Anda di halaman 1dari 80

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP

KINERJA KSPPS BMT FAJAR CABANG SEMULI JAYA

LAMPUNG UTARA TAHUN 2018

TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md)

Oleh:
Ester Agustin
NPM :161120012
Progam Study : D. III Perbankan Syariah

FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM MA’ARIF NU (IAIMNU)
METRO LAMPUNG
2019/2020

i
ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP
KINERJA KSPPS BMT FAJAR CABANG SEMULI JAYA
LAMPURNG UTARA TAHUN 2018

Oleh
Ester Agustin
NPM: 161120012

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna


Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md)

© Ester Agustin 2019


Institut Agama Islam Ma’arif (IAIM NU) Metro
September 2019

Hak Cipta dilindungi undang-undang


Tugas Akhir ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya
Atau sebagian dengan dicetak ulang, difoto copy,
atau cara lainnya tanpa izin dari penulis

ii
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Ester Agustin


NPM : 161120012
Fakultas : Syariah dan Ekonomi Islam
Prodi : DIII Perbankan Syariah
Judul Penelitian : Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kinerja
KSPPS BMT Fajar Cabang Semuli Jaya Tahun 2018

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa:


1. Penelitian ini hasil karya saya sendiri dan bebas plagiat.
2. Penelitian ini merupakan karya ilmiah yang belum pernah dipublikasikan baik
dalam bentuk cetak maupun online.
3. Penelitian ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain.
4. Penelitian ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis digunakan sebagai acuan dalam
naskah ini dan disebutkan dalam sumber acuan (footnote) serta daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini,
maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan. (Permendiknas No. 17, tahun 2010).

Metro, 15 Sepetember 2019


Peneliti

Ester Agustin
NPM: 161120012

iii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

iv
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

v
HALAMAN MOTTO

Kepemimpinan adalah mengangkat visi seseorang untuk

pemandangan yang lebih tinggi, meningkatkan kinerja seseorang untuk

standar yang lebih tinggi, pembangunan kepribadian luar keterbatasan

normal1.(Peter F. Drucker)

1
Peter fF. Drucker, “Kata-kata Bijak” dalam, https://jagokata.com/kata-bijak/dari-
peter_f._drucker.html, diunduh 13 September 2019

vi
HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan banyak terimahkasih kepada orang-orang yang

telah membantu penulis dan memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi

ini.sebagai rasa hormat dan cinta seta terimah kasih, skripsi ini penulis

persembahan kepada:

1. Ibunda (Suryani) dan ayahanda (Sugiarto) yang telah mendo’akan ,

memebrikan nasehat, memberikan dorongan dan berkorban secara material

dan spritual untuk keberhasilan.

2. Adik Dinda Putri Kusumawati El-Zany yang selalu memotivasi penulis dalam

belajar

3. Pembimbing yang selalu memberikan bimbingan yang baik dan memeberikan

dukungan semangat.

4. Kepada Ayahanda K.H. Drs. Muhammad Noer Qomaruddin selaku pengasuh

Pondok Pesantren Walisongo Lampung Utara yang selalu memberikan doa

dan dukungan kepada santrinya.

5. Kepada sahabatku Anelia Detiani S, Agil Absari D, Maya Lupita, Catur Setia

N, Erna Oktaviani, Iswatun H dan Nurbaiti S.E yang selalu support dan

Teman-teman seperjuangan yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

vii
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala

rahmat,taufik dan hidayahnya sehingga saya dapat menyusun Tugas Akhir yang

berjudul “Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kinerja KSPPS BMT

Fajar Cabang Semuli Jaya Lampung Utara Tahun 2018” dengan lancar dan tepat

waktu. Selesainya penyususan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan, support,

arahan dan bimbingan banyak pihak. Oleh sebab itu penyusun ingin

menyaampaikan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Mispani, M.Pd.I, selaku Rektor Institus Agama Islam Ma’arif

(IAIM) NU Metro.

2. Bapak Wakil Rektor Institut Agama Islam Ma’arif (IAIM) NU Metro.

3. Bapak Iwannudin, M.H.I, selaku Dekan Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam

Intitut Agama Islam Ma’arif (IAIM) NU Metro.

4. Ibu Nur Alfi Khotamin, M.H.I, selaku Ketua Prodi D.III Perbankan Syariah

Institut Agama Islam Ma’arif (IAIM) NU Metro.

5. Ibu Wiwik Damayanti, M.E.Sy, selaku Dosen pembimbing yang telah

memberikan banyak arahan, masukan, serta motivasi dalam membimbing

penulis untuk menyelesaikan proposal ini dengan baik.

6. Segenap dosen Progam Studi D.III Perbankan Syariah ataas segala ilmu dan

bimbingannya.

Meskipun demikian penyusun merasa masih banyak kesalahan dalam

penyusunan tugas akhir ini. Oleh karena itu penyusun sangat terbuka menerima

kritik dan saran yang membangun untuk dijakan sebagai bahan evaluasi. Akhir

viii
kata, semoga tugas akhir ini dapat diterima, bermanfaat dan menambah ilmu

pengetahuan.

Metro, September 2019

Penulis

Ester Agustin
NPM. 161120012

ix
DAFTAR TABLE

Tabel 2.1. Standar Pengukuran Kinerja

Tabel 3.1. Daftar Perhitungan Analisis Ratio Lancar

Table 3.2.1 Hasil Standar Pengukuran Ratio Lancar

Tabel 3.2. Daftar Perhitungan Analisis Ratio Kas

Table 3.2.2 Hasil Standar Pengukuran Ratio Kas

Tabel 3.3. Daftar Perhitungan Analisis Debt Ratio

Table 3.2.3 Hasil Standar Pengukuran Debt Ratio

Tabel 3.4. Daftar Perhitungan Analisis LTDtER

Table 3.2.4 Hasil Standar Pengukuran LTDtER

Tabel 3.5. Daftar Perhitungan Analisis ROI

Table 3.2.5 Hasil Standar Pengukuran ROI

Tabel 3.6. Daftar Perhitungan Analisis ROE

Table 3.2.6 Hasil Standar Pengukuran ROE

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Pengukuran Kinerja

Gambar 3.1. Struktur Organisasi KSPPS BMT Fajar Cabang Semuli Jaya

xi
ABSTRAK

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP KINERJA


KSPPS BMT FAJAR CABANG SEMULI JAYA LAMPUNG UTARA TAHUN
2018

Pengendalian internal dibuat untuk semua tindakan oleh sebuah organisasi


untuk memberikan keamanan terhadap aset. Oleh karena itu, undang-undangan
dibidang keuangan negara membawa implikasi tentang perlunya sistem pengelolaan
keuangan negara yang lebih akuntabel dan transparan untuk mencapai pengendalian
internal yang memadai.Kinerja perusahaan bisa dikatakan baik apabila perusahaan
mampu mengatur dan mengembangkan sumber daya yang dimiliki dan mampu
mencapai target yang sudah ditentukan oleh perusahaan.Tujuan utama pengendalian
adalah untuk menghindari penyimpangan dari prosedur yang ditentukan.
Penelitian ini merupakan peneltian lapangan (field research). Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah Observasi, Wawancara dan dokumentasi
dengan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Pendekatan kualitatif deskriptif
adalah metode untuk menggambarkan atau memaparkan keadaan suatu objek yang
diteliti secara apa adanya sesuai dengan situasi dan kondisinya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengendalian internal terhadap kinerja
sangatlah penting untuk meningkatkan keefisienan dan kefektifan dalam mencapai
tujuan. Berdasarkan penilaian analisis Ratio (1) Ratio Likuiditas untuk kemampuan
memenuhi jangka pendek nya ditahun 2018 sudah memasuki nilai cukup baik artinya
aktiva yang digunakan sudah cukup maksimal. (2) Ratio Solvabilitas untuk tahun
2018 kemampuan jangka panjang nya sudah cukup baik artinya asset yang
digunakan cukup untuk dikelola. (3) Ratio Rentabilitas untuk tahun 2018 sudah
memenuhi kriteria baik yaituaktiva yang digunakan sudah produktif dalam
menghasilkan SHU.

Kata Kunci : Pengendalian Internal, Kinerja

xii
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................... i
HALAMAN HAK CIPTA ............................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR .......................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ........................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ..................................................... v
HALAMAN MOTTO .................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vii
KATA PENGANTAR.................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xi
ABSTRAK ...................................................................................................... xii
DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 7
C. Rumusan Masalah .......................................................................... 7
D. Tujuan Penelitian ........................................................................... 7
E. Manfaat atau Konstribusi Penilitian .............................................. 8
F. Metode Penelitian .......................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORITIK........................................................................ 13
A. Sistem Pengendalian Internal......................................................... 13
1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal ............................... 13
2. Tujuan Pengendalian Internal .................................................. 14
3. Konsep-konsep dasar pengendalian intern .............................. 15
4. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern ................................ 16
5. Prinsip Pengendalian Internal .................................................. 21
6. Keterbatasan Pengendalian Internal ......................................... 22
7. Tanggung Jawab atas Pengendalian Internal ........................... 23
8. Aplikasi Internal Control dalam perbankan ............................ 23
B. Kinerja ........................................................................................... 26
1. Pengertian Kinerja ................................................................... 26
2. Teori Tentang Ukuran Kinerja Perusahaan ............................. 28

xiii
3. Aspek Pokok Pengukuran Kinerja .......................................... 29
4. Macam-macam Rasio Keuangan Untuk Mengukur Kinerja Bank 31
5. Ukuran Indikator Kinerja ......................................................... 33
6. Standar Pengukuran Kinerja .................................................... 38
BAB III PEMBAHASAN .............................................................................. 40
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................... 40
1. Sejarah KSPPS BMT Fajar ...................................................... 40
2. Visi dan Misi KSPPS BMT Fajar Cabang Semuli Jaya .......... 45
3. Produk Layanan KSPPS BMT Fajar Cabang Semuli Jaya ..... 46
4. Struktur Organisasi KSPPS BMT Fajar................................... 48
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian (Analisis) .................................... 48
1. Sistem Pengendalian Internal pada KSPPS BMT Fajar Cabang
Semuli Jaya .............................................................................. 48
2. Prinsip Pengendalian Pada KSPPS BMT Fajar Cabang Semuli
Jaya .......................................................................................... 50
3. Penilaian Kinerja KSPPS BMT Fajar Cabang Semuli Jaya .... 51
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 59
A. Kesimpulan .................................................................................... 59
B. Saran .............................................................................................. 60

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP (CV)

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Keterangan Pembimbing Tugas Akhir

2. Surat Izin Risearch

3. Alat Pengumpul Data

4. Out Line

5. Surat Keterangan Bebas Pustaka

6. Kartu konsultasi Bimbingan Tugas Akhir

7. Foto Wawancara

8. Riwayat Hidup

xv
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejalan dengan era globalisasi dan berkembangnya dunia usaha maka

sebagai konsekuensinya semakin banyak masalah yang akan dihadapi oleh

suatu perusahaan dalam persaingan kompetitif dan kompleks, sehingga

keadaan ini menuntut para pemimpin dan manajemen agar dapat mengelola

kegiatan perusahaannya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan.2

Dalam perusahaan tentu saja pasti akan ada perbedaan antara pekerja,

kualitas dan kuantitas yang dilakukan, sebagaimana yang dijelaskan dalam

alquran surat Al-Ahqaf [46]: 19:3

‫ات ِم َّما َع ِملُوا ۖ َولِيُ َوفِّ يَ ُه ْم أَ ْع َمالَ ُه ْم َو ُه ْم ََل يُظْلَ ُمون‬


ٌ ‫َولِ ُك ٍّل َد َر َج‬

“Artinya dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang

telah mereka kerjakan dan agar allah mencukupkan bagi mereka (balasan)

pekerjaan-pekerjaan mereka, sedang mereka tiada merugi”.

Islam juga menganjurkan bagi para pekerja, untuk melakukan tugas

dan pekerjaan tanpa ada penyelewengan dan kelalaian, dan bekerja secara

efisien. Ketekunan dan ketabahan dalam bekerja dianggap sebagai sesuatu

2
Zulkarnain Usman, “Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kinerja Perusahaan
pada PT.MNC SKY Vision Cabang Gorontalo”, dalam Jurnal Cendikia, Gorontalo: fakultas Ekonomi
Universitas Negri Gorontalo, Mei ,2013 hlm 1
3
Al-Quran, [46]:19

1
yang terhormat. Suatu pekerjaan kecil yang dilakukan secara konstan dan

profesional lebih baik dari suatu pekerjaan yang dilakukan dengan cara

musiman dan tidak profesional . hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW,

(“sebaik-baiknya pekerjaan adalah yang dilakukan penuh ketekunan

walaupun sedikit demi sedikit” HR. Tarmidzi.)4

“Pengertian bank Pasal 1 Butir 2 undang-undang No.10 tahun 1998

adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan

atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.”5

Didalam informasi akuntansi yang tersaji dalam laporan keuangan merupakan

salah satu informasi utama yang dapat diakses oleh investor, kreditur maupun

pemegang saham untuk menilai kinerja dalam pengelolaan dana perusahaan

tersebut.

