Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

‘’MENDESKRIPSIKAN KONSEP ILMU NEGARA’’


“DisusundalamrangkamemenuhisalahsatutugaskelompokpadamatakuliahIlmu Negara oleh Drs.IRWAN,
M.Si.”

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :

FEBRIZA LAILA HUSNA (A1A319017)

HALIMAH (A1A319059)

INTAN HARIKA FONNA (A1A319061)

IRMA MEIRANI L (A1A319031)

QORI RAMADHANI (A1A319047)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA dan


KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUANdan ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI
1
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya makalah yang berjudul “ Geografi”, dapat kami selesaikan
tepat pada waktunya. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Panggantar Ilmu Sosial.

Atas terselesaikanya makalah ini maka penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahandan kelancaran dalam penulisan


makalah ini.
2. Dosen mata kuliah Panggantar Ilmu Sosial.
3. Orang tua dan keluarga yang selalu mendoakan.
4. Serta semua pihak yang turut membantu terselesaikanya makalah ini.

Penulis menyadari makalah yang kami buat masih terdapat banyak kekurangan, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca
demi untuk memperbaiki dan meraih kesempurnaan hasil-hasil penulisan selanjutnya. Besar
harapan penulis agar mekalah ini memperoleh nilai yang memuaskan.

Jambi, 05 September 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

2.1Pengertian Negara ...........................................................................................4

2.2 Menurut para ahli ..........................................................................................5

2.3 keterkaitan ilmu negara dengan ilmu kenegaraan dan ilmu politik .........6

2.4 Tujuan Negara ................................................................................................7

2.5 Ada beberapa teori tentang tujuan Negara .................................................8


2.6 perkembangan sebagai lawan dari Hukum Publik .....................................9

2.7 Kemudian ada tiga teori berlakunya hukum yang kita kenal .................10
2.8 Obyek Ilmu Negara...........................................................................................11
2.9Sisi Tinjauan Ilmu Negara ................................................................................12

BAB III PENUTUP

2.2 Kesimpulan ...................................................................................................13

2.3 Saran..............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu tidak dapat dipisah-pisahkan dalam kotak- kotak yang terpaku
mati(compartmentization). Oleh karena itu tidak mungkin ilmu tersebut berdiri sendiri
terpisah satu samalainnya tanpa adanya pengaruh dan hubungan. Dan dalam hal ini ilmu
negarasebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial sebagaimana halnya denganilmu
politik, hukum, kebudayaan, ekonomi, psikologis, dan lain sebagainyamerupakan cabang dari
ilmu pengetahuan sosial yang khusus.Semua ilmu-ilmu sosial khusus ini secara bersama-
sama akan membentuk suatuilmu sosial ilmu umum yang akan tersalur ke dalam ilmu
induknya atau mater scientarium.

Oleh karena itu ilmu negara sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial
umumnya harus bekerja sama dengan cabang-cabang ilmu pengetahuan sosial lainnya karena
dapat memberi dan menerima pengaruhnya dan bantuan jasanyasatu sama lain yang saling
memerlukan sehingga dapat saling mengisi dan lengkap melengkapi, sehingga terwujud
hubungan komplementer. Karenanya akan lebih bermanfaat bila memahami objek yang
diselidikinyapun terdapat hubungan secara interdependen di antara cabang-cabang
ilmu pengetahuan sosial itu dengan yang lainnya, dikarenakan mempergunakan metodedan
teknik yang sama.

