Anda di halaman 1dari 5

PRAKTIKUM BAHAN, KONDUKTIVITAS THERMAL 2015 1

Analisa Konduktivitas Thermal Pada Material


Kayu, Brichon dan Tanah Liat
Ni’matul Awalin, Deril Ristiani, Nurlailiyah Isnaini, Dr. M.Zaenuri
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA,Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: alinvella@gmail.com

Abstrak— Pada Percobaan analisa konduktivitas thermal pada tempat yang bersuhu rendah, tetapi medianya tidak mengalami
material kayu, brichon dan tanah liat bertujuan untuk perubahan. Perpindahan panas secara konduksi ini terjadi pada
menentukan nilai Konduktivitas termal material kayu, brichon zat padat, cair dan gas. Adapun pada percobaan ini digunakan
dan tanah liat, serta untuk mengetahui faktor yang mekanisme perpindahan panas secara konduksi pada zat padat.
mempengaruhi konduktivitas termal material kayu, brichon dan Laju perpindahan panas konduksi pada suatu plat sebanding
tanah liat. Prinsip dari percobaan ini adalah memanfaatkan sifat
perpindahan kalor konduksi. Alat yang digunakan adalah
dengan beda temperatur diantara dua sisi plat dan luasan
kompor listrik, besi A,besi B, sampel berupa kayu, brichon dan perpindahan panas,tetapi berbanding terbalik dengan tebal plat.
tanah liat, air, penggaris dan penjepit. Alat dan bahan disusun Perpindahan secara konduksi dapat dirumuskan dalam suatu
diatas kompor listrik lalu dipanaskan selama 5 menit. Kemudian persamaan sebagai berikut[1],
𝑇 −𝑇 ∆𝑇
diukur suhu permukaan besi A dan B yaitu T1,T2,T3 dan T4 𝑄𝑐𝑜𝑛𝑑 = 𝑘𝐴 1 2 = −𝑘𝐴 .....................(1)
dengan pirometer. Setelah diperoleh data dilakukan analisa data ∆𝑥 ∆𝑥
dan perhitungan. Dari perhitungan yang dilakukan diperoleh Dimana :
nilai K sampe kayu, brichon dan tanah liat berturut-turut sebagai A = Luas permukaan (m2)
berikut 16,37 W/m0C; 7,03 W/m0C dan 4,469 W/m0C. dapat ∆𝑥 = perubahan panjang (m)
diketahui pula bahwa faktor yang mempengaruhi nilai ∆𝑇 = perubahan suhu (K)
konduktivitas termal suatu material adalah luasan permukaan k = koefesien konduksi (W/mK)
bahan, temeperatur, panjang bahan densitas dan porositas bahan.
Semakin besar densitas berarti porositas kecil maka konduktivitas
bahan semakin besar. Sebaliknya jika nilai densita kecil berarti
porositas besar, maka nilai konduktivitas besar.

