Anda di halaman 1dari 12

1

PENGGUNAAN PENALARAN PILIHAN GANDA TES UNTUK


MENGANALISIS MISKONSEPSI PADA MATERI FOTOSINTESIS DAN
RESPIRASI TANAMAN

Mar’atul Afidah1), Latifah Nurkhasanah2)


1)2)
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lancang Kuning
email1):maratulafidah@unilak.ac.id
email2):latifahnurkhasnah@gmail.com

ABSTRAK: Konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan merupakan salah satu


konsep yang memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi karena memiliki banyak
penjelasan yang bersifat abstrak, sehingga dapat memicu terjadinya miskonsepsi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap miskonsepsi siswa pada konsep
Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
dengan subjek siswa kelas VII MTs Darul Muqomah Pekanbaru. Pengambilan
sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik total sampling, yang
melibatkan seluruh siswa kelas VII yang berjumlah 49 siswa yang terdiri dari 28
siswa kelas VII-Putra dan 21 siswa dari kelas VII-Putri. Data tes diagnostik
dikumpulkan dengan menggunakan tes pilihan ganda beralasan terbuka untuk
mengidentifikasi pemahaman konsep siswa kedalam paham konsep, miskonsepsi, dan
tidak paham konsep. Hasil penelitian menunjukan bahwa miskonsepsi teridentifikasi
pada indikator tentang menentukan zat yang diperlukan dan dihasilkan pada saat
proses fotosintesis dan faktor yang mempengaruhinya dengan presentase 31,78%
(kategori sedang), menyatakan pembuktian percobaan mengenai fotosintesis dan
organel yang terlibat dengan presentase 30,36% (kategori rendah), dan menentukan
zat yang digunakan pada proses respirasi dan organel yang terlibat didalamnya
dengan presentase 36,23% (kategori sedang). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa siswa mengalami miskonsepsi pada konsep Fotosintesis dan Respirasi
Tumbuhan. Miskonsepsi siswa tertinggi terjadi pada indikator tentang menentukan
zat yang digunakan pada proses respirasi dan organel yang terlibat didalamnya.
Kata Kunci: Miskonsepsi, tes pilihan ganda beralasan terbuka, fotosintesis dan
respirasi tumbuhan

ABSTRACT:The concept of Photosynthesis and Plant Respiration is one concept that


is abstract in nature, so that it can trigger misconceptions. The purpose of the
research was to find out student misconception on Photosynthesis and Plant
Respiration concept. The research was descriptive study with subject of class VII
students of MTs Darul Muqomah Pekanbaru. Sampling of this study uses total
sampling technique which involves all class of VII which amounts to 49 students
consisting of 28 students from class VII-Male and 21 students from class VII-Female.
Diagnostic test data was collected using Reasoning Multiple Choice Test to identify
students conception into understanding, misconceptions and misunderstanding. The
result of the research showed that misconceptions are identified on indicators about
determining the substances needed and produced during the photosynthesis process
and the factors that influence them with 31,78% percentage (medium category),

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 6, No 1, April 2019


2

express evidence of experiments with photosynthesis and organelles involved with


30,36% percentage (low category), and determining the substances used in
photosynthesis and organelles involved in it with 36,23% percentage (medium
category). From the results of the study it can be concluded that student got
misconception’s Photosynthesis and Plant Respiration concept. The highest student
misconception occurs on in indicators about determining the substances used in
photosynthesis and organelles involved in it.
Keywords : Misconception, reasoning multiple choice test, photosynthesis and plant
respiration

