Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik membahas


tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Energi dapat berubah dari satu
bentuk ke bentuk lain, baik secara alami maupun hasil rekayasa teknologi. Dalam
termodinamika terdapat beberapa hukum yang meliputinya. Hukum
termodinamika pertama menyatakan bahwa energi adalah kekal, sebagai contoh
yaitu ketika sebuah benda yang panas diletakkan bersentuhan dengan benda yang
dingin kalor akan mengalir dari benda yang bersuhu panas ke benda yang bersuhu
dingin, tidak pernah sebaliknya secara spontan. Jika kalor meninggalkan benda
yang bersuhu dingin dan masuk ke benda yang bersuhu panas, energi akan tetap
bisa kekal, tetapi tidak dapat berlangsung secara spontan. Ada banyak contoh lain
dari proses yang terjadi di alam tetapi kebalikannya tidak pernah terjadi. Proses
termodinamik yang berlanggsung secara alami seluruhnya disebut proses
ireversibel (irreversibel process). Proses tersebut berlanggsung secara spontan
pada satu arah tetapi tidak pada arah sebaliknya. Misal, cangkir kopi dan gelas
akan pecah seketika ketika dijatuhkannya, tetapi pecahan-pecahan cangkir
tersebut tidak akan dapat bersatu kembali secara seketika. Sedangkan proses
reversibel adalah proses termodinamika yang dapat berlanggsung secara bolak-
balik. Sebuah sistem yang mengalami idealisasi proses reversibel selalu
mendekati keadaan kesetimbangan termodinamika antara sistem itu sendiri dan
lingkungannya. Hukum termodinamika pertama tentang kekekalan energi, tidak
akan dilanggar jika proses-proses ini terjadi secara sebaliknya. Untuk menjelaskan
tidak adanya reversibilitas (bisa balik) para ilmuwan pada abad sembilanbelas
merumuskan prinsip baru yang dikenal dengan hukum termodinamika kedua.
Hukum ini merupakan pernyataan mengenai proses yang terjadi di alam dan yang
tidak. Hukum ini dapat dinyatakan dengan berbagai cara, semuanya sama. Hukum
kedua termodinamika menyatakan bahwa aliran kalor memiliki arah, dengan kata
lain tidak semua proses di alam adalah reversibel (arahnya dapat dibalik). Hukum

1
kedua termodinamika menyatakan bahwa kalor mengalir secara spontan dari
benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak pernah mengalir secara
spontan dalam arah kebalikannya. Misalnya, jika sebuah kubus kecil dicelupkan
ke dalam secangkir air kopi panas, kalor akan mengalir dari air kopi panas ke
kubus es sampai suhu keduanya sama.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, adapun rumusan
masalah yang dapat dirumuskan adalah:
1. Bagaimana proses ireversibel dan reversible terjadi?
2. Bagaimana siklus Carnot terjadi?
3. Bagaimana penjelasan bunyi dari Hukum II Termodinamika?
4. Bagaimana penerapan Hukum II Termodinamika dalam kehidupan sehari-
hari ?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, adapun tujuan


yang ingin dicapai penyusun dalam penyusunan makalah ini adalah:

1. Menjelaskan dan menganalisa terjadinya proses ireversibel dan


reversible;
2. Menjelaskan dan menganalisa siklus Carnot;
3. Menjelaskan dan mendeskripsikan bunyi dari Hukum II
Termodinamika.

1.4 Manfaat Penulisan

Dalam penyusunan makalah ini dapat diperoleh beberapa manfaat,


adapun beberapa manfaat penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh pengetahuan dan mampu menganalisa proses ireversibel dan


reversible;
2. Memperoleh pengetahuan dan mampu menganalisa siklus Carnot;
3. Memperoleh pengetahuan dan dapat mendeskripsikan bunyi Hukum II
Termodinamika.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Fenomena Alam Mengenai Hukum II Termodinamika

a. Memanggang Sosis

Hukum kedua termodinamika mengatakan bahwa panas secara alami


mengalir dari benda panas ke benda yang lebih dingin. Gambar diatas
menunjukkan sosis yang sedang dipanggang, kalor mengalir dari arang ke sosis
ketika sosis sedang dipanggang. Hal itu terjadi karena suhu sosis lebih rendah
daripada arang yang terbakar, maka sosis akan matang akibat menerima kalor dari
arang yang terbakar dibawahnya. Akan tetapi arang tersebut tidak dapat
mengambil kalor dari sosis. Dengan demikian, aliran energi kalor memiliki arah,
yaitu dari panas ke dingin.

