LAPORAN PRAKTIKUM
Kebun Mikroorganisme
Disusun oleh:
Diah Permatasari 18030654012
JURUSAN IPA
2019
i
ii
ABSTRAK
iii
DAFTAR ISI
COVER .………………………………………………………………………….. i
ABSTRAK ……………………………………………………………………..... ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang …………………………………………………………... 1
B. Pertanyaan Penelitian ……………………………………………………. 1
C. Tujuan ...…………………………………………………………………. 1
BAB II KAJIAN TEORI ………………………………………………………… 2
A. Bakteri …………………………………………………………………… 2
B. Media Pertumbuhan Bakteri …...………………………………………... 3
C. Pertumbuhan dan Pembelahan Bakteri ………………………………….. 4
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………………….. 6
A. Jenis Praktikum …………………………………………………………. 6
B. Tanggal, Waktu, dan Tempat …………………………………………… 6
C. Alat dan Bahan ………………………………………………………….. 6
D. Rancangan Percobaan …………………………………………………… 7
E. Langkah Percobaan ……………………………………………………… 7
F. Alur Percobaan ………………………………………………………….. 9
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN …...……………………………… 10
A. Data …………………………………………………………………….. 10
B. Analisis …………………………………………………………………. 13
C. Pembahasan …………………………………………………………….. 14
BAB V PENUTUP ...…………………………………………………………… 17
A. Kesimpulan …………………………………………………………….. 17
B. Saran ……………………………………………………………………. 17
DAFTAR PUSTAKA ……...…………………………………………………... 18
LAMPIRAN ……………………………………………………………………. 19
A. Dokumentasi …………………………………………………………… 19
B. Laporan Sementara ……………………………………………………... 22
C. Lembar Kerja Mahasiswa ...……………………………………………. 27
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam ekosistem yang seimbang selain ada produsen dan konsumen ada
juga pengurai. Pengurai dimaksudkan kepada mokroorganisme yang salah
satunya ada bakteri. Bakteri merupakan kelompok mikroba prokariota yang
masuk menjadi bagian dari kongdom monera selain alga biru. Bakteri tidak
mememiliki membran inti dan sistem membran dalam, bersel satu atau
membentuk kelompok atau koloni, bentuk sel beragam, dan hidup secara
heterotrof. Bakteri dapat hidup pada lingkungan yang dipengaruhi oleh
beberapa aspek, misalnya : suhu, kelembapan, pH, nutrisi atau nutrien yang ada
di lingkungan tersebut. Maka pertumbuhan bakteri tergantung pada lingkungan
yang ada disekitar bakteri tersebut. Adapun fase bakteri saat dia beradaptasi
dengan lingkungannya disebut lag phase, lalu fase ketika bakteri berkembang
secara optimal yang disebut dengan log phase, kemudian fase yang
menunjukkan bakteri sudah tidak berkembang dan nutrien di lingkungan sudah
menipis, dan terakhir ada fase ketika nutrien di lingkungan sudah habis maka
bakteri akan mengalami kematian yang disebut dengan death phase.
Dengan demikian praktikum kali ini, praktikan ingin mengetahui tentang
pertumbuhan bakteri yang di pengaruhi oleh lingkungan yang berbeda. Jadi
praktikan melakukan percobaan membuat kebun mikroorganisme.
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas, pertanyaan penelitian yang dapat
diambil adalah :
1. Bagaimana pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan koloni bakteri
dalam pembuatan media kentang gula agar (KGA) ?
C. Tujuan Praktikum
Berdasarkan pertanyaan penelitian diatas, tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Mengetahui pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan koloni bakteri
dalam pembuatan media kentang gula agar (KGA).
1
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Bakteri
Bakteri adalah organisme bersel tunggal terkecil, beberapa di antaranya
hanya memiliki diameter 0,4 mm. Sel berisi massa sitoplasma dan beberapa
bahan inti (dia tidak memilki inti sel yang jelas). Sel dibungkus oleh dinding
sel dan pada beberapa jenis bakteri dinding sel ini dikelilingi oleh lapisan
lendir atau kapsula. Kapsula terdiri atas campuran polipeptida dan polisakarida
(Ayu, 2002).Bakteri merupakan mikrobia prokariotik uniselular, berkembang
biak secara aseksual dengan pembelahan sel. Bakteri tidak berklorofil
kecuali beberapa yang bersifat fotosintetik. Cara hidup bakteri ada yang
dapat hidup bebas, parasitik, saprofitik, patogen pada manusia, hewan dan
tumbuhan. Habitatnya tersebar luas di alam, dalam tanah, atmosfer (sampai
+10 km diatas bumi), di dalam lumpur, dan di laut. (Sumarsih, 2003).