Metode dan teknik ilmu pengetahuan sosial pada umumnya dipergunakan pula oleh
hampir semua cabang-cabang ilmu pengetahuan sosial pada khususnya, seperti ilmu negara,
ilmu hukum, ilmu politik dan lainsebagainya.Dalam hubungan secara khusus antara ilmu
negara dengan cabang-cabang ilmu pengetahuan sosial tertentu, dimaksudkan adanya
hubungan yang pada pokoknya dititik beratkan dan digolongkan kepada objek penyelidikan
yang sama yaitu;negara. Hal ini terutama nampak dengan jelas hubungan khusus antara ilmu
negaradengan ilmu politik, ilmu hukum tata negara dalam arti luas dan ilmu perbandingan
hukum tata negara.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dijelaskan pada latar belakang di atas
timbul pertanyaan yaitu:

4
1. Apa konsep dasar negara?
2. Apa pengertian ilmu negara menurut para ahli?
3. Bagaimanakah keterkaitan ilmu negara dengan ilmu kenegaraan dan ilmu politik?
4. Apa tujuan negara secara umum?
5. Apa teori tentang tujuan negara?
6. Bagaimana unsur unsur negara?

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Untuk mengetahui dan memahami konsep daasar negara
2. Untuk mengetahui pengertian dari illmu negara dari beberapa para ahli
3. Untuk mengetahui bagaimana keterkhaitan ilmu negara dengan ilmu kenegaraan dan
ilmu politik
4. Untuk mengetahui tujuan dari negara
5. Untuk mengetahui teori tentang tujuan negara
6. Untuk mengetahui bagaimana unsur-unsur negara

5
BAB II

2.1 Pengertian Negara


2.1.1. Secara Etimologi (Bahasa)
Istilah Negara merupakan terjemahan dari beberapa bahasa asing: state (inggris), staat
(Belanda dan Jerman), atau etat (Prancis).
2.1.2 Secara therminologi
Negara merupakan suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa kelompok
manusia yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah (territorial) tertentu dengan
mengakui adanya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan
sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang ada di wilayahnya.Organisasi negara
dalam suatu wilayah bukanlah satu-satunya organisasi, ada organisasi-organisasi lain
(keagamaan, kepartaian, kemasyarakatan dan organisasi lainnya yang masing-masing
memiliki kepribadian yang lepas dari masalah kenegaraan). Secara umum negara dapat
diartikan sebagai suatu organisasi utama yang ada di dalam suatu wilayah karena
memiliki pemerintahan yang berwenang dan mampu untuk turut campur dalam banyak
hal dalam bidang organisasi-organisasi lainnya.
2.2 Menurut para ahli :
2.2.1. George Gelinek
Negara adalah organisasi kekuasaan dari kelompok manusia yang berkediaman dalam
wilayah tertentu.
2.2.2. George Wilhelm Friedrich Hegel
Negara merupakan organisasai kesusilaan yang muncul sebagai sintesis dari
kemerdekaan individual dankemerdekaan universal.
2.2.3. Kranenburg
Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena kehendak dari satu golongan atau
bangsa sendiri.
2.2.4 Roger F Soult
Negara adalah alat (agency) atau wewenang atau authority yang mengatur atau
mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat.
2.2.5 Prof. R. Djokosoetono
Negara ialah suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia yang berada dibawah
suatu pemerintahan yang sama.
2,2,6Prof. Mr. Soenarko
Negara ialah organisasi masyarakat yang mempunyai daerah tertentu, dimana
kekuasaan Negara berlaku sepenuhnya sebagai souvereign

2.3 keterkaitan ilmu negara dengan ilmu kenegaraan dan ilmu politik
2.3.1Ilmu Kenegaraan
Jika ditinjau dari sejarah perkembangan ketiga istilah yang telah dikemukakan
diatas, maka dapatlah diketahui di negeri Belanda istilah yang paling tua telah
diketahui dikalangan perguruan tinggi adalah Staatswetenschap yang disalin dalam
bahasa kita dengan ilmu kenegaraan atau dalam bahasa inggris “general State
Science”. Kemudian disusul dengan istilah seperti statsleer atau ilmu Negara dan
istilah terbaru dikenal setelah perang dunia II diperguruan tinggi adalah :
Wetenschap der politiek atau Ilmu Politik.
2.3.2 Ilmu Negara

