PENDAHULUAN
1
kedua termodinamika menyatakan bahwa kalor mengalir secara spontan dari
benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak pernah mengalir secara
spontan dalam arah kebalikannya. Misalnya, jika sebuah kubus kecil dicelupkan
ke dalam secangkir air kopi panas, kalor akan mengalir dari air kopi panas ke
kubus es sampai suhu keduanya sama.
2
BAB II
PEMBAHASAN
a. Memanggang Sosis
3
b. Knalpot Motor Mengeluarkan Asap
Pada mesin motor terdapat dua reservoir yaitu reservoir suhu tinggi dan
reservoir suhu rendah. Pada mesin motor energi kalor diambil dari pembakaran
bensin sehingga menghasilkan usaha (W) dan sisanya mesin menghasilkan energi
kalor berupa Q yang dikeluarkan melalui knalpot
Max Planck
Max Karl Ernst Ludwig Planck atau lebih dikenal dengan Max Planck,
lahir di Kiel, Schleswig-Holstein, Jerman pada 23 April 1858. Beliau adalah
seorang fisikawan Jerman yang dikenal sebagai penemu teori kuantum. Lahir
di Kiel, Planck memulai karier fisikanya di Universitas München tahun 1874,
4
lulus pada tahun 1879 di Berlin. Dia kembali ke München pada tahun 1880 untuk
mengajar di universitas itu, dan pindah ke Kiel pada 1885.
Pada 1899, Planck menemukan sebuah konstanta dasar, yang
dinamakan konstanta Planck, dan sebagai contoh pengunaannya, konstanta Planck
dapat digunakan untuk menghitung energi foton. Selain konstanta Planck dan
radiasi benda hitam, beberapa karya penting Max Planck dalam perjalanan karier
akademiknya antara lain, Teorema Energi dan Entropi, Termodinamika dalam
Teori Relativitas serta karya Hukum Radiasi termal. Dari karya-karya tersebut,
yang paling berpengaruh adalah karya Hukum Radiasi Termal.
5
Meskipun Joule diakui sebagai penemu utama termodinamika, Thomsonlah yang
"memantapkan termodinamika menjadi disiplin ilmu yang resmi dan merumuskan
hukumnya yang pertama dan kedua dengan terminologi yang tepat." Meskipun
banyak ilmuwan Inggris meragukan karya Joule, Thomson mengakui bahwa hal
ini cocok dengan pola perpaduan yang mulai muncul dalam fisika. Tahun 1851,
Thomson menerbitkan tulisan berjudul "On the Dynamical Theory of Heat", yang
mendukung teori Joule mengenai panas dan gerak. Tulisan ini merupakan langkah
penting dalam proses perpaduan bagian fisika yang terpisah-pisah. Karya ini juga
memuat Hukum Termodinamika Kedua versi Thomson.
6
termodinamika. Selama proses reversibel, semua perubahan dalam kondisi yang
terjadi dalam sistem berada dalam kesetimbangan termodinamika satu sama lain.
1. Proses reversibel secara internal
Proses ini dapat dibalik secara internal jika tidak ada irreversibilitas yang
terjadi dalam batas-batas sistem. Dalam proses-proses ini, suatu sistem mengalami
melalui serangkaian keadaan keseimbangan, dan ketika proses berbalik, sistem
melewati persis kondisi keseimbangan yang sama sambil kembali ke keadaan
awal.
2. Proses reversibel secara eksternal
Dalam proses reversibel secara eksternal, tidak ada irreversibilitas yang
terjadi di luar batas sistem selama proses. Perpindahan kalor antara reservoir dan
sistem adalah proses yang dapat dibalik secara eksternal jika permukaan kontak
antara sistem dan reservoir berada pada suhu yang sama. Suatu proses dapat
dibalik hanya jika memenuhi dua syarat
1. Gaya disipatif harus tidak ada.
2. Prosesnya harus terjadi dalam waktu kecil yang tak terbatas.
b. Proses Ireversibel
Proses ireversibel adalah hasil dari menyimpang dari kurva, sehingga
mengurangi jumlah keseluruhan usaha yang dilakukan. Proses ireversibel adalah
proses termodinamika yang menyimpang dari keseimbangan. Dalam hal tekanan
dan volume, itu terjadi ketika tekanan (atau volume) suatu sistem berubah secara
dramatis dan instan sehingga volume (atau tekanan) tidak memiliki waktu untuk
mencapai keseimbangan.
