-orang
yang mempunyai kepentingan yang sama, bukan pula dibatasi oleh batas-batas geografis
atau batas alamiah. Nation (bangsa) adalah suatu solidaritas, suatu jiwa, suatu asa
apiritual, suatu solidaritas yang dapat tercipta oleh perasaan pengirbanan yang telah
lampaudan bersedia dibuat di masa yang akan datang. Nation memiliki masa lampau
tetapi berlanjut masa kini dalam suatu realita yang jelas melalui kesepakatan dan
keinginan untuk hidup bersama (le desire d’enter ensemble). Nation tidak terkait oleh
Negara karena Negara berdasarkan hukum. Menurutnya, wilayah dan ras bukan penyebab
timbulnya bangsa. Bagi rakyat Negara yang akan dikuasai ras lain (negara jajahan), para
pemimpin pergerakan/kemerdekaan mengobarkan semangat nasionalisme berdasarkan
teori Renan. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa pada negara nasional baru
(dikenal pula sebagai negara dunia ketiga) jiwa nasionalisme tumbuh seperti terori dari
Ernest Renan. 1

Sedangkan Hans Kohn: bangsa terbentuk persamaan bahasa, ras, agama,


peradaban, wilayah, negara, dan kewarganegaraan. Teori Kohn ini nampaknya
berdasarkan perkembangan pengertian bangsa (nation) di Eropa Daratan
(continental).Bangsa di Eropa continental bangkit karena revolusi kejsikografi, bahwa
bahasa milik pribadi-pribadi kelompok khas. Eropa (continental) dikuasai oleh dinasti
Habsburg di sebahagian Eropa Tengah dan Timur, dinasti Romanov di Eropa Timur,
Rusia, dan Asia Barat hingga Siberia dan dinasti Usmaniah (ottoman) di Balkan, Jazirah
Arab dab Afrika Utara, sedangkan Eropa Barat dikuasai ex dinasti Bourbon. Bangsawan
(penguasa) lokal diharuskan mampu berbahasa Latin sebagai bahasa resmi di dalam

2
wilayah dinasti maupun sebagai lingua franca antara para bangsawan (diansti dan lokal)
dan kaum intelek. 2

Definisi bangsa menurut paham bangsa Indonesia tertuang berdasarkan isi


Sumpah Pemuda. Adanya unsur masyarakat yang membentuk bangsa yaitu: berbagai
suku, adat istiadat, kebudayaan, agama, serta berdiam di suatu wilayah yang terdiri atas
beribu-ribu pulau. Selanjutnya bangsa juga mempunyai kepengtingan yang sama dengan
individu, keluarga, maupun masyarakat yaitu tetap eksis dan sejahtera. Salah satu
persoalan yang timbul dari bangsa adalah ancaman disintegrasi dan yang paling menjadi
penyebab utama biasanya perbedaan persepsi pada upaya masyarakat yang ingin
“merekatkan diri lebih ke dalam”, yaitu ingin mempertahanan pola.Oleh karena itu pada
bangsa yang baru merdeka atau berdiri diupayakan memiliki alat perekat yang berasal
dari budaya masyarakat.Pada perkembangannya perekat ini dikenal sebagai ideologi yang
hendaknya dipahami oleh bangsa itu sendiri.

Jadi, dapat disimpulkan bangsa adalah suatu kesatuan solidaritas yang terbentuk
persamaan bahasa, ras, agama, peradaban, wilayah, negara, dan kewarganegaraan yang
saling merekatkan satu dengan yang lain. Jadi pengertian kebangsaan adalah segala
sesuatu yang berkaitan dengan identitas suatu bangsa mulai dari semangat membela
bangsa, sikap cinta akan tanah air hingga ideology yang hidup dalam suatu bangsa.

B. SEMANGAT KEBANGSAAN

Proklamasi dan revolusi kemerdekaan pada hakikatnya merupakan manifestasi


dan kemampuan rakyat Indonesia. Manifestasi dan kemampuan rakyat Indonesia
khususnya angkatan 1945, telah membangkitkan kekuatan dan daya cipta yang mampu
menempatkan bangsa Indonesia sejajar dengan bangsa-bangsa lainnya di dunia.

