Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM PEMETAAN DIGITAL

SIMULASI PENGUKURAN DETAIL : PEMBUATAN JOB,


SATATION, BACKSIGHT, FORESIGHT

Disusun oleh :

1. Anissa Nur Azizah 18/431859/SV/15830


2. Berliana Puspita Dewi 18/431861/SV/15832
3. Fitria Nurul Hanifah 18/431865/SV/15836
4. Halim Rizal Fauzi 18/426173/SV/15315
5. Taufik Yulianto 18/431873/SV/15844

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK GEOMATIKA

DEPARTEMEN TEKNOLOGI KEBUMIAN

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2018/2019
I. Judul

Simulasi pengukuran detail : Pembuatan job, satation, backsight, foresight

II. Maksud dan Tujuan

1. Mahasiswa mampu melakukan pembuatan Job dan Instrument Setting pada alat TS.

2. Mahasiswa mampu melakukan setting Station (STN), backsight (BS) dan Foresight
(FS).

3. Mahasiswa mampu merencanakan pembuatan code & number pada TS lalu


menerapkan pada proses pengukuran detail.

4. Mahasiswa mampu melakukan proses download pada TS.

5. Mahasiswa mampu menampilkan, menginterpretasi, dan melakukan kasus


perhitungan terkait raw dan coord data.

III. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Tempat : Samping Gedung Sekip IV Sekolah Vokasi
Pukul : 08.30-13.00
Waktu : Kamis, 12 September 2019

IV. Dasar Teori


A. Total Station
Total Station adalah suatu alat ukur (sudut dan jarak) survey digital elektronik yang
mampu memberikan data yang dibutuhkan di lapangan ( di station alat). Bila
dibandingkan dengan alat ukur manual maka TS secara fisik merupakan gabungan dari
alat ukur sudut dan jarak ditambah unit prosesing dan perekaman. Sehingga metode
penentuan parameter posisi masih mengacu pada metode konvensional.
Gambar 1. Total Station

B. Sentering
Sentering adalah bahwa sumbu I (sumbu vertikal) Total Station segaris dengan
garis gaya berat yang melalui titik tempat berdiri alat (paku atau titik silang di atas patok
di tanah).

Gambar 2. Sentering
C. Backsight dan Foresight
Backsight station adalah titik pengukuran yang berada dibelakang alat.
Sedangkan, untuk Foresight station adalah titik pengukuran yang berada didepan alat.

Gambar 3. Backsight dan Foresight

Keterangan :

 Alat di titik 2 sebagai STN (station)


 Prisma Poligon di titik sebagai BS (backsight) dan di titik 3 sebagai FS (foresight)

V. Alat dan Bahan

No. Nama Alat Jumlah


1. Total Station 1 buah
2. Statif 2 buah
3. Prisma Poligon 1 buah
4. Prisma Standar 1 buah
5. Pole 1 buah
6. Lembar Kerja 11 lembar
VI. Langkah Kerja
A. Persiapan di Laboratarium Survei Pemetaan
1. Masing-masing kelompok yang dibentuk melakukan peminjaman alat yang
dibutuhkan dengan mengisi bon peminjaman.
2. Melakukan pengecekan kelengkapan alat TS dalam satu box beserta kondisinya
secara detail dan menyeluruh sebelum alat dibawa ke lapangan.

B. Pelaksanaan di Lapangan

a. Pembuatan, Pemilhan, Hapus Job dan Indtrument Setting.

Job dipakai untuk menyimpan data-data pengukuran beserta pengaturan-


pengaturan (setting) yang diterapkan sebelum pengukuran dimulai. Pembuatan
atau pemilihan Job dilakukan sesaat sebelum pengukuran , agar data yang diukur
dapat tersimpan pada lokasi yang diinginkan. Data yang berada pada job terpilih
bisa ditampilkan , diedit, maupun didownload. Data dalam job jangan sampai
tercampur dengan pengukuran lain.

