Anda di halaman 1dari 9

SKENARIO PEMBELAJARAN

PEMBIASAN dan HUKUM SNELLIUS PEMBIASAN

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH


Strategi Pembelajaran Fisika

Oleh:
Widiyawati 120321419995

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FISIKA
April 2015
Skenario Pembelajaran Hukum Pembiasan Cahaya

 Model : 5E learning cycle

Kelima tahap learning cycle 5E tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Engagement (mengajak),
2. Exploration (menyelidiki),
3. Exlaination (menjelaskan),
4. Elaboration/Extention (memperluas),
5. Evaluation (evaluasi),

 Metode : diskusi, tanya jawab, eksperimen dan demonstrasi


 Digunakan model tersebut dikarenakan beberapa hal yakni :
 Model 5E learning cycle merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif
karena dalam pembelajaran ini dilakukan eksplorasi yakni menyelidiki
fenomena pembiasan pada dua medium yang berbeda
 Model 5E learning cycle dapat memperluas wawasan siswa mengenai materi
hukum snellius ini karena pada fase elaborasi siswa diajak untuk menganaisis
fenomena-fenomena lain dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dijelaskan
dengan prinsip tersebut
Langkah-
Alokasi
Kegiatan langkah model Deskripsi Kegiatan
waktu
5E learning cycle
Pendahulu Engagement  Membuka pelajaran 4 menit
an (perjanjian)  Guru dan siswa berdo’a bersama-sama
 Menanyakan kabar, absen
 Guru memperlihatkan siswa video
mengenai pembiasan pada dua medium
yang berbeda yakni saat pensil dalam
digelas kosong yang kemudian diisi dengan
air sampai terlihat pensil seperti patah
 Guru mengajukan pertanyaan untuk
mengetahui apresepsi siswa:
“Bagaimana bentuk pensil sesudah gelas
diisi dengan air?”
“mengapa hal tersebut terjadi?”
“fenomena apakah dalam video tersebut?”
 Menyampaikan tujuan pembelajaran
 Menyampaikan model, metode dan langkah
selama pertemuan
 Memberitahukan siswa bahwa sebelumnya
sudah dilaksanakan fase engagement.

Kegiatan Exploration  Guru menyampaikan informasi tentang 17


Inti (eksploration) kegiatan yang akan dilakukan yakni menit
menyelidiki bagaimana saat sainar datang
dari medium udara menuju ke kaca
palnparalel dilakukan dengan demonstrasi
didepan kelas
 Siswa mengamati demonstrasi yang
dilakukan guru
 Guru membagi siswa berkelompok
 Siswa melakukan praktikum secara
berkelompok
 Guru berkeliling kelas untuk memantau
jalannya praktikum yang dilakukan siswa
 siswa mendiskusikan hasil pengamatan di
dalam kelompoknya
 menjawab pertanyaan dalam lembar kerja
Explanation  salah satu perwakilan kelompok siswa
(menjelaskan) mempresentasikan hasil pengamatan dan
diskusi kelompoknya didepan kelas
 siswa membuat kesimpulan tentang
pembiasan cahaya pada kaca plan paralel
 Guru menilai semua kegiatan siswa saat
berkelompok dan mengkomunikasikan hasil
diskusi serta memberikan apresiasi terhadap
siswa yang maju kedepan untuk
mempresentasikan hasil diskusinya
 Guru memberikan pemantapan materi
mengenai indeks bias relatif dan indeks bias
mutlak dan selanjutnya dihubungkan
dengan persamaan yang sudah diperoleh
siswa yakni persamaan hukum snellius dan
juga pemantapan materi hukum snellius
pembiasan cahaya
 Siswa memperhatikan penjelasan guru
Elaboration
 Guru bertanya kepada siswa fenomena lain
(elaborasi)
mengenai pembiasan
 Guru memberitahukan beberapa fenomena
lain mengenai materi serta memberikan
tugas untuk tiap kelompok agar menanalisis
fenomena-fenomena tersebut dan tiap
kelompok menganalisis fenomena yang
berbeda, fenomena tersebut adalah :
- Saat melihat matahari di pagi, sore dan
siang hari ukuran dari matahari akan
berbeda
- Ikan dalam kolam terlihat berada
dangkal padahal lebih dalam dari yang
dibayangkan
- Melihat koin dalam gelas sebelum diisi
air tidak terlihat namun setelah diisi air
koin terlihat

Penutup Evaluation  Guru memberikan soal evaluasi yang harus 4 menit


(evaluasi) dikerjakan siswa dikelas
 Siswa menjawab kuis tentang pembiasan
cahaya
 siswa dan guru mereview hasil kegiatan
pembelajaran.
 Menghubungkan apa yang telah diperoleh
dengan apersepsi diawal
 guru memberikan penghargaan kepada
siswa yang berkinerja baik
 mengingatkan siswa agar mengerjakan
tugas yang sudah diberikan
 memberikan kata-kata motivasi agar selalu
bersyukur dengan ciptaan dan karunia yang
sudah diberikan oleh tuhan
 Menutup pelajaran (berdo’a, salam)
LEMBAR KERJA SISWA
Nama Anggota
Tujuan : Menemukan hukum Snellius pada pembiasan cahaya Kelompok :
Alat & Bahan 1.
1. Laser 2.
2. Kaca plan paralel
3. Busur derajat 3.

prosedur 4.

