Anda di halaman 1dari 2

Rakyatnya terjepit, Papua menjerit

Oleh: Qathrunnada Tsauri

Baru baru ini tanah air kita dihebohkan dengan pemberitaan tentang penghinaan serta perlakuan
tidak mengenakkan terhadap mahasiswa asal Papua di Surabaya dan Malang yang dilakukan oleh
sejumlah oknum tidak bertanggung jawab. Ada beberapa kata yang tidak seharusnya ditunjukkan kepada
orang lain dan terindikasikan pada tindakan rasisme dan diskriminasi. Banyak yang berpendapat jika ras
papua itu berbeda dengan ras warga Indonesia yang lainnya. Bentuk fisik pun menjadi bahan olok olok.

Kasus ini terus berlanjut hingga menimbulkan kerusuhan dimana mana. Apalagi didukung dengan
banyaknya pemberitaan negatif di media sosial, mengakibatkan tersulutnya emosi warga papua. Bahkan
kominfo sampai melakukan pemblokiran akses internet di papua agar tidak ada informasi yang tersebar
kesana. Namun itu semua tidak terlalu berarti. Berbagai unjuk rasa pun dilakukan oleh warga Papua.
Unjuk rasa yang tersebar di berbagai daerah seperti Manokwari, Fakfak, Mimika, Sorong, dan Jaya pura
ini pun banyak yang berujung pada pembakaran dan perusakan properti umum.

Selain itu kasus ini juga menimbulkan gerakan-gerakan dari Papua menuntut akan haknya yang
merasa bahwa mereka tidak diurusi oleh pemerintahan pusat. Dimana tingkat kemiskinan di Papua 8 kali
lebih tinggi jika dibandingkan dengan di jakarta. Padahal Papua adalah tanah yang sangat kaya akan
sumber daya alamnya. Namun warga Papua sendiri tidak dapat merasakan hasil dari tanahnya itu. Ini
merupakan hal yang patut disesalkan. Apalagi tidak hanya itu tapi dalam sisi pendidikan pun warga Papua
tidak dapat merasakan apa yang dirasakan oleh warga di belahan Indonesia lainnya. Ini mengakibatkan
adanya kecemburuan social yang sangat tinggi, hingga menimbulkan keinginan untuk memisahkan diri
dari Indonesia.

Salah satunya adalah Gerakan Organisasi Papua Merdeka atau OPM, dapat dibilang OPM ini
sedang menunggu momen tertentu untuk melancarkan aksinya yang sesuai dengan Namanya yaitu untuk
memerdekakan papua. Dan kasus ini tentu menjadi salah satu pemantik bagi mereka untuk
membangkitkan semangat warga papua agar mendukung keinginan ini. Bahkan kemerdekaan papua ini
juga telah didukung oleh beberapa pihak asing di sekitar papua dan papua barat. Merasa telah mempunyai
dukungan, momen ini pun tidak disia siakan oleh OPM hingga dapat kita ketahui sekarang banyak
pemberitaan mengenai kemerdekaan papua ini. Hal ini pun berlanjut hingga ada pengibaran bendera
kejora di sebrang istana dan markas besar TNI 28 Agustus lalu.

Namun apakah dengan melepaskan diri dari Indonesia dan menjadi satu negara yang terpisah
serta berdiri sendiri merupakan solusi yang tepat? Apakah hal ini dapat menyelesaikan permasalahan yang
ada di papua? Padahal masalah ini pada mulanya timbul akibat dari sistem kapitalisme yang diterapkan di
Indonesia itu sendiri. Dimana sistem ini membiarkan dikeluarkannya kebijakan kebijakan yang tidak
memihak rakyat, yang justru malah memihak para pemilik modal. Sehingga banyak rakyat yang menderita,
dan kemiskinan pun semakin tinggi. Tidak terkecuali warga papua, apalagi didukung dengan wilayah
geografis papua yang terbilang jauh dari ibu kota. Kesejahteraan pun bagai angan angan bagi rakyat
Indonesia termasuk papua, yang ada hanya ketidakadilan.

Disintegrasi papua ini malah akan memperlancar negeri negeri luar untuk memonopoli kekayaan
yang ada di papua. Apalagi dengan sebelumnya memberi dukungan kepada papua untuk merdeka, pasi
mereka akan meminta semacam timbal balik. Yang mana hal ini malah akan semakin mencengkram papua
dalam jajahan asing. Bukannya sejahtera malah sebaliknya semakin menderita. Maka dari itu disintegrasi
papua bukanlah penyelesaian yang tepat untuk permasalahan yang ada di papua ini.

Solusi yang dapat mensejahterakan papua hanyalah jika islam digunakan sebagai tata aturan yang
mengatur seluruh aspek kehidupan yang ada. Karena dengan adanya tata aturan islam yang mengatur
segala aspek kehidupan, rakyat dapat sejahtera. Karena tidak ada lagi kebijakan yang berpihak pada asing
atau pemilik modal. Semua kebijakan yang ada dibuat dan diputuskan untuk kepentingan rakyat. Karena
itu sudah merupakan kewajiban seorang pemimpin untuk menjamin rakyatnya hidup sejahtera, damai,
tentram, dan selalu terpenuhi hak haknya.

Bahkan islam sudah membuktikan dalam sejarah dimana islam ini dapat menyatukan manusia
dari berbagai ras, suku, bangsa, atau bahkan agama. Mereka semua hidup dengan damai dibawah tata
aturan islam, tidak ada yang merasa tersakiti. Mereka tidak takut bahwa jiwanya akan terancam hanya
karena mereka minoritas karena memang jiwa mereka telah dijamin keselamatannya oleh pemimpin
dalam islam tersebut. Sehingga banyak bangsa dari negri lain yang berbondong bondong datang untuk
hidup dibawah naungan tata aturan islam ini. Karena melihat betapa sejahteranya mereka yang hidup
dibawah naungan islam ini.

Maka masih yakin kah kalau disintegrasi papua adalah solusi tepat bagi negeri kita ini? Benarkah
ini adalah solusi terbaik yang ada? Atau jangan jangan memang ada sesuatu yang ingin di gencarkan oleh
suatu pihak dibalik kerusuhan yang ada di papua ini.

Anda mungkin juga menyukai