1. Tahapan pembuatan Job dan Istrument setting dijelaskan di Lampiran.

2. Buat Job dengan nama Kelompok “KEL6A”

3. Atur beberapa parameter berikut :

i. Unit Jarak dan Sudut : Metre & Deg


ii. Unit suhu dan tekanan :̊C & mmHg
iii. Pengkuran Sudut HA, VA, AZ:

HA = Azimuth , VA = Zenith, AZ Zero = North

Resolution = 5 “

iv. Unit Koordinat : Order = NEZ, Label = XYZ


v. Faktor Skala = 1 : 100000
vi. T-P Corr/ Sea Level / C-R Corr : ON/OFF/0.132
vii. Konstanta Prisman = 0 mm
viii. Perekaman = RAW + XYZ

4. Pilih Jon yang telah dibuat.

b. Perencanaan, Input, dan Penerapan di lapangan Code & Number

Perencanaan pengkodean dan penomoran suatu data diperlukan dalam rangka


membuat suatu data rekaman secara baik (tidak ada duplikasi ), mudah
diinterpretasi, dan terklarifikasi dengan mudah. Kode biasanya berupa alphabet
singkatan dari tema detil tertentu, misal : Taman dengan TMN. Nomor biasanya
berupa angka (numerik) yang harus unik pada suatu ukurannya untuk
membedakan dengan ukuran lain, misal 100-200 untuk kode TMN. Kode harus
sama namun nomor harus berbeda. Kode dan Nomor ini sebaiknya didesain di
awal dengan mempertimbangkan : jumlah detil pada suatu tema, kemudahan
interpretasi singkatan, dan standart yang berlaku. Contoh standart: AASHTO
(American Assosiation Of State Higway and Transportation Officials ).

1. Lakukan input kode beberapa tema detil pada alat.

Add Enter New Code Code inputted

2. Lakukan pemanggilan ketika pengukuran detil.

Entering a point from the point list


Entering a code directly

Entering a code from the stack

Entering a code from the code lis

Qcode( Quick Codes)--> Tekan MOD saat posisi display BMS lalu
gunakan angka untuk memilih kode.

c. Pengaturan Station(Occupation) (STN), Backsight (BS), dan Foresight (FS)


dan simulasi pengukuran detil

Pada pengukuran koordinat 3D dengan TS diperlukan beberapa data masukan dan


data ukuran. Data masukan berupa koordinat titik statiun berdiri alat (STN/Occ.
Pt) dan backsight/referensi/acuan (BS) bererta tinggi alat/target dan kode , nomor
statiun tersebut. Data ukuran berupa HA,VA dan SD yang mengacu pada
pengaturan STN dan BS sebelumnya. Hubungan data masukan dan adat ukuran
ditunjukkan pada Gambar 1 dan Gambar 2 berikut :

Gambar 1.Pembuatan alat ter-orientasi dengan STN dan BS.

Gambar 2. Hubungan data masukan dengan data ukuran pada perolehan koordinat

Perolehan suatu koordinat 3D(N,E,Z) dari titik STN dan BS didapat dari persamaan.

N1 Coordinate = N0 + S x sinZ x cosAz

E1 Coordinate = E0 + S x sinZ x sinAz

Z1 Coordinate = Z0 + S x cosZ +ih-fh

Dimana :(N0,E0,Z0) = Koordinat 3D STN, S = Slope Distance, Z = Zenith, Az = Azimuth


, ih = tinggi isntrument, dan fh = tinggi target.

Dalam hal ini Azimuth titik detail merupakanfungsi dari titik STn ke BS ddan sudut
horizontalnya. Sehingga ukuran HA (Horizontal Angle) dipakai pada perolehan koordinat.
Untuk memperjelas konsep tersebut, langkah-langkah simulasi pengukuran detil dilakukan
sebagai berikut:

1. Menyiapkan data koordinat berdiri alat (STN/Occ. Pt) dan Backsight (BS), Koordinat
lihat di lampiran.

2. Lakukan pengaturan sumbu 1 vertikal dan sentering diatas titik yang ditetentukan
sehingga alat siap untuk dipakai.

3. Buat sketsa laangan untuk pengambilan detil beserta code dan numbernya.

4. Masukkan beberapa input pada titik berdiri alat (STN) :

i. STN Number (ST) = isis sesuai nomor BM

ii. STN code/identification = isi sesuai code yang tertera, misal “BM” atau “BPN”

iii. Height of Instrument (HI) = masukkan ketinggian alat.

iv. STN Coordinate = isikan koordinat N,E,Z atau X,Y,Z.

Note : pada beberapa mampu memasukkan parameter Operator, Date, Time,


Weather , Wind, Temperatur, Air Pressure, dan Atmospheric Corr.