Kata Kunci—Kalor, Konduktivitas termal, Ikatan logam non


logam, Perpindahan Panas

I. PENDAHULUAN
ALAM kehidupan sehari – hari kita tidak lepas dari
D penggunaan kalor atau panas. Panas atau kalor memiliki
beberapa sifat dalam perambatannya. Oleh karena itu banyak
dunia industri yang memanfaatkan sifat rambatan kalor untuk Gambar 1. Aliran Panas secara konduksi
mempermudah kinerjanya. Misalnya saja pada penggunaan
hotplate di rumah makan atau restaurant. Pemanfaatan hotplate Konveksi adalah proses perpindahan panas dimana cairan
ini dimaksudkan agar makanan yang disajikan tetap hangat atau gas yang suhunya tinggi mengalir ke tepat yang suhunya
lebih rendah. Hal ini terjadi dengan memberikan panas pada
dalam jangka waktu yang lebih lama bila dibandingkan dengan
permukaan yang suhunya lebih rendah. Perpindahan panas
penggunaaan piring biasa. Untuk memaksimalkan kinerja
secara konveksi mengalir melalui penghantar berupa fluida.
tersebut maka perlu diketahui sifat bahan yang baik dalam
Contohnya adalah pada pemanasan air di atas kompor dan lain
menghantarkan panas suatu bahan. Oleh karena itu sebagainya. Adapun persamaan fungsi perpindahan panas
dilakukanlah percobaan konduktivitas thermal berikut ini. secara konveksi adalah sebagai berikut[3],
Perpindahan panas adalah ilmu yang mempelajari
tentang laju perpindahan panas diantara benda karena adanya
𝑄𝑐𝑜𝑛𝑣 = ℎ𝐴(𝑇1 − 𝑇2 ).................................(2)
Dimana:
perbedaan suhu (panas dan dingin). Perpindahan panas terjadi
A = Luas permukaan (m2)
karena adanya perbedaan suhu. Panas akan mengalir dari
∆𝑇 = perubahan suhu (K)[4]
tempat bersuhu tinggi menuju suhu yang lebih redah.
h = koefesien konveksi (W/m2K)
Mekanisme perpindahan panas terdiri atas perpindahan panas
Perpindahan panas secara radiasi adalah perpindahan
secara konveksi, radiasi dan konduksi. Perpindahan panas
panas yang terjadi karena pancaran atau radiasi gelombang
konduksi adalah perpindahan panas yang terjadi dengan
elektromagnetik. Perpindahan panas radiasi berlangsung
mengalirnya panas dari tempat yang bersuhu tinggi menuju
PRAKTIKUM BAHAN, KONDUKTIVITAS THERMAL 2015 2

elektromagnetik dengan panjang gelobang pada interval Marmar 2.08-2.94


tertentu. Jadi perpindahan panas radiasi tidak memerlukan Batu pasir 1.83
Kaca, jendela 0.78
media, sehingga perpindahan panas dapat berlangsung dalam Kayu, maple atau ek 0.17
ruangan hampa udara. Contoh perpindahan panas secara radiasi Serbuk gergaji 0.059
yaitu panas matahari yang sampai ke bumi [2]. Wol kaca 0.038

Pada suatu bahan logam baik logam maupun


nonlogam memiliki beberapa macam ikatan yang
mempengaruhi bahan tersebut. Pada umumnya terdapat
beberapa macam ikatan kimia seperti ikatan ionik, ikatan
kovalen ikatan logam, ikatan hidrogen dan juga ikatan van dew
wals. Ikatan ionik merupakan ikatan yang berdasarkan pada
ikatan kation dan anion oleh gaya elektrostatik coulomb. Ikatan
ion memiliki ikatan elektrostatik yang kuat [5].