3
b. Knalpot Motor Mengeluarkan Asap

Pada mesin motor terdapat dua reservoir yaitu reservoir suhu tinggi dan
reservoir suhu rendah. Pada mesin motor energi kalor diambil dari pembakaran
bensin sehingga menghasilkan usaha (W) dan sisanya mesin menghasilkan energi
kalor berupa Q yang dikeluarkan melalui knalpot

2.2 Tokoh Fisika Dalam Hukum II Termodinamika

Gambar 1.1 Foto Max Planck

Max Planck
Max Karl Ernst Ludwig Planck atau lebih dikenal dengan Max Planck,
lahir di Kiel, Schleswig-Holstein, Jerman pada 23 April 1858. Beliau adalah
seorang fisikawan Jerman yang dikenal sebagai penemu teori kuantum. Lahir
di Kiel, Planck memulai karier fisikanya di Universitas München tahun 1874,

4
lulus pada tahun 1879 di Berlin. Dia kembali ke München pada tahun 1880 untuk
mengajar di universitas itu, dan pindah ke Kiel pada 1885.
Pada 1899, Planck menemukan sebuah konstanta dasar, yang
dinamakan konstanta Planck, dan sebagai contoh pengunaannya, konstanta Planck
dapat digunakan untuk menghitung energi foton. Selain konstanta Planck dan
radiasi benda hitam, beberapa karya penting Max Planck dalam perjalanan karier
akademiknya antara lain, Teorema Energi dan Entropi, Termodinamika dalam
Teori Relativitas serta karya Hukum Radiasi termal. Dari karya-karya tersebut,
yang paling berpengaruh adalah karya Hukum Radiasi Termal.

Gambar 1.2 Foto Lord Kelvin

William Thomson (Lord Kelvin)


William Thomson lahir di Belfast, Irlandia, pada tanggal 26 Juni 1824.
Dia adalah anak ke-4 dari tujuh bersaudara, anak James Thomson, guru dan
penulis buku pelajaran matematika. William dan saudaranya yang lebih tua,
James, sangat berbakat. Keduanya masuk Universitas Glasgow pada usia 10 dan
11 tahun. (Seperti William, James kelak menjadi ahli fisika dan insinyur
terkemuka, meskipun tidak sehebat adiknya.)
Tahun 1847, untuk pertama kalinya Thomson mendengar karya James
Joule mengenai hubungan panas dan gerak mekanis. Asas penyimpanan tenaga
dalam karya Joule kelak dikenal sebagai Hukum Termodinamika Pertama.

5
Meskipun Joule diakui sebagai penemu utama termodinamika, Thomsonlah yang
"memantapkan termodinamika menjadi disiplin ilmu yang resmi dan merumuskan
hukumnya yang pertama dan kedua dengan terminologi yang tepat." Meskipun
banyak ilmuwan Inggris meragukan karya Joule, Thomson mengakui bahwa hal
ini cocok dengan pola perpaduan yang mulai muncul dalam fisika. Tahun 1851,
Thomson menerbitkan tulisan berjudul "On the Dynamical Theory of Heat", yang
mendukung teori Joule mengenai panas dan gerak. Tulisan ini merupakan langkah
penting dalam proses perpaduan bagian fisika yang terpisah-pisah. Karya ini juga
memuat Hukum Termodinamika Kedua versi Thomson.

