Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI TUMBUHAN
TITIK TUMBUH TANAMAN

IDRIS AFFANDI
2031411024

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2016
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Salah satu ciri organisme adalah tumbuh dan berkembang. Kedua aktifitas kehidupan ini
tidak dapat dipisahkan karena prosesnya berjalan bersamaan. Pertumbuhan diartikan sebagai
pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversibel. Irreversibel maksudnya tidak
dapat kembali pada keadaan awal. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju kedewasaan.
Pertumbuhan pada tanaman terbagi dalam beberapa tahapan,yaitu perkecambahan yang diikuti
dengan pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.
Mahkluk hidup tidak hanya tumbuh,makhluk hidup juga mengalami perkembangan. Pada
menanam biji tanaman,biji tersebut akan menjadi kecambah.selanjutnya bukan pertambahan ukuran
kecambah saja yang terjadi,namun juga perkembangan ke arah bentuk dewasa tanaman
tersebut.misalnya,biji tanaman yang kamu tanaman adalah biji kacang hijau,maka setelah
berkecambah,yang terjadi bukan hanya pertambahan ukuran kecambah kacang hijau saja.seiring dengan
waktu,kecambah akan tumbuh membesar membentuk akar,daun,batnag,dan menghasilkan bunga.dari
penjelasan tersebut dapat disimpulkan,perkembangan merupakan proses perubahan makhluk hidup dengan
pembentukan organ-organ yang mengarah pada kedewasaan.
Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan yang tidak dapat balik dalam ukuran pada
semua sistem biologi. Proses pertumbuhan ini diatur oleh pesan hormonal dan respon dari
lingkungan (panjang hari, temperatur rendah, perubahan persediaan air. Pertumbuhan berikutnya
disebut diferensiasi, yang didefinisikan sebagai pengontrolan gen dan hormonal serta lingkungan
yang merubah struktur dan biokimiawi perubahan ini terjadi pada hewan dan tanaman saat
berkembang.
Pada umumnya daerah pertumbuhan terletak pada bagian bawah meristem apikal dari tunas
dan akar. Kebanyakan pertumbuhan terjadi pada fase pendewasaan sel hanya sedikit kenaikan
volumenya. Ujung akar dan ujung tajuk pertumbuhan dan tepat diatas nodus tumbuhan monokotil,
atau di dasar daun rerumputan, meristem apikal tajuk dan meristem apikal akar terbentuk selama
proses perkembangan embrio saat pembentukan biji dan disebut meristem primer. Daerah tumbuh
pada tumbuhan terjadi pada meristem apikal yang dimana pertumbuhannya berbeda-beda baik di
akar maupun di batang.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengamati dan menentukan titik tumbuh.
TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting dalam kehidupan
dan perkembangbiakan suatu spesies. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara terus-
menerus sepanjang daur hidup, tergantung pada tersedianya meristem, hasil asimilasi, hormon dan
substansi pertumbuhan lainnya, serta lingkungan yang mendukung. Secara empiris, pertumbuhan
tanaman dapat dikatakan sebagai suatu fungsi dari genotipe X lingkungan (internal dan eksternal)
(Fahn 1992).
Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan yang tidak dapat balik dalam ukuran pada
semua sistem biologi. Pertumbuhan ini digambarkan dengan kurva yang sigmoid. Proses