6
Istilah Ilmu Negara diambil dari istilah bahasa Belanda Staatsleer. Istilah
Staatsleer itu sendiri berasal dari bahasa Jerman, Staatslehre. Dalam bahasa Inggris
disebut Theory of state atau The General theory Of State atau Political-theory,
sedangkan dalam bahasa perancis dinamakan Theorie d’etat.
Ilmu Negara adalah salah satu mata kuliah yang mampu membuat seseorang
yang mempelajarinya mengerti akan hak dan kewajiban warga Negara. Timbulnya
Ilmu Negara pada waktu berkobarnya api Revolusi kemerdekaan sejak proklamasi
pada tanggal 17 agustus 1945.
Istilah-istialah mengenai ilmu Negara ada tiga, yakni:
Ilmu Negara (Staatsleer, Staatslehre)
Ilmu Kenegaraan (Staatswetenshap, Staatswissenschaft)
Ilmu Politik (Politics)

2.3.3 Ilmu Politik


Politic secara etimologi berasal dari bahasa Yunani purba yaitu Polis. Polis
adalah kota yang dianggap Negara yang terdapat dalam kebudayaan Yunani Purba.
Pada waktu itu kota dianggap identik dengan Negara. Dengan demikian polis,
stadstaat atau the greek citystate ialah tempat-tempat tinggal bersama dari orang-
orang biasa selaku para warganya (citizens) dengan pemerintah.
Di Eropa-Kontinental-pun Ilmu Politik dikenal dengan berbagai macam nama
seperti Angewandte-Staatswissenschaft yang merupakan cabang dari
Staatswissenschaft (Jerman), les sciencews politiques (Perancis) yang selalu
digandengkan dengan ilmu moral atau ilmu social lainnya.
Ilmu Politik sangat kental akan peristilahan yang tepat dan tidak meragukan,
sehingga adanya ketegasan didalam pemakaian istilah. Lain halnya dengan Ilmu
Negara, Pemakaian istilah hamper tidak ada pertentangan dibandingkan dengan Ilmu
Negara, seandainya ada itu pun hanya merupakan persoalan didalam cara penafsiran
alih bahasa saja.
Ilmu Negara adalah salah satu mata kuliah penunjang Pendidikan
Kewarganegaran dan Ilmu Negara pun merupakan salah satu mata kuliah wajib di
Fakultas Hukum yang ada diseluruh Indonesia yang dalam penjajahan dahulu tidak
ada mata pelajaran Ilmu Negara.
Dalam ilmu pengetahuan mengenai Negara RI belum dapat dibentuk Ilmu
pengetahuan sendiri. Sehingga masih sangat dipengaruhi oleh Ilmu pengetahuan yang
berasal dari Eropa yang bersumber pada zaman Yunani. Tetapi tidak harus
mengusahakan adanya akulturasi dan mengembangkannya sesuai dengan keadaan
Indonesia. Oleh karena itu kita tidak dapat melaksanakan Ilmu Negara dari Eropa
Barat itu.

2.4 Tujuan Negara


Sebagai sebuah organisasi kekuasaan dari kumpulan orang-orang yang mendiaminya,
Negara harus mempunyai tujuan yang disepakati bersama. Tujuan sebuah Negara
dapat bermacam-macam, antara lain:
a. Bertujuan untuk memperluas kekuasaan.
b. Bertujuan untuk menyelenggarakan ketertiban hukum.
c. Bertujuan untuk mencapai kesejahteraan umum.

7
Dalam konsep dan ajaran plato, tujuan adanya Negara adalah untuk memajukan
kesusilaan manusia, sebagai perorangan (individu) dan sebagai makhluk sosial.
Berbeda dengan ajaran dan konsep teokratis thomas aquinas dan agustinus,, menurut
ajaran dan konsep teokratis Thomas Aquinas dan Agustinus, tujuan Negara adalah
untuk mencapai penghidupan dan kehidupan aman dan tentram dengan taat kepada
dan di bawah pimpinan Tuhan. Pemimpin Negara menjalankan kekuasaanya hanya
berdasarkan kekuasaan tuhan yang diberikan kepadanya. Berbeda dengan tradisi
barat, dalam tradisi Barat, pemikiran tentang terbentuknya suatu Negara memiliki
tujuan tertentu sesuai model Negara tersebut..