7
Gambar 1.4 Proses ireversibel
Contoh klasik dari proses ireversibel adalah dengan melepaskan volume
gas tertentu ke dalam ruang hampa. Dengan melepaskan tekanan pada sampel dan
memungkinkannya untuk menempati ruang yang besar, sistem dan sekitarnya
tidak berada dalam kesetimbangan selama proses ekspansi. Agar proses ini dapat
dibalik, kita harus dapat mengembalikan gas ke volume dan suhu semula tanpa
mengubah lingkungan. Bayangkan kita mencoba membalikkan proses dengan
mengompresi gas ke volume aslinya. Untuk melakukannya, kami memasang
wadah dengan piston dan menggunakan mesin untuk memaksa piston masuk.
Selama proses ini, lingkungan berubah karena pekerjaan sedang dilakukan oleh
agen luar pada sistem. Selain itu, sistem berubah karena kompresi meningkatkan
suhu gas. Kita dapat menurunkan suhu gas dengan membiarkannya bersentuhan
dengan reservoir energi eksternal.
Meskipun langkah ini mengembalikan gas ke kondisi semula, lingkungan
sekitarnya juga terpengaruh karena energi ditambahkan ke sekelilingnya dari gas.
Jika energi ini entah bagaimana dapat digunakan untuk menggerakkan mesin yang
telah kita gunakan untuk mengompres gas, maka transfer energi bersih ke
lingkungan akan menjadi nol. Dengan cara ini, sistem dan sekitarnya dapat
dikembalikan ke kondisi awal mereka, dan kami dapat mengidentifikasi proses
sebagai reversibel. Namun, pernyataan Kelvin-Planck dari hukum kedua
menentukan bahwa energi yang dikeluarkan dari gas untuk mengembalikan suhu
ke nilai aslinya tidak dapat sepenuhnya dikonversi menjadi energi mekanik dalam
bentuk pekerjaan yang dilakukan oleh mesin dalam mengompresi gas. Jadi, kita
harus menyimpulkan bahwa prosesnya tidak dapat dibalikkan. Kita juga dapat
berargumen bahwa ekspansi bebas adiabatik tidak dapat dibalikkan dengan
8
mengandalkan pada bagian definisi dari proses yang dapat dibalik yang mengacu
pada keadaan keseimbangan.
Misalnya, selama ekspansi, variasi tekanan yang signifikan terjadi di
seluruh gas. Dengan demikian, tidak ada nilai tekanan yang didefinisikan dengan
baik untuk seluruh sistem kapan saja antara kondisi awal dan akhir. Bahkan,
prosesnya bahkan tidak dapat direpresentasikan sebagai jalur pada diagram PV.
Diagram PV untuk ekspansi bebas adiabatik akan menunjukkan kondisi awal dan
akhir sebagai titik, tetapi titik-titik ini tidak akan dihubungkan oleh jalur. Dengan
demikian, karena kondisi antara antara keadaan awal dan akhir bukanlah keadaan
keseimbangan, prosesnya tidak dapat diubah. Meskipun semua proses nyata selalu
ireversibel, beberapa hampir dapat dibalik. Jika proses nyata terjadi sangat lambat
sehingga sistem selalu sangat hampir dalam keadaan kesetimbangan, maka proses
tersebut dapat diperkirakan sebagai reversibel.
2.4 Siklus Carnot
9
sebagai berikut: tidak ada mesin panas nyata yang beroperasi di antara dua
reservoir energi dapat lebih efisien daripada mesin Carnot yang beroperasi di
antara dua reservoir yang sama. Mesin panas membawa beberapa zat kerja
melalui proses siklik di mana :
1. Zat kerja menyerap energi dari reservoir energi suhu tinggi
2. Pekerjaan dilakukan oleh mesin
3. Energi dikeluarkan oleh mesin untuk reservoir suhu rendah.
Sebagai contoh, perhatikan pengoperasian mesin uap di mana zat yang
digunakan adalah air. Air dalam boiler menyerap energi dari pembakaran bahan
bakar dan menguap menjadi uap, yang kemudian bekerja dengan melebarkannya
ke piston. Setelah uap mendingin dan mengembun, air cair menghasilkan kembali
ke boiler dan siklus berulang.
Untuk menggambarkan siklus Carnot yang terjadi antara suhu T1 dan T2,
kami mengasumsikan bahwa zat yang bekerja adalah gas ideal yang terkandung
dalam silinder yang dilengkapi dengan piston yang dapat digerakkan di salah satu
ujungnya. Dinding silinder dan piston secara termal tidak melakukan konduksi.
