Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu tenaga kesehatan yang melakukan upaya kesehatan


adalah perawat gigi. Kewenangan perawat gigi untuk melakukan
pekerjaannya adalah kewenangan hukum (rechtsbevoegheid).
Kewenangan hukum yaitu kewenangan yang dimiliki oleh seorang
tenaga kesehatan untuk melakukan pekerjaannya, sehingga atas dasar
kewenangan, inilah perawat gigi berhak melakukan pengobatan
sesuai dengan bidang keahliannya. Dalam hal ini perawat gigi
memiliki kewenangan yang berupa tugas pokok sebagai perawat gigi
dan tugas limpah dari dokter gigi maupun dari peraturan perundang-
undangan dalam keadaan tertentu, berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 tentang Izin
dan Penyelenggaraan Praktik Terapis Gigi dan Mulut, bahwa perawat
gigi masuk dalam tenaga keperawatan.

Upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga


kesehatan adalah kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan. Upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh
pemerintah dan/atau masyarakat yang semula dititikberatkan pada
upaya kuratif penderita berangsur-angsur berkembang ke arah
keterpaduan antara promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif1.
Tenaga kesehatan memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan
standar profesi medik, standar pelayanan dan sesuai dengan
kewenangannya, apa bila tenaga kesehatan melaksanakan pekerjaan
tidak sesuai dengan kewenangannya maka tenaga kesehatan tersebut
melanggar salah satu standar profesi tenaga kesehatan, karena di
dalam standar profesi terdapat kewenangan masing-masing tenaga
kesehatan.

Mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, diperlukan


peningkatan pelayanan kesehatan yang menyeluruh, merata, terpadu
dan bermutu. Upaya kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah
adalah dengan pendekatan, pemeliharaan, peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, penyembuhan, dan pemulihan kesehatan yang
dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Upaya kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari
kesehatan umum. Dengan makin meningkatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, masalah kesehatan gigi dan mulut makin
kompleks, hal ini menuntut pelaksanaan pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan secara profesional dan komprehensif.

Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang


kewenangan perawat gigi dalam melakukan tindakan medik terbatas
dalam bidang kedokteran gigi adalah Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Terapis Gigi dan Mulut. Ruang lingkup
pekerjaan perawat gigi seperti yang termaktub dalam Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 1392/MENKES/SK/XII/2001 tentang
registrasi dan izin kerja perawat gigi bab IV pasal 12 adalah pelayanan
asuhan kesehatan gigi dan mulut meliputi: a) upaya peningkatan
kesehatan gigi dan mulut, b) upaya pencegahan penyakit gigi, c)
tindakan penyembuhan penyakit gigi, d) pelayanan hygiene kesehatan
gigi.

B. Rumusan Masalah

a. Analisa kelayakan mengenai praktik mandiri perawat gigi


yang tertera di Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2016.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perawat Gigi/Teraphis Gigi Dan Mulut


Perawat (Nurse) berasal dari Bahasa Latin yaitu kata nutrix yang
berarti merawat atau memelihara. Kata ini pertama kali digunakan oleh
Ellis dan Hartly dalam Jumadi, yang menjelaskan pengertian dasar
seorang perawat yaitu seseorang yang berperan dalam merawat dan
memelihara, membantu dan melindungi seseorang karena sakit, cidera
dan proses penuaan. Pengertian ini banyak digunakan perawat,
meskipun pengertian ini belum mencangkup perkembangan peran dan
fungsi perawat dewasa ini. Organisasi Keperawatan Sedunia atau
International Council of Nurse atau disingkat dengan ICN mengadopsi
definisi perawat dari Virgina Hendersen yang merumuskan fungsi
perawat yaitu melaksanakan pengkajian pada individu sehat maupun
sakit, dimana segala aktivitas yang dilakukan berguna untuk kesehatan
dan pemulihan kesehatan berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya4.
Secara umum perawat gigi termasuk dalam bidang profesi perawat
profesional yang termasuk dalam bidang keperawatan. Sehingga
dengan demikian perawat gigi setara dengan bidan dan perawat umum
hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Menteri kesehatan Nomor
1035/Menkes/SK/ IX/1998 Tentang Perawat Gigi.
Ada beberapa pengertian dari perawat gigi yang dapat dijadikan
dasar yaitu:
1. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1035
Tahun 1998 Tentang Perawat Gigi dinyatakan: “Perawat gigi
adalah setiap orang yang telah mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan perawat gigi yang telah diakui oleh pemerintah dan
lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku”.
2. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2016 tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Terapis Gigi dan Mulut adalah: “Perawat gigi adalah
setiap orang yang telah lulus pendidikan perawat gigi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku”.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan, perawat gigi adalah