pertumbuhan ini diatur oleh pesan hormonal dan respon dari lingkungan (panjang hari, temperatur
rendah, perubahan persediaan air). Pertumbuhan berikutnya disebut diferensiasi, yang
didefinisikan sebagai pengontrolan gen dan hormonal serta lingkungan yang merubah struktur dan
biokimiawi perubahan ini terjadi pada hewan dan tanaman saat berkembang (Kaufman 1975).
Pertumbuhan primer untuk memperpanjang sumbu tubuh dan perkembangan sekunder
adalah untuk meningkatkan diameter sumbu. Pertumbuhan sekunder dalan akar akan terjadi
penebalan sekunder kambiumnya besar dari benang-benang meristem dalam jaringan prokambium
atau jaringan perenkimatis yang terletak pada kelompok-kelompok floem primer dan pusat stele
(Heddy 1987).
Letak pertumbuhan adalah pada meristem apikal, lateral, dan interkalar. Pertumbuhan ujung
cenderung menghasilkan pertambahan panjang, pertumbuhan lateral menghasilkan pertambahan
lebar. Pertambahan panjang batang terjadi di meristem interkalar, memerlukan tambahan sumber
hormon pertumbuhan dan mempunyai jumlah sel ataupun aktifitas sel yang rendah (Cambell et.al
1999).
Daerah meristematis pucuk batang mengalami pertumbuhan primer seperti yang terjadi pada
akar. Namun, caranya lebih kompleks karena tidak hanya proliferasi aksis batang namun juga
pembentukan organ lateral lainnya. Pembelahan sel pada batang umumnya terjadi pada internodus
paling atas. Selama periode pertumbuhan aktif, meristem ujung batang yang tipis, berdinding
lembut dan isodiametris, aktif melakukan proliferasi sel. Pemanjangan sel diperpanjang sepanjang
internodus. Semakin jauh dari internodus maka kecepatan pemanjangan semakin lambat. Daerah
pemanjangan di belakang ujung batang biasanya 10 cm panjangnya (Loveless 1991).
Menurut Cambell et.al (1999), proses pemanjangan tunas terjadi melalui pertumbuhan ruas
yang sedikit lebih tua di bawah ujung tunas tersebut. Pertumbuhan ini disebabkan pembelahan sel
dan pemanjangan sel dalam ruas tersebut. Pembelahan sel dan pertumbuhan yang terus menerus
sehingga mendorong ke arah pemanjangan batang dan tunas. Salisbury dan Ross (1992),
mengemukakan bahwa pada batang yang sedang tumbuh, daerah pembelahan sel batang lebih jauh
letaknya dari ujung daripada daerah pembelahan akar, terletak beberapa sentimeter dibawah ujung.
Menurut Cambell et.al (1999), sel-sel inisial membentuk sel-sel pada ujung akar yang bersifat
meristematis. Pembelahan sel terjadi secara longitudinal dan beberapa ke arah lateral yang
menyebabkan akar berbentuk silindris. Sel-sel inisial membentuk sel-sel pada ujung akar yang
bersifat meristematis. Pembelahan sel terjadi secara longitudinal dan beberapa ke arah lateral yang
menyebabkan akar berbentuk silindris.
Selanjutnya sel-sel dekat ujung akar aktif berproliferasi, dimana terletak tiga zona sel dengan
tahapan pertumbuhan primer yang berurutan (zona pembelahan sel, zona pemanjangan dan zona
pematangan). Zona pembelahan sel meliputi meristem apikal dan turunannya, yang disebut
meristem primer (terdiri dari protoderm, prokambium dan meristem dasar). Meristem apikal yang
terdapat di pusat zona pembelahan menghasilkan sel-sel meristem primer yang bersifat
meristematik. Zona pembelahan sel bergabung ke zona pemanjangan (elongasi). Di sini sel-sel
