Penerapan Pendidikan Karakter Di Kalangan Mahasisw PDF
Penerapan Pendidikan Karakter Di Kalangan Mahasisw PDF
DI KALANGAN MAHASISWA
Rosa Susanti
Dosen Tetap STKIP Abdi Pendidikan Payakumbuh
e-mail: roza_susantimpd@yahoo.com
Abstract: Education system in Indonesia is often in the spotlight, not only through print and electronic media, but
also through cyberspace. Education in Indonesia is often tarnished by rampant incidents that are not well done by
the students, ranging from engaging Drugs, promiscuity, fighting, until the murder. The problem occurs not only
due to the lack of control of the parents, but also from school. Therefore, today a lot of changes in our education
system, one of them are Character Education. The character education teaches habitual ways of thinking and
behavior that help learners to live and work together with families, communities, and countries and help them to
make decisions that can be accounted for. Because the character is not formed instantaneously, but must be
trained seriously, continuous and proportionate in order to achieve the ideal form of character.
Abstrak: Sistem pendidikan Indonesia yang kurang baik senantiasa diobral di media elektronik hingga ke dunia
maya (internet). Pendidikan di Indonesia cenderung dinodai oleh peristiwa-peristiwa yang mengerikan seperti
siswa yang menggunakan obat-obatan terlarang, pemerkosaan, perkelahian pelajar serta pembunuhan. Hal ini
terjadi tidak hanya disebabkan karena lemahnya kontrol dari orang tua, tetapi juga dari pihak sekolah. Oleh
karena itu, pemerintah merasa perlu untuk merobah sistem pendidikan dengan memasukkan pendidikan karakter.
Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan berperilaku sehingga mereka mampu hidup dan
bekerjasama dengan keluarga, masyarakat, negara, dan membantu mereka dalam membuat keputusan yang tepat.
Karena pendidikan karakter tidak bisa dibentuk secara instan maka mahasiswa harus dilatih secara serius,
berkelanjutan dan seimbang untuk mencapai karakter yang ideal.
Kata Kunci: pendidikan karakter, kontrol orang tua, cara berpikir, bekerjasama, karakter yang ideal
480
481 | Jurnal Al-Ta’lim, Jilid 1, Nomor 6 November 2013, hlm. 480-487
1947 hingga UU Sisdiknas Nomor 20 tahun pendekatan sistematik dan integrative dengan
2003 yang terakhir pendidikan karakter telah melibatkan keluarga, satuan pendidikan,
ada, namun belum menjadi fokus utama pemerintah, masyarakat sipil, anggota legsilatif,
pendidikan. Pendidikan akhlak (karakter) masih media massa, dunia usaha, dan dunia industry
digabung dalam mata pelajaran agama dan (Kemendiknas, 2010).
diserahkan sepenuhnya pada guru agama. Menurut Murphy (1998, 22) pendidikan
Karena pelaksanaan pendidikan karakter hanya karakter adalah pendidikan yang didasarkan
diserahkan kepada guru agama saja. Maka wajar pada nilai-nilai etika inti berakar dalam
hingga saat ini pendidikan karakter belum masyarakat demokratis, khususnya, penghar-
menunjukkan hasil yang optimal. Hal ini gaan, tanggung jawab, kepercayaan, keadilan
terbukti dari fenomena sosial yang dan kejujuran, kepedulian, dan kemasyarakatan
menunjukkan perilaku yang tidak berkarakter. kebajikan dan kewarganegaraan. Dari penger-
Perilaku yang tidak berkarakter itu misalnya tian di atas nampak bahwa pendidikan karakter
sering terjadinya tawuran antar pelajar, adanya mengacu pada proses penanaman nilai, berupa
pergaulan bebas, dan adanya kesenjangan pemahaman-pemahaman, tata cara merawat dan
sosial-ekonomi-politik di masyarakat, kerusakan menghidupi nilai-nilai itu, serta bagaimana
lingkungan yang terjadi di seluruh pelosok seorang siswa memiliki kesempatan untuk dapat
negeri, masih terjadinya ketidakadilan hukum, melatihkan nilai-nilai tersebut secara nyata
kekerasan dan kerusuhan, dan korupsi yang Lickona (1991) menambahkan pendidi-
mewabah dan merambah pada semua sektor kan karakter adalah segala usaha yang dapat
kehidupan masyarakat, tindakan anarkis, konflik dilakukan untuk mempengaruhi karakter siswa.