(2002) belajar adalah suatu belajar kompleks


1. PENDAHULUAN yang terjadi pada setiap orang sepanjang
Pembelajaran merupakan salah satu hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya
proses dalam pendidikan yang kompleks dan interaksi antara seseorang dan lingkunganya.
melibatkan berbagai aspek yang saling Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan
berkaitan. Dalam proses pembelajaran saja dan dimana saja. Salah satu seseorang
melibatkan tiga aspek penting, yaitu telah belajar adanya perubahan tingkah laku
pedagogis, psikologis didaktis. Pada aspek pada diri seseorang tersebut yang mungkin
psikologis siswa memiliki taraf disebabkan oleh terjadinya perubahan pada
perkembangan berbeda dan dalam proses tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikap.
belajarnya bervariasi, seperti belajar Pada proses belajar siswa membangun
menghafal, belajar keterampilan motorik, berbagai gagasan dan konsep tentang segala
belajar konsep dan belajar sikap. Maka yang mereka terima dari lingkunganya.
seorang guru dituntut memahami siswanya Akibatnya, siswa tidak masuk ruang kelas
dengan berbagai keunikannya serta perbedaan dengan pemikiran yang kosong, tetapi mereka
agar mampu membantu dalam menghadapi datang dengan adanya pengetahuan atau
kesulitan belajar (Mulyasa, 2005). gagasan dari konsep (Muchtar, 2012). Siswa
Belajar adalah suatu proses usaha yang menggabungkan pengetahuan sebelumnya
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu dengan gagasan-gagasan yang mereka
perubahan tingkah laku yang baru secara dapatkan secara formal dan menarik
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya kesimpulan. Pembentukan pengetahuan siswa
sendiri dalam interaksi, dengan lingkunganya yang tidak utuh dapat terjadi dalam proses
(Slameto, 2003). sedangkan menurut Arsyad konstruksi, karena kemampuan yang terbatas,
3

atau dalam mengontruksi bercampur dengan memahaminya. Pernyataan tersebut didukung


gagasan lain, sehingga menyebabkan oleh hasil penelitian Cokadar (2012) yang
miskonsepsi (Suparno, 2013). menyatakan bahwa beberapa siswa sering
Miskonsepsi adalah suatu konsep yang mengalami konsepsi yang cenderung salah
tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pada konsep fotosintesis dan respirasi
pengertian yang diterima dalam bidang yang tumbuhan. Terjadinya miskonsepsi ini
terkait (Suparno, 2013). Penyebab terjadinya tentunya tidak terlepas dari peranan guru.
miskonsepsi karena konsep awal yang Oleh karena itu, diperlukan adanya
dimiliki siswa, guru, buku teks, konteks, identifikasi miskonsepsi pada konsep
metode mengajar yang kurang tepat dan Fotosintesis yang terjadi pada siswa, sehingga
ketidaklengkapan informasi yang diterima. dapat ditentukan metode pembelajaran yang
Permasalahan tentang miskonsepsi yang tepat agar dapat mengatasi miskonsepsi
sering ditemui dalam pembelajaran IPA di tersebut dan mengganti miskonsepsi dengan
sekolah adalah kesulitan dalam memahami konsep yang benar.
konsep-konsep biologi yang bersifat abstrak Menurut Suparno (2013) ada beberapa
dan sulit untuk dipahami baik yang diperoleh cara yang dapat digunakan untuk
dari peserta didik, pendidik maupun dalam mengidentifikasi miskonsepsi diantaranya
buku ajar. Selain itu, penggunaan istilah- yaitu penyajian peta konsep, tes pilihan ganda
istilah yang kurang dikenal bahkan tidak sama dengan alasan terbuka, tes esai tertulis,
sekali dalam menjelaskan atau mendefinisikan wawancara diagnosis, diskusi dalam kelas,
konsep baru bisa memicu terjadinya dan praktikum dengan tanya jawab. Dalam
miskonsepsi (Dahar, 2006). penelitian ini menggunakan pilihan ganda
Konsep Fotosintesis dan respirasi dengan alasan terbuka untuk menganalisis
tumbuhan merupakan salah satu konsep yang miskonsepsi yang terjadi pada siswa. Tes
dipelajari dalam pembelajaran IPA. Konsep pilihan ganda beralasan terbuka adalah tes
Fotosintesis dan respirasi tumbuhan ini pilihan ganda yang memberikan intruksi
merupakan salah satu konsep yang memiliki kepada siswa untuk memilih jawaban dari
tingkat kesulitan yang cukup tinggi karena pilihan ganda pada soal dengan menyertakan
memiliki banyak penjelasan yang bersifat alasan. Tes pilihan ganda disertai dengan
abstrak, sehingga membutuhkan usaha yang alasan terbuka memiliki keunggulan dalam
sedikit lebih berat dari siswa untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa karena
4