Gambar 2. Macam aliran panas konduksi, konveksi dan radiasi

Perubahan energi pada atom-atom dan elektron bebas


tersebut menentukan sifat-sifat thermal. Sifat-sifat termal terdiri
atas kapasitas panas, panas spesifik, pemuaian dan
konduktivitas. Sedangkan dalam percobaan ini yang akan
diamati adalah sifat termal padatan untuk konduktivitas .Setiap
bahan memiliki nilai konduktivitas atau dengan kata lain,
kecepatan untuk mengalirakan panas pada suatu benda itu
berbeda-berbeda. Hal ini dikarenakan setiap benda memiliki Gambar 3. Ikatan ion NaCl
nilai konduktivitas yang berbeda-berbeda. Suatu bahan yang Ikatan kovalen merupakan ikatan yang terbentuk dari
memiliki besar konduktivitas yang besar maka akan semakin atom unsur yang memiliki beda elektronegatifitas kecil jika
cepat dalam menghantarkan panas yang biasa disebut sebagai
dibandingkan dengan ikatan ion. Pembentukan elektron
bahan konduktor. sedangkan bahan dengan nilai konduktivitas
kovalen yakni dengan cara pemakaian elektron bersama.
yang rendah akan akan lebih lama dalam menghantarkan panas.
Dimana pasangan elektron harus sesuia dengan konfigurasi
Benda dengan nilai konduktivitas rendah disebut bahan
isolator[3]. pada unsur gas mulia Ikatan kovalen terdiri dari ikatan kovalen
Konduktivitas thermal diepngaruhi oleh beberapa tunggal, ikatan kovalen rangkap 2, ikatan kovalen rangkap 3
faktor, diantaranya adalah suhu, kepadatandan porositas dan dan ikatan kovalen koordinasi[5].
kandungan uap air. Suhu memiliki pengaruh yang sangat kecil,
namun tetap saja dikatakan bahwa suhu memiliki pengaruh
terhadap konduktivitas. Karena semakin bertambahnya suhu,
konduktivitas bahan tertentu juga akan meningkat. Kepadatan
dan porositas suatu benda berpengaruh pada konduktivitas
suatu benda, semakin banyak rongga pada benda tersebut maka
semakin besar persentasi porositasnya. Dan semakin besar
porositas menyebabkan nilai konduktivitas semakin
menurun.Kandungan uap air juga mempengaruhi konduktivitas
thermal.Konduksi Thermal akan meningkat seiring
meningkatnya kandungan kelembaman [4].

Tabel 1. Referensi nilai Konduktivitas beberapa bahan


Bahan Konduktivitas termal(k) W/M ℃ Gambar 4. Ikatan kovalen HSO4
Logam Ikatan logam adalah ikatan yang terjadi antara atom
Perak(murni) 410 logam, baik atom yang sejenis maupun tidak sejenis. Hal ini
Tembaga(murni) 385 terjadi akibat adanya peristiwa terlepas dan berpindahnya
Alumunium (murni) 202
Nikel(murni) 93
elektron valensi pada logam. Ikatan hidrogen merupakan ikatan
Besi(murni) 73 yang terjadi pada atom hidrogen akibat adanya gaya tarik
Baja karbon,1% 43 menarik dengan atom unsur F,O,N. Ikatan hidrogen juga
Timbal (murni) 35 bersifat elektrostatis. Ikatan akibat gaya van der waals
Baja krom – nikel(18%Cr,8%Ni) 16.3
Bukan logam
merupakan ikatan yang terjadi akibat gaya tarik menarik dan
Kuarsa(sejajar sumbu) 41.6 tolak menolak atom unsur yang dipengaruhi oleh gaya dipol
Magnesit 4.15 permanen maupun sementara[5].
PRAKTIKUM BAHAN, KONDUKTIVITAS THERMAL 2015 3

II. METODOLOGI PERCOBAAN


a. Alat dan Bahan c. Langkah kerja poercobaan
Pada percobaan analisa konduktifitas termal pada material Langkah pertama pada percobaan yaitu disiapkan alat dan
kayu, brichon dan tanah liat ini digunakan beberapa alat dan bahan. Diukur diameter masing – masing dari besi A,besi B dan
bahan diantaranya satu set kompor listrik, penggaris, 2 buah sampel uji. Kemudian disusun seperti pada gambar 7 yakni
besi silinder, 3 buah sampel silinder terdiri dari kayu, bricon bahan pertama yang paling bawah adalah besi B lalu diberi
dan tanah liyat, penjepit, pirometer, dan air. Adapun kompor sampel dan yang terakhir bagian paling atas diberi besi A. Pada
listrik digunakan sebagai sumber kalor atau pemanas, penggaris besi A permukaan yang atas diberi tanda T1 (temperatur 1), dan
digunakan untuk mengukur diameter dari besi dan sampel, 2 permukaan 2 diberi tanda T2(temperatur 2), sedangkan pada
besi slinder sebaga media konduktor percobaan, 3 buah sampel besi B permukaan atas diberi tanda T3(temperatur 3) dan
sebagai media pengahantar antara besi A dan B, penjepit permukaan bawah diberi tanda T4 (temperatur 4). Lalu kompor
digunakan untuk menjepit besi setelah dan sebelum listrik dinyalakan dan ditunggu selama 5 menit. Diambil besi A
dipanasakan, pirometer digunakan untuk mengukur suhu dan diukur T1 dan T2 dengan cara permukaan besi ditembak
permukaan, dan air sebagai media pendingin setelah besi sinar dari pirometer. Kemudian diukur pula T3 dan T4 pada besi
dipanaskan. B dengan cara yang sama pada pirometer. Dicatat nilai
T1,T2,T3 dan T4. Lalu dicelupkan besi A dan besi B pada air
b. Skema alat dan bahan supaya suhu besi normal kembali. Dan dilakukan langkah yang
Adapun skema alat dan bahan pada percobaan adalah sebagai sama pada sampel yang lain.
berikut,
d. Flowchart
Adapun flowchart percobaan adalah sebagai berikut,