Banyaknya bank yang ada di indonesia mengakibatkan meningkatkan


persaingan ketat yang dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan tersebut.
Persaingan yang dimaksud adalah dalam meningkatkan jumlah simpanan
yang ada dari masyarakat (pihak ketiga) yang semakin lama semakin
menurun yang jika terjadi secara terus menerus maka dapat mengakibatkan
likuiditas perbankan dapat terganggu. Jika manajemen tidak mampu
mengoperasionalkan banknya dengan baik maka kinerjanya akan menjadi
buruk, sebaliknya jika manajemen dapat mengoperasionalkan banknya
dengan baik maka kinerja bank tersebut dapat terjaga atau bahkan lebih baik
dari sebelumnya. Sejalan dengan itu maka seharusnya manajemen dapat
memperkuat kinerja dalam menjalankan operasionalnya. Keragaan atau

4
Ika Yunia Fauzia dan Abdul Kadir Riyadi, Prinsip Dasar Ekonomi Islam prespektif
Maqashid al-Syari’ah, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2014), hlm. 277-278
5
Rendra Yozar Dharmaputra Januari Siregar, “Pelaksanaan Perjanjian Kredit Modal Kerja di
Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Binjai Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999
Tentang Perlindungan Konsumen” dalam Jurnal Mercatoria, Binjai, Volume 3, Nomor 2, 2010 hlm.
72.

2
kinerja suatu perusahaan dapat menjadi pertimbangan dan perhitungan dalam
suatu bisnis.6

Adanya strategi manajemen bank dan lembaga keuangan Islam

sebagai pengelolaan sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang

tujuan nya untuk memperoleh laba. Para pakar Syariah Islam harus mencari

dasar bagi penerapan dan pengembangan standar akuntansi keuangan.

Dimana laporan keuangan yang berkualitas membutuhkan sumber daya

manusia yang kompeten dan memenuhi persyaratan dalam pembuatan

laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi pemerintah.

berdasarkan penelitian yang dikemukakan diatas dapat diketahui

bahwa penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti memiliki fokus yang

hampir sama dalam beberapa aspek yaitu sama-sama membahas tentang

sistem pengendalian internal namun terdapat perbedaan yaitu jika dari segi

SPI peneliti membahas tentang kinerja keuangan sedangkan penelitian yang

dilakukan sebelumnya membahas tentang kinerja karyawan nya.

Kinerja perusahaan bisa dikatakan baik apabila perusahaan mampu


mengatur dan mengembangkan sumber daya yang dimiliki dan mampu
mencapai target yang sudah ditentukan oleh perusahaan. Dalam hal ini
adanya kompetensi Sumber Daya Manusi (SDM) mendasari seseorang
mencapai kinerja yang tinggi dalam pekerjaannya memiliki peranan yang
sangat penting untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan
entitas yang bersangkutan.7

Pengendalian internal dibuat untuk semua tindakan oleh sebuah

organisasi untuk memberikan keamanan terhadapa aset dari pemborosan,

6
Siti Nasikah, Analisis Kinerja Keuangan pada PT. Bank Mandiri (persero) tbk, (dalam
skripsi) Universitas Muhamadyah Metro, 2014, hlm 2
7
Ida Ayu Enny Kiranayanti dan Ni Made Adi Erawati, “Pengaruh Sumber Daya
ManusiaSistem Pengendalian Intern, Pemahaman Basis Terhadap Kualitas Laporan Keuangan
daerah”, dalam jurnal cendikia, Bali: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud),
Volume 16, Nomor 2, Agustus, 2016 hlm 1293

3
kecurangan dan ketidakefisienan penggunaan serta untuk meningkatkan

ketelitian dan tingkat kepercayaan dalam laporan keuangan. Oleh karena itu,

undang-undangan dibidang keuangan negara membawa implikasi tentang

perlunya sistem pengelolaan keuangan negara yang lebih akuntabel dan

transparan untuk mencapai pengendalian internal yang memadai.

Tujuan penerapan Sistem Pengendalian Internal (SPI) dalam


perusahaan adalah untuk menghindari adanya penyimpangan dari prosedur,
laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat dipercaya dan kegiatan
perusahaan sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Bastian juga
mengungkapkan bahwa tujuan sistem pengendalian intern adalah untuk
meningkatkan kinerja organisasi, sistem pengendalian intern dilakukan untuk
melindungi harta/aktiva organsisai dan pencatatan pembukuannya, sistem
pengendalian intern digunakan untuk mengecek kecermatan dan keandalan
data akuntansi, meningkatkan efisiensi usahan dan mendorong ditaatinya
kebijakan manajemen yang telah ditetapkan.8

Lemah nya sistem pengendalian internal menyebabkan munculnya

kasus dalam mengelola dan mengidentifikasi risiko, yaitu pembobolan bank

B cabang pondok indah. Kasus ini disebabkan karena adanya kegagalan

mengelola risiko kesalahan proses internal yakni perkara pembobolan bank B

cabang pondok indah senilai Rp. 46,4 miliar telah menyeret lima pejabat dan

karyawan bank. Para buron ini membobol bank B dengan cara mengajukan

pembiyayaan dengan agunan dokumen palsu. Dokumen yang dipalsukan

antara lain akta pendirian perusahaan, akta pemberian hak tanggungan, dan

surat kuasa memberitakan hak tanggungan. Proses pencairan dan tersebut

dinilai tidak sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) perbankan,

petunjuk pelaksanaan bisnisritel dan prinsip kehati-hatian perbankan. Karena

8
Zulkarnain Usman, “Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kinerja Perusahaan
pada PT.MNC SKY Vision Cabang Gorontalo”, hlm 3

4
tidak-hati-hatian dan mengucurkan dana tidak sesuai prosedur, bank

dirugikan puluhan miliar. Selain kasus diatas ada lagi kasus fraud di sektor

perbankan yang dapat merugikan nasabah dan bank. PT Bank Syariah

Mandiri (BSM) tersangkut kasus fraud yang dilakukan tiga pejabat Kantor

Utama Cabang Bogor setelah pihak kepolisian menetapkan adanya

pembobolan dana lewat pembiyayaan fiktif yang berjumlah 102 miliar. Untuk

menindak lanjuti hal tersebut, Bank Indonesia (BI) telah mengeluarkan Surat

Edaran No.13/28/DPNP pada 9 Desember 2011 tentang penerapan strategi

anti Fraud bagi bank umum. Aturan ini mengacu pada PBI No.5/8/PBI/2003

tanggal 19 Mei 2003 tentang penerapan manajemen risiko bagi bank umum.9

Menurut Baraldi struktur pengendalian intern merupakan dasar dari


suatu proses evaluasi suatu instrumen terhadap pengendalian risiko. Struktur
pengendalian intern dalam berbagai organisasi merupakan sebuah pilar untuk
mengukur efisiensi dan efektivitas dari sistem akuntansi dan dapat digunakan
juga untuk mengetahui konsekuensi yang bisa terwujud dalam suatu kasus
yang terkait dengan risiko yang terjadi.

Menurut munawir pada dasarnya suatu struktur pengendalian inter


yang baik tidak hanya terbatas pada masalah-masalah yang berhubungan
langsung dengan bagian akuntansi dan keuangan tetapi lebih luas daripada
itu. Committee of Sponsoring Organization (COSO) mendefinisikan
pengendalian intern adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh manajemen
dalam organisasi atau perusahaan yang digunakan sebagai dasar untuk
mencapai tujuan perusahaan.10

Berdasarkan hasil pra survey yang peneliti peroleh bahwa kegiatan

KSPPS BMT Fajar Cabang Semuli Raya sudah menerapkan sistem

9
Adi Hidayat, Pengaruh Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Di Bank BJB Syariah Kantor Cabang Cirebon, (Dalam Skripsi) Fakultas Syariah dan
Ekonomi Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon, 2017, hlm. 2
10
Putri Oceana Maharani, et.el, “Pengaruh Efektivitas Struktur Pengendalian Intern Terhadap
Kinerja Pengkreditan Pada Bank Perkreditan Rakyat di Kota Denpasar”, dalam jurnal cendikia, Bali:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Volume 6, Nomor 1, 2014 hlm. 97

5
pengendalian internal sesuai dengan standar operasional prosedur yang

ditetapkan, hal ini dikarenakan BMT sudah dimonitor oleh BMT Fajar pusat.

Penerapan sistem pengendalian internal yang kurang baik akan sangat

berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan suatu perusahaaan. Untuk

mewujudkan tercapainya suatu pengendalian internal perusahaan yang baik

tentu saja akan meningkatkan produktivitas serta kinerja para karyawan.

Menurut Suyadi dalam Mariani arti kinerja atau performance adalah hasil

kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu

organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing,

dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal,

tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Sedangkan

menurut Marihot kinerja adalah hasil kerja yang dihasilkan oleh pegawai atau

perilaku nyata yang ditampilkan sesuai dengan perannya di organisasi. 11

Kesehatan atau kondisi keuangan bank dan lembaga non bank

merupakan kepentingan semua pihak terkait, baik pemilik, pengelola

(manajmen) bank, masyarakat pengguna jasa keuangan, Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) selaku otoritas pengawas bank dan pihak lainnya. Kondisi

keuangan bank dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja bank dalam

menerapkan Prinsip yang telah ditetapkan dan manajemen risiko.12

Mengingat akan pentingnya pengendalian internal terhadap kinerja

suatu perusahaan khususnya bank dalam menentukan investasi dan melihat

11
Zulkarnain Usman, “Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kinerja Perusahaan
pada PT.MNC SKY Vision Cabang Gorontalo”, hlm 3
12
Adi Hidayat, Pengaruh Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Di Bank BJB Syariah Kantor Cabang Cirebon, hlm. 4

6
baik atau tidaknya kinerja perusahaan maka perlu dilakukannya analisis

pengendalian internal terhadap kinerja bank. Berdasarkan uraian yang tertera

diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian apakah KSPPS

BMT Fajar Cabang Semuli Jaya Lampung Utara sudah menerapkan sistem

pengendalian internal yang baik sesuai dengan prosedur atau tidak. Dengan

begitu peneliti akan membahas masalah tersebut yang akan dituangkan dalam

tugas akhir yang berjudul “ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN

INTERNAL TERHADAP KINERJA KSPPS BMT FAJAR CABANG

SEMULI JAYA LAMPUNG UTARA TAHUN 2018”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengidentifikasikan

masalah sebagai berikut :

1. Masih ada yang menggunakan sistem pengendalian internal pada

lembaga keuangan dengan tidak baik

2. Banyaknya SDM yang melakukan Fraud (Kecurangan)

3. Kurangnya keefektifan dalam pengalplikasian SOP

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dikemukakan rumusan

masalah sebagai berikut : Bagaimana Sistem Pengendalian Internal Terhadap

Kinerja KSPPS BMT Fajar Cabang Semuli Jaya Lampung Utara tahun 2018?

7
D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan

dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui sistem pengendalian internal

terhadap kinerja KSPPS BMT Fajar Cabang Semuli Jaya lampung utara

tahun 2018.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat antara lain :

1. Bagi penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya

pengembangan ilmu ekonomi sebagai kajian akuntansi keuangan serta

menambah wawasan dan pengalaman mengenai system pengendalian

internal terhadap kinerja KSPPS BMT fajar.

2. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi

perusahaan untuk melihat bahwa system pengendalian internal terhadap

kinerja itu penting.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian

lapangan (research field), penelitian ini bertujuan untuk mempelajari

8
secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi

lingkungan suatu unit sosial masyarakat.13

2. Jenis Pendekatan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif yang bersifat deskriptif yaitu metode yang dimasukan untuk

menggambarkan, melukiskan, atau memaparkan keadaan suatu objek

yang diteliti secara apa adanya sesuai dengan situasi dan kondisi pada saat

penelitian dilakukan.

Secara umum analisis data adalah keseluruhan upaya sistematis yang


dilakukan oleh peneliti dalam memahami data dan menemukan makna
yang sistematis pula, rasional dan argumentatif, yang mampu menjawab
setiap pertanyaan penelitian dengan baik dan jelas. Sistematis artinya
mengikuti pola, urutan atau aturan tertentu. Rasional dan argumentatif
artinya didukung oleh data, fakta dan pustaka.14

3. Sumber Data

a. Data primer

Yaitu (yang didapatkan secara langsung) sumber data utama

yang dapat memberikan informasi, fakta dan gambaran peristiwa yang

diinginkan berupa kata-kata dan tindakan orang yang diwawancarai.

