Anda di halaman 1dari 15

Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam

bumi sebagai
satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan
hidupnya.

Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.

Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi
sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.

Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi
lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.

Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang.

Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan
pengawasan penataan ruang.

Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang
kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.

Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah.

Pengaturan penataan ruang adalah upaya pembentukan landasan hukum bagi Pemerintah, pemerintah daerah,
dan masyarakat dalam penataan ruang.

Pembinaan penataan ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja penataan ruang yang diselenggarakan oleh
Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.

Pelaksanaan penataan ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui pelaksanaan perencanaan
tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

Pengawasan penataan ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan ruang dapat diwujudkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi
penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.

Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata
ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya.

Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang.

Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.

Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya
ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.

Sistem wilayah adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai jangkauan pelayanan pada tingkat wilayah.

Sistem internal perkotaan adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai jangkauan pelayanan pada
tingkat internal perkotaan.

Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi daya.

Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup
yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.

Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi
dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.
Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber
daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

Kawasan agropolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan
sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya
keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agrobisnis.

Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
sosial, dan kegiatan ekonomi.

Kawasan metropolitan adalah kawasan perkotaan yang terdiri atas sebuah kawasan perkotaan yang berdiri sendiri
atau kawasan perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki keterkaitan fungsional
yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana wilayah yang terintegrasi dengan jumlah penduduk secara
keseluruhan sekurang-kurangnya 1.000.000 (satu juta) jiwa.

Kawasan megapolitan adalah kawasan yang terbentuk dari 2 (dua) atau lebih kawasan metropolitan yang memiliki
hubungan fungsional dan membentuk sebuah sistem.

Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh
sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial,
budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia.

Kawasan strategis provinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh
sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.

Kawasan strategis kabupaten/kota adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai
pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.

Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat
terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.

Izin pemanfaatan ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan pemanfaatan ruang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan.

Perencanaan Tata Ruang Wilayah Nasional

Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional harus memperhatikan:

 Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional;


 Perkembangan permasalahan regional dan global, serta hasil pengkajian
implikasi penataan ruang nasional;
 Upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan serta stabilitas ekonomi;
Aspek lain yang harus menjadi perhatian dalam penyusunan Rencana Tata Ruang
Nasional adalah:

 Keselarasan aspirasi pembangunan nasional dan pembangunan daerah;


 Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
 Rencana pembangunan jangka panjang nasional;
 Rencana tata ruang kawasan strategis nasional; dan
 Rencana tata ruang wilayah provinsi dan rencana tata ruang wilayah
kabupaten/kota.

Muatan, Fungsi, dan Jangka Waktu Rencana Tata


Ruang

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional memuat:

 Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah nasional;


 Rencana struktur ruang wilayah nasional yang meliputi sistem perkotaan
nasional yang terkait dengan kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya
dan sistem jaringan prasarana utama;

 Rencana pola ruang wilayah nasional yang meliputi kawasan lindung nasional
dan kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis nasional;
 Renetapan kawasan strategis nasional;
 Arahan pemanfaatan ruang yang berisi indikasi program utama jangka
menengah lima tahunan; dan
 Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional yang berisi indikasi
arahan peraturan zonasi sistem nasional, arahan perizinan, arahan insentif dan
disinsentif, serta arahan sanksi.

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional menjadi pedoman untuk:

 penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional;


 penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional;
 pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional;
 mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan
antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor;
 penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi;
 penataan ruang kawasan strategis nasional; dan
 penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.

Jangka waktu Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional adalah 20 (dua puluh) tahun.

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditinjau
kembali 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.

Dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana alam skala
besar yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan dan/atau perubahan
batas teritorial negara yang ditetapkan dengan Undang-Undang, Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional ditinjau kembali lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional diatur dengan peraturan pemerintah.

Perencanaan Tata Ruang Wilayah Provinsi

Penyusunan rencana tata ruang wilayah provinsi mengacu pada:

 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;


 pedoman bidang penataan ruang; dan
 rencana pembangunan jangka panjang daerah.

