Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Latar Belakang
Salah satu yang harus dianjurkan pada remaja adalah mengonsumsi susu
sebagai minuman utama, karena susu merupakan sumber utama kalsium yang
bahwa peningkatan konsumsi susu pada saat remaja memberikan pengaruh yang
Kualitas atau mutu susu merupakan bagian penting dalam produksi dan
perdagangan susu. Derajat mutu susu hanya dapat dipertahankan selama waktu
kerusakan susu. Untuk mengukur derajat mutu susu dapat dilakukan dengan uji
kebersihan atau uji penyaringan, uji alkohol, uji iodine, uji pH dan berat jenis
susu. Uji tersebut dilakukan dengan tujuan untuk memeriksa keadaan dan kualitas
atau tidak. Pemalsuan pada susu yang sangat mudah dijumpai adalah dengan
menambahkan susu dengan air. Hal ini akan menambah volume dari susu tersebut
dan susu akan dihargai dengan sedikit lebih mahal. Hal inilah yang
percobaan Susu yaitu untuk mengetahui alat-alat yang digunakan dalam proses
pengujian kualitas susu segar, dan untuk mengetahui teknik-teknik yang tepat
untuk pengujian kualitas susu segar serta beberapa ciri-ciri dari susu segar yang
mengenai percobaan Susu yaitu agar praktikan dapat mengetahui alat-alat yang
digunakan dalam proses pengujian kualitas susu segar, dan untuk mengetahui
teknik-teknik yang tepat untuk pengujian kualitas susu segar serta beberapa ciri-
Susu dapat didefinisikan sebagai hasil sekresi normal kelenjar mamari atau
ambing mamalia, atau cairan yang diperoleh dari pemerahan ambing sapi sehat,
tanpa dikurangi atau ditambahkan sesuatu. Susu dapat pula didefinisakan dari
aspek kimia, yaitu suatu emulsi lemak di dalam larutan air dari gula dan garam-
garam mineral dengan protein dalam keadaan koloid. Bagian utama susu adalah
air, lemak, protein, gula, dan abu. susu merupakan sumber kalsium, fosfor,
vitamin B, dan protein yang sangat baik. Mutu protein susu setara dengan protein
daging dan telur. Protein susu sangat kaya akan lisin, yaitu salah satu asam amino
Susu dan produk susu sudah dinilai sebagai bahan makanan yang bergizi
tinggi. Sumber susu untuk manusia dapat berasal dari sapi dan kambing. Hewan
lain yang dapat dipergunakan sebagai sumber susu, antara lain adalah kerbau,
domba, unta dan kuda. Pada umumnya susu dari berbagai spesies hewan
mengandung komponen yang sama, tetapi komposisi dan sifatnya agak bervariasi.
Sebagian besar susu dan produk susu disuplai atau berasal dari susu sapi. Istilah
“susu” selalu dianggap sebagai susu sapi dan susu yang berasal dari spesies lain
Menurut Lukman (2006), susu segar adalah susu murni, tidak mengalami
pemanasan dan tidak ada penambahan bahan pengawet. Susu sapi segar
mengandung air (87,25%), laktosa (4,8%), lemak (3,8%), kasein (2,8%), albumin
riboflavin, dan vitamin A, sementara itu susu yang sudah difortifikasi (diperkaya)
juga banyak mengandung vitamin D. Sehingga para ahli sangat
bagi anak-anak. Selain itu perlu kita tahu bahwa susu juga mengandung vitamin,
sitrat, dan enzim. Susu sapi yang baik memiliki warna putih kekuningan dan tidak
tembus cahaya. Warna susu dipengaruhi oleh jenis sapi, jenis pakan, jumlah
lemak susu, dan persentase zat padat di dalamnya. Pemeriksaan fisik ditekankan
pada BJ dan angka refraksi pada susu. Pengujian secara kimia ditekankan untuk
pengujian lemak dan bahan padat bukan lemak. Sedangkan pengujian secara
demikian, tidak selamanya dan tidak semua orang harus minum susu. Hal ini
permasalahan bagi tubuhnya. Oleh karena itu, ada baiknya kita mengonsumsi susu
dalam bentuk lain, seperti keju, karamel, dodol, dan es krim. Di samping itu, para
pemakai susu yang berasal dari biji-bijian, seperti susu kedelai, tidak diharuskan
Warna susu yang normal adalah putih sedikit kekuningan. Warna susu
dapat bervariasi dari putih kekuningan hingga putih sedikt kebiruan. Warna putih
sedikit kebiruan dapat tampak pada susu yang memiliki kadar lemak rendah atau
pada susu skim. Warna putih dari susu diakibatkan oleh dispersi yang
senyawa kasein dan kalsium posfat. Warna kekuningan disebabkan karena adanya
pigmen karoten yang terlarut di dalam lemak susu. Karoten mempunyai
tanaman hijau. Bila karoten dan santofil dikonsumsi oleh sapi perah, maka akan
ikut dalam aliran darah dan sebagian terlarut/bersatu dalam lemak susu
(Muhamad, 2007).
