Naskah
Naskah
6 years ago
Ada 6 orang anak yang sudah bersahabatan sejak kecil, mereka adalah Farhan, Gebby, Dina, Nisa, Putri
dan Tiara. Mereka menyukai hal-hal yang menyeramkan dan sangat penasaran akan suatu hal, tetapi lain
dengan putri, ia malah takut dengan hal-hal yang menyeramkan, karena sifatnya itu ia sering ditakut-
takuti oleh teman-temannya yang lain.
Gebby : “hantu”
Farhan : “itu lu semua tau gak rumah kosong yang sering kita lewatin?”
Farhan : “makanya itu gua punya ide gimana kalo kita selidikin tuh rumah?”
Tiara : “yah putri mulai deh, coba deh kan belum tentu hantu”
Putri : “tapi…”
Kring… kring… bel masuk pun berbunyi, Putri yang belum sempat menolak akhirnya dengan terpaksa ikut
dalam kegiatan tersebut. Sepulang sekolah mereka ber-6 langsung menuju rumah kosong yang dimaksud
oleh Farhan.
Dina : “kami mau mencari tahu apakah benar ada hantu di rumah ini”
Farhan : “yaudah kami tidak jadi masuk, kami akan pulang sekarang”
Dina : “iya masa gak jadi, kita udah nyampe disini juga..”
Akhirnya mereka semua pun berjalan pulang dengan langkah gontai tak bersemangat, tiba-tiba Farhan
berhenti, ia menoleh kebelakang lalu berbalik ke rumah tadi. Teman-temannya pun heran dengan yang
dilakukan oleh Farhan
Semuanya : “hah..?”
Mereka pun menyusul Farhan yang sudah duluan, mereka pun bergegas membuka pagar rumah itu,
akhirnya mereka dapat memasuki rumah kosong tersebut dengan mudah,
Farhan yang sudah ada di depan pun bingung bagaimana caranya untuk membuka pintu rumah tersebut,
Tiara : “loh kenapa? Kok dina jadi takut kayak putri sih”
Dina : “bukan takut, tapi perasaan aku udah mulai gak enak aja”
Baru saja mereka melangkah di depan mereka sudah berdiri seorang perempuan
Semuanya : “se..se..SETAN…!”
Mereka pun berlari ke lantai atas rumah itu, mereka masuk ke sebuah kamar,
Dina : “An, lu gimana sih? Tadi tuh udah jelas-jelas ada setan disini!”
Tiara : “tunggu deh, liat nih ada buku album foto nih”
Dina : “eh tunggu deh, kayaknya ibu-ibu ini pernah gua liat deh. Kalo gak salah…”
BRAK… lagi-lagi terdengar seperti pintu yang dibanting oleh seseorang, dan tiba-tiba ke-6 orang tersebut
merasakan hawa yang sangat dingin sekali,
Semuanya : “Waaa”
Farhan : “cuman perasaan lu doang kali, ayo lah kita cari lagi”
Nisa : “cari apaan?”
Sementara itu Putri terbayang-bayang suatu kejadian yang terjadi di sebuah rumah, putri pun ingat kalo
rumah itu ternyata rumah kosong yang sedang ia datangi bersama teman-temannya
Putri : “loh ini kan di.. di rumah kosong, iya bener tapi kok yang lainnya pada gak ada ya?”
Wedar : “tolong pak jangan ambil akta rumah saya, saya janji akan melunasi hutang-hutang saya”
Rifqi : “Ah.. banyak ngomong banget sih, siapa suruh lu gak bayar-bayar”
Adlin : “pak mohon pak, kasih kami waktu lagi…” (sambil menarik-narik kaki Rifqi)
Rifqi : “apa-apaan kamu, sana pergi dari kaki saya” (menendang adlin)
Adlin pun terlempar sampai kepalanya membentur ujung meja yang lancip, Adlin pun tewas seketika.
