Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF (PROGRESSIVE MUSCLE

RELAXATION) PADA PASIEN RAWAT INAP RAWAS 2.2 RSMH


PALEMBANG

PENDIDIKAN KESEHATAN

Oleh :

KELOMPOK 5

1. DESTI YUNILIYANTI
2. SAFRINA SANTI
3. MISBAHUN NISAK
4. MENTARI
5. DEA VENIZELIA
6. HENITA CHANIA
7. R.A ROBIATUL ADAWIYAH
8. IIM NUR FATIMAH

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
UNIVERSITAS SRIWIJAYASATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Relaksasi Otot Progresif (Progressive Muscle Relaxation)

Hari/ tanggal : Jum’at/ 11 Oktober 2019

Waktu :

Penyaji : Kelompok 5 Stase KMB Profesi Ners PSIK UNSRI

Tempat : Ruang Rawat Inap Rawas 2.2 RSMH Palembang

Metode : Ceramah

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. Tujuan Umum :
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dengan metode ceramah
diharapkan peserta dapat meningkatkan pengetahuan peserta tentang
Relaksasi otot progresif.

2. Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dengan metode ceramah
diharapkan peserta dapat:
1) Mengetahui definisi Relaksasi otot progresif.
2) Mengetahui tujuan dan manfaat Relaksasi otot progresif.
3) Mengetahui langkah-langkah pelaksanaan Relaksasi otot progresif.
4) Mampu dan mau Melakukan latihan Relaksasi otot progresif.

B. Sasaran
Pasien dan keluarga pasien di Ruang Rawat Inap Rawas 2.2 RSMH
Palembang.
C. Kegiatan Pengajaran

Kegiatan
No. Tahap
Peneliti Responden
1 Pembukaan (6 menit) a. Mengucapkan salam a) Menjawab dan
b. Memperkenalkan diri mendengarkan
c. Menjelaskan kontrak waktu b) Memperhatikan
d. Menjelaskan peraturan c) Memperhatikan
kegiatan dan cakupan materi d) Memperhatikan, jika
serta memberikan ada yang kurang
kesempatan kepada peserta mengerti bertanya
untuk bertanya jika ada hal-
hal yang belum dimengerti
2 Ceramah ( 40 menit) a. Kelompok memberikan a) Mendengarkan dan
penjelasan tentang memperhatikan
Relaksasi otot progresif. b) Bertanya dan
b. Kelompok memberikan menjawab
kesempatan bertanya kepada c) mendengarkan
peserta
c. Kelompok menjawab
pertanyaan yang
disampaikan oleh peserta
3 Penutup (12 menit) a. Membuat kesimpulan dari a) Menjelaskan
hasil penyuluhan tentang pengetahuan yang
Relaksasi otot progresif. didapat dalam
b. Memberi evaluasi penyuluhan
c. Memberi salam penutup b) Menjawab salam
A. Progressive Muscle Relaxation
1. Definisi Progressive Muscle Relaxation
Progressive Muscle Relaxation (PMR) adalah teknik relaksasi otot
dalam yang tidak memerlukan imajinasi, ketekunan dan sugesti
(Herodes,2010 dikutipSetyoadi & Kushariyadi,2011). Progressive Muscle
Relaxation (PMR) merupakan teknik relaksasi yang dilakukan dengan cara
menegangkan otot sementara kemudian kembali diregangkan. Progressive
Muscle Relaxation dilakukan mulai dari kepala sampai kaki secara
bertahap (Casey & Benson,2012). Progressive Muscle Relaxation
merupakan teknik relaksasi yang menggabungkan latihan nafas dalam
dengan kontraksi dan relaksasi otot-otot tertentu (Kustanti & Widodo,2008
dikutip Setyoadi & Kushariyadi,2011).

