Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini, dan kami buat dengan waktu yang telah di tentukan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan adanya
penyusunan makalah seperti ini, pembaca dapat belajar dengan baik dan benar
mengenai Analisis sediaan obat dengan metode KCKT.
Penulis mengucapkan terimah kasih kepada pihak-pihak yang telah
memberi sumbangsi kepada kami dalam penyelesaian makalah ini. Dan tentunya
penulis juga menyadari, bahwa masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan
pada makalah ini. Hal ini Karena keterbatasan kemampuan dari penulis. Oleh
karena itu, penulis senantiasa menanti kritik dan saran yang bersifat membangun
dari semua pihak guna penyempurnaan makalah ini.
Semoga dengan adanya makalah ini kita dapat belajar bersama demi
kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Amien.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
I.2 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Pengertian KCKT
II.2 Pembagian KCKT
II.3 Instrumen KCKT
II.4 Prinsip kerja KCKT
II.5 Manfaat penggunaan KCKT
II.6 Kelebihan dan kekurangan KCKT
II.7 Jurnal tentang suatu sediaan yang berkaitan dengan KCKT
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
JURNAL
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kromatografi adalah istilah umum untuk berbagai cara pemisahan berdasarkan
partisi cuplikan antara fasa yang bergerak, dapat berupa gas atau zat cair, dan fasa
diam, dapat berupa zat cair atau zat padat. Kita biasanya menganggap Tswett
sebagai penemu kromatografi, yang pada tahun 1903 menguraikan karyanya
mengenai pemakaian kolom kapur untuk memisahkan pigmen dalam daun. Istilah
‘kromatografi’ dipakai oleh Tswett untuk menggambarkan daerah berwarna yang
bergerak ke bagian bawah kolom
Kromatografi merupakan suatu cara pemisahan unsur-unsur yang akan
dipisahkan terdistribusikan antara dua fasa, satu dari fasa-fasa ini membentuk
suatu lapisan stasioner dengan luas permukaan yang besar dan yang lainnya
merupakan cairan yang merembes lewat atau melalui fase yang stasioner. Fasa
stasioner mugkin suatu zat padat atau suatu cairan, dan fasa yang bergerak
mungkin suatu cairan atau suatu gas. Maka semua jenis kromatografi yang
dikenal, terbagi menjadi empat golongan: cair-padat, gas-padat, cair-cair, dan gas-
cair.
Pembahasan teknik kromatografi modern, baru lengkap bila disebut
kromatografi cairan kinerja tinggi (HPLC). Kromatografi cairan kolom
klasik merupakan prosedur pemisahan yang sudah mapan dalam mana fase cair
yang mobil mengalir lambat-lambat lewat kolom karena gravitasi. Umumnya
metode itu dicirikan oleh efisiensi kolom yang rendah dan waktu pemisahan yang
lama. Namun sejak kira-kira tahun 1969, perhatian dalam teknik kolom cairan
hidup kembali dengan sangat menyolok karena dikembangkannya sistem tekanan
tinggi oleh Kirchland dan Huber, yang bekerja pada tekanan sampai 2,07 x 107
Nm-2 (3000 p.s.i). Dalam metode ini digunakan kolom berdiameter kecil (1-3 mm)
dan eluen dipompakan ke dalamnya dengan laju alir yang tinggi (sekitar 1-5
cm3m-1). Pemisahan dengan metode ini dilakukan jauh lebih cepat (sekitar 100
kali lebih cepat) daripada dengan kromatografi cairan yang biasa.
II.2 Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian KCKT ?
2. Jelaskan pembagian KCKT?
3. Jelaskan instrumen KCKT?
4. Jelaskan prinsip kerja KCKT?
5. Jelaskan manfaat penggunaan KCKT?
6. Jelaskan kelebihan dan kekurangan KCKT?
7. Jelaskan jurnal tentang suatu sediaan yang berkaitan dengan KCKT?
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 PENGERTIAN
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) atau High Performance Liquid
Chromatography (HPLC) merupakan salah satu metode fisikokimia berdasarkan
pada teknik kromatografi di mana fase geraknya berupa cairan dan fase diam
dapat dalam bentuk cair atau padat.
Metode ini sangat bermanfaat di bidang farmasi untuk menganalisis secara
simultan beberapa analit dalam martiks sederhana maupun kompleks
Pada akhir 1960-an, semakin banyak usaha untuk pengembangan
kromatografi cair sebagai suatu teknik untuk mengimbangi kromatografi gas.
KCKT adalah kromatografi cair kolom modern, yang dasarnya merupakan
pengembangan dari kromatografi kolom menjadi suatu sistem pemisahan yang
cepat dan efisien.