Wedar yang melihat kejadian tersebut marah dan kemudian mengamuk ke Rifqi
Wedar : “DASAR ORANG GAK PUNYA PERASAAN, LIAT LU UDAH BIKIN ORANG MATI. LU NYADAR GAK SIH
SAMA PERBUATAN LU? SIAPA SIH YANG SEBENERNYA BIKIN LU JADI PEMBUNUH KAYAK GINI? SIAPA
HAH?”
Rifqi : “suami lu”
Aldi : “itu semua benar bu, saya yang menyuruh dia untuk menghabisi kalian”
Aldi : “aku sudah tau semuanya, bahwa sebenarnya adlin bukan anak kandungku!”
Aldi : “sudah kamu tidak usah pura-pura tidak tau! Rifqi, cepat bunuh dia”
Rifqi : “….”
Akhirnya wedar pun benar-benar menutup matanya pertanda bahwa ia sudah tidak ada lagi di dunia ini.
Aldi : “Rifqi, apa kamu tau apa yang terjadi sebenarnya, sehingga saya membunuh anak dan istri saya?”
Aldi : “kamu tadi dengar bahwa Adlin itu bukan anak saya kan”
Aldi : “kamu masih pura-pura, kamu kan ayah kandung dari Adlin!”
Rifqi : “….”
Aldi : “kenapa? Kok diem, kamu kira saya tidak tau, saya sudah curiga sama kamu sejak sebulan lau,
setiap saya tidak ada, dia bertemu denganmu kan, makanya itu saya memintamu untuk membunuh istri
dan anak saya, oh maaf anak kamu mungkin yang lebih tepatnya, bagaimana perasaanmu setelah
membunuh anak kandungmu? HAHAHAHA”
Rifqi yang kesal dengan perkataan Aldi pun menusuk Aldi dengan pisau yang sedari tadi masih
dipegangnya. Setelah membunuh Aldi, Rifqi pun bunuh diri dengan pisau yang sama, yang tadi
dipakainya untuk membunuh wedar dan Aldi. Putri yang melihat kejadian itu hanya bisa menagis,
pandangan putri tertuju pada seorang pemuda di luar jendela, ‘loh sepertinya aku pernah liat muka anak
kecil itu, tapi dimana ya?’ saat putri berbalik badan ia kaget karena Adlin ada di depannya dengan muka
yang sedih, Putri pun teriak sekencang-kencangnya lalu dia pun terbangun dari pingsannya.
Nisa : “eh, Putri udah bangun”
Gebby : “kamu kok pingsan lama banget sih? Di panggil-panggilin gak bangun, udah hampir 2 hari tau”
Putri : “hah? 2 hari? (diam sejenak) eh pas aku pingsan aku ngeliat kejadian aneh,”
Putri : “jadi tuh setan yang sering muncul di rumah sana tuh anak pengusaha, tapi sebenernya dia itu
bukan anak kandungnya, trus anak itu dibunuh sama bapak kandungnya”
Putri : “tunggu dulu, jadi bapak kandungnya itu dimanfaatin sama pengusaha itu buat ngebunuh
anaknya.”
Putri : “iya, trus terakhir aku liat ada pemuda di dalem rumah itu, mukanyanya gak asing, tapi dimana
ya?”
Wahyu : “mungkin yang kamu maksud adalah saya”
Putri : (berpikir sejenak) “iya ini orangnya, tapi kok bisa ada disini?”
Gebby : “ya bisa, soalnya orang ini yang bawa kamu kesini”
Wahyu : “saya hanya ingin memastikan kalau kamu baik-baik saja, sebenarnya pemuda yang kamu lihat
itu adalah anak dari pembunuh itu”
Nisa : “terus kenapa kamu gak kasih tau polisi yang sebenarnya?”
Tiara : “kamu harusnya kasih tau ke polisi kalau kamu tau kejadian yang benernya”
Gebby : “ish tiara, gak usah lah, cerita pembunuhan ini biar kita aja yang tau”
Akhirnya misteri suara-suara tersebut sudah dapat terpecahkan, sekarang para warga sekitar tidak
pernah mendengar suara tangisan lagi, mungkin arwah hantu tersebut sudah tenang karena sudah ada
yang tau kejadian sebenarnya.