ID Pembuatan Biodiesel Dengan Cara Adsorpsi PDF
ID Pembuatan Biodiesel Dengan Cara Adsorpsi PDF
Email: lisaadhani@gmail.com
Received: April 2016; Revised: Mei 2016; Accepted: Mei 2016; Available Online: Mei 2016
Abstrak
Minyak goreng bekas dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel tetapi kadar asam lemak
bebasnya (Free Fatty Acid, FFA) cukup tinggi. Untuk itu perlu dilakukan pretreatment berupa proses adsorpsi
untuk menurunkan kadar FFA. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi optimum proses adsorpsi dan
menentukan kualitas biodiesel yang dihasilkan dari proses adsorpsi dan transesterifikasi. Zeolit alam yang
digunakan sebagai adsorben terlebih dahulu diaktivasi menggunakan ammonium klorida, dikalsinasi dan
dipanaskan sehingga didapatkan H-zeolit. Selanjutnya dilakukan optimasi proses adsorpsi meliputi waktu,
konsentrasi adsorben, suhu dan ukuran partikel. Minyak yang sudah di adsorpsi direaksikan dengan metanol dan
katalis KOH sehingga didapatkan biodiesel. Kondisi optimum adsorpsi didapatkan pada waktu 90 menit,
konsentrasi H-zeolit 12 %, suhu 90oC, dan ukuran partikel 0,2 mm yang mampu menurunkan kadar FFA dari
3,2% menjadi 1,1 %. Kualitas Biodiesel yang dihasilkan memenuhi persyaratan SNI 04-7182-2006 dengan nilai
kadar air 0,02%, massa jenis 857,60 kg/m3, bilangan asam 0,29 mg-KOH/g, bilangan iod 15,71, bilangan
penyabunan 168,02 dan indeks setana 75,62. Senyawa yang terkandung dalam biodiesel ini adalah metil 9-
oktadekanoat (49,45%), metil heksadekanoat (20,79%), dan metil 9,12-oktaekanoat (18,87%).
Abstract
Used cooking oil can be used as raw material for biodiesel, but the levels of free fatty acids (Free Fatty Acid,
FFA) is quite high. It is necessary for pretreatment in the form of the adsorption process to reduce levels of FFA.
This study aims to determine the optimal conditions of adsorption process and determine the quality of biodiesel
produced from adsorption processes and transesterification. Natural zeolites are used as adsorbents activated
beforehand using ammonium chloride, calcined and heated to obtain H-zeolite. Furthermore, the adsorption
process optimization includes the time, the adsorbent concentration, temperature and particle size. The oil that is
already in the adsorption catalyst is reacted with methanol and KOH to obtain biodiesel. The optimum
adsorption conditions obtained at the time of 90 minutes, the concentration of H-zeolite 12%, temperature 90 °
C, and a particle size of 0.2 mm that can lower FFA levels from 3.2% to 1.1%. Biodiesel produced meets the
quality requirements of SNI 04-7182-2006 with a water content of 0.02%, a density of 857.60 kg / m3, the acid
value of 0.29 mg-KOH / g, iodine number 15.71, saponification 168 , 02 and cetane index of 75.62. Compounds
contained in biodiesel are methyl 9-octadecanoic (49.45%), methyl heksadekanoat (20.79%), and methyl
9,12oktaekanoat 9.12 (18.87%).
DOI: http://dx.doi.org/10.15408/jkv.v2i1.3107
Copyright © 2016, Published by Jurnal Kimia VALENSI: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Ilmu Kimia,
P-ISSN: 2460-6065
Jurnal Kimia VALENSI, Vol 2, No. 1, Mei 2016 [71-80] P-ISSN : 2460-6065
73
Jurnal Kimia VALENSI, Vol 2, No. 1, Mei 2016 [71-80] P-ISSN : 2460-6065
74
Pembuatan Biodiesel dengan Cara Absorpsi dan Transesterifikasi Adhani et, al.
