Salah satu tenaga kesehatan yang melakukan upaya kesehatan
adalah perawat gigi. Kewenangan perawat gigi untuk melakukan pekerjaannya adalah kewenangan hukum (rechtsbevoegheid). Kewenangan hukum yaitu kewenangan yang dimiliki oleh seorang tenaga kesehatan untuk melakukan pekerjaannya, sehingga atas dasar kewenangan, inilah perawat gigi berhak melakukan pengobatan sesuai dengan bidang keahliannya. Dalam hal ini perawat gigi memiliki kewenangan yang berupa tugas pokok sebagai perawat gigi dan tugas limpah dari dokter gigi maupun dari peraturan perundang- undangan dalam keadaan tertentu, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Terapis Gigi dan Mulut, bahwa perawat gigi masuk dalam tenaga keperawatan.
Upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan adalah kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan. Upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan/atau masyarakat yang semula dititikberatkan pada upaya kuratif penderita berangsur-angsur berkembang ke arah keterpaduan antara promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif1. Tenaga kesehatan memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar profesi medik, standar pelayanan dan sesuai dengan kewenangannya, apa bila tenaga kesehatan melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan kewenangannya maka tenaga kesehatan tersebut melanggar salah satu standar profesi tenaga kesehatan, karena di dalam standar profesi terdapat kewenangan masing-masing tenaga kesehatan.
Mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, diperlukan
peningkatan pelayanan kesehatan yang menyeluruh, merata, terpadu dan bermutu. Upaya kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan pendekatan, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Upaya kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan umum. Dengan makin meningkatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, masalah kesehatan gigi dan mulut makin kompleks, hal ini menuntut pelaksanaan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan secara profesional dan komprehensif.
Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
kewenangan perawat gigi dalam melakukan tindakan medik terbatas dalam bidang kedokteran gigi adalah Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Terapis Gigi dan Mulut. Ruang lingkup pekerjaan perawat gigi seperti yang termaktub dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1392/MENKES/SK/XII/2001 tentang registrasi dan izin kerja perawat gigi bab IV pasal 12 adalah pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut meliputi: a) upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut, b) upaya pencegahan penyakit gigi, c) tindakan penyembuhan penyakit gigi, d) pelayanan hygiene kesehatan gigi.
B. Rumusan Masalah
a. Analisa kelayakan mengenai praktik mandiri perawat gigi
yang tertera di Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016. BAB II PEMBAHASAN
A. Perawat Gigi/Teraphis Gigi Dan Mulut
Perawat (Nurse) berasal dari Bahasa Latin yaitu kata nutrix yang berarti merawat atau memelihara. Kata ini pertama kali digunakan oleh Ellis dan Hartly dalam Jumadi, yang menjelaskan pengertian dasar seorang perawat yaitu seseorang yang berperan dalam merawat dan memelihara, membantu dan melindungi seseorang karena sakit, cidera dan proses penuaan. Pengertian ini banyak digunakan perawat, meskipun pengertian ini belum mencangkup perkembangan peran dan fungsi perawat dewasa ini. Organisasi Keperawatan Sedunia atau International Council of Nurse atau disingkat dengan ICN mengadopsi definisi perawat dari Virgina Hendersen yang merumuskan fungsi perawat yaitu melaksanakan pengkajian pada individu sehat maupun sakit, dimana segala aktivitas yang dilakukan berguna untuk kesehatan dan pemulihan kesehatan berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya4. Secara umum perawat gigi termasuk dalam bidang profesi perawat profesional yang termasuk dalam bidang keperawatan. Sehingga dengan demikian perawat gigi setara dengan bidan dan perawat umum hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Menteri kesehatan Nomor 1035/Menkes/SK/ IX/1998 Tentang Perawat Gigi. Ada beberapa pengertian dari perawat gigi yang dapat dijadikan dasar yaitu: 1. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1035 Tahun 1998 Tentang Perawat Gigi dinyatakan: “Perawat gigi adalah setiap orang yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan perawat gigi yang telah diakui oleh pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku”. 2. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Terapis Gigi dan Mulut adalah: “Perawat gigi adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan perawat gigi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku”.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan, perawat gigi adalah
setiap orang yang telah lulus pendidikan perawat gigi yang diakui oleh pemerintah dan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Perawat gigi yang menjalankan tugasnya di saranan pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia harus mempunyai SIPG dan SIK sesuai dengan Peraturan. Peraturan yang dimaksud yaitu Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Terapis Gigi dan Mulut merupakan salah satu profesi kesehatan yang melaksanakan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut secara profesional dan di dalam melaksanakan tugasnya perawat gigi memiliki kewenangan hukum yang di dapat dari peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perawat gigi merupakan bagian integral dari keperawatan. Menurut hasil lokakarya Keperawatan Nasional tahun 1983, keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk bio-psiko-sosial- spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga, masyarakat baik yang sakit maupun sehat dan mencakup seluruh siklus hidup manusia. Berdasarkan definisi di atas, dapat kita ketahui bahwa keperawatan merupakan bentuk pelayanan yang diberikan berdasarkan ilmu dan kaidah keperawatan. Secara khusus ketentuan untuk perawat gigi antara lain termuat di dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 284/Menkes/SK/IV/2006 Tentang Standar Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut. Asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah pelayan kesehatan gigi dan mulut yang terencana ditunjukkan kepada kelompok tertentu yang dapat diikuti dalam kurun waktu tertentu diselenggarakan secara berkesinambungan untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal. Perawat gigi menjadi ujung tombak pembangunan kesehatan gigi Indonesia dan sebagai sumber daya manusia kesehatan gigi yang mempunyai peran sentral dalam asuhan kesehatan gigi yang merupakan barisan terdepan dalam aspek promotif dan preventif pelayanan gigi mulut. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Terapis Gigi dan Mulut digunakan sebagai pedoman dalam menjalankan profesi secara baik dengan tujuan sebagai berikut: a. Memberikan pelayanan asuhan kesehatan gigi sesuai dengan tujuan, fungsi, dan wewenang yang dimilikinya. b. Memberikan perlindungan kepada perawat gigi dari tuntutan hukum. c. Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari malpraktik perawat gigi.
Kemampuan inti dari seorang perawat gigi sebagai berikut:
a. Mampu menyuluh dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut. b. Mampu melakukan pelatihan kader kesehatan gigi. c. Mampu membuat dan menggunakan media komunikasi upaya pencegahan penyakit gigi. d. Mampu melakukan pemeriksaan gigi dan mulut. e. Mampu menginstruksikan tehnik menyikat gigi yang baik. f. Mampu melakukan skalling, melakukan pembersihan plak ekstrinsik staining dan kalkulus dan mampu melakukan topical aplikasi. g. Mampu melakukan fissure sealant dan mampu memelihara kesehatan gigi dan mulut pasien umum rawat inap.
B. Bidang Usaha Praktik Teraphis Gigi dan Mulut
Terapis Gigi dan Mulut adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan kesehatan gigi, perawat gigi atau terapis gigi dan mulut sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Dengan kemampuan melaksanakan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah pelayanan asuhan yang terencana, diikuti dalam kurun waktu tertentu secara berkesinambungan di bidang promotif, preventif, dan kuratif sederhana untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal pada individu, kelompok, dan masyarakat. Dengan fasilitas pelayanan kesehatan alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat. Dalam menjalankan profesinya seorang teraphis gigi dan mulut wajib memiliki : a. Surat Tanda Registrasi Terapis Gigi dan Mulut yang selanjutnya disingkat STRTGM sebagai bukti tertulis yang diberikan oleh Pemerintah kepada Terapis Gigi dan Mulut yang telah memiliki sertifikat kompetensi sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan. b. Surat Izin Praktik Terapis Gigi dan Mulut yang selanjutnya disingkat SIPTGM adalah bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik keprofesian Terapis Gigi dan Mulut. c. Standar Profesi Terapis Gigi dan Mulut adalah batasan kemampuan minimal berupa pengetahuan, keterampilan, dan perilaku profesional yang harus dikuasai dan dimiliki oleh Terapis Gigi dan Mulut untuk dapat melakukan praktik keprofesiannya pada masyarakat secara mandiri yang dibuat oleh organisasi profesi bidang kesehatan. Dalam menjalankan praktik keprofesiannya, Terapis Gigi dan Mulut memiliki wewenang untuk melakukan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut meliputi: a. Upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut 1) promosi kesehatan gigi dan mulut kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat 2) pelatihan kader kesehatan gigi dan mulut, guru serta dokter kecil; 3) pembuatan dan penggunaan media/alat peraga untuk edukasi kesehatan gigi dan mulut; dan 4) konseling tindakan promotif dan preventif kesehatan gigi dan mulut b. Upaya pencegahan penyakit gigi 1) Bimbingan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut untuk individu kelompok dan masyarakat; 2) Penilaian faktor resiko penyakit gigi dan mulut; 3) Pembersihan karang gigi 4) penggunaan bahan/material untuk pencegahan karies gigi melalui: 5) Pengisian pit dan fissure gigi dengan bahan fissure sealant; 6) penambalan Atraumatic Restorative Treatment/ART; dan/atau 7) Aplikasi fluor; 8) Skrining kesehatan gigi dan mulut; dan 9) Pencabutan gigi sulung persistensi atau goyang derajat 3 dan 4 dengan lokal anastesi. c. Manajemen pelayanan kesehatan gigi dan mulut 1) administrasi klinik gigi dan mulut; 2) pengendalian infeksi, hygiene, dan sanitasi klinik; 3) manajemen program UKGS; dan 4) manajemen program UKGM/UKGMD. d. Pelayanan kesehatan dasar pada kasus kesehatan gigi terbatas 1) pencabutan gigi sulung dan gigi tetap satu akar dengan lokal anestesi; 2) penambalan gigi satu atau dua bidang dengan glass ionomer atau bahan lainnya; dan perawatan pasca tindakan. e. Dental assisting.
3. Peraturan dan Perundangan
Dalam melaksanakan praktik keprofesiannya, Terapis Gigi dan Mulut mempunyai hak sebagai berikut: Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan, dan standar prosedur operasional; Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien dan/atau keluarga pasien; Melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi dan kewenangan; Menerima imbalan jasa profesi; dan Memperoleh jaminan perlindungan terhadap risiko kerja yang berkaitan dengan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan praktik keprofesiannya, Terapis Gigi dan Mulut mempunyai kewajiban sebagai berikut: Menghormati hak pasien; Menyimpan rahasia sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; Memberikan informasi tentang masalah kesehatan dan pelayanan yang dibutuhkan; Memperoleh persetujuan tindakan yang akan dilaksanakan kepada pasien; Melakukan rujukan untuk kasus di luar kompetensi dan kewenangannya sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan; dan Mematuhi standar profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional, dan kode etik profesi. BAB III PENUTUP Secara khusus ketentuan untuk perawat gigi antara lain termuat di dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 284/Menkes/SK/IV/2006 Tentang Standar Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut. Asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah pelayan kesehatan gigi dan mulut yang terencana ditunjukkan kepada kelompok tertentu yang dapat diikuti dalam kurun waktu tertentu diselenggarakan secara berkesinambungan untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Terapis Gigi dan Mulut digunakan sebagai pedoman dalam menjalankan profesi secara baik dengan tujuan sebagai berikut: a. Memberikan pelayanan asuhan kesehatan gigi sesuai dengan tujuan, fungsi, dan wewenang yang dimilikinya. b. Memberikan perlindungan kepada perawat gigi dari tuntutan hukum. c. Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari malpraktik perawat gigi.