Wa0027
Wa0027
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nutrisi selama kehamilan adalah salah satu faktor penting dalam menentukan
pertumbuhan janin. Dampaknnya adalah berat badan lahir, status nutrisi dari ibu yang
sedang hamil juga mempengaruhi angka kematian prenatal, keadaan kesehatan neonatal,
dan pertumbuhan bayi setelah lahir. Selama kehamilan kebutuhan nutrisi harian wanita
meningkat hingga lebih dari dua kali lipat, seperti contohnya kebutuhan asam folat yang
meningkat hingga 400 ug/hari, dimana pada keadaan normal hannya 180 ug/hari. Usia
kehamilan yang terus bertambah, makan bertambah pula kebutuhan gizi dan nutrisi ibu
hamil, khususnya ketika usia kehamilan memasuki trimester kedua.
Pada saat trimester kedua, janin tumbuh dengan sangat pesat, khususnya
mengenai pertumbuhan otak dan susunan syarafnya. Indikator kecukupan gizi juga
terlihat pada kenaikan berat badan yang cukup selama kehamilan. Kenaikan berat badan
tersebut bervariasi dari bulan ke bulan sesuai dengan fase kehamilan.
Sistem hormon pada kehamilan manusia melibatkan perubahan baik endokrin
maupun metabolik yang terjadi antara ibu dan janin. Pengaturan neuro endokrin di
dalam plasenta, pada janin dan ibu sangat penting dalam mengarahkan pertumbuhan
janin dan perkembangannya. Adaptasi ibu hamil terhadap perubahan hormonal yang
terjadi selama kehamilan secara langsung menggambarkan perkembangan plasenta dan
janin.
Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering dijumpai pada
kehamilan muda. Kurang lebih 66% wanita hamil trimester pertama mengalami mual
dan 44% mengalami muntah Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula
timbul setiap saat dan malam hari. Perasaan mual ini desebabkan oleh karena
meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG (Human Chorionic Gonadrotropin)
dalam serum, pengaruh Fisiologi kenaikan hormon ini belum diketahui secara jelas.
Mual sering pula dihubungkan dengan perubahan dalam indra penciuman dan perasaan
pada awal kehamilan serta faktor psikologis.
1
Mual dan muntah menyebabkan asupan nutrisi pada ibu hamil kurang sehingga
berat badan menurun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan timbul asetonuri.
Hal ini juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin sehingga
membutuhkan perawatan atau penangan pada ibu hamil dengan Hiperemesis
Gravidarum.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum :
Agar penulis dan pembaca mengetahui tentang hyperemesis gravidarum.
Tujuan Khusus :
Setelah mempelajari asuhan keperawatan hyperemesis gravidarum
diharapkan penulis dan pembaca dapat :
a. Mengetahui pengertian hyperemesis gravidarum
b. Mengetahui etiologi hyperemesis gravidarum
c. Mengetahui tanda & gejala hyperemesis gravidarum
d. Mengetahui klasifikasi/stadium hyperemesis gravidarum
e. Mengetahui bagaimana patofisiologi hyperemesis gravidarum
f. Mengetahui penatalaksanaan hyperemesis gravidarum
g. Mengetahui pathways hyperemesis gravidarum
h. Mengetahui pengkajian asuhan keperawatan pada pasien dengan
hyperemesis gravidarum
i. Mengetahui diagnose keperawatan pada pasien dengan hyperemesis
gravidarum
j. Mengetahui perencanaan keperawatan pada pasien dengan hyperemesis
gravidarum?
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
A. Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah mual (nausea) dan muntah sebagai suatu gejala
yang wajar yang terjadi pada kehamilan trimester 1, 6 minggu kehamilan. Mual
biasanya terjadi pada pagi hari dan gejala ini biasa berlangsung 10 minggu.
Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah
lebih dari 10 kali dalam 24 jam,sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-
hari (Arief B, 2009)
B. Etiologi
Hiperemesis gravidarum belum diketahui faktor penyebab secara pasti. Adapun faktor
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, Beberapa faktor
predisposisi yang ditemukan :
1. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda hal ini
menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua
keadaan tersebut hormon Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan
2. Faktor organik,karena masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu
tehadap perubahan ini.Alergi juga disebut sebagai salah satu faktor organik karena
sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap anak
3. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun
hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan
pasti,takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab
sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan
muntah. Tidak jarang dengan memberikan suasana yang baru sudah dapat
membantu mengurangi frekwensi muntah klien
3
C. Tanda dan Gejala
1. Muntah yang hebat
2. Haus
3. Dehidrasi
4. BB menurun (>1/10 normal)
5. Keadaan umum menurun
6. Peningkatan suhu tubuh
7. Ikterik
8. Gangguan kesadaran, delirium
9. Biasanya terjadi pada minggu ke 6-1
D. Klasifikasi Gravidarum
Hiperemesis gravidarum terbagi menjadi tiga (3) tingkatan, yaitu :
1. Hiperemesis gravidarum tingkat I
Hiperemesis gravidarum tingkat I mempunyai gejala seperti: lemah, nafsu
makan menurun; berat badan menurun; nyeri epigastrium; penurunan tekanan darah
sistolik; lidah kering; turgor kulit kurang; dan mata cekung.
2. Hiperemesis gravidarum tingkat II
Hiperemesis gravidarum tingkat II mempunyai gejala seperti: mual
muntah hebat; keadaan umum lemah; apatis; nadi cepat dan kecil; lidah kering dan
kotor; suhu badan meningkat (dehidrasi); mata cekung dan ikterik ringan; oliguria
dan konstipasi; nafas bau aseton dan aseton dalam urin.
