Anda di halaman 1dari 8

LAJU TRANSPIRASI PADA KEADAAN LINGKUNGAN YANG

BERBEDA
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TANAMAN

Oleh :
Christiani Yasmine ( 512016015 )
Bayu Setyaji ( 512016027 )
Thomas Umbu Joka ( 512015043 )
Yosua Reinaldo ( 512014045 )

FAKULTAS PERTANIAN DAN BISNIS


UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2017
I. DASAR TEORI
Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup
tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula,
dan lentisel. 80% air yang ditranspirasikan berjalan melewati lubang stomata, paling
besar peranannya dalam transpirasi. Sebagian besar air yang diserap tanaman
ditranspirasikan (Indradewa, 2011).
Dalam aktivitas hidupnya, sejumlah besar air dikeluarkan oleh tumbuhan dalam
bentuk uap air ke atmosfir.Pengeluaran air oleh tumbuhan dalam bentuk uap air ini,
prosesnya disebut transpirasi.Berdasarkan atas sarana yang digunakan untuk
melaksanakan transpirasi tersebut dikenal istilah transpirasi stomata, transpirasi
kutikula, dan transpirasi lentisel. Sehubungan dengan transpirasi, organ tumbuhan
yang paling utama dalam melaksanakan proses ini adalah daun, karena pada daunlah
kita jumpai stomata paling banyak. Kalau kita bandingkan transpirasi stomata ini
dengan transpirasi melalui sarana lainnya, maka yang melalui stomata paling banyak
dilakukan. Transpirasi penting bagi tumbuhan, karena berperan dalam hal membantu
meningkatkan laju angkutan air dan garam mineral, mengatur suhu tubuh dengan cara
melepaskan kelebihan panas dari tubuh, dan mengatur turgor optimum di dalam sel
(Sasmitamihardja, 1996).
Menurut, Sasmitamihardja (1996), ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
transpirasi, yaitu :
1. Radiasi cahaya.
Radiasi cahaya mempengaruhi membukanya stomata, sehingga dengan
terbukanya stomata pada siang hari, transpirasi akan berjalan dengan lancar.
2. Kelembaban.
Kelembaban udara sangat berpengaruh terhadap laju transpirasi.Kelembaban
menunjukkan banyak sedikitnya uap air di udara, yang biasanya dinyatakan dalam
kelembapan relatif. Makin banyak uap air di udara, akan makin kecil perbedaan
tekanan uap air dalam rongga daun dengan di udara, akan makin lambat laju
traspirasi. Sebaliknya apabila tekanan uap air di udara makin rendah atau
kelembapan relatifnya makin kecil, akan makin besar perbedaan uap air di rongga
daun dengan di udara, dan transpirasi akan berjalan lebih cepat.
3. Suhu.
Suhu tumbuhan pada umumnya tidk berbeda banyak dengan lingkungannya.
Kenaikan suhu udara akan sangat mempengaruhi kelembaban relatifnya.
Meningkatnya suhu siang hari, menyebabkan kelembabap relative udara makin
rendah, sehingga akan menyebabkan perbedaan tekanan uap air dalam rongga
daun dengan di udara menjadi semakin besar dan laju transpirasi meningkat.
4. Angin.
Apabila angin bertiup terlalu kencang, dapat mengakibatkan keluaran uap air
melebihi kemampuan daun untuk menggantinya dengan air yang berasal dari
tanah, sehingga lama-kelamaan daun akan mengalami kekurangan air, turgor sel
akan menurun termasuk turgor sel penutup dan akhirnya stomata dapat tertutup.
5. Keadaan air tanah.
Laju transpirasi sangat bergantung pada ketersediaan air di dalam tanah, karena
setiap air yang hilang dalam proses transpirasi harus dapat segera diganti kembali,
yang pada dasarnya berasal dari dalam tanah. Berkurangnya air dalam tanah akan
menyebabkan berkurangnya pengaliran air ke daun dan hal ini akan menghambat
laju transpirasi.
Dari air yang diabsorbsi oleh akar tumbuhan, hanya kurang dari 1 persen yang
digunakan dalam reaksi metabolism (hidrolisis). Sebagian besar air yang diabsorbsi
oleh akar hilang karena proses traspirasi pada daun. Traspirasi air oleh tumbuhan
dibagi dengan produksi berat kering selama pertumbuhan disebut rasio
transpirasi.Besarnya rasio transpirasi menunjukkan efisiensi penggunaan air oleh
tumbuhan.Jika rasio besar, berarti tumbuhan tidak efisien dalam menggunakan
air.Kehilangan air karena transpirasi terjadi diseluruh bagian tumbuhan yang
langsung bersentuhan dengan atmosfir luar.Tetapi yang terutama adalah dari daun
dan hampir seluruh transpirasi terjadi melalui pori-pori stomata. Kutikula hanya
melepaskan sejumlah kecil uap air, karena kutikula dari banyak macam daun sangat
tidak permeabel terhadap air (Ismail, 2011).
Laju kehilangan air suatu tumbuhan bergantung pada perbedaan PA antara
atmosfir dan di dalam sel. Jika ruang antar sel dalam daun jenuh dengan uap air,
maka laju kehilangan uap air ditentukan oleh kelembaban nisbi udara di
atmosfer.Setiap keadaan lingkungan yang menyebabkan perubahan perbedaan PA
antara sel daun dan udara luar dapat menyebabkan laju transpirasi (Campbell, 2004).
Menurut Kimball (2000), radiasi matahari sangat penting bagi reaksi cahaya
dalam fotosintesis. Disamping itu radiasi dapat menimbulkan panas.Panas yang
diterima oleh daun digunakan sebagai sumber energi traspirasi.Untuk menguapkan 1
gr air, dibutuhkan lebih dari 500 kalori energi panas.Oleh karena itu, transpirasi
memiliki pengaruh mendinginkan daun tumbuhan. Radiasi matahari diterima oleh
daun melalui 3 cara yaitu :
1. Cahaya (langsung, pantulan, atau sebaran).
2. Radiasi panas (dari atmosfer, tanah atau benda-benda disekeliling tumbuhan).
3. Aliran udara panas yang melewati daun
Dari seluruh panas yang diabsorbsi oleh daun, hanya sebagian kecil yang diterima
secara konduksi dari bagian tumbuhan lain. Pergantian siang dan malam
menyebabkan perubahan suhu, kelembapan, intensitas cahaya, kecepatan angin,
keadaan stomata dan sebagainya, sehingga lajut transpirasi daun biasanya
menunjukkan siklus harian.Pada musim panas, transpirasi meningkat dengan cepat
pada pagi hari, puncak laju transpirasi terjadi pada permukaan siang hari.Semakin
sore lajut transpirasi semakin menurun.Pada malam hari laju transpirasi dapat
dikatakan nol (Fried, 2005).
Laju transpirasi tumbuhan dinyatakan dalam jumlah (gram) uap air per detik per
tumbuhan.Jika transpirasi dari daun lebih dipentingkan, maka digunakan fluks
tumbuhan yang berarti jumlah air yang diuapkan per satuan luas permukaan daun per
satuan waktu (g m-2 jam-1 atau ugcm-2 detik-1) di lapang laju transpirasi dinyatakan
dalam satuan luas lahan, misalnya dalam liter ha-1 hari-1. Hampir 2/3 air yang jatuh
di lahan daerah beriklim sedang dikembalikan ke atmosfir dengan cara transpirasi
(Fried, 2005).
Faktor lingkungan sangat mempengaruhi kecepatan transpirasi cahaya.transpirasi
sangat penting bagi tumbuhan karena berperan dalam hal meningkatkan laju angkut
air dan garam mineral, mengatur suhu tubuh dengan cara melepaskan kelebihan panas
dari tubuh, serta mengatur turgor optimum dalam sel (Sasmitamihardja, 1996).
II. TUJUAN
Mengetahui dan memahami pengaruh lingkungan dan laju transpirasi terhadap
proses transpirasi tanaman di sebuah lingkungan tertentu.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat :
- Pipet
- Statif dengan 2 pemegang
- Selang karet
- Thermometer
- Hygrometer
- Lightmeter
Bahan :
Batang tanaman berkayu ( tanaman kopi )
IV. CARA KERJA
V. HASIL PENGAMATAN
Luas Transpirasi
Kelompok daun (ml/cm2/menit ) Keadaan
Lampu + plastik
1
1161,3 1,722x10-5 lapis 3
Lampu + plastik
2
1450 1,33 x 10-5 lapis 1
3
4
5