Susu segar memiliki rasa sedikit manis dan bau (aroma) khas. Rasa manis
disebabkan adanya gula laktosa didalam susu, meskipun sering dirasakan ada
sedikit rasa asin yang disebabkan oleh klorida. Bau khas susu disebabkan oleh
beberapa senyawa yang mempunyai aroma spesifik dan sebagian bersifat volatil.
Oleh sebab itu, beberapa jam setelah pemerahan atau setelah penyimpanan, aroma
dapat disebabkan oleh kegiatan enzim atau penambahan asam. Enzim Proteolitik
yang dihasilkan oleh bakteri dapat menyebabkan penggumpalan air susu. Kerja
enzim ini biasanya terjadi dalam tiga tahap yaitu penyerapan enzim ke dalam
sebagai akibat kerja enzim dan terakhir mengendapnya kasein yang telah berubah
itu sebagai garam kalsium atau garam kompleks. Adanya ion-ion kalsium dalam
air susu diperlukan untuk proses pengendapan. Jika terjadi penyimpangan maka
susu dapat berubah cair bahkan dapat terlalu kental hal ini disebabkan karena
Uji kotoran susu tampak bersih dan putih, tidak ada kotoran serta benda-
benda asing yang terlihat dalam susu. Hal ini menunjukkan dalam penanganannya
susu tersebut bebas dari kontaminasi debu kotoran, alat/perkakas dalam keadaan
steril dan pekerja yang higienis. Kotoran yang tersangkut pada saringan dapat
berupa bulu sapi rumput sisa makanan, bagian tinja (Malaka, 2010).
Semakin banyak konsentrat yang diberikan maka berat jenis susu semakin
didalam susu dimana semakin banyak senyawa yang terdapat dalam susu maka
berat jenis susu akan meningkat. Konsentrat merupakan bahan pakan yang
kandungan bahan padat bukan lemak didalam susu. Bahan padat bukan lemak
terdiri dari protein, laktosa dan mineral (Utami, 2014).Berat jenis susu normal
antara 1,027 – 1,034 pada suhu 20oC. Kenaikan Bj ini terutama terjadi karena
pembebasan gas CO2 dan N2 yang terdapat dalam susu segar sebanyak 4-5%. pH
tetes air pada tabung I ( netral ), 2 tetes HCl pada tabung II ( asam ) dan 2 tetes
NaOH pada tabung III ( basa ). Bila terjadi perubahan menjadi biru berarti susu
pada selubung atau mantel air yang menyelimuti butir-butir protein terutama
kasein. Apabila susu dicampur dengan alkohol yang memiliki daya dehidratasi,
maka protein akan berkoagulasi. Semakin tinggi derajat keasaman susu, semakin
berkurang jumlah alkohol dengan kepekatan yang sama dibutuhkan untuk
memecahkan susu yang sama banyaknya. Uji alkohol positif ditandai dengan
adanya butiran susu yang melekat pada dinding tabung reaksi, sedangkan uji
alkohol negatif ditandai dengan tidak adanya butiran susu yang melekat pada
dinding tabung reaksi (Dwitania, 2013).Hasil uji alkohol yang negatif ditandai
dengan tidak adanya gumpalan susu yang melekat pada dinding tabung reaksi
(Samsul,2011).
pH susu segar berada di antara pH 6,6 - 6,7 dan bila terjadi cukup banyak
pengasaman oleh aktivitas bakteri, angka-angka ini akan menurun secara nyata.
