Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KEPERAWATAN KOMUNITAS

STRATEGI INTERVENSI KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA


PENDERITA DIABETES MILITUS

Dosen Pembimbing :

Ns. Desi Deswita, M. Kep, SP. Kep. Kom.

Kelompok PTM DIABETES MILITUS , Lokal 3B :

NANDA JULIAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN RI PADANG


PRODI D.III KEPERAWATAN SOLOK
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan


yangberdampak pada produktivitas dan dapat menurunkan Sumber Daya
Manusia.
Penyakit ini tidak hanya berpengaruh secara individu, tetapi sistem
kesehatansuatu negara. Walaupun belum ada survei nasional, sejalan dengan
perubahan gaya hidup termasuk pola makan masyarakat Indonesia
diperkirakan penderita
DM atau kencing manis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
peningkatan kadar gula dalam darah (hiperglikemi) akibat kekurangan
hormon insulin baik absolut maupun relatif. Absolut berarti tidak ada insulin
sama sekali sedangkan relatif berarti jumlahnya cukup/memang sedikit tinggi
atau daya kerjanya kurang. Hormon Insulin dibuat dalam pancreas. Ada 2
macam type DM :
DM type I. atau disebut DM yang tergantung pada insulin. DM
ini disebabkan akibat kekurangan insulin dalam darah yang terjadi karena
kerusakan dari sel beta pancreas. Gejala yang menonjol adalah
terjadinya sering kencing (terutama malam hari), sering lapar dan sering
haus, sebagian besar penderita DM type ini berat badannya normal atau
kurus. Biasanya terjadi pada usia muda dan memerlukan insulin seumur hidup.
DM type II atau disebut DM yang tak tergantung pada insulin. DM
ini disebabkan insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan baik, kadar
insulin dapat normal, rendah atau bahkan bahkan meningkat tetapi
fungsi insulin untuk metabolisme glukosa tidak ada/kurang. Akibatnya
glukosa dalam darah tetap tinggi sehingga terjadi hiperglikemia, 75%
dari penderita DM type II dengan obersitas atau ada sangat kegemukan dan
biasanya diketahui DM setelah usia 30 tahun.
DM tipe 3 atau disebut Diabetes mellitus gestasional (bahasa
Inggris: gestational diabetes, insulin-resistant type 1 diabetes, double
diabetes, type 2 diabetes which has progressed to require injected insulin,
latent autoimmune diabetes of adults, type 1.5" diabetes, type 3 diabetes,
LADA) atau diabetes melitus yang terjadi hanya selama kehamilan dan pulih
setelah melahirkan, dengan keterlibatan interleukin-6 dan protein reaktif
C pada lintasan patogenesisnya.[29] GDM mungkin dapat merusak kesehatan
janin atau ibu, dan sekitar 20–50% dari wanita penderita GDM bertahan hidup
B. Rumusan Masalah.
1. Apa pengertian Diabetes Militus(DM)?
2. Apa saja type Diabetes Militus?
3. bagaimana etiologi DM?
4. Apa saja tanda – tanda dan gejala Diabetes Militus?
5. Apa saja faktor penyebab Diabetes Militus?
6. Bagaimana cara pengobatan dan penangan Diabetes Militus?

C. Tujuan
1 Untuk mengetahui pengertian Diabetes Militus
2 Untuk mengetahui apa saja type Diabetes Militus
3 Untuk mengetahui apa saja tanda – tanda dan gejala Diabetes Militus
4 Untuk mengetahui apa saja faktor penyebab Diabetes Militus?
5 Untuk mengetahui cara pengobatan dan penangan Diabetes Militus
6 Untuk mengetahui hubungan Diabetes Militus dengan anggota tubuh
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian DM

Pebnyakit DM merupakan penyakit gangguan metabolik, terutama


metabolisme karbohidrat yang disebabkan oleh berkurangnya atau
ketiadaan hormon insulin dari sel betapankreas, atau akibat gangguan
fungsi insulin,atau keduanya.

Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit dimana kadar glukosa


di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau
menggunakan insulin secara cukup.

Menurut kriteria diagnostik PERKENI (Perkumpulan


Endokrinologi Indonesia) 2006, seseorang dikatakan menderita diabetes
jika memiliki kadar gula darah puasa >126 mg/dL dan pada tes sewaktu
>200 mg/dL. Kadar gula darah yang normal pada pagi hari setelah malam
sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah
biasanya antara 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum
cairan yang mengandung gula maupun karbohidrat lainnya.