Dengan kata lain sumber data primer merupakan sumber data yang

dikumpulkan langsung dari sumber asli untuk tujuan tertentu.15

13
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), hlm.
80.
14
Nur Baiti, Penerapan Prinsip Khiyar dalam Transaksi Jual Beli Lilbab Secara Grosir di
Pasar Cenderawasih Kota Metro, Dalam Skripsi, Institut Agama Islam Negri Metro, 2018, hlm. 37.
15
Nur Baiti, Penerapan Prinsip Khiyar dalam Transaksi Jual Beli Lilbab Secara Grosir di
Pasar Cenderawasih Kota Metro, hlm. 37

9
Maka dari itu peneliti megumpulkan data diperoleh dengan

tekhnik wawancara kepada Manager KSPPS BMT Fajar Cabang

Semuli Jaya.

b. Data Sekunder

Yaitu (secara tidak langsung) sumber data yang dapat berupa

dokumen, baik dalam bentuk tertulis maupun foto. Adapun bentuk

data sekunder dalam bentuk tertulis seperti buku,majalah ilmiah,

arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi.16

Adapun sumber peneliti yang akan digunakan adalah laporan

keuangan, catatan yang tersusun dalam arsip data dokumentasi yang

dipublikasikan ataupun yang tidak dipublikasikan.

c. Data Tersier

Sumber data tersier adalah bentuk yang ketiga yang merupakan

penunjang atau sampingan.17sumber data tersier dalam penelitian ni

berupa brosur, dan data lain seperti alqur’an dan terjemahannya,

kamus, ensiklopedia dan sumber internet.

4. Metode Pengumpulan Data

a. Observasi

Yaitu suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun

dari berbagai proses biologis dan pisikhologis. Dua diantara yang

terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Tekhnik

16
Nur Baiti, Penerapan Prinsip Khiyar dalam Transaksi Jual Beli Lilbab Secara Grosir di
Pasar Cenderawasih Kota Metro, hlm. 37
17
Sugiono, Metode Peneitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D.,hlm193

10
pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian

berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam

dan dan bila responden yang diamati tidak terlalu jelas.18

Dalam hal ini penulis melakukan observasi untuk

mendapatkan informasi tentang lokasi, jam kerja dan lain-lain.

b. Wawancara

Yaitu bentuk metode komunikasi langsung antara peliti dan

responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab dalam

hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden

merupakan pola media yang melengkapi kata-kata verbal.19

Maka dari itu peneliti menggunakan metode pengumpulan

data ini memalui proses tanya jawab langsung dengan manager

Bapak Septa Ariyadi KSPPS BMT Fajar Cabang semuli Jaya

Lampung Utara untuk mendapatkan data tentang SPI terhadap kinerja.

c. Dokumentasi

yaitu catatan peristiwa yang sudah berlalu.dokumen bisa berbentuk

tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi

dokumen merupakan pelengkap.20Tehknik ini digunakan untuk

mengumpulkan data tertulis yang mengandung keterangan dan

penjelasan yang berkaitan dengan penelitian di KSPPS BMT Fajar

Cabang Semuli Jaya.

18
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: CV Alfabeta,
2012), hlm.145.
19
W. Gulo,Metodologi Penelitian, (Jakarta:PT Grasindo,2007), hlm.119
20
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 240

11
5. Tehknik Analisa Data

Metode analisis data penelitian ini yaitu dekrpitif dan komparatif.

Metode deskriptif, yaitu dengan terlebih dahulu mengumpulkan data dari

hasil penelitian untuk diklasifikasikan, dianalisis dan diinterpretasikan

sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas tentang keadaan yang

ditulis. Metode komparatif, yaitu suatu metode analisis yang dilakukan

dengan membandingkan teori-teori dengan praktek di dalam perusahaan,

kemudian mengambil kesimpulan-kesimpulan dan selanjutnya

memberikan saran-saran dari hasil perbandingan tersebut.

Didalam analisis data rumus yang digunakan, antara lain :

a. Rasio Likuiditas (rasio jangka pendek)

1) Rasio Lancar (current ratio)

2) Rasio Kas (cash ratio)

b. Rasio Solvabilitas (rasio jangka panjang)

1) Debt to Assetss Ratio (debt ratio)

2) Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER)

c. Rasio Rentabilitas (profitabilitas)

1) Hasil Pengembalian Investasi (return on investement/ROI)

2) Hasil Pengembalian Ekuitas (return on equity/ROE)

12
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Sistem Pengendalian Internal

1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal

Pengendalian internal adalah seperangkat kebijakan dan prosedur

untuk melindungi aset dan kekayaan perusahaan dari segala bentuk

tindakan penyalahgunaan, menjamin tersedianya informasi akuntansi

perusahaan yang akurat, serta memastikan bahwa semua ketentuan

(peraturan) hukum atau undang-undang serta kebijakan menejemen telah

dipatuhi atau dijalankan sebagaimana mestinya oleh seluruh karyawan

perusahaan. Ketentuan yang dimaksudnya meliputi peraturan di bidang

perpajakan, pasar modal, hukum bisnis, undang-undang anti korupsi, dan

sebagainya. Demikian pengendalian internal dilakukan untuk memantau

apakah kegiatan operasional maupun finansial perusahaan telah berjalan

sesuai prosedur dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh manajemen.1

“Menurut I Gusti Agung Rai (2008:283) Sistem pengendalian


intern adalah kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan
keyakinan yang memadai bagi manajemen bahwa organisasi mencapai
tujuan dan sasarannya.”2

Menurut Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 “Sistem


Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan
kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh
pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan
organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan
1
Hery, Pengendalian akuntansi dan Manajemen, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2014), hlm.
12
2
Tuti Herawati, Pengaruh Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan (Survei pada Organisasi Perangkat Daerah Pemda Cianjur), dalam jurnal STRAR – Study
& Accounting Research,Bandung: Bandung Bisnis School, Volume 9, Nomor 1, 2014 hlm. 3

13
keuangan, pengamanan asset negara dan ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan.”3

Pengendalian intern harus dilaksanakan seefektif mungkin dalam

suatu perusahaan untuk mencegah dan menghindari terjadinya kesalahan,

kecurangan, dan penyelewengan. Oleh kerena itu dibutuhkan menyusun

suatu kerangka pengendalian atas sistem yang sudah ada pada perusahaan

yang terdiri dari beragam tindakan pengendalian yang bersifat intern bagi

perusahaan, sehingga manajer dapat mengalokasikan sumber daya secara

efektif dan efisien, maka dibutuhkan suatu pengendalian intern yang

dapat memberikan keyakinan kepada pimpinan bahwa tujuan perusahaan

telah tercapai. Kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva

perusahaan dari kesalahan penggunaan, memastikan bahwa informasi

usaha yang disajikan akurat dan meyakinkan bahwa hukum dan peraturan

telah diikuti.

Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode,

ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi,

mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi

dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen (Mulyadi).4

2. Tujuan Pengendalian Internal

AICPA (American Institute of Certified Public Accountants) (1982),

menyatakan pengendalian intern meliputi struktur organisasi dan semua

3
Tuti Herawati,Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan
(Survei Pada Organisasi Perangkat Daerah Pemda Cianjur), hlm. 3
4
Widya Tamodia, “Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian Intern untuk Persediaan Barang
Dagang pada PT. LARIS MANIS UTAMA CABANG MANADO”, dalam Jurnal EMBA, Manado:
Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi, Vol.1 No.3 Juni 2013, hlm 22

14
cara-cara serta alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan didalam

perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik

perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi,

memajukan efisien didalam usaha, dan membantu mendorong

dipatuhinya kebijakan menajemen yang telah ditetapkan lebih terdahulu.

Definisi diatas dapat menunjukan sistem pengendalian yang baik akan

berguna untuk 5:

a. Menjaga keamanan harta milik suatu organisasi

b. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akutansi

c. Memajukan efisiensi dalam operasi

d. Membantu menjaga agar tidak ada yang menyimpang dari kebijakan

manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu

3. Konsep-konsep dasar pengendalian intern

Internal Control terdiri dari 2, yaitu : 6

a. Accounting Control

Meliputi rencana organisasi dan semua cara dan prosedur terutama

yang menyangkut dan berhubungan langsung dengan pengamanan

harta milik dan dapat dipercayainya administrasi keuangan yang ada.

Accounting Control meliputi :

1) Sistem pemberian wewenang (authorization)

5
Brejita Mamuaja, “Analisis Efektivitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern terhadap
Kinerja Instansi Pemerintah di Dinas Pendapatan Kota Manado”, dalam jurnal EMBA, Manado:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Vol. 4 No. 1 Maret 2016 hlm. 167
6
Amin Widjaja Tunggal, Dasar-dasar Akuntansi Bank, Jakarta:Pt Rineka Cipta,1994), hlm.
117

15
2) Sistem persetujuan (approval) perusahaan antara tugas-tugas

operasional dan tugas-tugas pencatatan, pengawasan fisik atas

kekayaan yang bersangkutan.

b. Administrative Control

Meliputi rencana organisasi dan semua cara dan prosedur yang

terutama menyangkut efisiensi usaha dan ketaatan terhadap kebijakan

pimpinan perusahaan dan pada umumnya tidak langsung berhubungan

dengan catatan-catatan keuangan.

4. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern

Unsur sistem pengendalian intern yang berfungsi sebagai pedoman

penyelenggaraan dan tolak ukur pengujian efektivitas penyelenggaraan

system pengendalian intern. Pengembangan unsur system pengendalian

intern perlu mempertimbangkan aspek biaya manfaat (cost and benefit),

sumber daya manusia, kejelasan kriteria pengukuran efektivitas dan

perkembangan teknologi informasi serta dilakukan secara komperhensif.

Menurut Mulyadi untuk menciptakan sistem pengendalian intern yang

baik dalam perusahaan maka ada empat unsur pokok yang harus dipenuhi

antara lain.7

a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional

secara tegas.

7
Widya Tamodia, “Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian Intern untuk Persediaan Barang
Dagang pada PT. LARIS MANIS UTAMA CABANG MANADO, hlm 22-23

16
Struktur organisasi merupakan kerangka (framework) pembagian

tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk

untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Dalam

perusahaan manufaktur misalnya, kegiatan pokoknya adalah

memproduksi dan menjual produk. Untuk melaksanakan kegiatan

pokok tersebut dibentuk departemen produksi, departemen

pemasaran, dan departemen keuangan dan umum. Departemen-

departemen ini kemudian terbagi-bagi lebih lanjut menjadi unit-unit

organisasi yang lebih kecil untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan

perusahaan. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi

ini didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini:

1) Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari

fungsi akuntansi. Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki

wewenang untuk melaksanakan suatu kegiatan misalnya

pembelian. Setiap kegiatan dalam perusahaan memerlukan

otorisasi dari manajer fungsi yang memiliki kewenangan untuk

melaksanakan kegiatan tersebut. Fungsi penyimpanan adalah

fungsi yang memiliki wewenang untuk menyimpan aktiva

perusahaan. Fungsi akuntansi adalah fungsi yang memiliki

wewenang untuk mencatat peristiwa keuangan perusahaan.

2) Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh semua

tahap suatu transaksi.

17
b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan

perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan

biaya.

Dalam organisasi setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi

dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya

transaksi tersebut. Oleh karena itu dalam organisasi harus dibuat

sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas

terlaksananya setiap transaksi dalam organisasi. Oleh karena itu

penggunaan formulir harus diawasi sedemikian rupa guna mengawasi

pelaksanaan otorisasi.

Di pihak lain, formulir merupakan dokumen yang dipakai

ssebagai dasar untuk pencatatan transaksi dalam catatan akuntansi.

Prosedur pencatatan yang baik akan menjamin data yang direkam

dalam formulir dicatat dalam catatan akuntansi dengan ketelitian dan

keandalan (realibility) yang tinggi. Dengan demikian sistem otorisasi

akan menjamin dihasilkannya dokumen pembukuan yang dapat

dipercaya, sehingga akan menjadi masukan yang dapat dipercaya bagi

proses akuntansi. Selanjutnya, prosedur pencatatan yang baik akan

menghasilkan informasi yang teliti dan dapat dipercaya mengenai

kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya suatu organisasi.

c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit

organisasi Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh

perusahaan dalam menciptakan praktik yang sehat adalah :

18
1) Penggunaan formulir bernomor urut bercetak yang pemakaiannya

harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang. Karena

formulir merupakan alat yang memberikan otorisasi terlaksananya

transasksi.

2) Pemeriksaan mendadak (surprised audit). Pemeriksaan mendadak

dilaksanakan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak

yang akan diperiksa, dengan jadwal yang tidak teratur.

3) Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir

oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa campur tangan dari

orang atau unit organisasi lain.