Perhitungan kelompok 1 :
Berat total pola daun = 8,71 gr
Luas kertas = 100 cm2
Volume = 0,3 ml
Berat kertas 10x10cm = 0,75 gr
 Perhitungan luas daun
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 𝑥 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛
Luas daun = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠
100 𝑥 8,71
= 0,75
871
= 0,75
= 1161,3
 Transpirasi
Laju transpirasi = ( volume : luas ) : waktu
= ( 0,3 : 1161,3 ) : 15
= 0,000258 : 15
= 1,722 x 10-5 ml/cm2/menit
VI. PEMBAHASAN
Dalam praktikum kali ini, dilakukan pengamatan transpirasi dengan bahan daun
tanaman kopi (Coffeacanephora), dimana pengamatan kali ini adalah pengamatan
laju transpirasi tanaman.Menurut Sasmitamihardja (1996), ada 5 faktor penentu laju
transpirasi sebuah tanaman, yaitu: radiasi sinar matahari, kelembapan, suhu, angin,
dan keadaan air tanah. Pada saat praktik kami mengamati intensitasnya, suhu, dan
kelembapannya. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui parameter-parameter yang
diukur sesuai dengan karakteristik dari daun tanaman tersebut.
Untuk praktikum ini diperlukan beberapa persiapan sebelum masuk ke bagian
pengamatan data, total luas daun dari sampel yang telah diambil harus diketahui
terlebih dahulu, dengan cara menimbang berat jiplakan daun pada kertas dan berat
kertas seluas 10*10, kemudian dimasukkan ke dalam rumus perbandingan yang telah
disediakan untuk mendapatkan total luas daun. Kedua, alat dan bahan disusun
sedemikian rupa sesuai dengan contoh dan arahan yang telah diberikan.Dalam
percobaan ini batang tanaman kopi dipotong kaemudian disambungkan dengan
selang untuk mengetahui banyak air yang berkurang kemudian disinari dengan
cahaya lampu untuk mengetahui transpirasi tanaman karena saat melakukan saat
disinari pasti tanaman tersebut akan menyerap air yang ada dalam selang tersebut .
Faktor yang diperhatikan pada praktikum ini adalah suhu, kelembapan, dan
intensitas cahaya. Suhu yang tinggi dapat mempercepat proses penguapan air,
sehingga air pada tanaman akan semakin cepat keluar dari pada tanaman.
Kelembapan mempengaruhi perbedaan tekanan pada daun dan lingkungan,
perbedaan tekanan ini dapat memacu keluarnya air daripada tanaman.Intensitas
cahaya adalah salah satu hal yang paling berpengaruh. Intensitas cahaya yang tepat
akan mempercepat proses fisiologi pada daun dimana cahayan merupakan sumber
energi foton yang digunakan tanaman untuk melakukan aktifitas fisiologi pada daun.
Parameter yang digunakan sebagai tolak ukur pada praktikum ini adalah total luas
daun dan volume air yang berkurang. Setelah mendapatkan jumlah volume air yang
berkurang, kita masukkan volume yang telah didapat ke dalam rumus yang telah
tersedia, dimana volume tersebut dibagi total luas daun dan waktu, maka hasil yang
didapatkan adalah 1,722 x 10-5 ml/cm2/menit.