B. Jenis-jenis DM

Ada 3 jenis penyakit DM:

1. DM Tipe I

Disebut juga Insulin Dependen Diabetes Melitus ( IDDM) atau DM


dengan ketergantungan insulin karena pankreas sejak awal tidak
menghasikan insulin. DM tipe 1 cendrung diturunkan , tidak
ditularkan, terjadi pada usa diini, yaitu anak atau remaja ( 11-13 tahun)
biasanya adariwayat orangtua atau keluarga yang menderita DM.

2. DM Tipe II

Disebut juga Non Insulin Dependen Diabetes Melitus ( NIDDM ) Atau


DM tanpa ketergantungan insulin. Penyakit ini terjadi karena produk
insulin dari pankreas berkurang diikuti berkurangnya kepekaan
jaringan tubuh terhadap insulin dan terjadi pada usia dewasa.
3. DM Gestational

Yaitu penyakit diabetes melitus yang terjadi pada kehamilan,


sebenarnya kehamilannya sendiri normal,tetapi terjadi kegagalan
dalam mempertahankan kadar gula darah ( KGD ).

C. Patofisiologi DM

Insulin dihasilkan oleh sel Beta Pulau Langerhans Pankreas, yang


berfungsi untuk mempertahankan kadar gula normal dalam darah dengan
cara mengubah gula menjadi glikogen dan disimpan dalam otot atau
jaringan sebagai cadangan tenaga. Insulin berfungsi mempercepat
transprtasi atau pengangkutan glukosa dari darah ke dalam sel.
Berkurangnya insulin mengakibatkan glukosa darah tinggi
( hiperglikemi ) karena agen pengubahnya ,yaitu insulin tidak cukup atau
tidak ada dan transportasi glukosa kedalam sel berkurang.

D. Gejala DM:

1. Keluhan khas DM :

a. Poliurie ( banyak kencing ) terutama malam hari, sehingga


menggannggu tidur

b. Polidipsi ( banyak minum ) dan selalu merasa haus

c. Poliphagi ( banyak makan ) dan sering lapar

d. BB turun drastis tanpa penyebab yang jelas

2. Keluhan tidak khas DM :

a. Sering kesemutan ( paraestesi )

b. Sering gatal ( pruritus ) pada kulit terutama daerah anus, alat


kelamin ( anogenital ) dan telinga

c. Pada wanita , sering terjadi keputihan

d. Kalau terjadi infeksi, sulit sembuh atau berkepanjangan, terlebih


pada penderita DM lama.

e. Sering terjadi bisul yang hilang –timbul

f. Cepat lelah dan sering ngantuk

g. Sering merasa lemas


h. Mengalami gangguan penglihatan.

E. Faktor resiko DM

1. Faktor keturunan

2. Kegemukan atau obesitas

3. Riwayat infeksi pankreas

4. Usia

5. Pola makan

6. Riwayat endokrinopati

7. Konsumsi obat

8. Sindrom genetik

F. Pengelolaan DM:

5 PILAR utama pengelolaan DM:

1. Mengetahui dengan baik penyakit DM

2. Diet atau perencanaan makanan yang baik

3. Olahraga tepat dan teratur

4. Pengobatan dan pemantauan ksehatan dengan patuh

5. Pencegahan dan pengendalian komplikasi

G. Program pemerintah terkait DM:

1. Pendekatan faktor resiko penyakit tidak menular terintegrasi di fasilitas


pelayanan primer

2. Posbindu PTM ( penyakit tidak menular)

3. CERDIK dan PATUH di posbindu PTM dan balai gaya hidup sehat

a. PATUH:

P: periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter

A: atasi penyakit dengan pengobatan tepat dan teratur

T: Tahap diet sehat dengan gizi seimbang


U: upayakan beraktifitas fisik dengan aman

H: Hhindari rokok,alkohol dan zat karsinogen lain

b. CERDIK

C: cek kondisi kesehatan secara berkala

E: enyahkan asap rokok

R: rajin aktifitasfisik

D: Diet sehat dengan kalori seimbang

I: istirahat yang cukup

K: kendalikan stress

H. Program 4 sehat 5 teratur:

1. Edukasi

Edukasi yang dimaksut disini adalah edukasi tentang diabetes melitus


yang dapat diperoleh oleh seorang diabetisi dari dokter yang merawat,
tenaga kesehaatan( perawat dan ahli gizi ) baik yang telah memperoleh
sertifikasi edukator diabetes ataupun belum

