Bab 2 Studi Literatur 2.1. Konsep Cost R
Bab 2 Studi Literatur 2.1. Konsep Cost R
Studi Literatur
Jadi tujuan perusahaan melakukan cost reduction bukan hanya untuk mencapai
standar yang ditetapkan tapi juga untuk mengurangi biaya secara bertahap di
bawah standar agar terdapat efisiensi usaha, sehingga biaya yang dikeluarkan
dapat diminimumkan dan laba yang diperoleh maksimal. Disamping itu kualitas
produk tetap dipertahankan sehingga kualitasnya tidak menurun dan tidak
mempengaruhi penjualan produk tersebut.
Kaizen costing tidak hanya sekedar ditujukan untuk mengurangi biaya, tetapi juga
untuk meningkatkan kualitas produk dan keamanan dari proses produksi atau
usaha perusahaan tersebut. Kaizen costing lebih memfokuskan pada proses
produksi perusahaan dan bertujuan mengeliminasi aktivitas-aktivitas yang tidak
efisien yang mungkin terjadi selama dalam proses produksi tersebut. Hal ini
dipertegas oleh Cooper (1995) “The aim of kaizen costing program is to remove
unnecessary inefficiencies from production process”.
Badan usaha yang menerapkan kaizen costing hanya melakukan perubahan kecil
namun berkesinambungan. Hal ini disebabkan karena peningkatan kearah yang
lebih baik (improvement) adalah tujuan dan tanggungjawab setiap pekerja, mulai
dari tingkat manager sampai dengan level terendah dalam setiap aktivitas, serta
dilakukan kapan saja.
Profil Biaya
Terdiri dari Cost Driver (Pemacu Biaya) utama dan application rate. Jika
sebuah aktivitas memiliki profil biaya yang unik lebih baik menjadikan
aktivitas tersebut sebagai Cost Center yang terpisah dari yang lainnya.
3. Identifikasi Elemen Utama Biaya
Elemen biaya dapat dipandang sebagai line dalam budget atau sebagai account
dalam daftar pengeluaran. Dalam situasi ini hanya elemen biaya tidak
langsung yang dipertimbangkan, elemen biaya langsung dapat langsung
dibebankan ke produk.
Contoh pemisahan elemen biaya adalah:
Biaya Utility : Listrik, gas, air, dan lain-lain diperlukan secara
berbeda.
Supplies : Supplies utama dapat dikelompokkan ke beberapa cost
center dan ditangani sendiri.
Fringe benefit : Biaya di kendalikan oleh headcount, gross payroll,
hours worked atau dasar yang lain.
4. Analisa Hubungan antara Aktivitas Dengan Biaya
Setiap aktivitas didefinisikan dan dikelompokkan ke dalam cost center dan
elemen biaya utama disusun langkah selanjutnya adalah menentukan
hubungan antara aktivitas – aktivitas dan biaya, inti langkah ini adalah
menentukan biaya yang berkaitan dengan suatu cost center.
5. Identifikasi Cost Driver
Setelah diperoleh hubungan umum antara aktivitas dengan biaya, pemicu
khusus yang menimbulkan biaya di cost center yang spesifik harus
diidentifikasikan. Cost driver diidentifikasikan sebagai faktor yang digunakan
untuk mengukur bagaimana biaya terjadi dan cara untuk membebankan pada
aktivitas atau produk. Pemicu biaya digunakan untuk mengetahui konsumsi
biaya pada aktivitas dan konsumsi aktivitas pada produk. Secara praktis,
pemicu biaya menunjukkan dimana biaya harus dibebankan dan seberapa
besar biayanya.