5. Pilih metode acuan ke BS (Backsight/Referenci) dengan koordinat atau dengan angle


(Az), dalam hal ini pakai metode “Coordinate” . lalu masukkan beberapa input seperti kode,
nomor, ht, dan koordinat dari BS tersebut.

6. Lakukan pengaturan sebelum dan setelah mengukur detil (sighted point entries) berikut :

i. Konstanta prisma (0mm/30mm)

ii. Tinggi target (prisma pole) pada alat TS

iii. Kode & Nomor detil

iv. Penomoran Obyek detil secara otomatis (Pada beberapa TS memungkinkan )


7. Contoh Input konstanta prisma TS Nikon dan Sokkia sebagai berikut :

8. Arahkan TS ke pole prisma yang berdiri diatas titik detil yang akan diukur koordinatnya.
Pindah-pindahkan pole sampai semua detil terselesaikan seperti ilustrasi berikut.

9. Pengukuran titik detil dibedakan menjadi titik detil, garis, dan luasan. Skema pengukuran
untuk garis dan luasan sebaiknya adalah berturutan sehingga mudah didigitasi menjai suatu
obyek.

10. Lakukan pengukuran detil berupa taman, selokan, jalan, bangunan, pagar, maupun
spotheight sesuai sketsa lapangan. Minimal pengukuran masing-masing tema titik detail
adalah 10 detil. Kode dan Nomor sebagai berikut :

i. Taman ,Kode = TMN, Nomor = 100-200

ii. Selokan ,Kode =SLK, Nomor = 201-300

iii. Jalan ,Kode = JLN, Nomor = 301-400

iv. Bangunan ,Kode = BGN, Nomor = 401-500

v. Pagar ,Kode = PGR, Nomor = 501-600

vi. Spotheight ,Kode = SH, Nomor = 601-700’


d. Download Data

1. Metode yang umum antara lain : dengan kabel serial (RS/232), USB, dan SD-Card.

2. Metode USB dan SD-Card , data langsung dapat dicopy dari media penyimpanan
internal ke media tersebut atau langsung tersimpan pada media penyimpanan.

3. Pada metode dengan kabel serial, perlu dilakukan :

a) Pemasangan kabel serial dari TS ke Laptop

b) Instalasi software download, seperti Topson link, TransIt, dll.

c) Penyamaan pengaturan Boudrate , parity, com-port, data-bits, stop-bits,


dll.pengaturan ini harus sama dengan laptop dan TS.

e. Menampilkan, menginterpretasi, dan melakukan hitungan dari raw dan coord


data hasil download T0S

1. Lakukan identifikasi struktur header dan record dari RAW dan COORD data yang
diperoleh, Jelaskan pada laporan!

2. Lakukan simulasi perhitungan ulang koordinat suatu titik detil berdasarkan RAW
nya (minimal 5 titik per-mahasiswa)!

3. Apa saja data yang diperoleh dari perekaman TS , apakah pengaturan yang
diterapkan diawal lebih muncul? Jelaskan disertai screenshoot!

4. Jelaskan bagaimana jika saat input koordinat STN dan BS terbalik?

IV. Keluaran
1. Unsur header dan record untuk data RAW terdapat keterangan Deskripsi dan
pengaturan, serta ss,pt,ht,sd,ha,va,time dan Code.

2. Terdapat pada Hasil Raw--> terdapat pada pembahasan

3. Data yang diperoleh dari perekaman TS yaitu deskripsi job dan pengaturan-pengaturan
serta nilai ss,pt,ht,sd,ha,va,time dan Code--> terdapat di pembahasan.

4. Koordinat STN dan BS terbalik maka sudut yan dibaca akan salah / gambar tidak
sesuai dengan keadaan sebenarnya/ dilapangan.