2. Tujuan dan Manfaat Progressive Muscle Relaxation


Tujuan Progressive Muscle Relaxation untuk menurunkan ketegangan
otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung, tekanan darah tinggi, frekuensi
jantung, laju metabolisme, memperbaiki kemampuan untuk mengatasi
stres, membangun emosi positif, meningkatkan kebugaran tubuh,
mengatasi spasme otot, meningkatkan gelombang alfa ke otak dan
sebagainya (Herodes,2010; Alim,2009; Potter,2005 dikutip Setyoadi
&Kushariyadi,2011). Progressive Muscle Relaxation akan membantu
mengurangi ketegangan otot dan stress, sehingga terjadi peningkatan
kualitas hidup dan sistem fungsional tubuh (Smeltzer & Bare,2002 dalam
Mashudi,2011). Jalur umpan balik yang tertutup antara otot dan pikiran
merupakan respon dari stress yang mengakibatkan ketegangan otot
sehingga mengirimkan stimulus ke otak (Brown,1997; Synder &
Lindquist,2002; Mashudi,2011). Relaksasi Progressive Muscle
Relaxationdalam hal ini bekerja dengan menghambat jalur tersebut dengan
cara mengaktivasi kerja sistem saraf parasimpatis dan memanipulasi
hipotalamus melalui pemusatan pikiran guna memperkuat sikap positif
sehingga rangsangan stress berkurang terhadap hipotalamus (Copsteads &
Banasik, 2000; Mashudi, 2011).
3. Indikasi Progressive Muscle Relaxation
Progressive Muscle Relaxation dianjurkan bagi orang-orang dengan
gangguan kecemasan, insomnia, dan nyeri. Synder dan Lynquist (2002)
dikutip Tobing (2012) mengatakan bahwa Progressive Muscle Relaxation
dapat digunakan sebagai terapi dalam manajemen stress, kecemasan, dan
nyeri pada gangguan fisik seperti penyakit asma, hipertensi, COPD
(Chronic Obstructive Pulmonary Disease), klien dengan gangguan jiwa,
klien dengan pemulihan memori/ingatan, pasien kanker, postoperative,
sakit kepala, pasien mual muntah, HIV, penyakit herpes, dan klien yang
akan menapat prosedur medik tertentu. Berdasarkan hal tersebut, dapat
disimpulkan terapi Progressive Muscle Relaxation dapat diberikan pada
pasien dengan cemas termasuk pasien kanker serviks.

4. Kontraindikasi Progressive Muscle Relaxation


Beberapa hal yang dapat menjadi kontraindikasi PMR ialah cedera
akut atau ketidaknyamanan ekstremitas, infeksi atau inflamasi, dan
penyakit jantung berat atau akut. Latihan PMR juga tidak dilakukan pada
sisi otot yang sakit (Fritz,2005 dikutip Tobing,2012). Synder dan Lynquist
(2002) dikutip Tobing (2012) menjelaskan bahwa selama melakukan
latihan Progressive Muscle Relaxationterdapat hal-hal yang perlu
diperhatikan antara lain jika pasien mengalami distress emosional selama
melakukan Progressive Muscle Relaxation maka dianjurkan untuk
menghentikan dan mengonsultasikannya kepada perawat atau dokter.
Selain itu, pemberian terapi ini pada pasien kanker harus memperhatikan
tingkat kelelahan pasien.

5. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Progressive Muscle Relaxation


a. Menegangkan otot tidak dilakukan secara berlebihan karena dapat
menciderai tubuh.
b. Waktu yang dibutuhkan untuk membuat otot-otot relaks selama 20-50
detik.
c. Perhatikan juga posisi tubuh. Hindari posisi berdiri dan dianjurkan
menutup mata untuk memberikan suasana lebih nyaman.
d. Menegangkan kelompok otot dua kali tegangan.
e. Diawali dari bagaian tubuh sebelah kanan sebanyak dua kali,
kemudian bagian tubuh kiri sebanyak dua kali.
f. Periksa klien apakah benar-benar rileks.
g. Instruksi diberikan secara terus menerus.
h. Instruksi yang diberikan tidak terlalu cepat ataupun terlalu lambat
(Setyoadi & Kushariyadi,2011).

6. Pelaksanaan Progressive Muscle Relaxation


Menurut Setyoadi dan Kushariyadi (2011), pelaksanaan terapi Progressive
Muscle Relaxationterdiri dari langkah-langkah sebagai berikut :
a. Persiapan
1) Persiapan Lingkungan
Persiapan lingkungan terdiri dari beberapa faktor diantaranya
adalah mempersiapkan kursi, bantal serta menciptakan lingkungan
yang tenang dan sunyi.
2) Persiapan Klien
a) Menjelaskan tujuan, manfaat, prosedur pelaksanaan terapi serta
pengisian lembar persetujuan.
b) Memposisikan tubuh klien senyaman mungkin, dapat berbaring
dengan mata tertutup dan menggunakan bantal pada bawah
kepala dan lutut atau duduk di kursi dengan kepala ditopang,
hindari posisi berdiri.
c) Tidak menggunakan aksesoris seperti kacamata, jam dan
sepatu.
d) Melonggarkan peralatan yang melekat pada tubuh seperti dasi
dan ikat pinggang.
b. Langkah-langkah Pelaksanaan PMR
1) Gerakan 1 : berfungsi untuk melatih otot tangan
a) Tangan kiri digenggam membentuk suatu kepalan dan kuatkan
kepalan sambil merasakan ketegangan yang terjadi. Kemudian
arahkan klien untuk melepaskan kepalan dan merasakan relaks
selama 10 detik.

b) Ulangi gerakan pada tangan kiri sebanyak dua kali agar klien
dapat membedakan kondisi otot yang tegang dan relaks.
Lakukan prosedur yang sama pada tangan kanan.
2) Gerakan 2 : berfungsi untuk melatih otot tangan bagian belakang.
Kedua pergelangan tangan ditekuk ke belakang sehingga otot
tangan bagian belakang dan lengan bawah menegang, kemudian
lepaskan tekukan ke posisi semula secara perlahan-lahan. Ulangi
satu kali lagi.
3) Gerakan 3 : berfungsi untuk melatih otot biseps (otot besar pada
pangkal lengan bagian atas). Kedua tangan digenggam membentuk
kepalan, arahkan kepalan menuju ke pundak sehingga otot biseps
akan menjadi tegang. Ulangi satu kali lagi.
4) Gerakan 4 : berfungsi untuk melatih otot bahu supaya mengendur.
Kedua bahu diangkat setinggi-tingginya seakan-akan hampir
menyentuh telinga. Perhatian dipusatkan pada kontras ketegangan
yang terjadi pada bahu, punggung atas dan leher. Ulangi satu kali
lagi.
5) Gerakan 5 dan 6 : berfungsi dalam melemaskan otot-otot wajah
seperti otot dahi, mata, rahang dan mulut. Otot dahi digerakkan
dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot terasa bahkan
kulitnya keriput. Mata dipejamkan semaksimal mungkin sehingga
ketegangan dapat dirasakan dirasakan di sekitar mata termasuk
otot-otot mata. Ulangi satu kali lagi.
6) Gerakan 7 : berfungsi untuk mengendurkan otot–otot rahang.
Rahang dikatupkan bersamaan dengan menggigit gigi sehingga
ketegangan terjadi di sekitar otot rahang.
7) Gerakan 8 : berfungsi dalam mengendurkan otot-otot mulut. Bibir
dimoncongkan semaksimal mungkin sehingga ketegangan dapat
dirasakan di sekitar mulut. Ulangi satu kali lagi.
8) Gerakan 9 : berfungsi untuk merileks otot-otot bagian depan dan
belakang leher. Kepala direbahkan pada sandaran, gerakan dimulai
dari otot leher bagian belakang kemudian otot leher bagian depan.
Kepala ditekankan pada sandaran sehingga dapat dirasakan
ketegangan yang terjadi pada leher bagian belakang dan punggung
atas. Ulangi satu kali lagi.
9) Gerakan 10 : berfungsi untuk melatih otot leher bagian depan.
Kepala ditekuk, dagu dibenamkan ke arah dada sehingga
ketegangan dapat dirasakan pada leher bagian depan. Ulangi satu
kali lagi.
10) Gerakan 11 : berfungsi untuk melatih otot punggung. Tubuh
ditegakkan dari sandaran, punggung dilengkungkan dan busungkan
dada. Kondisi ini (tegang) dipertahankan 10 detik kemudian
lakukan posisi rileks dengan cara meletakkan kembali tubuh ke
sandaran dan membiarkan otot menjadi lemas. Ulangi satu kali
lagi.
11) Gerakan 12 : berfungsi untuk melemaskan otot dada. Lakukan
nafas dalam agar paru-paru terisi udara sebanyak-banyaknya, tahan
selama beberapa saat dengan merasakan ketegangan yang terjadi
pada bagian dada dan turun ke perut, lalu dilepas dengan
mengeluarkan udara seperti bernafas biasa. Ulangi satu kali lagi.
12) Gerakan 13 : berfungsi untuk melatih otot perut. Perut ditarik ke
dalam dengan kuat, tahan sampai kencang dan keras selama 10
detik, lalu lepaskan. Ulangi sekali lagi.
13) Gerakan 14 dan 15 : berfungsi untuk melatih otot-otot kaki (paha
dan betis). Luruskan telapak kaki sehingga otot paha terasa
kencang. Selagi telapak kaki diluruskan, antara paha dan betis juga
diluruskan. Tahan selama 10 detik kemudian dilepaskan. Ulangi
satu kali lagi.

Pelaksanaan terapi harus memperhatikan elemen penting yang


diperluhkan untuk rileks yaitu lingkungan yang tenang, posisi yang
nyaman, dan sikap yang baik. Lingkungan yang tenang diperluhkan
sehingga pasien dapat berkonsentrasi pada relaksasi otot termasuk
membantasi interupsi/gangguan, suara, dan pencahayaan. Posisi yang
nyaman memberikan dukungan bagi tubuh atau berbaring di tempat tidur
pada posisi yang nyaman. Pelaksanaan Progressive Muscle Relaxation
untuk hasil yang maksimal dianjurkan dilakukan secara rutin selama 25-30
menit setiap sesi. Latihan dianjurkan dilakukan 2 kali sehari dan dilakukan
2 jam setelah makan untuk mencegah rasa mengantuk. Berstein dan
Borkovec menganjurkan menggunakan 10 sesi untuk latihan Progressive
Muscle Relaxation. Namun, beberapa penelitian mengatakan bahwa
dengan sedikitnya 4 sesi latihan telah menunjukkan efek positif dari terapi
(Gift,1992; Peck,1997; Synder dan Lynquist,2002; Tobing,2012).

Anda mungkin juga menyukai