Anda di halaman 1dari 22

ILMU UKUR TANAH 1

2.0.0. KONSEP MATEMATIKA DALAM SURVEYING


Disaat pekerjaan pengukuran, pada waktu yang bersamaan harus dilakukan
bermacam-macam pekerjaan dan pengamatan. Karenanya, kesalahan-kesalahan
baik yang kecil maupun besar mungkin saja terjadi. Untuk menghindari hal ini,
maka tugas pengukur harus didasarkan pada prinsip-prinsip dasar pengukuran,
yaitu:
a. Perlu adanya pengecheckkan yang terpisah. Tidak cukup hanya satu
kali pengukuran saja.
b. Tidak ada kesalahan-kesalahan yang prinsip dalam pengukuran

2.1.0. Dimensi-Dimensi Yang Dapat Diukur


- Jarak, dapat diukur dengan mistar, pita ukur dan alat optis seperti alat Penyipat
Datar dan Theodolite
- Ketinggian, dapat diukur dengan waterpass dan rambu ukur dan alat-alat optis
seperti alat Penyipat Datar.
- Sudut, dapat diukur dengan alat optis seperti Theodolite dan sebagainya

Catatan untuk pengajar:


- Jarak: perlihatkan alat-alat ukur, mistar, pita ukur, dan sebagainya
- Ketinggian dan sudut: hanya diperlihatkan alat-alat- penyipat datar dan
theodolit, tetapi tidak menerangkannya.

2.2.0. Konsep Trigonometri


2.2.1. Jarak Vertikal (Vertikal Distance)

Gambar 2.1. Jarak Vertikal Titik A-B

TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN 22


ILMU UKUR TANAH 1

2.2.2. Jarak Horizontal (Horizontal Distance)

Gambar 2.2. Jarak Horizontal Titik A-B

2.2.3. Jarak Miring (Slope Distance)

Gambar 2.3. Jarak Miring Titik A-B

2.3.0. Rumus-rumus Dasar Trigonometri


2.3.1. Rumus Sinus

Gambar 2.4. Rumus-Rumus Sinus

TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN 23


ILMU UKUR TANAH 1

Contoh 1:
Diketahui jarak miring garis AC, S = 125,6m dan besar sudut kemiringannya
adalah α = 35º24'17". Carilah jarak horizontal dan jarak vertikal antara kedua
titik tersebut?
Jawab:
V
Sin   V  S sin   125,6m  sin 3524'17"  72,766m
S
H
Cos   H  S cos   125,6m  cos 3524'17"  102,374m
S

Contoh 2:
Diketahui jarak BC = 4,1667m dan jarak AB = 15,0m. Carilah besar sudut α dan
jarak miringnya (slope distance)
Jawab:
BC
Tan      inv tan   inv tan 0,2778  1531'27,23"
AB
AB AB
Cos   AC  S   15,568m
AC Cos
BC BC
Sin   AC  S   15,568m
AC Sin

2.3.2. Rumus Cosinus

Gambar 2.5. Rumus-Rumus Cosinus

BC 2  AC 2  AB 2  2 AC  AB  cos 

AC 2  AB 2  BC 2  2 AB  BC  cos 

AB 2  BC 2  CA 2  2 BC  CA cos 

TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN 24


ILMU UKUR TANAH 1

1
a b c  a  b  tan   
  , dan 2
sin  sin  sin   a  b tan 1    
2

Gambar 2.6. Menghitung sudut α di titik A

2.3.3. Rumus-Rumus Penting Lainnya

cos θ = cos (-θ) =sin(/2-θ)


sin θ = -sin (-θ) = cos(/2-θ)
tan θ = -tan (-θ) = cot(/2-θ)

sin 2θ = 2cos θ sin θ


cos 2θ = cos2 θ – sin2 θ = 2 cos2 θ – 1 = 1 - 2 sin2 θ
tan 2θ = 2tan θ/ (1 - tan2 θ)

sin θ/2 = ±√{(1-cosθ)/2}


cos θ/2 = ±√{(1+cosθ)/2}
tan θ/2 = sinθ/ (1+cosθ)
cos2 θ + sin2 θ = 1
sec2 θ – tan2 θ = 1
cosec2 θ – cot2 θ = 1
sin2 θ = ½(1 - cos2θ)

TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN 25


ILMU UKUR TANAH 1

cos2 θ = ½(1+ cos2θ)


tan2 θ = (1-cos2θ)/(1+cos 2θ)
sin A + sin B = 2sin ½(A + B)cos ½(A - B)
sin A - sin B = 2cos ½(A + B)sin ½(A - B)
cos A + cos B = 2cos ½(A + B)cos ½(A - B)
cos A - cos B = -2sin ½(A + B)sin ½(A - B)
tan A + tan B = sin (A + B)/(cos A cos B)
tan A - tan B = sin (A - B)/(cos A cos B)
sin2 A + sin2 B = 1 - cos(A + B)cos(A - B)
sin2 A - sin2 B = sin(A + B)sin(A - B)
cos2 A + sin2 B = 1 - sin(A + B)sin(A - B)
cos2 A - sin2 B = cos(A + B)cos(A - B)
cos2 A + cos2 B = 1 + cos(A + B)cos(A - B)
cos2 A - cos2 B = -sin(A + B)sin(A - B)

2.4.0. Luasan Bentuk Lahan Yang Beraturan


2.4.1. Rumus Sinus Mencari Luas

Gbr. 2.7. Rumus Sinus Mencari Luas

luas  s( s  a ) s  b  s  c 

dimana s = ½ (a + b + c)
Atau
ab sin  ac sin  bc sin 
luas   
2 2 2

Contoh 3:

TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN 26


ILMU UKUR TANAH 1

Diketahui:
- Gambar dan data seperti pada gambar di bawah ini
- Luas tanah sebesar 325m2 akan dibebaskan

Ditanya:
1. Panjang jarak BC
2. Berapa luas tanah keseluruhan
3. Panjang jarak B"-B, B'-B dan B"B'
4. Panjang jarak B'-C
5. Besar sudut AB'C, BB'C, ACB', dan BCB'

Jawab:
1. Panjang jarak B-C
a 2  b2  c 2  2bc cos 
a 2  55,41862  100,852  2(55,4186)(100,85) cos 1541'51,56"
a  49,81215m

b 2  a 2  c 2  2ac cos 
b  55,4186m

c 2  a 2  b 2  2ab cos 
c  100,8689m

2. Luas Tanah Areal Total


a. Area  s( s  a)( s  b)( s  c)
1
s  (a  b  c )
2
1
s  (49,8121  55,4186  100,8689)
2
s  103,0404
Area  756,735m 2

1
b. Area  ab sin 
2

TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN 27


ILMU UKUR TANAH 1

1
Area   49,8122  55,41861  sin 14647'01,8"
2
Area  754,9145m 2

1
c. Area  bc sin 
2
1
Area   55,4186  100,85 sin 1541'51,56"
2
Area  756,375m 2

1
d. Area  ac sin 
2
1
Area   49,8122  100,85 sin 1731'06,66"
2
Area  756,375m 2

3. Panjang Jarak
a. Panjang Jarak B' B

1
Area  ac' sin 
2
Luas = 325m2
2  area
c'  , dimana c ' adalah jarakB’B
a sin 

c'  43,3333m

b. Panjang jarak B" B


B" B
cos  
a
B" B  a cos 
B" B  49,8122  cos 1731'06,66"

TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN 28


ILMU UKUR TANAH 1

B" B  47,5m
Jadi, B" B'  B" B  B' B

B" B'  47,5m  43,3333m

B" B'  4,1667m

4. Panjang jarak B' C

B" C
sin  
a
B" C  a sin 
B" C  49,8222 sin 1731'06,00"

B" C  15m
Sehingga jarak
B' C   B" B '
2
  B" C

B ' C  15,568m

5. Sudut Dalam

a. Sudut B" B' C


B" C
tan  
B" B '

15
tan  
4,1667

15
  inv tan
4,1667

  7426'44,90" , dimana

  sudutB" B' C  sudutAB' C


b. Sudut BB' C  180    10533'15,09"

TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN 29


ILMU UKUR TANAH 1

c. Sudut

BCB'  180  sudutBB' C  sudutB' BC  5655'38,24"


d. Sudut ACB'  sudutACB  sudutBCB'  8951'23,54"