memanjang sampai sepuluh kali semula, sehingga mendorong ujung akar, termasuk meristem ke
depan. Meristem akan mendukung pertumbuhan secara terus-menerus dengan menambahkan sel-
sel ke ujung termuda zona pemanjangan tersebut (Cambell et.al 1999).
Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor,yaitu
faktor luar (eksternal) dan faktor dalam (internal). Faktor-faktor luar yang mempengaruhi
pertumbuhan tumbuhan antara lain makanan,air,suhu,kelembapan,dan cahaya. Faktor eksternal
pertama yaitu makanan, tumbuhan memerlukan zat makanan untuk hidupnya.unsur/mineral yang
diperlukan dalam jumlah yang banyak disebut unsur makro,sedangkan yang diperlukan dalam
jumlah sedikit disebut unsur mikro. Faktor eksternal kedua yaitu air, fungsi air bagi tumbuhan
yaitu untuk proses fotosintesis,mengaktifkan reasi-reaksi enzim,membantu proses perkecambahan
biji,menjaga kelembapan,dan untuk transpirasi. Faktor ketiga yaitu suhu, tumbuhan dapat tumbuh
dengan baik pada suhu optimum.suhu paling rendah bagi tanaman untuk tumbuh disebut suhu
minimum,sedangkan suhu tertinggi pada tanaman agar dapat tetap tumbuh disebut suhu
maksimum,. Faktor eksternal terakhir yaitu cahaya, setiap tumbuhan memerlukan cahaya untuk
pertumbuhan,karena cahaya sangat berperan dalam fotosintesis dan fotomorfogenesis.
Pada tumbuhan, selain terdapat faktor eksternal terdapat pula faktor internal diantarannya
yaitu gen dan hormone. Faktor internal pertama yaitu gen, gen adalah factor penentu sifat-sifat
yang akan diwariskan kepada generasi berikutnya.gen juga berperan dalam pengendalian
metabolisme zat di dalam sel,misalnya proses sintesis protein.protein merupakan komponen dasar
penyusun tubuh makhluk hidup termasuk tumbuhan, dengan demikian gen dapat mengatur pola
pertumbuhan dengan cara lain menurunkan sifat-sifatnya dan sintesis-sintesis yang
dikendalikannya. Faktor kedua yaitu hormone yang terbagi atas auksin, giberalin, sitokinin, asam
absisat gas etilen, hormone kaline, dan asam traumalin. Auksin berfungsi untuk merangsang
perpanjangan sel,merangsang pembentukan bunga dan buah,merangsang pemanjangan titik
tumbuh,mempengaruhi pembengkokan batang,merangsang pembentukan akar lateral,merangsang
terjadinya proses diferensiasi. Giberalin, zat ini berfungsi untuk merangsang pembelahan sel
kambium,merangsang pembungaan lebih awal sebelum waktunya,merangsang pembentukan buah
tanpa biji,merangsang tanaman tumbuh sangat cepat sehingga mempunyai ukuran raksasa.
Sitokinin, hormone ini berfunsi untuk menggiatkan pembelahan sel,mempengaruhi pertumbuhan
sel,mempengaruhi pertumbuhan tunas. Asam absisat, fungsi dari zat ini adalah menghambat
perkecambahan biji,memengaruhi pembungaan tanaman,,memperpanjang masa dormansi umbi-
umbian,memengaruhi pucuk tumbuhan untuk melakukan dormansi. Gas etilen, senyawa ini dapat
memengaruhi proses pematangan buah-buahan, merangsang, pengguran bunga dan daun.
Hormone kaline yang terdiri atas filokalin,merangsang pertumbuhan daun, kaulokalin,merangsang
pertumbuhan batang, Rizokalin,merangsang pertumbuhan akar dan Anthokalin,merangsang
pertumbuhan bunga. Asam traumalin, hormon ini berperan dalam regenerasi sel.Misalnya
membantu menutupnya luka pada akar maupun batang tanaman.
BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat


Adapun praktikum mengenai titik tumbuh tanaman ini dilaksanakan pada tanggal 19
Februari 2016 hingga tanggal 10 Maret 2016 bertempat di Laboratorium Biologi Fakultas
Pertanian, Perikanan, dan Biologi Universitas Bangka Belitung.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu cangkul, penggaris, polybag dan spidol.
Bahan yang digunakan yaitu tanah hitam dan biji tanaman (buncis, kacang panjang, paria dan
timun).
Cara Kerja
Pertama-tama, disiapkan 3 polybag diisi dengan tanah hitam hingga mencapai batas yang
ditentukan. Pada tiap polybag dibuat lubang sebanyak 4-6 lubang, kemudian diletakkan 4 biji
tanaman berbeda (buncis, kacang panjang, paria dan timun) pada tiap polybag kelompok. Tanaman
yang telah ditanam dibasahi dengan air. Biji-biji dibiarkan berkecambah dan tumbuh selama satu
minggu agar dapat ditandai. Untuk memberikan tanda pada tanaman yang tumbuh digunakan
spidol untuk setiap tanaman tanaman dengan batas terbawah di bawah daun kedua. Pada tiap
bagian diukur dan dicatat panjang setiap bagian seminggu sekali.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1 Hasil Pengukuran Petambahan Titik Tumbuh Tanaman Buncis
No. Tanaman ke- Rata-
Titik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 rata
Tumbuh
1 0,10 0,00 0,00 0,00 0,30 0,50 0,20 0,50 0,00 0,20 0,10 0,50 0,20
2 0,10 0,00 0,20 0,20 0,00 0,00 0,10 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,05
3 0,10 0,10 0,00 0,20 0,00 0,00 0,30 0,00 0,00 0,10 0,00 0,20 0,08
4 0,10 0,10 0,00 0,30 0,00 0,00 0,50 0,10 0,10 0,00 0,00 0,10 0,12
5 0,10 0,40 0,20 0,20 0,00 0,00 0,60 0,00 0,00 0,20 0,00 0,00 0,15
6 0,10 0,00 0,10 0,40 0,10 0,20 0,10 0,00 0,00 0,50 0,40 0,50 0,23
7 0,10 0,50 0,00 0,10 0,10 0,40 0,20 0,30 0,30 0,50 0,10 0,30 0,26
8 0,20 0,60 0,00 0,20 0,40 0,10 0,90 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,38
Rata-rata 0,11 0,21 0,06 0,20 0,11 0,15 0,36 0,24 0,11 0,25 0,14 0,26 0,18
*Keterangan: Pengukuran menggunakan cm
Tabel 2 Hasil Pengukuran Petambahan Titik Tumbuh Tanaman Pare
No. Tanaman ke-
Titik 1 2 3 4 5 6 7 8 Rata-rata
Tumbuh
1 0,12 0,50 0,50 0,10 0,30 0,50 0,25 0,50 2,33
2 0,10 0,10 0,13 0,50 0,10 0,10 0,12 0,10 0,10
3 0,10 0,10 0,00 0,50 0,10 0,10 0,50 0,10 0,13
4 0,10 0,10 0,40 0,10 0,20 0,40 0,25 0,20 0,57
5 0,18 0,50 0,30 0,20 0,30 0,15 0,60 0,50 2,30
Rata-rata 0,12 0,17 0,10 0,10 0,20 0,16 1,24 0,28 1,08
*Keterangan: Pengukuran menggunakan cm
Tabel 3 Hasil pengukuran titik tumbuh tanaman kacang panjang
No. Titik Tanaman ke- Rata-rata
Tumbuh 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 1,5 0 0 0 0 0 0,1 0 0 0,5 2 0 0,34
8 - 2,5 0 0 1 1,5 0,5 1 1,5 - - 0 0,8
9 - - 0 0 1 - - - - - - 0 0,25
10 - 1 0 - - - - - - - 0 0,33
-
Ket : Pengukuran menggunakan satuan cm
Tabel 4. Hasil pengukuran titik tumbuh tanaman timun
No. Titik Tanaman ke- Rata-
Tumbuh 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 rata