2.3 Proses Reversibel dan Ireversibel


a. Proses Reversibel
Proses termodinamika reversibel jika proses tersebut dapat kembali ke
keadaan semula sehingga sistem dan lingkungan kembali ke keadaan semula,
tanpa perubahan lain di tempat lain di alam semesta. Ini berarti baik sistem dan
lingkungan dikembalikan ke keadaan awal pada akhir proses terbalik.

Gambar 1.3 Proses reversibel

Pada gambar di atas, sistem telah mengalami perubahan dari keadaan 1 ke


keadaan 2. Proses reversibel dapat membalik sepenuhnya dan tidak ada jejak yang
tersisa yang menunjukkan bahwa sistem telah mengalami perubahan

6
termodinamika. Selama proses reversibel, semua perubahan dalam kondisi yang
terjadi dalam sistem berada dalam kesetimbangan termodinamika satu sama lain.
1. Proses reversibel secara internal
Proses ini dapat dibalik secara internal jika tidak ada irreversibilitas yang
terjadi dalam batas-batas sistem. Dalam proses-proses ini, suatu sistem mengalami
melalui serangkaian keadaan keseimbangan, dan ketika proses berbalik, sistem
melewati persis kondisi keseimbangan yang sama sambil kembali ke keadaan
awal.
2. Proses reversibel secara eksternal
Dalam proses reversibel secara eksternal, tidak ada irreversibilitas yang
terjadi di luar batas sistem selama proses. Perpindahan kalor antara reservoir dan
sistem adalah proses yang dapat dibalik secara eksternal jika permukaan kontak
antara sistem dan reservoir berada pada suhu yang sama. Suatu proses dapat
dibalik hanya jika memenuhi dua syarat
1. Gaya disipatif harus tidak ada.
2. Prosesnya harus terjadi dalam waktu kecil yang tak terbatas.

Dengan kata sederhana, proses yang dapat membalikkan kembali sepenuhnya


adalah proses reversibel. Ini berarti bahwa sifat-sifat akhir sistem dapat dengan
sempurna kembali ke sifat-sifat aslinya. Proses ini dapat dibalik sempurna hanya
jika perubahan dalam proses sangat kecil. Dalam situasi praktis tidak mungkin
untuk melacak perubahan yang sangat kecil ini dalam waktu yang sangat kecil,
maka proses reversibel juga merupakan proses yang ideal. Perubahan yang terjadi
selama proses reversibel berada dalam keseimbangan satu sama lain.

b. Proses Ireversibel
Proses ireversibel adalah hasil dari menyimpang dari kurva, sehingga
mengurangi jumlah keseluruhan usaha yang dilakukan. Proses ireversibel adalah
proses termodinamika yang menyimpang dari keseimbangan. Dalam hal tekanan
dan volume, itu terjadi ketika tekanan (atau volume) suatu sistem berubah secara
dramatis dan instan sehingga volume (atau tekanan) tidak memiliki waktu untuk
mencapai keseimbangan.

7
Gambar 1.4 Proses ireversibel
Contoh klasik dari proses ireversibel adalah dengan melepaskan volume
gas tertentu ke dalam ruang hampa. Dengan melepaskan tekanan pada sampel dan
memungkinkannya untuk menempati ruang yang besar, sistem dan sekitarnya
tidak berada dalam kesetimbangan selama proses ekspansi. Agar proses ini dapat
dibalik, kita harus dapat mengembalikan gas ke volume dan suhu semula tanpa
mengubah lingkungan. Bayangkan kita mencoba membalikkan proses dengan
mengompresi gas ke volume aslinya. Untuk melakukannya, kami memasang
wadah dengan piston dan menggunakan mesin untuk memaksa piston masuk.
Selama proses ini, lingkungan berubah karena pekerjaan sedang dilakukan oleh
agen luar pada sistem. Selain itu, sistem berubah karena kompresi meningkatkan
suhu gas. Kita dapat menurunkan suhu gas dengan membiarkannya bersentuhan
dengan reservoir energi eksternal.
Meskipun langkah ini mengembalikan gas ke kondisi semula, lingkungan
sekitarnya juga terpengaruh karena energi ditambahkan ke sekelilingnya dari gas.
Jika energi ini entah bagaimana dapat digunakan untuk menggerakkan mesin yang
telah kita gunakan untuk mengompres gas, maka transfer energi bersih ke
lingkungan akan menjadi nol. Dengan cara ini, sistem dan sekitarnya dapat
dikembalikan ke kondisi awal mereka, dan kami dapat mengidentifikasi proses
sebagai reversibel. Namun, pernyataan Kelvin-Planck dari hukum kedua
menentukan bahwa energi yang dikeluarkan dari gas untuk mengembalikan suhu
ke nilai aslinya tidak dapat sepenuhnya dikonversi menjadi energi mekanik dalam
bentuk pekerjaan yang dilakukan oleh mesin dalam mengompresi gas. Jadi, kita
harus menyimpulkan bahwa prosesnya tidak dapat dibalikkan. Kita juga dapat
berargumen bahwa ekspansi bebas adiabatik tidak dapat dibalikkan dengan