Bakteri tidak memiliki inti sel. Bakteri terdiri atas sitoplasma yang
dikelilingi oleh sebuah dinding sel yang kaku yang terbuat dari suatu zat
khusus yang disebut peptidoglikan. Didalam setoplasma terdapat materi
genetik, baik DNA maupun RNA, dan struktur intra sel yang diperlukan untuk
metabolisme energi. Bakteri bereproduksi secara aseksual melalui replikasi
DNA dan pembelahan sel sederhana. Sebagian bakteri membentuk kapsul
yang mengelilingi dinding sel sehingga bakteri tersebut lebih tahan
terhadap serangan sistem imun pejamu. Bakteri lain mengsekresi protein
yang menurunkan kerentanan terhadap antibiotic standar. Bakteri dapat
bersifat aerob atau anaerob. (Putri&dkk, 2017).
1. Ciri-ciri bakteri :
a. Semua bakteri adalah organisme mikroskopis bersel tunggal.
b. Sebagian kecil ada yang berpigmen (berklorofil dan beakteriopurin),
sehingga bisa autotrof.
c. Sebagian besar bersifat heterotrof, bersifat patogen.
d. Manusia mengenal bakteri umumnya menimbulkan penyakit.
2. Penggolongan bakteri menurut bentuknya :
a. Coccus (bentuk sel bulat)
Coccus berbentuk seperti bola-bola kecil. Kokus ada yang
bergandengan panjang serupa tali leher, ini disebiut streptokokus, ada
yang bergandengan dua-dua, ini disebut tetrakokus, kokus yang
2
mengelompok menjadi suatu untaian disebut stafilokokus, sedang
kokus yang mengelompok serupa kokus disebut sarcina.
b. Basil (bentuk sel lonjong)
Basil (bacillus) berbentuk seperti tongkat pendek, silindris.
Sebagian besar dari bakteri itu merupakan basil. Basil dapat
bergandengan panjang, bergandengan dua-dua, atau terlepas satu sama
lain. Yang bergandengan panjang disebut streptobasil, yang dua-dua
disebut diplobasil. Ujung-ujung basil yang terlepas satu sama lain itu
tumpul, sedang ujung-ujung yang masih bergandengan itu tajam.
c. Spiral (bentuk sel seperti per atau koma)
Spiral ialah bakteri yang bengkok serupa spiral. Bakteri yang
berbentuk spiral itu tidak banyak. Golongan ini merupakan
golongan yang paling kecil, jika dibandingkan dengan golongan kokus
maupun golongan basil.
3
b. Mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang
sesuai dengan kebutuhan mikroorganisme.
c. Tidak mengandung zat-zat penghambat
d. Dalam keadaan steril, artinya tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme
lain yang tidak diharapkan.
2. Fungsi media :
a. Untuk mengisolasi mikroba
b. Untuk memperbanyak mikroba
c. Untuk pengujian sifat-sifat fisiologi
d. Untuk perhitungan jumlah mikroba
3. Cara Membuat Media
a. Mencampur bahan-bahan
b. Menyaring media
c. Menentukan dan mengatur pH
d. Memasukkan media ke dalam tempat botol, erlenmeyer, tabung reaksi.
e. Sterilisasi media
4
4) Pembentukan dinding sel dan membran sel yang baru diduga
terpusatkan pada bagian ekuatorial sel dan diawali dengan adanya
mesosom yang juga menjadi tempat perlekatan DNA pada
membran sel.
Pertumbuhan bakteri dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : Suhu,
Cahaya, Kelembapan, Keasaman (pH), pengaruh O2 dari udara dan pengaruh
tekanan osmotik.
1. Faktor fisik : pH, Temperatur/suhu, Konsentrasi O2, Tekanan hidristatik,
Tekanan osmotik, cahaya, Air.
2. Faktor nutrisional : Ketersediaan karbon, Nitrogen, Sulfur, Phospor,
Vitamin.
