Anda di halaman 1dari 19

Tugas Ujian Tengah Semester Filsafat Ilmu Pengetahuan dan Metodelogi

Sekolah Kajian Strategik dan Global


Universitas Indonesia

Perkembangan Fintech Lending pada Perempuan di Perkotaan


(Studi kasus Investor Perempuan di wilayah DKI Jakarta pada Start-up PT Crowde
Membangun Bangsa)

Seina Rizky Priambodo


1806283674
Kajian Pengembangan Perkotaan, Sekolah Kajian Strategik dan Global, Universitas Indonesia, Jakarta
Email: seina.rizky@ui.ac.id

ABSTRAK
Dalam struktur sosial yang berkembang di masyarakat perempuan ditempatkan di dalam posisi
minoritas, apalagi dalam masyarakat yang secara umum bersifat patrilineal yang berarti memuliakan kaum
lelaki dalam semua aspek kehidupan (Umar,1999). Terkait dengan feminisme perlu memperhatikan konstruksi
budaya dari dua makhluk hidup yakni pria dan wanita, dalam studinya perlu mengkaji perbedaan dan
persamaan, pengalaman dan interpretasi keduanya dalam berbagai konteks dan jenis hubungan sosial. Fintech
merupakan penggunaan teknologi untuk memberikan solusi-solusi keuangan. Partisipasi pada crowde untuk
Wilayah perkotaan khususnya DKI Jakarta antara laki-laki dan perempuan terbilang cukup bagus dikarenakan
sudah ada yang berinvestasi dari berbagai gender , namun persentase yang berebeda cukup signifikan antara laki
laki dan perempuan yaitu untuk laki-laki mencapai 79% sedangkan perempuan hanya 21%, hal ini dapat
membuktikan dalam partisipasi investor perempuan ada namun tidak sebesar atau sejajar dengan investor laki-
laki. Data terkait investor tersebut dibagi menjadi beberapa aspek seperti jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan
usia produktif bagi pria maupun perempuan dalam keterkaitanya pada gender dalam 3 bulan terakhir (Desember
2018 – Febuari 2019). Terkait dengan hasil kajian dan pemaparan mengenai teori feminsime terdapat beberapa
upaya terkait penyusunan dalam pemasaran berdasarkan daya tarik investor khususnya perempuan di Kota DKI
Jakarta , terkait dengan perlunya kajian mendalam mengenai prihal daya tarik investasi berdasarkan kondisi
nyata agar dapat menjadi bukti dalam upaya yang dilakuakn tepat dan komprehensif.

Pendahuluan

Dalam struktur sosial yang berkembang di masyarakat perempuan ditempatkan di


dalam posisi minoritas, apalagi dalam masyarakat yang secara umum bersifat patrilineal yang
berarti memuliakan kaum lelaki dalam semua aspek kehidupan (Umar,1999). Terkait dengan
feminisme perlu memperhatikan konstruksi budaya dari dua makhluk hidup yakni pria dan
wanita, dalam studinya perlu mengkaji perbedaan dan persamaan, pengalaman dan
interpretasi keduanya dalam berbagai konteks dan jenis hubungan sosial. Salah satu studinya
dengan gender yang merupakan suati sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun
perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural (Menurut Mansour Fakih).
Konstruksi sosial memiliki arti yang luas dalam ilmu sosial, yang biasanya dihubungkan pada
pengaruh sosial dalam pengalaman hidup individu. Asumsi dasarnya pada “Realitas adalah
kontruksi sosial” dari Berger dan Luckmann. Selanjutnya dikatakan bahwa Kontruksi sosial

Universitas Indonesia
memiliki beberapa kekuatan. Pertama, peran sentral banhasa memberikan mekanisme
konkert, budaya mempengaruhi pikiran dan tingkah laku individu. Kedua, kontruksi sosial
dapat mewakili kompleksitas dalam satu budaya tunggal, hal ini tidak mengasumsikan
keseragaman. Ketiga, hal ini bersifat konsisten dengan masyarakat dan waktu (Ngani, Charles
R. 2011).
Kontruksi sosial adalah sebuah pernyataan keyakinan (a claim) dan juga sebuah sudut
pandang (a viewpoint) bahwa kandungan dari kesadaran, dan cara berhubungan dengan orang
lain itu diajarkan oleh kebudayaan dan masyarakat. Tercakup di dalamnya pandangan
bahwa semua kuantitas metafisik riil dan abstrak yang dianggap sebagai suatu kepastian itu
dipelajari dari orang lain disekitar kita.(Ian Rory, 1997).
Indonesia masih perlu meningkatka taraf inklusi keuangan masyarakatnya, terdapat 49
juta UKM yang belum bankable di Indonesia yang umumnya disebabkan karena pinjaman
modal usaha masrakatnya adanya agunan. Indonesia perlu menyiasati tidak meratanya
ketersediaan layanan pembiayaan di Indonesia. 60% layanana pembiayaan masih
terkonsentrasi di Pulau Jawa. Terdapat kesenjangan pembiayaan pembangunan sebesar
Rp.1000 Triliun setiap tahunya.
Berdasarkan data statistik yang dikeluarkan APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa
Internet Indonesia) melalui survey yang dilakukannya tahun 2016, jumlah pengguna internet
di Indonesia tahun 2016 adalah 132,7 juta pengguna atau sekitar 51,1% dari total jumlah
penduduk Indonesia. Jumlah ini meningkat 44,6 juta pengguna atau 50,6% selama 2 tahun
terakhir, karena data statistik pengguna internet di Indonesia yang diterbitkan tahun 2015
oleh APJII menunjukkan pada tahun 2014 yang hanya sebesar 88,1 juta pengguna dari total
jumlah penduduk Indonesia.(Yashinta,2018). Kegiatan jual beli secara online ini merupakan
kegiatan dari e-commerce. Dengan pemaparan data tersebut dapat dilihat bahwa kegiatan e-
commerce di Indonesia terus berkembang seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna
internet. Sehingga terlihat adanya peluang untuk mengembangkan bisnis berbentuk e-
commerce. E-commerce juga saat ini banyak berkembang dan diminati oleh para pelaku
usaha yang bergerak di sektor pertanian. Sekarang ini beberapa nama perusahaan e-
commerce dalam sektor pertanian mulai bermunculan, seperti iGrow, Limakilo, TaniHub,
Sikumis, Crowde, Pasar Laut, Inagriasia, Kecipir dan banyak perusahaan e-commerce
lainnya. Seperti yang sudah disebutkan, Crowde adalah salah satu perusahaan Fintech
Lending di Indonesia yang berdiri tahun 2015. Crowde merupakan brand dari perusahaan PT.
Crowde Membangun Bangsa yang berupaya untuk membantu permodalan di bidang
pertanian di Indonesia dengan menghubungkan antara petani dan investor yang berada di