Dalam islam, seperti yang dikemukakan oleh Ibnu Arabi, tujuan Negara adalah agar
manusia bisa menjalankan kehidupannya dengan baik, jauh dari sengketa dan
menjaga intervensi pihak-pihak asing. Paradigma ini di dasarkan pada konsep
sosiohistoris bahwa manusia diciptakan oleh Allah SWT. Dengan watak dan
kecenderungan yang berkumpul dan bermasyarakat, yang membawa konsekuensi
antara individu-individu satu sama lain saling membutuhkan bantuan. Sedangkan,
menurut ibnu Khaldun, tujuan Negara adalah untuk mengusahakan kemaslahatan
agama dan dunia yang bermuara pada kepentingan akhirat.

Dalam konteks Negara Indonesia, tujuan Negara adalah untuk memajukan


kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dau ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi, keadilan sosial
sebagaimana tertuang dalam pembukaan dan penjelasan UUD 1945. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa Indonesia merupakan suaatu Negara yang bertujuan
untuk mewujudkan kesejahteraan umum, membentuk suatu masyarakat adil dan
makmur.

2.5 Ada beberapa teori tentang tujuan Negara:

2.5.1 Teori Kekuasaan


Shang Yang, yang hidup di negeri China sekitar abad V-IV SM menyatakan bahwa
tujuan negara adalah pembentukan kekuasaan negara yang sebesar-besarnya. Menurut
dia, perbedaan tajam antara negara dengan rakyat akan membentuk kekuasaan negara.
“A weak people means a strong state and a strong state means a weak people.
Therefore a country, which has the right way, is concerned with weakening the
people.” Sepintas ajaran Shang Yang sangat kontradiktif karena menganggap upacara,
musik, nyanyian, sejarah, kebajikan, kesusilaan, penghormatan kepada orangtua,
persaudaraan, kesetiaan, ilmu (kebudayaan, ten evils) sebagai penghambat
pembentukan kekuatan negara untuk dapat mengatasi kekacauan (yang sedang
melanda China saat itu). Kebudayaan rakyat harus dikorbankan untuk kepentingan
kebesaran dan kekuasaan negara.
2.5.2 Teori Perdamaian Dunia
Dalam bukunya yang berjudul De Monarchia Libri III, Dante Alleghiere (1265-1321)
menyatakan bahwa tujuan negara adalah untuk mewujudkan perdamaian dunia.
Perdamaian dunia akan terwujud apabila semua negara merdeka meleburkan diri
dalam satu imperium di bawah kepemimpinan seorang penguasa tertinggi. Namun
Dante menolak kekuasaan Paus dalam urusan duniawi. Di bawah seorang mahakuat
dan bijaksana, pembuat undang-undang yang seragam bagi seluruh dunia, keadilan
dan perdamaian akan terwujud di seluruh dunia.

