guru dapat menentukan tipe kesalahan siswa, 49 siswa, 28 siswa di kelas VII-Putra dan 21
dalam suatu konsep berdasarkan jawaban siswa di kelas VII-Putri. Teknik pengumpulan
siswa serta dapat mengurangi resiko siswa data dengan menggunakan tes pilihan ganda
menebak jawaban (Depdiknas, 2007). dengan disertai alasan terbuka. Pengumpulan
Jawaban siswa tersebut kemudian dapat data dilakukan dengan tes penguasaan konsep
dianalisis untuk menilai bagaimana kategori Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan berupa
pemahaman dalam menjawab soal. Abraham soal pilihan ganda sebanyak 23 soal. Dalam
et al (1992) mengelompokkan kategori siswa menjawab setiap soal siswa memberikan
dalam menjawab soal dengan tiga kategori, alasan mengapa siswa memilih jawaban
yakni : “paham konsep” yang terdiri dari tersebut.
kategori paham secara lengkap dan paham Analisis penelitian menggunakan soal tes
sebagian, “miskonsepsi” yang terdiri paham pilihan ganda beralasan terbuka
dengan sebagian miskonsepsi dan dikembangkan oleh Abraham, et al (1992).
miskonsepsi, dan “tidak paham konsep”. Analisis dilakukan untuk mengidentifikasi
2.METODE PENELITIAN kategori pemahaman siswa yang paham
Penelitian ini menggunakan metode konsep, miskonsepsi, dan tidak paham
deskriptif tidak memberikan perlakuan, konsep, berdasarkan alasan yang diberikan
manipulasi atau mengubah pada variabel- siswa dalam menjawab soal, lebih jelas lihat
variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu Tabel 1.
fenomena atau kondisi apa adanya. Pemilihan
subjek penelitian dilakukan dengan cara Total
Sampling (Sugiyono, 2007) yang terdiri dari
Tabel 1. Pengelompokan Derajat Pemahaman Konsep
No Kriteria Derajat Pemahaman Kategori
Kosong
1 Tidak tahu Tidak ada respon
Tidak mengerti Tidak paham
Mengulangi pertanyaan
2 Tidak paham
Respon tidak jelas
Respon menunjukan ketidaklogisan atau
3 Miskonsepsi utuh
informasi yang diberikan tidak benar
Miskonsepsi
Respon menunjukan pemahaman Paham sebagian dengan
4
konsep tetapi juga miskonsepsi miskonsepsi
5 Respon menunjukan komponen yang Paham sebagian Paham konsep
5
dengan kategori sedang. Kemudian siswa juga Dari 23 soal yang diujikan secara
mengalami miskonsepsi tertinggi kedua pada keseluruhan hasil tes pilihan ganda beralasan
indikator tentang menentukan zat yang terbuka menunjukan bahwa siswa mengalami
diperlukan dan dihasilkan pada saat proses miskonsepsi pada tiap butir soal. Untuk lebih
fotosintesis dan faktor yang jelas presentase miskonsepsi siswa pada tiap
mempengaruhinya sebesar 31,78% dengan butir soal disajikan pada diagram batang
kategori sedang, demikian juga pada indikator berikut ini:
tentang menyatakan pembuktian percobaan
mengenai fotosintesis dan organel yang
terlibat sebesar 30,36% dengan kategori
rendah.
7
Dari jawaban siswa tersebut miskonsepsi konsep baru. Miskonsepsi ini diduga karena
dapat terjadi karena siswa mendapatkan pengetahuan awal siswa yang diperoleh dari
informasi yang tidak lengkap saat guru yang hanya menjelaskan dengan metode
mempelajari konsep. Menurut Samiha et al ceramah serta sulitnya siswa dalam
(2017) bahwa miskonsepsi terjadi karena memahami buku teks. Sehingga siswa hanya
siswa kurang mencari informasi yang lengkap mendengar tanpa memahamai betul apa yang
mengenai apa yang mereka pelajari, dari disampaikan oleh guru. Oleh karena itu
pengamatan pada saat observasi siswa kurang informasi mengenai suatu konsep yang
aktif bertanya, pada saat pelajaran diterima oleh siswa menjadi tidak utuh.