Star
t
Disiapkan alat dan bahan

Disusun alat dan bahan


seperti gambar 7

Dinyalakan kompor listrik

Dipanaskan sampel selama


Gambar 5. Alat dan bahan
7 menit

Diukur T1,T2,T3 dan T4


dengan pirometer 3 kali
Pengulangan tiap sampel

Gambar 6. Sampel yang diuji Dimasukkan besi dalam air

Ganti
variasi
sampel
Apakah sudah
dilakukan
pada semua
sampel?

Finis
h
Gambar 8. Flowchart percobaan

Gambar 7. Contoh Rangkaian Alat dan Bahan


PRAKTIKUM BAHAN, KONDUKTIVITAS THERMAL 2015 4

III. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN


a. Analisa Data 𝐾 𝑏𝑟𝑖𝑐𝑜𝑛 = 7,0362041 W/m0C
Setelah dilakukan percobaan analisa konduktifitas termal Dari perhitungan yang dilakukan diperoleh data K sebagai
pada material kayu, brichon dan tanah maka diperoleh data berikut,
sebagai berikut ini,
Tabel 2. Data percobaan sampel Kayu Tabel 5. Data hasil perhitungan nilai K
Temperatur 1 2 3 Trata-rata (0C) sampel R (m) L (m) A (M2) K(W/m0C)
T1 (0C) 40 38 39 39 kayu 0,01 0,017 0,000314 16,3379615
T2 (0C) 41 40 40 40,33 brichon 0,0135 0,02 0,000572265 7,0362041
T3(0C) 62 61 61 61,33 Tanah liat 0,011 0,015 0,00037994 4,46987059
T4 (0C) 62 63 63 62,667 besi 0,0115 0,017 0,000415265 73