Isi edukasi yang harus di dapatkan oleh diabetisi meliputi:

a. Apa dan bagaimana penyakit DM

b. Mengapa seorang pasien DM harus mengatur makaanan sebagai


bagian gaya hidup sehat dan komsumsi obat secara teratur

c. Mnfaat olahraga sebagai bagian gaya hidup sehat bagi pasien DM

Gaya hidup sehat merupakan materi edukasi yang sngat penting


dan harus di ketahui oleh seorang diabetisi .

Penderita diabetes perlu mengetahui seluk beluk penyakit


diabetes. Dengan mengetahui faktor risiko diabetes, proses terjadinya
diabetes, gejala diabetes, komplikasi penyakit diabetes, serta
pengobatan diabetes, penderita diharapkan dapat lebih menyadari
pentingnya pengendalian diabetes, meningkatkan kepatuhan gaya
hidup sehat dan pengobatan diabetes. Penderita perlu menyadari
bahwa mereka mampu menanggulangi diabetes, dan diabetes
bukanlah suatu penyakit yang di luar kendalinya. Terdiagnosis sebagai
penderita diabetes bukan berarti akhir dari segalany
2. Mengatur pola makan sesuai kebutuhan:

Kontrol gula darahyang baik hanya akan tewujud bila seorang


diabetisi dpat mengkonsumsi makanan seghari hari sesuai
kebutuannya. Pemahanan terkait pengaturan makanan ini sangat
penting bagi seorang diabetisi. Menentukan kebutuhan harian pasien
DM dapat dibantu tenaaga kesehatan seperti ahligizi. Konsumsi
makaan sesuai dengan takaran saji yang telah di tetapkan oleh ahli gizi
sangat berpean dalam pengaturan glukosa darah. Pengaturan makanan
yang baik dan tepat akan menjamin tersedianya zat gizi yang seimbang
bagi diabetisi.

Yang perlu dipahami disini adalah bahwa setiap orang


membutuhkan asupan makanan dalam jumlah trtentu. Misalnya
kebutuihan ennergi masing masing orang sangat spesifik dan dapat
dihitung dengan menggunakan rumus atau formula tertentu .

Pola makan yang seimbang menjadi kunci kesuksesan pengelolaan


diabetes melitus. Pada saat pertama kali didiagnosis diabetes pun, dokter
biasanya tidak langsung memberikan terapi obat. Pengaturan makan dan aktivitas
fisik dilakukan selama 2-4 minggu. Bila 2 hal ini belum cukup mengendalikan
glukosa darah, barulah dokter memberikan terapi obat.

Pola makan yang seimbang tidaklah sulit. Asupan yang dimakan harus
sesuai dengan kebutuhan tubuh. Makanan cepat saji sebaiknya dihindari. Berikut
tata cara pola makan seimbang bagi penderita diabetes yang direkomendasikan
PERKENI:

a. Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45- 65% total asupan energi. Jadwal
makan tetap tiga kali sehari untuk mencukupi nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
Kalau diperlukan, dapat diberikan makanan selingan buah sebagai snack
sebagai bagian dari kebutuhan kalori sehari.
b. Asupan lemak dianjurkan sekitar 20-25% kebutuhan kalori. Asupan lemak
yang melebihi 30% tidak dianjurkan. Asupan kolesterol yang
direkomendasikan adalan <200 mg/hari.

c. Protein yang dianjurkan adalah 10-20% total asupan energi dalam sehari.
Namun, protein dapat dibatasi jumlahnya pada penderita diabetes yang sudah
mengalami komplikasi gagal ginjal. Hal ini bertujuan agar protein yang
dimakan tidak membebani ginjal. Sumber protein yang baik adalah yang
berasal dari tumbuhan seperti kacang-kacangan juga produk laut seperti ikan,
udang dan kerang.