berlangsung siswa tidak menanyakan kembali Sesuai dengan yang telah diungkapkan
apa yang telah dijelaskan oleh guru dan siswa oleh Suparno (2013) ada lima sebab utama,
hanya mendapatkan fasilitas dari guru. yaitu berasal dari siswa, pengajar, buku teks,
Hal ini dikemukakan oleh Ariandini et al konteks, dan cara mengajar akibatnya pada
(2013) yang menyatakan bahwa indikator ini siswa mengalami miskonsepsi
ketidaklengkapan informasi mengenai suatu dengan kategori tinggi. Sebaiknya pada
konsep pada saat proses pembelajaran terjadi indikator ini, ketika guru mengajar harus
akibat pemahaman siswa terhadap suatu disertai dengan demonstrasi yakni mengamati
konsep yang terpecah-pecah, sehingga obyek atau gambar dari zat yang diperlukan
informasi mengenai konsep tersebut menjadi dan dihasilkan pada saat proses fotosintesis
tidak utuh atau tidak lengkap. Hal ini dan faktor yang mempengaruhinya sehingga
menyebabkan siswa mengambil kesimpulan siswa mudah memahami dan mengingat pada
yang salah untuk konsep tersebut, sehingga saat proses fotosintesis zat yang diperlukan
menyebabkan adanya miskonsepsi. adalah karbondioksida dan zat yang
Adanya miskonsepsi pada siswa dapat dihasilkan adalah oksigen dan faktor yang
berakibat fatal jika tidak diluruskan, guru mempengaruhinya adalah temperatur, cahaya,
harus mampu untuk memperbaiki kadar air, klorofil, dan unsur hara.
miskonsepsi yang terjadi pada siswa, jika Pada indikator dua yaitu tentang
tidak segera diluruskan maka akan terjadi menyatakan pembuktian percobaan mengenai
miskonsepsi pada siswa. Miskonsepsi pada fotosintesis dan organel yang terlibat siswa
siswa secara berulang dapat mempengaruhi mengalami miskonsepsi sebesar 30,36%
penerimaan dan pemahaman siswa terhadap dengan kategori rendah. Persentase
9
miskonsepsi tertinggi pada indikator ini menekankan metode belajar yang bersifat
terjadi pada butir soal nomor 11 sebesar hapalan dapat menjadi salah satu penyebab
53,06% dengan kategori sedang, pada butir miskonsepsi karena siswa tidak distimulus
soal nomor 11 siswa diminta untuk untuk dapat menghubungkan konsep secara
menentukan letak klorofil pada tumbuhan. mendalam (Siswana et al, 2017).
Siswa mengatakan bahwa klorofil pada Menurut Ariandini et al (2013) cara
tumbuhan hanya terdapat pada bagian daun, belajar siswa yang hanya menghapal suatu
karena klorofil merupakan zat hijau daun. konsep tanpa menghubungkan antara konsep
Alasan dari jawaban siswa tersebut yang satu dengan konsep yang lainya dapat
menunjukan bahwa siswa menjawab dengan menyebabkan miskonsepsi. Miskonsepsi
menunjukan adanya konsep yang dikuasai terjadi karena karena dengan metode belajar
tetapi ada pernyataan dalam jawaban yang menghafal siswa hanya menebak-nebak
menunjukan miskonsepsi, sehingga siswa jawaban saja, ketika diberi suatu pernyataan
memahami sebagian dengan miskonsepsi. mengenai sutu konsep. Ini sesuai yang
Jawaban siswa tersebut termasuk kedalam dikatakan oleh Ausubel dalam Dahar (2006)
kategori miskonsepsi. bahwa belajar hapalan adalah memecahkan
Dari jawaban dan alasan siswa tersebut suatu masalah hanya dengan coba-coba
miskonsepsi dapat terjadi ketika siswa seperti suatu menebak teka-teki.