guru dapat menentukan tipe kesalahan siswa, 49 siswa, 28 siswa di kelas VII-Putra dan 21
dalam suatu konsep berdasarkan jawaban siswa di kelas VII-Putri. Teknik pengumpulan
siswa serta dapat mengurangi resiko siswa data dengan menggunakan tes pilihan ganda
menebak jawaban (Depdiknas, 2007). dengan disertai alasan terbuka. Pengumpulan
Jawaban siswa tersebut kemudian dapat data dilakukan dengan tes penguasaan konsep
dianalisis untuk menilai bagaimana kategori Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan berupa
pemahaman dalam menjawab soal. Abraham soal pilihan ganda sebanyak 23 soal. Dalam
et al (1992) mengelompokkan kategori siswa menjawab setiap soal siswa memberikan
dalam menjawab soal dengan tiga kategori, alasan mengapa siswa memilih jawaban
yakni : “paham konsep” yang terdiri dari tersebut.
kategori paham secara lengkap dan paham Analisis penelitian menggunakan soal tes
sebagian, “miskonsepsi” yang terdiri paham pilihan ganda beralasan terbuka
dengan sebagian miskonsepsi dan dikembangkan oleh Abraham, et al (1992).
miskonsepsi, dan “tidak paham konsep”. Analisis dilakukan untuk mengidentifikasi
2.METODE PENELITIAN kategori pemahaman siswa yang paham
Penelitian ini menggunakan metode konsep, miskonsepsi, dan tidak paham
deskriptif tidak memberikan perlakuan, konsep, berdasarkan alasan yang diberikan
manipulasi atau mengubah pada variabel- siswa dalam menjawab soal, lebih jelas lihat
variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu Tabel 1.
fenomena atau kondisi apa adanya. Pemilihan
subjek penelitian dilakukan dengan cara Total
Sampling (Sugiyono, 2007) yang terdiri dari
Tabel 1. Pengelompokan Derajat Pemahaman Konsep
No Kriteria Derajat Pemahaman Kategori
Kosong
1 Tidak tahu Tidak ada respon
Tidak mengerti Tidak paham
Mengulangi pertanyaan
2 Tidak paham
Respon tidak jelas
Respon menunjukan ketidaklogisan atau
3 Miskonsepsi utuh
informasi yang diberikan tidak benar
Miskonsepsi
Respon menunjukan pemahaman Paham sebagian dengan
4
konsep tetapi juga miskonsepsi miskonsepsi
5 Respon menunjukan komponen yang Paham sebagian Paham konsep
5

diinginkan tetapi tidak lengkap


Respon menunjukan konsep dipahami
6 Paham secara lengkap
dengan semua penejelasan benar
Sumber : Abraham et al (1992)
Identifikasi konsepsi yang diperoleh dari tes siswa selain memilih jawaban pada pilihan
analisis kemudian dihitung presentase siswa ganda juga menyertkan alasan terbuka
berdasarkan kategori tingkat pemahaman mengapa siswa memilih jawaban tersebut.
siswa, dengan berpedoman pada Tabel 2. Berikut adalah presentase distribusi hasil tes
siswa:

Tabel 2: Persentase Tingkat Miskonsepsi


Persentase Kategori
0 - 30% Rendah
31% - 60% Sedang
61% - 100% Tinggi
(Sumber : Hasan,. et al 1999)
Selanjutnya dilakukan analisis miskonsepsi
pada setiap butir soal dengan cara melihat
persentase miskonsepsi tertinggi pada setiap Gambar 1. Presentase distribusi hasil tes siswa
soal. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui Berdasarkan gambar di atas hasil tes
butir soal yang paling banyak dimiskonsepsi diagnostik dengan menggunakan tes pilihan
oleh siswa pada konsep Fotosintesis dan ganda beralasan terbuka menunjukkan bahwa
Respirasi Tumbuhan. ada siswa yang paham dengan presentase
34,70%, miskonsepsi sebesar 32,74% dengan

3.HASIL DAN PEMBAHASAN kategori sedang, dan presentase tidak paham


Secara keseluruhan data hasil tes konsep 32,56%.
menggunakan Tes Pilihan Ganda Beralasan Secara keseluruhan hasil tes diagnostik
Terbuka mengalami kejadian konsepsi dengan menggunakan tes pilihan ganda
berjumlah 1127 kejadian yang berasal dari beralasan terbuka menunjukkan bahwa siswa
penghitungan jumlah siswa dikali dengan mengalami miskonsepsi pada tiap indikator
jumlah soal yang terdiri dari 3 kategori yaitu konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan.
siswa yang Paham Konsep (PK), Miskonsepsi Berikut ini adalah grafik kategori
(M), dan Tidak Paham Konsep (TP). Soal tes miskonsepsi siswa pada konsep fotosintesis
berjumlah 23 butir soal, dalam menjawab soal dan respirasi tumbuhan pada tiap indikator.
6