Bila pH susu naik di atas 6,6 – 6,8 biasanya hal itu dianggap sebagai tanda adanya
mineral dalam susu (Amalia, 2012).Hasil uji tingkat keasaman (pH) susu yang
sekitar 6-7. Ini juga menggambarkan bahwa rataan pH susu cenderung normal.
Dalam skala pH 1 sampai 14, asam mempunyai skala yang lebih rendah antara 0
sampai 7 sedangkan basa mempunyai skala yang lebih tinggi antara 7 sampai 14,
maka dari itu pH 7 dianggap netral. Normalnya pH pada susu dapat disebabkan
karena adanya kasein, buffer, fosfat, dan sitrat. Selain itu, kenaikan dan penurunan
Bangsa Sapi
menghasilkan susu, kadar lemak dan warna susu. Jumlah susu yang dihasilkan
bangsa sapi Fries Holland (FH) tertinggi jika dibandingkan dengan bangsa-bangsa
sapi perah lainnya, baik di daerah beriklim sedang maupun di daerah tropis.
Lama Bunting
Sapi yang telah dikawinkan dan bunting akan menghasilkan susu lebih
sedikit daripada sapi yang tidak bunting. Lama bunting sapi perah adalah
sembilan bulan. Produksi susu akan semakin menurun terutama saat sapi bunting
Masa Laktasi
Masa laktasi adalah masa sapi sedang menghasilkan susu yakni selama 10
bulan antara saat beranak dan masa kering. Produksi susu per hari mulai menurun
Besar Sapi
Sapi-sapi yang memiliki badan yang besar akan menghasilkan susu yang
lebih banyak daripada sapi-sapi yang berbadan kecil meskipun bangsa dan
umurnya sama. Hal ini disebabkan sapi yang bedannya besar akan makan lebih
mempengaruhi volume dan kualitas susu yang dihasilkan. Sapi akan menunjukkan
gejala gelisah dan mudah terkejut sehingga tidak mau makan dan produksi susu
menurun.
Umur Sapi
Sapi-sapi yang beranak pada umur yang lebih tua yaitu dua tahun, akan
menghasilkan susu yang lebih banyak dari pada sapi-sapi yang beranak pada umur
muda. Produksi susu akan terus meningkat dengan bertambahnya umur sapi
hingga umur enam tahun. Setelah umur enam tahun produksi susu akan menurun
sedikit demi sedikit, sampai sapi berumur 11 tahun. Hal ini disebabkan kondisi
Selang Beranak
Selang beranak yang optimal adalah satu tahun. Jika selang beranak
diperpendek akan menurunkan produksi susu sebesar 3,5 hingga sembilan persen
Masa Kering
lamanya masa kering sebelumnya. Setiap sapi betina, produksi susu akan naik
Frekuensi Pemerahan
Umumnya sapi diperah dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari. Pemerahan
yang dilakukan lebih dari dua kali sehari biasanya dilakukan terhadap sapi-sapi
yang berproduksi tinggi. Untuk sapi yang berproduksi 20 liter susu per hari dapat
diperah tiga kali sehari, sedangkan sapi yang berproduksi 25 liter susu atau lebih
dapat diperah empat kali sehari. Peningkatan produksi susu akibat adanya
pengaruh hormon prolaktin yang lebih banyak dihasilkan pada sapi yang diperah
empat kali.
Pemberian Pakan
disebabkan perbedaan dalam tata laksana pemberian pakan. Pakan yang terlalu
banyak konsentrat akan menyebabkan kadar lemak yang terkandung dalam susu
rendah, sedangkan pakan yang terlalu banyak berupa hijauan menyebabkan kadar
lemak susu tinggi karena lemak susu tergantung dari kandungan serat kasar yang
dilakukan pada hari Sabtu, 14 September 2019 pukul 14.00 WITA sampai selesai.