Penyusunan rencana tata ruang wilayah provinsi harus memperhatikan:

 perkembangan permasalahan nasional dan hasil pengkajian implikasi penataan


ruang provinsi;
 upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi provinsi;
 keselarasan aspirasi pembangunan provinsi dan pembangunan kabupaten/kota;
 daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
 rencana pembangunan jangka panjang daerah;
 rencana tata ruang wilayah provinsi yang berbatasan;
 rencana tata ruang kawasan strategis provinsi; dan
 rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota.

Muatan, Fungsi, dan Jangka Waktu Rencana Tata


Ruang

Rencana tata ruang wilayah provinsi memuat:

 tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah provinsi;


 rencana struktur ruang wilayah provinsi yang meliputi sistem perkotaan dalam
wilayahnya yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah
pelayanannya dan sistem jaringan prasarana wilayah provinsi;

 rencana pola ruang wilayah provinsi yang meliputi kawasan lindung dan
kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis provinsi;
 penetapan kawasan strategis provinsi;
 arahan pemanfaatan ruang wilayah provinsi yang berisi indikasi program utama
jangka menengah lima tahunan; dan
 arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi yang berisi indikasi
arahan peraturan zonasi sistem provinsi, arahan perizinan, arahan insentif dan
disinsentif, serta arahan sanksi.

Rencana tata ruang wilayah provinsi menjadi pedoman untuk:

 penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah;


 penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah;
 pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang dalam wilayah
provinsi;
 mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan
antarwilayah kabupaten/kota, serta keserasian antarsektor;
 penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi;
 penataan ruang kawasan strategis provinsi; dan
 penataan ruang wilayah kabupaten/kota.

Jangka waktu rencana tata ruang wilayah provinsi adalah 20 (dua puluh) tahun.

Rencana tata ruang wilayah provinsi sebagaimana dimaksud di atas ditinjau kembali 1
(satu) kali dalam 5 (lima) tahun.

Dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana alam skala
besar yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan dan/atau perubahan
batas teritorial negara dan/atau wilayah provinsi yang ditetapkan dengan Undang-
Undang, rencana tata ruang wilayah provinsi ditinjau kembali lebih dari 1 (satu) kali
dalam 5 (lima) tahun.

Rencana tata ruang wilayah provinsi ditetapkan dengan peraturan daerah provinsi.

Rencana rinci tata ruang sebagaimana dimaksud ditetapkan dengan peraturan daerah
provinsi.

Perencanaan Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten mengacu pada:

 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan rencana tata ruang wilayah
provinsi;
 pedoman dan petunjuk pelaksanaan bidang penataan ruang; dan
 rencana pembangunan jangka panjang daerah.
Penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten harus memperhatikan:

 perkembangan permasalahan provinsi dan hasil pengkajian implikasi penataan


ruang kabupaten;
 upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi kabupaten;
 keselarasan aspirasi pembangunan kabupaten;
 daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
 rencana pembangunan jangka panjang daerah;
 rencana tata ruang wilayah kabupaten yang berbatasan; dan
 rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten.

Muatan, Fungsi, dan Jangka Waktu Rencana Tata


Ruang

Rencana tata ruang wilayah kabupaten memuat:

 tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten;


 rencana struktur ruang wilayah kabupaten yang meliputi sistem perkotaan di
wilayahnya yang terkait dengan kawasan perdesaan dan sistem jaringan
prasarana wilayah kabupaten;
 rencana pola ruang wilayah kabupaten yang meliputi kawasan lindung
kabupaten dan kawasan budi daya kabupaten;

 penetapan kawasan strategis kabupaten;


 arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang berisi indikasi program
utama jangka menengah lima tahunan; dan
 ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang berisi
ketentuan umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan insentif dan
disinsentif, serta arahan sanksi.
Rencana tata ruang wilayah kabupaten menjadi pedoman untuk:

 penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah;


 penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah;
 pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah
kabupaten;
 mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan antarsektor;
 penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; dan
 penataan ruang kawasan strategis kabupaten.