Gambar 2. Presentase miskonsepsi tiap


indikator
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
bahwa siswa banyak mengalami miskonsepsi
pada indikator tentang menentukan zat yang
digunakan pada proses respirasi dan organel
yang terlibat didalamnya sebesar 36,23%

dengan kategori sedang. Kemudian siswa juga Dari 23 soal yang diujikan secara
mengalami miskonsepsi tertinggi kedua pada keseluruhan hasil tes pilihan ganda beralasan
indikator tentang menentukan zat yang terbuka menunjukan bahwa siswa mengalami
diperlukan dan dihasilkan pada saat proses miskonsepsi pada tiap butir soal. Untuk lebih
fotosintesis dan faktor yang jelas presentase miskonsepsi siswa pada tiap
mempengaruhinya sebesar 31,78% dengan butir soal disajikan pada diagram batang
kategori sedang, demikian juga pada indikator berikut ini:
tentang menyatakan pembuktian percobaan
mengenai fotosintesis dan organel yang
terlibat sebesar 30,36% dengan kategori
rendah.
7

Gambar. 3 Persentase Miskonsepsi Siswa pada Tiap Butir Soal


Berdasarkan diagram batang di atas dapat dan faktor yang mempengaruhinya,
dilihat bahwa siswa mengalami miskonsepsi menyatakan pembuktian percobaan mengenai
pada tiap butir soal. Persentase miskonsepsi fotosintesis dan organel yang terlibat, dan
tertinggi terjadi pada butir soal nomor 17 menentukan zat yang digunakan pada proses
sebesar 63,27% dengan kategori tinggi dan respirasi dan organel yang terlibat
presentase miskonsepsi terendah terjadi pada didalamnya. Seperti yang dikemukakan oleh
butir soal nomor 13sebesar 8,16% dengan Siswana et al (2017), terdapat beberapa
kategori rendah. kemungkinan faktor yang menyebabkan
terjadinya miskonsepsi pada siswa
Pembahasan diantaranya yaitu faktor siswa itu sendiri, dari
Berdasarkan data hasil penelitian dapat guru, dan dari buku teks yang digunakan.
diidentifikasi bahwa seluruh siswa mengalami Pada indikator satu yaitu tentang
miskonsepsi pada konsep fotosintesis dan menentukan zat yang diperlukan dan
respirasi tumbuhan. Hal ini didukung oleh dihasilkan pada saat proses fotosintesis dan
penelitian Cokadar (2012) yang menyatakan faktor yang mempengaruhinya siswa
bahwa beberapa siswa sering mengalami mengalami miskonsepsi dengan persentase
konsepsi yang cenderung salah pada konsep 31,78% dengan kategori sedang. Persentase
fotosintesis dan respirasi tumbuhan. Menurut miskonsepsi siswa tertinggi pada indikator ini
Suparno (2013) salah konsep atau konsep terjadi pada butir soal nomor 14 sebesar
yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah 53,06% dengan kategori sedang, pada butir
atau pengertian yang diterima para pakar soal nomor 14 siswa diminta untuk
dalam bidang terkait dinamakan miskonsepsi. menentukan bahan baku fotosintesis. Siswa
Keseluruhan rerata miskonsepsi pada tiap mengatakan bahwa oksigen yang dihasilkan
butir soal yang terjadi pada siswa ada tiga oleh tumbuhan saat proses fotosintesis berasal
kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi, dari udara, karena oksigen berada di udara
namun dalam penelitian ini yang lebih bebas. Jawaban dan alasan siswa ini
mendominasi adalah kategori sedang. Siswa menunjukan ketidaklogisan atau informasi
mengalami miskonsepsi pada butir soal yang yang diberikan tidak benar atau tidak lengkap
bervariasi, menentukan zat yang diperlukan sehingga siswa dikategorikan miskonsepsi.
dan dihasilkan pada saat proses fotosintesis
8

