Anda di halaman 1dari 19

METODE NUMERIK

SISTEM BILANGAN DAN GALAT


Prinsip-Prinsip Metode Numerik
- Metode numerik ini disajikan dalam bentuk
algoritma yang dapat dihitung secara cepat dan
mudah
- Pendekatan yang digunakan dalam metode
numerik merupakan pendekatan analisis
matemamatis, dengan tambahan grafis dan
teknik perhitungan yang mudah
- Algoritma pada metode numerik adalah
algoritma pendekatan maka dalam algoritma
tersebut akan muncul istilah iterasi
- Dengan metode pendekatan, tentunya setiap
nilai hasil perhitungan akan mempunyai nilai
error
Tahapan-Tahap Memecahkan
Persoalan Secara Numerik

1. Pemodelan
2. Penyederhanaan Model
3. Formulasi Numerik
4. Pemrograman
5. Operasional
6. Evaluasi
Peranan ahli Informatika Dalam metode
numerik pada tahapan-tahap memecahkan
persoalan secara numerik diatas terdapat
pada ?
Sistem Bilangan
Penyajian Bilangan Bulat
Bilangan bulat yang sering digunakan biasanya
bilangan bulat dengan sistem bilangan desimal yang
di defenisikan : N = ( an an-1 an-2 an-3 … a0 )10
= an10n + an-110n-1 + an-210n-2 + an-310n-3 + …+ a0100

Contohnya :
1. 269 = 2.102 + 6.101 + 9.100

2. 38547 = 3.104 + 8.103+ 5.102 + 4.101 + 7.100


Nilai Basis Sistem diganti dengan C dapat di
defenisikan sebagai berikut 

N = ( an an-1 an-2 an-3 … a0 )C


= anCn + an-1Cn-1 + an-2Cn-2 + an-3Cn-3 + …+ a0C0

Bilangan Biner atau bilangan dasar 2, dapat di defenisikan


seperti formulasi diatas dengan cara menganti nilai basis
sistem C dengan 2, sehingga di peroleh 
N = ( an an-1 an-2 an-3 … a0 )2
= an2n + an-12n-1 + an-22n-2 + an-32n-3 + …+ a020

Contoh :
1. ( 1101)2 = 1.23 + 1.22 + 0.21 + 1.20
= 8 + 4 + 2 + 1 = 13
2.(10001)2

3. ( 101110001)2

Algoritma yang paling banyak digunakan untuk


mengkonversi bilangan secara cepat, tetapi tidak
menggunakan pangkat 
-Bila diketahui koefisien a1 a2 a3 … an dari Polinom
P(x) = anxn + an-1xn-1 + an-2xn-2 + …+ a0
Dan suatu bilangan β, maka dapat dihitung
bn, bn-1, bn-2 … b0 dan β sebagai berikut :
bn = an
bn-1 = an-1 + bn β
bn-2 = an-2 + bn-1 β
.
.
---------------------------
b0 = a0 + b0 β ----- ( b0 = P (β )

Contoh :
1. Hitunglah bilangan Biner ( 1101)2
Penyelesaian :
b3 = 1
b2 = 1 + 1.2 = 3
b1 = 0 + 3.2 = 6
b0 = 1 + 6.2 = 13
2.(10111100111)2

3. ( 10111011000001)2

4. ( 731 )8

5. ( 237423)8
Angka Signifikan
• Nilai yang ditunjuk tidak tepat pada angka
yang ditentukan karena selisih 1 strip, dalam
kejadian ini bila dianggap nilai signifikan = 1
maka nilainya 59 atau 60.
• Bila penggaris tersebut dilihat dengan skala
lebih besar pada daerah yang ditunjuk oleh
jarum :

• Dari gambar ini, dengan nilai signifikan 10-1


(0,1) maka diperoleh nilainya 59 atau 59,5.
Angka signifikansi
• Nilai signifikan
adalah suatu nilai dimana jumlah
angka ditentukan sebagai batas
nilai tersebut diterima atau tidak.
Angka Signifikan
Dua arti penting angka signifikan