setiap orang yang telah lulus pendidikan perawat gigi yang diakui oleh
pemerintah dan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
Perawat gigi yang menjalankan tugasnya di saranan pelayanan
kesehatan di seluruh Indonesia harus mempunyai SIPG dan SIK sesuai
dengan Peraturan. Peraturan yang dimaksud yaitu Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Terapis Gigi dan Mulut merupakan salah satu
profesi kesehatan yang melaksanakan pelayanan asuhan kesehatan gigi
dan mulut secara profesional dan di dalam melaksanakan tugasnya
perawat gigi memiliki kewenangan hukum yang di dapat dari peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Perawat gigi merupakan bagian integral dari keperawatan.
Menurut hasil lokakarya Keperawatan Nasional tahun 1983,
keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan
pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk bio-psiko-sosial- spiritual
yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga, masyarakat
baik yang sakit maupun sehat dan mencakup seluruh siklus hidup
manusia. Berdasarkan definisi di atas, dapat kita ketahui bahwa
keperawatan merupakan bentuk pelayanan yang diberikan berdasarkan
ilmu dan kaidah keperawatan.
Secara khusus ketentuan untuk perawat gigi antara lain termuat
di dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 284/Menkes/SK/IV/2006 Tentang Standar Pelayanan Asuhan
Kesehatan Gigi dan Mulut. Asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah
pelayan kesehatan gigi dan mulut yang terencana ditunjukkan kepada
kelompok tertentu yang dapat diikuti dalam kurun waktu tertentu
diselenggarakan secara berkesinambungan untuk mencapai kesehatan
gigi dan mulut yang optimal.
Perawat gigi menjadi ujung tombak pembangunan kesehatan
gigi Indonesia dan sebagai sumber daya manusia kesehatan gigi yang
mempunyai peran sentral dalam asuhan kesehatan gigi yang merupakan
barisan terdepan dalam aspek promotif dan preventif pelayanan gigi
mulut. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2016 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Terapis Gigi dan
Mulut digunakan sebagai pedoman dalam menjalankan profesi secara
baik dengan tujuan sebagai berikut:
a. Memberikan pelayanan asuhan kesehatan gigi sesuai dengan
tujuan, fungsi, dan wewenang yang dimilikinya.
b. Memberikan perlindungan kepada perawat gigi dari tuntutan
hukum.
c. Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari malpraktik
perawat gigi.

Kemampuan inti dari seorang perawat gigi sebagai berikut:


a. Mampu menyuluh dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan
gigi dan mulut.
b. Mampu melakukan pelatihan kader kesehatan gigi.
c. Mampu membuat dan menggunakan media komunikasi upaya
pencegahan penyakit gigi.
d. Mampu melakukan pemeriksaan gigi dan mulut.
e. Mampu menginstruksikan tehnik menyikat gigi yang baik.
f. Mampu melakukan skalling, melakukan pembersihan plak
ekstrinsik staining dan kalkulus dan mampu melakukan topical
aplikasi.
g. Mampu melakukan fissure sealant dan mampu memelihara
kesehatan gigi dan mulut pasien umum rawat inap.

B. Bidang Usaha Praktik Teraphis Gigi dan Mulut


Terapis Gigi dan Mulut adalah setiap orang yang telah lulus
pendidikan kesehatan gigi, perawat gigi atau terapis gigi dan mulut
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Dengan kemampuan
melaksanakan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah
pelayanan asuhan yang terencana, diikuti dalam kurun waktu tertentu
secara berkesinambungan di bidang promotif, preventif, dan kuratif
sederhana untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut yang
optimal pada individu, kelompok, dan masyarakat. Dengan fasilitas
pelayanan kesehatan alat dan/atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah,
pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
Dalam menjalankan profesinya seorang teraphis gigi dan mulut
wajib memiliki :
a. Surat Tanda Registrasi Terapis Gigi dan Mulut yang selanjutnya
disingkat STRTGM sebagai bukti tertulis yang diberikan oleh
Pemerintah kepada Terapis Gigi dan Mulut yang telah memiliki
sertifikat kompetensi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
b. Surat Izin Praktik Terapis Gigi dan Mulut yang selanjutnya
disingkat SIPTGM adalah bukti tertulis pemberian kewenangan
untuk menjalankan praktik keprofesian Terapis Gigi dan Mulut.
c. Standar Profesi Terapis Gigi dan Mulut adalah batasan
kemampuan minimal berupa pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku profesional yang harus dikuasai dan dimiliki oleh
Terapis Gigi dan Mulut untuk dapat melakukan praktik
keprofesiannya pada masyarakat secara mandiri yang dibuat
oleh organisasi profesi bidang kesehatan.
Dalam menjalankan praktik keprofesiannya, Terapis
Gigi dan Mulut memiliki wewenang untuk melakukan
pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut meliputi:
a. Upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut
1) promosi kesehatan gigi dan mulut kepada individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat
2) pelatihan kader kesehatan gigi dan mulut, guru serta
dokter kecil;
3) pembuatan dan penggunaan media/alat peraga untuk
edukasi kesehatan gigi dan mulut; dan
4) konseling tindakan promotif dan preventif kesehatan
gigi dan mulut
b. Upaya pencegahan penyakit gigi
1) Bimbingan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
untuk individu kelompok dan masyarakat;
2) Penilaian faktor resiko penyakit gigi dan mulut;
3) Pembersihan karang gigi
4) penggunaan bahan/material untuk pencegahan karies
gigi melalui:
5) Pengisian pit dan fissure gigi dengan bahan fissure
sealant;
6) penambalan Atraumatic Restorative
Treatment/ART; dan/atau
7) Aplikasi fluor;
8) Skrining kesehatan gigi dan mulut; dan
9) Pencabutan gigi sulung persistensi atau goyang derajat 3
dan 4 dengan lokal anastesi.
c. Manajemen pelayanan kesehatan gigi dan mulut
1) administrasi klinik gigi dan mulut;
2) pengendalian infeksi, hygiene, dan sanitasi klinik;
3) manajemen program UKGS; dan
4) manajemen program UKGM/UKGMD.
d. Pelayanan kesehatan dasar pada kasus kesehatan gigi terbatas
1) pencabutan gigi sulung dan gigi tetap satu
akar dengan lokal anestesi;
2) penambalan gigi satu atau dua bidang dengan glass
ionomer atau bahan lainnya; dan perawatan pasca
tindakan.
e. Dental assisting.

3. Peraturan dan Perundangan


Dalam melaksanakan praktik keprofesiannya, Terapis
Gigi dan Mulut mempunyai hak sebagai berikut:
 Memperoleh perlindungan hukum sepanjang
melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan standar
profesi, standar pelayanan, dan standar prosedur
operasional;
 Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari
pasien dan/atau keluarga pasien;
 Melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi dan
kewenangan;
 Menerima imbalan jasa profesi; dan
 Memperoleh jaminan perlindungan terhadap risiko kerja
yang berkaitan dengan tugasnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam melaksanakan praktik keprofesiannya,
Terapis Gigi dan Mulut mempunyai kewajiban sebagai
berikut:
 Menghormati hak pasien;
 Menyimpan rahasia sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
 Memberikan informasi tentang masalah kesehatan dan
pelayanan yang dibutuhkan;
 Memperoleh persetujuan tindakan yang akan
dilaksanakan kepada pasien;
 Melakukan rujukan untuk kasus di luar kompetensi dan
kewenangannya sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
 Mematuhi standar profesi, standar pelayanan, standar
prosedur operasional, dan kode etik profesi.
BAB III
PENUTUP
Secara khusus ketentuan untuk perawat gigi antara lain termuat
di dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 284/Menkes/SK/IV/2006 Tentang Standar Pelayanan Asuhan
Kesehatan Gigi dan Mulut. Asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah
pelayan kesehatan gigi dan mulut yang terencana ditunjukkan kepada
kelompok tertentu yang dapat diikuti dalam kurun waktu tertentu
diselenggarakan secara berkesinambungan untuk mencapai kesehatan
gigi dan mulut yang optimal.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2016 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Terapis Gigi dan
Mulut digunakan sebagai pedoman dalam menjalankan profesi secara
baik dengan tujuan sebagai berikut:
a. Memberikan pelayanan asuhan kesehatan gigi sesuai dengan
tujuan, fungsi, dan wewenang yang dimilikinya.
b. Memberikan perlindungan kepada perawat gigi dari tuntutan
hukum.
c. Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari malpraktik
perawat gigi.

Anda mungkin juga menyukai