Anda di halaman 1dari 4

KELOMPOK 5

NAMA ANGGOTA :

 ANDRIAN
 FEBRIZA LAILA HUSNA
 HALIMAH
 INTAN HARIKA FONNA
 IRMA MEIRANI LUMBAN TORUAN
 QORI RAMADHANI

MATA KULIAH : ILMU NEGARA

DOSEN PENGAMPU : Drs.Irwan.Mpd


BAB I

PEMBDAHULUAN
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hubungan ilmu Negara dengan hukum tata Negara

Keduanya mempunyai hubungan yang sangat dekat Ilmu Negara mempelajari Negara dalam
pengertian abstrak artinya tidak terikat waktu dan tempaI lmu Negara mempelajari konsep-konsep
dan teori-teori mengenai negara, serta hakekat negara. Hukum Tata Negara mempelajari Negara
dalam keadaan konkrit artinya negara yang sudah terikat waktu dan tempat.

Hukum Tata Negara mempelajari Hukum Positif yang berlaku dalam suatu negara.Hukum Tata
Negara mempelajari negara dari segi struktur.Dengan demikian hubungan antara Ilmu Negara dengan
Hukum Tata Negara adalah Ilmu Negara merupakan dasar dalam penyelenggaraan praktek
ketatanegaraan yang diatur dalam Hukum Tata Negara lebih lanjut dengan kata lain Ilmu Negara yang
mempelajari konsep, teori tentang Negara merupakan dasar dalam mempelajari Hukum Tata Negara.
Persamaan ilmu Negara dan hukum tata Negara[5]:

1. Ilmu Negara dan hokum tata Negara memiliki pokok bahasan yang sama yaitu Negara.

2. Ilmu Negara dan hokum tata Negara termasuk ilmu social dan memiliki obyek penelitian
yang sama, yaitu manusia berkeinginan hidup dan berkembang dalam tata kehidupan
bernegara.

3. Ilmu Negara dan hokum tata Negara memiliki dalil-dalil rumusan yang bersifat nisbi
(relative)berbeda sesuai dengan sudut pandang yang mengememukanya.

B. Hubungan Ilmu Negara dengan Hukum Administrasi Negara

C. HUBUNGAN ILMU NEGARA DAN HUKUM INTERNASIONAL

Ilmu negra yang bersifat teoritis tentang negara dalam pengertian yang umum – abstrak tidak
dapat diabaikan dalam mempelajari hukum internasional, karena beberapa aspek negara
selalu menjadi dasar penyelesaian masalah – masalah Hukum Internasional. Diantara
masalah itu dapat disebutkan unsur – unsur negara, pengakuan, kedaulatan teritorial,
yurisdiksi dan tanggung jawab / tanggung gugat negara, serta negara sebagai aktor utama
hukum internasional.
Sebagaimana dimaklumi, sampai saat ini negara merupakan subyek hukum internasional
terpenting (par excellence) dibandingkan dengan subyek hukum internasional lainnya.Dalam
kedudukannya sebagai subyek hukum internasional, negara memiliki hak – hak dan
kewajiban menurut Hukum Internasional. Oleh karena itu, Ilmu Negara yang menyelidiki corak
– corak dan sifat – sifat negara sebagai genus, juga memberikan kontribusi teoritis bagi
perkembangan Hukum Internasional, begitu pula sebaliknya perkembangan Ilmu Negara
akan dipengaruhi pula oleh perkembangan Hukum Internasional, terutama dalam pengkajian
mengenai kerjasama antar negara. Misalnya tentang doktrin pengakuan pemerintah baru,
doktrin hubungan bertetangga antar negara. Jadi secara singkat dapat dikatakan hubungan
Ilmu Negara dan Hukum Internasional “hubungan yang saling menguntungkan” (simbiose –
mutualistis).

Perlu disimak pendapat Wirjono Prodjodikoro (mantan Ketua Mahkamah Agung, era tahun
1960 – an), dalam melihat perbedaan antara Ilmu Negara dan Hukum Internasional Publik, ia
mengemukakan bahwa “pada Ilmu Negara unsur hukum sebagai rangkaian kaidah – kaidah
atau norma – norma tidak merupakan unsur mutlak. Sebaliknya pada Hukum Internasional
Publik, adanya unsur norma hukum adalah mutlak”. Hukum Internasional Publik prinsipnya
mengatur hubungan antar pelbagai negara di dunia, dengan tujuan untuk mengejar
keselamatan dan tata – tertib dalam masyarakat dunia yang anggotanya terdiri dari pelbagai
negara, karena itu bersifat dinamis. Sebaliknya “Ilmu Negara” lebih bersifat statis dengan
menitikberatkan pada gambaran adanya pelbagai negara timbul (lahirnya), wujud (bentuknya)
dan berkembangnya. Dari pendapat Wirjono Prodjodikoro itu, nampak bahwa ada unsur
persamaan antara Ilmu Negara dan Hukum Internasional Publik, yakni sama – sama fokus
pada mempelajari negara seantero dunia (seluruh dunia).

D.Hubungan Ilmu Negara dengan Hukum

Hubungan antara ilmu negara dengan hukum sebenarnya agak sederhana dalam Teori
Kedaulatan Negara. Hukum merupakan kemauan negara yang telah dinyatakan. Negara
memiliki wewenang untuk memerintah, yaitu memaksakan kemauannya kepada orang lain
secara tidak terbatas, seperti yang dikemukakan oleh Jellineck bahwa negara mempunyai
kekuasaan untuk memerintah. Hanya negara yang mempunyai kekuasaan untuk
memaksakan dengan tiada bersyarat kemauannya kepada yang lain. Negara adalah bentuk
ikatan manusia-manusia yang tinggal di dalamnya yang dilengkapi dengan kekuasaan untuk
memerintah.

Anda mungkin juga menyukai