8
mengandalkan pada bagian definisi dari proses yang dapat dibalik yang mengacu
pada keadaan keseimbangan.
Misalnya, selama ekspansi, variasi tekanan yang signifikan terjadi di
seluruh gas. Dengan demikian, tidak ada nilai tekanan yang didefinisikan dengan
baik untuk seluruh sistem kapan saja antara kondisi awal dan akhir. Bahkan,
prosesnya bahkan tidak dapat direpresentasikan sebagai jalur pada diagram PV.
Diagram PV untuk ekspansi bebas adiabatik akan menunjukkan kondisi awal dan
akhir sebagai titik, tetapi titik-titik ini tidak akan dihubungkan oleh jalur. Dengan
demikian, karena kondisi antara antara keadaan awal dan akhir bukanlah keadaan
keseimbangan, prosesnya tidak dapat diubah. Meskipun semua proses nyata selalu
ireversibel, beberapa hampir dapat dibalik. Jika proses nyata terjadi sangat lambat
sehingga sistem selalu sangat hampir dalam keadaan kesetimbangan, maka proses
tersebut dapat diperkirakan sebagai reversibel.
2.4 Siklus Carnot

Sangat mudah untuk menghasilkan energi panas dengan melakukan


pekerjaan. Misalnya, gesekan antara dua benda akan dengan mudah menghasilkan
energi panas sebagai hasilnya. Inilah sebabnya ketika Anda menggosok kedua
tangan dingin Anda, mereka akan menjadi lebih hangat. Namun berbanding
terbalik, pekerjaan menghasilkan dari energi termal pertama kali ditemukan pada
tahun 1700 dengan pengembangan mesin uap. Ide dasar dari mesin panas adalah
bahwa energi mekanik dapat diperoleh dari energi panas hanya jika panas
dibiarkan mengalir dari suhu tinggi ke suhu rendah.

Pada tahun 1824 seorang insinyur Prancis bernama Sadi Carnot


menggambarkan sebuah mesin teoretis, yang sekarang disebut mesin Carnot, yang
sangat penting dari sudut pandang praktis dan teoretis. Dia menunjukkan bahwa
mesin panas beroperasi dalam siklus yang ideal dan dapat dibalik yang disebut
siklus Carnot antara dua reservoir energi adalah mesin yang paling efisien. Mesin
yang ideal semacam itu menetapkan batas atas pada efisiensi semua mesin
lainnya. Yaitu, kerja bersih yang dilakukan oleh zat kerja yang diambil melalui
siklus Carnot adalah jumlah kerja terbesar yang dimungkinkan untuk sejumlah
energi yang dipasok ke zat pada suhu atas. Teorema Carnot dapat dinyatakan

