Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MANDIRI

KOMUNIKASI BISNIS

MAKALAH

Nama: Yuliani Rinesa

NPM: 180810082

Dosen: Neni Marlina Br.Purba,S.Pd.,M.Ak.

Program studi: akuntansi

Kode Kelas: 182-MN012-M2

ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS PUTRA BATAM

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas limpahan rahmat dan karunia-NYA sehingga makalah ini dapat diselesaikan
dengan baik walaupun masih terdapat kekurangan namun diharapkan dapat diperbaiki
kedepannya.

Makalah ini disusun menurut kaidah keilmuan dan ditulis berdasarkan kaidah Bahasa
Indonesia di bawah pengawasan atau pengarahan dosen pengampu untuk memenuhi
kriteriakriteria kualitas yang telah ditetapkan sesuai keilmuannya masing-masing.Makalah ini
dibuat sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan suatu mata kuliah di Universitas
Putera Batam (UPB). Dalam upaya mendokumentasikan seluruh Tugas Mandiri mahasiswa.

Makalah telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.untuk itu kami menyampaikan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkntribusi dalam pembuatan makalah ini

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya.

Batam,15 juni 2019

Yuliani Rinesa
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................4

A.Latar Belakang Masalah.............................................................................4

B.Rumusan Masalah......................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 5

A.Komunikasi Dalam Organisasi........................................................... 5

BAB III PENUTUP......................................................................................17

A.Kesimpulan .............................................................................................17

B.Saran ........................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain


dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan
suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial
dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok ataupun
organisasi selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk
kelangsungan hidup kelompok yang terdiri dari atasan dan bawahannya.
Komunikasi tidak hanya penting untuk manusia tetapi juga penting untuk sistem
pengendalian manajemen yang merupakan alat untuk mengarahkan, memotivasi, memonitor
atau mengamati serta evaluasi pelaksanaan manajemen perusahaan yang mencoba
mengarahkan pada tujuan organisasi dalam perusahaan agar kinerja yang dilakukan oleh
pihak manajemen perusahaan dapat berjalan lebih efesien dan lancar, yang dimonitor atau
yang diatur dalam sistem pengendalian manajemen adalah kinerja dari perilaku manajer di
dalam mengelola perusahaan.

B.Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud Komunikasi dalam Organisasi?


2. Apa saja unsur-unsur Komunikasi dalam Organisasi?
3. Bagaimana menyaluran Komunikasi dalam Organisasi?
4. Apa saja hambatan-hambatan dalam Komunikasi Organisasi?
5. Bagaimana meningkatkan efektivitas komunikasi?
BAB II

PEMBAHASAN

A.Komunikasi Dalam Organisasi

Organisasi adalah suatu unit sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih, dikoordinasi secara
sadar, dan berfungsi di suatu dasar yang relatif terus-menerus untuk mencapai suatu atau
serangkaian tujuan. Berdasarkan pengertian tersebut, maka suatu organisasi memiliki unsur-
unsur sebagai berikut:

- Organisasi merupakan suatu sistem sosial, yang terdiri dari dua orang atau lebih,
sehingga terjadi interaksi antar individu.
- Dikoordinasikan secara sadar dan berfungsi dalam suatu dasar yang terus menerus.
Koordinasi yang dilakukan secara sadar merupakan koordinasi usaha, suatu tujuan
bersama, pembagian tenaga kerja, dan hierarki wewenang, yang berbentuk struktur
organisasi.
- Organisasi dibentuk untuk mencapai satu atau beberapa tujuan. Ada organisasi yang
bertujuan untuk mencari laba, dan ada organisasi yang bertujuan untuk mencari
nonprofit.