Dari jawaban siswa tersebut miskonsepsi konsep baru. Miskonsepsi ini diduga karena
dapat terjadi karena siswa mendapatkan pengetahuan awal siswa yang diperoleh dari
informasi yang tidak lengkap saat guru yang hanya menjelaskan dengan metode
mempelajari konsep. Menurut Samiha et al ceramah serta sulitnya siswa dalam
(2017) bahwa miskonsepsi terjadi karena memahami buku teks. Sehingga siswa hanya
siswa kurang mencari informasi yang lengkap mendengar tanpa memahamai betul apa yang
mengenai apa yang mereka pelajari, dari disampaikan oleh guru. Oleh karena itu
pengamatan pada saat observasi siswa kurang informasi mengenai suatu konsep yang
aktif bertanya, pada saat pelajaran diterima oleh siswa menjadi tidak utuh.
berlangsung siswa tidak menanyakan kembali Sesuai dengan yang telah diungkapkan
apa yang telah dijelaskan oleh guru dan siswa oleh Suparno (2013) ada lima sebab utama,
hanya mendapatkan fasilitas dari guru. yaitu berasal dari siswa, pengajar, buku teks,
Hal ini dikemukakan oleh Ariandini et al konteks, dan cara mengajar akibatnya pada
(2013) yang menyatakan bahwa indikator ini siswa mengalami miskonsepsi
ketidaklengkapan informasi mengenai suatu dengan kategori tinggi. Sebaiknya pada
konsep pada saat proses pembelajaran terjadi indikator ini, ketika guru mengajar harus
akibat pemahaman siswa terhadap suatu disertai dengan demonstrasi yakni mengamati
konsep yang terpecah-pecah, sehingga obyek atau gambar dari zat yang diperlukan
informasi mengenai konsep tersebut menjadi dan dihasilkan pada saat proses fotosintesis
tidak utuh atau tidak lengkap. Hal ini dan faktor yang mempengaruhinya sehingga
menyebabkan siswa mengambil kesimpulan siswa mudah memahami dan mengingat pada
yang salah untuk konsep tersebut, sehingga saat proses fotosintesis zat yang diperlukan
menyebabkan adanya miskonsepsi. adalah karbondioksida dan zat yang
Adanya miskonsepsi pada siswa dapat dihasilkan adalah oksigen dan faktor yang
berakibat fatal jika tidak diluruskan, guru mempengaruhinya adalah temperatur, cahaya,
harus mampu untuk memperbaiki kadar air, klorofil, dan unsur hara.
miskonsepsi yang terjadi pada siswa, jika Pada indikator dua yaitu tentang
tidak segera diluruskan maka akan terjadi menyatakan pembuktian percobaan mengenai
miskonsepsi pada siswa. Miskonsepsi pada fotosintesis dan organel yang terlibat siswa
siswa secara berulang dapat mempengaruhi mengalami miskonsepsi sebesar 30,36%
penerimaan dan pemahaman siswa terhadap dengan kategori rendah. Persentase
9

miskonsepsi tertinggi pada indikator ini menekankan metode belajar yang bersifat
terjadi pada butir soal nomor 11 sebesar hapalan dapat menjadi salah satu penyebab
53,06% dengan kategori sedang, pada butir miskonsepsi karena siswa tidak distimulus
soal nomor 11 siswa diminta untuk untuk dapat menghubungkan konsep secara
menentukan letak klorofil pada tumbuhan. mendalam (Siswana et al, 2017).
Siswa mengatakan bahwa klorofil pada Menurut Ariandini et al (2013) cara
tumbuhan hanya terdapat pada bagian daun, belajar siswa yang hanya menghapal suatu
karena klorofil merupakan zat hijau daun. konsep tanpa menghubungkan antara konsep
Alasan dari jawaban siswa tersebut yang satu dengan konsep yang lainya dapat
menunjukan bahwa siswa menjawab dengan menyebabkan miskonsepsi. Miskonsepsi
menunjukan adanya konsep yang dikuasai terjadi karena karena dengan metode belajar
tetapi ada pernyataan dalam jawaban yang menghafal siswa hanya menebak-nebak
menunjukan miskonsepsi, sehingga siswa jawaban saja, ketika diberi suatu pernyataan
memahami sebagian dengan miskonsepsi. mengenai sutu konsep. Ini sesuai yang
Jawaban siswa tersebut termasuk kedalam dikatakan oleh Ausubel dalam Dahar (2006)
kategori miskonsepsi. bahwa belajar hapalan adalah memecahkan
Dari jawaban dan alasan siswa tersebut suatu masalah hanya dengan coba-coba
miskonsepsi dapat terjadi ketika siswa seperti suatu menebak teka-teki.
memahami konsep secara parsial atau tidak Pada indikator tiga yaitu menentukan zat
utuh. Menurut Suparno (2013) hal yang dapat yang digunakan pada proses respirasi dan
menyebabkan munculnya miskonsepsi pada organel yang terlibat siswa mengalami
siswa, salah satunya adalah cara mengajar miskonsepsi sebesar 36,23 % dengan kategori
guru dan pengetahuan tentang materi tersebut. sedang. Persentase miskonsepsi tertinggi pada
Guru harus mempunyai tanggung jawab indikator ini terjadi pada butir soal nomor 17
instruksional untuk membantu dalam sebesar 63,27% dengan kategori tinggi, pada
memeriksa semua posisi yang diambil perihal butir soal nomor 17 siswa diminta untuk
isu kontroversial tertentu (Afidah, 2017). menentukan letak respirasi pada tumbuhan.
Penyebab miskonsepsi dapat berasal dari Siswa mengatakan bahwa tempat terjadinya
penggunaan metode pembelajaran yang respirasi pada tumbuhan hanya terjadi pada
kurang tepat, seperti metode belajar yang sel-sel daun, karena pada sel-sel daun terdapat
bersifat hapalan. Metode belajar yang hanya stomata. Alasan dari jawaban siswa tersebut
10