Tabel 3. Data percobaan sampel Tanah Liat c. Pembahasan


Temperatur 1 2 3 Trata-rata Telah dilakukan percobaan analisa konduktivitas thermal
(0C) pada material kayu, brichon dan tanah liat yang bertujuan untuk
T1 (0C) 40 39 39 39,33 menentukan nilai Konduktivitas termal material kayu, brichon
T2 (0C) 42 41 40 41 dan tanah liat, serta untuk mengetahui faktor yang
T3(0C) 63 63 62 62,667 mempengaruhi konduktivitas termal material kayu, brichon dan
T4 (0C) 68 66 65 66,33 tanah liat. Data yang diperoleh dari percobaan ini berupa data
waktu. Yang mana data waktu diperoleh dari dua permukaan
Tabel 4. Data percobaan sampel Brichon
Temperatur 1 2 3 Trata-rata
besi yaitu T1,T2,T3 dan T4. Pada masing – masing temperatur
(0C) diambil 3 kali pengulangan data.
T1 (0C) 38 37 37 37,33 Mekanisme konduktifitas termal dari suatu bahan berbeda –
T2 (0C) 43 42 41 42 beda. Tergantung dari jenis bahan yang digunakan .pada bahan
T3(0C) 63 63 62 62,667 jenis logam ada dua cara pmekanisme konduksi yakni melalui
T4 (0C) 66 65 64 65 electron bebas yang berada di dalam bahan dan melalui getaran
kisi atau fonon bahan. Pada saat satu ujung logam diberi panas,
b. Perhitungan maka energy panas ini menyebabkan energi electron bebas
Setelah diperoleh tersebut maka dapat dilakukan perhitungan bertambah sehingga elektron bergerak mengalir ke ujung logam
untuk memperoleh nilai konduktifitas dari setiap sampel. yang tidak dipanasi.Hal ini dikarenakan energy mengalir dari
Adapun contoh perhitungan untuk memperoleh konduktifitas daerah berenergi tinggi ke daerah bernergi rendah. Energy
termal suatu bahan adalah sebagai berikut, panas yang diberikan juga menyebabkan kisi atau fonon logam
Contoh pada sampel brichon, bergetar lebih cepat sehingga menyebabkan kisi disampingnya
Diketahui: k besi = 73 W/m°C yang berdekatan atau bersentuhan juga bergetar. Begitu
A besi = 4,15265x10-4 m2 seterusnya hingga mencapai kisi atau fonon paling ujung yang
L besi = 1,7x10-4 m tidak dipanasi. Getaran kisi/fonon dan pergerakan electron ini
T4 = 65°C terus berlangsung sehingga semua daerah logam tersebut
T3 = 62,667°C memiliki suhu yang sama atau kesetimbangan termal yang
T2 = 42°C menandakan bahwa energy di setiap titik pada logam sama
A Brichon= 5,722 x10-4 m2 besar.maka terjadilah proses perpindahan panas pada bahan
L Brichon= 0,02 m logam. Sedangkan untuk bahan non logam perpindahan panas
Ditanya: k brichon? yang terjadi hanya melalui getaran kisi atau disebut dengan
Jawab: Dihitung luasan terlebih dulu, contoh perhitungan pada getaran fonon . Hal ini dikarenakan bahan non logam tidak
besi memiliki electron bebas yang dapat menghantarkan panas lebih
𝐴𝑏𝑒𝑠𝑖 = 𝜋 𝑥𝑟 2 cepat.Oleh karena itu, bahan logam memiliki konduktivitas
Abesi = 3,14 x 0,0115 termal yang lebih baik daripada bahan non logam.
Abesi = 0,000415265 m2 Dari data yang diperoleh dari percobaan tersebut dilakukan
Dengan cara yang sam dihitung luas permukaan brichon. Lalu perhitungan menggunakan persamaan 1 . Dari percobaan tidak
dihitung nilai K brichon, diketahui nilai kalor yang merambat. Oleh karenanya dalam
Qbesi = Qkayu perhitungan digunakan nilai kesebandingan kalor yang
merambat. Karena nilai yang merambat pada besi A sama
𝐾𝑏𝑒𝑠𝑖 . 𝐴𝑏𝑒𝑠𝑖 . (𝑇4 − 𝑇3) 𝐾𝑏𝑟𝑖𝑐𝑜𝑛 . 𝐴𝐵𝑟𝑖𝑐𝑜𝑛 . ( 𝑇3 − 𝑇2) dengan kalor yang merambat pada sampel maka dapat diketahui
= nilai dari konduktivitas sampel yang diuji. Nilai konduktifitas
𝐿𝑏𝑒𝑠𝑖 𝐿𝑏𝑟𝑖𝑐𝑜𝑛
dari kayu, brichon dan tanah liat secara berturut-turut yakni
𝐾𝑏𝑒𝑠𝑖. 𝐴𝑏𝑒𝑠𝑖. (𝑇4 − 𝑇3). 𝐿𝑏𝑟𝑖𝑐𝑜𝑛 16,37 W/m0C; 7,03 W/m0C dan 4,469 W/m0C.
𝐾 𝑏𝑟𝑖𝑐𝑜𝑛 = Nilai konduktifitas bahan dipengaruhi oleh beberapa faktor
𝐿𝑏𝑒𝑠𝑖. 𝐴𝑏𝑟𝑖𝑐𝑜𝑛. (𝑇3 − 𝑇2)
diantara densitas dan porositas dari suatu bahan. Semakin besar
73.4,15x10−4 . (65 − 63,667). 1,7𝑥10−4 densitas suatu bahan yang berarti porostitas bahan kevil maka
𝐾 𝑏𝑟𝑖𝑐𝑜𝑛 = semakin baik nilai konduktivitas dari bahan tersebut. Hal ini
1,7𝑥10−4 . 0,02. (62,67 − 42) dikarenakan partikel dalam logam semakin rapat dan semakin
PRAKTIKUM BAHAN, KONDUKTIVITAS THERMAL 2015 5