9
sebagai berikut: tidak ada mesin panas nyata yang beroperasi di antara dua
reservoir energi dapat lebih efisien daripada mesin Carnot yang beroperasi di
antara dua reservoir yang sama. Mesin panas membawa beberapa zat kerja
melalui proses siklik di mana :
1. Zat kerja menyerap energi dari reservoir energi suhu tinggi
2. Pekerjaan dilakukan oleh mesin
3. Energi dikeluarkan oleh mesin untuk reservoir suhu rendah.
Sebagai contoh, perhatikan pengoperasian mesin uap di mana zat yang
digunakan adalah air. Air dalam boiler menyerap energi dari pembakaran bahan
bakar dan menguap menjadi uap, yang kemudian bekerja dengan melebarkannya
ke piston. Setelah uap mendingin dan mengembun, air cair menghasilkan kembali
ke boiler dan siklus berulang.
Untuk menggambarkan siklus Carnot yang terjadi antara suhu T1 dan T2,
kami mengasumsikan bahwa zat yang bekerja adalah gas ideal yang terkandung
dalam silinder yang dilengkapi dengan piston yang dapat digerakkan di salah satu
ujungnya. Dinding silinder dan piston secara termal tidak melakukan konduksi.
Empat tahap siklus Carnot ditunjukkan pada gambar berikut

Gambar 1.5 Siklus Carnot

10
Berdasarkan gambar diatas dapat dijelaskan siklus Carnot sebagai berikut.

1. Proses AB adalah pemuaian isotermal pada suhu T1. Pada proses ini sistem
menyerap kalor Q1 dari reservoir bersuhu tinggi T1 dan melakukan usaha
WAB.
2. Proses BC adalah pemuaian adiabatik. Selama proses ini berlangsung suhu
sistem turun dari T1 menjadi T2 sambil melakukan usaha WBC.
3. Proses CD adalah pemampatan isoternal pada suhu T2. Pada proses ini
sistem menerima usaha WCD dan melepas kalor Q2 ke reservoir bersuhu
rendah T2.
4. Proses DA adalah pemampatan adiabatik. Selama proses ini suhu sistem
naik dari T2 menjadi T1 akibat menerima usaha WDA.

Siklus Carnot merupakan dasar dari mesin ideal yaitu mesin yang
memiliki efisiensi tertinggi yang selanjutnya disebut mesin Carnot. Usaha total
yang dilakukan oleh sistem untuk satu siklus sama dengan luas daerah di dalam
siklus pada diagram p – V. Mengingat selama proses siklus Carnot sistem
menerima kalor Q1 dari reservoir bersuhu tinggi T1 dan melepas kalor Q2 ke
reservoir bersuhu rendah T2, maka usaha yang dilakukan oleh sistem menurut
hukum I termodinamika adalah sebagai berikut.

Dalam menilai kinerja suatu mesin, efisiensi merupakan suatu faktor yang
penting. Untuk mesin kalor, efisiensi mesin (η) ditentukan dari perbandingan
usaha yang dilakukan terhadap kalor masukan yang diberikan. Secara matematis
dapat dituliskan sebagai berikut.

11
Untuk siklus Carnot berlaku hubungan , sehingga efisiensi mesin
Carnot dapat dinyatakan sebagai berikut.

Keterangan:
η : Efisiensi mesin Carnot
T1 : Suhu reservoir bersuhu tinggi (K)
T2 : Suhu reservoir bersuhu rendah (K)

Efisiensi mesin Carnot merupakan efisiensi yang paling besar karena


merupakan mesin ideal yang hanya ada di dalam teori. Artinya, tidak ada mesin
yang mempunyai efisien melebihi efisiensi mesin kalor Carnot. Berdasarkan
persamaan di atas terlihat efisiensi mesin kalor Carnot hanya tergantung pada
suhu kedua tandon atau reservoir. Untuk mendapatkan efisiensi sebesar 100%,
suhu tandon T2 harus = 0 K. Hal ini dalam praktik tidak mungkin terjadi. Oleh
karena itu, mesin kalor Carnot adalah mesin yang sangat ideal. Hal ini disebabkan
proses kalor Carnot merupakan proses reversibel. Sedangkan kebanyakan mesin
biasanya mengalami proses irreversibel (tak terbalikkan) tidak seperti mesin
carnot.