5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Praktikum
Pada praktikum yang berjudul “Membuat Kebun Mikroorganisme” ini
menggunakan metode pengamatan. Karena tidak terdapat variabel
manipulasi, sehingga hanya terdapat variabel kontrol dan variabel respon
2. Bahan
a. Kentang 250 gram
b. Gula 15 gram
c. Penyaring kain kasa Secukupnya
d. Benang wol 1 meter
e. Agar-agar Batang Cap AA 15 gram
f. Aquades 2 liter
D. Rancangan Percobaan
6
(a) (b) (c) (d)
E. Langkah Percobaan
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Mengupas kentang dan mengiris kentang kupasan kecil kecil dengan
ukuran 1 cm2, kemudian menimbang kentang potongan sebanyak 250
gram atau ¼ Kg, merebus kentang potongan diatas kompor dengan
menambahkan air sebanyak 1 liter, pada saat perebusan volume air
diusahakan tetap 1 liter.
3. Mengecek kalau kentang sudah masak, kaldunya diambil dengan cara
penyaringan mengunakan glass corong yang ditempeli kain kasa,
selain itu mempersiapkan agar-agar batangan AA untuk dihaluskan
bentuknya (disuwir2) kemudian ditimbang sebanyak 15 gr.
4. Mengumpulkan dan memasukkan hasil saringan/filtrat kaldu kentang,
dengan menambahkan air sehingga volumenya 1 liter ke dalam beker
glass 1 liter, kemudian diletakkan diatas kompor untuk dipanaskan.
5. Memasukkan potongan agar batangan sebanyak 15 gram, dalam
beker glass yang berisi kaldu kentang, aduk merata, bersamaan juga
ditambahkan gula sebanyak 15 gr gula pasir sampai semua homogen.
7
6. Memasukkan/menuangkan media yang terbuat kedalam cawan petri
masing-masing kelompok, kemudian dibungkus dengan kertas CD,
selanjutnya dilakukan sterilisasi menggunakan Autoclaf selama 1
jam, kalau menggunakan dandang sabluk 2 jam.
7. Pendinginan media, dengan cara diambil dan diletakkan di tempat
yang rata, sehingga medium KGA. yang terbentuk dapat rata
permukaannya.
8. Penangkapan Mikroorganisme di alam sesuai dengan tempat yang
telah ditentukan/dipilih.
9. Inkubasi selama 5 hari.
10. Diamati jumlah macam koloni, Jumlah koloni, gambar bentuk koloni.
8
F. Alur Percobaan
Kentang Agar-agar
Hasil
9
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
A. Data
Tabel 4.1. Sekretariat Ormawa DPM FMIPA UNESA
Senin, 25
a. Warna putih keruh
Februari 2019
1. b. Belum ada koloni
Pukul 16.00
c. Lag phase
WIB
Selasa, 26
a. Warna putih keruh
Februari 2019
2. b. Ada 1 koloni
Pukul 08.30
c. Lag phase
WIB
Rabu, 27
Februari 2019 a. Berwarna keruh
4.
Pukul 08.30 b. Log phase
WIB
10
Rabu, 27
Februari 2019 a. Berwarna keruh
5.
Pukul 16.00 b. Log phase
WIB
Kamis, 28
a. Berwarna keruh
Februari 2019 b. Log phase dan Lag
6.
Pukul 08.30
phase
WIB
Kamis, 28
Februari 2019 a. Berwarna keruh
7.
Pukul 16.00 b. Log phase
WIB
Jumat, 1 Maret
2019 a. Berwarna keruh
8.
Pukul 08.30 b. Log phase
WIB
11
Senin, 25 a. Berwarna keruh
Selasa, 26
a. Berwarna keruh
Februari 2019
2. b. Terdapat 3 koloni
Pukul 08.30
c. Lag phase
WIB
Selasa, 26
a. Berwarna keruh
Februari 2019
3. b. Terdapat 3 koloni
Pukul 16.00
c. Log phase
WIB
Rabu, 27
a. Berwarna keruh
Februari 2019 b. Log phase dan Lag
4.
Pukul 08.30
phase
WIB
Rabu, 27
Februari 2019 a. Berwarna keruh
5.
Pukul 16.00 b. Log phase
WIB
12
Kamis, 28
Februari 2019 a. Berwarna keruh
6.
Pukul 08.30 b. Log phase
WIB
Kamis, 28
Februari 2019 a. Berwarna keruh
7.
Pukul 16.00 b. Log phase
WIB
Jumat, 1
Maret 2019 a. Berwarna keruh
8.