mudah untuk terjadi perindahan elektron dan getaran fonon.


Sebaliknya semakin kecil nilai densitas suatu bahan berarti nilai
porositas bahan besar maka nilai konduktifitas bahan semakin
kecil. Hal ini karena bahan semakin renggang dan terdapat
banyak rongga yang bisa terisi bahan lain misal udara. Oleh
karenanya aliran elektron dan getaran kisi atau fonon semakin
sulit dan lama. Selain itu nilai konduktivitas bahan juga
dipengaruhi oleh luasan bahan, panjang bahan dan beda
termperatur suatu bahan.
Nilai konduktifitas bahan yang diperoleh tidak sama persis
dengan nilai konduktifitas referensi. Hal ini dapat terjadi karena
beberapa faktor. Misalnya saja ketika besi telah selesai
dipanasakan tidak segera diukur suhu permukaan besi dengan
pirometer. Hal ini memungkinkan terjadinya penurunan suhu
permukaan besi akibat pengaruh suhu ruangan. Selain itu jarak
pengukuran dengan pirometer juga berubah- ubah sehingga
intensitas sinar laser yang diterima masing – masing permukaan
berbeda. Hal ini mengakibatkan nlai temperatur permukaan
bisa kurang valid.

IV. KESIMPULAN
Dari percobaan analisa konduktivitas thermal pada material
kayu, brichon dan tanah liat maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut,
1. Nilai konduktifitas dari sampel kayu, brichon dan tanah
liat secara berturut-turut yakni 16,37 W/m0C; 7,03
W/m0C dan 4,469 W/m0C.
2. Nilai konduktifitas bahan dipengaruhi oleh luasan
permukaan bahan, temeperatur, panjang bahan ,densitas
dan porositas bahan. Semakin besar densitas berarti
porositas kecil maka konduktivitas bahan semakin besar.
Sebaliknya jika nilai densita kecil berarti porositas besar,
maka nilai konduktivitas besar.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr.
M.Zaenuri selaku dosen mata kuliah fisika Laboratorium,
asisten laboratorium Fisika Laboratorium yakni Deril
Ristiani dan Nurlailiyah Isnaini, teman-teman satu kelompok
praktikum dan semua pihak yang telah membantu dan
memberikan dukungan terkait pratikum ini.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Boubekri, M. and Afrid, M., 2008, Some Modes of the Incompressible
Flow on an Elliptic Cylinder at Low Reynolds Number, Journal of
Engineering and Applied Science, Vol. 3, p. 94-99.
[2] Falcon, Rafael. 2008. Analisis Karakteristik Termal. Jakarta:UI.
[3] Holman, J.P., 1984, Perpindahan Kalor, Erlangga, Jakarta
[4] Koestoer, Raldi Artono.2002. Perpindahan Kalor. Jakarta: Salemba
teknik
[5] Sudirham,Sudaryatno.2008. Sifat-Sifat Material. Repository.binus.ac.id

Anda mungkin juga menyukai