2.4.2. Luasan Segitiga (The Area of Triangles)


Topik ini membahas perhitungan luas areal berdasarkan hasil pengukuran
maupun penggambaran beserta ciri-cirinya. Ada beberapa rumus yang dapat
digunakan untuk mencari luasan segitiga, antara lain:
A = , dimana h = tinggi

a
c
h

C b A

Gambar 2.8. Luasan Segitiga

2.4.3. Luasan Trapesium (The Trapezium)


A = , dimana a and b harus sejajar/parallel

Gambar 2.9. Luasan Trapesium

TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN 30


ILMU UKUR TANAH 1

2.4.4. Lingkaran (The Circle)


a. Luasan Lingkaran Penuh: A  r 2 Keliling = 2πr

Gambar 2.10. Luasan Lingkaran

b. Luasan Sebuah Sektor Dalam Lingkaran:


r 2 r 2 (rad ) 
A   Panjang Busur = 2r
360 2 360

Gambar 2.11. Luasan Sektor Lingkaran

c. Luasan Sebuah Segmen Dalam Lingkaran:


r 2 rad
A  (  sin  )
2

TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN 31


ILMU UKUR TANAH 1

Gambar 2.12. Luasan Segmen Lingkaran


2.4.5. Luasan Ellipse Dan Parabola
a. Ellipse
ab
A= 
4

Gambar 2.13. Luasan Ellipse

b. Parabola
2bh
A=
3

Gambar 2.14. Luasan Parabola

TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN 32


ILMU UKUR TANAH 1

2.4.6. Bentuk Lahan Yang Tidak Beraturan


1. Cara Trapesium
Rumus Trapesium ini sering digunakan untuk menghitung luasan tanah yang
bentuknya tidak beraturan. Bagi-bagilah areal tersebut ke dalam beberapa
bagian yang lebih kecil hingga bagian tersebut bentuknya lebih mendekati
sebuah trapezium. Lebar masing masing bagian biasanya sama besarnya (L).
Untuk mencari luasan areal seperti terlihat pada gambar di bawah ini adalah:

Gambar 2.15. Luasan Dengan Cara Trapesium

h1  h2
- Luasan trapesium pertama: A1  L
2

h2  h3
- Luasan trapesium kedua: A2  L
2
L
- Luas Total: A  (h1  hn  2  hsisa )
2

Contoh 4:
Diketahui:
h1 = 12,35m h4 = 10,47m h7 = 09,73m
h2 = 11,74m h5 = 09,86m h8 = 08,84m
h3 = 11,05m h6 = 10,98m h9 = 08,57m
dan L = 2,40m
Ditanya : Cari luas areal tersebut dengan cara trapezium
Jawab:
2,40
Luas Total: A  (12,35  8,57  2  72,67)
2

TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN 33


ILMU UKUR TANAH 1

2,40
A  (166,26)  199,512m 2
2
2. Cara Simpson (The Simpson's Rule)
Untuk mencari luas diantara h1 dan h3
A = luas trapezium + luas parabola
(h1  h3) 2
A= l  (luas parabola)
2 3
(h1  h3) 2  h h 
A= L  x 2 L h2  ( 1 3 ) 
2 3  2 

 3h  3h3  4h2  2h1  2h3 


A = L 1 
 3
L
A=  h1  4h2  h3 
3

Dan bagian trapesium ini akan dilanjutkan dan dijumlahkan untuk


mendapatkan luas total dari sebuah potongan yang tidak beraturan, namun
jumlah h yang membagi potongan tersebut harus ganjil.

Gambar 2.16. Luasan Dengan Simpson

TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN 34


ILMU UKUR TANAH 1

Dengan demikian, maka luas total:

A=
L
 h1  hn  2  hganjil   4  hgenap  
3

Contoh 5:
Diketahui:
h1 = 12,35m h4 = 10,47m h7 = 09,73m
h2 = 11,74m h5 = 09,86m h8 = 08,84m
h3 = 11,05m h6 = 10,98m h9 = 08,57m
dan L = 2,40m
Ditanya : Cari luas areal tersebut dengan cara Simpson

Jawab:

Luas Total =
L
3
 h1  hn  2  hganjil   4  hgenap  
2,40
A  (12,35  8,57  2  30,64  4  42,03)
3
2,40
A  (250,32)
3
A  200,25m 2

Ingat!!!! Agar rumus ini berguna, jumlah h harus ganjil


Hasil dari perhitungan ini lebih baik dibanding dengan cara trapesium.

