Anda di halaman 1dari 3

Dampak Kelebihan Air pada Tanaman

Kelebihan air pada tanaman biasanya terlihat /terjadi ketika awal musim hujan (akhir
musim kemarau) dan padsa saat pertengfahan musim hujan. Yang sangat berdampak bagi
pertumbuhan tanaman dapat di lihat sebagai berikut:” Awal musim hujan (akhir musim kemarau)
Ciri, sinar matahari cukup banyak, suhu udara panas, kelembaban udara absolute (Ah)
tinggi, kelembaban udara relatip (Rh) tinggi, hujan masih jarang terjadi, dan sumber air tanah
maupun air permukaan sedikit. Dampak bagi tanaman yaitu proses transpirasi (proses
pendinginan) terganggu karena tingginya nilai Rh. Keadaan ini diperparah dengan sulitnya
proses pendinginan secara konduksi lewat daun, karena bahang panas pada fase musim ini juga
tinggi. Akibatnya tanaman akan kepanasan, daun dan batang tanaman nampak layu meski masih
nampak hijau. Kalau kondisi parah ranting dan daun akan menguning dan rontok.
Kesalahan yang sering dilakukan pada fase ini, melihat tanaman nampak layu timbul
anggapan tanaman kurang air. Padahal kelayuan muncul bukan karena kekurangan air (seperti
pada musim panas), namun akibat terganggunya proses penyerapan air karena transpirasi
terhambat. Dampak selanjutnya gampang diduga, zona akar akan kelebihan air dan mengundang
penyakit.
Pertengahan musim hujan. Ciri, sinar matahari terhalangi mendung, suhu udara turun,
kelembaban udara absolute (Ah) turun / rendah, kelembaban udara relatip (Rh) tinggi, frekwensi
hujan tinggi, dan sumber air tanah maupun air permukaan melimpah.
Dampak bagi tanaman antara lain Kelembaban (Rh) tinggi pada suhu yang rendah merupakan
kondisi ideal pertumbuhan spora jamur. Tanaman yang tidak sehat atau bagian tanaman yang tua
menjadi rentan serangan jamur. Genangan-genangan air pada bagian batang, bonggol, dan daun
(bagian-bagian yang kaya karbohidrat) cepat atau lambat akan diserbu jamur.
Stress Fisiologis Tanaman
Stress air pada tanaman merupakan faktor utama dalam penghambatan produktivitas
tanaman. Proses fisiologis selalu berhubungan dengan air. Hilangnya air dari jaringan tanaman
dapat berpengaruh pada banyak hal, antara lain berkurangnya tekanan hidrostatik di dalam sel,
meningkatnya konsentrasi makromolekul dan larutan dengan berat molekul kecil. Beberapa
aktivitas fisiologis yang dipengaruhi oleh stress air antara lain sebagai berikut.
a. Pembesaran dan Pembelahan Sel
Proses yang paling sensitif terhadap stress air adalah pertumbuhan sel. Pengaruh utama
tampak pada proses fisis. Bila tekanan turgor sel jatuh akibat stress air, pembesaran sel juga
menurun karena kehilangan tekanan di dalam sel. Turgor yang tinggi dalam jaringan kadang-
kadang dijumpai pada malam hari dibanding dengan pada siang hari. Ketersediaan air tanah juga
berpengaruh pada potensi air di daun dan juga perkembangan/perluasan daun. Stress air yang
berkepanjangan dapat menghambat pembelahan sel (meristem) belum jelas apakah
penghambatan tersebut secara langsung atau tidak langsung.
b. Dinding Sel dan Sintesis Protein
Dinding sel tersusun sebagian besar dari selulosa yang merupakan penggabungan dari
molekul glukosa. Sintesis substansi ini tertekan pada kondisi stress air. Dilaporkan juga
penggabungan asam amino ke dalam bentuk protein juga dihambat oleh stress air, tetapi belum
jelas bagaimana stress air berpengaruh terhadap sintesis protein.
c. Enzim
Defisit air berpengaruh langsung terhadap level enzim. Pada kondisi stress yang
moderat, level beberapa enzim meningkat, misal enzim hidrolase dan dehidrogenase. Pada
umumnya stress air mengakibatkan menurunnya kadar enzim, terutama nitrat reduktase. Stress
air berpengaruh pada turgor, apakah kemudian tekanan turgor juga berpengaruh terhadap enzim
yang berada di plasma membran, masih menimbulkan pertanyaan, mungkin bahwa aktivitas ATP
ase membran dikendalikan oleh besarnya turgor, yang juga dinyatakan bahwa potensial membran
tergantung pada turgor. Diduga bahwa perubahan potensial membran dimaksudkan agar jaringan
tanaman dapat mengendalikan reaksi fisiologis, misal penyerapan bahan-bahan terlarut.
Hubungan antara penyerapan sukrosa dan turgor telah disebutkan di depan. Hal yang serupa
dijumpai pada hubungan antara turgor dan penyerapan K+ pada ganggang Velonia sp,
penyerapan K+ meningkat bila turgor sel menurun dan sebaliknya. Dengan demikian nampak
bahwa tekanan turgor memiliki fungsi ganda dalam proses pertumbuhan. Ia dibutuhkan untuk
menekan dinding/membran sel untuk memberi fasilitas pemecah ikatan kimia dan tahap
berikutnya mengendalikan bahan-bahan terlrut yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.
KESIMPULAN

KESIMPULAN
Air bagi tanaman merupakan bahan untuk fotosintesis, tetapi hanya 0,1% dari total air
yang digunakan untuk fotosintesis. Air yang digunakan untuk transpirasi tanaman sebanyak 99
%, dan yang digunakan untuk hidrasi 1 %, termasuk untuk memelihara dan menyebabkan
pertumbuhan yang lebih baik. Selama pertumbuhan tanaman membutuhkan sejumlah air yang
tepat .Kebutuhan air bagi tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lainjenis tanaman
dalam hubungannya dengan tipe dan perkembangannya, kadar air tanah dan kondisi cuaca
peranan air bagi tumbuhan sangat besar diantaranya
untuk pemakaian evapotranspirasi ,di gunakan untuk proses asimilasi, sebagai
pengangkut unsure harav , sebagai pengatur tegangan sel, dan sebagai bagian dari tanamaan baik
sebagai penyusun jaringan ,maupun sebagai penolonng sifat sifat bahan-bahan penyusun jaringan
tersebut.
Kekurangan air bagi tanaman dapat menyebabkan aktivitas prposes vaktivitas dan
fisiologis tanaman terhambat bahkan tidaka kan berjalan, tanaman yang kekuirangan air akan
menyebabkan tanaman layu dan akhirnya akan menyebabkan kematian pada tanaman Karen
jaringan-jaringan tanaman tidak lagi berfungsi dengan baik. Sedangkan kelebihan air pada
tanaman akan meyebabkan permukaan tanah tempat tanaman hidup akan lembab karena
kelebihan air, keaaadaan lembab tersebut akan memunculkan mikro organisme jamur yang akan
mengakibatkan tumbuhnya penyakit bagi tanaman.

Anda mungkin juga menyukai