Hasanuddin, Makassar.
Materi Praktikum
mengenai percobaan Susu yaitu gelas kimia, cawan petri, pipet tetes, tissue, gelas
mengenai percobaan Susu yaitu, susu, santan, aquadest, larutan iodine 0,1 N, air
Prosedur Kerja
dan air biasa dengan perbandingan 1:1 dalam cawan petri diisi dengan susu murni,
hasilnya.
Uji Kotoran
halus, kemudian menuang air susu kedalam corong tersebut dan memperhatikan
dengan larutan buffer, lalu memasukkan ujung elektroda pH meter pada air susu
Uji Alkohol
gelembung udara atau tidak dan juga apakah terbentuk Kristal-kristal panjang atau
Uji BJ
gelas kimia yang telah berisi air susu kemudian mencatat hasilnya.
Uji Iodine
Mendiamkan sebentar lalu mengamati perubahan warna yang terjadi dan mencatat
hasilnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Kotoran Bersih sedang Bersih Sekali Bersih sekali Bersih sedang
pengujian warna, pada tabung P, Q, R, dan S berwarna putih kekuningan. Hal ini
tidak sesuai dengan pendapat Diastari (2013) yang menyatakan warna air susu
disebabkan karena warna kasein. Warna kasein yang murni berwarna putih seperti
salju. Di dalam susu, kasein ini merupakan disfersi koloid sehingga tidak tembus
Pada pengujian bau tabung Q, R, dan S didapatkan hasil susu berbau spesif
yaitu bau khas susu sedangkan tabung P agak berbau susu. Hal ini sesuai dengan
pendapat dalam Diastari (2013) menyatakan Susu murni mempunyai rasa sedikit
manis ini disebabkan oleh laktosa dan kadar Cl yang rendah. Jika terjadi
penyimpangan terhadap bau susu maka dapat terjadi perubahan seperti : bau
asam, tengik dan busuk serta rasa susu akan berubah seperti : rasa tengik
disebabkan oleh kuman asam mentega, rasa sabun disebabkan oleh Bacillus
karena ada campuran lain. Hal ini sesuai Diastari (2013) yang menyatakan bahwa
dengan pendapat semua konsistensi (kekentalan) susu sapi kemasan adalah encer.
Pada uji kotoran susu pada semua tabung diperoleh hasil yaitu bersih dan
baik untuk di konsumsi. Uji pH pada tabung P dapat diperoleh hasil bahwa nilai
pH yaitu 6,82. Pada uji kotoran tabung Q diperoleh hasil bahwa nilai pH yaitu
6,86. Pada tabung R diperoleh pH 6,86 dan pH yang didapatkan untuk tabung S
yaitu 6,78. Hal ini menunjukkan bahwa nilai pH pada susu tersebut baik. Hal ini
Uji alkohol pada tabung P, Q dan R diperoleh hasil bahwa pada uji alkohol
menunjukkan hasil yang negative (-) dimana pada saat susu ditambahkan dengan
alkohol tidak ada Kristal dan tidak ada gelembung yang muncul. Pada uji alkohol
tabung S diperoleh hasil yang sama bahwa pada uji alkohol menunjukkan hasil
yang positif (+). Hal ini sesuai dengan pendapat Dwitania (2013) yang
menyatakan bahwa uji alkohol positif ditandai dengan adanya butiran susu yang
melekat pada dinding tabung reaksi yang menyatakan bahwa susu telah
dicampurkan dengan air santan, sedangkan uji alkohol negatif ditandai dengan
tidak adanya butiran susu yang melekat pada dinding tabung reaksi.