2.4.7. Mencari Luas Dengan Metode Koordinat


Dengan mengetahui koordinat dari semua titik-titik sudut dari sebuah
potongan, dapat dicari besar luas potongan tersebut dengan menggunakan
metode koordinat. Misalkan, sebuah potongan dengan empat buah sudut,
ABCD, yang masing-masing mempunyai koordinat (x1,y1), (x2,y2), (x3,y3), dan
(x4,y4) seperti telihat pada gambar 2.17 di bawah ini. Rumus untuk mencari
luasnya:

TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN 35


ILMU UKUR TANAH 1

Gambar 2.17. Mencari Luas Dengan Metode Koordinat

Luas = ABba + BCcb – ADda – DCcd


1 1
Luas = (x1 + x2)(y2 – y1) + (x2 + x3)(y3 – y2) -
2 2
1 1
(x1 + x4)(y4 – y1) - (x3 + x4)(y4 – y3)
2 2
1
Luas = [y1(x4 + x2) + y2(x1 – x3) + y3(x2 + x4) + y4(x3 + x1)]
2

Dapat dinyatakan bahwa aturan untuk mencari luas dengan metode koordinat ini
adalah dengan mengalikan setiap ordinat (y) dengan perbedaan antar dua absis
(x) yang menghimpitnya, dan hasil penjumlahannya dibagi dengan dua.

Aturan yang lebih sederhana untuk mencari luas potongan ini didapat dengan
memutar berlawanan arah jam koordinat-koordinat titik-titik sudutnya. Seperti
pada gambar 2.17 di atas, dalam bentuk fraksi, koordinatnya diatur, di mulai dan
diakhiri dari titik yang sama, dengan absisnya berada dibagian atas fraksi
tersebut, yaitu:

Dengan mengalikan secara diagonal fraksi-fraksi yang diberi tanda dan


menjumlahkan (hasilnya positif) dan fraksi-fraksi yang tidak diberi tanda dan

TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN 36


ILMU UKUR TANAH 1

menjumlahkannya (hasilnya negatif), hasil penjumlahannya sama dengan dua


kali besar luas yang sebenarnya.

Untuk memudahkan perhitungan mencari luas areal potongan yang berada


diantara titik pusat (center line), dimana koordinatnya 0,0, harus dibagi dengan
dua bagian. Dengan menghilangkan tanda negatif pada koordinatnya,
perhitungan luas bagian tersebut dapat dicari dan putaran koordinatnya harus
searah jarum jam.

Contoh 6:
Cari luas potongan tanah yang akan digali seperti pada gambar 2.18 di bawah
ini.

Gambar 2.18. Menghitung Luas Galian

Jawab:
Luas bagian kiri, A1:

2A1 = 0 + 14,4 + 25,07 + 12,16 + 0 – (0 + 0 + 18,24 + 0 + 0) = 33,39m2


Luas bagian kanan, A2:

2 A2 = 0 + 9,0 + 14,4 + 0 – (0 + 0 + 0 + 0) = 23,4 m2


A1  A2 33,39  23,4
Luas Total =   28,395m 2
2 2

TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN 37


ILMU UKUR TANAH 1

2.5.0. Keliling Bumi

Gambar 2.19. Panjang Busur dan Tali Busur

Keliling bumi (km) Panjang Busur (km) Panjang tali Busur (km)
r = 6370km
(Versi IUT I) 2 πr 
x 2r 
360 2 r sin
360º 40.023,8904067 2
180º 20.011,9452034
90º 10.005,9726 9.008,540392
45º 5.002,986301 4.875,386928
1º 111,1774734 111,1760622
30' 55,58873668 55,58856029
1' 1,852957889 1,852957883
30" 0,926478945 0,926478944
1" 0,030882631 0,030882631
Tabel 2.1. Panjang Busur dan Tali Busur Versi IUT 1 PEDC

Keliling bumi (km) Panjang Busur (km) Panjang tali Busur (km)
r = 6378.136km

(Versi ITRS, hal 17) 2 πr x 2r 
360 2 r sin
2
360º 40.075,01040239
180º 20.037,50520120
90º 10.018,75260060 9.020,04643386
45º 5.009,37630030 4.881,61395314
1º 111,31947334 111,31806043
30' 55,65973667 55,65956006
1' 1,85532456 1,85532455
30" 0,92766228 0,92766228
1" 0,03092208 0,03092208
Tabel 2.1. Panjang Busur dan Tali Busur Versi ITRS

TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN 38


ILMU UKUR TANAH 1

2.6.0. Catatan Sejarah Tentang Konstanta 


Konstanta  adalah perbandingan besaran keliling lingkaran dibagi diameternya,
yaitu S =  D = 2r. Sejarah tentang konstanta  sudah diketahui sejak dulu
kala. Barangkali pertama kali dicatat dari sebuah usaha untuk mendapatkan nilai
 diberikan kepada seorang bangsa Mesir yang namanya Ahmes, kira-kira pada
Tahun 1600 B.C. Hasil perhitungannya tentang besaran konstanta  adalah
3,1605. Archimedes (287-212 B.C) menentukan nilai konstanta  dengan
memberikan penjelasan dan membagi sebuah lingkaran kedalam 96 segi.
Hasilnya, nilai konstanta  berada diantara dua nilai, yaitu 3,1429 dan 3,1408.
Sedang Ptolemy (?100–168 A.D) menetapkan nilai konsatanta  sebesar
3,14166. Vieta (1540– 603) memberikan nilai konstanta  sebesar 3,141592653.