4) Perputaran jabatan (job rotation). Perputaran jabatan yang

diadakan secara rutin akan dapat menjaga independensi pejabat

dalam melaksanakan tugasnya, sehingga persekongkolan diantara

mereka dapat dihindari.

5) Keharusan mengambil cuti bagi karyawan yang berhak. Karyawan

perusahaan diwajibkan mengambil cuti yang menjadi haknya.

6) Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan

catatan. Untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek

ketelitian dan keandalan catatan akuntansinya.

7) Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek

efektivitas untur-unsur sistem pengndalian yang lain.

19
d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya Untuk

mendapatkan karyawan yang kompeten berbagai cara berikut ini

dapat ditempuh :

1) Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut

oleh pekerjaannya. Untuk memperoleh karyawan yang

mempunyai kecakapan sesuai dengan tuntutan tanggung jawab

yang akan dipikulnya, manajemen harus mengadakan analisis

jabatan yang ada dalam perusahaan dan menentukan syarat-syarat

yang dipenuhi oleh calon karyawan yang menduduki jabatan

tersebut.

2) Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan

perusahaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya.

3) Misalnya untuk menjamin transaksi penjualan dilaksanakan oleh

karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya, pada saat seleksi

karyawan untuk mengisi jabatan masing-masing kepala fungsi

pembelian, kepala fungsi penerimaan dan fungsi akuntansi,

manajemen puncak membuat uraian jabatan (job description) dan

telah menetapkan persyaratan jabatan (job requirements). Dengan

demikian pada seleksi karyawan untuk jabatan-jabatan tersebut

telah digunakan persyaratan jabatan tersebut sebagai kriteria

seleksi.

20
5. Prinsip Pengendalian Internal

Ada 5 prinsip pengendalian internal disesuiakan dengan besar

kecilnya bisnis perusahaan, sifat/jenis nya. 5 prinsip pengendalian internal

tersebut meliputi, Penetapan tanggung jawab, Pemisahan tugas,

Dokumentasi, Pengendalian fisik, mekanik dan elektronik, Pengecekan

atau verifikasi internal8 sebagai berikut :

a. Penetapan Tanggung Jawab

Penetapan tanggung jawab diberikan agar masing-masing

karyawan dapat bekerja sesuai dengan tugas yang telah dipercayakan

kepadanya. Pengendalian atas pekerjaan tertentu akan lebih efektif

jika hanya ada satu orang yang bertanggung jawab atas tugas atau

pekerjaan tersebut.

b. Pemisahan Tugas

Pemisahan fungsi atau pembagian kerja ada 2 yaitu:

1) Pekerjaan yang berbeda seharusnya dikerjakan oleh karyawan

yang berbeda pula

2) Harus adanya pemisahan tugas antara karyawan yang menangani

pekerjaan pencatatan aset dan karyawang yang menangani aset

secara fisik (operasional).

c. Dokumentasi

Dokumen sangat berfungsi sebagai pengantar informasi keseluruh

bagian organisasi. Dokumen haruslah memberikan keyakinan yang

8
Hery, Pengendalian akuntansi dan Manajemen, hlm. 14

21
memadai bahwa seluruh aset telah dikendalikan dengan pantas dan

bahwa seluruh transaksi telah dicatat secara benar.

d. Pengendalian Fisik, Mekanik, dan Elektronik

Pengendalian ini terkait dengan keamanan aset, seperti :

1) Uang kas dan surat berharga sebaiknya disimpan dalam safe

deposits box

2) Catatan akuntasi yang penting juga harus disimpan difilling

cabinet yang terkunci

3) Tidak semua atau sembarangan karywan keluar masuk gudang

4) Penggunaan kamera dan televisi monitor

5) Adanya simtem pemadaman kebakaran atau alrm yang memadai

6) Penggunaan password system

e. Pengecekan Independen atau Verifikasi Internal

Salah satu pengecekan independen dengan adanya auditor internal

yaitu kerya perusahaan yang bertugas secara terus menerus untuk

melakukan evaluasi mengenai keefisienan dan kefektifan sistem

pengendalian internal perusahaan.

6. Keterbatasan Pengendalian Internal

Faktor manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam setiap

pelaksanaan sistem pengendalian internal. Suatu sistem yang baik akan

dapat menjadi tidak efektif karena adanya karyawan yang kelelahan,

ceroboh, atau bersikap acuh tak acuh. Demikian halnya dengan kolusi,

22
dimana kolusi akan dapat secara segnifikan mengurangi keefektifan suatu

sistem dan mengeliminasi proteksi dari pemisahan tugas. 9

7. Tanggung Jawab atas Pengendalian Internal

Berdasarkan undang-undang Sarbanes-Oxley, manajemen dari

semua perusahaan publik diharuskan menerbitkan laporan pengendalian

internal yang mencakup hal-hal :

a. Suatu pernyataan bahwa manajmenen bertanggung jawab untuk

menetapkan dan menyelenggarakan struktur pengendalian internal

yang memadai serta prosedur pelaporan keuangan

b. Suatu penilaian atas efektifitas struktur pengendalian internal dan

prosedur pelaporan keuangan perakhir tahun buku perusahaan.

Penilaian manajmenen mengenai pengendalian internal atas pelaporan

keuangan ; terdiri dari 2 komponen utama, yaitu evaluasi rancangan

pengendalian internal dan pengujian efektivitas pelaksanaan

pengendalian. 10

8. Aplikasi Internal Control dalam perbankan

terdiri dari Division Of Duties, Dual Control, Joint Custody / Dual

Custody, Mandatory Vacation, Number Control, Outside Actives Of

Bank, Personnel, otation Of Duty Assignment, Independen

Balancing11dapat dijelaskan sebagai berikut :

9
Hery, Pengendalian akuntansi dan Manajemen, hlm. 22
10
Hery, Pengendalian akuntansi dan Manajemen, hlm. 24
11
Amin Widjaja Tunggal, Dasar-dasar Akuntansi Bank,hlm. 119

23
a. Division Of Duties

Dapat berupa pemisahan atas fungsi-fungsi Administrasi,

Operasional dan Penyimpanan. Yang merupakan salah satu unsur

dari internal control yang harus dievaluasi oleh bank auditor, apabila

ditemukan pembagian tugas yang tidak memadai maka bank auditor

harus mencatatnya dan menyusun saran-saran atau kritik-kritik yang

konstruktif dan menyampaikan saran atau langkah-langkah yang harus

ditempuh oleh manajemen bank untuk mendapatkan pembagian tugas

yang efektif.

b. Dual Control

Dapat diartikan sebagai kegiatan pengecekan kembali atas suatu

pekerjaan yang telah dilakukan oleh petugas-petugas sebelumnya.

c. Joint Custody / Dual Custody

Didalam kegiatannya sehari-hari yang dilakukan oleh bank,

banyak mengelola berbagai barang-barang berharga yang sangat

likuid.

d. Mandatory Vacation

Sebagai tugas bank auditor untuk melihat pelaksanaan cuti para

pegawai, pejabat bank apakah pelaksaan cuti telah diatur dengan tertib

dan melaksanakan dengan tertip pula.

e. Number Control

Seperti telah dikemukakan dimuka bahwa sifat pekerjaan di dunia

bank sebagian besar berupa pekerjaan administrasi/clerical works

24
yang terus menerus dari hari ke hari. Dan sesuai denagn sifatnya ini,

sudah tentu berbagai jenis mungkin pulan ribuan jenis formulir akan

digunakan untuk melaksanakan berbagai transaksinya.

f. Outside Actives Of Bank Personnel

Kegiatan pegawai bank di luar pekerjaannya prlu pula diatur

sedemikian rupa, hingga memberikan dampak positif bagi bank yang

bersangkutan. Semua kegitan pegawai bank diluar jam dinas

sebaiknya sepengetahuan dari atasan pegawai masing-masing , sebab

banyak kegiatan diluar jam kerja yang akan memberikan dampak

negatif terhadap bank yang bersangkutan.

g. Rotation Of Duty Assignment

Manfaat lain dari mutasi pegawai / pejabat bank yaitu untuk

memperluas pengatuhan, keterampilan dan pengalaman pada kegiatan

perbankan yang lain, sehingga apabila yang bersangkutan

mendapatkan promosi untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi

diharapkan ia telah mempunyai kualitas (kecakapan, pengalaman,

pengetahuan, keterampilan) yang sepadan dengan wewenang dan

tanggung jawabnya.

h. Independen Balancing

Dari hasil praktek –praktek sistem akuntansi yang baik disuatu

bank, akan diperoleh keseimbangan secara otomatis antara saldo suatu

rekening dengan rekening lainnya selama pencatatan, klasifikasi,

pelaporan transaksi-transaksi dilakukan dengan benar. Accounting

25
Equation (persamaan akuntansi) dimanfaatkan untuk alat kontrol yaitu

menilai keseimbangan-keseimbangan tersebut.

B. Kinerja

1. Pengertian Kinerja

Setiap manusia mempunyai potensi untuk bertindak dalam berbagai

bentuk aktivitas. Kemampuan bertindak itu dapat diperoleh manusia baik

secara alami (ada sejak lahir) atau dipelajari. Walaupun manusia

mempunyai potensi untuk berperilaku tertentu tetapi perilaku itu hanya

diaktualisasi pada saat-saat tertentu saja. Potensi untuk berperilaku

tertentu itu disebut ability (kemampuan), sedangkan ekspresi dari potensi

ini dikenal sebagai performance (kinerja).

Indonesia memerlukan tata kelola korporasi yang baik, karena banyak

nya isu kolusi, korupsi dan nepotisme dalam korporasi diindonesia.

Semua prinsip tata kelola korporasi bermakna bahwa tata kelola yang

baik akan bisa terwujud jika semua organ dan aparat organisasi

melaksanakan kewajibannya dengan sebaik-baiknya.

Hasibuan dalam Sujak dan Sutiadi mengemukakan bahwa kinerja

adalah suatu hasil kerja yang dicapai seorang dalam melaksanakan tugas-

tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,

pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Dengan kata lain bahwa

kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang dalam

melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya sesuai dengan kriteria

yang ditetapkan. Selanjutnya As’ad dalam Agustinadan Sutiadi

26
mengemukakan bahwa kinerja seseorang merupakan ukuran sejauh mana

keberhasilan seseorang dalam melakukan tugas pekerjaannya. Ada 3

(tiga) faktor utama yang berpengaruh pada kinerja yaitu individu

(kemampuan bekerja), usaha kerja (keinginan untuk bekerja), dan

dukungan organisasional (kesempatan untuk bekerja).12

Dalam suatu oergansisasi dikenal ada tiga jenis kinerja yang dapat

dibedakan menjadi sebagai berikut13 :

a. Kinerja Operasional (operation perfomance), kinerja ini berkaitan

dengan efektivitas penggunaan setiap sumber daya yang digunakan

oleh perusahaan secra maksimal untuk mencapai keuntungan atau

mencapai visi dan misinya.

b. Kinerja Administratif (administrative perfomance), kinerja yang

berkaitan dengan tanggung jawab dari orang yang menduduki jabatan

yang didalamnya termasuk struktur administratif untuk mengatur

hubungan otoritas wewenang.

c. Kinerja Stratejik (strategic perfomance), kinerja yang berkaitan

dengan evaluasi perusahaan dalam menjalankan visi dan misinya.

12
Ida Ayu Brahmasari dan Agus Suprayetno, Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan
Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan serta Dampaknya pada Kinerja Perusahaan
(Studi Kasus pada PT. Pei Hai Internasional Wiratama Indonesia), Jurnal Menejemen dan
Kewirausahaan, Surabaya: Pasca Sarjana Universitas 17 Agustus Surabaya, Volume 10, Nomor 2,
September, 2008 hlm 128
13
Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, (Depok: PT RAJAGRAFINDO
PERSADA, 2012), hlm. 98

27
2. Teori Tentang Ukuran Kinerja Perusahaan

Pengukuran kinerja (perfomance measurement) adalah suatu proses

penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah

ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas, efisiensi penggunaan

sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa, kualitas barang dan

jasa, hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan, dan

efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan.14

Regulator percaya bahwa ROA merupakan alat ukur yang tepat untuk

menghitung efisiensi bank dan menunjukan alat ukur yang tepat untuk

mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari

portfolio aset. Disisi lain Return On Equity (ROE), menunjukkan

bagaimana efektivitas manajemen bank dalam menggunakan dana

pemegang saham.