Pukul 08.30 b. Log phase
WIB
B. Analisis Data
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat dilihat
bahwa pertumbuhan mikroorganisme lebih cepat terjadi pada cawan petri
yang diletakkan di Sekretariat Ormawa DPM FMIPA dibandingkan dengan
yang diletakkan di gedung D1 Auditorium FMIPA. Pada cawan petri yang
diletakkan di Sekretariat Ormawa DPM FMIPA dapat dilihat pada tabel
4.1 lebih cepat mengalami perubahan warna dan terdapat 2 koloni
mikroorganisme, sedangkan cawan petri yang di D1 Auditorium FMIPA
yang dapat dilihat pada tabel 4.2, dari awal sampai akhir pengamatan
warnanya tidak mengalami perubahan dan hanya terdapat satu koloni
mikroorganisme. Mikroorganisme yang dimaksud adalah bakteri.
C. Pembahasan
Fase pertumbuhan bakteri terbagi menjadi 4, yaitu Lag phase
(bakteri mengalami pertumbuhan tapi jumlahnya tetap), Log phase
13
(pembelahan optimum bakteri), Stationary phase (laju pertumbuhan dan
kematian bakteri sama sehingga jumlahnya tetap), dan Death phase
(bakteri berhenti membelah). Untuk jenis mikroorganisme yang tumbuh
pada medium KGA (Kentang Gula Agar) yang dijadikan sebagai kebun
mikroorganisme yaitu bakteri. Pada percobaan ini, data yang diperoleh
selama 5 hari pengamatan di dua tempat yakni SO DPM FMIPA dan
gedung D1 Auditorium FMIPA.
Medium KGA yang diletakkan di SO DPM FMIPA mengalami
perubahan selama 5 hari pengamatan. Pada hari pertama yaitu Senin, 25
Februari 2019 pukul 16.00 WIB, belum terdapat koloni yang terlihat,
warnanya keruh, serta mengalami fase Lag karena warna medium KGA
keruh yang menunjukkan bahwa mikroorganisme mulai tumbuh akan
tetapi jumlahnya masih tetap. Pada hari kedua yaitu Selasa, 26 Februari
2019 diamati selama 2 kali, yaitu pada pukul 08.30 WIB dan 16.00 WIB.
Hasil pada pukul 08.30 WIB mengalami fase lag karena warnanya tetap
putih keruh dan ada 1 koloni. Pada pukul 16.00 WIB mengalami fase log
dari waktu sebelumnya karena pertumbuhan mikroorganisme berjalan
optimum serta fase lag karena koloni yang ada tetap yaitu 1 koloni. Pada
hari ketiga, Rabu, 27 Februari 2019 pukul 08.30 WIB mengalami fase log,
karena mulai tumbuh mikroorganisme secara cepat dibandingkan
sebelumnya, dan pada pukul 16.00 WIB fase log masih terjadi dan
mikroorganisme semakin berkembang. Pada hari keempat, Kamis, 28
Februari 2019 pukul 08.30 WIB terjadi fase log dan lag. Fase log terjadi
dari pengamatan hari sebelumnya yaitu Rabu dan fase lag terjadi setelah
pengamatan pada pukul 08.30 WIB yang ditandai dengan jumlah
mikroorganisme yang tetap. Pada pukul 16.00 WIB hari yang sama terjadi
fase log karena mikroorganisme yang tumbuh semakin banyak daripada
pukul 08.30 WIB. Dan pada hari terakhir, Jumat, 1 Maret 2019 masih
berlangsung fase log karena mikroorganisme yang tumbuh dengan
optimum.