Pengaruh Suhu Adsorpsi terhadap Kadar Desorpsi terjadi akibat permukaan adsorben
FFA yang telah jenuh. Pada keadaan jenuh, jumlah
Parameter yang ketiga yang diuji adsorbat yang teradsorpsi akan terlepas dari
adalah pengaruh suhu. Waktu dan konsentrasi pori-pori adsorben sehingga laju adsorpsi
optimum digunakan sebagai parameter konstan menjadi berkurang. Berdasarkan hasil ini,
pada optimasi suhu yaitu pada waktu 90 menit diduga mekanisme adsorpsi didominasi oleh
dan konsentrasi 12%. Gambar 4 yang adsorpsi fisika.
menunjukkan pengaruh suhu terhadap kadar
FFA. Pengaruh Ukuran Partikel Adsorben
terhadap kadar FFA
Variabel keempat yang duji adalah
ukuran partikel H-zeolit. Variasi ukuran
partikel yang digunakan adalah 2 mm, 0.63
mm, dan 0.2 mm. Grafik hubungan antara suhu
adsorpsi dengan kadar FFA dilihat secara jelas
pada Gambar 5.
tebu dengan ukuran partikel paling kecil ini bebas akan bereaksi dengan metanol
mampu menurunkan kadar asam lemak bebas membentuk sabun (reaksi penyabunan). Sabun
yang terkecil hingga 0.0999% minyak jelantah. dapat membentuk emulsi dengan air dan
Selain kadar FFA yang berkurang, proses gliserin sehingga pemisahannya menjadi lebih
adsorpsi pada minyak goreng bekas juga sulit. Selain itu, pembentukan sabun juga
mengakibatkan warna pada minyak goreng mengurangi perolehan biodiesel. Produk
bekas semakin berkurang seiring dengan biodiesel yang dihasilkan dapat dilihat pada
semakin kecilnya ukuran partikel pada Gambar 7.
adsorben. Menurut penelitian yang dilakukan
Pakpahan et al., (2013) efisiensi adsorpsi
merupakan fungsi luas permukaan adsorben,
dimana semakin besar luas permukaan
adsorben semakin besar pula kapasitas suatu
adsorben dalam mengadsorpsi suatu adsorbat.
Pengurangan warna yang paling efektif didapat
pada saat proses adsorpsi menggunakan
adsorben zeolit ukuran 0.2 mm, hal ini sesuai
dengan teori yang dinyatakan di atas. Gambar
6 menunjukkan hasil adsorpsi minyak goreng
bekas dengan berbagai variasi ukuran partikel
zeolite.
Karakterisasi Biodiesel
Analisis terhadap sifat fisik dan kimia
produk biodiesel dilakukan untuk menentukan
kualitas biodiesel yang kemudian
diperbandingkan dengan biodiesel sesuai
dengan standar SNI 04-7182-2006. Hasil
penelitian pembuatan biodiesel yang
didapatkan mempunyai sifat fisik dan kimia
Gambar 6. Warna minyak goreng bekas dengan ditunjukkan pada Tabel 1.
variasi ukuran zeolit
Tabel 1. Hasil analisa sifat fisika dan kimia
Parameter Biodisel hasil SNI
Proses Transesterifikasi penelitian
Kadar air 0.02 % Maks. 0.05 %
Pada dasarnya proses pembuatan Massa jenis 40 oC 857.60 kg/m3 850 – 890 kg/m3
biodiesel pada penelitian ini adalah mengubah Angka asam 0.29 mg- Maks 0.8 mg-KOH/g
minyak goreng bekas kedalam bentuk ester. KOH/g
Bilangan 168.02 -
Untuk memperoleh ester, minyak goreng bekas penyabunan
hasil adsorpsi pada kondisi optimum (waktu, Bilangan iod 15.71 Maks. 115
konsentrasi, suhu, dan ukuran partikel) Angka setana 75.62 Min. 51
yang terkandung di dalam biodiesel lebih dengan logam seperti besi, seng, timbal,
rendah bila dibandingkan dengan SNI sehingga mangan, kobalt, timah dan logam lainnya,
biodiesel lebih aman. Kandungan air yang dimana kejadian tersebut dapat mempercepat
tinggi dalam biodiesel yang digunakan sebagai kerusakan komponen mesin diesel.