Penilaian rentabilitas merupakan penilaian terhadap kondisi

kemampuan bank dalam menghasilkan earning untuk mendukung

operasional dan permodalan. Rentabilitas (earning) tidak hanya

menunjukkan jumlah kuantitas dan tren earning-nya, tetapi juga faktor-

faktor yang mempengaruhi ketersediaan dan kualitas earning (Mudrajat &

Suhardjono, 2002). Penilaian Rentabilitan meliputi : a) kemampuan

dalam menghasilkan laba, kemampuan laba mendukung ekspansi dan

menutup risiko, serta tingkat efisiensi; b) diversifikasi pendapatan

termasuk kemampuan bank untuk mendapatkan fee based income, dan

14
Mohamad Mahsun, Pengukuran Kinerja Sektor Publik, (Yogyakarta: BPFE-yogyakarta,
2006), hlm.25

28
diversifikasi penanaman dana, serta penerapan prinsip akuntansi dalam

pengakuan pendapatan dan biaya (Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/ 1/

PBI/ 2007).

Ukuran lain untuk mengevaluasi kinerja perusahaan adalah

pertumbuhan perusahaan. Pasar keuangan dan investor cenderung

memberikan penghargaan bagi perusahaan yang tumbuh dengan cepat.

Pertumbuhan perusahaan tercermin pada nilai asetny. Total aset bank

sering digunakan untuk mengukur pertumbuhan bank dibandingkan

ukuran pertumbuhan yang lain, seperti pinjaman atau pendapatan, karena

total aset mencakup semua aspek pertumbuhan bank.15

3. Aspek Pokok Pengukuran Kinerja

Dari kesimpulan definisi diatas, ada beberapa aspek pokok

pengukuran kinerja antara lain16 :

a. Menetapkan tujuan, sasaran dan strategi organisasi

Tujuan adalah pernyataan secara umum (belum secara eksplisit)

tentang apa yang ingin dicapai organisasi. Sasaran merupakan tujuan

organisasi yang sudah dinyatakan secara eksplisit dengan disertai

batasan waktu yang jelas. Strategi adalah cara atau teknik yang

digunakan organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran.

Tujuan,sasaran dan strategi tersebut ditetapkan dengan berpedoman

pada visi misi organisasi.

15
Sugeng Suroso, Kinerja Bank Umum Syariah, (Yogyakarta: Expert, 2018), hlm.17
16
Mohamad Mahsun, Pengukuran Kinerja Sektor Publik, hlm. 26

29
b. Merumuskan indikator dan ukuran kinerja

Indikator kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara tidak

langsung dan ukuran kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara

langsung. Indikator ini dapat digunakan oleh manajer untuk

mendeteksi dan memonitor capaian kinerja.

c. Mengukur tingkat ketercapaian tujuan dan sasaran-sasaran organisasi

Jika kita sudah mempunyai indikator dan ukuran kinerja yang

jelas, maka ukuran kinerja bisa diimplementasikan. Mengukur tingkat

ketercapaian tujuan, sasaran dan strategi adalah membandingkan hasil

aktual dengan indikator dan ukuran kinerja yang telah ditetapkan.

Analisis antara hasil aktual dengan indikator dan ukuran kinerja ini

menghasilkan penyimpangan positif, penyimpngan negatif, atau

penyimpangan nol.

d. Evaluasi kinerja

Evaluasi kinerja akan memberikan gambaran kepada penerima

informasi mengenai nilai kinerja yang berhasil dicapai organisasi.

Capaian kinerja organisasi dapat dinilai dengan skala pengukuran

tertentu. Informasi capaian kinerja dapat dijadikan feedback dan

reward-punishment, penilaian kemajuan organisasi dan dasar

peningkatan kualitas pengambilan keputusan akuntabilitas.

Pengukuran kinerja merupakan salah satu tahapan dalam siklus

manajemen strategis, seperti yang terlihat pada skema ( Gambar 2.1)

dibawah ini (BPKP, 2000):

30
Rencana Pengukuran Implementasi Evaluasi
Strategis KInerja Kinerja

Gambar 2.1. Skema Pengukuran Kinerja

4. Macam-macam Rasio Keuangan Untuk Mengukur Kinerja Bank

pengukuran rasio keuangan dapatjuga digunakan untuk mengetahui

kinerja suatu perusahaan. Pengukuran kinerja perusahaan digunakan

untuk mengetahui tentang baik-buruknya operasional perusahaan dalam

menjalankan fungsi-fungsiperbankan.

Dalam praktiknya terdapat beberapa macam jenis rasio yang

digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan,17 antara lain :

a. Rasio Likuiditas, yang mengukur kemampuan bank untuk

memenuhikewajiban finansial jangka pendeknya atau kewajiban yang

telah jatuhtempo. Rasio yang akan digunakan antara lain:

1) Ratio Kas (Cash Ratio)

Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa uang

kas yang tersedia untuk membayar utang.Dapat dikatakan rasio ini

menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk

membayar utang-utang jangka pendeknya.

17
Kasmir, Pengantar Manjanemen Keuangan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2010), hlm.110

31
2) Ratio Lancar (Current Ratio)

Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan membayar kewajiban jangkan pendek atau utang yang

segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.

b. Rasio Rentabilitas, yaitu rasio untuk menilai kemampuan peusahaan

dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat

efektivitas manajemen suatu perusahaan .hal ini ditunjukkan oleh laba

yang dihasilkan dari epnjualan dan pendapatan investasi. Intinya

bahwa penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan. Rasio

yang akan digunakan antara lain:

1) Return On Equity (ROE)

Merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak

dengan modal sendiri.Rasio ini menunjukkan efisiensi

penggunaan modal sendiri.Makin tinggi rasio ini, makin

baik.Artinya, posisi perusahaan makin kuat, demikian pula

sebaliknya.

2) Return on Investement (ROI)

Hasil pengembalian investasi dimana rasio ini digunakan sebagai

alat ukur untuk menunjukkan hasil (retun) atas jumlah aktiva yang

digunakan dalam perusahaan.ROI juga merupakan suatu ukuran

tentang efektivitas manajemen dlam mengelola investasinya.

c. Analisa Solvabilitas, merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang.

32
Dalam arti berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan

dibandingkan dengan aktivanya untuk membayar seluruh kewajiban

jangkan pendek maupunjangkan panjangnya. Rasio yang akan

digunakan antara lain :

1) Debt to Asset Ratio (Debt Ratio)

Digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva perusahaan

dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan

berpengaruh terhadap pengelola aktiva.

2) Long Term Debt to Equity Ratio (LTD+ER)

Rasio antara utang jangka panjang dengan modal

sendiri.Tujuannya untuk mengukur berapa bagian dari setiap

rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka

panjang.

5. Ukuran Indikator Kinerja

Pada umumnya, ukuran indikator kinerja dapat dikelompokkan

kedalam enam kategori, diantaranya sebagai berikut18 :

a. Efektif, indikator ini digunakan untuk mengukur ketercapaian output

yag dihasilkan.

b. Efisien, indikator ini digunakan untuk mengukur ketercapaian outpot

dengan menggunakan biaya serendah mungkin.

18
Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, hlm. 114

33
c. Kualitas, mengukur derajat kesesuaian antara kualitas produk dan jasa

yang dihasilkan dengan kebutuhan dan harapan konsumen.

d. Ketetapan waktu, indikator ini mengukur apakah perkerjaan telah

dikerjakan sesuai dan tepat waktu.

e. Produktivitas, indikator ini mengukur nilai tambah yang dihasilkan

oleh suatu proses dibandingkan dengan nilai yang dikonsumsi untuk

biaya modal dan tenaga kerja.

f. Keselamatan, indikator ini mengukur tentang kesehatan organisasi

secara keseluruhan.

6. Penilaian Indikator Kinerja

Beberapa contoh antara lain19 :

a. Rasio Likuiditas

Rumus yang digunakan antara lain :

1) Rasio Kas (Cash Ratio)

Cash Ratio = Kas + bank x 100%


Total Hutang Lancar
Contoh :

Komponen Laporan Keuangan 2007 2008


Total Aktiva Lancar (Current Assets) 4.000 4.100
Total Hutang Lancar (investory) 2.700 2.600
Kas 1.150 1.000
Giro (Bank) 125 160
“Dalam gambar table buku”
Untuk tahun 2007 :
Cash Ratio= Rp. 1.150,- + Rp. 125,- x 100% = 0,47 dibulatkan atau 47%
Rp. 2.700,-

19
Kasmir, Pengantar Manjanemen Keuangan, hlm 119.

34
Untuk tahun 2008 :
Cash Ratio + Rp. 1.000,- + Rp. 160,- x 100% = 0,44 dibulatkan 44%
Rp. 2.600,-
Artinya jika rata-rata industry untuk cash rasio dalah 50%,

maka keadaan perusahaan tahun 2007 hampir mendekati rata-rata

industry.Apabila rasio kas dibawah rata-rata industry, maka

kondisi kurang baik dari tinjauan rasio kas, karena untuk

membayar kewajiban mesih memerlukn aktu untuk menjual

sebagian dari aktiva lancer lainnya.Sedangkan untuk tahun 2008

kondisi malah kurang baik, karena diabwah rat-rata industry

ditahun 2007.

2) Rasio Lancar (Current Ratio)

Current Ratio = Aktiva Lancar x 100%


Utang lancar
Contoh :

Komponen Laporan keuangan 2007 2008


Total Aktiva lancer 4.000 4.100
Total Utang lancer 2.700 2.600
“dalam gambar table buku”

Untuk tahun 2007 :


Current Ratio (R) = Rp. 4.000 x 100% = 1,48 % atau 1,5%
Rp. 2.700
Untuk tahun 2008 :
Current Ratio (R) = Rp. 4.100 x100% = 1,57 %
Rp. 2.600
Dapat diartikan jika rata-rata industry untuk current ratio

adalah 2 kali, makan keadaan perusahaan untuk thun 2007, dalam

kondisi kurang baik mengingat ratio nya dibawah rata-rata

industry. Namun untuk thun 2008 sekalipun kurang baik dari

35
perusahaan lain, namun ada peningkatan jika dibandingkan

dengan rasio tahun 2007.

b. Rasio Rentabilitas

Rumus yang digunakan antara lain :

1) Hasil Pengembalian Investasi (Return on Investement)

Return on Investement (ROI) = Earning After Interest and Tax x100%


Total Assetss
Contoh :
Komponen Laporan Keuangan 2007 2008
Laba Sesudah Bunga dan Pajak 1.520 2.480
(EAIT)
Total Aktiva 9.000 11.000
“diambil gambar table buku”
Untuk tahun 2007 :
ROI = Rp. 1.520,- x100% = 0,16 dibulatkan 16%
Rp. 9.000,-
Untuk tahun 2008 :
ROI = Rp. 2.480,- x100% = 0,22 dibulatkan 22%
Rp. 11.000,-
Dengan perhitungan ROI tahun 2007, menunjukkan bahwa tingkat

pengembalian investasi yang diperolehnya sebesar 16%.Kemudian

tahun 2008 turun mrnjadi hnya 22%.Artinya, hasil pengembalian

investasi bertambah sebesar 6% dan ini menunjukkan

ketidakmampuan manajemen untuk menperoleh ROI. Jika rata-rata

industry Return on Investement adalah 30%, berarti margin laba

perusahaan untuk tahun 2007 dan 2008 kurang baik.

2) Hasil Pengembalian Ekuitas (Return on Equity)

Return on Equity = Earning After Intrest and Tax x100%

Equity

36
Contoh :
Komponen Laporan Keuangan 2007 2008
Laba Sesudah Bunga dan Pajak 1.520 2.480
(EAIT)
Total Equity 2.300 5.000
“dalam gambar table buku”

Untuk tahun 2007:


ROE = Rp. 1.520,- x100% = 0,6608 dibulatkan (66%)
Rp. 2.300,-
Untuk tahun 2008 :
ROE = Rp. 2.480,- x100% = 0,496 dibulatkan (50%)
Rp. 5.000,-
Dengan perhitungan ROI tahun 2007, menunjukkan bahwa

tingkat pengembalian investasi yang diperolehnya sebesar

66%.Kemudian tahun 2008 turun menjadi hanya

sebesar50%.Artinya hasil pengembalian investasi berkurang

sebesar 16% dan menunjukkan ketidakmampuan manajemen

untuk memperoleh ROE seiring dengan menurunny ROI.