3. Melakukan olahraga atau aktifitas jasmani yang cukup


Seorang diabetisi yang berpuasa hendaknya tetap mempertahankan
aktifitas jasmaninya dengan baik. Sesuai konsensus tentang
pengelolaan dan penceghan DM tipe II di Indonesia oleh PERKENI,
seorang diabetisi hendakny adapat melakukan aktifitas jasmani ringan
yang berkesinambungan . aktifias jasmani ringan yang dianjurkn
adalah 3-4x perminggu. Selama kurang lebih 30 menit. Menghindrai
pola hidup bermalas malasan dan selalu mengerjakan aktifitas jasmani
yang ckup sangat disarankn.

4. Obat

Obat oral ataupun suntikan perlu diresepkan dokter apabila gula


darah tetap tidak terkendali setelah 3 bulan penderita mencoba
menerapkan gaya hidup sehat di atas. Obat juga digunakan atas
pertimbangan dokter pada keadaan-keadaan tertentu seperti pada
komplikasi akut diabetes, atau pada keadaan kadar gula darah yang
terlampau tinggi.
Apabila penatalaksanaan terapi tanpa obat (pengaturan diet dan olah
raga) belum berhasil mengendalikan kadar glukosa darah penderita, maka perlu
dilakukan langkah berikutnya berupa penatalaksanaan terapi obat, baik dalam
bentuk terapi obat hipoglikemik oral, terapi insulin, atau kombinasi keduanya.
Uraian mengenai hal ini akan disampaikan secara tersendiri dalam Bab 4
(Farmakoterap

5 Pencegahan dan pengendalian komplikasi

6. KOMPLIKASI

Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik dapat menimbulkan


komplikasi akut dan kronis. Berikut ini akan diuraikan beberapa
komplikasi yang sering terjadi dan harus diwaspadai.

a. HIPOGLIKEMIA Sindrom hipoglikemia ditandai dengan gejala klinis


penderita merasa pusing, lemas, gemetar, pandangan berkunang-kunang,
pitam (pandangan menjadi gelap), keluar keringat dingin, detak jantung
meningkat, sampai hilang Apabila tidak segera ditolong dapat terjadi
kerusakan otak dan akhirnya kematian. Pada hipoglikemia, kadar glukosa
plasma penderita kurang dari 50 mg/dl, walaupun ada orang-orang tertentu
yang sudah menunjukkan gejala hipoglikemia pada kadar glukosa plasma
di atas 50 mg/dl. Kadar glukosa darah yang terlalu rendah menyebabkan
sel-sel otak tidak mendapat pasokan energi sehingga tidak dapat berfungsi
bahkan dapat rusak. Hipoglikemia lebih sering terjadi pada penderita
diabetes tipe 1, yang dapat dialami 1 – 2 kali perminggu. Dari hasil survei
yang pernah dilakukan di Inggeris diperkirakan 2 – 4% kematian pada
penderita diabetes tipe 1 disebabkan oleh serangan hipoglikemia. Pada
penderita diabetes tipe 2, serangan hipoglikemia lebih jarang terjadi,
meskipun penderita tersebut mendapat terapi insulin. Serangan
hipoglikemia pada penderita diabetes umumnya terjadi apabila penderita:
ƒ Lupa atau sengaja meninggalkan makan (pagi, siang atau malam) ƒ
Makan terlalu sedikit, lebih sedikit dari yang disarankan oleh dokter atau
ahli gizi ƒ Berolah raga terlalu berat ƒ Mengkonsumsi obat antidiabetes
dalam dosis lebih besar dari pada seharusnya ƒ Minum alkohol ƒ Stress ƒ
Mengkonsumsi obat-obatan lain yang dapat meningkatkan risiko
hipoglikemia Disamping penyebab di atas pada penderita DM perlu
diperhatikan apabila penderita mengalami hipoglikemik, kemungkinan
penyebabnya adalah: a) Dosis insulin yang berlebihan b) Saat pemberian
yang tidak tepat c) Penggunaan glukosa yang berlebihan misalnya
olahraga anaerobik berlebihan 24 d) Faktor-faktor lain yang dapat
meningkatkan kepekaan individu terhadap insulin, misalnya gangguan
fungsi adrenal atau hipofisis