2.5 Hukum II Termodinamika

Hukum kedua termodinamika mengatakan bahwa aliran kalor memiliki arah.


Dengan kata lain, tidak semua proses di alam adalah reversibel (arahnya dapat
dibalik). Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa kalor mengalir secara
spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak pernah
mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya. Misalnya, jika sebuah kubus
kecil dicelupkan ke dalam secangkir air kopi panas, kalor akan mengalir dari air
kopi panas ke kubus es sampai suhu keduanya sama.
Hukum pertama termodinamika tidak dapat menjelaskan apakah suatu
proses mungkin terjadi ataukah tak mungkin terjadi. Oleh karena itu, munculah

12
hukum kedua termodinamika yang disusun tidak lepas dari usaha untuk mencari
sifat atau besaran sistem yang merupakan fungsi keadaan. Ternyata orang yang
menemukannya adalah Clausius dan besaran itu disebut entropi. Hukum kedua ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Proses suatu sistem terisolasi yang disertai dengan penurunan entropi
tidak mungkin terjadi. Dalam setiap proses yang terjadi pada sistem terisolasi,
maka entropi sistem tersebut selalu naik atau tetap tidak berubah.”
Hukum kedua termodinamika memberikan batasan dasar pada efisiensi
sebuah mesin atau pembangkit daya. Hukum ini juga memberikan batasan energi
masukan minimum yang dibutuhkan untuk menjalankan sebuah sistem pendingin.
Hukum kedua termodinamika juga dapat dinyatakan dalam konsep entropi yaitu
sebuah ukuran kuantitatif derajat ketidakaturan atau keacakan sebuah sistem.
Dari hasil percobaan para ahli menyimpulkan bahwa mustahil untuk
membuat sebuah mesin kalor yang mengubah panas seluruhnya menjadi kerja,
yaitu mesin dengan efisiensi termal 100%. Kemustahilan ini adalah dasar dari satu
pernyataan hukum kedua termodinamika sebagai berikut :
“Adalah mustahil bagi sistem manapun untuk mengalami sebuah proses
di mana sistem menyerap panas dari reservoir pada suhu tunggal dan
mengubah panas seluruhnya menjadi kerja mekanik, dengan sistem berakhir
pada keadaan yang sama seperti keadaan awalnya”.
Pernyataan ini dikenal dengan sebutan pernyataan “mesin” dari hukum
kedua termodinamika.
Dasar dari hukum kedua termodinamika terletak pada perbedaaan antara
sifat alami energi dalam dan energi mekanik makroskopik. Dalam benda yang
bergerak, molekul memiliki gerakan acak, tetapi diatas semua itu terdapat gerakan
terkoordinasi dari setiap molekul pada arah yang sesuai dengan kecepatan benda
tersebut. Energi kinetik dan energi potensial yang berkaitan dengan gerakan acak
menghasilkan energi dalam.
Jika hukum kedua tidak berlaku, seseorang dapat menggerakkan mobil atau
pembangkit daya dengan mendinginkan udara sekitarnya. Kedua kemustahilan ini
tidak melanggar hukum pertama termodinamika. Oleh karena itu, hukum kedua
termodinamika bukanlah penyimpulan dari hukum pertama, tetapi berdiri sendiri