3. Hiperemesis gravidarum tingkat III
Hiperemesis gravidarum tingkat III mempunyai gejala seperti: keadaan
umum jelek; mual muntah berhenti; kesadaran menurun (somnolen hingga koma);
nadi kecil, cepat dan halus; suhu badan meningkat; dehidrasi hebat; tekanan darah
turun sekali; ikterus dan terjadi komplikasi fatal ensefalopati Wernicke (nistagmus,
diplopia, perubahan mental).
4
E. Patofisologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi
pada trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak
yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam
hidroksida butirik dan aseton darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga caira
ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu
dehidrasai menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan
berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan
berkuang pula tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Disamping dehidrasi dan
gangguan keseimbangan elektrolit. Disamping dehidraasi dan gangguan keseimbangan
elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma
mollary-weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal (Fadlun dkk).
F. Komplikasi
1. Dehidrasi
2. Ikterik
3. Takikardi
4. Alkalosis
5. Menarik diri, depresi
6. Ensefalopati wernicke yang ditandai oleh adanya nistagmus, diplopia, perubahan
mental
7. Suhu tubuh meningkat
G. Penatalaksanaan
1. Pemberian antiemetik
2. Dipuasakan selama masih muntah
3. Monitor intake dan output
4. Obat-obatan
Obat yang diberikan biasanya sedatif adalah fenobarbital, vitamin yang dianjurkan
vitamin B1, dan vitamin B6.
5
5. Isolasi
Penderita diberikan kamar yang tenang, tetapi cerah dan sirkulasi udara yang baik,
catat cairan yang keluar dan masuk.
6. Terapi psikologik
Penderita perlu diyakinkan bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa
takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan
konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
7. Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
glukosa 5% sampai 10% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter/hari.
H. Pencegahan
Prinsip pencegahan untuk mengobati emesis agar tidak menjadi hiperemesis adalah :
1. Penerapan bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses fisiologi
2. Makan sedikit tapi sering dengan (makanan kering)
3. Hindari makanan berminyak dan berbau
4. Defekasi teratur
I. Pemeriksaan Penunjang
Kadar potassium, sodium, klorida, dan protein menurun
Hemoglobin dan hematokrit menurun
Urinalisis : adanya keton dan kadang-kadang adanya protein
Kadar vitamin dalam darah menurun
BUN, non protein nitrogen, uric acid meningkat
6
J. Pathways
Peningkatan tekanan
Penyesuaian Komplikasi gaster
Hiperemesis gravidarum
Intake nutrisi menurun Kehilangan cairan berlebih
Gangguan nutrisi
kebutuhan tubuh Pengeluaran nutrisi Dehidrasi
berlebihan
Kelemahan
tubuh
Intoleransi
aktifitas
7
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Keluhan
Muntah yang hebat
Mual, muntah pada pagi hari dan setelah makan
Nyeri epigastrik
Merasa haus
Tidak nafsu makan
Muntah makanan/cairan asam
2. Faktor predisposisi
Umur ibu < 20 tahun
Multiple gestasi
Obesitas
Trofoblastik desease
3. Pemeriksaan fisik
Asidosis metabolik yang ditandai dengan sakit kepala, disorientasi
Takikardi, hypotensi, vertigo
Konjungtiva ikterik
Gangguan kesadaran, delirium
Tanda-tanda dehidrasi :
Kulit kering, membran mukosa bibir kering
Turgor kulit kembali lambat
Kelopak mata cekung
Penurunan BB
Peningkatan suhu tubuh
Oliguria, ketonuria
Urin pekat
8
4. Data laboratorium:
- Proteinuria
- Ketonuria
- Urobilinogen
- Penurunan kadar potasium, sodium, klorida, dan protein
- Kadar vitamin menurun
- Peningkatan Hb dan Ht
C. Intervensi keperawatan
1. Gangguan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pengeluaran
nutrisi yang berlebihan dan intake kurang
Tujuan :
a. Menjelaskan komponen diet seimbang prenatal, memberikan makanan yang
mengandung vitamin, mineral, protein dan besi
b. Mengikuti diet yang dianjurkan
c. Mengkonsumsi suplemen zat besi/ vitamin sesuai resep
d. Menunjukkan penambahan berat badan yang sesuai (biasanya 1,5 kg pada
akhir trimester pertama)
Intervensi
a. Awasi asupan nutrisi dulu/ sekarang dengan menggunakan batasan 24 jam.
Perhatikan kondisi rambut, kulit dan kuku.
b. Pastikan tingkat pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi
c. Timbang berat badan klien; pastikan berat badan pregravida biasanya. Berikan
inforamasi tentang penambahan prenatal yang optimum
9
d. Pantau kadar hemoglobin dan Hematokrit serta tanda-tanda vital
e. Berikan diet yang sesuai dengan kondisi pasien
10
c. Rencanakan perawatan untuk memungkinkan periode istirahat. Jadwalkan
aktifitas untuk periode bila pasien mempunyai banyak energi. Libatkan pasien/
orang terdekat dalam perencanaan jadwal
d. Berikan latihan rentang gerak pasif/ aktif pada pasien yang terbaring di tempat
tidur
e. Pertahankan tempat tidur pada posisi rendah, singkirkan perabotan, bantu
ambulasi
f. Berikan oksigen suplemen sesuai indikasi
g. Rujuk pada therapi fisik/ okupasi
11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
12
DAFTAR PUSTAKA
13