Jiwa semangat kebangsaan merupakan sumber kehidupan bagi perjuangan


bangsa Indonesia yang berisi kekuatan batin dalam merebut kemerdekaan, menegakkan
kedaulatan rakyat, serta mengisi dan mempertahankannya. Adapun hal-hal yang
terkandung dalam jiwa semangat kebangsaan adalah sebagai berikut.

a. Pro Patria dan Primus Patiralis, artinya mencintai tanah air dan mendahulukan
kepentingan tanah air.

3
b. Jiwa solidaritas dan kesetiakawanan dari semua lapisan masyarakat terhadap
perjuangan kemerdekaan.
c. Jiwa toleransi atau tenggang rasa antaragama, antarsuku, antargolongan, dan
antarbangsa.
d. Jiwa tanpa pamrih dan bertanggung jawab.
e. Jiwa ksatria dan kebesaran jiwa yang tidak mengandung balas dendam.

Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam semangat kebangsaan sebagai perwujudan


keikhlasan, yaitu sebagai berikut.

a. Semangat menentang dominasi c. Semangat tahan derita dan tahan


asing dalam segala bentuknya, uji.
terutama penjajahan dari suatu d. Semangat kepahlawanan.
bangsa terhadap bangsa lain. e. Semangat persatuan dan
b. Semangat pengorbanan seperti kesatuan.
pengorbanan harta benda jiwa f. Percaya pada diri sendiri.
raga.
Selain itu, jiwa dan nilai-nilai semangat kebangsaan dapat pula diuraikan dalam nilai-
nilai dasar dan nilai-nilai operasional. Nilai-nilai dasar meliputi semua nilai yang terdapat
dalam setiap sila dari Pancasila dan semua nilai yang terdapat dalam proklamasi
kemerdekaan. Adapun nilai-nilai operasional adalah nilai-nilai yang lahir dan
berkembang dalam perjuangan bangsa Indonesia. Nilai-nilai operasional merupakan
landasan yang kokoh dan daya dorong mental spiritual yang kuat dalam setiap tahap
perjuangan bangsa.

Nilai-nilai operasional tersebut, antara lain:

a) Ketaqwaan terhadap Tuhan h) Anti penjajah dan penjajahan;


Yang Maha Esa; i) Percaya kepada hari depan yang
b) Jiwa dan semangat merdeka; gemilang dari bangsanya;
c) Nasionalisme; j) Idealism kejuangan yang tinggi;
d) Patriotisme; k) Berani, rala, dan ikhlas,
e) Rasa harga diri sebagai bangsa berkorban untuk tanah air,
yang merdeka; bangsa dan Negara;
f) Pantang mundur dan tidak kenal l) Kepahlawanan;
menyerah; m) Sepi ing pamrih rame ing gawe;
g) Persatuan dan kesatuan;

4
n) Kesetiakawanan, senasib,
sepenanggungan, dan
kebersamaan;
o) Disiplin yang tinggi;
p) Ulet dan tabah menghadapi
segala macam ancaman,
tantangan, hambatan, dan
gangguan.

5
C. MENINGKATKAN KARAKTER KEBANGSAAN DI KALANGAN
MAHASISWA MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi diberikan untuk menigkatkan karakter


kebangsaan dikalangan mahasiswa,yaitu karakter atau watak bangsa yang sesuai dengan nilai-nilai
luhur Pancasila.Kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai luhur pancasila yaitu: Berketuhanan
(Religius),Berkemanusiaan(manusiawi),Persatuan(nasional),Musyawarah dan Mufakat (demokratis),
serta Berkeadian Sosial. Pendidian Karakter kebangsaan adalah pendidikan yang bertujuan
menanamkan nilai-nilai dan prilaku baik secara kolektif agar setiap warga negara mampu hidup
rukun, damai, bekerja sama dan berjuang secara kolektif untuk kemajuan bangsa Indonesia. Bagi bangsa
Indonesia tujuan pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya. Mencerdaskan kehidupan bangsa berarti agar masyarakat Indonesia mampu
melaksanakan tatanan kehidupan dengan dilandasi oleh dasar manusia yang terdidik dalam segala aspek
pribadi dan sosialnya, baik dari segi cara berpikir maupun sikap dan tingkah lakunya. Masalah pendidikan
bukanlah masalah yang berdiri sendiri terlepas dari hal-hal lain sebagai sesuatu yang bebas, Pendidikan
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, sosial budaya, dan teknologi. Mengingat
pentingnya peranan pendidikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, maka sangat diperlukan
adanya pembinaan yang dilakukan terhadap peserta didik, baik oleh orang tua, maupun oleh lingkungan
pendidikan. Untuk meningkatkan pola berpikir dari peserta didik, maka sedari dini perlu kita tanamkan
pendidikan berkarakter terhadap para peserta didik. Untuk lingkungan pendidikan tinggi pendidikan
berkarakter sangat lah berperan penting dalam membentuk pola prilaku dari mahasiswa sebagai calon
sajana profesional dan genarasi muda harapan bangsa.