Berat jenis pada tabung P diperoleh hasil bahwa nilai berat jenis pada susu
tersebut yaitu 1,01354. Pada berat jenis pada tabung Q diperoleh hasil bahwa nilai
berat jenis pada susu tersebut yaitu 1,0136. Pada tabung R diperoleh berat jenis
sebesar 1,019 dan untuk tabung S diperoleh nilai berat jenis sebesar 1,01224. Hal
ini menunjukkan bahwa berat jenis pada susu ini lebih rendah dari standar karena
nilai berat jenis standar. Hal ini sesuai dengan pendapat Dwitani (2013) yang
menyatakan bahwa tiap-tiap susu yang Bjnya rendah harus diawasi misalnya lebih
Uji iodine pada tabung Q, R dan S diperoleh hasil, bahwa uji iodine
menunjukkan hasil yang negative (-) yang menunjukkan tidak adanya perubahan
warna biru pada saat susu dicampur dengan iodine. Pada uji iodine pada tabung P
diperoleh hasil bahwa uji iodine menunjukkan hasil yang positif (+). Menurut
pendapat (Manata, 2012) terbentuknya warna biru pada uji iodin maka terbentuk
Kesimpulan
bahwa susu adalah hasil sekresi normal kelenjar mamari atau ambing mamalia,
atau cairan yang diperoleh dari pemerahan ambing sapi sehat. Ada beberapa
pengujian untuk mengetahui adanya pemalsuan susu yaitu pengujian warna, bau,
konsistensi, uji kotoran, uji pH, uji alkohol, uji berat jenis, dan uji iodine. Ciri
susu yang baik adalah warnanya putih, rasanya gurih manis, bau spesifik, uji
Saran
utamanya pakan dan kebersihannya. Serta pada saat praktikum sebaiknya menjaga
Abustam, E., Rahmawati M., Hikmah M.A., dan Muh. I. S. 2015. Penuntun
Praktikum Dasar Teknologi Haasil Ternak, Fakultas Peternakan
Universitas Hasanuddin, Makassar.
Amalia. 2012. Kimia dan Teknologi Pengolahan Susu. Andi Offset. Yogyakarta.
Buckle, K.A., R. A. Edwards, G.H. Fleet and M. Wootton., 1987. Ilmu Pangan.
Penerbit Univrsitas Indoneesia. Jakarta.
Dwidjoseputro. 1994. Evaluasi kualitas susu pemerahan pagi dan sore hari. di
Daerah Pengalengan dan Lembang. Bull. LPP. 25 : 24.
Dwitania, C., dan Swacita, Bagus. 2013. Uji didih, alkohol, dan derajat asam susu
sapi kemasan yang dijual di pasar tradisional Denpasar. Indonesia
Medicus Veterinus. Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas
Udayana. 2(4) : 437-444.
Hadiwiyoto, S., 1994. Pengujian Mutu Susu dan Hasil Olahannya. Penerbit
Liberty. Yogyakarta.
Manik, E. 2006. Olahan Susu. Jakarta : Pusat Unit Pangan dan Gizi. IPB. Bogor.
Muhamad. 2002. Susu dan Hasil Pengolahanya. Bagian Teknologi Hasil Ternak.
Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan. Universiyas Udayana.
Denpasar.
Moeljanto. R.D. 2002. Khasiat dan Manfaat Susu Kambing: Susu Terbaik dari
Hewan Ruminansia. AgroMedia.
Nurwanto. 2003. Bahan Ajar Dasar teknologi Hasil Ternak. Fakultas Peternakan,
Universitas Diponegoro. Semarang.
Saleh, E. 2004. Dasar Pengolahan Susu dan Hasil Ikutan Ternak. Program Studi
Produksi Ternak. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Selly. 2010. Pemeliharaan dan Kegunaan Sapi Perah. Penerbit CV. Aneka
Semarang.
Utami. 2014. Prinsip Kimia dan Teknologi Susu, Pusat Antar Universitas Pangan
dan Gizi, Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta.
Wahyudi, M. 2006. Proses pembuatan dan analisis mutu youghurt. Buletin Teknik
Pertanian Vol. 11 No. 1.
Lampiran 7. Hasil Perhitungan
Tabung B
4
20 + + 0,2 (32−38,8)
10
= 1,000 + 1000
20,4 + (−1,36)
= 1,000 + 1000
454
= 1,000 + 1000
= 1,00454
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR TEKNOLOGI HASIL TERNAK
PRAKTIKUM
SUSU
OLEH