Rencana tata ruang wilayah kabupaten menjadi dasar untuk penerbitan perizinan lokasi
pembangunan dan administrasi pertanahan.

Jangka waktu rencana tata ruang wilayah kabupaten adalah 20 (dua puluh) tahun.

Rencana tata ruang wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud ditinjau kembali 1


(satu) kali dalam 5 (lima) tahun.

Dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana alam skala
besar yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan dan/atau perubahan
batas teritorial negara, wilayah provinsi, dan/atau wilayah kabupaten yang ditetapkan
dengan Undang-Undang, rencana tata ruang wilayah kabupaten ditinjau kembali lebih
dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.

Rencana tata ruang wilayah kabupaten ditetapkan dengan peraturan daerah


kabupaten.

Rencana rinci tata ruang sebagaimana dimaksud di atas ditetapkan dengan peraturan
daerah kabupaten.

Perencanaan Tata Ruang Wilayah Kota


Penyusunan rencana tata ruang wilayah kota mengacu pada:

 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan rencana tata ruang wilayah
provinsi;
 pedoman dan petunjuk pelaksanaan bidang penataan ruang; dan
 rencana pembangunan jangka panjang daerah.

Penyusunan rencana tata ruang wilayah kota harus memperhatikan:

 perkembangan permasalahan provinsi dan hasil pengkajian implikasi penataan


ruang kota;
 upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi kota ;
 keselarasan aspirasi pembangunan kota ;
 daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
 rencana pembangunan jangka panjang daerah;
 rencana tata ruang wilayah kota yang berbatasan; dan
 rencana tata ruang kawasan strategis kota.

Muatan, Fungsi, dan Jangka Waktu Rencana Tata


Ruang

Rencana tata ruang wilayah kota memuat:

 tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kota ;


 rencana struktur ruang wilayah kota yang meliputi sistem perkotaan di
wilayahnya yang terkait dengan kawasan perdesaan dan sistem jaringan
prasarana wilayah kota ;
 rencana pola ruang wilayah kota yang meliputi kawasan lindung kota dan
kawasan budi daya kota;

 penetapan kawasan strategis kota;


 arahan pemanfaatan ruang wilayah kota yang berisi indikasi program utama
jangka menengah lima tahunan; dan
 ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota yang berisi ketentuan
umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan insentif dan disinsentif,
serta arahan sanksi.

Rencana tata ruang wilayah kota menjadi pedoman untuk:

 penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah;


 penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah;
 pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah kota;
 mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan antarsektor;
 penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; dan
 penataan ruang kawasan strategis kota.

Rencana tata ruang wilayah kota menjadi dasar untuk penerbitan perizinan lokasi
pembangunan dan administrasi pertanahan.

Jangka waktu rencana tata ruang wilayah kota adalah 20 (dua puluh) tahun.

Rencana tata ruang wilayah kota sebagaimana dimaksud ditinjau kembali 1 (satu) kali
dalam 5 (lima) tahun. kota

Dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana alam skala
besar yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan dan/atau perubahan
batas teritorial negara, wilayah provinsi, dan/atau wilayah kabupaten yang ditetapkan
dengan Undang-Undang, rencana tata ruang wilayah kota ditinjau kembali lebih dari 1
(satu) kali dalam 5 (lima) tahun.

Rencana tata ruang wilayah kota ditetapkan dengan peraturan daerah kota.

Rencana rinci tata ruang sebagaimana dimaksud di atas ditetapkan dengan peraturan
daerah kota.

Ruang Terbuka Hijau


Ketentuan perencanaan tata ruang wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud di atas
berlaku mutatis mutandis untuk perencanaan tata ruang wilayah kota, dengan
ditambahkan:

 rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau;


 rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka nonhijau; dan
 rencana penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan pejalan
kaki, angkutan umum, kegiatan sektor informal, dan ruang evakuasi bencana,
yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi wilayah kota sebagai pusat
pelayanan sosial ekonomi dan pusat pertumbuhan wilayah.