Kesuksesan suatu organisasi dipengaruhi oleh kapabilitas dan kompetensi masing-masing


individu serta kerja sama anggota tim dalam organisasi. Dalam menjalin kerja sama untuk
mencapai tujuan tersebut dibutuhkan adanya komunikasi. Hubungan yang terjalin dengan
baik antara menejer dan kariyawan dan antara karyawan satu dengan karyawan yang lainnya,
merupakan salah satu kunci keberhasilan menejer dalam mencapai tujuan organisasi.
Komunikasi membantu juga anggota organisasi untuk mencapai tujuan pribadi dan tujuan
organisasi merespon dan mengimplementasikan perubahan organisasi.

A. Unsur-unsur Komunikasi dalam Organisasi

1. Komunikator (communicator), yaitu memberi berita, yang dalam hal ini adalah
orang yang berbicara, pengirim berita atau orang yang memberitakan.
2. Menyampaikan berita, dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara mengatakan,
mengirim atau menyiarkan.
3. Berita-berita yang disampaikan (message), dapat dalam bentuk perintah, laporan,
atau saran.
4. Komunikan (communicate), yaitu orang yang dituju, pihak penjawab atau para
pengunjung. Dengan kata lain orang yang menerima berita. Tanggapan atau
reaksi (response), dalam bentuk jawaban atau reaksi.
5. Kelima unsur komunikasi tersebut (Komuniakator), Menyampaikan berita,
Berita-berita yang disampaikan, Komunikan dan Tanggapan atau reaksi)
merupakan kesatuan yang utuh dan bulat, dalam arti apabila satu unsur tidak ada,
maka komunikasi tidak akan terjadi. Dengan demikian masing-masing unsur
saling berhubungan dan ada saling ketergantungan. Jadi dengan demikian
keberhasilan suatu komunikasi ditentukan oleh semua unsur tersebut.

B. Penyaluran Komunikasi dalam Organisasi


Komunikasi Internal
1. Komunikasi Vertikal

Komunikasi vertikal terdiri atas komunikasi ke atas dan ke bawah sesuai rantai perintah.
Komunikasi ke bawah (downward comunication) dimulai dari manajemen puncak kemudian
mengalir ke bawah melalui tingkatan-tingkatan manajemen sampai ke karyawan lini dan
personalia paling bawah. Maksud utama komunikasi ke bawah adalah untuk memberi
pengarahan, informasi, instruksi, nasehat/saran dan penilaian kepada bawahan sera
memberikan informasi kepada para anggota organisasi tentang tujuan dan kebijaksanaan
organisasi.

Berita – berita ke bawah dapat berbentuk tulisan maupun lisan dan biasanya disampaikan
melalui memo, laporan, atau dokumen lainnya, bulletin pertemuan atau rapat, dan percakapan
serta melalui interaksi orang perorang atau kelompok-kelompok kecil. Manajemen
seharusnya tidak hanya memusatkan perhatiannya pasa usaha komunikasi ke bawah, tetapi
juga komunikasi ke atas.

Fungsi utama komunikasi ke atas (upward communication)adalah untuk mensuplai informasi


kepada tingkatan manajemen atas tetang apa yang terjadi pada tingkatan bawah. Tipe
komunikasi

ini mencakup laporan-laporan periodik, penjelasan, gagasan, dan permintaan untuk diberikan
keputusan. Hal ini dapat dipandang sebagai data atau informasi umpan balik bagi manajemen
atas.
Bentuk-bentuk komunikasi seperti kebijaksanaan, sistem komunikasi informal, survey sikap,
dewan manajemen karyawan, atau sistem inspektur jendral dirancang untuk memudahkan
komunikasi ke atas ke manajemen puncak.

2. Komunikasi Horizontal

Yaitu komunikasi yang berlangsung di antara para anggota dalam kelompok kerja yang sama.
Dan antara departemen-departemen pada tingkatan yang sama. Fungsi arus komunikasi
horisontal ini adalah: a) Memperbaiki koordinasi tugas b) Upaya pemecahan masalah c)
Saling berbagi informasi d) Upaya pemecahan konflik e) Membina hubungan melalui
kegiatan bersama

3. Komunikasi Diagonal

Komunikasi diagonal merupakan komunikasi yang memotong secara menyilang diagonal


rantai perintah organisasi. Hal ini sering terjadi sebagai hasil hubungan-hubungan
departemen lini dan staf. Bahwa hubungan-hubungan yang ada antara personalia lini dan staf
dapat berbeda-beda, yang akan membentuk beberapa komunikasi diagonal yang berbeda-
beda pula.

C. Hambatan-hambatan dalam Komunikasi Organisasi

Komunikasi adalah bagian dari informasi dalam membangun organisasi, tetapi komunikasi
tidak efektif dengan adanya kekuatan-kekuatan dari luar yang menghambatnya. Berikut ini
akan dibahas hambatan-hambatan terhadap komunikasi efektif tersebut, dengan
dikelompokkan sebagai berikut:

1. Hambatan – hambatan Organisasional

Ada tiga hambatan organisasional, yaitu tingkat hirarki bila suatu organisasi tumbuh,
strukturnya berkembang, akan menimbulkan berbagai masalah komunikasi. Karena berita
harus melalui tingkatan tambahan, yang memerlukan waktu lebih lama untuk mencapai
tempat tujuan dan kecendrungan menjadinberkurang ketepatannya . berita yang mengalir
keatas atau kebawah tingkatan – tingkatan organisasi akan melalui beberapa “Filter”, dengan
persepsi, motif, kebutuhan dan hubungannya sendiri.
Wewenang manajerial tanpa wewenang untuk membuat keputusan tidak mungkin manajer
dapat mencapai tujuan dengan efektif. Tetapi dilain pihak, pada kenyataannya bahwa
seseorang yang
mengendalikan orang lain juga menimbulkan hambatan – hambatan terhadapa komunikasi.
Banyak atasan merasa bahwa mereka tidak dapat sepenuhnya menerima berbagai masalah,
kondisi atau hasil yang dapat membuat mereka tampak lemah. Sebaliknya, banyak bawahan
menghindari situasi dimana mereka harus mengungkapkan informasi yang dapat membuat
mereka dalam kedudukan yang tidak menguntungkan. Sebagai hasilnya ada kesenjangan
“leveling” antara atasan dan bawahan.

Spesialisasi . meskipun spesialisasi adalah prinsip dasar organisasi, tetapi juga menciptakan
masalah-masalah komunikasi, dimana hal ini cenderung memisahkan orang-orang, bahkan
bila mereka bekerja saling berdekatan. Perbedaan fungsi, kepentingan dan istilah-istilah
pekerjaan dapat membuat orang-orang merasa bahwa mereka hidup dalam dunia yang
berbeda. Akibatnya, dapat menghalangi perasaan memasyarakat, membuat sulit memahami,
dan mendorong terjadinya kesalahan-kesalahan.

2. Hambatan – hambatan antar pribadi

Manajer masih akan menghadapi kemungkinan bahwa berita – berita yang mereka kirim akan
berubah akan menyimpang, bahkan bila hambatan-hambatan komunikasi organisasional tidak
ada. Banyak kesalahan komunikasi disebabkan bukan oleh faktor-faktor organisasi, tetapi
oleh masalah-masalah ketidak sempurnaan manusia dan bahasa. Manajer perlu
memperhatikan hambatan-hambatan anatr pribadi seperti , a) persepsi selektif , b) status atau
kedudukan komunikator, c) keadaan membela diri , d) pendengaran lemah, e) ketidak tepatan
penggunaan bahasa. Berikut adalah hambatan – hambatan dalam proses komunikasi :

Persepsi selektif persepsi adalah proses yang menyeluruh dengan mana seseorang
menseleksi, mengorganisasikam, dan mengartikan segala sesuatu lingkungannya, segera
setelah seseorang menerima sesuatu, akan mengorganisasikan menjadi berbagai tipe
informasi yang berarti. Dalam hal ini pengalaman mengajarkan seseorang dengan reaksi
tertentu, bila seseorang mendengar suara kereta api, maka dia mengharapkan akan melihat
kreta api. Seorang karyawan menjadi “definisi” secara otomatis bila dipanggil atasannya .
dengan kata lain, pengharapan yang mengharapkan seseorang untuk melihat atau mendengar
kejadian, orang , objek atau situasi adalah sesuatu yang dia ingin lihat atau dengar . hal ini
disebut persepsi selektif.
Manajer perlu memperhatikan 3 aspek berikut sehubungan dengan persepsi selektif :

a. Penerimaan akan menginterpretasikan berita berdasarkan pengalaman dana


bagaimana mereka telah “belajar’ untuk menghadapi sesuatu .
b. Penerima akan menginterpretasikan berita dengan cara menolak setiap perubahan
dalam struktur kepribadian yang kuat . berita yang bertentangan dengan kenyakinan
seseorang cenderung untuk ditolak.
c. Penerima akan cenderung mengelompokkan dan menyiampan karakteristik-
karakteristik pengalaman mereka sehingga mereka dapat membuat pola-pola
menyeluruh.

Pelajaran bagi manajer untuk memahami sebanyak mungkin tentang kerangka kesukaan,
kebutuhan, motif, tujuan, tingkat bahasa, dan stereotip (prosen penyusunan berita menjadi
seperti sesuatu yang diharapkan) dari penerima, agar dapat mengkomunikasikan pengertian
secara efektif.

Status komunikator. Hambatan utama komunikasi lainnya adalah kecenderungan untuk


menilai. Mepertimbangkan dan membentuk pendapat atas dasar kerakteristik-karakteristik
pengirim (sumber), terutama kredibilitanya. Kredibilitas didasarkan “keahlian” seseorang
dalam bidang yang sedang dikomunikasikan dan tingkat kepercayaan seseorang bahwa orang
tersebut akan mengkomunikasikan kebenaran.

Manajer harus dipandang bawahan mereka sebagai orang yang terpercaya dan dapat
dipercaya. Kalau tidak, usaha untuk memotivasi, mempengaruhi dan mengarahkan kegiatan-
kegiatan bawahan akan sangat terhambat dari pemulaan.

Keadaan membela diri, perasaan pembelaan diri pada pengirim, penerima berita atau
keduanya juga menimbulkan hambatan-hambatan komunikasi. Keadaan membela diri
seseorang mengakibatkan ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan pembicaraan tertentu, dan
sebaliknya meningkatkan tingkat pembelaan di pihak lain. Jadi, akan timbul reaksi rantai
deensif. Keadaan ini membuat pendengar lebih berkonsentrasi pada apa uang akan dikatakan
dan bukan pada apa yang sedang didengar. Sebagai contoh, bila seseorang karyawan
terancam akan kehilangan kedudukannya, maka dapat kehilangan kemampuan untuk
mengartikan berita secara tepat dengan memberi reaksi defersif atau agresif.

Pendengaran lemah. Manajer perlu belajar untuk mendengar secara efektif agar mampu
mengatasi hambatan ini. Berbagai kebiasaan sehubungan dengan pendengaran lemah meliputi
: 1) mendengar hanya permukaannya saja, dengan sedikit perhatian pada apa yang sedang
dikatakan; 2) memberikan pengaruh, melalui baik perkataan atau tanda-tanda (seperti melihat
jam, memandang
langit, menunjukkan kegelisahan); 3) menunujkan tanda-tanda kejengkelan atau kebosanan
terhadap bahan pembicaraan dan 4) mendengar dengan tidak aktif.

Ketidak tepatan penggunaan bahasa. Salah satu kesalahan terbesar yang dibuat dalam
komunikasi adalah anggapan bahwa pengertian terletak dalam “kata-kata” yang digunakan.
Sebagai contoh, perintah manajer untuk mengerjakan “secepat mungkin” bisa berarti satu
jam, satu hari atau satu minggu. Disamping itu, bahasa-bahasa “non verbal” yang tidak
konsiten, seperti nada suara, ekspresi wajah, dan sebagainya dapat menghambat komunikasi.

D. PENINGKATAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI

Berbagai penyebab timbulnya masalah-masalah komunikasi dan betapa sulitnya mencapai


komunikasi efektif telah dibahas diatas. Sekarang akan dibicarakan berbagai cara dengan
mana para manajer dapat meningkatkan efektivitas komunikasi. Teknik-teknik ini pada
dasarnya adalah cara-cara untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang disajikan sebelumnya.

Kesadaran Akan Kebutuhan Komunikasi Efektif

Karena berbgai hambatan organisasional dan antar pribadi, komunikasi efektif tidak
dapat dibiarkan terjadi begitu saja. Manajer harus memainkan peranan penting dalam proses
komunikasi, dimana hanya dengan cara itu kemudian dapat diambil langkah-langkah untuk
meningkatkan efektivitas komunikasi.

Pentngnya komunikasi menyebabkan banyak perusahaan besar menggunakan para


“ahli komunikasi”. Para spesialis komunikasi ini membantu perbaikan komunikasi dengan
bantuannya kepada para penyelia memecahkan masalah-masalah komunikasi internal;
penentuan strategi komunikasi perusahaan sehubungan dengan “layoffs”, penutupan pabrik
atau relokasi, dan terminasi; serta pengukuran kualitas kegiatan-kegiatan komunikasi, melalui
interview (wawancara) atau survey.

Penggunaan Umpan-Balik

Peralatan penting pengembangan komunikasi lainnya adalah penggunaan umpan balik


berita-beria yang dikirim. Komunikasi dua arah ini memungkinkan proses komunikasi
berjalan lebih efektif. Para manajer dapat melakukan paling sedikit dua hal untuk mendorong
umpan balik dan menggunakannya secara efektif. Manajer dapat menciptakan lingkungan
yang mendorong umpan balik, dan mendapatkan umpan balik melalui kegiatan mereka
sendiri.
Cara manajer berkomunikasi dengan para bawahannya dapat menentukan jumlah
umpan balik yang akan mereka terima. Disamping itu, tipe komunikasi yang digunakan dan
lingkungan komunikasi penting dalam penentuan umpan balik macam apa yang akan di
dapatkannya. Dalam hal ini manajer perlu memainkan peranan aktif dalam pengadaan umpan
balik tersebut. Sebagai contoh, setelah memberikan penugasan tugas suatu pekerjaan manajer
dapat bertanya, “apa saudari mengerti?” atau “apakah saudara mempunyai pertanyaan” atau
“apakah ada yang belum saya jelaskan?” tetapi pertanyaan-pertanyaan itu tidak mendorong
timbulnya jawaban, sehingga pendekatan yang lebih langsung dapat dilakukan dengan
mengatakan : “pekerjaan ini adalah penting, sebab itu pahami benar setiap langkah, laporkan
kepada saya apa yang akan saudara lakukan”.

Dilain pihak, para manajer perlu secara aktif mencari umpan balik. Manajemen
partisipatif dan komunikasi tatap muka merupakan cara-cara yang dapat digunakan untuk
meningkatkan efektivitas kominukasi melalui penggunaan umpan balik.

Menjadi Komunikator Yang Lebih Efektif

Teknik-teknik yang jelek mengganggu banyak manajer, seperti halnya mengganggu


hubungan mereka dengan para bawahannya diluar pekerjaannya. Oleh karena itu latihan-
latihan dalam penulisan dan penyampaian berita secara lisan perlu dilakukan untuk
meningkatkan pemahaman akan simbol-simbol, penggunaan bahasa, mengutarakan yang
tepat, dan kepekaan terhadap latar belakang penerima berita.

Salah satu peralatan yang digunakan secara efektif oleh para psikolog, dan orang-
orang yang profesinya memerlukan pemahaman yang mendalam tentang klien mereka, yaitu
active listening (aktif mendengarkan), dapat dipergunakan untuk mengembangkan dimensi
baru keterampilan manajemen para manajer. Prinsip dasar peralatan ini adalah penggunaan
reflective statements (pernyataan baik) oleh pendengar. Bagaimanapun posisi kunci para
manajer dalam proses komunikasi, membuat kebutuhan mendesak bagi pengembangan diri
untuk menjadi komunikator yang lebih efektif.
Pedoman Komunikasi Yang Baik

Amerika Management Asosiations (AMA) telah menyusun sejumlah prinsip-prinsip


komunikasi yang disebut “the Ten Commandments of Good Communication” (sepuluh
pedoman komunikasi yang baik). Pedoman-pedoman ini disusun untuk meningkatkan
efektivitas komunikasi organisasi, secara ringkas adalah sebgai berikut:

1. Cari kejelasan gagasan-gagasan terlebih dahulu sebelum dikomunikasikan.


2. Teliti tujuan sebenarnya setiap komunikasi.
3. Pertimbangkan keadaan fisik dan manusia keseluruhan kapan saja komunikasi akan
dilakukan.
4. Konsultasikan dengan pihak-pihak lain, bilaperlu, dalam perencanaan komunikasi.
5. Perhatikan tekanan nada dan ekspresi lainnya sesuai isi dasar berita selama
berkomunikasi.
6. Ambil kesempatan, bila timbul, untuk mendapatkan segala sesuatu yang membantu
atau umpan balik.
7. Ikuti lebih lanjut komunikasi yang dilakukan.
8. Perhatikan konsistensi komunikasi.
9. Tindakan atau perbuatan harus mendorong komunikasi.
10. Jadilah pendengar yang baik, berkomunikasi tidak hanya untuk dimengerti tetapi
untuk mengerti.

HUBUNGAN KOMUNIKASI

Sebagaimana anda ketahui, dalam masyarakat terdapat berbagai macam bentuk dasar
komunikasi, dan bagaimana proses komunikasi.

1. peran menejerial

Manajer pada semua level dalam suatu organisasi memiliki peran strategis bagi
pembangunan organisasi kedepan. Menurut mintzberg, terdapat tiga peran manejer yang
diterapkan oleh seorang manejer dalam suatu organisasi, yaitu:

A. peran antar pribadi

Peran antar pribadi menunjukkan bahwa seorang manajer harus mampu memerankan dirinya
sebagai seoarang tokoh figur.
b. peran informasional

peran informasional mencangkup peran pemantauan, penyebar informasi dan peran


pembicara,

peran pemantau adalah peran yang harus dilakukan oleh seorang manajer untuk mengawasi
bawahannya agar pekerjaan mereka sesuai dengan yang telah direncanakan.

Sedangkan peran penyebar informasi adalah peran manajer untuk menyebarluaskan atau
memberitahukan informasi secara menyeluruh kepada kariyawannya agar mereka dapat
memahami dengan baik berbagai kebijakan organisasi tersebut.

c. peran keputusan

peran keputusan ini mencangkup tiga peran penting yaitu, peran wirausaha, peran pemecah
masalah, dan peran pengalokasi sumberdaya.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Komunikasi adalah sarana untuk berhubungan, telebih dalam sebuah organisasi.
Organisasi mencakupi seluruh kegiatan apa yang telah direncanakan, dan untuk
melaksanakan rencana yang telah disusun diperlukan komunikasi yang baik agar apa yang
dilaksanakan berjalan sesuai dengan apa yang direncakan sebelumnya. Dalam organisasi
terdapat bermacam-macam hambatan, untuk menyelesaikan hambatan-hambatan tersebut di
perlukan umpan balik agar tercipta iklim komunikasi dua arah.

B. SARAN

Seorang manajer baiknya melakukan komunikasi dengan seluruh aspek dalam organisasinya
tersebut agar tercipta “lingkungan kerja” yang baik. Hal tersebut dapat meningkatkan kualitas
kerja, sehingga pekerjaan dapat dikerjakan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Burhanudin,2013. Komunikasi Bisnis.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Purwanto,Djoko,2006.Komunikasi Bisnis Edisi Ketiga.Jakarta:Erlangga.

http://id.wikipedia.com/komunikasi-organisasi

Anda mungkin juga menyukai