VII. Hasil dan Pembahasan


 Hasil dari praktikum ini sebagai berikut :

WGS 84 - 6° UTM 111

BM 1 Y:430913,14 X:9140619,25 Z:158

BackSight 1 Y:430929,41 X:9140665,40 Z:152

HASIL RAW DATA :

SS pt ht sd ha va time Code
F1 2 1.471 38.470 0.0000 894.355 0:00:00
SS 100 1.450 38.470 703.450 894.355 0:00:00 TM
SS 101 1.450 46.643 700.520 894.620 0:00:00 TM
SS 102 1.450 44.944 731.510 895.005 0:00:00 TM
SS 103 1.450 44.769 732.555 895.005 0:00:00 TM
SS 104 1.450 44.347 733.300 894.910 0:00:00 TM
SS 105 1.450 32.988 725.710 895.130 0:00:00 TM
SS 106 1.450 32.510 724.900 895.300 0:00:00 TM
SS 107 1.450 32.205 720.505 895.220 0:00:00 TM
SS 108 1.450 31.070 671.615 894.005 0:00:00 TM
SS 109 1.450 12.815 551.425 891.325 0:00:00 TM
SS 110 1.450 5.289 181.150 882.620 0:00:00 TM
SS 111 1.450 4.570 3.564.435 883.250 0:00:00 TM
SS 112 1.450 5.810 3.353.730 891.020 0:00:00 TM
SS 113 1.450 7.659 3.292.315 885.600 0:00:00 TM
SS 114 1.450 10.809 3.283.550 890.810 0:00:00 TM
SS 115 1.450 15.885 1.225.750 893.945 0:00:00 TM
SS 116 1.450 13.930 1.150.810 894.750 0:00:00 TM
SS 117 1.450 13.336 1.132.610 894.850 0:00:00 TM
SS 118 1.450 12.627 1.135.845 894.325 0:00:00 TM
SS 119 1.450 8.188 1.503.355 895.450 0:00:00 TM
SS 120 1.450 8.134 1.534.505 895.730 0:00:00 TM
SS 121 1.450 8.698 1.612.700 895.920 0:00:00 TM
SS 122 1.450 31.138 1.641.250 900.655 0:00:00 TM
SS 123 1.450 31.220 1.661.300 900.445 0:00:00 TM
SS 124 1.450 8.863 1.684.520 900.410 0:00:00 TM
SS 125 1.450 8.061 1.750.640 900.630 0:00:00 TM
SS 126 1.450 9.128 1.775.000 902.505 0:00:00 TM
SS 127 1.700 20.239 1.711.015 900.850 0:00:00 TM
SS 128 1.700 31.285 1.684.425 892.500 0:00:00 TM
SS 129 1.700 31.544 1.605.745 892.820 0:00:00 BG
SS 130 1.700 23.725 1.591.005 884.600 0:00:00 BG
SS 131 1.700 23.559 1.603.425 890.000 0:00:00 BG
SS 132 1.700 19.052 1.592.325 884.705 0:00:00 BG
SS 133 1.700 19.503 1.521.935 884.940 0:00:00 BG
SS 134 1.700 12.595 1.444.225 884.845 0:00:00 BG
SS 135 1.700 18.738 1.135.750 885.935 0:00:00 BG
SS 136 1.700 16.727 1.084.130 885.430 0:00:00 BG
SS 137 1.700 20.925 1.010.425 890.840 0:00:00 BG
SS 138 1.700 21.257 1.023.035 890.240 0:00:00 BG
SS 139 1.700 30.991 933.125 885.855 0:00:00 BG
SS 140 1.700 30.684 894.320 891.430 0:00:00 BG
SS 141 1.700 34.615 880.835 891.325 0:00:00 BG
SS 142 1.700 44.028 852.700 892.325 0:00:00 BG
SS 143 1.700 48.100 843.155 892.810 0:00:00 BG
SS 144 1.700 62.745 712.455 893.410 0:00:00 TM
SS 145 1.700 63.178 712.025 893.345 0:00:00 TM
SS 146 1.700 68.749 663.805 893.500 0:00:00 TM
SS 147 1.700 38.487 593.835 892.815 0:00:00 TM
SS 148 1.700 16.106 350.710 885.530 0:00:00 TM
SS 149 1.700 10.867 3.270.555 900.545 0:00:00 JL
SS 150 1.700 8.178 3.261.205 894.035 0:00:00 JL
SS 151 1.700 6.806 3.282.915 893.605 0:00:00 JL
SS 152 1.700 13.005 3.074.935 900.450 0:00:00 JL
SS 153 1.700 8.235 2.733.950 891.725 0:00:00 JL
SS 154 1.700 8.838 2.253.640 884.935 0:00:00 JL
SS 155 1.700 15.894 1.930.545 891.530 0:00:00 JL
SS 156 1.700 29.953 1.793.805 892.600 0:00:00 JL
SS 157 1.700 29.484 1.684.015 895.025 0:00:00 JL
SS 158 1.450 29.084 1.684.210 895.025 0:00:00 JL
SS 159 1.450 18.700 1.705.825 895.415 0:00:00 JL
SS 160 1.450 8.848 1.770.440 900.845 0:00:00 JL

Diperoleh dari pengukuran detil bahwasanya data yang di dapat berupa


SS,pt,ht,sd,ha,va,time dan Code detail.