“AS akan “AS memberikan


memberikan pengabaian dari angka
kriteria untuk signifikan sisa utk
merinci seberapa besaran-besaran yang
keyakinan kita spesifik yang tidak bisa
mengenai hasil dinyatakan secara
pendekatan dalam eksak krn jumlah digit
metode numerik” yang terbatas” 
(kesalahan
pembulatan/round-off-
error)
Akurasi Dan Presisi
Akurasi dan Presisi
- Nilai Presisi mengacu pada jumlah angka
signifikan yang digunakan dan sebaran bacaan
berulang pada alat ukur
- Akurasi : mengacu pada dekatnya nilai
pendekatan yang dihasilkan dengan nilai acuan
atau nilai eksak.

Misalnya nilai eksak diketahui ½, maka hasil


pendekatan adalah 0.500001, maka hasil 1m
dikatakan akurat bila toleransinya 10-4
• Dari keadaan akurasi dan presisi ini, akan muncul
apa yang dinamakan Galat (error). Dalam Analisa
numerik, dimana penyelesaian di hitung
menggunakan nilai-nilai pendekatan, error menjadi
hal yang sangat penting dan di perhatikan
Galat / Kesalahan
Galat  Penyelesaian secara numerik dari suatu
persamaan matematika hanya memberikan nilai
perkiraan yang mendekati nilai eksak dari
penyelesaian analitik, berarti dalam
penyelesaian numerik tersebut terdapat
kesalahan (galat) terhadap nilai eksak.

Ada tiga macam galat 


1. Galat bawaan
2. Galat Pembulatan
3. Galat Pemotongan
1.Galat Bawaan
Kesalahan dari nilai data, dimana kesalahan ini
terjadi karena 
- kekeliruan dalam menyalin data
- salah membaca skala
- kesalahan karena kurang pengertian tentang
hukum fisik dari data yang di ukur

2. Galat Pembulatan
Karena tidak di perhitungkan beberapa angka
terakhir dari suatu bilangan.
misalnya : 3,1415926 dibulatkan menjadi 3,14
86325762 dibulatkan 8633000
suatu bilangan dibulatkan diposisi ke n, dengan
membuat angka di sebelah kanan n menjadi nol
(0)
3. Galat Pemotongan (truncation error)
Tidak dilakukannya hitungan sesuai
prosedure matematika yang benar d.k.l
perhitungan dalam proses tak hingga
menjadi proses hingga.
Misalnya : deret tak hingga
ex = 1 + x + x2/2! + x3/3! + x4/4! + …+ xn/n!

Dalam praktiknya sulit menghitung


semua suku sehingga hanya dihitung
beberapa suku pertama, sehingga
hasilnya menjadi tidak eksak
Selain itu terdapat klasifikasi yang lain yaitu :
-Kesalahan (galat) Absolute dan Relatif

Hubungan antara nilai eksak, nilai perkiraaan dan


galat dapat diberikan dalam bentuk berikut ini 
P = P* + Ee ;
dimana P = nilai eksak
P* = nilai perkiraan
Ee = galat terhadap nilai eksak

Sehingga diperoleh kesalahan eksak adalah


perbedaan antara nilai eksak dan nilai perkiraan :
Ee = P - P* --- kesalahan absolute
• Pada kesalahan absolute tidak menunjukkan
besarnya tingkat kesalahan untuk itu dapat
dinyatakan dalam kesalahan relatif yakni
Er = Ee . 100%
P
Contoh Soal :
- Terdapat tugas mengukur panjang sebuah
jembatan dan sebuah paku keliling, terdapat
9.999 dan 9 cm. Kalau harga sebenarnya
adalah 10.000 dan 10 cm maka tentukanlah
(a) error absolute ; (b) error relatif
untuk setiap kasus
TERIMA KASIH
MARLIN MZ

Anda mungkin juga menyukai