Universitas Indonesia
wilayah khususnya Ibukota Negara Republik Indonesia DKI Jakarta dan seluruh kota kota
yang ada di Indonesia.
Crowde lahir pada tahun 2015 yang bermulai dari kebutuhan untuk meningkatkan
kesejahteraan petani di Indonesia. Banyak petani di Indonesia yang berada di bawah garis
kemiskinan, hal ini diakibatkan oleh sistem pengelolaan hasil tani yang harus melalui
tengkulak untuk dijual di pasaran. Selain prihal tersebut banyak sekali petani Indonesia yang
tidak memiliki modal dan lahan untuk bekerja, sehingga hasil yang didapat tidak bisa
memenuhi kebutuhannya. Padahal, sektor pertanian merupakan salah satu bidang yang turut
membangun perekonomian di Indonesia dengan khasnya negara Indonesia merupakan negara
Agraris (sebagian besar pendududk Indonesia mempunyai mata pencaharian di bidang
pertanian atau bercocok tanam). Crowde dengan sistemnya peer to peer lending (P2P
Lending) yaitu dengan skema bagi hasil ( konsep membagi resiko serta keuntungan sesuai
proporsi yang di ajukan di awal, sehingga bila mengalami keuntungan dan kerugian akan
dibabi sesuai proporsi) dan skema Pinjaman ( konsep layaknya, meminjam dengan bunga
(return) seperti layaknya pinjaman pada umumnya dengan resiko adalah keterlambatan
pembayaran).
Pada perkembanganya Crowde mengikut perkembangan dunnia digital yang
memudahkan bagi masyarakat dengan layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi
informasi atau peer to peer lending, melalui peer to peer lending masyarakat yang
memerlukan dana dalam jumlah mikro dapat secara cepat mendapatkan pinjaman tanpa perlu
mengajukan kredit ke bank. Layanan pinjaman yang berbasis teknologi peer to peer lending
dapat diakses oleh masyarakat melalui aplikasi mobile phone/ website selama dua puluh
empat jam nonstop. Hal ini tentu berbeda dengan fasilitas kredit atau pembiayaan perbankan
dimana debitor yang memerlukan pinjaman harus mendatangi kantor perbankan terkait dan
harus menjalani proses antri sampai menandatangani perjanian kredit. Selain itu, peminjaman
melalui peer to peer lending khususnya untuk di crowde tidak mempersyaratkan adanya
agunan yang tentu saja merupakan fasilitas yang berbeda dari kredit atau pembiayaan
perbankan yang biasanya mempersyaratkan adanya agunan.
Sistem peer to peer lending pertama kali dikenal di Inggris melalui perusahaan Zopa
pada tahun 2005 yang kemudian diikuti di Amerika. Para pengguna pada awalnya tertarik
dengan konsep peer to peer lending karena dampak krisis finansial 2008. Pada saat itu bank
menutup penyaluran kredit baru dan memberikan suku bunga yang mendekati 0% kepada
para deposan uang. Karena itu peminjam harus mencari sumber pendanaan alternatif dan
pemilik dana aktif mencari investasi dengan imbal hasil yang lebih tinggi (Hartanto. 2018).

Universitas Indonesia
Investasi merupakan salah satu aspek yang ada di peer to peer lending fintech di
Crowde, Investasi merupakan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki
dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa masa
yang akan datang (Sunariyah, 2003:4).
Gambar 1.

Statistik Investor berdasarkan Wilayah tahun 2018


Sumber : Perkembangan Fintech Lending (Pendanaan Gotong Royong On-Line). Deputi Komisioner
Pengawasan IKNB II.

Gambar 2.

Domisili Investor berdasarkan Wilayah Pulau Jawa tahun2018


Sumber : Perkembangan Fintech Lending (Pendanaan Gotong Royong On-Line)
Deputi Komisioner Pengawasan IKNB II.

Pada perkembangan investasi di Indonesia khusunya di Crowde, dalam setahun


terakhir terdapat banyak sekali anak muda yang mulai berinvestasi Crowde dalam angka
menyebutkan dalam setahun, Investor muda di Crowde bertambah sebanyak 40% dengan
perbandingan antara pria dan perempuan yaitu pria 79% dan perempuan hanya 21%. Prihal
ini yang mendorong peneliti untuk mengetahui sebab dari investor yang lebih banyak terdapat
hanya pada pria tidak pada perempuan dengan pendekatan teoritis feminisme.
Tujuan penelitian adalah mengetahui perspektif gender terutama perempuan dalam
perkembanganya Fintech Lending pada Perempuan di Perkotaan khususnya pada PT.Crowde
Membangun Bangsa di DKI Jakarta, terutama dalam pengambilan keputusan investasi antara

Universitas Indonesia
perempuan dan laki-laki dan faktor dominan yang mempengaruhi investor dalam mengambil
keputusan.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang
membutuhkan, antara lain : bagi investor, hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk
referensi atau pertimbangan dalam mengambil keputusan dalam berinvestasi dengan basic
fintech lending, dan bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan
referernsi untuk memperoleh informasi mengenai investasi saham, juga memahami mengenai
teoritis feminisme pada proses Investasi pada Fintech Lending.