Namun jika rata-rata industry untuk Return on Equity (ROE)

adalah 40%, berarti kondisi perusahaan cukup baik karena

keduanya masih diatas rata-rata industry.

c. Rasio Solvablitas

Rumus yang digunakan antara lain :

1) Debt to Assetss Ratio (Debt Ratio)

Debt to Assetss Ratio (Debt Ratio) = Total Debt x 100%


Total Assetss
Contoh :
Komponen Laporan Keuangan 2007 2008
Total Aktiva (Total Assetss) 9.000 11.000
Total Hutang (Total Debt) 6.700 6.000
“dalam gambar table buku”

37
Untuk tahun 2007 :
Debt to Assetss Ratio = Rp. 6.700,- x100% = 0,74 %
Rp. 9.000,-
Rasio ini menunjukkan bahwa 74% pendanaan perusahaan
dibiayai dengan utang untuk tahun 2006. Artinya bahwa setiap Rp.
100,- pendanaan perusahaan, makan RP. 74,- dibiayai dengan
utang dan Rp. 26,- disediakan oleh pemegang saham

Untuk tahun 2008 :


Debt to Assetss Ratio = Rp. 6.000,- x 100% = 0,54%
Rp. 11.000,-

Rasio ini menunjukkan bahwa sekitar 54% pendanaan perusahaan


dibiayai oleh utang untuk tahun 2007. Artinya bahwa setiap Rp.
100,- pendanaan perusahaan maka RP. 54,- dibiayai dengan utang
dan Rp. 46,- disediakan oleh pemegang saham.
Jika rata-rata industry 35%, maka Debt to Assets Ratio perusahaan
diatas rata-rata industry sehingga mempermudah perusahaan
untuk memperoleh pinjaman .

2) Long Term Debt to Equity Ratio (LTD+ER)

LTDtER = Long Term Debt


Equity
Contoh :
Komponen Laporan Keuangan 2007 2008
Total Hutng Jangka Panjang 4.000 3.400
Total Equity 2.300 5.000
“dalam gambar table buku”

Untuk tahun 2007 :


LTDtER = Rp. 4.000,- = 1,73 kali dibulatkan 1,8 kali
Rp. 2.300,-

Untuk tahun 2008 :


LTDtER = Rp. 3.400,- = 0,68 kali
Rp. 5.000,-

7. Standar Pengukuran Kinerja

Menurut Tugas Akhir no. 10/TA.Akt.051, karya Novika Pujo


Arifian : 2010, menyebutkan bahwa Standar yang digunakan dalam

38
pengukuran kinerja 39keuangan koperasi menurut Kementrian Koperasi
dan UKM RI adalah sebagai berikut20 :

Table 2.1 Standar Pengukuran Kinerja


Komponen Standar Nilai Kriteria
1. likuiditas
a. Current Ratio 175%-200% 100 Sangat Baik
150%-174% 75 Baik
125%-144% 50 Cukup Baik
100%-125% 25 Kurang Baik
<100% 0 Buruk

b. Cash Ratio 175%-200% 100 Sangat Baik


150%-174% 75 Baik
125%-144% 50 Cukup Baik
100%-125% 25 Kurang Baik
<100% 0 Buruk

2. Solvabilitas
a. Rasio Total <40% 100 Sangat Baik
Hutang dengan Total 50%-39% 75 Baik
Asset 60%-49% 50 Cukup Baik
80%-59% 25 Kurang Baik
>80% 0 Buruk

b.Rasio Hutang <40% 100 Sangat Baik


Jangka Panjang 50%-39% 75 Baik
dengan Modal 60%-49% 50 Cukup Baik
Sendiri 80%-59% 25 Kurang Baik
>80% 0 Buruk

3.Rentabilitas
a.Return Of >10% 100 Sangat Baik
Investement 7%-10% 75 Baik
3%-6% 50 Cukup Baik
1%-2% 25 Kurang Baik
<1% 0 Buruk

b.Rentabilitas Modal >10% 100 Sangat Baik


Sendiri 7%-10% 75 Baik
3%-6% 50 Cukup Baik
1%-2% 25 Kurang Baik
<1% 0 Buruk

20
Ulin Ni’mah,Analisis Kinerja Keuangan Pada Koperasi BMT Bina Usaha Kecamatan
Bergas Kabupaten Semarang, Jurnal Cendikia, Semarang: Universitas Negri Semarang, hlm 39

39
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah KSPPS BMT Fajar

BMT Fajar dirintis sejak 1996 oleh beberapa orang yang semula

tergabung pada Yayasan Bina Sejahtera. Alasan yang mendasari

munculnya kesadaran di kalangan pengurus Yayasan akan dua kenyataan

pokok yakni: Pertama, dalam kiprahnya mendampingi kegiatan ekonomi

produktif masyarakat kelas menengah kebawah, sering dijumpai pelaku

usaha kecil/mikro mengalami keterbatasan mengakses modal perbankan.

Akibatnya, mereka terjebak pada praktek Renternir.

Karena itu dipandang perlu adanya lembaga keuangan (syariah)

sebagai alternatif solusi tersebut. Kedua, munculnya lembaga alternatif

tersebut diperlukan dalam jumlah yang cukup, untuk menjawab dua hal

sekaligus, yaitu BMT Fajar dapat berkembang sebagai lembaga keuangan

syariah yang dapat melayani kebutuhan modal usaha kecil/mikro dan

BMT Fajar dapat dijadikan sebagai laboratorium atau model bagi

masyarakat yang ingin mendirikan BMT.

Setelah mengalami masa embrional sejak Tahun 1996, pada

tanggal 16 Mei 1997 BMT Fajar resmi didirikan oleh 31 orang. Dengan

simpanan pokok sebesar Rp50.000,00 per orang, sehinga modal

40
terkumpul baru sebesar Rp1.550.000,00. Sejak itulah anggota pendiri

sepakat menjadikan BMT Fajar Metro berbadan Hukum Koperasi.

Legalitas tersebut tertuang dalam Akte Pendirian yang dikeluarkan

oleh Kantor Wilayah Koperasi PKM Provinsi Lampung dengan Nomor

Badan Hukum No. 61/BH/KWK.7/XII/1997 Tanggal 15 Desember 1997.

Kemudian sejalan dengan adanya Otonomi Daerah, dilakukan

perubahan Badan Hukum yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Metro No.

518/BH/PAD/003/II/2002 Tanggal 02 Februari 2002.

Pada Tahun 2000 BMT Fajar memperoleh penghargaan dari

Gubernur Lampung sebagai Koperasi Berprestasi di Provinsi Lampung.

Dan sejak tahun 2000 – 2005 memperoleh kepercayaan dari PT PNM

(Permodalan Nasional Madani) Jakarta, untuk menyalurkan modal kerja

bagi usaha produktif dengan Pola Bagi Hasil (Pola Syariah).

Pada Tahun 2003 BMT Fajar memperoleh kepercayaan dari sebuah

Lembaga Internasional yakni Mercy Corps Internasional (MCI) untuk

menyalurkan modal kerja kepada 420 Usaha Warung Eceran Kecil di 5

(lima) Kecamatan Kota Metro sebesar Rp 259.700.000,00 (Dua ratus

Lima Puluh Sembilan Juta Tujuh ratus Ribu Rupiah) dan dalam tahun

2003 tersebut juga telah ditandatangani Perjanjian Kerja Sama antara

BMT Fajar Metro dengan BMM (Baitul Maal Muamalat) Jakarta untuk

penguatan kelembagaan dan permodalan.

41
Pada tahun 2004, kepercayaan kepada BMT Fajar Metro muncul

dari Microfin Jakarta yang turut serta menginvestasikan kepada BMT

Fajar Metro sebesar Rp 75.000.000,00 (Tujuh Puluh Lima Juta Rupiah)

yang selanjutnya digunakan untuk penguatan modal kerja.

Sehubungan dengan adanya Petunjuk Pelaksanaan KJKS dari

Menteri Negara Koperasi dan UKM No. 91/Kep/M.KUKM/IX/2004

Tanggal 10 September 2004, maka dilakukan perubahan Anggaran

Dasar, sehingga terbit ketetapan Kepala Dinas Perindagkop Kota Metro

No. 518/001/BH/PAD/D.7.04/II/2005 Tanggal 15 Febrauari 2005.

Selanjutnya untuk kepentingan perluasaan jangkauan pelayanan

dan pengembangan jaringan kantor cabang, maka pada tanggal 29 April

2010 dilakukan PAD dengan penetapan Kepala Dinas Koperindag

Provinsi Lampung No. 0415/III.11/Klb.1/IV/2010.

Pada Tahun 2005 BMT Fajar kepercayaan kepada BMT Fajar

Metro terus bertambah yakni dari Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang

Bandar Lampung dengan membantu modal kerja sebesar Rp

200.000.000,00 (Dua Ratus Juta Rupiah) dan Induk Koperasi Syariah

(INKOPSYAH) Jakarta dengan membantu modal sebesar Rp

500.000.000,00 (Lima Ratus Juta Rupiah) serta pada tahun 2005 tersebut

KJKS BMT Fajar Metro mendapat penghargaan dari Gubernur Lampung

sebagai Koperasi Berprestasi Tanggal 12 Juli 2005 pada Harkop ke-58 di

Kabupaten Tulang Bawang.

42
Pada Akhir Tahun 2005 bulan Desember 2005 Pemerintah

mendukung keberadaan KJKS BMT Fajar Metro dan setelah mendapat

Rekomendasi dari Walikota Metro, Kepala Dinas Perindagkop Kota

Metro maka oleh Dinas Koperindag Provinsi Lampung diajukan untuk

mendapat bantuan dalam bentuk Program PKPS-BBM Tahun 2005

kemudian telah digulirkan pada Tanggal 02 Maret 2006 sebesar Rp

500.000.000,00 (Lima Ratus Juta Rupiah) yang disalurkan pada usaha

produktif anggota/calon anggota KJKS BMT Fajar Metro.

Pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2008 BMT Fajar

mendapatkan kesempatan untuk pembiayaan KPRS (Kredit Pemilikan

Rumah Sederhana) Yang diselenggarakan oleh Menteri Perumahaan

Rakyat.

Pada tahun 2009 KPRS yang telah di realisasikan sebanyak kurang

lebih 100 unit rumah baru maupun rehap rumah.

Pada tahun 2010 BMT Fajar memperoleh penambahan modal dari

BSM dan INKOPSYAH masing-masing Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar

rupiah). Selain itu dipercaya oleh Lembaga Pengelola Dana Bergulir

(LPDB) untuk menyalurkan pembiayaan kepada anggota sebesar Rp.

5.000.000.000,- (Lima Milyar Rupiah) dengan akad Mudhorobah.

Peran Penguatan Ekonomi Daerah

Seiring berlakunya otonomi daerah, KJKS BMT Fajar berperan

dalam usaha menghambat proses pelarian dana/modal dari daerah ke

pusat (Capital Flaight) oleh institusi-institusi keuangan yang

43
diindikasikan hanya menyedot potensi keuangan daerah/lokal untuk

diserap ke pusat (Jakarta).

Jika BMT Fajar dengan dukungan Stakeholders nya mampu

meningkatkan capacity building-nya, maka BMT Fajar akan turut

menjadi pelaku yang berperan dalam penguatan ekonomi di tingkat

derah/lokal dengan cara menyediakan permodalan bagi tumbuh dan

berkembangnya usaha mikro/kecil, sekaligus mencari sumber-sumber

permodalan dari luar sebagai penopang perkembangan usaha di tingkat

daerah/lokal.

Peran Pengembangan Ekonomi Syariah

KJKS BMT Fajar Metro berperan cukup signifikan bagi

kebangkitan ekonomi syariah, terutama koperasi-koperasi syariah di Kota

Metro. Pada 23 Februari 2005 menjadi momentum penting dalam sejarah

Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Pengembangan Ekonomi Syariah

Provinsi Lampung. Saat itu bertepatan dengan Pencanangan

Pengembangan dan Pemantapan Koperasi Syariah Provinsi Lampung di

Kota Metro melalui SK Gubernur Lampung No.G/047/B.IV/HK/2005

Tanggal 23 Februari 2005. Selain itu, peresmian Kantor Baru KJKS

BMT Fajar Metro oleh Gubernur Lampung, Milik Sendiri di Jl. KHA

Dahlan No. 14 Imopuro Metro, Metro Pusat.

KJKS BMT Fajar Metro menjadi salah satu Lokomotif Penggerak

Lembaga Keuangan Syariah di Provinsi Lampung. Hal ini sejalan dengan

Visi KJKS BMT Fajar Metro tampil menjadi yang terdepan dalam

44
penerapan syariah serta memegang posisi market leader tingkat kota dan

provinsi. KJKS BMT Fajar Metro juga didukung jajaran manajemen dan

SDM yang relatif kompeten dan handal.

Penghargaan Gubernur Lampung telah diperoleh dua tahun

berturut-turut pada Harkop Ke-58 dan Ke-59 di Kotabumi Lampung

Utara Tangal 12 Juli 2006. Keberhasilan KJKS BMT Fajar Metro telah

memberikan inspirasi bagi tumbuh dan berkembangnya BMT lain di

Provinsi Lampung, sekaligus merupakan tempat studi bagi pihak-pihak

yang berkepentingan.1

2. Visi dan Misi KSPPS BMT Fajar Cabang Semuli Jaya

Visi dan Misinya antara lain2 :

a. Visi

Terwujudya koperasi yang konsisten menerapkan syariah dan berdaya

saing untuk kesejahteraan dan kejayaan umat.

b. Misi

1) Mendorong prakarsa dan kemandirian usaha mikro, kecil dan

menengah

2) Membela dan memperjuangkan hak-hak ekonomi rakyat

3) Menegakkan sistem mu’amalah iqtishodiyah (ekonomi islam)

berdasarkan prinsip-prinsip islam

1
Wawancara dengan bapak Septa Ariyadi (Kepala Cabang KSPPS BMT Fajar Cabang
Semuli Jaya) Lampung Utara, 01 –Agustus 2019.
2
Wawancara dengan bapak Septa Ariyadi (Kepala Cabang KSPPS BMT Fajar Cabang
Semuli Jaya) Lampung Utara, 01 –Agustus 2019.