Ruang terbuka hijau sebagaimana dimaksud di atas terdiri dari ruang terbuka hijau
publik dan ruang terbuka hijau privat.

Proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari
luas wilayah kota.

Proporsi ruang terbuka hijau publik pada wilayah kota paling sedikit 20 (dua puluh)
persen dari luas wilayah kota.

Distribusi ruang terbuka hijau publik sebagaimana dimaksud di atas disesuaikan


dengan sebaran penduduk dan hierarki pelayanan dengan memperhatikan rencana
struktur dan pola ruang.

Pengembangan kawasan perbatasan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan


masyarakat berbasis kelestarian lingkungan hidup dengan strateginya yaitu :

 Mengembangkan dan meningkatkan fungsi PKSN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, pintu gerbang
internasional, serta simpul transportasi di kawasan perbatasan negara dengan Negara Malaysia;
 Mengembangkan sistem jaringan prasarana utama berupa transportasi darat, sungai, dan udara yang
menghubungkan kawasan perbatasan dengan pusat-pusat kegiatan wilayah;
 Mengembangkan sistem jaringan prasarana lainnya berupa energi, listrik, sumber daya air, dan komunikasi;
 Meningkatkan sinergi sosial dan ekonomi antara kawasan perbatasan dengan pusat kegiatan dan/atau
kawasan strategis lainnya yang terdekat; dan;
 Mengintegrasikan kawasan ekonomi produktif pendukung sistem permukiman dengan kawasan berfungsi
lindung sebagai bagian dari Kawasan Jantung Kalimantan;

Peningkatan fungsi kawasan perbatasan untuk pertahanan dan keamanan negara


dengan strateginya yaitu :

 Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi daya sebagai zona penyangga disesuaikan
dengan dukungan fungsi pertahanan dan keamanan di sekitar fasilitas dan infrastruktur PKSN; dan
 Mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif pada zona penyangga fasilitas dan infrastruktur PKSN
untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan.

Penguatan sistem perkotaan dan sinergi hubungan fungsional kota-desa dengan


strateginya yaitu :

 Mendukung percepatan perkembangan PKSN agar dapat setaradengan perkembangan wilayah negara
tetangga;
 Memantapkan peran pusat-pusat kegiatan yang sudah berkembang dan mengembangkan pusat-pusat
kegiatan baru yang melayani kawasan perbatasan;
 Meningkatkan keterkaitan kawasan perkotaan, antara PKN, PKSN, PKW, dan PKL; dan
 Mendorong pengembangan kawasan koridor perkotaan baru Tarakan - Tanjung Selor.

Pembangunan kawasan berbasis daya dukung dan daya tampung lingkungan


lingkungan dan mitigasi bencana dengan strateginya yaitu :

 Mengembalikan fungsi lindung berbasis DAS ;


 Melindungi pelestarian ekologi pesisir dan pulau-pulau kecil serta kawasan perlindungan bencana pesisir;
 Melindungi sungai dari limbah dan kegiatan yang mengurangi fungsi sungai sebagai sarana transportasi;
 Membatasi pembangunan jaringan infrastruktur wilayah yang berpotensi mengurangi fungsi lindung
kawasan;
 Membangun infratruktur wilayah dan kawasan permukiman baru sebagai alternatif pengganti infrastruktur
wilayah dan kawasan permukiman eksisting yang mengurangi fungsi lingkungan kawasan dan/atau berada
di daerah rawan bencana;
 Menetapkan desain infrastruktur wilayah dan desain hunian serta desain kawasan permukiman yang sesuai
dengan daya dukung lingkungan dan mitigasi bencana;
 Mengembangkan ruang terbuka hijau dengan luas paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas wilayah
kota;
 Mengoptimalkan pemanfaatan potensi pertanian, perkebunan, dan perikanan berbasis agro; dan
 Mengembangkan kawasan budidaya unggulan dan berkelanjutan pada area penggunaan lain yang sesuai
dan adaptif terhadap mitigasi bencana.