bahan bakar juga dapat menyebabkan turunnya Bilangan Penyabunan
panas pembakaran, berbusa, bersifat korosif Angka penyabunan merupakan jumlah
jika bereaksi dengan sulfur karena akan miligram KOH yang diperlukan untuk
membentuk asam, dan memberi ruang bagi menyabunkan satu gram biodiesel. Dalam hal
mikroba untuk tumbuh sehingga akan menjadi ini akan terjadi reaksi antara KOH dengan
pengotor bagi biodiesel. metil ester. Parameter ini adalah ukuran dari
massa molekul relative rata-rata (panjang
Massa Jenis rantai) dari semua asam lemak yang terdapat
Massa jenis biodiesel (40 oC) yang dalam biodiesel. Angka penyabunan yang
dihasilkan sebesar 857.60 kg/m3. Jika diperoleh pada penelitian ini 168.02. Dari hasil
dibandingkan dengan standar SNI biodiesel, perhitungan, angka sabun biodiesel dari
biodiesel ini masuk dalam range yang masing-masing sampel telah sesuai dengan
ditetapkan. Nilai massa jenis pada suatu syarat mutu biodiesel menurut SNI-04-7182-
biodiesel menunjukkan bahwa nilai kalor dan 2006 sebesar < 500.
daya yang dihasilkan oleh mesin diesel per
satuan volume bahan bakar. Menurut Peterson Bilangan iod
(2001), penggunaan katalis basa yang berlebih Hasil analisis pada Tabel 4
akan menyebabkan reaksi penyabunan. Hal ini memperlihatkan bahwa bilangan iod hasil
memungkinkan adanya zat pengotor seperti penelitian sebesar 15.71. Bilangan iod yang
sabun kalium dan gliserol hasil reksi tinggi merupakan sifat yang tidak
penyabunan, asam-asam lemak yang tidak menguntungkan untuk bahan bakar. Minyak
terkonversi menjadi metil ester (biodiesel), air, yang mengandung asam lemak tak jenuh
kalium hidroksida sisa, kalium metoksida (memiliki ikatan rangkap) dalam jumlah yang
ataupun sisa metanol yang menyebabkan tinggi akan mudah mengalami oksidasi ketika
massa jenis biodiesel menjadi lebih besar minyak tersebut mengalami kontak dengan
begitu sebaliknya jika penggunaan katalis basa oksigen. Karbon yang berikatan rangkap (π)
kecil menyebabkan massa jenis biodiesel dengan karbon yang lainnya akan berikatan
menjadi rendah. Massa jenis berkaitan dengan dengan oksigen akibat nilai kelektrogenatifan
nilai kalor dan daya yang dihasilkan oleh oksigen yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan
pembakaran persatuan volume bahan bakar. oleh sifat ikatan pi yang agak kuran stabil
Semakin besar nilai densitas menyatakan sehingga mudah diserang oleh atom atau
bahwa semakin banyak komponen yang molekul luar.
terkandung di dalamnya. Banyaknya Ketaren (2005) menjelaskan oksidasi
komponen yang terkandung dalam minyak biasanya dimulai dengan pembentukan
memperpanjang proses atomisasi komponen- peroksida dan hidroperoksida. Tingkat
komponen penyusun minyak saat pembakaran, selanjutnya ialah terurainya asam-asam lemak
sehingga meningkatkan nilai kalor hasil disertai dengan konversi hidroperoksida
pembakaran minyak. menjadi aldehid dan keton serta asam-asam
lemak bebas. Asam-asam lemak bebas inilah
Angka Asam yang akan menyebabkan korosi pada mesin
Berdasarkan hasil penelitian angka pembakar saat sampel minyak ini digunakan
asam pada biodiesel adalah 0.29 mg-KOH/g. sebagai bahan bakar.
Nilai ini memenuhi standar biodiesel menurut Adapun secara keseluruhan bilangan
SNI yaitu maksimal 0.8 mg KOH/g. Nilai iod yang terkandung dalam biodiesel hasil
angka asam yang kecil ini mengindikasikan penelitian tersebut masih memenuhi standar
bahawa asam lemak bebas sudah dapat SNI 04-7182-2006, yakni tidak melebihi nilai
dihilangkan melalui pretreatment (proses 115. Semakin tinggi nilai bilangan iod, akan
adsorpsi). Menurut Sangha et al., (2005) semakin tinggi pula jumlah asam lemak
menyatakan bahwa bilangan asam yang terlalu berikatan rangkap yang terkandung dalam
tinggi tidak dikehendaki, karena pada suhu minyak tersebut. Semakin banyak ikatan ganda
yang tinggi asam lemak bebas dapat bereaksi yang dimiliki dalam sampel memiliki potensi
78
Pembuatan Biodiesel dengan Cara Absorpsi dan Transesterifikasi Adhani et, al.