 Keterangan Gambar.
A. LOKASI PENGUKURAN

B. SKET DETAIL
VIII. Kesimpulan

1. Berdasarkan simulasi pengukuran detail : Pembuatan job, station, backsight, foresight dengan
alat Nikkon DTM 322 didapatkan hasil data RAW yang tidak berupa Koordinat namun berupa
data ss,pt,ht,sd,ha,va,time dan Code.

2. Dari kelompok kami menemukan kendala yaitu Alat TS yang batreinya tidak stabil dan sering
off/ mati.
IX. Lampiran
Pembuatan Job pada Nikon

Masuk ke Job Manager, MENU > 1.Job

Tekan tombol “Create”

Masukkan nama Job (Max 8 Karakter)


Lakukan seting jobs, tekan “SET”
a. Faktor skala & T-P Corr
b. Satuan sudut, jarak suhu dan tekanan
c. VA Zero Azimuth, NEZ, dan HA
Note : untuk memindah kursor dilayar, pakai
tombol panah ke atas, bawah, kanan, dan kiri.
Memilih Job, Pada Job Manager > tekan ENT
pada Job terpilih

Menghapus Job, pada Job Manager > tekan


“DEL”

Manampilkan deskripsi Job, Pada Job Manager


> Tekan “Info”

Pengaturan alat pada TS nikon

Masuk ke menu settings, Tekan MENU >


Settings
Note : tahapan ini akan mengubah pengaturan
Job
Pengaturan Sudut
VA Zero : Zenith/Horizon/Compass
Resolution :1”/5”/10” or 0.2 mgon/2 mgon
HA : 0 to BS/ Azimuth

Pengaturan Jarak
Scale Numeric value between 0.999600 and
1.000400.
T-P corr. ON/OFF (Koreksi Suhu & Tekanan)
Sea Level ON/OFF (Koreksi MSL)
C&R corr. OFF/0.132/0.200 (Curvature &
Refraction Correction)
Pengaturan Sudut
Order NEZ/ENZ
Label XYZ/YXZ/NEZ(ENZ)
AZ North /South

Pengaturan “Power Saving”


Pengaturan Communications

Pengaturan Unit
Angle DEG (Degree)
GON (GON)
MIL (Mil6400)
Distance Meter/US-Ft/l-F

Pengaturan Perekaman Data

Pengaturan STN-BS pada Nikon

STATION SET-UP

1. Tekan tombol STN, pada layar akan muncul tamilan


pilihan menu seperti gambar disamping
2. Pilih known (1)
3. Masukan nama titik atau nomor pada ST field
4. Jika nama atau nmor titik merupakan titik existing
(sudah ada dalam memori job) maka secara otomatis
koordinat akan tampil dan kursor akan berpindah ke
field HI (tinggi instrumen)
5. Jika titik yang di input merupaka tinggi baru, maka
masukanlah data koordinat dan tekan enter setiap
pindah field
6. Masukan tinggi instrument kemudian tekan enter
7. Maka akan muncul tampilan Backsight
8. Arahkan teropong ke titik referensi, jika titik ref.
memiliki koordinat, pilih 1 (coord), jika yang diketahui
adalah azimuth, pilih 2 (angle)

Pengunduhan Data RAW


1. Buka aplikasi TransIt
2. Pasang kabel di TS dan laptop
3. Klik transfer--> data record to PC -->atur data recorde
DTM 310--> nama job-->filesave-->OK
4. Atur Comm--> download-->GO
5. Hasil berupa notepad
Perhitungan konstanta praktikum Minggu ke 4