Dalam perhitungan Calculus dapat dibuktikan bahwa nilai konstanta  yang


didapat berupa bilangan irrasional; ketingkat akurasi berapapun akan ditentukan,
nilai konstanta  tidak pernah sama. Dapat dibuktikan dalam penyelesaian
matematika tingkat tinggi, nilai konstanta  = 4(1-1/3+1/5-1/7+1/9-1/11……)
atau merupakan perkalian angka 4 dengan sebuah bilangan seri yang infinity.

Dengan menggunakan mesin hitung modern saat ini (komputer), nilai konstanta
 bisa didapat sampai 100.000 angka dibelakang koma. Nilai ini sangat akurat
namun tidak memiliki nilai praktis. Nilai konstanta  dengan akurasi 10 angka
dibelakang koma adalah 3,1415926536.

TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN 39


ILMU UKUR TANAH 1

Soal-Soal:
1. Cari luas potongan tanah yang akan ditimbun seperti pada gambar di bawah ini.

2. Cari Panjang setiap sisi dan luas dari sebidang tanah dengan koordinat titik-titik
sudutnya sebagai berikut:
X(m) Y(m)
A 1000.00 1000.00
B 1183.79 1000.00
C 1281.84 1128.72
D 1140.99 1306.48
E 986.55 1229.82
F 986.55 1052.73
A 1000.00 1000.00

3. Cari Panjang setiap sisi dan luas dari sebidang tanah dengan koordinat titik-titik
sudutnya sebagai berikut:
Titik 1 Titik 2 Titik 3
x1 = 27.350,14m x2 = 27.471,75m x3 = 27.437,51m
y1 = 45.214,43m y2 = 45.167,22m y3 = 45.330,72m
4. Cari panjang setiap sisi bidang dan besar sudut-sudut dalam setiap antara dua sisi
pada soal-soal di bawah ini serta cari luas bidang lahannya. Besar Sudut θ =
136º30'10".

TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN 40


ILMU UKUR TANAH 1

5. Cari panjang setiap sisi bidang dan besar sudut-sudut dalam setiap antara dua sisi
pada soal-soal di bawah ini serta cari luas bidang lahannya.

6. Cari panjang setiap sisi bidang dan besar sudut-sudut dalam setiap antara dua sisi
pada soal-soal di bawah ini serta cari luas bidang lahannya.

7. Cari panjang setiap sisi bidang dan besar sudut-sudut dalam setiap antara dua sisi
pada soal-soal di bawah ini serta cari luas bidang lahannya.

8. Cari panjang setiap sisi bidang dan besar sudut-sudut dalam setiap antara dua sisi
pada soal-soal di bawah ini serta cari luas bidang lahannya.

TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN 41


ILMU UKUR TANAH 1

9. Cari panjang setiap sisi bidang dan besar sudut-sudut dalam setiap antara dua sisi
pada soal-soal di bawah ini serta cari luas bidang lahannya.

10. Cari panjang setiap sisi bidang dan besar sudut-sudut dalam setiap antara dua sisi
pada soal-soal di bawah ini serta cari luas bidang lahannya.

11. Cari panjang setiap sisi bidang dan besar sudut-sudut dalam setiap antara dua sisi
pada soal-soal di bawah ini serta cari luas bidang lahannya.

12. Cari luasan sebuah segmen dalam lingkaran yang berjari-jari 30m dengan besar
sudut  = 761648?

TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN 42


ILMU UKUR TANAH 1

13. Cari luasan sebuah sektor dalam lingkaran yang berjari-jari 30m dengan besar sudut
 = 761648? Dan berapa panjang tali busurnya.
14. Cari panjang setiap sisi bidang dan besar sudut-sudut dalam setiap antara dua sisi
pada soal-soal di bawah ini serta cari luas bidang lahannya.

15. Cari panjang setiap sisi bidang dan besar sudut-sudut dalam setiap antara dua sisi
pada soal-soal di bawah ini serta cari luas bidang lahannya.

16. Cari luas areal di bawah ini baik dengan cara trapezium dan simpson rule

TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN 43

Anda mungkin juga menyukai