1 0,20 0,10 0,10 0,10 0,30 0,50 0,30 0,40 0,10 0,20 0,10 0,40 0,23

2 0,10 0,10 0,20 0,10 0,20 0,30 0,30 0,40 0,10 0,20 0,20 0,30 0,20

3 0,30 0,10 0,20 0,10 0,20 0,20 0,20 0,30 0,20 0,10 0,10 0,10 0,18

4 0,10 0,30 0,20 0,30 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,30 0,10 0,00 0,15

5 0,20 0,40 0,20 0,20 0,10 0,00 0,10 0,20 0,00 0,20 0,10 0,00 0,14

6 0,30 0,20 0,30 0,20 0,10 0,10 0,10 0,20 0,00 0,40 0,60 0,40 0,24

7 0,30 0,50 0,30 0,20 0,30 0,20 0,40 0,50 0,20 0,40 0,50 0,60 0,36

8 0,30 0,50 0,30 0,20 0,50 0,40 0,50 0,50 0,30 0,50 0,50 0,50 0,42

Rata-rata 0,23 0,28 0,23 0,18 0,23 0,23 0,25 0,33 0,13 0,29 0,27 0,29 0,25

Ket : Pengukuran menggunakan satuan cm

Tabel 5 Perbandingan Titik Tumbuh Antar Tanaman pada Praktikum

Tanaman 1 Tanaman 2 Tanaman 3 Tanaman 4


No. Titik
Tumbuh Kacang
Buncis Paria Timun
Panjang
1 0,20 2,33 0,23 0
2 0,05 0,10 0,20 0
3 0,08 0,13 0,18 0
4 0,12 0,57 0,15 0
5 0,15 2,30 0,14 0
6 0,23 1,08 0,24 0
7 0,26 0,36 0,34
8 0,38 0,42 0,8
Rata-rata 0,18 0,81 0,25 0,14
Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu mengamati daerah titik tumbuh tumbuhan dengan
menngunakan 4 sampel bii yaitu timun, paria, kacang panjang, dan buncis. Dari hasil yang peroleh
yang dilakukan pengamatan dalam beberapa minggu didapatkan hasil titik tumbuh yang berbeda
dan bervariasi. Menurut Sandra (2012) mengatakan bahwa bahwa daerah tumbuh pada batang
terdapat pada daerah meristem lateral atau pada kambium dengan pertumbuhan sekunder,
sedangkan pada akar terdapat pada daerah ujung akar atau meristem apikal dengan pertumbuhan
primer. Hormon yang sangat berperan dalam perpanjangan sel adalah auksin, dimana auksin dapat
memperpanjang sel pada batang maupun akar.
Pada table hasil 1 dapat diketahui bahwa terdapat 8 titik tumbuh yang diamati
pertumbuhannya dan tanaman yang diguanakan adalah buncis. Pertumbuhan tertinggi yaitu pada
titik tumbuh ke delapan yaitu sebesar 0,38 cm dan pertumbuhan terkecil yaitu 0,05 cm dengan
rata-rata pertumbuhan pada seluruh titik tumbuh yaitu 0,18 cm. Pertumbuhan terkecil ini
didapatkan karena titik tumbu ke 2 pada tanaman buncis tidak mengalami peningkatan titik
tumbuh. Tidak adanya pertambahan tumbuh yaitu didapati tumbuhan ke 2,5,6,8,9,10,11 dan 12.
Tidak ada pertambahan pertumbuhan pada tumbuhan ke 2,5,6,8,9,10,11 dan 12 bukan merupakan
meristem lateral ataupun apikal dan pada titik tumbuh kedelapan merupakan meristem lateral.
Pada table hasil 2 yaitu dengan tanaman paria dengan 5 titik tumbuh. Pertumbuhan tertinggi
yaitu pada titik tumbuh pertama yaitu sebesar 2,33 cm dan pertumbuhan terkecil yaitu pada titik
tumbuh kedua sebesar 0,10 cm dengan rata-rata petumbuhan 1,08 cm. Hal yang didapat tidak jauh
berbeda dengan table 1 yaitu nilai pertumbuhan terkecil pada titik tumbuh ke 2 yang mana itu
bukan merupakan meristem apical ataupun lateral dan pada titik tumbuh pertama merupakan
meristem apical.
Pada table 3 yaitu dengan tanaman kacang panjang. Tanaman kacang panjang ini mengalami
kesulitan dalam pertumbuhan sehingga dapat ini baru dapat tumbuh yaitu ketika sampai pada saat
titik tumbuh. Faktor yang mempengaruhi sulitnya tanaman kacang panjang ini tumbuh