13
sebagai hukum alam yang terpisah. Hukum pertama mengabaikan kemungkinan
penciptaan atau pemusnahan energi. Sedangkan hukum kedua termodinamika
membatasi ketersediaan energi dan cara penggunaan serta pengubahannya.
Panas mengalir secara spontan dari benda panas ke benda yang lebih dingin,
tidak pernah sebaliknya. Sebuah pendingin mengambil panas dari benda dingin ke
benda yang lebih panas, tetapi operasinya membutuhkan masukan energi mekanik
atau kerja. Hal umum mengenai pengamatan ini dinyatakan sebagai berikut :
“Adalah mustahil bagi proses mana pun untuk bekerja sendiri dan
menghasilkan perpindahan panas dari benda dingin ke benda yang lebih
panas.”
Pernyataan ini dikenal dengan sebutan pernyataan “pendingin” dari hukum
kedua termodinamika.
Pernyataan “pendingin” ini mungkin tidak tampak berkaitan sangat dekat
dengan pernyataan “mesin”. Tetapi pada kenyataannya, kedua pernyataan ini
seutuhnya setara. Sebagai contoh, jika seseorang dapat membuat pendingin tanpa
kerja, yang melanggar pernyataan “pendingin” dari hukum kedua, seseorang dapat
mengabungkannya dengan sebuah mesin kalor, memompa kalor yang terbuang
oleh mesin kembali ke reservoir panas untuk dipakai kembali. Meski gabungan ini
akan melanggar pernyataan “mesin” dari hukum kedua, karena selisih efeknya
akan menarik selisih panas sejumlah dari reservoir panas dan mengubah
seutuhnya menjadi kerja W.
Perubahan kerja menjadi panas, seperti pada gesekan atau aliran fluida
kental (viskos) dan aliran panas dari panas ke dingin melewati sejumlah gradien
suhu, adalah suatu proses irreversibel. Pernyataan “mesin” dan “pendingin” dari
hukum kedua menyatakan bahwa proses ini hanya dapat dibalik sebagian saja.
Misalnya, gas selalu mengalami kebocoran secara spontan melalui suatu celah
dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Gas-gas dan cairan-
cairan yang dapat bercampur bila dibiarkan akan selalu tercampur dengan
sendirinya dan bukannya terpisah. Hukum kedua termodinamika adalah sebuah
pernyataan dari aspek sifat searah dari proses-proses tersebut dan banyak
proses ireversibel lainnya. Perubahan energi adalah aspek utama dari seluruh
kehidupan tanaman dan hewan serta teknologi manusia, maka hukum kedua

14
termodinamika adalah dasar terpenting dari dunia tempat makhluk hidup tumbuh
dan berkembang.
Dua formulasi dari hukum kedua termodinamika yang berguna untuk
memahami konversi energi panas ke energi mekanik, yaitu formulasi yang
dikemukakan oleh Kelvin-Planck dan Rudolf Clausius. Adapun hukum kedua
termodinamika dapat dinyatakan sebagai berikut :
1. Formulasi Kelvin-Planck
“Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam
suatu siklus yang semata-mata mengubah energi panas yang diperoleh dari
suatu sumber pada suhu tertentu seluruhnya menjadi usaha mekanik.”

Gambar 1.6 Ilustrasi Formula Kelvin-Planck


Dengan kata lain, formulasi kelvin-planck menyatakan bahwa tidak ada cara
untuk mengambil energi panas dari lautan dan menggunakan energi ini untuk
menjalankan generator listrik tanpa efek lebih lanjut, misalnya pemanasan
atmosfer. Oleh karena itu, pada setiap alat atau mesin memiliki nilai efisiensi
tertentu. Efisiensi menyatakan nilai perbandingan dari usaha mekanik yang
diperoleh dengan energi panas yang diserap dari sumber suhu tinggi.

15
2. Formulasi Clausius
“Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam
suatu siklus yang semata-mata memindahkan energi panas dari suatu benda
dingin ke benda panas”.

Gambar 1.7 Ilustrasi Formula Clausius


Dengan kata lain, seseorang tidak dapat mengambil energi dari sumber
dingin (suhu rendah) dan memindahkan seluruhnya ke sumber panas (suhu tinggi)
tanpa memberikan energi pada pompa untuk melakukan usaha. (Marthen
Kanginan, 2007: 249-250)
Berbeda dari hukum pertama, hukum kedua ini mempunyai berbagai
perumusan. Kelvin mengetengahkan suatu permasalahan dan Planck
mengetengahkan perumusan lain. Karena pada hakekatnya perumusan kedua
orang ini mengenai hal yang sama maka perumusan itu digabung dan
disebut perumusan Kelvin-Planck bagi hukum kedua termodinamika.
Perumusan ini diungkapkan demikian :

“Tidak mungkin membuat pesawat yang kerjanya semata-mata menyerap kalor


dari sebuah reservoir dan mengubahnya menjadi usaha”
Oleh Clausius, hukum kedua termodinamika dirumuskan dengan ungkapan :

16
“Tidak mungkin membuat pesawat yang kerjanya hanya menyerap kalor dari
reservoir bertemperatur rendah dan memindahkan kalor ini ke reservoir yang
bertemperatur tinggi, tanpa disertai perubahan lain”.