sosial. Masyarakat Indonesia yang dahulu Lebih jelas Lickona menyatakan bahwa
terbiasa santun dalam berprilaku, musyawarah pengertian pendidikan karakter adalah suatu
mufakat dalam menyelesaikan masalah, usaha yang disengaja untuk membantu
mempunyai kearifan lokal yang kaya dengan seseorang sehingga ia dapat memahami,
pluralitas, serta bersikap toleran dan gontong- memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika
royong kini mulai cenderung berubah menjadi yang sebenarnya.
hegemoni kelompok-kelompok yang saling Hurlock (1993) menjelaskan bahwa
mengalahkan dan berperilaku tidak jujur. perkembangan anak dipengaruhi oleh sekurang-
Pendidikan karakter tidak hanya kurangnya enam kondisi lingkungannya yaitu:
diterapkan di SD, SMP, dan SMA, tapi juga di hubungan antar pribadi yang menyenangkan,
tingkat Perguruan Tinggi. Oleh karena itu, keadaan emosi, metode pengasuhan anak, peran
tulisan ini akan membahas bagaimana dini yang diberikan kepada anak, struktur
menerapkan pendidikan karakter di kalangan keluarga di masa kanak-kanak dan rangsangan
mahasiswa, guna menghasilkan calon pemimpin terhadap lingkungan sekitarnya. Enam faktor
bangsa yang tidak hanya mampu di bidang inilah yang menurut Megawangi (2004) yang
akademik, namun juga terpuji secara menjadi titik pijak pembentukan karakter yang
karakternya. baik. Pendidikan karakter yang dimasudkan
disini lebih berkaitan dengan bagaimana
KONSEP DASAR PENDIDIKAN KARAK- menanamkan nilai-nilai tertentu dalam diri anak
TER didik, seperti nilai-nilai yang berguna bagi
pengembangan pribadinya sebagai mahluk
1. Pengertian Pendidikan Karakter individual sekaligus sosial dalam lingkungan
Menurut Kemendiknas (2011, 6) sekolah.
Pendidikan karakter adalah usaha menanamkan Dari uraian di atas dapat disimpulkan
kebiasaan-kebiasaan yang baik (habituation) bahwa pendidikan karakter merupakan
sehingga peserta didik mampu bersikap dan pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,
bertindak bersadarkan nilai-nilai yang telah pendidikan moral, pendidikan watak, yang
menjadi kepribadiannya. Dan juga bertujuan mengembangkan kemampuan peserta
pembangunan karakter dilakukan dengan didik untuk memberikan keputusan baik-buruk,
Roza, Penerapan Pendidikan Karakter.... | 482
memelihara apa yang baik, mewujudkan dan nya, mengkaji dan menginternalisasi serta
menebar kebaikan itu dalam kehidupan sehari- mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak
hari dengan sepenuh hati. mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-
hari.
2. Tujuan dan Fungsi Pendidikan karakter Dari penjelasan di atas maka dapat di
Pendidikan memiliki peran fundamental artikan bahwa Pendidikan karakter pada intinya
di dalam pengembangan personal dan sosial, bertujuan membentuk bangsa yang tangguh,
untuk mempercepat laju pembangunan manusia kompetitif, berakhlak mulia, bermoral,
yang harmonis sehingga dapat mengentaskan bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik,
manusia dari kemiskinan, ketertinggalan, berkembang dinamis, berorientasi ilmu
kebodohan, kekerasan, dan peperangan, begitu pengetahuan dan teknologi. Yang semuanya
juga dengan pendidikan karakter. Menurut dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang
Kemendiknas (2011, 2) Pendidikan karakter Maha Esa berdasarkan Pancasila.