45
4) Meningkatkan pendapatan lembaga untuk kesejahteraan

stakeholder

5) Memperluas jangkauan dan peningkatan kualitas pelayanan

3. Produk Layanan KSPPS BMT Fajar Cabang Semuli Jaya

Setiap BMT mempunyai jenis usaha yang digunakan pedoman sebagai

kegiatan operasi yang akan dilakukan selama operasi berlangsung.

Adapunjenis produk layanan KSPPS BMT Fajar, antara lain3 :

a. Prouk-produk simpanan

1) Simpanan Fajar Gold, yaitu produk simpanan masa depan yang

bertujuan untuk menyiapkan kebutuhan anggota jangka panjang.

2) Simpanan Qurban, yaitu simpanan yang membantu dalam

merencanakan ibadah qurban anggota dengan akad wadiah.

3) Simpanan Mudharabah Berjangka, yaitu simpanan dengan akad

mudharabah al mutlaqoh, simpanan anggota yang diwujudkan

dalam bentuk investasi berdasarkan prinsip syariah.

4) Simpanan Wadiah, yaitu sarana penyimpanan dana yang kami

kemas untuk memberikan keleluasaan dalam berbisnis secara

syariah.

b. Produk-produk pembiayaan

1) Pembiayaan Murabahah, yaitu pembiayaan untuk pembelian

barang, dimana harga serta waktu angsuran disepakati diawal.

3
Wawancara dengan bapak Septa Ariyadi (Kepala Cabang KSPPS BMT Fajar Cabang
Semuli Jaya) Lampung Utara, 01 –Agustus 2019.

46
2) Pembiayaan Ijarah, yaitu pembiayaan berupa jasa atau sewa,

dimana harga serta angsurannya disepakati diawal.

3) Pembiayaan Mudharabah, yaitu bentuk kerja sama antara KSPPS

BMT Fajar dengan anggota. Dimana KSPPS BMT Fajar sebagai

pemodal dan anggota sebagai pengelola usaha. Keuntungan usaha

tersebut akan dibagi sesuai kesepakatan diawal. Prosentase

pembagian keuntungan disebut nisbah.

4) Pembiayaan Musyarakah (Syirkah), yaitu bentuk kerja sama

perniagaan antar pemilik modal, untuk menyertakan modalnya

dalam suatu usaha (BMT Fajar dengan anggota), dimana masing-

masing pihak mempunyai hak untuk ikut serta dalam pelaksanaan

manajemen usaha tersebut. keuntungan dibagi menurut proporsi

penyertaan modal atau kesepatan bersama.

47
4. Struktur Organisasi KSPPS BMT Fajar

Gambar 3.1
Struktur Organisasi
BMT Fajar

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian (Analisis)

1. Sistem Pengendalian Internal pada KSPPS BMT Fajar Cabang

Semuli Jaya

Untuk menggerakkan suatu organisasi perlulah yang dinamakan

pengendalian dimana setiap kegiatan dilakukan sesuai dengan SOP

(Strandar operasional Prosedur ) yang sudah ditetapkan dimasing-masing

organisasi.

48
KSPPS BMT Fajar Cabang Semuli Jaya ini memiliki Struktur

Organisasi dimana setiap kedudukan atau tanggung jawab sudah

diberikan kepada masing-masing karyawan agar dilakukan sebaik

mungkin untuk mencapai sasaran dan tujuan yang diinginkan. Sehingga

tujuan utama dari terstruktur nya organisasi dan SOP adalah untuk

meningkatkan laba dan mengembangkan perusahaan tersebut.

Selain tanggung jawab pimpinan juga selalu mengevaluasi hasil

laporan yang dikerjakan oleh bawahannya agar terlihat target yang

dilakukan sudah tercapai atau belum.

Kinerja yang dilakukan pada KSPPS BMT Fajar Cabang Semuli

Jaya untuk tahun 2017 kebelakang sudah baik akan tetapi ada penurunan

pada tahun 2018. Untuk mengukur tingkat kenaikan atau penurun pada

KSPPS BMT Fajar Cabang Semuli ini mengunakan laporan keuangan

dan SDM (Sumber Daya Manusia) dan untuk pencapaian target pada

KSPPS BMT Fajar Cabang Semuli Jaya dilakukan setiap bulan.

Pelaksaan tanggung jawab dalam pemisahan tugas KSPPS BMT

Fajar perlu diperhatikan agar tidak terjadi nya fraud (kecurangan)

dimana dapat merugikan perusahaan tersebut.

Pengontrolan pada karyawan KSPPS BMT Fajar dibantu dengan

ada nya pembuatan group via WhatsApp dimana jika terjadi kendala bisa

dibicarakan via WhatsApp agar mempermudah komunikasi satu dengan

yang lainnya.

49
Konsep yang dilakukan untuk pengendalian pada audit laporan

keuangan dilakukan setiap bulan untuk mengetahui apakah benar atau

tidak alat pembuatan laporan, dimana nantinya laporan tersebut akan

disampaikan pada acara RAT.4

2. Prinsip Pengendalian Pada KSPPS BMT Fajar Cabang Semuli Jaya

Dapat dijelaskan sebagai berikut5 :

a. Penetapan Tanggung Jawab

Penetapan tanggung jawab pada KSPPS BMT Fajar Cabang Semuli

Jaya diberikan kepada masing-masing karyawan agar lebih efektif

dalam menjalankan tugas.

b. Pemisahan Tugas

Untuk pemisahan tugas pada KSPPS BMT Fajar Cabang Semuli Jaya

ini menyesuaikan bagian masing-masing dari tugas nya misalkan dari

pembukuan, laporan keuangan ataupun yang lain sebagainya.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yang dilakukan pada KSPPS BMT Fajar Cabang Semuli

Jaya ini dilakukan ketika sedang ada kegiatan seperti nasabah sedang

melakukan pembiayaan atau transaksi yang dilakukan pada KSPPS

BMT Fajar Cabang Semuli Jaya.

4
Wawancara dengan bapak Septa Ariyadi (Kepala Cabang KSPPS BMT Fajar Cabang
Semuli Jaya) Lampung Utara, 01 –Agustus 2019.
5
Wawancara dengan bapak Septa Ariyadi (Kepala Cabang KSPPS BMT Fajar Cabang
Semuli Jaya) Lampung Utara, 07 – Agustus 2019.

50
d. Pengendalian Fisik, Mekanik, dan Elektronik

Pengendalian ini terkait dengan keamanan uang kas. surat berharga,

catatan akuntansi, penggunaan password system dan tidak semua

karyawan bisa keluar masuk gudang karena memang semua terkendali

dengan adanya CCTV pada KSPPS BMT Fajar Cabang Semuli Jaya.

e. Pengecekan Independen atau Verifikasi Internal

Salah satu pengendalian yang dilakukan pada KSPPS BMT Fajar

Cabang Semuli Jaya dengan adanya pengecekan secara langsung dari

audit pusat untuk mengevaluasi mengenai kefektiifan dan kefisienan

BMT tersebut.

3. Penilaian Kinerja KSPPS BMT Fajar Cabang Semuli Jaya

Alat yang akan dipergunakan untuk mengukur kinerja pada KSPPS BMT

Fajar Cabang Semuli Jaya Lampung Utara tahun 2018 berdasarkan

standar yang digunakan dalam pengukuran kinerja 39 keuangan koperasi

menurut kementrian koperasi dan UKM RI adalah sebagai berikut :

a. Rasio Likuiditas

Analisis ini merupakan kemampuan KSPPS BMT Fajar Cabang

Semuli Jaya untuk memenuhi kewajiban jangka pendek

nya.Pemenuhan jangka pendek suatu lembaga dapat dijaminkan

dengan jumlah aktiva yang dimiliki.

1) Rasio Lancar (current ratio)

Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio lancar (current

ratio) ini adalah

51
Current Ratio =Aktiva Lancar x 100%
Utang Lancar
Table 3.1 Daftar perhitungan analisis rasio lancar dari tahun 2016-2018
Tahun Total Aktiva Lancar Total Hutang Lancar Rasio %

2016 5,559,878,488.00 3,477,110,642.00 159,89

2017 5,249,263,909.00 3,552,779,118.00 147,75

2018 40,402,933,213.00 4,589,781,633.00 880,28

Tabel 3.2.1 Hasil standar pengukuran rasio lancar dari tahun 2016-2018
Tahun Aktiva Lancar Utang Lancar Current Hasil
Ratio Penilaian
2016 5,559,878,488.00 3,477,110,642.00 159,89% Baik

2017 5,249,263,909.00 3,552,779,118.00 147,75% Cukup


Baik
2018 40,402,933,213.00 4,589,781,633.00 880,28% Buruk

Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil Current ratio

tahun 2016 sebesar 159,89%. Curretnt Ratio tahun 2017 sebesar

147,75% dan Current Ratio tahun 2018 sebesar 880,28%. Dapat

dilihat jika untuk current ratio pada KSPPS BMT Fajar Cabang

Semuli Jaya dari tahun 2016 sampai 2017 mengalami kenaikan

ini berarti liquiditas ditahun 2017 dalam kondisi baik, namun

untuk tahun 2018 mengalami penurunan. Ini berarti liquiditas

KSPPS BMT Fajar Cabang Semuli Jaya dalam kondisi buruk.

2) Rasio Kas (cash ratio)

untuk mengukur seberapa uang kas yang tersedia untuk membayar

utang.

52
Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio kas (cash ratio)

ini adalah

Cash Ratio= Kas+Bank x100%


Hutang Lancar

Table 3.2 Daftar perhitungan analisis rasio kas dari tahun 2016-2018
Tahun Kas + Bank Total Hutang Rasio %
Lancar
2016 488,154,015.00 3,477,110,642.00 140,39

2017 631,037,028.00 3,552,779,118.00 177,61

2018 598,374,376.00 4,589,781,633.00 130,37

Table 3.2.2 Hasil standar pengukuran rasio kas dari tahun 2016-2018
Tahun Kas + Bank Utang Lancar Cash Hasil
Ratio Penilaian
2016 1,330,969,000.00 832,292,294.00 15,99% Cukup
Baik
2017 1,872,686,311.00 861,138,227.00 21,74% Baik

2018 2,020,309,500.00 447,549,578.00 45,14% Cukup


Baik

Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil cash ratio tahun 2016

Sebesar 140,39%, cash ratio tahun 2017 sebesar 177,61% dan cash

ratio tahun 2018 sebesar 130,37%. Dapat dilihat bahwa Cash Ratio

KSPPS BMT Fajar Cabang Fajar Semuli Jaya pada tahun 2016

sampai 2017 mengalami kenaikan meskipun ditahun 2018 sedikit

menurun. Meskipun ada penurunn ditahun 2018 kondisi ini tetap

dalam keaaan baik kemungkinan KSPPS BMT Fajar Cabang Semuli

Jaya melakukan investasi atau memberikan pembiayaan /pinjaman

kepada nasabah sehingga tidak banyak dana yang menganggur.

53
b. Rasio Solvabilitas

Menunjukkan kemampuan koperasi untukmemenuhi kewajiban

keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.Perusahaandisebut

solvabel apabila koperasi mempunyai aktiva ataukekayaan yang

cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya.

1) Debt to Assetss Ratio (Debt Ratio)

Rumus yang digunakan untuk mengukur Debt Ratio adalah

Debt to Assetss Ratio (Debt Ratio) = Total Debt x 100%


Total Assetss
Table 3.3 Daftar perhitungan analisis debt ratio dari tahun 2016-2018
Tahun Total Debt Total Assetss Rasio %

2016 3,447,110,642.00 6,612,720,036.00 52,12

2017 3,552,779,118.00 6,302,854,025.00 56,36

2018 4,589,781,633.00 6,101,741,335.00 75,22

Tabel 3.2.3 Hasil standar pengukuran debt ratio dari tahun 2016-2018
Tahun Total Debt Total Assets Debt Hasil
Ratio Penilaian
2016 3,447,110,642.00 6,612,720,036.00 52,12% Baik

2017 3,552,779,118.00 6,302,854,025.00 56,36% Baik


2018 4,589,781,633.00 6,101,741,335.00 75,22% Kurang
Baik

Berdasarkan hasil perhitunganDebt Ratio pada table 1.3 diatas

menunjukkan bahwa Debt to Assetss Ratio KSPPS BMT Fajar

Cabang Semuli Jaya mengalami kenaikan dengan dibiayai oleh

hutang dalam arti mempermudah perusahaan untuk memperoleh

pinjaman meskipun ditahun 2018 ada penurunan kan tetapi

54
kondisi nya tetap baik . Sebaliknya jika kondisi mengalami

penurunan akan sulit bagi perusahaan untuk memperoleh

pinjaman.