memahami konsep secara parsial atau tidak Pada indikator tiga yaitu menentukan zat
utuh. Menurut Suparno (2013) hal yang dapat yang digunakan pada proses respirasi dan
menyebabkan munculnya miskonsepsi pada organel yang terlibat siswa mengalami
siswa, salah satunya adalah cara mengajar miskonsepsi sebesar 36,23 % dengan kategori
guru dan pengetahuan tentang materi tersebut. sedang. Persentase miskonsepsi tertinggi pada
Guru harus mempunyai tanggung jawab indikator ini terjadi pada butir soal nomor 17
instruksional untuk membantu dalam sebesar 63,27% dengan kategori tinggi, pada
memeriksa semua posisi yang diambil perihal butir soal nomor 17 siswa diminta untuk
isu kontroversial tertentu (Afidah, 2017). menentukan letak respirasi pada tumbuhan.
Penyebab miskonsepsi dapat berasal dari Siswa mengatakan bahwa tempat terjadinya
penggunaan metode pembelajaran yang respirasi pada tumbuhan hanya terjadi pada
kurang tepat, seperti metode belajar yang sel-sel daun, karena pada sel-sel daun terdapat
bersifat hapalan. Metode belajar yang hanya stomata. Alasan dari jawaban siswa tersebut
10
menunjukan bahwa siswa menjawab dengan memaparkan suatu konsep mungkin diartikan
menunjukan adanya konsep yang dikuasai atau ditangkap berbeda oleh siswa. Jika guru
tetapi ada pernyataan dalam jawaban yang menggunakan buku teks yang mengalami
menunjukan miskonsepsi, sehingga siswa miskonsepsi sebagai satu-satunya sumber
memahami sebagian dengan miskonsepsi. informasi maka miskonsepsi pada buku
Jawaban siswa tersebut termasuk kedalam tersebut akan di transfer dari guru ke siswa
kategori miskonsepsi. (Ariandini et al 2013) .
Dari jawaban dan alasan siswa tersebut
miskonsepsi dapat terjadi ketika siswa 4. KESIMPULAN
memahami konsep secaa parsial atau tidak Berdasarkan hasil penelitian yang
utuh. Menurut Ariandini et al (2013) Selain dilakukan dapat teridentifikasi bahwa siswa
berasal atau bersumber dari diri siswa itu mengalami miskonsepsi pada konsep
sendiri, miskonsepsi yang dialami oleh siswa Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan sebesar
juga dipengaruhi oleh lingkungan belajar 32,74% dengan kategori sedang. Siswa
siswa khususnya teman sekelas. Penggunaan mengalami miskonsepsi tertinggi terjadi pada
bahasa dalam kehidupan sehari-hari, serta indikator tentang menentukan zat yang
teman, serta keyakinan dan ajaran agama bisa digunakan pada proses respirasi dan organel
menyebabkan miskonsepsi. Anak-anak muda yang terlibat didalamnya. Dalam menjawab
sangat senang belajar dalam kelompok soal pada indikoator tersebut siswa
bersama teman-teman kelompoknya. memberikan alasan yang menunjukan bahwa
Kelompok belajar tersebut sering sekali hanya siswa memahami konsep secara parsial atau
didominasi oleh beberapa orang saja. Apabila tidak utuh sehingga dapat dikategorikan
seorang siswa yang dominan tersebut bahwa siswa mengalami miskonsepsi.
mempunyai miskonsepsi, maka jelas mereka Miskonsepsi dapat disebabkan oleh
dapat mempengaruhi pemahaman siswa ketidaklengkapan informasi mengenai suatu
lainnya, sehingga menyebabkan siswa yang konsep.
lain ikut mengalami miskonsepsi (Suparno, 5. SARAN
2013). Mengingat hasil dari identifikasi miskonsepsi
Buku pelajaran juga dapat menyebabkan konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan
miskonsepsi bagi siswa, hal ini karena bahasa pada kelas VII MTs Darul Muqomah
yang digunakan oleh pengarang buku untuk Pekanbaru, maka peneliti mengajukan
11