Empat tahap siklus Carnot ditunjukkan pada gambar berikut
10
Berdasarkan gambar diatas dapat dijelaskan siklus Carnot sebagai berikut.
1. Proses AB adalah pemuaian isotermal pada suhu T1. Pada proses ini sistem
menyerap kalor Q1 dari reservoir bersuhu tinggi T1 dan melakukan usaha
WAB.
2. Proses BC adalah pemuaian adiabatik. Selama proses ini berlangsung suhu
sistem turun dari T1 menjadi T2 sambil melakukan usaha WBC.
3. Proses CD adalah pemampatan isoternal pada suhu T2. Pada proses ini
sistem menerima usaha WCD dan melepas kalor Q2 ke reservoir bersuhu
rendah T2.
4. Proses DA adalah pemampatan adiabatik. Selama proses ini suhu sistem
naik dari T2 menjadi T1 akibat menerima usaha WDA.
Siklus Carnot merupakan dasar dari mesin ideal yaitu mesin yang
memiliki efisiensi tertinggi yang selanjutnya disebut mesin Carnot. Usaha total
yang dilakukan oleh sistem untuk satu siklus sama dengan luas daerah di dalam
siklus pada diagram p – V. Mengingat selama proses siklus Carnot sistem
menerima kalor Q1 dari reservoir bersuhu tinggi T1 dan melepas kalor Q2 ke
reservoir bersuhu rendah T2, maka usaha yang dilakukan oleh sistem menurut
hukum I termodinamika adalah sebagai berikut.
Dalam menilai kinerja suatu mesin, efisiensi merupakan suatu faktor yang
penting. Untuk mesin kalor, efisiensi mesin (η) ditentukan dari perbandingan
usaha yang dilakukan terhadap kalor masukan yang diberikan. Secara matematis
dapat dituliskan sebagai berikut.
11
Untuk siklus Carnot berlaku hubungan , sehingga efisiensi mesin
Carnot dapat dinyatakan sebagai berikut.
Keterangan:
η : Efisiensi mesin Carnot
T1 : Suhu reservoir bersuhu tinggi (K)
T2 : Suhu reservoir bersuhu rendah (K)
12
hukum kedua termodinamika yang disusun tidak lepas dari usaha untuk mencari
sifat atau besaran sistem yang merupakan fungsi keadaan. Ternyata orang yang
menemukannya adalah Clausius dan besaran itu disebut entropi. Hukum kedua ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Proses suatu sistem terisolasi yang disertai dengan penurunan entropi
tidak mungkin terjadi. Dalam setiap proses yang terjadi pada sistem terisolasi,
maka entropi sistem tersebut selalu naik atau tetap tidak berubah.”
Hukum kedua termodinamika memberikan batasan dasar pada efisiensi
sebuah mesin atau pembangkit daya. Hukum ini juga memberikan batasan energi
masukan minimum yang dibutuhkan untuk menjalankan sebuah sistem pendingin.
Hukum kedua termodinamika juga dapat dinyatakan dalam konsep entropi yaitu
sebuah ukuran kuantitatif derajat ketidakaturan atau keacakan sebuah sistem.
Dari hasil percobaan para ahli menyimpulkan bahwa mustahil untuk
membuat sebuah mesin kalor yang mengubah panas seluruhnya menjadi kerja,
yaitu mesin dengan efisiensi termal 100%. Kemustahilan ini adalah dasar dari satu
pernyataan hukum kedua termodinamika sebagai berikut :
“Adalah mustahil bagi sistem manapun untuk mengalami sebuah proses
di mana sistem menyerap panas dari reservoir pada suhu tunggal dan
mengubah panas seluruhnya menjadi kerja mekanik, dengan sistem berakhir
pada keadaan yang sama seperti keadaan awalnya”.
Pernyataan ini dikenal dengan sebutan pernyataan “mesin” dari hukum
kedua termodinamika.
Dasar dari hukum kedua termodinamika terletak pada perbedaaan antara
sifat alami energi dalam dan energi mekanik makroskopik. Dalam benda yang
bergerak, molekul memiliki gerakan acak, tetapi diatas semua itu terdapat gerakan
terkoordinasi dari setiap molekul pada arah yang sesuai dengan kecepatan benda
tersebut. Energi kinetik dan energi potensial yang berkaitan dengan gerakan acak
menghasilkan energi dalam.