bertujuan mengembangkan nilai-nilai yang Sedangkan fungsi Pendidikan karakter
membentuk karakter bangsa yaitu Pancasila, menurut Kemendiknas (2011,2) adalah (1)
meliputi : (1) mengembangkan potensi peserta membangun kehidupan kebangsaan yang
didik agar menjadi manusia berhati baik, multikultural; (2) membangun peradaban
berpikiran baik, dan berprilaku baik; (2) bangsa yang cerdas, berbudaya luhur, dan
membangun bangsa yang berkarakter Pancasila; mampu berkontribusi terhadap pengembangan
(3) mengembangkan potensi warganegara agar kehidupan ummat manusia; mengembangkan
memiliki sikap percaya diri, bangga pada potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik,
bangsa dan negaranya serta mencintai umat dan berperilaku baik serta keteladanan baik; (3)
manusia. membangun sikap warganegara yang cinta
Ramli (2003) menambahkan bahwa damai, kreatif, mandiri, dan mampu hidup
pendidikan karakter memiliki esensi dan makna berdampingan dengan bangsa lain dalam suatu
yang sama dengan pendidikan moral dan harmoni.
pendidikan akhlak. Tujuannya adalah Sebagai tambahan Badan Penelitian dan
membentuk pribadi anak, supaya menjadi Pengembangan, Pusat Kurikulum Kementrian
manusia yang baik, warga masyarakat, dan Pendidikan Nasional (2010) menjelaskan secara
warga Negara yang baik. Adapun kriteria rinci tentang fungsi pendidikan karakter sebagai
manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, berikut:
dan warga negara yang baik bagi suatu a. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/
masyarakat atau bangsa, secara umum adalah afektif peserta didik sebagai manusia dan
nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak warga negara yang memiliki nilai-nilai
dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan budaya dan karakter bangsa
bangsanya. Oleh karena itu, hakikat dari b. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku
pendidikan karakter dalam konteks pendidikan peserta didik yang terpuji dan sejalan
di Indonesia adalah pendidikan nilai, yakni dengan nilai-nilai universal dan tradisi
pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa yang religious
budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka c. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan
membina kepribadian generasi muda. tanggung jawab peserta didik sebagai
Pendidikan Karakter juga bertujuan generasi penerus bangsa
meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil d. Mengembangkan kemampuan peserta didik
pendidikan di sekolah yang mengarah pada menjadi manusia yang mandiri, kreatif,
pencapaian pembentukan karakter dan akhlak berwawasan kebangsaan
mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan e. Mengembangkan lingkungan kehidupan
seimbang sesuai dengan standar kompetensi sekolah sebagai lingkungan belajar yang
kelulusan. Melalui pendidikan karakter, aman, jujur, penuh kreativitas dan
diharapkan peserta didik mampu secara mandiri persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan
meningkatkan dan menggunakan pengetahuaan- yang tinggi dan penuh kekuatan.
483 | Jurnal Al-Ta’lim, Jilid 1, Nomor 6 November 2013, hlm. 480-487
kenyamanan, kedisiplinan, kesopanan, dan namun hal tersebut belum berjalan sebagaimana
kesantunan peserta didik. mestinya.
Walaupun demikian, perguruan tinggi di
PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER Indonesia harus mengambil tempat dalam
DI KALANGAN MAHASISWA menerapkan pendidikan karakter pada diri
Menurut kamus bahasa Indonesia, mahasiswa. Soetanto (2012) menjabarkan
mahasiswa adalah orang yang belajar (peserta bahwa penerapan pendidikan karakter di
didik) di perguruan tinggi (Pusat Bahasa perguruan tinggi didasarkan pada lima pilar
Depdiknas, 2008: 895). Sementara itu Flexner utama:
dalam Syukri (2009) berpendapat bahwa 1. Tri Darma Perguruan Tinggi
Pendidikan karakter bisa diintegrasikan ke
perguruan tinggi merupakan tempat pencarian
dalam kegiatan pendidikan, penelitian dan
ilmu pengetahuan, pemecahan berbagai masalah,
pengabdian kepada masyarakat yang
tempat mengkritisi karya-karya yang dihasilkan,
berkarakter.