b. HIPERGLIKEMIA Hiperglikemia adalah keadaan dimana kadar gula


darah melonjak secara tiba-tiba. Keadaan ini dapat disebabkan antara lain
oleh stress, infeksi, dan konsumsi obat-obatan tertentu. Hiperglikemia
ditandai dengan poliuria, polidipsia, polifagia, kelelahan yang parah
(fatigue), dan pandangan kabur. Apabila diketahui dengan cepat,
hiperglikemia dapat dicegah tidak menjadi parah. Hipergikemia dapat
memperburuk gangguan-gangguan kesehatan seperti gastroparesis,
disfungsi ereksi, dan infeksi jamur pada vagina. Hiperglikemia yang
berlangsung lama dapat berkembang menjadi keadaan metabolisme yang
berbahaya, antara lain ketoasidosis diabetik (Diabetic Ketoacidosis =
DKA) dan (HHS), yang keduanya dapat berakibat fatal dan membawa
kematian. Hiperglikemia dapat dicegah dengan kontrol kadar gula darah
yang ketat.

c. KOMPLIKASI MAKROVASKULAR 3 jenis komplikasi makrovaskular


yang umum berkembang pada penderita diabetes adalah penyakit jantung
koroner (coronary heart disease = CAD), penyakit pembuluh darah otak,
dan penyakit pembuluh darah perifer (peripheral vascular disease = PVD).
Walaupun komplikasi makrovaskular dapat juga terjadi pada DM tipe 1,
namun yang lebih sering merasakan komplikasi makrovaskular ini adalah
penderita DM tipe 2 yang umumnya menderita hipertensi, dislipidemia
dan atau kegemukan. Kombinasi dari penyakit-penyakit komplikasi
makrovaskular dikenal dengan berbagai nama, antara lain Syndrome X,
Cardiac Dysmetabolic Syndrome, Hyperinsulinemic Syndrome, atau
Insulin Resistance Syndrome. Karena penyakit-penyakit jantung sangat
besar risikonya pada penderita diabetes, maka pencegahan komplikasi
terhadap jantung harus dilakukan sangat penting dilakukan, termasuk
pengendalian tekanan darah, kadar kolesterol dan lipid darah. Penderita
diabetes sebaiknya selalu menjaga 25 tekanan darahnya tidak lebih dari
130/80 mm Hg. Untuk itu penderita harus dengan sadar mengatur gaya
hidupnya, termasuk mengupayakan berat badan ideal, diet dengan gizi
seimbang, berolah raga secara teratur, tidak merokok, mengurangi stress
dan lain sebagainya.

d. KOMPLIKASI MIKROVASKULAR Komplikasi mikrovaskular terutama


terjadi pada penderita diabetes tipe 1. Hiperglikemia yang persisten dan
pembentukan protein yang terglikasi (termasuk HbA1c) menyebabkan
dinding pembuluh darah menjadi makin lemah dan rapuh dan terjadi
penyumbatan pada pembuluh-pembuluh darah kecil. Hal inilah yang
mendorong timbulnya komplikasi-komplikasi mikrovaskuler, antara lain
retinopati, nefropati, dan neuropati. Disamping karena kondisi
hiperglikemia, ketiga komplikasi ini juga dipengaruhi oleh faktor genetik.
Oleh sebab itu dapat terjadi dua orang yang memiliki kondisi
hiperglikemia yang sama, berbeda risiko komplikasi mikrovaskularnya.
Namun demikian prediktor terkuat untuk perkembangan komplikasi
mikrovaskular tetap lama (durasi) dan tingkat keparahan diabetes. Satu-
satunya cara yang signifikan untuk mencegah atau memperlambat jalan
perkembangan komplikasi mikrovaskular adalah dengan pengendalian
kadar gula darah yang ketat. Pengendalian intensif dengan menggunakan
suntikan insulin multi-dosis atau dengan pompa insulin yang disertai
dengan monitoring kadar gula darah mandiri dapat menurunkan risiko
timbulnya komplikasi mikrovaskular sampai 60%
DAFTAR PUSTAKA

Handayani,Dian,dkk,2018.Tetap Sehat Saat Berpuasa Ramadhan Bagi


Diabetisi.Malang:UB press.

Hartini,Sri,2009.Diabetes Siapa Takut.Bandung:PT Mirzan Pustaka.

Sutedjo,,2010.5 Srategi Penderita Diabetes Melitus Berusia


Panjang.Yogyakrta:Karnisius.

Anda mungkin juga menyukai