Menurut Hicks (1992), jenis – jenis biaya tidak langsung terdiri dari:
Salaries and Wages
Merupakan seluruh biaya gaji yang dikeluarkan perusahaan seperti biaya
pekerja langsung dan gaji tidak langsung, gaji, upah overtime dan shift, bonus,
biaya pegawai saat tidak bekerja, dan biaya lain seperti upah libur, dan biaya
kesehatan pegawai. Biaya tenaga langsung merupakan biaya yang
dialokasikan pada karyawan yang bekerja secara langsung terlibat didalam
proses produksi perusahaan. Sedangkan biaya overhead pabrik atau factory
overhead terdiri dari biaya bahan tidak langsung, pekerja tidak langsung, dan
semua biaya pabrikasi lainnya yang tidak dapat dibebankan secara langsung
pada produk tersebut. Biaya overhead pabrik terdiri dari tiga (3) bagian, yaitu
sebagai berikut :
1. Biaya bahan tidak langsung pabrik, merupakan bahan baku
yang secara tidak langsung digunakan dalam produksi.
2. Biaya tenaga kerja tidak langsung pabrik, merupakan biaya
yang dikeluarkan perusahaan dalam bentuk upah atau penghasilan untuk
pekerja yang aktivitas kerjanya tidak berhubungan secara langsung dengan
proses produksi.
3. Data biaya tidak langsung pabrik, merupakan biaya-biaya
yang diperlukan untuk membantu kegiatan operasi perusahaan dilantai
produksi. Biaya-biaya tersebut adalah biaya pemeliharaan mesin-mesin,
depresiasi mesin, biaya listrik, dan biaya air.
Fringe Benefit
Merupakan biaya pegawai yang belum termasuk gaji. Kadang – kadang
didasarkan pada keuntungan penjualan untuk membedakannya dengan biaya
pada saleries dan wages. Yang termasuk fringe benefit adalah asuransi
kesehatan, asuransi kerja, state dan federal unemployment taxes, the employer
portion of FICA, dana pensiun, asuransi kecelakaan dan pembinaan pegawai.
Specific Assignment Cost
Yang termasuk dalam kategori ini adalah seluruh biaya operasi tidak langsung
yang belum tercantum dalam kedua kategori biaya sebelumnya. Biaya ini
diturunkan dari fakta bahwa setiap biaya harus dikelompokkan ke cost center
tertentu.
7. Menghitung Besarnya Biaya Per-Cost Center
Dalam menghitung biaya per-cost center, biaya dibagi menjadi 2 yaitu biaya
langsung dan biaya tidak langsung (overhead). Untuk perhitungan biaya
langsung adalah dengan membebankan secara langsung berdasarkan
banyaknya produk yang dihasilkan, sedangkan untuk biaya tidak langsung
harus ditentukan berdasarkan proporsi produk yang dihasilkan.
n = umur ekonomis
2) Metode saldo menurun (declining balance method)
Dalam cara ini beban depresiasi periodik dihitung dengan cara mengalikan
tarif yang tetap dengan nilai buku aktiva. Tarif ini dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
NS
T 1 n ................................................................(2.5)
HP
Keterangan:
T = Tarif.
n = umur ekonomis.
NS = Nilai sisa.
HP = Harga perolehan.
3) Double declining balance method
Dalam metode ini, beban depresiasi tiap tahunnya menurun. Untuk dapat
menghitung beban depresiasi yang selalu menurun, dasar yang digunakan
adalah persentase depresiasi dengan cara garis lurus. Persentase ini
dikalikan dua dan setiap tahunnya dikalikan pada nilai buku aktiva tetap.
Karena nilai buku selalu menurun maka beban depresiasi juga selalu
menurun.
4) Metode tarif menurun (declining rate on cost method)
Di samping metode-metode yang telah diuraikan di muka, kadang-kadang
dijumpai cara menghitung depresiasi dengan menggunakan tarif (%) yang
selalu menurun. Tarif (%) ini setiap perode dikalikan dengan harga
perolehan. Penurunan tarif (%) setiap periode dilakukan tanpa
menggunakan dasar yang pasti, tetapi ditentukan berdasarkan
kebijaksanaan pimpinan perusahaan. Karena tarif (%)-nya setiap peride
selalu menurun maka beban depresiasinya juga selalu menurun.