Pembangunan kawasan berbasis kearifan lokal dengan strateginya yaitu :

 Menguatkan pola kegiatan sosial-ekonomi sesuai kearifan masyarakat lokal berbasis penataan ruang;
 Menguatkan pola permukiman masyarakat adat dan penyediaan akses pengelolaan sumber daya alam; dan
 Mengendalikan pembangunan infrastruktur dan pengembangan kawasan dengan memperhatikan kaidah-
kaidah kearifan lokal.
 Meningkatkan kualitas jaringan, pengembangan pemanfaatan sumber daya air untuk memenuhi kebutuhan
air baku, air bersih, dan pengairan lahan pertanian; dan
 Mengembangkan dan memanfaatkan teknologi pengolahan sampah ramah lingkungan.
Pembangunan sistem jaringan prasarana wilayah dengan strateginya yaitu :

 Meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan transportasi yang seimbang dan terpadu untuk
menjamin aksesibilitas yang tinggi antara kawasan perbatasan dengan kawasan pesisir;
 Mengembangkan pemenuhan kebutuhan energi dan ketenagalistrikan dan perluasan jangkauan pelayanan
jaringan energi dan ketenagalistrikan dengan optimalisasi pemanfaatan potensi sumber daya energi
termasuk sumber energi terbarukan;
 Mengembangkan jaringan dan peningkatan pelayanan telekomunikasi secara merata dan seimbang sesuai
kebutuhan untuk membuka keterisolasian daerah;

Penguatan kelembagaan pembangunan wilayah dengan strateginya yaitu :

 Mengembangkan kelembagaan lintas wilayah sebagai wadah koordinasi pelaksanaan pembangunan


Provinsi Kalimantan Utara;
 Menguatkan tupoksi SKPD terkait penyelenggaraan penataan ruang; dan
 Mewujudkan sinergi stakeholders untuk perwujudan penataan ruang;

Tujuan penataan ruang wilayah (RTRW) Kabupaten Bulungan merupakan arahan perwujudan ruang wilayah
kabupaten yang ingin dicapai pada masa yang akan datang, adalah untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk.
Adapun Tujuan penataan ruang wilayah (RTRW) Kabupaten Bulungan adalah sbb : Tujuan penataan ruang wilayah
kabupaten adalah mewujudkan peningkatan derajat dan mutu kehidupan masyarakat melalui pembangunan wilayah
agroindustri dan pemerataan infrastruktur wilayah yang berwawasan lingkungan Dan memiliki fungsi:

1. Sebagai dasar untuk memformulasikan kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten;
2. Memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam rencana tata ruang wilayah (RTRW)
kabupaten;
3. Sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten.

Strategi pengembangan wilayah Kabupaten Bulungan untuk mendukung pembangunan kedepan yaitu :

Strategi pengembangan bidang agroindustri sebagai basis utama ekonomi Kabupaten


meliputi:

 Membangun industri hilir perkebunan yang berkualitas ekspor dan akses pemasaran yang luas;
 Mengembangkan kawasan industri yang mempunyai akses terhadap kawasan sentra produksi dan
potensial lainnya;
 Membangun sentra-sentra industri perkebunan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah di
sekitarnya; dan
 Menyempurnakan regulasi dan peningkatan pelayanan investasi bidang perkebunan.