menunjukan bahwa siswa menjawab dengan memaparkan suatu konsep mungkin diartikan
menunjukan adanya konsep yang dikuasai atau ditangkap berbeda oleh siswa. Jika guru
tetapi ada pernyataan dalam jawaban yang menggunakan buku teks yang mengalami
menunjukan miskonsepsi, sehingga siswa miskonsepsi sebagai satu-satunya sumber
memahami sebagian dengan miskonsepsi. informasi maka miskonsepsi pada buku
Jawaban siswa tersebut termasuk kedalam tersebut akan di transfer dari guru ke siswa
kategori miskonsepsi. (Ariandini et al 2013) .
Dari jawaban dan alasan siswa tersebut
miskonsepsi dapat terjadi ketika siswa 4. KESIMPULAN
memahami konsep secaa parsial atau tidak Berdasarkan hasil penelitian yang
utuh. Menurut Ariandini et al (2013) Selain dilakukan dapat teridentifikasi bahwa siswa
berasal atau bersumber dari diri siswa itu mengalami miskonsepsi pada konsep
sendiri, miskonsepsi yang dialami oleh siswa Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan sebesar
juga dipengaruhi oleh lingkungan belajar 32,74% dengan kategori sedang. Siswa
siswa khususnya teman sekelas. Penggunaan mengalami miskonsepsi tertinggi terjadi pada
bahasa dalam kehidupan sehari-hari, serta indikator tentang menentukan zat yang
teman, serta keyakinan dan ajaran agama bisa digunakan pada proses respirasi dan organel
menyebabkan miskonsepsi. Anak-anak muda yang terlibat didalamnya. Dalam menjawab
sangat senang belajar dalam kelompok soal pada indikoator tersebut siswa
bersama teman-teman kelompoknya. memberikan alasan yang menunjukan bahwa
Kelompok belajar tersebut sering sekali hanya siswa memahami konsep secara parsial atau
didominasi oleh beberapa orang saja. Apabila tidak utuh sehingga dapat dikategorikan
seorang siswa yang dominan tersebut bahwa siswa mengalami miskonsepsi.
mempunyai miskonsepsi, maka jelas mereka Miskonsepsi dapat disebabkan oleh
dapat mempengaruhi pemahaman siswa ketidaklengkapan informasi mengenai suatu
lainnya, sehingga menyebabkan siswa yang konsep.
lain ikut mengalami miskonsepsi (Suparno, 5. SARAN
2013). Mengingat hasil dari identifikasi miskonsepsi
Buku pelajaran juga dapat menyebabkan konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan
miskonsepsi bagi siswa, hal ini karena bahasa pada kelas VII MTs Darul Muqomah
yang digunakan oleh pengarang buku untuk Pekanbaru, maka peneliti mengajukan
11