2) Long Term Debt to Equity Ratio (LTD+ER)

Rumus yang digunakan untuk mengukur Debt Ratio adalah

LTDtER = Long Term Debt x100%


Equity

Table 3.4 Daftar perhitungan analisisLTDtER dari tahun 2016-2018


Tahun Long Term Debt Equity Rasio %

2016 1,330,969,000.00 832,292,294.00 15,99

2017 1,872,686,311.00 861,138,227.00 21,74

2018 2,020,309,500.00 447,549,578.00 45,14

Tabel 3.2.4 Hasil standar pengukuran LTDtER dari tahun 2016-2018


Tahun Long Term Debt Equity LTDtER Hasil
Penilaian
2016 1,330,969,000.00 832,292,294.00 15,99% Sangat
Baik
2017 1,872,686,311.00 861,138,227.00 21,74% Sangat
Baik
2018 2,020,309,500.00 447,549,578.00 45,14% Baik

Berdasarkan hasil perhitungan LTDtER menunjukkan

bahwa KSPPS BMT Fajar Cabang Semuli Jaya dalam hutang

jangka panjang terhadap modal sendiri pada tahun 2016 dan 2017

menghasilkan angka rasio sangat baik meskipun ditahun 2018

tetap dalam kondisi baik . hal tersebut menjelaskan bahwa modal

55
sendiri yang dimiliki koperasi sudah cukup solvabel dalam

memenuhi kewajiban jangka panjangnya.

3) Rasio Rentabilitas

Menunjukkan kemampuan koperasi untukmenghasilkan Sisa Hasil

Usaha dalam periopde tertentu.

1) Hasil Pengembalian Investasi (Return on Investement)

Rumus yang digunakan untuk mengukurROI adalah

Return on Investement (ROI) = Earning After Interest and Tax x100%


Total Assetss
Table 3.5 Daftar perhitungan analisis ROI
Tahun EAIT Total Assetss Rasio %

2016 820,850,294.00 6,612,720,036.00 1,24

2017 853,856,227.00 6,302,854,025.00 1,35

2018 439,224,299.00 6,101,741,335.00 7,19

Tabel 3.2.5 Hasil standar pengukuran ROI dari tahun 2016-2018


Tahun EAIT Total Assets ROI Hasil
Penilaian
2016 820,850,294.00 6,612,720,036.00 1,24% Kurang
Baik
2017 853,856,227.00 6,302,854,025.00 1,35% Kurang
Baik
2018 439,224,299.00 6,101,741,335.00 7,19% Baik

Berdasarkan hasil perhitungan ROI pada table 1.5 diatas

bahwa angka rasio pada tahun 2016 sampai 2017 mengalami

kenaikan ini berarti KSPPS BMT Fajar mengalami

ketidakmampuan dalam memperoleh ROI akan tetapi pada

tahun 2018 KSPPS BMT Fajar Cabang Semuli Jaya

56
mengalami penurunan yang berarti koperasi mampu

menggunakan akivanya secara produktif sehingga mampu

menghasilkan SHU yang maksimal atau dengan kata lain,

koperasi menunjukkan rentabilitas ekonomi yang baik.

2) Hasil Pengembalian Ekuitas (Return on Equity)

Rumus yang diigunakan untuk mengukur ROE adalah

Return on Equity = Earning After Intrest and Tax x100%


Equity

Table 3.6 Daftar perhitungan analisi ROE tahun 2016-2018


Tahun EAIT Equity Rasio %

2016 820,850,294.00 832,292,294.00 9,86

2017 853,856,227.00 861,138,227.00 9,91

2018 439,224,199.00 447,549,578.00 9,81

Tabel 3.2.6 Hasil standar pengukuran ROE dari tahun 2016-2018


Tahun EAIT Equity ROE Hasil
Penilaian
2016 820,850,294.00 832,292,294.00 9,86% Baik
2017 853,856,227.00 861,138,227.00 9,91% Baik

2018 439,224,199.00 447,549,578.00 9,81% Baik

Berdasarkan hasil perhitungan ROE 2016,2017 dan 2018 pada

table 1.6 ditas,dapat dilihat bahwa KSPPS BMT FajarCabang

Semuli Jaya mampu meningkatkan tingkat ROE nya setiap

tahun meskipun di tahun 2018 mengalami penurunan. Hal ini

mengindikasikan bahwa KSPPS BMT fajar Cabang Semuli Jaya

mampu meningkatkan tingkat laba bersihnya dengan

57
mengandalkan modal sendiri (Ekuitas) yang di miliki KSPPS

BMT Fajar Cabang Semuli Jaya, yang berarti mampu cukup

mampu memperbaiki kinerja keuangan nya dalam hal perolehan

laba dari tahun ketahun.

58
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dengan melihat kembali tujuan penelitian diawal tulisan, penulis

memberikan kesimpulan hasil penelitian terhadap Pengendalian internal yang

diterapkan pada KSPPS BMT Fajar Cabang Semuli Jaya sudah sesuai dengan

5 prinsip yang ada di teori pengendalian, antara lain : Penetapan tanggung

jawab, Pemisahan tugas, Dokumentasi, Pengendalian fisik, Mekanik dan

Elektronil dan Pengecekan Independen atau verifikasi Internal

Dalam pengukuran kinerja KSPPS BMT Fajar Cabang Semuli Jaya

analisis yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Analisa rasio Liquiditas KSPPS BMT Fajar yang terdiri dari Current

Ratio yang meperlihatkan kecenderungan angka rasio yang meningkat

ditahun 2018 menunjukkan bahwa hasil buruk karna masih jauh dibawah

standar. Sedangkan pada analisis Cash Ratio menunjukkan hasil yang

baik dari tahun 2016, 2017 meskipun di tahun 2018 sedikit menurun tetap

tetap dalam kondisi baik mengoperasionalkan dananya.

2. Analisa rasio Solvabilitas KSPPS BMT Fajar menunjukkan hasil yang

kurang baik pada Debt Ratio akan tetapi sangat baik dalam memenuhi

kewajiban jangka pendek nya.

3. Analisa rasio Rentabilitas KSPPS BMT Fajar cukup rentabel dalam

menghasilkan SHU yang maksimal.

59
B. Saran

Adapun saran yang diberikan penulis untuk pihak lembaga KSPPS

BMT Fajar Cabang Semuli Jaya Lampung Utara, sebagai berikut :

1. Manajemen KSPPS BMT Fajar harus bisa menjaga keseimbangan antara

dana pihak ketiga dengan moal sendiri.

2. Untuk pengendalian yang dilakukan pada KSPPS BMT Fajar perlu

dievaluasi kembali melihat dari segi laporan keuangan yang dihasilkan

KSPPS BMT Fajar Cabang Semuli Jaya yang masih belum maksimal

karena kenaikan secara nominal yang dijadikan ukuran kinerja keuangan

tidak secara mutlak menunjukkan keberhasilan pengelolaan usaha.

60
DAFTAR PUSTAKA

Adi Hidayat, Pengaruh Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kualitas


Laporan Keuangan Di Bank BJB Syariah Kantor Cabang Cirebon,
(Dalam Skripsi) Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, 2017

Amin Widjaja Tunggal, Dasar-dasar Akuntansi Bank, Jakarta: Pt rinrka


cipta,1994

Brejita Mamuaja, “Analisis Efektivitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern


terhadap Kinerja Instansi Pemerintah di Dinas Pendapatan Kota
Manado”, dalam jurnal EMBA, Manado: Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Vol. 4 No. 1 Maret 2016

Hery, S.E., M.Si, Pengendalian akuntansi dan Manajemen, Jakarta:


Prenadamedia Group, 2014

Ida Ayu Brahmasari dan Agus Suprayetno, Pengaruh Motivasi Kerja,


Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan serta Dampaknya pada Kinerja Perusahaan (Studi Kasus
pada PT. Pei Hai Internasional Wiratama Indonesia), Jurnal
Menejemen dan Kewirausahaan, Surabaya: Pasca Sarjana Universitas
17 Agustus Surabaya, Volume 10, Nomor 2, September, 2008

Ida Ayu Enny Kiranayanti dan Ni Made Adi Erawati, “Pengaruh Sumber
Daya ManusiaSistem Pengendalian Intern, Pemahaman Basis
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan daerah”, dalam jurnal cendikia,
Bali: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud),
Volume 16, Nomor 2, Agustus, 2016

Ika Yunia Fauzia dan Abdul Kadir Riyadi, Prinsip Dasar Ekonomi Islam
prespektif Maqashid al-Syari’ah, Jakarta: Prenadamedia Group, 2014

Kasmir, Pengantar Manjanemen Keuangan, Jakarta: Kencana Prenada Media


Group, 2010

Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, Depok: PT


RAJAGRAFINDO PERSADA, 2012

Mohamad Mahsun, Pengukuran Kinerja Sektor Publik, (Yogyakarta: BPFE-


Yogyakarta, 2006

61
Nur Baiti, Penerapan Prinsip Khiyar dalam Transaksi Jual Beli Lilbab Secara
Grosir di Pasar Cenderawasih Kota Metro, Dalam Skripsi, Institut
Agama Islam Negri Metro, 2018

Putri Oceana Maharani, et.el, “Pengaruh Efektivitas Struktur Pengendalian


Intern Terhadap Kinerja Pengkreditan Pada Bank Perkreditan Rakyat
di Kota Denpasar”, dalam jurnal cendikia, Bali: Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Udayana, Volume 6, Nomor 1, 2014

Rendra Yozar Dharmaputra Januari Siregar, “Pelaksanaan Perjanjian Kredit


Modal Kerja di Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Binjai Ditinjau
dari Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen” dalam Jurnal Mercatoria, Binjai, Volume 3, Nomor 2,
2010

Siti Nasikah, Analisis Kinerja Keuangan pada PT. Bank Mandiri (persero)
tbk, (dalam skripsi) Universitas Muhamadiah Metro, 2014

Sugeng Suroso, Kinerja Bank Umum Syariah, yogyakarta: Expert, 2018

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D,Bandung: CV


Alfabeta, 2012

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian,Jakarta: Raja Grafindo Persada,


2014

Tuti Herawati,Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas


Laporan Keuangan (Survei Pada Organisasi Perangkat Daerah Pemda
Cianjur), dalam jurnal STRAR – Study & Accounting Research,
Bandung: Bandung Bisnis School, Volume 9, Nomor 1, 2014

Ulin Ni’mah,Analisis Kinerja Keuangan Pada Koperasi BMT Bina Usaha


Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang, Jurnal Cendikia, Semarang:
Universitas Negri Semarang

W. Gulo,Metodologi Penelitian, Jakarta:PT Grasindo,2007

Widya Tamodia, “Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian Intern untuk


Persediaan Barang Dagang pada PT. LARIS MANIS UTAMA
CABANG MANADO, dalam Jurnal EMBA, Manado: Fakultas
Ekonomi Jurusan Akuntansi, Vol.1 No.3 Juni 2013

Zulkarnain Usman, “Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kinerja


Perusahaan pada PT.MNC SKY Vision Cabang Gorontalo”, dalam
Jurnal Cendikia, Gorontalo: fakultas Ekonomi Universitas Negri
Gorontalo, Mei ,2013

62
LAMPIRAN-LAMPIRAN

63
RIWAYAT HIDUP

Ester agustin lahir pada tanggal 17 Agustus 1996 di Kota Gajah.


Anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Sugiarto
dan Ibu Suryani.Tinggal bersama orang tua di desa Daya Sakti,
Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat.

Pendidikan formal yang ditempuh oleh peneliti adalah di SDN 01 Daya Sakti
diselesaikan pada tahun 2008, selanjutnya di SMPN 02 Tumijajar diselesaikan pada
tahun 2011 dan dilanjutkan kejenjang sekola MA Plus Walisongo Lampung Utara
diselesaikan pada tahun 2014. Pada tahun 2016 peneliti terdaftar sebagai mahasiswi
jurusan Perbankan Syariah di Institut Agama Islam Ma’arif NU (IAIM NU).

64
DOKUMENTASI

Dokumentasi Wawancara dengan bapak Septa Ariyadi selaku Manager KSPPS BMT Fajar
Cabang Semuli Jaya

Dokumentasi dengan Karyawan KSPPS BMT Fajar Cabang Semuli Jaya

65

Anda mungkin juga menyukai