Tinjauan Teoritis

1. Teori Feminisme
Moser sejak tahun 1986 telah memperkenalkan pendekatan perencanaan gender
berdasarkan alasan bahwa "karena laki-laki dan perempuan memainkan peran yang berbeda
dalam masyarakat akibatnya mereka sering memiliki kebutuhan yang berbeda, dan karena itu
ketika mengidentifikasi dan menerapkan kebutuhan penting untuk memisahkan unit analisis
masyarakat, rumah tangga dan keluarga pada perencanaan dasar gender"(Levy 1986). Fokus
pada kata gender bukan perempuan karena pola hubungan antara perempuan dan laki-laki
dibangun dari konstruksi sosial (Moser 1993). Menurut laporan yang dihasilkan oleh (IFAD
Juli 2000), analisis gender diperlukan untuk mengidentifikasi dan menganalisis:
1. faktor-faktor yang membatasi atau memfasilitasi partisipasi yang setara dari laki-laki
dan perempuan dalam proses pembangunan;
2. siapa yang melakukan apa dalam rumah tangga dan dalam masyarakat;
3. apa akses dan kontrol laki-laki dan perempuan pada kepemilikan sumber daya dan
pendapatan; dan
4. kebutuhan dan prioritas mereka.
Gender adalah identifikasi untuk laki-laki dan perempuan yang dikonstruksi oleh
budaya, termasuk di dalamnya peran dan kewajiban untuk laki-laki dan perempuan,
hubungan sosial antara laki-laki dan perempuan, undang-undang, kebijakan, program dan
lainnya sering memperkuat konstruksi budaya in. Peran gender adalah berkaitan dengan
tugas, kegiatan pekerjaan yang dianggap sesuai dengan masing-masing jenis kelamin dalam
masyarakat (Rahardjo, 2001). Tujuan pengarusutamaan gender adalah memastikan apakah
perempuan dan laki-laki :
1. Memperoleh Akses yang sama kepada website mengenai Investasi

Universitas Indonesia
2. Berpartisipasi yang sama dalam proses permodalan, termasuk proses
pengambilan keputusan
3. Mempunyai kontrol yang sama atas permodalan, dan
4. Memperoleh manfaat yang sama dari hasil permodalan
Berdasarkan pada aspek yang telah ditentukan di atas, bahwa analisis gender untuk
program pembangunan nasional di Indonesia harus dilihat dan disesuiakan dengan Inpres No
9/2000, maka analisis berikut akan fokus pada empat aspek determinan, yaitu Akses,
Partisipasi, Kontrol dan Manfaat.
1. Akses
Menurut Narayan (2002 dan 2005), aset dan kemampuan masyarakat berpenghasilan
rendah dalam konteks individu terdiri dari material, manusia, dimensi sosial, psikologis dan
politik. Analisis pertama berkonsentrasi bagaimana mereka menyatakan diri bahwa akses
yang di dapat mengenai informasi crowde dapat di akses dengan mudah menggunakan
internet dan prihal mengenai pemasaran melalui media sosial , hal ini dapat dilihat dari
beberapa informasi didapatkan dengan mudah melalui era modern.
2. Partisipasi
Investor pasar keuangan adalah investor yang beragam. Keberagaman yang
dikontribusikan oleh beberapa aspek, yaitu: motivasi investasi, daya beli (purchasing power)
terhadap sekuritas, pengalaman, tingkat pengetahuan dan kematangan investasi serta perilaku
investasi. Keberagaman ini akan membuat perbedaan tingkat keyakinan (confidence) dan
harapan (expectation) atas return dan risk atas invetasi yang dilakukannya. Adanya
keberagaman inilah yang sesungguhnya mendorong terjadinya transaksi (Retna. 2011).
Partisipasi pada crowde untuk Wilayah perkotaan khususnya DKI Jakarta antara laki-
laki dan perempuan terbilang cukup bagus dikarenakan sudah ada yang berinvestasi dari
berbagai gender , namun persentase yang berebeda cukup signifikan antara laki laki dan
perempuan yaitu untuk laki-laki mencapai 79% sedangkan perempuan hanya 21%, hal ini
dapat membuktikan dalam partisipasi investor perempuan ada namun tidak sebesar atau
sejajar dengan investor laki-laki.

Universitas Indonesia
Gambar 3.

Perbandingan investor Pria dan Wanita pada Fintech Lending PT.Crowde Membangun Bangsa
Sumber : Year In Riview Crowde.
3. Kontrol
Kontrol yang dimaksud di sini adalah bagaimana investor dapat ikut berpartisipasi dalam
permodalan fintech lending yang dilakukan pada PT.Crowde Membangun Bangsa. Skema
pendanaan yang diberikan crowde terhadap investor baik laki-laki maupun perempuan adalah
sama dengan 4 skema Crowd-Lending yaitu dengan skema :
1. Skema Bagi Hasil : Konsep membagi resiko serta keuntungan sesuai proporsi yang di
ajukan di awal (syariah). Sehingga bila mengalami keuntungan dan kerugian di akhir
masa investasi akan dibagi sesuai dengan proporsi
2. Skema Pinjaman : Konsep layaknya meminjam dengan bunga (return) seperti
layaknya pinjaman pada umumnya, dengan resiko adalah keterlambatan pembayaran.
3. Skema Syariah Musyarakah : Konsep dengan akad kerja sama antara dua pihak atau
lebih untuk menjalankan suatu usaha dalam prihal ini masing masing pihak (pemodal
dan petani) memberikan kontribusi dana pemodalan dan berasam sama menanggung
resiko. Imbal hasil nantinya diperoleh dari nilai bagi hasil yanng disepakati.
4. Skema Syariah Murabahah : Konsep akad jual beli antara dua pihak prihal harga jual
yang disepakati keduanya terdiri dari harga beli ditambah ongkos pembelian dan
keuntungan. Pemodal berperan sebagai penjual, sedangkan petani adalah pembeli.
Imbal hasil diperoleh dari keuntungan jual beli tersebut.
Dengan skema yang telah ditawarkan oleh Crowde , investor dapat menentukan kontrol
dalam memberikan investasinya sesuai dengan keinginan yang ada baik untuk pria dan
wanita. Selain itu terdapat kontrol dalam cara memodali petani dengan skema seperti yang
digambarkan di bawah ini.

Universitas Indonesia
Gambar 4.