C) Proses Perhitungan Konstanta Pengali (scale factor) dan Penambah


(additive constant) dengan Pendekatan least squares

Tahapan perhitungan untuk menentukan konstanta penambah (a) dan


konstanta pengali (b) dengan pendekatan least squares secara umum seperti
tahap butir b. Nilai a dan b sering dipakai sebagai argument dalam menentukan
ketelitian jarak dengan TS/EDM, misal dalam format ± (a mm + (b ppm * D)).
Jika diketahui data hasil pengukuran jarak dan jarak yang telah diketahui,
maka nilai a dan b bisa diestmasi. Tahapannya sebagai berikut :
1. Menyiapkan data ukura jarak terkoreksi dari hitungan sebelumnya dan
jarak yang telah diketahui (pita ukur). Model matematik yang dipakai
sebagai berikut :
[DO – DP] + VDO = a + b. DP
DP = published distance = ukuran pembanding dari pita ukur
DO = observed distance = ukuran jarak terkoreksi dari TS
a =
2. Menemukan n, u, dan parameter X
n = 6, u = 2, r = n-u = 4
Parameter = a adan b
3. Menentukan persamaan observasi dan koreksi V = AX + F
(Do1 – Dp1) + v1 = a + b.Dp1 -> v1 = a + b.Dpl – (Do1 – Dp1)
(Do2 – Dp2) + v2 = a + b.Dp2 -> v2 = a + b.Dp2 – (Do2 – Dp2)
(Do3 – Dp3) + v3 = a + b.Dp3 -> v3 = a + b.Dp3 – (Do3 – Dp3)
(Do4 – Dp4) + v4 = a + b.Dp4 -> v4 = a + b.Dp4 – (Do4 – Dp4)
(Do5 – Dp5) + v5 = a + b.Dp5 -> v5 = a + b.Dp5 – (Do5 – Dp5)
(Do6 – Dp6) + v6 = a + b.Dp6 -> v6 = a + b.Dp6 – (Do6 – Dp6)
4. Menyusun matriks dari persamaan koreksi.
5. Melakukan perhitungan untuk memperoleh matriks parameter X yang
berisi nilai a dan b.
6. Membandingkan nilai a dan b hasil hitungan dengan nilai a dan b pada
spesifikasi, apakah sama ?

I. Pembahasan

 V1 = a + b.Dp1 – (Do1 – Dp1)


= 5 + 2*30 – (30.0048 – 30)
= 64,9952
 V2 = a + b.Dp2 – (Do2 – Dp2)
= 5 + 2*60 – (60,012 – 60)
= 124,988
 V3 = a + b.Dp3 – (Do3 – Dp3)
= 5 + 2*90 – (90,004 – 90)
= 184,996
 V4 = a + b.Dp4 – (Do4 – Dp4)
= 5 + 2*30 – (30,009 – 30)
= 64,991
 V5 = a + b.Dp5 – (Do5 – Dp5)
= 5 + 2*60 – (60,003 – 60)
= 124,997
 V6 = a + b.Dp6 – (Do6 – Dp6)
= 5 + 2*30 – (29,995 – 30)
= 65,005

A. Metode Matriks Parameter a dan b

 Mengambil Persamaan V1 dan V2 :


1. (Do1 – Dp1) + V1 = a + b.Dp1
65 = a + 30b
2. (Do2 – Dp2) + V2 = a + b.Dp2
125 = a + 60b

B. Metode Eliminasi Substitusi


65 = a + 30b
125 = a + 60b _
-60 = -30b
b=2

65 = a + 30b
65 = a + 30*2
65 = a + 60
a = 65 – 60
a=5

II. Kesimpulan

Dari proses perhitungan konstanta pengali (scale factor) dan penambah (additive constant)
dengan pendektana least square, matriks diperoleh hasil a sama dengan 5, dan b diperoleh sama
dengan 2. Hasil tersebut sudah mendekati data pada spesifikasi alat Total Station SET505X mode
rapid yaitu ±(5 𝑚𝑚 + (2 𝑝𝑝𝑚 ∗ 𝐷))  ±(𝑎 𝑚𝑚 + (𝑏 𝑝𝑝𝑚 ∗ 𝐷)).

X. Daftar Pustaka
 Basuki, Slamet. 2016. Ilmu Ukur Tanah (Edisi Revisi). Yogyakarta:Gadjah Mada
Press.

Anda mungkin juga menyukai