1. Susunlah laser dan kaca planparalel seperti gambar di bawah!

garis normal
(N)

medium 1
(udara) medium 2
(kaca)

1. Buatlah sinar datang dengan sudut 30o terhadap garis normal.


2. Nyalakan laser sejajar dengan garis sinar datang.
3. Lukislah sinar biasnya dan ukur sudut bias terhadap garis normal.
4. Lakukan langkah 2-5 dengan variasi sudut 30°, 45o, dan 60o.
5. Masukkan data pengamatan ke dalam tabel 1

E. Data Pengamatan
Tabel 1
θi θr sin θi sin θr sin θi /sin θr
30o
45o
60o
....
Keterangan :
θi = sudut datang (o)
θr = sudut bias (o)
F. Analisis dan Pembahasan

1. Berdasarkan data pada percobaan, maka bagaimana hubungan antara sudut datang
pada udara dan sudut bias pada kaca!
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
2. Bagaimana besar sudut datang dari udara dengan sudut bias pada kaca plan paralel?
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
3. Bagaimana nilai hasil perbandingan antara sin θi /sin θr

…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

G. Kesimpulan

..........................................................................................................................................
..…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
KAJIAN TEORI

Model learning cycle merupakan model yang berpusat pada siswa, proses
pembelajaran menjadi lebih bermakna karena mengutamakan pengalaman nyata, dan
membentuk siswa menjadi aktif, kritis dan kreatif. Learning cycle merupakan rangkaian
tahap-tahap kegiatan yang diorganisir sedemikian rupa sehingga peserta belajar dapat
menguasai sejumlah kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran melalui peran
aktivitas siswa.

Model pembelajaran learning cycle pertama kali diperkenalkan oleh Robert Karplus
dalam Science Curriculum Improvement Study atau SCIS (Trowbridge & Bylee dalam Wena,
2009). Banyak versi siklus belajar bermunculan dalam kurikulum sains dengan fase yang
berkisar dari tiga (3E), ke empat (4E), kemudian kelima (5E) sampai tujuh (7E). Siklus
belajar 5E berdasarkan pengajaran yang dibangun oleh Biological Sciences Curriculum Study
(BSCS) pada tahun 1989, terdiri atas lima fase yaitu Engagement, Exploration, Explanation,
Elaboration dan Evaluation Sejak tahun 1980-an BSCS telah menggunakan model 5E
sebagai inovasi sentral di sekolah dasar, menengah dan atas program biologi serta program
sains terintegrasi (Collette dan Chiappetta, 1995: 96).

Dalam Fajaroh (2008) kelima tahap learning cycle 5E tersebut dijelaskan sebagai
berikut:

1) Engagement (mengajak), yaitu fase yang bertujuan mempersiapkan diri siswa agar
terkondisi dalam menempuh fase berikutnya dengan jalan mengeksplorasi
pengetahuan awal dan ide-ide mereka. Dalam fase engagement ini minat dan
keingintahuan siswa tentang topic yang akan dipelajari berusaha dibangkitkan.
Siswa juga diajak membuat prediksi-prediksi tentang fenomena yang akan dipelajari
dan dibuktikan dalam tahap eksplorasi.

2) Exploration (menyelidiki), pada fase ini siswa diberi kesempatan untuk bekerjasama
dalam kelompok-kelompok kecil untuk menguji prediksi, melakukan dan mencatat
pengamatan serta ide-ide melalui kegiatan-kegiatan seperti praktikum dan telaah
literatur.

3) Exlaination (menjelaskan), dalam fase ini guru mendorong siswa untuk menjelaskan
konsep dengan kalimat mereka sendiri, meminta bukti dan klarifikasi dari penjelasan
mereka, dan mengarahkan kegiatan diskusi. Pada tahap ini siswa menemukan istilah-
istilah dari konsep yang dipelajari.

4) Elaboration/Extention (memperluas), yaitu siswa menerapkan konsep dan


keterampilan dalam situasi baru melalui kegiatan-kegiatan seperti praktikum
lanjutan dan problem solving.

5) Evaluation (evaluasi), dilakukan evaluasi terhadap efektifitas fase-fase sebelumnya


dan juga evaluasi terhadap pengetahuan, pemahaman konsep atau kompetensi siswa
melalui problem solving dalam konteks baru yang kadang-kadang mendorong siswa
melakukan investigasi lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai