Latar belakang
Untuk memahami kebutuhan utama, isu dan peluang untuk anak-anak termasuk peran mereka
dari kesenjangan dalam pelayanan.
Karena anak itu mengalami pengalaman bencana berbeda dari orang dewasa.
Cara kami mendengarkan mereka dengan membuat anak-anak merasa nyaman sehingga kami
menekankan pendekatan bermain bersama , ini sangat memungkinkan untuk membuat kami
berbincang nyaman dan membuat kami bisa mengenal mereka lebih jauh dan membangun
rasa saling percaya. Secara bertahap itu menumbuhkan rasa saling percaya.
Pesan terdalam dari anak-anak saat ini bahwa mereka ingin merasakan lagi kehidupan seperti
biasa, kegiatan-kegiatan yang bisa membuat mereka senang dan merasakan seperti dulu lagi.
Rutinitas yang membuat mereka positif atau kesempatan yang bisa membantu orang lain
pada upaya-upaya pemulihan pasca bencana.
Mereka juga bersyukur karena telah selamat dari bencana, dan mereka saat ini juga bisa lebih
menunjukan empati , kepedulian dan perhatian yang lebih besar pada orang lain. Saat ini
Mereka membutuhkan jaminan dan kepastian bahwa pelajaran telah dipetik mengenai apa
saja bahan konstruksi dan lokasi yang sesuai yang mereka butuhkan.
Sebenarnya elemen terpenting yang mereka harapkan ialah bersekolah karna hal tersebut
dapat membuat mereka senang karena mereka dapat berkumpul dan berinteraksi bersama
teman-teman mereka lagi. Beberapa dari mereka mulai merasa bahwa orang tua mereka lebih
protektif dan ketat semenjak mereka tinggal diposko atau perumahan sementara. Oleh sebab
itu mereka sangat menginginkan sekolah lagi agar tetap adanya jam bermain bersama teman.
Tetapi tidak sedikit pula dari mereka yang masih merasa takut , masih ada rasa khawatir yang
terus muncul mengenai dimana mereka akan tinggal jika bencana kembali melanda dan
ketakutan untuk pergi jauh dari orang tua sekalipun hanya untuk bermain dan bersekolah.
1. Butuh kembali ke kehidupan seperti biasa walaupun masih dalam waktu lama
2. Kehilangan tempat bermain ini sangat kontekstual
3. Kurang banyaknya kegiatan rutin lagi
4. Meningkatnya kesadaran dan kepedulian ( sadar bahwa orang tua mereka dalam
kesuliatan )
5. Apresiasi yang lebih besar atas pertemanan dan kebutuhan untuk mempertahankan
pertemanan
6. Makan lebih sedikit dan kurang bervariasi
7. Respon dan pemahaman atas kebutuhan kebutuhan emosional anak-anak masih
terlalu terbatas
8. Anak-anak perlu jaminan informasi lebih baik
9. Jaminan bahwa masyarakat akan lebih siap jika bencana seperti gempa bumi dan
tsunami terjadi lagi
10. Persepsi anak anak terkait perbedaan antara mereka yang sangat dan kurang terkena
dampak harus dipetimbangkan
11. Anak remaja ingin membantu dan terlibat dalam proses pemulihan tetapi tidak tau
caranya
12. Secara umum anak remaja menerima lebih sedikit bantuan dan dukungan
REKOMENDASI SUARA ANAK
Keterlibatan kami dalam proses perencanaan & kegiatan komunitas terkait dengan pemulihan
1. Melakukan psikososial pasca bencana
2. Melakukan penyuluhan kesehatan
3. Menjadi Konselor remaja
4. Ikut serta dalam pembagian distribusi bantuan
7. Masih banyak anak yang menggunakan zat berbahaya seperti lemfox, merokok, dan
narkoba
8. Keluarga jadi lebih saling memeperhatikan dan lebih banyak terjadi interaksi
9. Masih banyak anak-anak yang mengalam kesulitan sekolah akibat bencana beberapa
faktornya transportasi dan kekhawatiran orang tua
10. Banyaknya fasilitas yang kurang memadai tetapi masih digunakan sepeeti ruangan
dan perlengkapan lainnya.
11. Mempekerjakan anak dibawah umur yang seharusnya mendapatkan hak-hak anak.
12. Tidak ada kebebasan oleh orang tua yang berdampak pada kekerasan fisik dan
mental.
DINAMIKA DISKUSI
Awal mula diberikan arahan materi penelitian mengenai “ Ayo Kembali Beraktifitas”
oleh mr.Steven yang kemudian setelah selesai memaparkan materinya anak-anak dibagi
menjadi 3 kelompok. Pada saat pemaparan materi anak-anak terlihat tertarik dan menunjukan
rasa antusias dan empati mereka pada materi tersebut.
Saat dibagi menjadi 3 kelompok anak-anak juga diberikan mentor atau pendamping
yang akan memberikan arahan lanjutan , saat diskusi kelompok dimulai awal awal anak
masih merasa canggung tapi karena arahan dan pembawaan mentor sangat baik anak-anak
mulai antusias untuk mengeluarkan suara-suara mereka yang saat itu mereka cetuskan
sebagai rekomendasi suara anak yang mewakili suara-suara anak kota palu.
Mereka terlihat sangat gembira saat bisa membuat rekomendasi tersebut, karena ada
harapan besar dibalik setiap kata yang mereka suarakan.