Anda di halaman 1dari 9

HIMPUNAN

A. Pendahuluan

Konsep himpunan pertama kali dicetuskan oleh George Cantor (1845-1918),


ahli mtk berkebangsaan Jerman
Semula konsep tersebut kurang populer di kalangan matematisi, kurang
diperhatikan, namun th 1920-an menjadi landasan matematika.
Kata lain dari himpunan yaitu: set, gugus, kelompok, kumpulan.

B. Pengertian himpunan dan macam himpunan

Dalam matematika, himpunan merupakan pengertian pangkal (tidak


didefinisikan, undefined term). Untuk memahaminya, himpunan sering
diartikan sebagai kumpulan objek-objek (abstrak atau konkret) yang
didefinisikan dengan jelas (well defined), jadi keanggotaannya harus jelas
Didefinisikan dengan jelas, berarti himpunan dapat mengklasifikasikan objek
kedalam anggota atau bukan anggota himpunan itu.
• Contoh himpunan:
 Kumpulan nama-nama hewan-hewan berkaki empat
 Kumpulan bilangan bulat antara 3 dan 8
 Kumpulan nama-nama mahasiswa PGSD
• Contoh kumpulan yang bukan himpunan:
 Kumpulan bunga-bunga yang indah
 Kumpulan lukisan yang indah
 Kumpulan nama-nama mhs PGSD yang cantik.
Deskripsi Himpunan
• Nama himpunan berupa huruf kapital (Mis.: A, B, G, H, S, C)
• Notasi himpunan berupa kurung kurawal
Contoh:
W : { d, m, p, t }
Objek yang dibicarakan dalam himpunan (Mis. d, m, p, t ) disebut anggota
(elemen, unsur) dan ditulis di dalam kurung kurawal tersebut
Tanda Keanggotaan
Relasi anggota dengan himpunan menggunakan notasi ““ dan yang bukan
anggota menggunakan notasi “”
Contoh:
H : { d, m, p, t }
p  { d, m, p, t } atau p  W
b  { d, m, p, t } atau b  W
Banyaknya anggota H dinotasikan dengan n(H)
Jadi n(H) = 4.
Menyatakan Himpunan
1) Cara tabulasi (rooster method, pendaftaran):
Menuliskan anggotanya satu per satu dalam kurung kurawal.
A : {merah, kuning, hijau}
H : {ayam, itik, bebek, angsa}
Anggota-anggota yang sama dianggap sebagai satu anggota
{6, 4, 7, 9, 6, 9, 2} = {2, 4, 6, 7, 9}
{p, c, a, m, p, m, h} memiliki 5 anggota
2) Cara deskriptif (rule method, cara aturan/metode pembentukan himpun-an)
Menuliskan aturan atau perumusan tentang sifat keanggotaannya
M : {x3  x  16, x bilangan genap}
H : {x x nama-nama hewan berkaki dua}
P : {xx bilangan prima kurang dari 15}.
Macam-Macam Himpunan
a) Himpunan kosong
• Suatu himpunan H disebut himpunan kosong jika n(H) = 0.
• Notasi untuk himpunan kosong adalah Ø atau { }
• Contoh himpunan kosong:
 Himp nama-nama hewan berkaki tiga
 Himp bilangan asli kurang dari satu
 Himp bilangan prima genap antara 10 dan 20
 Himp nama-nama dosen unila yg berusia lebih dari 500 tahun.

b) Himpunan bagian
• Himpunan A disebut himpunan bagian (Subset) dari himpunan B jika
setiap anggota A juga menjadi anggota B
A  B ⟺ xA xB.
• Himpunan bagian dari {a, d, t} adalah
Ø, {a}, {d}, {t}, {a, d}, {a, t}, {d,t}, dan
{a, d, t} → ada delapan himpunan bagian
• Himpunan bagian sejati dari {a, d, t} adalah
Ø, {a}, {d}, {t}, {a, d}, {a, t}, {d,t}.

c) Himpunan semesta
Himpunan semesta S adalah himpunan yang memuat semua anggota
himpunan yang dibicarakan
Himpunan semesta dari {1,2,3,4,5} antara lain adalah:
a) {0,1,2,3,4,5,6}
b) {x|x bilangan asli}
c) Himpunan bilangan cacah kurang dari 20.

d) Himpunan terhingga dan himpunan takhingga

• Himpunan H disebut himp terhingga (finite set) jika n(H) = c, c bilangan


cacah
Contoh:
G : Himpunan nama-nama hari dalam seminggu
N : {7,8,9,10, …, 2015}
• Himpunan D disebut himp takhingga (infinite set, transfinite set) jika n(D)
=~
Contoh:
F = {2, 3, 4, 5, …}
M : {x2  x  4, x bilangan real}

e) Himpunan terbilang dan himpunan tak terbilang

 Himpunan terbilang , anggotanya dapat ditunjukkan satu per satu


Contoh:
P = {4,5,6, …}
Q = {r, s, t, v, w, k, d, a}
R = {1, 2, 3, …, 138}.
 Himpunan tak terbilang, anggotanya tidak dapat ditunjukkan satu per satu
(kontinu)
Contoh:
D = {x0  x  7, x bilangan rasional}
F = {xx  4, x bilangan real positip}.

f) Himpunan terbatas
 Himpunan terbatas yaitu himpunan yang mempunyai batas
Ada himpunan terbatas kiri dan ada himpunan terbatas kanan
Contoh:
K = {4, 1, 3, 8, 6}
L = {x0  x  7, x bilangan asli}
B = {x0  x  7, x bilangan bulat}.
Himpunan terbatas biasanya beranggotakan bilangan.
Batas yang kecil disebut batas bawah, dan batas yang besar disebut batas
atas
Unsur yang menjadi batas itu tidak harus menjadi anggota himpunan
Pada himpunan terhingga yang ditulis secara tabulasi, anggota terkecil
menjadi batas bawah, dan anggota terbesar menjadi batas atas.
Khusus untuk bil real, himpunan tak terbilang (kontinu) bisa dinyatakan
dengan interval atau selang
a) {x | 2 x  7} = (2,7]
b) {x | 2  x  7} = [2,7)
c) {x | 2 x  7} = (2,7)
d) {x | 2  x  7} = [2,7].
C. Relasi himpunan
a. Dua Himpunan Sama
Kedua himpunan tersebut mempunyai anggota yang sama
A = B  AB dan BA
A = B ⟺ xA xB  xB xA
Contoh:
A = {5, 2, 7, 2, 9, 8, 7}
B = {8, 8, 2, 7, 5, 9, 8, 5}
maka A = B.

b. Dua himpunan Saling Lepas (Disjoin)

Kedua himpunan tersebut tidak mempunyai anggota yang sama


Contoh:
P = {a, b, c, d}
Q = {2, 4, 6, 8, 9, 3}
Himpunan P dan Q dikatakan saling lepas

c. Dua himpunan saling berpotongan

Antar kedua himpunan tsb, ada anggota yang sama dan ada anggota
yang tidak sama
A = {5, 8, 2, 9}
B = {14, 2, 8, 7, 26}
Himpunan A dan B saling berpotongan (saling beririsan)

d. Dua himpunan, yang satu bagian dari himpunan kedua

Himpunan A disebut himpunan bagian (Subset) dari himpunan B jika


setiap anggota A juga menjadi anggota B

e. Dua himpunan yang Ekivalen.

Himpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan B jika n(A) = n(B).


Contoh:
A = { 4,6,3,2,2,6}
B = { r, k, d, w}
Maka A~B
D. Operasi himpunan

a) Union (gabungan) dua himpunan


• AB = {x|xA atau xB}
• Gabungan dari himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang
anggotanya adalah anggota A atau anggota B.
• Contoh:
A = {a,c,e}
B = {b, c, d}
maka AB = {a, b, c, d, e}

b) Intersection (Irisan) dua himpunan


• AB = {x|xA dan xB}
• Irisan dari himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang anggotanya
adalah anggota A dan sekaligus juga anggota B.
• Contoh:
A = {a,c,d,e}
B = {a, b, e, f, g}
maka A  B = {a, e}

c) Pengurangan himpunan
• A – B = {x|xA dan xB}
• A – B berarti suatu himpunan yang anggotanya adalah anggota A tetapi
tidak menjadi anggota B.
• Contoh:
A = {a,c,d,e}
B = {a, b, e, k, g}
A – B = {c, d}
B – A = {b, k, g}

d) Penjumlahan himpunan (Beda Setangkup)


• A  B = (A – B)  (B – A)
• A  B berarti suatu himpunan yang anggotanya adalah anggota A saja atau
anggota B saja.
• Contoh:
A = {a,c,d,e}
B = {a, b, e, k, g}
A  B = {b, c, d, k, g}
B  A = {b, c, d, k, g}

e) Perkalian (persilangan) himpunan


• A X B = {(x,y) | xA dan yB}
• Persilangan dari himpunan A ke B adalah suatu himpunan yang
anggotanya adalah (x,y) di mana x anggota A dan y anggota B.
• Contoh:
A = {a,b,c}
B = {1, 2}
maka A X B = {(a,1), (a,2), (b,1), (b,2), (c,1), (c, 2)}
B X A = {(1,a), (1,b), (1,c), (2,a), (2,b), (2, c)}

E. Himpunan bilangan.

Barisan bilangan asli : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, ….