beberapa saran yang dapat dipertimbangkan Analisis Gambar. Jurnal Pengajaran


MIPA. 18 (2), 178-184: [online].
untuk penggunaan penelitian dan perbaikan
Tersedia:http://journal.fpmipa.upi.edu/ind
penelitian selanjutnya sebagai ex.php/jpmipa/inde [ 5 September 2018].
1. Perlu adanya penekanan kepada siswa akan
Arsyad. (2002). Media Pembelajaran.
pentingnya kejujuran dalam menjawab soal Grafindo Persada: Jakarta.
dan memberikan alasan terbuka.
Cokadar., H. (2012). Photosynthesis and
2. Berdasarkan dari hasil penelitian telah Respiration Processes : Prospective
Teachers’ Conception Level. Education
diperoleh bahwa ada beberapa miskonsepsi
and Science Journa.l 37 (164) : [Online].
yang dialami siswa pada konsep Fotosintesis Tersedia:http://egitimvebilim.ted.org.tr.in
dex.php/EB/article/dwonload/391/365 [3
dan Respirasi Tumbuhan, sebaiknya bagi
Oktober 2018].
seorang guru lebih memperhatikan
Depdiknas. (2007). Tes Diagnostik. Jakarta:
penanaman konsep dengan benar pada siswa,
Direktorat Jenderal Manajemen
agar siswa tidak mengalami miskonsepsi. Pendidikan Dasar dan Menengah,
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Pertama.
DAFTAR PUSTAKA
Hasan, S., Bagayoko, D., dan Kelley, E.L.
Abraham, M.R., Grzybowski, E.B., Renner,
(1999). Misconceptions and the Certainty
J.W., and Marek, E.A. (1992).
of Response Index (CRI). Physics
Understanding and Misunderstanding of
Education. 34 (5), 294-299: [online].
Five Chemistry Concepts Found in
Tersedia: http://iopscience.iop.org/0031-
Texbooks. Journal of Research in
9120/34/5/304 [26 Juli 2018].
Science Teaching. 29 (2): [online].
Tersedia: https://onlinelibrary
Muchtar, Zainuddin, dan Harizal. (2012).
.wiley.com/doi/pdf/10.1002/tea.36602902
Analyzying of Studen’s Misconception
03 [ 25 Juli 2018].
on Acid Base Chemistry at Senior High
Schools in Medan. Jurnal of Education
Afidah, M. (2017). Identifikasi Pola
and Practice. 3 (15) : [online]. Tersedia:
Miskonsepsi Mahasiswa Pada Konsep
http://digilib.unimed.ac.id/398/ [ 25 Juli
Mekanisme Evolusi Menggunakan
2018].
Certainty Of Response Index (Cri). Bio-
Lecture Jurnal Pendidikan Biologi. 4 (2),
Mulyasa, E. (2005). Menjadi Guru
1-12: [online]. Tersedia:
Professional: Menciptakan Pembelajaran
https://www.unilak.ac.id/media/file/7780
Kreatif Dan Menyenangkan. Remaja
2842250Artikel_MARATUL_AFIDAH.
Rosda Karya: Bandung.
pdf [ 5 September 2018].
Slameto. (2003). Belajar & Faktor-faktor
Ariandini, D., Anggraeni, S., Aryani, A.
yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta :
(2013). Identifikasi Miskonsepsi Siswa
Jakarta.
Pada Konsep Fotosintesis Melalui
12

Samiha, Y.T., Agusta, E., Rolahnoviza, G.


(2017). Analisis Miskonsepsi Siswa Pada
Mata Pelajaran IPA di SMPN 4 Penukal
Utara Kabupaten Penukal Abab
Lematang Ilir Pendopo. Bioilmi. 3 (1),
38-46: [online]. Tersedia:
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/bi
oilmi/article/view/1338 [ 25 Juli 2018].

Siswana, R., Armen, Helendra. (2017).


Identifikasi Miskonsepsi Materi
Fotosintesis pada Siswa Kelas IX SMPN
7 Padang Menggunakan Tes Diagnostik
Two Tier Multiple Choice. Journal
Biosains.1 (2), 277-284: [online].
Tersedia:http://ejournal.unp.ac.id/students
/index.php/bio/issue/dwonload/355/59 [ 7
Agustus 2018].

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian


Pendidikan Kuantitatif Kualitatif dan
R&D. Alfabeta :Bandung.

Suparno, P. (2013). Miskonsepsi dan


Perubahan Konsep dalam Pendidikan
Fisika. Grasindo: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai