A. PENDAHULUAN
Puskesmas merupakan tempat kerja yang unik dan kompleks yang difungsikan untuk
menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat umum. Semakin luas pelayanan
kesehatan dan fungsi Puskesmas tePuskesmasebut, maka akan semakin kompleks
peralatan dan fasilitas yang dibutuhkan. Kerumitan tePuskesmasebut menyebabkan
Puskesmas mempunyai potensi bahaya yang sangat besar, tidak hanya bagi pasien,
tenaga medis dan tenaga non medis, tetapi juga pengunjung Puskesmas.
Disadari ataupun tidak, potensi bahaya di Puskesmas sangat luas, selain penyakit –
penyakit infeksi juga ada potensi bahaya – bahaya lain yang mempengaruhi kesehatan dan
keselamatan manusia di Puskesmas. Yaitu potensi bahaya fisik, kimia, biologi, ergonomi
dan psikososial. Dan tetap harus mengedepankan peningkatan mutu pelayanan kepada
masyarakat dengan tanpa mengabaikan upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di
Puskesmas.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Puskesmas perlu mendapat perhatian serius
dalam upaya melindungki kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh proses
pelayanan kesehatan, maupun keberadaan sarana, prasarana, obat – obatan dan logistik
lainnya yang ada di lingkungan Puskesmas sehingga tidak menimbulkan kecelakaan kerja,
penyakit akibat kerja dan kedaruratan termasuk kebakaran dan bencana yang berdampak
pada pekerja Puskesmas, pasien, pengunjung dan masyarakat disekitarnya.
Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Puskesmas Bojong tahun 2018 (K3
PUSKESMAS Tahun 2018) ini merupakan pedoman yang dipakai sebagai acuan dalam
pelaksanaan pengelolaan K3 Puskesmas Bojong dan dapat mengantikan peran standar K3
PUSKESMAS terdahulu yang dikenal dengan Kebakaran, Keselamatan Kerja dan
Kewaspadaan Bencana. Pedoman K3 Puskesmas Bojong Tahun 2018 ini sebagai acuan
lebih komprehensif karena di dalamnya terdapat Standard Kesehatan Kerja yang
mencakup standar penanggulangan kebakaran dan kewaspadaan terhadap bencana.
Menyadari kompleksitas permasalahan K3 ini, untuk mengatur masalah terkait
keselamatan dan kesehatan kerja, pemerintah sebagai pembuat kebijakan dan
perundangan di indonesia telahmenetapkan berbagai macam peraturan maupun
perundangan terkait dengan permasalahan K3 ini, diantaranya dalam undang-undang
Nomor 23 tahun1992 tentang Kesehatan, pasal 23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan
dan Keselamatan kerja (K3) harus diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya
tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau
mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang. Disamping itu pemerintah juga terus
memperhatikan dan mengatur masalah K3 ini melalui beberapa dokumen negara lainnya
seperti : Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang tertuang dalam SK
MENKES nomor 432/Menkes/SK/IV/2007 dan juga Standart Kesehatan dan Keselamatan
Kerja di Puskesmas yang tertuang dalam Kepmenkes RI nomor 1087/Menkes/VIII/2010
yang diharapkan dapat menjadi dasar hukum pelaksanaan K3.
Oleh karena itu, pihak pengelola Puskesmas Bojong diharapkan dapat menerapkan
upaya – upaya yang mendukung terciptanya K3 di PUSKESMAS. Selain itu, agar
penyelenggaraan K3 PUSKESMAS lebih efisien, efektif dan terpadu, maka Kepala
Puskesmas memandang perlu di buatnya suatu pedoman manajemen K3 di Puskesmas
Bojong yang di dalam nya melibatkan pengelola dan seluruh pegawai Puskesmas Bojong
untuk mendukung tercapainya kondisi kerja yang sehat dan selamat.
Standart K3 Puskesmas Bojong tahun 2018 ini dibuat dengan mengacu pada berbagai
macam sumber baik itu Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1087/Menkes/VIII/2010,
standart K3 PUSKESMAS tahun 2009 yang diterbitkan oleh Depkes RI, Pedoman
Manajemen K3 PUSKESMAS No. 432/Menkes/SK/IV/2007, dan juga sumber – sumber lain
yang diharapkan dapat diterapkan di seluruh Puskesmas sebagai bagian dalam
pengelolaan Puskesmas dan sebagai salah satu parameter penilaian Akreditasi
Puskesmas yang diamanatkan oleh Undang – Undang no 44 tahun 2009 tentang
Puskesmas.
B. PENGERTIAN
a. Kesehatan Kerja Menurut WHO / ILO (1995)
Kesehatan Kerja bertujuan untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan
fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan,
pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi
pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang
merugikan kesehatan; dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu
lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya. Secara
ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia
kepada pekerjaan atau jabatannya.
b. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat
kesehatan para pekerja/buruh dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat
kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan
rehabilitasi.
c. Manajemen K3 Puskesmas Bojong
Suatu proses kegiatan yang dimulai dengan tahap perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengendalian yang bertujuan untuk membudayakan K3 di
PUSKESMAS Puskesmas Bojong.
g. KaPuskesmasinogenik
Sifat bahan penyebab sel kanker, yakni sel luar yang dapat merusak jaringan tubuh.
h. Iritasi
Bahan yang dapat menyebabkan peradangan pada kulit dan selaput lendir.
i. Teratogenik
Sifat bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan embrio.
j. Mutagenik
Sifat bahan yang dapat mengakibatkan perubahan kromosom yang berarti dapat
merubah genetika.
k. Arus listrik
C. LATAR BELAKANG
Puskesmas sebagai industri jasa padat karya, padat pakar, padat modal, padat
teknologi dituntut untuk snenatiasa mampu berkembang dalam memberikan pelayanan
kesehatan. Menimbang hal ini maka perlu disadari dengan baik dan diantisipasi agar resiko
timbulnya Penyakit Akibat Kerja dan Kecelakaan Akibat Kerja baik dalam jangka waktu
yang lama maupun relatif singkat dapat dikurangi. Salah satu usaha awal yang dapat
diakukan untuk mengurangi terjadinya PAK dan KAK adalah mengenali potensi bahaya
yang ada di suatu Puskesmas. Potensi bahaya di Puskesmas selain pnyakit juga terdapat
berbagai hal lai yang secara umum adalah meliputi: potensi bahaya fisik, kimia, biologic,
ergoonomic, mekanik, listrik, kecelakaan, limbah Puskesmas maupun psikososial.
Mengingat pentingnya permaslahan K3 di atas, maka pedoman, program dan panduan
terkait dengan pelaksanaan K3 di Puskesmas sangat diperlukan untuk menciptakan
keadaan sehat dan selamat di PUSKESMAS baik bagi pasien, keluarganya, pegawai
maupun pengelola Puskesmas.
a. Tujuan umum
Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk SDM
Puskesmas Bojong, aman dan sehat bagi pasien, pengunjung/ pengantar pasien,
masyarakat dan lingkungan sekitar Puskesmas sehingga proses pelayanan
Puskesmas berjalan baik dan lancar.
b. Tujuan khusus
1. Terwujudnya organisasi kerja yang menunjang tercapainya K3 PUSKESMAS
2. Meningkatkan kesadaran dalam K3 bagi manajemen, pelaksana dan pendukung
program.
3. Terpenuhinya syarat – syarat K3 di setiap unit kerja
4. Terlindunginya pekerja dan mencegah terjadinya PAK dan KAK.
5. TePuskesmaselenggaranya program K3 PUSKESMAS secara optimal dan
menyeluruh.