Gambar 2.1 Unsur waktu yang membentuk throughtput time dan jenis aktivitas yang
mengkonsumsi waktu tersebut.
Proses produksi yang ideal akan menghasilkan throughput time yang sama dengan
processing time.
Ukuran efisiensi proses produksi dihitung dengan membandingkan processing
time dengan throughput time yang dikenal dengan istilah Manufacturing Cycle
Efficiency (MCE). Seberapa besar aktivitas bukan penambah nilai dikurangi dan
dihilangkan dari proses pembuatan produk dapat dapat diukur dengan MCE
dengan format:
Processing Time
MCE .........(2.3)
Throughput Time
Dalam rangka pengelolaan aktivitas, maka perlu diketahui aktivitas yang bukan
penambah nilai perlu dikurangi dan dihilangkan serta aktivitas penambah nilai
yang perlu dijadikan efisien dalam pelaksanaannya, serta bagaimana cara
pengelolaannya. Dalam kegiatan manufaktur, terdapat lima golongan aktivitas
bukan penambah nilai (Hansen dan Mowen, 1995), yaitu:
1. Pembuatan Skedul. Penyusunan skedul
adalah penggunaan waktu dan sumber daya untuk menentukan kapan berbagai
produk yang berbeda dimasukkan ke dalam proses produksi dan bagaimana
berbagai produk tersebut di produksi.
2. Pemindahan. Pemindahan adalah
aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya untuk memindahkan
bahan baku, produk dalam proses, dan produk jadi dari satu departemen ke
departemen yang lain.
3. Penantian. Penantian adalah aktivitas
yang di dalamnya bahan baku dan produk dalam proses menggunakan waktu
dan sumber daya dalam menunggu proses berikutnya.
4. Inspeksi. Inspeksi adalah aktivitas
yang mengkonsumsi waktu dan sumber daya untuk menjamin produk yang
dihasilkan sesuai dengan spesifikasi mutu yang telah ditetapkan.
5. Penyimpanan. Penyimpanan adalah
aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya selama produk dan
bahan baku disimpan sebagai persediaan.
Kelima golongan aktivitas tersebut merupakan aktivitas yang sebenarnya tidak
menambah nilai bagi customer, sehingga dalam jangka panjang harus dihilangkan
dari proses pembuatan produk. Cara yang ditempuh untuk meningkatkan efisiensi
pelaksanaan aktivitas penambah nilai dan mengurangi serta akhirnya
menghilangkan aktivitas bukan penambah nilai dalam pengelolaan aktivitas
adalah :
1. Activity Reduction
Berusaha menurunkan waktu dan sumber daya dengan meningkatkan efisiensi
aktivitas yang perlu dan menyusun strategi untuk memperbaiki aktivitas yang
tidak menambah nilai sampai dapat di eliminasi.
2. Activity Elimination
Pendekatan ini menganggap bahwa ada beberapa aktivitas yang tidak
diperlukan. Jika aktivitas ini dapat diidentifikasikan maka badan usaha
berusaha melepaskan diri dari aktivitas tidak menambah nilai tersebut.
2. Activity Selection
Melakukan pemilihan untuk aktivitas yang paling efisien dari sekumpulan
aktivitas yang berbeda yang di sebabkan oleh strategi persaingan, misalnya
memilih strategi perancangan produk dengan biaya yang paling murah jika
faktor yang lain sama.
4. Activity Sharing
Meningkatkan efisiensi dari aktivitas yang perlu dengan menggunakan skala
ekonomi. Dengan demikian kuantitas pemicu biaya (cost driver) meningkat
tanpa peningkatan biaya dari pemicu biaya perunit dan jumlah biaya yang
dibebankan ke produk yang mengkonsumsi aktivitas menjadi lebih rendah.