Sedangkan medium KGA yang diletakkan di gedung D1
Auditorium FMIPA berbeda dengan yang diletakkan di SO DPM FMIPA
dilihat dari jumlah mikroorganisme yang ada. Pada hari pertama yaitu
14
Senin, 25 Februari 2019 pukul 16.00 WIB mengalami fase lag, jumlah
mikroorganisme pada awal pengamatan masih sama serta tidak terdapat
koloni. Pada hari kedua, Selasa, 26 Februari 2019 pukul 08.30 WIB,
terdapat 3 koloni yang terbentuk dan mengalami fase lag, karena belum
terjadi perubahan yang signifikan daripada pengamatan hari pertama. Pada
pukul 16.00 WIB hari yang sama, masih terdapat 3 koloni dan mengalami
fase log karena mulai banyak mikroorganisme yang tumbuh selain 3
koloni sebelumnya. Pada hari Rabu, 27 Februari 2019 pukul 08.30 WIB
terjadi 2 fase yaitu log seperti hari sebelumnya dan lag pada hingga
pengamatan selanjutnya. Sudah mulai banyak mikroorganisme yang
tumbuh dari hari kedua ke hari ketiga pengamatan. Pada pukul 16.00 WIB
terjadi fase log yang berarti jumlah mikroorganisme meningkat. Pada hari
Kamis, 28 Februari 2019 pukul 08.30 WIB terjadi fase log karena medium
berwarna semakin keruh dan banyak mikroorganisme yang tumbuh, dan
pada pukul 16.00 WIB pun masih terjadi fase log. Untuk hari terkahir,
yaitu Jumat, 1 Maret 2019 fase log masih terjadi dan hasil yang diperoleh
warna medium semakin keruh atau pucat dan mikroorganisme membentuk
seperti kerutan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri pada
medium Kentang Gula Agar (KGA) antara lain kondisi lingkungan saat
itu. Hal tersebut dapat dilihat dari pengamatan yang telah dilakukan
selama 5 hari tersebut. Bakteri yang tumbuh pada media KGA yang
diletakkan di Auditorium FMIPA dan SO DPM FMIPA terdapat
perbedaan. Pada media KGA di D1 Auditorium FMIPA berbentuk seperti
benang dan kering, hal ini dikarenakan suhu di sekitar Auditorium itu
sendiri yang agak kering karena jarak gedung dengan vegetasi tumbuhan
cukup jauh sehingga mempengaruhi bakteri yang terbentuk. Sedangkan
pada media KGA di SO DPM berbentuk koloni dan seperti benang-
benang. Ada dan dekatnya SO DPM dengan vegetasi tumbuhan membuat
media sedikit lembab dan bakteri yang terbentuk lebih bervariasi daripada
yang ada di gedung D1 Auditorium FMIPA.
Pada hari terakhir, hasil yang diperoleh pada masing-masing
tempat disajikan seperti berikut :
15
1. Sekretariat Ormawa DPM FMIPA : terdapat satu jenis mikroorganisme
yaitu bakteri yang terbentuk dalam dua koloni.
16
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum kebun mikroorganisme dengan media
KGA (Kentang Gula Agar) ini, Praktikan dapat mengetahui perkembangan,
pertumbuhan, perkembangbiakan mikroorganisme (bakteri, jamur,dll) dengan
berbagai fase. Lingkungan juga sangat berpengaruh dalam perkembangan
bakteri. Selain lingkungan, banyak faktor yang mempengaruhi misalnya:
kelembapan, temperatur, kadar nutrisi, cahaya, dan lain sebagainya. Sehingga
antara tempat satu dengan lainnya akan berbeda hasil karena berbeda pula
kadar faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri.
B. Saran
Dalam pelaksanaan praktikum sebaiknya:
1. Melakukan pengamatan rutin di jam yang konsisten sehingga dapat
mengetahui perkembangan mikroorgansime lebih akurat.
2. Lebih teliti saat penghitungan jumlah koloni mikroorganisme agar hasilnya
lebih valid.
3. Praktikan lebih berhati-hati baik dalam penangkapan bakteri maupun
pengamatan untuk mengurangi adanya kontaminasi dari luar.
DAFTAR PUSTAKA
17
Ayu. 2002. Biologi Umum. Jakarta : Erlangga
Gandjar, I. 2006. Mikologi Dasar dan Terapan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Gunawan, Agustin Wydia. 2011. Usaha Pembibitan Jamur. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Putri, Megananda Hiaranya dkk. 2017. Mikrobiologi. Kemenkes
Sumarsih,Sri. 2003. Mikrobiologi Dasar. Yogyakarta : UPN.
Tim Pengampu Mata kuliah, 2015. Modul Praktikum Keanekaragaman Mahluk
Hidup. Surabaya: Program Studi S-1 Pendidikan IPA.
18
DOKUMENTASI
19
Gambar 10 Gambar 11 Gambar 12
D1 hari ke-3 pukul 08.30 D1 hari ke-3 pukul 16.00 D1 hari ke-4 pukul 08.30
(log phase + lag phase) (log phase) (log phase)
20
Gambar 19 Gambar 20 Gambar 21
DPM hari ke-4 pukul 08.30 DPM hari ke-4 pukul DPM hari ke-5 pukul
(log phase + lag phase) 16.00 (log phase) 08.30 (log phase)
21