Jika hukum kedua tidak berlaku, seseorang dapat menggerakkan mobil atau
pembangkit daya dengan mendinginkan udara sekitarnya. Kedua kemustahilan ini
tidak melanggar hukum pertama termodinamika. Oleh karena itu, hukum kedua
termodinamika bukanlah penyimpulan dari hukum pertama, tetapi berdiri sendiri
13
sebagai hukum alam yang terpisah. Hukum pertama mengabaikan kemungkinan
penciptaan atau pemusnahan energi. Sedangkan hukum kedua termodinamika
membatasi ketersediaan energi dan cara penggunaan serta pengubahannya.
Panas mengalir secara spontan dari benda panas ke benda yang lebih dingin,
tidak pernah sebaliknya. Sebuah pendingin mengambil panas dari benda dingin ke
benda yang lebih panas, tetapi operasinya membutuhkan masukan energi mekanik
atau kerja. Hal umum mengenai pengamatan ini dinyatakan sebagai berikut :
“Adalah mustahil bagi proses mana pun untuk bekerja sendiri dan
menghasilkan perpindahan panas dari benda dingin ke benda yang lebih
panas.”
Pernyataan ini dikenal dengan sebutan pernyataan “pendingin” dari hukum
kedua termodinamika.
Pernyataan “pendingin” ini mungkin tidak tampak berkaitan sangat dekat
dengan pernyataan “mesin”. Tetapi pada kenyataannya, kedua pernyataan ini
seutuhnya setara. Sebagai contoh, jika seseorang dapat membuat pendingin tanpa
kerja, yang melanggar pernyataan “pendingin” dari hukum kedua, seseorang dapat
mengabungkannya dengan sebuah mesin kalor, memompa kalor yang terbuang
oleh mesin kembali ke reservoir panas untuk dipakai kembali. Meski gabungan ini
akan melanggar pernyataan “mesin” dari hukum kedua, karena selisih efeknya
akan menarik selisih panas sejumlah dari reservoir panas dan mengubah
seutuhnya menjadi kerja W.
Perubahan kerja menjadi panas, seperti pada gesekan atau aliran fluida
kental (viskos) dan aliran panas dari panas ke dingin melewati sejumlah gradien
suhu, adalah suatu proses irreversibel. Pernyataan “mesin” dan “pendingin” dari
hukum kedua menyatakan bahwa proses ini hanya dapat dibalik sebagian saja.
Misalnya, gas selalu mengalami kebocoran secara spontan melalui suatu celah
dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Gas-gas dan cairan-
cairan yang dapat bercampur bila dibiarkan akan selalu tercampur dengan
sendirinya dan bukannya terpisah. Hukum kedua termodinamika adalah sebuah
pernyataan dari aspek sifat searah dari proses-proses tersebut dan banyak
proses ireversibel lainnya. Perubahan energi adalah aspek utama dari seluruh
kehidupan tanaman dan hewan serta teknologi manusia, maka hukum kedua
14
termodinamika adalah dasar terpenting dari dunia tempat makhluk hidup tumbuh
dan berkembang.
Dua formulasi dari hukum kedua termodinamika yang berguna untuk
memahami konversi energi panas ke energi mekanik, yaitu formulasi yang
dikemukakan oleh Kelvin-Planck dan Rudolf Clausius. Adapun hukum kedua
termodinamika dapat dinyatakan sebagai berikut :
1. Formulasi Kelvin-Planck
“Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam
suatu siklus yang semata-mata mengubah energi panas yang diperoleh dari
suatu sumber pada suhu tertentu seluruhnya menjadi usaha mekanik.”
15
2. Formulasi Clausius
“Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam
suatu siklus yang semata-mata memindahkan energi panas dari suatu benda
dingin ke benda panas”.
16
“Tidak mungkin membuat pesawat yang kerjanya hanya menyerap kalor dari
reservoir bertemperatur rendah dan memindahkan kalor ini ke reservoir yang
bertemperatur tinggi, tanpa disertai perubahan lain”.
17
2. Mesin Diesel, yang menggunakan bahan bakar solar dan teknik
pembakaran di ruang pembakaran.
3. AC (perwujudan dari pendingin).
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan
beberapa hal yaitu hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa aliran kalor
memiliki arah, dengan kata lain tidak semua proses di alam adalah reversibel
(arahnya dapat dibalik). Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa kalor
mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan
tidak pernah mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya.
19
Daftar Pustaka
20