Informasi untuk Investor dalam pemberian Invest melalui Fintech Lending PT.Crowde Membangun Bangsa
Sumber : https://www.crowde.co/getting-started

4. Manfaat
Manfaat program dapat dibedakan dengan manfaat langsung dan tidak langsung ,pada
proses manfaat langsung dapat langsung dilihat pada petani yang tidak memiliki modal
sebelumnya dengan adanya sistem permodalan khsusnya yang dibantu oleh investor
masyarakat perkotaan lebih khususnya DKI Jakarta untuk sektor pertanian yang ada di
Indonesia, selain itu dapat memutus rantai dalam tengkulak yang memberikan modal atau
pinjaman dana untuk pertanian namun dalam proses pengembalianya dapat sangat beresiko
untuk petani itu sendiri. Selain dari segi petani untuk investor dapat memilki manfaat secara
langsung terutama dalam belajar berinvestasi seedini mungkin hal ini sangat perlu dilakukan
dikarenakan investasi merupakan salah satu prihal yang sangat penting. Investor pasar
keuangan adalah investor yang beragam. Keberagaman yang dikontribusikan oleh beberapa
aspek, yaitu: motivasi investasi, daya beli (purchasing power) terhadap sekuritas,
pengalaman, tingkat pengetahuan dan kematangan investasi serta perilaku investasi.
Keberagaman ini akan membuat perbedaan tingkat keyakinan (confidence) dan harapan
(expectation) atas return dan risk atas invetasi yang dilakukannya.
Terkait manfaat, terdapat manfaat tidak langsung yang terjadi pada investor
khususnya investor perempuan menurut gender. Munculnya rasa percaya diri bahwa mereka,
perempuan bisa melakukan susuatu berdampak pada masyarakat sosial pada kasus ini adalah
lahan pertanian dan petani yang membutuhkan modal. Serta, menumbuhkan rasa memiliki
dan tanggungjawab yang lebih besar terhadap kesadaran dalam membangun sektor pertanian
di Indonesia yang menjadikan dapat menumuhkan semangat kebersamaan dalam masyarakat.
Menumbuhkan rasa memiliki lingkungan, menjadikan anggota individu sebagai investor
mampu berkontribusi untuk lingkungan yang lebih besar dan lebih nyata dari sebelumnya.

Universitas Indonesia
2. Pemahaman Teori Feminisme
Perjuangan perempuan di Indonesia selama ini tidak lepas dari isu-isu gerakan
perjuangan perempuan di belahan dunia lain. Gerakan perempuan atau yang sering dikenal
sebagai feminisme semakin mendapatkan tempat seiring dengan laju perkembangan
masyarakat baik berupa kajian-kajian dan dalam tata kehidupan. Feminisme sebagai filsafat
dan gerakan dalam masyarakatmuncul sebuah kesadaran, ketika dalam sejarah manusia di
dunia menunjukkan realita dimana kaum perempuan (feminim) merasa dirugikan dalam
semua bidang dan dinomor duakan oleh kaum laki-laki (maskulin) khususnya dalam
masyarakat yang patriarki sifatnya.
Berbeda dengan isme produk oksiden (Barat) lainnya, diskursus feminisme tidak
menggunakan grand-theory yang monolitik (Bashin dan Khan, 1988), sehingga tidak ada
suatu standar tunggal yang rigit dengan aplikasinya. Dengan demikian feminisme dapat
diartikulasikan secara beragam dalam konteks ruang dan waktu serta secara sosio-kultural
yang indigenous, dengan catatan bahwa sepanjang suatu aksi atau gerakan ini berangkat dari
kesadaran tentang terjadinya penindasan baik fisik maupun mental terhadap perempuan
dalam masyarakat. Selanjutnya, kesadaran ini memicu, memotivasi adanya suatu aksi dari
perempuan atau laki-laki untuk dengan sengaja merubah keadaan tersebut (Dzuhayatin, 2000:
234).
Feminisme menjelaskan kesetaraan dan ketimpangan gender teori ini bertujuan
memahami dan menjelaskan hakikat ketimpangan gender dengan menyaksikan peran sosial
perempuan dan pengalaman hidupnya (Astuti, 2011:8). Bentuk awal feminisme telah
mengalami kritikan, karena hanya mempertimbangkan kaum putih, kelas menengah, dan
yang terdidik. Lalu hal ini menimbulkan bentuk feminisme yang multi kulturalis. Teori
feminis juga telah merambah ke berbagai bidang studi, seperti sosiologi, ekonomi,
antropologi, psikologi, sastra, hukum, dan sebagainya. Teori-teori feminis berfokus pada
ketimpangan gender, relasi kuasa, dan seksualitas. Kata feminist dalam berbagai kamus sering
diartikan sebagai kata benda (noun) atau kata sifat (adjective) yang diakitkan dengan kata
feminism. Dalam Merriam Webster’s Dictionary and Thesaurus, feminist merupakan kata
sifat (adjective) dari feminism yang berarti; (a) teori tentang kesetaraan politik, ekonomi dan
sosial berdasarkan jenis kelamin, (b) aktivitas yang diorganisasi atas nama hak-hak dan
kepentingan perempuan.
Teori feminisme mendorong gerakan untuk mencari keseimbangan gender , Teori
feminisme diakui merupakan teori yang lahir karena kondisi yang mendorong munculnya
gerakan feminisme adalah gerakan pembebasan perempuan dari rasisme, stereotyping,

