Anda di halaman 1dari 6

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang Penelitian

Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang memiliki keanekaragaman

hayati baik flora maupun fauna. Iklim tropis sangat mendukung perkembangan dan

pertumbuhan aspek pertanian. Indonesia sebagai negara yang memiliki potensi yang

tinggi di bidang agraria didukung oleh keberadaan hutan, perkebunan, tanaman

sayuran dan obat-obatan, tanaman pangan, dan semak belukar. Potensi tumbuh-

tumbuhan yang didukung iklim tropis memungkinkan tersedianya bunga sepanjang

tahun (Samadi, 2008).

Madu merupakan produk yang mengandalkan sumber daya alam untuk

produksinya. Potensi sumber daya hutan yang cukup luas di Indonesia membuat

Indonesia memiliki keunggulan dibandingkan negara lain. Pembangunan ekonomi di

Indonesia harus ditingkatkan dengan memanfaatkan keunggulan sumber daya hutan

yang ada karena kelestarian hutan di Indonesia masih terjaga kelestariannya.

Pemanfaatan hutan yang baik dapat menjadi pendorong bagi peningkatan produksi

madu di Indonesia.

Madu merupakan salah satu asupan yang memiliki indeks glikemik rendah. Di

Indonesia, madu terdiri dari dua jenis yaitu madu budidaya dan madu hutan. Pada

umumnya, masyarakat hanya mengetahui madu sebagai produk dari hasil perlebahan.

Masyarakat masih banyak yang belum mengetahui produk turunan yang dihasilkan

oleh lebah, diantaranya adalah royal jelly, pollen, propolis, bee venom, lilin lebah dan

1
2

apitoxin atau racun lebah. Besarnya kebutuhan madu yang belum terpenuhi,

disebabkan karena adanya kecenderungan penurunan jumlah produksi madu dalam

negeri, serta beragamnya produk turunan madu menjadi alasan bahwa madu memiliki

prospektif untuk dikembangkan sebagai komoditas agribisnis Indonesia.

Madu budidaya di Indonesia pada umumnya berasal dari jenis lebah Apis

cerana atau mellifera. Jenis lebah ini memakan nektar bunga dari bunga yang tumbuh

di ladang atau lahan pertanian. Madu hutan telah lama dikenal manusia sebagai

sumber bahan makanan alami yang berasal dari perut lebah Apis dorsata. Jenis lebah

ini hidup di hutan secara bebas dan mencari sari bunga dari tanaman yang ada di

hutan. Lebah ini membuat sarang di pohon dengan ketinggian antara 20-30 meter.

Dalam satu pohon dapat menampung 100-200 sarang. Di Indonesia masih banyak

ditemukan di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan Nusa Tenggara (Asrizal,

2017:5).

Pasar menurut Sudiyono dalam Hairia (2013:15) didefinisikan sebagai lokasi

geografis, dimana penjual dan pembeli bertemu untuk mengadakan transaksi faktor

produksi, barang dan jasa. Perkembangan zaman membuat definisi pasar menjadi

lebih luas dimana pasar tidak mengharuskan penjual dan pembeli bertatap muka

secara langsung. Pemanfaatan teknologi dapat menunjang aktifitas jual beli antara

penjual dan pembeli diwaktu yang sama dalam tempat atau lokasi yang berbeda

melalui lembaga pemasaran online. Kondisi tersebut memungkinkan untuk penjual

atau pembeli diwakilkan oleh Lembaga/ individu yang tidak membutuhkan ruang

geografis tertentu.
3

Pemasaran produk madu di Indonesia meningkat seiring dengan

perkembangan beberapa industri makanan, minuman, dan kosmetik. Madu selain

berfungsi sebagai sumber makanan juga menjadi bahan baku untuk industri dengan

syarat kadar air madu adalah 17 – 18%. Pemasaran yang baik adalah pemasaran yang

dapat mengefisiensi saluran pemasaran sehingga biaya pemasaran yang digunakan

menjadi seminimal mungkin. Biaya pemasaran yang rendah dapat mempengaruhi

harga produk madu di tingkat konsumen. Semakin efisien saluran pemasaran maka

semakin rendah biaya pemasaran dan semakin tinggi daya beli konsumen terhadap

produk madu tersebut.