dan sebagai pusat pelatihan manusia. Jadi,
mahasiswa dididik dan dilatih di perguruan 2. Budaya Perguruan Tinggi (kampus)/ Budaya
Organisasi
tinggi agar menjadi manusia intelektual yang
Mahasiswa dituntut untuk dapat
mempunyai daya nalar tinggi, analisa yang luas
membiasakan diri dalam kehidupan
dan tajam, berilmu tinggi dan berprilaku terpuji.
keseharian di lingkungan perguruan tinggi.
Namun, penerapan pendidikan karakter 3. Kegiatan Kemahasiswaan
dikalangan mahasiswa banyak menemui Pendidikan karakter dapat diciptakan
kendala, hal ini terlihat pada misi perguruan melalui integrasi ke dalam kegiatan
tinggi yang dijabarkan oleh Arthur dalam kemahasiswaan, antara lain pramuka,
Syukri (2009) yaitu pengajaran, penelitian dan olahraga, karya tulis, seni, workshop, dan
aplikasi ilmu pengetahuan, yang secara tersirat acara yang melibatkan mahasiswa dalam
membentuk opini bahwa pembentukan karakter system kepanitiaannya.
bukan tugas perguruan tinggi. Kemudian 4. Kegiatan Keseharian
Schwartz (2000) menyatakan ada beberapa hal Pendidikan karakter dapat dimunculkan
yang mengundang kekeliruan terkait penerapan dengan penerapan pembiasaan kehidupan
pendidikan karakter dikalangan mahasiswa, keseharian di lingkungan keluarga, asrama,
yaitu: dan masyarakat.
1. Karakter seseorang sudah terbemtuk 5. Budaya Akademik
sebelum masuk ke perguruan tinggi dan Nilai pendidikan karakter secara persfektif
merupakan tanggung jawab orang tua untuk terbentuk dengan adanya totalitas budaya
membentuk karakter anaknya. akademik.
2. Perguruan tinggi, khususnya dosen, tidak Uraian di atas memberikan gambaran,
memiliki kepentingan dengan pembentikan bahwa pendidikan karakter sebenarnya bisa
karakter, karena mereka direkrut bukan dengan mudah diterapkan pada mahasiswa,
untuk melakukan hal tersebut. karena setiap unit yang ada diperguruan tinggi
3. Karakter merupakan istilah yang mengacu mampu menampung pemberdayaan pendidikan
pada agama tau ideology konservatif karakter. Oleh karena itu semua pihak yang
tertentu, sementara itu perguruan tinggi di terlibat, tidak hanya dosen sebagai pengampu
barat secara umum melepaskan diri dari mata kuliah, namun juga semua civitas
agama atau idiologi tertentu. akademika, orang tua, masyarakat, dan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan mahasiswa yang bersangkutan harus bisa
bahwa sebenarnya pendidikan karakter di bekerja sama dalam rangka penerapan
perguruan tinggi dapat melengkap karakter yang pendidikan karakter.
sudah terbentuk pada diri mahasiswa yang Adapun penerapannya harus mempunyai
didapat pada tingkat pendidikan sebelumnya, strategi guna mencapai hasil yang diinginkan,
Soetanto (2012) mengungkapkan bahwa ada
Roza, Penerapan Pendidikan Karakter.... | 486
beberapa strategi yang bisa digunakan dalam yang berbeda dan cara pemberian nilai yang
penerapan pendidikan karakter: berbeda, dosen tidak hanya mengevaluasi
1. Melalui pembelajaran penguasaan teori atau kemampuan kognitif
Strategi penerapan pendidikan karakter mahasiswa, namun juga mengevaluasi
melalui pembelajaran bisa dilakukan melalui implementasi karakter atau nilai-nilai luhur.