A. 4 Ciri-Ciri Dasar Pendidikan karakter Untuk Membangun Keberadaban Bangsa


Pendidikan berkarakter adalah pendidikan yang menekankan pada pembentukan nilai-nilai
karakter pada peserta didik. Terdapat empat ciri dasar Pendidikan Karakter yang dirumuskan
oleh FW Foerster, seorang pencetus pendidikan karakter dari Jerman, yaitu;
1. Pendidikan karakter menekankan setiap tindakan berpedoman terhadap nilai normative,
anak didik menghormati norma-norma yang ada dan berpedoman pada norma tersebut.
2. Adanya koherensi atau membangun rasa percaya diri dan keberanian, dengan kata lain anak
didik akan menjadi pribadi yang teguh dan tidak mudah terombang-ambing dan tidak takut
terhadap resiko setiap kali menghadapi situasi baru.
3. Adanya otonomi, yaitu anak didik menghayati dan mengamalkan aturan dari luar sampai
menjadi nilai bagi pribadinya. Dengan kata lain anak didik mampu mengambil keputusan
mandiri tanpa dipengaruhi desakan dari luar.
4. Ketangguhan dan Kesetiaan. Ketangguhan adalah daya tahan anak dalam mewujudkan apa
yang dipandang baik, sedangkankesetiaan adalah dasar penghormatan atas komitmen yang
dipilih.

18 Karakter Kebangsaan yang Perlu ditamamkan Kepada Mahasiswa dalam Pengajaran


Materi Kewarganegaraan Ada 18 bentuk karakter yang perlu ditanamkan kepada mahasiswa
dalam pengajaran PendidikanKewarganegaraan, yaitu;
1. Religius adalah sikap dan prilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan selalu hidup rukun dengan
pemeluk agama lain.

6
2. Jujur adalah prilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagaiorang yang dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan dan perbuatan.
3. Toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,suku,
etnis,pendapat,sikap dan tidakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin yaitu tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh terhadap peraturan dan
norma yang berlaku.
5. Kerja Keras yaitu suatu perbuatan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh tanpa mengenal
lelah
6. Kreatif yaitu selalu mencari alternative penyelesaian suatu permasalahan dari berbagai sudut
pandang.
7. Mandiri yaitu sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikantugas-tugas tanpa mengandalkan orang lain untuk menyelesaikan tugasnya.
8. Demokratis yaitu cara berpikir,bersikap,dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban
dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari suatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan yaitu cara berpikir, bertindak dan berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompok.
11. Cinta Tanah Air yaitu cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompok.
12. Menghargai Prestasi yaitu sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan
sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui serta menghormati keberhasilan orang
lain,yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat atau Komunikatif yaitu sikap dan tindakan yangmendorong dirinya menghasilkan
sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui serta menghormati keberhasilan orang
lain.
14. Cinta Damai yaitu sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan suatu
yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain.
15. Gemar membaca yaitu kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang
memberikan kebajikan bagi dirinya.

7
16. Peduli Lingkungan yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada
lingkungan alam sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial yaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung Jawab yaitu sikap dan prilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan,
negara dan Tuhan yang Maha Esa.

Pendidikan berkarakter pada intinya bertujuan untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif,
berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergontong royong, berjiwa patriotic, berkembang dinamis,
berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.

Pendidikan Kewarganegaraan dalam Membentuk Karakter Kebangsaan di lingkungan Mahasiswa

B. Pendidikan Kewarganegaraan dalam Membentuk Karakter Kebangsaan di lingkungan Mahasiswa


Untuk meningkatkan karakter kebangsaan dikalangan mahasiswa, agar menjadi sarjana yang
professional, maka pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan diperguruan tinggi perlu adanya
keseimbangan antara teori dan praktek. Artinya Pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan di
Perguruan Tinggi harus mengunakan metode dan strategi yang sesuai dan relevan dengan
pembentukan karakter di kalangan mahasiswa. Misalnya dengan menggunakan strategi “Inquiri
learning,discovery learning,problem solving learning, dan research-oriented learning” (Belajar melalui
penelitian, penyingkapan, dan pemecahan masalah). Model ini dapat diberikan oleh dosen selama
satu semester di kelas, dan dosen dapat melakukan pemantauan terhadap mahasiswa sesuai dengan
waktu yang sudah ditetapkan. Belajar bukan hanya bukan hanya berisi kegiatan menghapal konsep
maupun data dan fakta, melainkan mengasah kemampuan untuk memecahkan masalah. Bahan
pelajaran bukan saja hanya berupa fakta, data konsep, maupun teori, melainkan berbagai masalah
sosial yang ada di masyarakat. Seperti memperlihatkan cara hidup yang tidak berkarakter.
Selanjutnya mahasiswa diminta untuk memilih masalah yang perlu dipecahkan, karena jika tidak
sama halnya dengan membiarkan sesuatu yang merusak karakter pribadi maupun bangsa. Agar
mahasiswa dapat memahami masalah lebih mendalam,maka mereka diberi tugas dalam bentuk
pekerjaan rumah. Seperti ; perilaku yang tidak baik,ketidak adilan, tidak ulet, tidak mampu
mengendalikan diri, tidak memiliki rasa cinta tanah air, bersikap negative, tidak suka bekerja keras,

8
tidak memiliki integritas pribadi, tinggi hati atau bersikap sobong , dll. Kemudian mahasiswa diberi
tugas untuk mempelajari kebijakan-kebijakan yang telah dibuat, mencari informasi, membuat
dokumentasi, dan memecahkan permasalahan tersebut di kelas, dan membuat keputusan sesuai
dengan kesepakatan yang sudah diambil di kelas.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi, dapat disimpulkan bangsa adalah suatu kesatuan solidaritas yang terbentuk persamaan
bahasa, ras, agama, peradaban, wilayah, negara, dan kewarganegaraan yang saling merekatkan
satu dengan yang lain. Jiwa semangat kebangsaan merupakan sumber kehidupan bagi perjuangan
bangsa Indonesia yang berisi kekuatan batin dalam merebut kemerdekaan, menegakkan
kedaulatan rakyat, serta mengisi dan mempertahankannya. Dan melalui Pendidikan
Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi yang bertujuan untuk menigkatkan karakter
kebangsaan dikalangan mahasiswa, yaitu karakter atau watak bangsa yang sesuai dengan nilai-nilai
luhur Pancasila. Kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai luhur pancasila yaitu: Berketuhanan
(Religius), Berkemanusiaan (manusiawi), Persatuan (nasional), Musyawarah dan Mufakat (demokratis),
serta Berkeadian Sosial. Pendidikan Karakter Kebangsaan adalah pendidikan yang bertujuan
menanamkan nilai-nilai dan prilaku baik secara kolektif agar setiap warga negara mampu hidup
rukun, damai, bekerja sama dan berjuang secara kolektif untuk kemajuan bangsa Indonesia.

B. Saran
1. Selalu mengamalkan nilai-nilai Pancasila dikeluarga, sekolah, dan masyarakat mengingat
pentingnya Pancasila demi membangun karakter bangsa.

2. Bagi pengajar harus giat memperluas pengetahuan tentang nilai-nilai yang ada dalam
Pancasila serta meciptakan suasana yang tidak membosankan dalam proses mengajar.
3. Selalu menumbuhkan rasa kebangsaan yang cinta tanah air, menjaga kesatuan dan
persatuan bangsa.

10
DAFTAR PUSTAKA
Dali Gulo.1982. Kamus Psikologi. Bandung:
Tonis
Direktorat Jendral Pembelajaran dan
Kemahasiswaan.2016. Pendidikan
Kewarganegaraan Untuk Perguruan
Tinggi.Jakarta : Kementerian Riset dan
Teknologi.
Hermawan, Kertajaya. 2010 .Grow With
Character The Model Marketing. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka.
Lickona,Thomas.1992. Educating For
Character. New York :Bantam Looks.
Mardenis.2017. Pendidikan Kewarganegaraan
dalam Rangka Pengembangan Kepribadian
Bangsa.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sarbaini. 2017. “Implementasi Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai Pendidikan
Berkarakter.” FKIP
Universitas Lampung Mangkurat.
Santrock, Jonh.W. 2008. Psikologi Pendidikan
Edisi kedua.Jakarta:Kencana.
Suyanto.2009.Urgensi Pendidikan Karakter:
Direktorat Jenderal Pendidikan. Jakarta:
Gema Insani Press.
T.Ramli.2003. Pendidikan Karakter. Jakarta.
Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang
system pendidikan nasional.