Kelompok Tani Cahaya Abadi merupakan salah satu kelompok yang bergerak

di bidang usaha budidaya lebah madu yang terletak di Desa Kalianget Barat,

Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep. Kelompok Tani Cahaya Abadi memiliki

200 kotak sarang lebah ternak dengan produktivitas 0,5 kilogram madu per kotak per

bulan. Kegiatan produksi madu dilakukan secara bertahap yaitu 100 kotak dalam satu

kali proses panen. Madu yang dihasilkan disaring dan dimasukkan ke dalam wadah

kotak mika untuk dijual. dalam satu kemasan kotak mika terdapat 0,5 kilogram madu

yang siap untuk di distribusikan kepada pedagang pengepul maupun konsumen.

Pemasaran produk madu yang dihasilkan oleh Kelompok Tani Cahaya Abadi

dilakukan secara langsung ke pedagang pengepul dan dijual eceran ke masyarakat.

Harga madu eceran di masyarakat yang ditawarkan yaitu Rp. 140.000,- per kilogram

madu. Sedangkan harga madu yang dijual ke pengepul yaitu sebesar Rp. 180.000,-

per kilogram madu. Berdasarkan perbedaan harga diatas diketahui bahwa petani lebah
4

madu memiliki tingkat keuntungan yang lebih tinggi apabila dijual ke pedagang

pengepul dibandingkan dijual langsung secara eceran. Pemasaran produk madu

ternak masih terbilang sangat terbatas karena persepsi masyarakat tentang kualitas

madu ternak. Masyarakat beranggapan kualitas madu ternak yang masih rendah

dibandingkan dengan madu yang dihasilkan oleh lebah liar. Selain itu, beredarnya

madu palsu juga menjadi tantangan tersendiri bagi peternak lebah madu. Perencanaan

saluran pemasaran yang baik harus dilakukan dengan mengintegrasikan proses-proses

bisnis untuk meningkatkan efisiensi pemasaran dan pendapatan Kelompok Tani

Cahaya Abadi. Berdasarkan permasalahan yang timbul diatas, maka penulis tertarik

untuk mengadakan penelitian yang berjudul “ANALISIS SALURAN

PEMASARAN MADU TERNAK KELOMPOK TANI CAHAYA ABADI DI

DESA KALIANGET BARAT, KECAMATAN KALIANGET, KABUPATEN

SUMENEP”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal yang diuraikan dalam latar belakang tersebut di atas,

maka penulis merumuskan perrmasalahan pokok penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana saluran pemasaran madu ternak di Kelompok Tani Cahaya Abadi,

Desa Kalianget Barat, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep ?


2. Berapakah keuntungan dalam pemasaran madu ternak di Kelompok Tani Cahaya

Abadi, Desa Kalianget Barat, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep ?


3. Berapakah marjin pemasaran madu ternak di Kelompok Tani Cahaya Abadi,

Desa Kalianget Barat, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep ?


5

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan :

1. Mengetahui saluran pemasaran madu ternak di Kelompok Tani Cahaya Abadi,

Desa Kalianget Barat, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep.


2. Menghitung keuntungan dalam pemasaran madu ternak di Kelompok Tani

Cahaya Abadi, Desa Kalianget Barat, Kecamatan Kalianget, Kabupaten

Sumenep.
3. Menghitung margin pemasaran madu ternak di Kelompok Tani Cahaya Abadi,

Desa Kalianget Barat, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini yaitu :

1) Untuk Universitas

Penelitian ini sebagai referensi untuk pengembangan dan kemajuan ilmu

pengetahuan serta sebagai bahan ilmiah yang dapat berguna untuk informasi bagi

pihak-pihak yang membutuhkan.

2) Untuk Peneliti

Penelitian ini sebagai sumber informasi bagi peneliti dalam mengembangkan

ilmu pengetahuan mengenai tata cara usaha budidaya lebah madu, pemasaran produk

madu, kendala dan hambatan dalam budidaya lebah madu serta prospek usaha

budidaya lebah madu.

3) Untuk Kelompok Tani Cahaya Abadi


6

Bahan referensi guna mengetahui permasalahan yang dialami oleh Kelompok

Tani Cahaya Abadi dalam kegiatan pemasaran produk madu ternak.

Anda mungkin juga menyukai