Universitas Indonesia
seksisme, penindasan perempuan, dan phalogosentrisme. Menurut Thompson, feminisme
merupakan gerakan konstruksi sosial dan bukannya gerakan persamaan gender karena
permasalahan yang diusung oleh feminisme mengacu pada penataan sosial dan bukan
biologis.
Perspektif feminis dalam ilmu politik cenderung terfokus pada isu seperti diferensial
gender dalam representasi dan partisipasi politik. Kaum feminis berpendapat bahwa yang
bersifat politis meliputi kehidupan pribadi dan kehidupan privat (domestik), yang didasarkan
atas hubungan kekuasaan yang tidak seimbang dimana kaum perempuan dan juga
mempunyai kekuasaan daripada perempuan dan juga mempunyai kekuasaan atas perempuan
(Lovenduski, 2008: 33).
Terkait dengan penelitian ini perspektif feminisme dalam investasi di fintech lending
dapt menggunakan teori Feminis Liberal yang menyatakan untuk menempatkan perempuan
yang memiliki kebebasan secara penuh dan individual. Aliran ini menyatakan bahwa
kebebasan dan kesamaan berakar pada rasionalitas dan pemisahan antara dunia privat dan
publik. Setiap manusia demikian menurut mereka punya kapasitas untuk berpikir dan
bertindak secara rasional, begitu pula pada perempuan. Akar ketertindasan dan
keterbelakngan pada perempuan ialah karena disebabkan oleh kesalahan perempuan itu
sendiri. Perempuan harus mempersiapkan diri agar mereka bisa bersaing di dunia dalam
kerangka "persaingan bebas" dan punya kedudukan setara dengan lelaki. Hakikat manusia
(human nature) menurut feminisme liberal ialah kapasitas rasionalnya, ukuran kesetaraan,
kepemilikan individual, martabat, otonomi, kemandirian. Bila ditarik garis lurus pada kaum
perempuan, maka perempuan pun adalah makhluk rasional, setara, dan seterusnya.
Kekuasaan lama (aristocratic system) diganti dengan kekuasaan rakyat (democratic system).
Teori Feminisme Marxis Aliran ini memandang masalah perempuan dalam kerangka
kritik kapitalisme. Asumsinya sumber penindasan perempuan berasal dari eksploitasi kelas
dan cara produksi. Teori Friedrich Engels dikembangkan menjadi landasan aliran ini—status
perempuan jatuh karena adanya konsep kekayaaan pribadi (private property). Kegiatan
produksi yang semula bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sendri berubah menjadi
keperluan pertukaran (exchange). Laki-laki mengontrol produksi untuk exchange dan sebagai
konsekuensinya mereka mendominasi hubungan sosial. Sedangkan perempuan direduksi
menjadi bagian dari property. Sistem produksi yang berorientasi pada keuntungan
mengakibatkan terbentuknya kelas dalam masyarakat—borjuis dan proletar. Jika kapitalisme
tumbang maka struktur masyarakat dapat diperbaiki dan penindasan terhadap perempuan
dihapus.

Universitas Indonesia
Kemunculan dan Prinsip Bisnis Fintech Lending dan Crowdfunding

Evolusi FinTech yang terlihat akhir-akhir ini sesungguhnya berawal dari inovasi kartu
kredit pada tahun 1960-an, kartu debit dan terminal yang menyediakan uang tunai, seperti
anjungan tunai mandiri (automatic teller machine, ATM) pada tahun 1970-an (Arner et al,
2015; FSB, 2107b). Kemudian disusul dengan munculnya telephone banking pada tahun
1980- an dan beragam produk keuangan menyusul deregulasi pasar modal dan obligasi pada
tahun 1990-an. Selanjutnya, muncul internet banking yang kemudian mendorong eksisnya
perbankan tanpa cabang (branchless banking) dan aktivitas perbankan yang dilakukan jarak
jauh. Dengan perubahan ini para nasabah tidak perlu lagi bertemu berhadap- hadapan dengan
pihak bank. Lebih lanjut, muncul teknologi perangkat selular (mobile) yang lebih
memudahkan dalam transaksi keuangan. Perubahan tersebut telah mendorong munculnya
pembiayaan dan intermediasi langsung, yang diprediksi akan menggantikan pembiayaan
tidak langsung dan intermediasi keuangan yang mahal dan tidak efisien (FSB, 2017).
Fintech merupakan penggunaan teknologi untuk memberikan solusi-solusi keuangan
(Arner, et al, 2015). Secara spesifik, Fintech didefinisikan sebagai aplikasi teknologi digital
untuk masalah masalahan intermediasi keuangan (Aaron, et al, 2017). Fintech dalam artian
lebih luas didefinisikan sebagai industri yang terdiri dari perusahaan-perusahaan yang
menggunakan teknologi agar sistem keuangan dan penyampaian layanan keuangan lebih
efisien (World Bank,2016). Atktivitas Fintech dalam layanan jasa keuangan dapat
diklasifikasikan ke dalam empat katagori yaitu : 1. Pembayaran, 2. Transfer, 3.Kliring, dan
4.Penyelesaian (Payment, Clearing, dan settlement). Aktiva ini terkait erat dengan
pembayaran mobile (baik oleh bank atau lembaga keuangan non-bank), dompet elektronik
(digital wallet), mata uang digital (digital currencies) dan penggunaan teknologi kasbuk/ buku
besar terdistribusi (distributed ledger technology, DLT) untuk infrastruktur pembayaran
(Griffoli, 2017).
Model-model ini bertujuan untuk meningkatkan inklusi keuangan (financial inclusion)
dan memastikan akses konsumen yang lebih besar pada layanan jasa pembayaran serta
memastikan berfungsinya sistem pembayaran dengan baik (smooth). Model ini juga dapat
berkontribusi pada pengelolaan sejumlah besar transaksi serta transfer dan settlements besar
antar lembaga keuangan.
Crowdfunding merupakan suatu model bagi individu, organisasi, maupun
perusahaan yang mengumpulkan pendanaan dari banyak masyarakat untuk mendanai suatu
produk/proyek tertentu. Bernardo Nicoletti menjelaskan bahwa :

Universitas Indonesia
“Crowdfundingis the practice of funding a project or venture by rising money from
a large number of people. This takes place most often via online platform. It can also happen
through mail-order subcription, benefit even, and another methods”

Kyle LeslieSim menyebutkan bahwa alasan dasar crowdfunding sangat sederhana :