kemungkianan diantaranya media yang digunakan kurang cocok ataupun praktikan yang tidak
mengetahui teknis penanaman, sehingga diperoleh titik tumbuh tertinggi yaitu pada titik tumbuh
ke delapan yaitu 0,8 cm dan titik tumbuh terkecil adalah 0 cm. dapat diketahui bahwa titik tumbuh
tertinggi berada pada daerah meristem lateral.
Pada table 4 yaitu dengan tanaman timun. Rata-rata titik pertumbuhan tertinggi yaitu pada
titik tumbuh ke delapan dengan ketinggian 0,42 cm yang merupakan daerah meristem lateral dan
rata-rata titik tumbuh terkecil yaitu pada titik tumbuh ke empat hanya sebesar 0,14cm. Berdasarkan
keempat table hasil tingkat ketinggian titik tumbuh untuk titik tumbuh dengan pertumbuhan
tertinggi banyak ditemukan di dekat dengan akar atau daerah meristem apical dan pada daerah
meristem lateral hal ini sesuai dengan pernyataan menurut Sandra (2012) yang mengatakan bahwa
bahwa daerah tumbuh pada batang terdapat pada daerah meristem lateral atau pada kambium
dengan pertumbuhan sekunder, sedangkan pada akar terdapat pada daerah ujung akar atau
meristem apikal dengan pertumbuhan primer. Hormon yang sangat berperan dalam perpanjangan
sel adalah auksin, dimana auksin dapat memperpanjang sel pada batang maupun akar.
Pada table 5 yaitu hasil perbandingan tingkat pertumbuhan titik tumbuh pada keempat
macam biji yaitu timun, kacang panjang, buncis dan paria, maka didapatkan hasil rata-rata untuk
tingkat pertumbuhan titik tumbuh kacang panjang yaitu 0,14 cm, timun 0,25 cm, buncis 0,18 dan
paria 0,81 cm. Titik tumbuh tertinggi yaitu paria dan titik tumbuh terendah yaitu kacang panjang.
Hal ini terjadi karena adanya faktor internal seperti hormon/ gen dan faktor eksternal seperti
lingkungan, air, suhu, dan kelembaban yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Menurut
Fahn (1992), pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dipengaruhi oleh dua
faktor,yaitu faktor luar (eksternal) dan faktor dalam (internal). Faktor-faktor luar yang
mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan antara lain makanan,air,suhu,kelembapan,dan cahaya,
selain terdapat faktor eksternal terdapat pula faktor internal diantarannya yaitu gen dan hormone.
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa daerah tumbuh pada
akar letaknya pada ujung akar atau meristem apikal dengan pertumbuhan primer, sedangkan
daerah tumbuh pada batang letaknya pada meristem lateral atau pada kambium dengan
pertumbuhan sekunder.

DAFTAR PUSTAKA

Cambell et.al NA, Reece JB dan Mitchell LG. 1999. Biologi. Jakarta. Erlangga.

Fahn A. 1992. Anatomi Tumbuhan Edisi ke 3. Yogyakarta. UGM Press.

Heddy S. 1987. Biologi Pertanian. Jakarta. Rajawali Press.

Kaufman PB. Labavitch J. Prouty AA dan Ghosheh NS. 1975. Laboratory Experiment in Plant

Physiology. New York. Macmillan Publishing Co. Inc.

Loveless AR. 1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik. Jakarta. Gramedia

Pustaka Utama.

Salisbury FB dan Ross CW. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid III. Bandung. ITB.

Sandra E. 2012. Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Bogor. IPB Bogor.

Anda mungkin juga menyukai