VII. KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini tanaman yang digunakan yaitu tanaman kopi dan pada
tanaman tersebut dilakukan pengamatan transpirasi dengan melihat dari intensitas
cahaya, suhu, dan kelembaban sebagai parameter karakteristik dari daun tanaman
kopi. Ada 5 faktor penentu laju transpirasi sebuah tanaman, yaitu: radiasi sinar
matahari, kelembapan, suhu, angin, dan keadaan air tanah.
Pada praktikum transpirasi dilakukan perhitungan luas daun dengan rumus
perbandingan dan didapat hasil 1161,3. Kemudian untuk batang kopi yang di
sambungkan dengan selang adalah untuk mengetahui seberapa banyak air yang
berkurang karena di serap oleh tanaman. Dan cahaya lampu adalah untuk mengetahui
proses transpirasi yang terjadi di tanaman kopi tersebut karena dengan proses
tanspirasi yang terjadi maka tanaman akan menyerap air yang ada pada selang.
Suhu tinggi dapat mempercepat proses penguapan pada tanaman. Kelembapan
mempengaruhi perbedaan tekanan pada daun dan lingkungan, perbedaan tekanan ini
dapat memacu keluarnya air dari tanaman. Intensitas cahaya yang tepat akan
mempercepat proses fisiologi pada daun karena cahaya merupakan sumber energi
foton yang digunakan tanaman untuk melakukan aktifitas fisiologi pada daun.
Untuk mengetahui besar laju transpirasi yang terjadi maka di lakukan perhitungan
dengan mengacu pada parameter total luas daun dan volume air yang berkurang dan
hasil yang didapat yaitu 1,722 x 10-5 ml/cm2/menit.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Campbell, Neil A, Jane B Reece dam Lawrence G Mitchell. 2004. Biologi Edisi ke
5 Jilid III. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Fried, G. H. 2005. Schaum’s Outlines Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.
Indradewa, Didik dan Eka Tarwaca Susila Putra. 2011. Fisiologi Tumbuhan.
Jakarta: UI.
Kimball, John W. 2000. Biologi Edisi Ketiga Jilid II. Jakarta: Erlangga
Ismail. 2011. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Makassar: UNM.
Sasmitamihardja, Dardjat dan Arbayah Siregar. 1996. Fisiologi Tumbuhan.
Bandung: ITB.

Anda mungkin juga menyukai