2 cara, yaitu (a) dengan penguatan Selain itu dosen semua mata kuliah hendaknya
matakuliah Pendidikan Agama, Pendidikan menjadi figur yang mempraktekkan pemben-
Pancasila, Pendidikan Kewarganegaraan, tukkan karakter ini dalam semua aktivitas di
Ilmu Alamiah Dasar, dan Ilmu Sosial kelas maupun di luar kelas. Apabila hal ini bisa
Budaya Dasar, (b) dengan pengintegrasian dilakukan, maka dapat mempermudah
pendidikan karakter kesetiap mata kuliah pembentukan karakter pada setiap individu
bidang keilmuan, teknologi, dan seni. mahasiswa, sehingga mereka nantinya bisa
2. Melalui ekstrakulikuler menjadi pribadi dewasa yang matang dan
Strategi ini dengan cara menerapkan proses bertanggung jawab.
pendidikan karakter melalui kegiatan yang
melibatkan mahasiswa di dalamnya, yaitu (a) SIMPULAN
lembaga kemahasiswaan, seperti Badan Pendidikan karakter di perguruan tinggi
Eksekutif Mahasiswa, Keluarga Mahasiswa, sangat diperlukan guna membentuk dan
Himpunan Mahasiswa, dan Kelompok membangun mahasiswa agar menjadi pribadi
Belajar, (b) melalui unit kegiatan mahasiswa, yang berkarakter sesuai dengan nilai luhur
seperti pramuka, Menwa, olahraga, pecinta ideologi Negara Indonesia, dan memperkokoh
alam, dll. karakter yang didapat mahasiswa pada tingkat
3. Melalui pengembangan budaya perguruan pendidikan sebelumnya. Selain itu, pendidikan
tinggi karakter sangat penting untuk diterapkan di
Budaya perguruan tinggi dibagi menjadi tiga perguruan tinggi karena sudah banyak sarjana
unit, (a) budaya akademik, penerapan yang pintar namun tidak memiliki karakter,
pendidikan karakter bisa melalui sehingga kurang bisa bersaing dengan sarjana
pengembangan ilmu pengetahuan dan dari Negara lain.
teknologi, (b) budaya humanis, disini Implementasi pendidikan karakter
hubungan harmonis sesame warga dikalangan mahasiswa tidak hanya harus
perguruan tinggi serta warga perguruan dilakukan oleh citivas akademika saja, namun
tinggi dengan masyarakat berdasarkan cinta juga bekerja sama dengan stakeholder, dalam
kasih, kepedulian, dan gotong royong hal ini orangtua dan masyarakat. Salah satu
diharap mampu mengembangkan caranya adalah dengan memberikan atau
pendidikan karakter, (c) budaya religious, mengadakan workshop, newsletter, atau pamflet
pendidikan karakter dapat diterapkan mengenai pemmbentukan karakter mahasiswa
melalui iman dan taqwa kepada Tuhan YME, dalam keluarga dan masyarakat. Terakhir,
menjalankan syariat agama, saling perlunya pendalaman konsep secara filosofis
menghormati antar sesame pemeluk agama ataupun teoritis mengenai pentingnya
dan antara pemeluk agama lainnya. pendidikan karakter, serta langkah-langkah yang
Uraian strategi di atas diharapkan efektif demi berlanjutnya ppendidikan karakter
mampu melahirkan insan akademis Indonesia di masa depan.
yang berkarakter, jujur, cerdas, peduli, dan
tangguh. Selain itu perguruan tinggi juga
memiliki pilihan dalam mengajarkan
pembentukan karakter karena dapat
mengintegrasikan dan mengajarkan secara alami
dengan mata kuliah pada semua kelas oleh
semua pendidik. Walaupun begitu, hal ini tentu
saja menimbulkan konsekuensi cara pengajaran
487 | Jurnal Al-Ta’lim, Jilid 1, Nomor 6 November 2013, hlm. 480-487