Peningkatan kecepatan dan efisiensi pemisahannya terkait dengan
peningkatan performa kolomnya yang menggunakan kolom dengan ukuran
dimensi dan partikel yang jauh lebih kecil dari kolom yang dipakai pada
kromatografi kolom, sehingga agar fase gerak dapat mengalir pada kolom, fase
gerak dipompa dengan tekanan tinggi. Di samping itu, kinerja tingginya dalam
analisis didukung dengan adanya berbagai sistem deteksi dengan kepekaan tinggi
yang dapat diintegrasikan dengan sistem kromatografinya.
KCKT dapat dipandang sebagai pelengkap Kromatografi gas (KG),
keduanya dapat digunakan untuk menghasilkan efek pemisahan yang sama
baiknya. Bila derivatisasi diperlukan dalam KG, namun pada KCKT zat-zat yang
tidak diderivatisasi dapat dianalisis. Untuk zat-zat yang labil pada pemanasan atau
tidak menguap, KCKT adalah pilihan utama. Namun demikian bukan berarti
KCKT menggantikan KG, tetapi akan memainkan peranan lebih besar dalam
analisis.
KCKT menawarkan beberapa keuntungan dibanding dengan metode
kromatografi lainnya, antara lain :
a. Cepat :: waktu analisis umumnya kurang dari 1 jam. Banyak analisis yang
dapat diselesaikan sekitar 15-30 menit. Untuk analisis
yang uncomplicated waktu analisis kurang dari 5 menit bisa dicapai.
b. Resolusi tinggi :: berbeda dengan KG, interaksi selektif dapat terjadi pada
KCKT karena pengaruh yang besar dari fase diam dan fase geraknya.
c. Sensitivitas detektor :: detektor absorbsi UV yang biasa digunakan dalam
KCKT dapat mendeteksi kadar dalam jumlah nanogram (10-9 gram) dari
bermacam-macam zat. Detektor-detektor fluoresensi dan elektrokimia dapat
mendeteksi jumlah sampai picogram (10-12 gram).
d. kolom dapat digunakan kembali :: berbeda dengan kolom kromatografi
klasik, kolom KCKT dapat digunakan kembali. Banyak analisis yang bisa
dilakukan dengan kolom yang sama sehingga satu kolom dapat digunakan
berulang kali untuk berbagai jenis sampel.
e. Ideal untuk zat termolabil dan volatilitas rendah :: zat-zat yang tidak bisa
dianalisis dengan KG karena terurai oleh suhu tinggi atau volatilitasnya
rendah dan dapat dianalisis secara KCKT.
f. Mekanisme pemisahan lebih variatif :: banyaknya pilihan fase gerak dan fase
diam yang digunakan serta besarnya interaksi analit terhadap fase diam dan
fase gerak memungkinkan terjadinya pemisahan dengan berbagai mekanisme.
g. Mudah rekoveri sampel :: umumnya detektor yang digunakan dalam KCKT
tidak menyebabkan kerusakan pada komponen sampel yang diperiksa,
sehingga komponen sampel tersebut dapat dengan mudah dikumpulkan
setelah melewati detektor.
Namun, jika dibandingkan dengan kromatografi lapis tipis kinerja tinggi,
KCKT memiliki beberapa kelemahan, yaitu :
1. Tidak dapat menganalisis lebih dari satu jenis sampel sekaligus
2. Kromatogram tidak dapat disimpan sebagai dokumen otentik
Kromatografi cair kinerja tinggi merupakan suatu metode pemisahan
canggih dalam analisis farmasi yang dapat digunakan sebagai uji identitas, uji
kemurnian dan penetapan kadar. Titik beratnya adalah untuk analisis senyawa-
senyawa yang tidak mudah menguap dan tidak stabil pada suhu tinggi, yang tidak
bisa dianalisis dengan metode KG. Banyak senyawa yang dapat dianalisis dengan
KCKT mulai dari senyawa ion anorganik sampai senyawa organik makromolekul.
Untuk analisis dan pemisahan obat/bahan obat campuran rasemis optis aktif
dikembangkan suatu fase pemisahan kiral yang mampu menetukan rasemis dan
isomer aktif.
Walaupun disadari biaya yang dibutuhkan untuk analisis dengan KCKT
sangat mahal, namun metode ini tetap dipilih untuk digunakan menganalisis 277
obat / bahan obat karena hasil analisis yang memiliki akurasi dan presisi yang
tinggi dalam waktu analisis yang cepat.
Secara umum KCKT digunakan dalam kondisi-kondisi berikut:
1. Pemisahan berbagai senyawa organik maupun anorganik, ataupun spesimen
biologis
2. Analisis ketidakmurnian (impurities)
3. Analisis senyawa-senyawa yang tak mudah menguap (non-volatil)
4. Penentuan molekul-molekul netral, ionik maupun zwitter ion
5. Isolasi dan pemurnian senyawa
6. Pemisahan senyawa-senyawa dengan struktur kimia yang mirip
7. Pemisahan senyawa-senyawa dalam jumlah kecil (trace elements)
FASE GERAK
Fase gerak dalam HPLC adalah berupa zat cair dan disebut juga eluen atau
pelarut. Selain berfungsi sebagai pembawa komponen-komponen campuran
campuran menuju detector, fase gerak dapat berinteraksi dengan solut-solut. Oleh
karena itu, fase gerak dalam HPLC merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan proses pemisahan.