11

Anda mungkin juga menyukai

  • Sop Penggunaan Syringe Pump
    Sop Penggunaan Syringe Pump
    Dokumen8 halaman
    Sop Penggunaan Syringe Pump
    Irda Ayu Sundah
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan CA Endometrium
    Laporan Pendahuluan CA Endometrium
    Dokumen16 halaman
    Laporan Pendahuluan CA Endometrium
    MusLikah
    100% (3)
  • Leaflet NAPZA
    Leaflet NAPZA
    Dokumen2 halaman
    Leaflet NAPZA
    Irda Ayu Sundah
    Belum ada peringkat
  • Bab IV Revisi
    Bab IV Revisi
    Dokumen7 halaman
    Bab IV Revisi
    Irda Ayu Sundah
    Belum ada peringkat
  • LP Waham
    LP Waham
    Dokumen12 halaman
    LP Waham
    Irda Ayu Sundah
    Belum ada peringkat
  • E. Saling Bergantung
    E. Saling Bergantung
    Dokumen2 halaman
    E. Saling Bergantung
    Irda Ayu Sundah
    Belum ada peringkat
  • Pembuatan Media
    Pembuatan Media
    Dokumen19 halaman
    Pembuatan Media
    anastasia peronika
    Belum ada peringkat
  • B. Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur'an
    B. Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur'an
    Dokumen1 halaman
    B. Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur'an
    Irda Ayu Sundah
    Belum ada peringkat
  • Aktivitas Va, VC
    Aktivitas Va, VC
    Dokumen2 halaman
    Aktivitas Va, VC
    Irda Ayu Sundah
    Belum ada peringkat
  • DAFTAR PUSTAKA
    DAFTAR PUSTAKA
    Dokumen1 halaman
    DAFTAR PUSTAKA
    Irda Ayu Sundah
    Belum ada peringkat
  • Aktivitas 3
    Aktivitas 3
    Dokumen2 halaman
    Aktivitas 3
    Irda Ayu Sundah
    Belum ada peringkat
  • Logbook DM
    Logbook DM
    Dokumen10 halaman
    Logbook DM
    atikdiyah
    100% (2)
  • B. Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur'an
    B. Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur'an
    Dokumen1 halaman
    B. Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur'an
    Irda Ayu Sundah
    Belum ada peringkat
  • Askep Benar Yoga
    Askep Benar Yoga
    Dokumen27 halaman
    Askep Benar Yoga
    Irda Ayu Sundah
    Belum ada peringkat
  • BRG Ja Tusghj
    BRG Ja Tusghj
    Dokumen18 halaman
    BRG Ja Tusghj
    Irda Ayu Sundah
    Belum ada peringkat
  • Askep Benar Yoga
    Askep Benar Yoga
    Dokumen27 halaman
    Askep Benar Yoga
    Irda Ayu Sundah
    Belum ada peringkat
  • DPD New
    DPD New
    Dokumen6 halaman
    DPD New
    Irda Ayu Sundah
    Belum ada peringkat
  • Anak Ferdi
    Anak Ferdi
    Dokumen12 halaman
    Anak Ferdi
    Irda Ayu Sundah
    Belum ada peringkat
  • COVERRRk
    COVERRRk
    Dokumen1 halaman
    COVERRRk
    Irda Ayu Sundah
    Belum ada peringkat
  • DPD New
    DPD New
    Dokumen6 halaman
    DPD New
    Irda Ayu Sundah
    Belum ada peringkat
  • Epi Amadin
    Epi Amadin
    Dokumen13 halaman
    Epi Amadin
    Irda Ayu Sundah
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    Irda Ayu Sundah
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    Irda Ayu Sundah
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    Irda Ayu Sundah
    Belum ada peringkat
  • Jijk
    Jijk
    Dokumen1 halaman
    Jijk
    Irda Ayu Sundah
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    Irda Ayu Sundah
    Belum ada peringkat
  • Mnjsoms
    Mnjsoms
    Dokumen1 halaman
    Mnjsoms
    Irda Ayu Sundah
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    Irda Ayu Sundah
    Belum ada peringkat
  • Absen
    Absen
    Dokumen1 halaman
    Absen
    Irda Ayu Sundah
    Belum ada peringkat