8
2.5.3. Teori Jaminan atas Hak dan Kebebasan Manusia
Immanuel Kant (1724-1804) adalah penganut teori Perjanjian Masyarakat karena
menurutnya setiap orang adalah merdeka dan sederajat sejak lahir. Maka Kant
menyatakan bahwa tujuan negara adalah melindungi dan menjamin ketertiban hukum
agar hak dan kemerdekaan warga negara terbina dan terpelihara. Untuk itu diperlukan
undang-undang yang merupakan penjelmaan kehendak umum (volonte general), dan
karenanya harus ditaati oleh siapa pun, rakyat maupun pemerintah. Agar tujuan
negara tersebut dapat terpelihara, Kant menyetujui azas pemisahan kekuasaan menjadi
tiga potestas (kekuasaan): legislatoria, rectoria, iudiciaria (pembuat, pelaksana, dan
pengawas hukum). Teori Kant tentang negara hukum disebut teori negara hukum
murni atau negara hukum dalam arti sempit karena peranan negara hanya sebagai
penjaga ketertiban hukum dan pelindung hak dan kebebasan warga negara, tak lebih
dari nightwatcher, penjaga malam). Negara tidak turut campur dalam upaya
mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Pendapat Kant ini sangat sesuai dengan zamannya, yaitu tatkala terjadi pemujaan
terhadap liberalisme (dengan semboyannya: laissez faire, laissez aller). Namun teori
Kant mulai ditinggalkan karena persaingan bebas ternyata makin melebarkan jurang
pemisah antara golongan kaya dan golongan miskin. Para ahli berusaha
menyempurnakan teorinya dengan teori negara hukum dalam arti luas atau negara
kesejahteraan (Welfare State). Menurut teori ini, selain bertujuan melindungi hak dan
kebebasan warganya, negara juga berupaya mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh
warga negara.

2.6 perkembangan sebagai lawan dari Hukum Publik


Hukum publik yaitu yang dinamakan Hukum Privat. Hukum Privat telah mengalami
perkembangan yang lengkap, oleh karena itu tak ada keseimbangan antara Hukum
Publik dengan Hukum Privat. Hukum Privat perkembangannya sudah lengkap karena
pengaruh dari Hukum Romawi. Dan dalam Zaman Romawi ilmu Hukum
perkembangannya mengalami kemajuan secara pesat. Hukum Romawi itu dalam
perkembangannya sangat mempengaruhi Hukum Perdata. Zaman Romawi dimulai
dan diakhiri dengan kodifikasi. Dan kodifikasi yang pertama dari Romawi disebut
kodifikasi 12 meja. Masing-masing meja meja membahas sesuatu hal yang khusus
(pokok). Kodifikasi-kodifikasi ini memuat peraturan-peraturan tentang:
 Hukum Perdata ;
 Hukum Pidana ; dan
 Hukum Acara.

2.7 Kemudian ada tiga teori berlakunya hukum yang kita kenal:
 Berlakunya hukum secara yuridis; Sesuatu hukum asal dibuat, jadi dinyatakan
oleh orang yang berwenang, dia berlaku, menjadi hukum dan ini yang tepat
sekali menurut Kelsen.
 Berlakunya hukum secar sosiologis
 Berlakunya hukum secara Filosofis.

Apabila Hukum itu berlaku semata-mata secara yuridis, maka mungkin tak sesuai
dengan kebutuhan masyarakat, atau tak memenuhi unsure-unsur keadilan. Sebagai
contoh dalam zaman penjajahan dulu kita jumpai Agrarische wet atau undang-undang
Agraria. Dan Agrarische wet ini sama sekali tidak berlaku di sumatera. Tidak
diberlakukan oleh karena tidak memenuhi syarat sosiologis.

9
2.8 Obyek Ilmu Negara
Ilmu Negara menganggap Negara sebagai obyek-obyek penyelidikannya antara lain
meliputi pertumbuhan, sifat hakikat dan bentuk-bentuk Negara.

Hukum tata Negara juga mengganggap Negara sebagai obyeknya, terutama tentang
hubungan antara alat-alat perlengkapan Negara. Pembahasan dalam ilmu Negara
menitik beratkan pada hal-hal yang bersifat umum dengan menganggap Negara
sebagai gema (bentuk umum) dan mengesampingkan/mengabaikan sifat-sifat khusus
dari Negara.