Persyaratan fase gerak HPLC:
1. Zat cair harus bertindak sebagai pelarut yang baik untuk cuplikan yang akan
dianalisis.
2. Zat cair harus murni sekali untuk menghindarkan masuknya kotoran yang
dapat mengganggu interpretasi kromatografi.
3. Zat air harus jernih sekali untuk menghindarkan penyumbatan pada kolom.
4. Zat cair harus mudah diperoleh, murah, tidak mudah terbakar, dan tidak
beracun.
5. Zat air tidak kental. Umumnya kekentalan tidak melebihi 0,5 cP (centi Poise).
6. Sesuai dengan detector.
ABSTRAK
Telah dilakukan penetapan kadar kloramfenikol dalam tetes mata pada sediaan
generik dan merk menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik
dengan detektor ultraviolet pada panjang gelombang 280 nm. Fase diam yang digunakan
adalah kolom Shimpack ODS CLC C18, fase gerak metanol:air (40:60) dengan kecepatan
alir 1 mL/menit. Penentuan linearitas dengan kurva baku menunjukkan hubungan yang
linier antara luas puncak dan konsentrasi baku kloramfenikol dengan konsentrasi 10-30
µg/mL (r=0,990). Persamaan regresi yang diperoleh adalah y=1,6429x-5,5758. Nilai limit
of detection (LOD) sebesar 5,2 µg/mL dan nilai limit of quantitation (LOQ) sebesar 17,3
µg/mL. Uji presisi memberikan hasil nilai koefisien variasi sebesar 5,988%. Hasil
penetapan kadar kloramfenikol dalam tetes mata pada sediaan generik adalah 117,6% dan
dalam tetes mata bermerek sebesar 111,29%. Berdasarkan pengujian, sampel tetes mata
generik dan bermerek memenuhi persyaratan yang tertera pada Farmakope Indonesia
edisi IV.
PENDAHULUAN
Kloramfenikol merupakan suatu antibiotika berspektrum luas yang aktif
terhadap mikroorganisme. Kloramfenikol dijumpai dalam bentuk sediaan kapsul,
tetes mata dan tetes telinga baik produk generik maupun bermerek.
Obat generik merupakan obat yang menjadi program pemerintah untuk
meningkatkan keterjangkauan pelayanan kesehatan oleh masyarakat khususnya
dalam hal ini adalah daya beli terhadap obat. Dengan tidak adanya promosi, maka
harga obat generik lebih murah jika dibanding harga obat bermerek. Namun
demikian, sebagian pihak menyangsikan khasiat obat generik.
Oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan penetapan kadar
kloramfenikol dalam tetes mata produk generik dan produk bermerek dengan
menggunakan metode KCKT. Berdasarkan hasil penetapan kadar kloramfenikol
dalam dua produk ini diharapkan dapat membuktikan bahwa kloramfenikol
produk generik sebanding mutunya dengan produk bermerek, sehingga
masyarakat tidak perlu ragu memilih produk generik.
METODE PENELITIAN
BAHAN DAN ALAT
Bahan yang digunakan adalah baku kloramfenikol, tetes mata
kloramfenikol generik dan bermerek, aquabidestilata, metanol pro KCKT. Alat
yang digunakan adalah seperangkat alat KCKT (Shimadzu LC- 10); ultrasonic
batch (Bronson 1510); pompa vakum; vakum filter 0,45 µm; microsiringe 100 µl;
kolom shim-pack C- 18; detektor UV 280 nm; alat-alat gelas yang dipakai dalam
laboratorium Kimia Analisis, neraca analitik (Shimadzu AY 220).
CARA KERJA
Pembuatan Berbagai Larutan
Ahmad, M., dan Suherman. 1991. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Airlangga
University Press. Surabaya.
Bassett, J., R.C. Denney, G.H. Jeffery, dan J. Mendham, 1994, Kimia Analisis
Kuantitatif Anorganik, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Day, R.A dan Underwood, A.L., 2002, Analisis Kimia Kuantitatif, Erlangga,
Jakarta.
Febriyanti dan Pri Iswati Utami. 2009. Penetapan Kadar Kloramfenikol Dalam
Tetes Mata Pada Sediaan Generik Dan Merk Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Fakultas Farmasi Universitas
Muhammadiyah Purwokerto. ISSN 1693-3591 Vol.06 No. 02
Khopkar, S.M., 2008, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI Press, Jakarta.