01
RUMAH SAKIT Tk. IV 09.07.01 WIRASAKTI
BAB I
PENDAHULUAN
1. Pengawasan
Pengawasan adalah mekanisme kegiatan pemantauan dan penilaian terhadap pelayanan
yang diberikan secara terencana dan sistematis, sehingga dapat mengidentifikasi peluang
untuk peningkatan pelayanan serta menyediakan mekanisme tindakan yang diambil
sehingga terbentuk proses peningkatan mutu pelayanan farmasi yang berkesinambungan.
2. Tujuan
a. Menjalankan pengawasan dibidang farmasi berdasarkan aturan-aturan yang berlaku
b. Mengawasi dan memberikan peayanan farmasi yang bermutu melalui analisa, telaah
dan evaluasi pelayanan
4. Umum
Keberhasilan dari sistem pengawasan tergantung dari ketaatan pada pedoman, tugas
pokok dan fungsi. Pentingnya suatu pedoman dan panduan tugas pokok dan fungsi untuk
1
pengawasan merupakan keharusan. Semua staf Instalasi Farmasi Rumah Sakit harus
mengetahui, memahami, dan menerapkan panduan tersebut karena hal ini merupakan
suatu bagian penting bagi mekanisme pengawasan internal Instalasi Farmasi Rumah
Sakit.
6. Kebijakan
Pedoman yang harus dibuat oleh Rumah Sakit dalam hal pengawasan dan Pengamanan
Obat sebaiknya merujuk kepada peraturan perundangan yang berlaku seperti :
a. Undang - undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
b. SK Menkes No.1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.
c. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar
Pelayanan Farmasi Rumah Sakit.
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 1998 (72/1998) tentang
pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.
2
BAB III
PERENCANAAN PENGAWASAN
DAN PENGAMANAN DIBIDANG OBAT
b. Petugas gudang instalasi farmasi menerima bekal kesehatan dari bagian penerimaan
dan melakukan proses penyimpanan sesuai prosedur penyimpanan.
3
pendistribusian.
i. Supervisor melaporkan secara berkala (satubulan sekali) tentang pelayanan resep dan
MESO kepada Kepala Instalasi Farmasi.
4
BAB IV
PENUTUP