Perbedaan antara hukum tata Negara dengan ilmu Negara ialah ilmu Negara
menyelidiki atau membahas negara dalam teori-teori yang umum dengan
mengesampingkan sifat-sifat khusus dari setiap Negara-negara sedangkan hukum Tata
Negara (positif) menyelidiki atau membahas suatu system Hukum Tata Negara
Indonesia, Hukum Tata Negara Inggris. Hukum Tata Negara Belanda, dan
sebagainya.

Jadi Hukum Tata Negara menguraikan pertumbuhan, perkembangan dan susunan


suatu sistem alat-alat perlengkapan negara tertentu, sedangkan Ilmu Negara
mencurahkan perhatiannya pada hal-hal yang bersifat menyeluruh yaitu berupa
pengertian-pengertian pokok dan sendi-sendi pokok (kranenburg mempergunakan
istilah pengertian-pengertian umum dan sifat-sifat umum) dari Negara secara umum.

Dengan demikian Ilmu Negara memberikan dasar-dasar teoretis kepada Hukum Tata
Neagara positif. Dan Hukum Tata Negara merupakan kongkretisasi daripada teori-
teori Ilmu Negara. Jika dikatakan Hukum Tata Negara lebih bersifat praktis maka
Ilmu Negara lebih bersifat teoritis. Naka dengan demikian Ilmu Negara dianggap
sebagai Ilmu pengantar untuk mempelajari Hukum Tata Negara.
2.9 Sisi Tinjauan Ilmu Negara
Ruang Lingkup Ilmu Negara
Ilmu negara sebagai ilmu pengetahuan telah dikenal sejak zaman Yunani Kuno. Ilmu
negara menitikberatkan penyelidikannya kepada negara sebagai organisasi dalam
pengertian umum. Ilmu negara sebagai ilmu pengetahuan asli dari Eropa Kontinental
(Jerman) ilmu negara ini adalah ilmu pengetahuan mengenai negara yang berasal dari
Jerman, kemudian menjalar mempengaruhi ilmu pengetahuan tentang negara di
daratan Eropa, termasuk negeri Belanda dan Perancis dan daerah pengaruhnya.

Disamping itu ada juga tradisi ilmu pengetahuan An Glo Saxis, ini juga ilmu
pengetahuan mengenai negara yang berkembang di negara negara Inggris dan
Amerika serta negara-negara yang dipengaruhinya

10
2.9.1 Sisi tinjauan sosiologis, yang terdiri dari:

Nama negara (istilah dari Nicolo Machiavelli “Estato atau Lo Stato” (14691527)
dalam bukunya antara lain II Principe (The Prince 1513), “Discorsis opra la prima
deca di Tirus le vius).
o Sifat hakekat atau karakteristik daripada negara
o Dasar penghalalan (pengesahan) hukum dari negara
o Tujuan negara
o Timbul dan lenyapnya negara
o Sejarah type-type pokok daripada negara.
Demikianlah, jika negara dilhat dari sudut sosiologis (Allgemeine Staatslehre), yang
merupakan gejala-gejala atau peristiwa sosial atau soziale Faktum yang merupakan
masalah-masalah (problematik).

2.9.2 Sisi tinjauan Yuridis


Sisi tinjauan Yuridis yang terdiri dari:
 Perbedaan hukum publik dengan hukum perdata
 Anasir-anasir atau syarat-syarat negara
 Kedaulatan
 Konstitusi negara
 Organ-organ negara (pemegang legislatif, eksekutif dan yudikatif)
 Perwakilan
 Fungsi negara
 Susunan negara (negara kesatuan, negara federal)
 Bentuk-bentuk negara dan bentuk pemerintahan
 Negara-negara bersusun (konfederasi)

11
DAFTAR PUSTAKA

Johan, Teuku Saiful Bahri.2018a.Ilmu Negara. Yogyakarta:Deepublish


Sugianto, 2018b. Ilmu Negara. Yogyakarta:Deepublish
Merpaung, Lintje Anna. 2018c. ilmu negara. Yogyakarta:Andi

12

Anda mungkin juga menyukai