2.6 Penerapan Hukum II Termodinamika Dalam Kehidupan Sehari-


Hari
Penerapan hukum 2 termodinamika dalam kehidupan sehari-hari yang
sering kita lihat adalah lemari es dan penyejuk udara. Sistem kerja lemari es
dimulai dari bagian kompresor sebagai jantung kulkas yang berfungsi sebagai
tenaga penggerak. Pada saat dialiri listrik, motor kompresor akan berputar dan
memberikan tekanan pada bahan pendingin. Bahan pendingin yang berwujud gas
apabila diberi tekanan akan menjadi gas yang bertekanan dan bersuhu tinggi.
Dengan wujud seperti itu, memungkinkan refrigerant mengalir menuju
kondensor. Pada titik kondensasi, gas tersebut akan mengembun dan kembali
menjadi wujud cair, refrigerant cair bertekanan tinggi akan terdorong menuju
pipa kapiler. Dengan begitu refrigerant akan naik ke evaporator akibat tekanan
kepilaritas yang dimiliki oleh pipa kapiler. Saat berada di dalam evaporator,
refrigerant cair akan menguap dan wujudnya kembali menjadi gas yang memiliki
tekanan dan suhu sangat rendah. Akibatnya, udara terjebak di antara evaporator
menajdi bersuhu rendah dan akhirnya terkondensasi menjadi wujud cair. Pada
kondisi yang berulang memungkinkan udara tersebut membeku menjadi butiran-
butiran es. Hal tersebut terjadi pada benda atau air yang sengaja diletakkan di
dalam evaporator.
Prinsip kerja lemari es dan penyejuk udara merupakan kebalikan mesin
kalor. Masing-masing beroperasi untuk mentransfer kalor dari lingkungan yang
sejuk ke lingkungan yang hangat. Dengan melakukan kerja W, kalor diambil dari
daerah temperature rendah dan kalor yang jumlahnya lebih besar dikeluarkan pada
temperature tinggi. Penerapan lainnya adalah:
1. Mesin Tenaga Bensin. Yang sistem kerjanya menggunakan pembakaran
dari busi untuk membakar bahan bakar yang menghasilkan kalor untuk
menggerakkan lengan mesin. Biasanya digunakan pada kendaraan
bermotor.

17
2. Mesin Diesel, yang menggunakan bahan bakar solar dan teknik
pembakaran di ruang pembakaran.
3. AC (perwujudan dari pendingin).

18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan
beberapa hal yaitu hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa aliran kalor
memiliki arah, dengan kata lain tidak semua proses di alam adalah reversibel
(arahnya dapat dibalik). Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa kalor
mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan
tidak pernah mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya.

Siklus Carnot merupakan suatu siklus termodinamika yang melibatkan


perubahan keadaan gas pada suhu yang tetap dan perubahan keadaan yang terjadi
pada volume tetap. Sehingga sistem akan menjalani berbagai proses untuk
mengubah keadaan sistem sampai pada akhirnya akan membuat sistem kembali ke
keadaan awalnya yang menyatakan sebuah siklus.

19
Daftar Pustaka

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 1 (terjemahan). Jakarta: Penerbit Erlangga


Resnick, Halliday. 1991. Fisika Jilid I. Terjemahan. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Sujanem, Rai. 2011. Seri Buku Perguruan Tinggi Fisika Dasar 2. Singaraja:
Penerbit Universitas Pendidikan Undiksha.

20

Anda mungkin juga menyukai