4. SIMPULAN
Las T. 1989. Use of Natural Zeolite for Nuclear
Kondisi optimum dalam proses Waste Treatment, Departement Chemistry
and Applied Chemistry, Salford
adsorpsi minyak goreng bekas sebagai bahan
University, UK (Mechlenbacher, V.C.
baku pembuatan biodiesel yaitu waktu reaksi 1960, The Analysis of Fats and Oils,
90 menit, konsentrasi zeolit 12%, suhu 90 oC, Garrard Press Publishers, Champaign, IL.
dan ukuran partikel 0.2 mm dengan kadar FFA
1.1%. Kualitas biodiesel yang dihasilkan Yusnimar. 2006. Pemanfaatan bentonit sebagai
dalam penelitian ini yang meliputi kadar air, adsorbent pada proses bleaching minyak
massa jenis, bilangan asam, bilangan iod dan sawit. Prosiding Nasional Teknik Kimia
bilangan penyabunan, memenuhi persyaratan Teknologi Oleo dan Ptetrokimia Industri
SNI 04-7182-2006. Hasil analisa GCMS ISSN : 1907-0500.
menunjukkan bahawa ada senyawa metil ester
Suarya P. 2008. Adsorpsi pengotor minyak daun
utama yang terkandung dalam biodiesel adalah
cengkeh oleh lempung teraktivasi asam.
metil 9-oktadekanoat (49.45%), metil Jurusan Kimia FMIPA Univeritas
heksadekanoat (20.79%), dan metil 9,12- Udayana, Bukit Jimbaran.
oktadekanoat (18.87%).
Suseno. 2010. Optimasi proses adsorpsi minyak
SARAN goreng bekas dengan adsorben zeolit alam.
Pada penelitian ini masih diperlukan Jurnal Kimia dan Teknologi. 6(1): 20-26.
langkah-langkah lanjutan, yaitu perlu adanya
Hidayat Y, Wibowo, Atmanto H, Sulistyowati.
variasi adsorben dalam menurunkan kadar
2010. Studi adsorpsi larutan gliserol
FFA yang terkandung dalam minyak goreng menggunakan ZAA sebagai model
bekas sebagai bahan baku pembuatan biodiesel pemisahan gliserol pada limbah produksi
Biodiesel yang dihasilkan juga perlu diuji biodiesel. Jurnal Ekosains. II(3).
menggunakan mesin lebih lanjut untuk
mengetahui apakan biodiesel dapat digunakan Susantiani E. 2009. Pengaruh temperatur larutan
sebagai bahan bakar. terhadap adsorpsi ion Cd+2 dengan Co-Ion
Cu 2+ dalam berbagai konsentrasi oleh
arang sekam padi dengan metode batch.
DAFTAR PUSTAKA
Skripsi, FMIPA Universitas Negeri
Malang.
Aziz I. 2007. Pembuatan biodiesel dari minyak
goreng bekas dalam reaktor tangki
Ramdja AF, Febrina L, Daniel K. 2010. Pemurnian
berpengaduk. Valensi. 1(1): 19-23.
minyak jelantah menggunakan ampas tebu
sebagai adsorben. Jurnal Teknik Kimia.
Aziz I, Nurbaiti S, Ulum B. 2011. pembuatan
1(17).
produk biodiesel dari minyak goreng
bekas dengan cara esterifikasi dan
Pakpahan JF, Thomas T, Agnes H, Yusuf R. 2013.
transesterifikasi. Valensi. 2(2). 384-388.
Pengurangan FFA dan warna dari minyak
jelantah dengan adsorben serabut kelapa
Gerpen Vj. 2005. Biodiesel Processing And
dan jerami. Jurnal Teknik Kimia USU.
Production. Fuel Process Technol
2(1).
86.1097-1107
Sangha MK, PK Gupta, VK Thapar, Verma. 2005.
Ketaren S. 1986 Pengantar Teknologi Minyak dan
Storage Studies on Plants Oil and Their
Lemak Pangan. Cetakan pertama. Jakarta.
Methyls Esters. College of Agricultural
UI press.
Engineering, Punyab Agricultural
University, India.
Setiadji AHB. 1996. Zeolite material unggulan
masa depan. Makalah Dalam Lokakarya
Nasional Kimia, Yogyakarta.
80