Himpunan bilangan asli A : {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, ….}

Contoh bilangan asli: 7, 4, 9, 28, 13.

Bilangan asli merupakan bilangan yang berkaitan dengan hasil membilang


(urutan, ranking).

Bilangan Faktor Banyak faktor Bilangan Prima?

1 1 1 Bukan
2 1,2 2 Prima
3 1,3 2 Prima
4 1,2,4 3 Bukan
5 1,5 2 Prima
6 1,2,3,6 4 Bukan
7 1,7 2 Prima
8 1,2,4,8 4 Bukan
9 1,3,9 3 Bukan
10 1,2,5,10 4 Bukan
12 1,2,3,4,6,12 6 Bukan
13 1,13 2 Prima

Contoh bilangan prima : 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, 31, 37, 41, 43, 47,
53, 59, 61, 67, 71, 73, 79, 83, 89, 97, …
Bilangan prima:
 bilangan yang mempunyai tepat dua faktor.
 Bilangan bulat lebih dari satu yang habis dibagi hanya oleh 1 dan
bilangan itu sendiri.
Banyak Jumlah
Bilangan Faktor
faktor faktor
2 1,2 2 3
3 1,3 2 4
5 1,5 2 6
7 1,7 2 8

BILANGAN KOMPOSIT

Contoh bilangan komposit: 4, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 15, 16, 18, 20, 21, 22.

- Bilangan komposit adalah bilangan yang mempunyai


lebih dari dua faktor
- Bilangan asli lebih besar dari satu yang bukan bilangan prima.

Banyak Jumlah
Bilangan Faktor
faktor faktor
4 1,2,4 3 7
6 1,2,3,6 4 12
8 1,2,4,8 4 15
9 1,3,9 3 13
10 1,2,5,10 4 18
12 1,2,3,4,6,12 6
14 1,2,7,14 4
15 1,3,5,15 4
24 1,2,3,4,6,8,12,24 8
36 1,2,3,4,6,9,12,18,36 9
48 1,2,3,4,6,8,12,16,24,48 10
120 1,2,3,4,5,6,8,10,12,15,18,20,24,30,
40, 60, 120 16
100 1,2,4,5,10,20,25,50,100 9

Bilangan genap: bilangan yang habis dibagi dua.


0, 2, 4, 6, 8, 10, …

Bilangan ganjil: bilangan bulat yang tidak habis dibagi dua.


1,3,5,7,9,11,13,15, …
BILANGAN CACAH
Barisan bilangan Cacah: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, ….
Himpunan bilangan Cacah C : {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, ….}

C = A{ 0 }

Bilangan cacah adalah bilangan yang menyatakan banyaknya anggota sebuah


himpunan

BILANGAN BULAT
Himpunan bilangan bulat merupakan gabungan
dari himpunan bilangan Cacah dan himpunan bilangan
bulat negatip.
{ …, -7,-6,-5,-4,-3,-2,-1,0,1,2,3,4,5,…}

Himpunan bilangan bulat negatip : (-1, -2, -3, -4, -5, -6, …}

Bilangan rasional
Bilangan Irrasional  contoh: log 6, √8, e, .
Bilangan Real (nyata)
Bilangan imajiner
Bilangan Kompleks

Contoh bilangan imajiner: i

i adalah suatu bilangan yang jika dikuadratkan


menghasilkan -1.
i 2 = -1 i 4 = 1

F. Diagram Venn
Istilah diagram Venn berasal dari seorang ahli bangsa Inggris yang menjadi tokoh
logika matematika, yaitu John Venn (1834-1923). Ia menulis buku simbolik logic
dalam analisisnya menggunakan banyak diagram khususnya diagram lingkaran,
diagram tersebut kini dikenal nama diagram Venn.

Biasanya himpunan semesta digambarkan sebagai daerah persegi panjang dan


suatu himpunan bagian dari himpunan semesta ditunjukkan dengan daerah kurva
tertutup sederhana. Anggota-anggota suatu himpunan ditunjukkan dengan
noktah-noktah sedangkan jika anggotanya cukup banyak maka noktah sebagai
wakil-wakil anggota himpunan tidak perlu ditulis.
Tugas/Latihan
Diketahui himpunan
A = {6, 8, 2, -5, 7}
B = {8, 9, 4, 6, -2, 8}
(a) A∪B
(b) A∩B
(c) A – B
(d) B – A
(e) A× B
(f) B× A
(g) A + B
(h) B + A

Anda mungkin juga menyukai