Strategi peningkatan dan pemerataan pembangunan ketersediaan prasarana dan


sarana transportasi secara terpadu meliputi :

 Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi daya sebagai zona penyangga disesuaikan
dengan dukungan fungsi pertahanan dan keamanan di sekitar fasilitas dan infrastruktur PKSN; dan
 Mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif pada zona penyangga fasilitas dan infrastruktur PKSN
untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan.
Penguatan sistem perkotaan dan sinergi hubungan fungsional kota-desa dengan
strateginya yaitu :

 Meningkatkan ketersediaan jaringan jalan yang menghubungkan Ibukota Kabupaten dengan seluruh
wilayah kecamatan;
 Meningkatkan dan membangun jalan yang memberikan akses pada kawasan strategis dan kawasan sentra
produksi;
 Meningkatkan sarana transportasi laut dan sungai bagi wilayah yang tidak mempunyai akses hubungan
darat antar wilayah;
 Membangun terminal dan dermaga pendukung pada kawasan strategis dan sentra-sentra produksi.
(dijelaskan dalam penjelasan tentang jenis terminal dan dermaga)
 Meningkatkan kapasitas serta sarana dan prasarana pelabuhan udara guna mendukung kelancaran arus
lalu lintas orang, barang dan jasa di kota Tanjung Selor;
 Membangun pelabuhan laut sebagai pendukung pergerakan perdagangan;

Strategi perluasan areal lahan pertanian meliputi;

 Meningkatkan produktivitas dan luas tanam melalui perluasan lahan pertanian masyarakat dalam rangka
peningkatan pendapatan petani;
 Membangun kawasan agropolitan pada wilayah pertanian potensial yang mempunyai akses keterkaitan
antar wilayah dan berorientasi pasar;
 Mendiversifikasi produk-produk pertanian unggulan daerah yang berdaya saing melalui pengembangan
teknologi tepat guna; (diversifikasi ditambahkan dalam keterangan umum)
 Membangun, meningkatkan dan memelihara jaringan irigasi guna mendukung rencana perluasan areal
pertanian; dan
 Membangun jaringan tata air daerah rawa.

Strategi peningkatan pengendalian dan pengawasan terhadap pemanfaatan ruang dan


lahan serta upaya rehabilitasi dan konservasi sumber daya hutan meliputi :

 Meningkatkan produksi peternakan unggulan daerah;


 Membangun infrastruktur peternakan yang mendukung kelancaran usaha, industri pengolahan dan
pemasaran;
 Mengembangkan teknologi pengolahan hasil peternakan melalui fasilitasi sarana dan prasarana penunjang
untuk pengolahan hasill peternakan; dan
 Membangun sarana dan fasilitas pemasaran produk peternakan.

Strategi pemanfaatan sumber daya perikanan dan kelautan yang lebih optimal secara
lestari meliputi:

 Menata dan mengembangkan kawasan pesisir;


 Menyediakan dan meningkatkan infrastruktur perikanan dan aksesibilitasnya ke sentra-sentra produksi
perikanan;
 Menciptakan dan mengembangkan peluang pasar yang seluas-luasnya bagi produk perikanan yang
berorientasi pasar;
 Membuka peluang investasi yang seluas-luasnya bagi usaha di bidang perikanan dan kelautan.
Strategi peningkatan kualitas pengelolaan Sumberdaya Alam secara efisien dan ramah
lingkungan serta pengurangan ketergantungan pada energi listrik berbahan fosil untuk
jangka panjang meliputi:

 Meningkatkan upaya rehabilitasi lahan-lahan kritis dengan menggerakkan partisipasi dan dukungan
masyarakat;
 Meningkatkan kapasitas produksi listrik untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi dan masyarakat baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang; dan
 Melakukan kajian dan pengembangan terhadap potensi energi baru terbarukan untuk dijadikan energi
alternatif.
 Memanfaatkan sumber energi setempat untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat di pedesaan.

Strategi pengutamaan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan pada seluruh bidang


pembangunan meliputi :

 Melaksanakan rehabilitasi dampak perusakan lingkungan akibat pemanfaatan sumber daya alam;
 Melakukan perlindungan terhadap keanekaragaman hayati beserta habitatnya;
 Menetapkan batas kawasan konservasi ;
 Melindungi pelestarian ekologi pesisir dan pulau-pulau kecil serta kawasan perlindungan bencana pesisir ;
dan
 Mengoptimalkan fungsi hutan bakau.

Anda mungkin juga menyukai