“if you have an idea for a product or business, sketch it out, prototype it and share
that idea on a crowdfunding platform. Spread the word via social media and let the people
decide for themselves. Go viral and there is the potencial to receive funding from hundreds to
the hundred-thousans of individuals who each contribute a sum in return for a tengible
reward”.
Tidak sedikit bisnis start-up yang mencari pendanaan dari luar melalui
crowdfunding, dengan alasan bahwa mengumpulkan uang tidak selalu bergantung pada cash
flow atau profitabilitas perusahaan. Kampanye pada crowdfunding seringkali didasarkan pada
beberapa orang yang percaya terhadap ide dan model bisnis yang ditawarkan. Jika banyak
perusahaan menyukai cerita dan mempercayai ide bisnis tersebut maka dapat memperoleh
pendanaan tanpa melalui proses track history atau penjualan (Soediri, Rahma. 2018).
Peer to Peer Lending
Peer to peer merupakan pola kerjasamaantara satu pihak dengan pihak yang lain.
Peer to peer lending melibatkan pemberi pinjaman / investor yang memberikan uang secara
langsung kepada peminjam tanpa proses dan struktur lembaga tradisional. Pada praktiknya
hal ini seringkali telah dilakukan dalam dalam bentuk informal.Dalam Islam, pola investasi
peer to peer dapat ditemukan pada skema mudharabah, musyarakah, muzara‟ah maupun
musaqah. Seiring dengan berkembangnya teknologi, kegiatan peminjaman turut berkembang
secara online dalam bentuk platform melalui suatu wadah atau marketplace.
Gambar 5.

Konsep Peer to Peer Lending

Peer to peer lending merupakan gambaran pasar online dalam pemberi pinjaman
yang juga disebut sebagai lender dapat meminjamkan kepada individu atau usaha kecil
(borrower) (Mateescu. 2015). Hal ini, para peminjam bisa mendapatkan pendanaan dari
banyak individu. Menurut Alistair Milne dan Paul Parboteeah, pemberi pinjaman pada
platform peer to peer yang memiliki lebih dari lima tahun terakhir telah mencapai hasil yang
jauh lebih baik dari pada investasi uang mereka di deposito bank konvensional. Sifat fokus
kegiatan mereka memastikan bahwa biaya administrasi dan pengeluaran tambahan yang

Universitas Indonesia
diperlukan untuk menyiapkan platform peer to peer relatif rendah. Platform peer to peer juga
dapat mencocokkan peminjam dan pemberi pinjaman tanpa marjin bunga.

Pembahasan

Teori feminisme mendorong gerakan untuk mencari keseimbangan gender , Teori


feminisme diakui merupakan teori yang lahir karena kondisi yang mendorong munculnya
gerakan feminisme adalah gerakan pembebasan perempuan dari rasisme, stereotyping,
seksisme, penindasan perempuan, dan phalogosentrisme. Menurut Thompson, feminisme
merupakan gerakan konstruksi sosial dan bukannya gerakan persamaan gender karena
permasalahan yang diusung oleh feminisme mengacu pada penataan sosial dan bukan
biologis. Keterkaitan dalam teori feminisme terhadap FinTech Lending pada PT.Crowde
Membangun Bangsa adalah kajian mengenai Investor yang sadar dalam menginvestasikan di
perusahaan berbasis teknologi. Fintech Lending sendiri merupakan didefinisakan sebagai
penggunakaan teknologi dan model bisnis yang inovatif di bidang jasa keuangan. Pada
Crowde FinTech Lending melalui P2P lending atau bisa disebut sebagai person to person
service, misalnya pada layanan peer to peer lending berbasis online yang menjadikan
seseorang dapat meminjamkan kepada seseorang yang membutuhkan dana di suatu
perusahaan penyedia platform peer to peer lending (Pada kasus ini adalah PT.Crowde
Membangun Bangsa).
Terdapat data yang menunjukan Investasi yang di lakukan oleh investor di Crowde
dengan konsep peer to peer lending , data tersebut menunjukan dibagi menjadi beberapa
aspek seperti jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan usia produktif bagi pria maupun
perempuan dalam keterkaitanya pada gender dalam 3 bulan terakhir (Desember 2018 –
Febuari 2019).
Gambar 6.

Perbandingan Investor Laki-Laki dan Perempuan di Crowde


Sumber : KYC terakhir tiga bulan PT.Crowde Membangun Bangsa

Universitas Indonesia
Perbandingan Investor laki-laki dan perempuan di Crowde menunjukan signifikan
yang cukup berarti untuk investor dengan gender laki-laki dengan jumlah mencapai 77,47 %
sedangkan untuk investor perempuan hanya 22,26% yang terpaut antara 55,48%. Prihal ini
dimungkinkan dalam teori feminisme marxis Aliran ini memandang masalah perempuan
dalam kerangka kritik kapitalisme. Asumsinya sumber penindasan perempuan berasal dari
eksploitasi kelas dan cara produksi. Teori Friedrich Engels dikembangkan menjadi landasan
aliran ini—status perempuan jatuh karena adanya konsep kekayaaan pribadi (private
property). Kegiatan produksi yang semula bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sendri
berubah menjadi keperluan pertukaran (exchange). Laki-laki mengontrol produksi untuk
exchange dan sebagai konsekuensinya mereka mendominasi hubungan sosial. Sedangkan
perempuan direduksi menjadi bagian dari property. Sistem produksi yang berorientasi pada
keuntungan mengakibatkan terbentuknya kelas dalam masyarakat—borjuis dan proletar. Jika
kapitalisme tumbang maka struktur masyarakat dapat diperbaiki dan penindasan terhadap
perempuan dihapus. Namun, menurut tokoh feminis Prancis Simone de Beauvoir (1908-
1986) dalam buku, The Second Sex mengemukakan bahwa, kaum perempuan tidak peranh
diberikan kesembatan sebagaimana kaum laki-laki dalam bidang apapun, karena itu tidak
heran jika kaum perempuan kemudian menuntut status baru dengan memberikan mereka hak
dan kemungkinan yang sama dengan kaum laki-laki (Beauvoir,1972) .Prihal kesempatan
yang dimaksud diberikan secara luas dan lebar dalam berinvestasi khusunya di peer to peer
lending pada Crowde, namun kesadaran dan konstruksi sosial dalam pribadi perempuan yang
belum mendorong hal sadarnya akan investasi untuk masa depan.
Gambar 7.

Perbandingan Pendidikan Terakhir antara Investor Laki-laki dan Perempuan


Sumber : KYC terakhir tiga bulan PT.Crowde Membangun Bangsa

Terkait dengan perbandingan pendidikan terakhir antara Investor Laki laki dan
perempuan pada Investor Laki laki terdapat investor dari SD sebanyak 4 orang, lalu untuk
SMP terdapat 12 orang, SMA 392 orang, S1 terdapat 687 orang, S2 terdapat 99 Orang, dan
S3 terdapat 4 orang. Sedangkan, untuk investor perempuan tidak terdapat investor dengan

Universitas Indonesia
pendidikan terakhir SD melainkan mulai dari SMP dengan jumlah 3 orang, SMA terdapat 76
orang, S1 terdapat 235 orang, S2 terdapat 30 orang, dan S3 terdapat 1 orang. Konsep feminis
memuat pemahaman dan tujuan yang khas (politis, ideologis,emansipatoris) dalam setiap
aliran gerakan dan aliran pemikiran perempuan, misalnya perempuan kulit hitam, perempuan
liberal, perempuan posmodern, perempuan multikultural, posfeminis. Masing-masing
gerakan perempuan ini tidak memiliki pandangan dan tujuan yang sama mengenai gerakan
perempuan itu. Lagi pula gerakan perempuan itu tidak statis akan tetapi berkembang terus.
Teoris feminis mengemukakan tentang kesibukan teoritis sosial-budaya pada era modern
untuk menjelaskan masalah kaum perempuan, tidak ada dalam memahami pengalaman dan
harapan harapan kaum perempuan. Ketidakadaan ini karena adanya asumsi dasar yang
menggap masalah kaum perempuan sama dengan masalah kaum laki-laki, secara langsung
akan memiliki hasil yang sama dengan masalah kaum perempuan, yang menjadikan investasi
yang ada di Crowde hanya terbanyak pada laki-laki dikarenakan penyamarataan dalam
penyamaian informasi yang relvan terhadap kesadaran dalam investasi.
Epistemolog Feminis mengemukakan perlunya mendekonstruksi atau
mendekolonisasi metode ilmiah yang menindas kaum perempuan dengan membangun
epistemologi yang berperspektif feminis. Pemikir feminis yang lebih radikal menyatakan
bahwa ilmu pengetahuan sejak awal telah mendiskriminasi kaum perempuan. Diskriminasi
itu bukan berkaitan dengan masalah management keilmuan, akan tetapi inheren dalam ilmu
itu sendiri. Sandra Harding dalam buku, The Science Quesstion in Feminism (1986) dengan
tegas menyatakan: ilmu pengetahuan secara inheren bersifat ”Androsentris” berpusat pada
laki-laki.
Gambar 8.

Perbandingan Usia Investor Laki-Laki dan Perempuan di Crowde


Sumber : KYC terakhir tiga bulan PT.Crowde Membangun Bangsa

Universitas Indonesia
Katagori umur menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2009
sebagai berikut :
1. Masa Balita : 0-5 Tahun
2. Masa Kanak-Kanak : 5-11 Tahun
3. Masa Remaja Awal : 12-16 Tahun
4. Masa Remaja Akhir : 17-25 Tahun
5. Masa Dewasa Awal : 26-35 Tahun
6. Masa Dewasa Akhir : 36-45 Tahun
7. Masa Lansia Awal : 46-55 Tahun
8. Masa Lansia Akhir : 56-65 Tahun
9. Masa Manula : 65 >
Pada gambar mengenai usia investor laki-laki dan perempuan di Crowde dapat
dilihat seperti yang ada di tabel di atas, pada pria dengan usia 0-17 tahun terdapat 5 investor,
lalu pada 17-25 tahun terdapat 370 orang investor, 26-35 tahun terdapat 524 investor, 36-45
tahun terdapat 176 investor, 45-55 tahun terdapat 33 investor, 50-65 tahun terdapat 23
investor, dan 65 tahun keatas terdapat 1 investor laki-laki. Sedangkan pada perempuan
terdapat perbedaan yang cukup mencolok antara laki laki dan perempuan , pada usia 0-17
tahun terdapat 5 investor, pada umur 17-25 tahun terdapat 141 orang investor, umur 26-35
terdapat 129 orang investor, 36-45 terdapat 40 investor, 45-55 terdapat 7 orang investor, 56-
65 terdapat hanya 2 orang investor dan usia 65 tahun ke atas hanya terdapat 1 investor
wanita. Segi umur pria tetap mendominan dalam setiap katagori umur yang ada dalam
melakukan investasi melalui Fintech Lending pada PT.Crowde Membangun Bangsa.
Teoritisi dan penelitian Feminis (studi feminis, sosiologi feminis, psikologi feminis)
bertolak dari asumsi bahwa fenomena alam bukan saja berbeda dengan fenomena /kehidupan
manusia, akan tetapi fenomena dan pengalaman kaum perempuan juga tidak sama dengan
kaum laki-laki. Ada problem ontologi (biologis) yang berbeda antara laki-laki dengan
perempuan, sehingga wajar pula jika ada epistemologi yang berperspektif perempuan untuk
mengemukakan pengalaman, harapan dan keinginan kaum perempuan. Neuman menyatakan
“Feminist research assumes that the subjective experience of women differs form that of
men” (Neuman, 2006, 102). Bahkan pengalaman, cita-cita dan harapan kaum perempuan
pun tidak selalu sama untuk semua era dan budaya Terdapat perbedaan diantara pengalaman-
pengalaman kaum perempuan kulit putih, kulit hitam, dan kulit berwarna, bahkan diantara
kulit putih, kulit hitan dan kulit berwarna itu sendiri. Terdapat perbedaan yang menyebabkan

Universitas Indonesia
ketidakadilan pada kaum perempuan pada era dan budaya yang berbeda, terdapat tuntutan
kaum perempuan yang berbeda ketika monteks social-budaya mereka berbeda.
Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan
biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang
akan datang (Siswanto, 2005). Di Indonesia pengaturan mengenai investasi diatur dalam -
undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Berdasarkan Pasal 1 Undang-
Undang Penanaman Modal, modal adalah aset dalam bentuk uang atau bentuk lain yang
bukan uang yang dimiliki oleh penanam modal yang mempunyai nilai ekonomis. Khususnya
DKI Jakarta merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia dengan mudah dalam
mengakses Teknologi yang tersedia, selain itu informasi mengenai pandangan pentingnya
dalam berinvestasi sudah marak diseluruh lokasi ibu kota DKI Jakarta , hanya tinggal dalam
mengimplementasikan kepada kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat dan lebih melihat
luas terkait banyak yang membutuhkan dalam bentukan investasi FinTech Lending di
perkotaan melalui platform online Crowde. Terkait dengan hasil kajian dan pemaparan
mengenai teori feminsime terdapat beberapa upaya terkait penyusunan dalam pemasaran
berdasarkan daya tarik investor khususnya perempuan di Kota DKI Jakarta , terkait dengan
perlunya kajian mendalam mengenai prihal daya tarik investasi berdasarkan kondisi nyata
agar dapat menjadi bukti dalam upaya yang dilakuakn tepat dan komprehensif, Pembelajaran
lebih mendalam tentang pentingnya dalam berinvestasi baik gender perempuan maupun pria.

Kesimpulan

Fintech dalam artian lebih luas didefinisikan sebagai industri yang terdiri dari
perusahaan-perusahaan yang menggunakan teknologi agar sistem keuangan dan penyampaian
layanan keuangan lebih efisien. Crowdfunding merupakan suatu model bagi individu,
organisasi, maupun perusahaan yang mengumpulkan pendanaan dari banyak masyarakat
untuk mendanai suatu produk/proyek tertentu. Partisipasi pada crowde untuk Wilayah
perkotaan khususnya DKI Jakarta antara laki-laki dan perempuan terbilang cukup bagus
dikarenakan sudah ada yang berinvestasi dari berbagai gender , namun persentase yang
berebeda cukup signifikan antara laki laki dan perempuan yaitu untuk laki-laki mencapai
79% sedangkan perempuan hanya 21%, hal ini dapat membuktikan dalam partisipasi investor
perempuan ada namun tidak sebesar atau sejajar dengan investor laki-laki.
Menurut Epistemolog Feminis mengemukakan perlunya mendekonstruksi atau
mendekolonisasi metode ilmiah yang menindas kaum perempuan dengan membangun

Universitas Indonesia
epistemologi yang berperspektif feminis. Pemikir feminis yang lebih radikal menyatakan
bahwa ilmu pengetahuan sejak awal telah mendiskriminasi kaum perempuan. Diskriminasi
itu bukan berkaitan dengan masalah management keilmuan, akan tetapi inheren dalam ilmu
itu sendiri. Sandra Harding dalam buku, The Science Quesstion in Feminism (1986) dengan
tegas menyatakan: ilmu pengetahuan secara inheren bersifat ”Androsentris” berpusat pada
laki-laki.
Terdapat data yang menunjukan Investasi yang di lakukan oleh investor di Crowde
dengan konsep peer to peer lending , data tersebut menunjukan dibagi menjadi beberapa
aspek seperti jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan usia produktif bagi pria maupun
perempuan dalam keterkaitanya pada gender dalam 3 bulan terakhir (Desember 2018 –
Febuari 2019). Pada pendidikan laki-laki dengan gelar S1 merupakan investor terbanyak di
Crowde dan terendah pada Investor pendidikan akhir SD untuk Perempuan. Lalu dalam segi
Umur tertinggi investor dengan rentan umur 26-35 tahun pada investor pria dan terendah
pada investor 65 > baik pada investor wanita dan investor pria.
Terkait dengan hasil kajian dan pemaparan mengenai teori feminsime terdapat beberapa
upaya terkait penyusunan dalam pemasaran berdasarkan daya tarik investor khususnya
perempuan di Kota DKI Jakarta , terkait dengan perlunya kajian mendalam mengenai prihal
daya tarik investasi berdasarkan kondisi nyata agar dapat menjadi bukti dalam upaya yang
dilakuakn tepat dan komprehensif, Pembelajaran lebih mendalam tentang pentingnya dalam
berinvestasi baik gender perempuan maupun pria.

Universitas Indonesia
Daftar Pustaka

Astuti, Tri Marhaeni P. 2011. Konstruksi Gender dalam Realitas Sosial.Semarang: Unnes
Press.
Dzuhayatin, Fakih, Mansour, (et.al.). 2000. Membincang Feminisme: Diskursus Gender Prespektif
Islam. Surabaya: Risalah Gusti.
Hartanto, Ratna dan Juliyani Purnama Ramli. 2018. Hubungan Hukum Para Pihak dalam peer
to peer lending. Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia.
Ian, Rory. 1997. Sosiologi Kontemporer. Raja Grafindo Persada. Jakarta
IFAD ( July 2000). Gender mainstreaming : The Experience of the Latin America and the
Caribbean Division. Rome, Italy, International Fund for Agricultural and
Development
Levy, C. O. N. M. a. C. (1986). A theory and methodology of Gender Planning : Meeting
Women's Practical and Strategical needs. DPU Gender and Planning Working Paper
No 11. London
Mateescu, Alexandra, Peer-to-Peer Lending,New York:Data & Society Research Institute.
2015, hal. 2.
Moser, C. O. N. (1993). Gender Planning and Development : Theory, Practice and
TrainingLondon Routledge.
Ngangi, Charles R. 2011. Konstruksi Sosial dalam Realitas Sosial. ASE Vol.7 Nomor 2.
Ratna, Erna. 2011. Analisis Perilaku Investor Perspektif Gender Dalam Pengambilan
Keputusan Investasi di Pasar Modal. Fakultas Ekonomi. Universitas Muhammadiyah
Malang.
Nicoletti, Bernardo. The Future of Fintech: Integrating Finance and Technology in Financial
Service. Switzerland: Springer Nature. 2017, hal 286.
Sim, Kyle Leslie. Equity Crowdfunding: Power to the People. Undergraduate disertation,
University of Liverpool. 2014, hal 3.
Siswanto sunarno, 2005, Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia, hal: 82
Yashinta, Adystiana. 2018. Model bisnis E-commerce Produk Pertanian (Studi Kasus pada
PT.Limakilo Maju Bersama Petani). Universitas Padjajaran. Bandung.
Umar, Nasaruddin. 1999. Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Qur’an (Jakarta:
Paramadina, 1999), hlm. 73-76.

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai