Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
hayati baik flora maupun fauna. Iklim tropis sangat mendukung perkembangan dan
pertumbuhan aspek pertanian. Indonesia sebagai negara yang memiliki potensi yang
sayuran dan obat-obatan, tanaman pangan, dan semak belukar. Potensi tumbuh-
produksinya. Potensi sumber daya hutan yang cukup luas di Indonesia membuat
Pemanfaatan hutan yang baik dapat menjadi pendorong bagi peningkatan produksi
madu di Indonesia.
Madu merupakan salah satu asupan yang memiliki indeks glikemik rendah. Di
Indonesia, madu terdiri dari dua jenis yaitu madu budidaya dan madu hutan. Pada
umumnya, masyarakat hanya mengetahui madu sebagai produk dari hasil perlebahan.
Masyarakat masih banyak yang belum mengetahui produk turunan yang dihasilkan
oleh lebah, diantaranya adalah royal jelly, pollen, propolis, bee venom, lilin lebah dan
1
2
apitoxin atau racun lebah. Besarnya kebutuhan madu yang belum terpenuhi,
negeri, serta beragamnya produk turunan madu menjadi alasan bahwa madu memiliki
Madu budidaya di Indonesia pada umumnya berasal dari jenis lebah Apis
cerana atau mellifera. Jenis lebah ini memakan nektar bunga dari bunga yang tumbuh
di ladang atau lahan pertanian. Madu hutan telah lama dikenal manusia sebagai
sumber bahan makanan alami yang berasal dari perut lebah Apis dorsata. Jenis lebah
ini hidup di hutan secara bebas dan mencari sari bunga dari tanaman yang ada di
hutan. Lebah ini membuat sarang di pohon dengan ketinggian antara 20-30 meter.
Dalam satu pohon dapat menampung 100-200 sarang. Di Indonesia masih banyak
2017:5).
geografis, dimana penjual dan pembeli bertemu untuk mengadakan transaksi faktor
produksi, barang dan jasa. Perkembangan zaman membuat definisi pasar menjadi
lebih luas dimana pasar tidak mengharuskan penjual dan pembeli bertatap muka
secara langsung. Pemanfaatan teknologi dapat menunjang aktifitas jual beli antara
penjual dan pembeli diwaktu yang sama dalam tempat atau lokasi yang berbeda
atau pembeli diwakilkan oleh Lembaga/ individu yang tidak membutuhkan ruang
geografis tertentu.
3
berfungsi sebagai sumber makanan juga menjadi bahan baku untuk industri dengan
syarat kadar air madu adalah 17 – 18%. Pemasaran yang baik adalah pemasaran yang
harga produk madu di tingkat konsumen. Semakin efisien saluran pemasaran maka
semakin rendah biaya pemasaran dan semakin tinggi daya beli konsumen terhadap
Kelompok Tani Cahaya Abadi merupakan salah satu kelompok yang bergerak
di bidang usaha budidaya lebah madu yang terletak di Desa Kalianget Barat,
200 kotak sarang lebah ternak dengan produktivitas 0,5 kilogram madu per kotak per
bulan. Kegiatan produksi madu dilakukan secara bertahap yaitu 100 kotak dalam satu
kali proses panen. Madu yang dihasilkan disaring dan dimasukkan ke dalam wadah
kotak mika untuk dijual. dalam satu kemasan kotak mika terdapat 0,5 kilogram madu
Pemasaran produk madu yang dihasilkan oleh Kelompok Tani Cahaya Abadi
Harga madu eceran di masyarakat yang ditawarkan yaitu Rp. 140.000,- per kilogram
madu. Sedangkan harga madu yang dijual ke pengepul yaitu sebesar Rp. 180.000,-
per kilogram madu. Berdasarkan perbedaan harga diatas diketahui bahwa petani lebah
4
madu memiliki tingkat keuntungan yang lebih tinggi apabila dijual ke pedagang
ternak masih terbilang sangat terbatas karena persepsi masyarakat tentang kualitas
madu ternak. Masyarakat beranggapan kualitas madu ternak yang masih rendah
dibandingkan dengan madu yang dihasilkan oleh lebah liar. Selain itu, beredarnya
madu palsu juga menjadi tantangan tersendiri bagi peternak lebah madu. Perencanaan
Cahaya Abadi. Berdasarkan permasalahan yang timbul diatas, maka penulis tertarik
SUMENEP”
Penelitian bertujuan :
Sumenep.
3. Menghitung margin pemasaran madu ternak di Kelompok Tani Cahaya Abadi,
1) Untuk Universitas
pengetahuan serta sebagai bahan ilmiah yang dapat berguna untuk informasi bagi
2) Untuk Peneliti
ilmu pengetahuan mengenai tata cara usaha budidaya lebah madu, pemasaran produk
madu, kendala dan hambatan dalam budidaya lebah madu serta prospek usaha