6. Peningkatan mutu, citra dan produktivitas Puskesmas Bojong.
c. Sasaran K3 Puskesmas Bojong Tahun 2018 adalah:
1. Pengelola Puskesmas (seluruh pegawai di semua unit kerja)
2. SDM yang ada di Puskesmas (pasien dan pengunjung pasien)
E. MANFAAT
a. Manfaat bagi Puskesmas
1. Meningkatkan mutu pelayanan dan citra Puskesmas
2. Mempertahankan kelangsungan operasional Puskesmas
b. Manfaat bagi pegawai
1. Melindungi pegawai dari Penyakit Akibat Kerja (PAK)
2. Melindungi terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK)
c. Manfaat bagi pasien dan pengunjung
Meningkatkan tingkat kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan di Puskesmas
Bojong yang meningkatkan kesadaran serta keselamatan dan kesehatan di
Puskesmas Bojong.
G. BATASAN OPERASIONAL
Batasan operasional penyelenggaraan kegiatan K3 di Puskesmas Bojong ini adalah:
a. Batasan pelaksanaan K3 tidak hanya pada pegawai Puskesmas Bojong tetapi juga
pada pasien dan pengunjung pasien.
b. Alokasi anggaran keuangan pelaksanaan program dan kegiatan K3 ada di bawah
anggaran bidang umum dengan skala prioritas
H. LANDASAN HUKUM
a. Undang – undang No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
b. Undang – undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
c. PP 18 tahun 1990 jo PP 85 tahun 1999, mengatur tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun
d. Peraturan MENKES No 1691/ MENKES/ PER/ VIII/ 2011 tentang Keselamatan Pasien
Puskesmas
e. Keputusan MENKES No 876/ MENKES/ SK/ VIII/ 2001 tentang Pedoman Teknis
Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan.
f. Keputusan MENKES No 1405/ MENKES/ SK/ XI/ 2002 tentang PePuskesmasyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.
g. Kepmen KLH 58/ 1995, mengatur tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan
Puskesmas.
h. Kepdal 01 – 05 tahun 1995 tentang Pengelolaan Limbah B3. Limbah medis dari suatu
Puskesmas termasuk dalam kategori limbah bahan berbahaya dan beracun (LB3)
sesuai dengan PP 18 Tahun 1999 lampiran I daftar limbah spesifik dengan kode
limbah D 227.
i. Keputusan MENKES No 1204/ MENKES/ SK/ X/ 2004 tentang PePuskesmasyaratan
Kesehatan Lingkungan Puskesmas.
j. Pedoman manajemen K3 PUSKESMAS No 432/ MENKES/ SK/ IV/ 2007.
k. Keputusan MENKES No 1087/ MENKES/ SK/ VIII/ 2010 tentang Standar K3
PUSKESMAS
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
a) Puskesmas l :
- Ruang periksa 3 x 4 m2
- Ruang tindakan 2 x 3 m2
- Ruang tunggu 4 x 4 m2
b. Lantai :
a) Lantai ruangan dari bahan yang kuat, kedap air, rata, tidak licin dan mudah
dibersihkan dan berwarna terang.
b) Lantai KM/ WC dari bahan yang kuat, kedap air, tidak licin, mempunyai kemiringan
yang cukup dan tidak ada genangan air.
c. Dinding :
a) Dinding berwarna terang, rata, cat tidak luntur dan tidak mengandung logam berat.
b) Dinding KM/WC dari bahan kuat dan kedap air
c) Permukaan dinding keramik rata, rapih, sisa permukaan kramik dibagi sama ke
kanan dan ke kiri
d) Dinding rang laboratorium dari keramik setinggi 1,5 m dari lantai
d. Pintu/ Jendela :
a) Pintu harus cukup tinggi minimal 270 cm dan lebar minimal 120 cm.
b) Pintu dapat dibuka dari luar.
c) Ambang bawah jendela minimal 1 m dari lantai
d) Khusus jendela yang berhubungan langsung keluar memakai jeruji.
e. Plafon
a) Rangka plafon kuat dan anti rayap.
b) Permukaan plafon berwana terang, mudah dibersihkan tidak berbahan dasar asbes.
c) Langit-langit dengan ketinggian 3 m dari lantai
d) Langit-langit menggunakan cat anti jamur.
f. Ventilasi
a) Pemasangan ventilasi alamiah dapat memberikan sirkulasi udara yang cukup, luas
minimum 15% dari luas lantai.
b) Ventilasi mekanik disesuaikan dengan peruntukan ruangan, untuk operasi kombinasi
antara fan, exhauster dan AC dapat memberikan sirkulasi udara dengan tekanan
positif.
c) Ventilasi AC dilengkapi dengan filter bakteri.
g. Atap
a) Atap kuat , tidak bocor, tidak menjadi perindukan serangga, tikus dan binatang
pengganggu lain.
b) Atap dengan ketinggian lebih dari 10 meter harus menggunakan penangkal petir.
h. Sanitasi
a) Closet, urinoir, wastafel dan bak mandi dari bahan kualitas baik, utuh dan tidak cacat,
serta mudah dibersihkan.
b) Urinoir dipasang/ ditempel pada dinding, kuat, berfungsi dengan baik.
c) Wastafel dipasang rata, tegak lurus dinding, kuat, tidak menimbulkan bau, dilengkapi
desinfektan dan dilengkapi tisu yang dapat dibuang (disposable tissues).
d) Bak mandi tidak berujung lancip, tidak menjadi sarang nyamuk dan mudah
dibersihkan.
e) Air untuk keperluan sanitair seperti mandi, cuci, urinoir, wastafel, closet, keluar
dengan lancar dan jumlahnya cukup.
i. Air bersih
a) Kapasitas resevoir sesuai dgn kebutuhan Puskesmas
b) Sistem penyedian air bersih menggunakan jaringan PAM atau sumur dalam (artesis)
c) dilakukan pemeriksaan fisik, kimia dan biologi setiap 6 bulan sekali.
d) Sumber air masih dimungkinkan dapat digunakan sebagai sumber air dalam
penanggulangan kebakaran.
j. Pemipaan (plumbing)
a) Sistem pemipaan di Puskesmas Bojong adalah pemipaan air bersih sedangkan untuk
pemipaan kebakaran sejauh ini belum dapat dilakukan karena belum terintegrasinya
kawasan Puskesmas Bojong dengan Hydrant.
b) Pipa air bePuskesmasih tidak boleh bePuskesmasilangan denan pipa air kotor.
c) Instalasi pemipaan tidak berdekatan atau berdampingan dengan insalasi listrik
k. Saluran (drainase)
a) Saluran keliling bangunan drainase dari bahan yang kuat, kedapa air dan berkualitas
baik dengan dasar mempunyai kemiringan yang cukup ke arah aliran pembuangan.
b) Saluran air hujan tertutup telah dilengkapi bak kontrol dalam jarak tertentu dan ditiap
sudut pertemuan, bak kontrol dilengkapi penutup yang mudah dibuka/ ditutup
memenuhi syarat teknis, serta berfungsi dengan baik.
l. Jalur yang melandai/ lereng (ramp)
a) Kemiringan rata-rata 10-25 derajat.
b) Ramp untuk evakuasi satu arah dengan lebar rata-rata 140 cm, khusus ramp koridor
dapat dibuat dua arah dengan lebar minimal 240 cm, kedua ramp Puskesmas
harusnya dilengkapi pegangan rambatan, kuat, ketinggian 80 cm.
c) Area awal dan akhir ramp bebas dan daftar, mudah untuk berputar , tidak licin.
d) Setiap ramp dilengkapi lampu penerangan darurat.
m. Tangga
a) Lebar tangga minimum 120 cm jalan searah dan 160 cm jalan dua arah.
b) Lebar injakan minimum 28 cm
c) Tinggi injakan maksimum 21 cm
d) Tidak berbentuk bulat/ spiral.
e) Memiliki kemiringan injakan < 90 derajat.
f) Dilengkapi pegangan, minimum pada salah satu sisinya. Peganan rambat mudah
dipegang, ketinggian 60-80 cm dari lantai, bebas dari segala instalasi. Tangga diluar
bangunan dirancang ada penutup tidak kena air hujan secara langsung.
o. Area Parkir
a) Area parkir tertata dengan baik
b) Mempunyai ruangan bebas disekitarnya
c) Untuk penyandang cacat,kursi roda disediakan ramp trotoar untuk akses di lantai 1
sedangkan untuk akses ke lantai dua sementara belum difasilitasi.
d) Puskesmas Bojong belum memberikan rambu penyandang cacat yang bisa
membedakan untuk mempermudah dan membedakan dengan fasilias parkir bagi
umum
e) Parkir dasar (basement) dilengkapi dengan exhauster yang memadai untuk
menghilangkan udara tercemar di dalam ruang dasar (basement), dilengkapi petunjuk
arah dan disediakan tempat sampah yang memadai serta pemadam kebakaran.
p. Pemandangan ( Landscape) : Jalan, Taman
a) Akses Jalan lancar dengan rambu-rambu yang jelas
b) Saluran pembuangan yang melewati jalan tertutup dengan baik dan tidak
menimbulkan bau
c) Tanam-tanaman tertata dengan baik dan tidak menutupi rambu-rambu yang ada
d) Jalan dalam area Puskesmas dirawat
e) Di Puskesmas Bojong telah tersedia area untuk tempat berkumpul (public corner).
f) Pintu gerbang untuk masuk dan keluar sementara melalui pintu yang sama karena
keterbatasan lahan yang ada tetapi walaupun begitu, untuk menunjang keamanan
dilengkapi dengan gerdu jaga.
g) Papan nama Puskesmas dibuat rapi, kuat, jelas atau mudah dibaca untuk umum,
terpampang di bagian depan Puskesmas
h) Taman tertata rapi, terpelihara, dan berfungsi memberikan keindahan, kesejukan ,
kenyamanan bagi pengunjung maupun pekerja dan pasien Puskesmas.
d. Sistem Komunikasi
a) Tersedia saluran telepon intenal dan eksternal dan berfungsi dengan baik.
b) Tersedia saluran telepon khusus untuk keadan darurat (untuk IGD, sentral telepon dan
posko tanggap darurat).
c) Instalasi kabel telah terpasang rapi, aman dan berfungsi dengan baik
d) Tersedia komunikasi lain (HT, paging sistem dan alarm) untuk mendukung komunikasi
tanggap darurat.
e) Tersedia sistem panggilan perawat (nuPuskesmase call ) yang terpasangan berfungsi
dengan baik.
f) Tersedia sistem tata suara pusat (central sound system)
g) Tersedia peralatan pemantau keamanan/ CCTV (Close circuit television) yang
terpasang tersebar di seluruh area Puskesmas (terdapat setidaknya 24 titik pantau
kamera CCTV di seluruh area Puskesmas.
e. Gas Medis :
a) Tersedianya gas medis dengan sistem sentral dan tabung.
b) Sentral gas medis dengan sistem jaringan dan outlet terpasang, berfungsi dengan baik
dilengkapi dengan ALARM untuk menunjukkan kondisi sentral gas medis dalam
keadaan rusak/ ketePuskesmasediaan gas tidak cukup.
c) Tersedia pengisap (suction pump) pada jaringan sentral gas medik
d) Kapasitas central gas medis telah sesuai dengan kebutuhan
e) Kelengkapan sentral gas berupa gas oxigen (O2), gas nitrous oxida (NO2), gas tekan
dan vacum.
f. Limbah cair :
Tersedianya Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan perizinannya
D. Denah Ruang
Adapun denah ruangan di Puskesmas Bojong dapat ditunjukkan pada Lampiran
Gambar Denah Puskesmas Bojong.
BAB IV
TATA LAKSANA
2. Membuat peraturan
PUSKESMAS harus membuat, menetapkan dan melaksanakan standar operasional
prosedur (SOP) sesuai dengan peraturan, perundangan dan ketentuan mengenai K3
lainnya yang berlaku. SOP ini harus dievakuasi, diperbaharui dan harus
dikomunikasikan serta disosialisasikan pada karyawan dan pihak yang terkait.
3. Tjuan dan sasaran
PUSKESMAS harus mempertimbangkan peraturan perundang-undangan, bahaya
potensial dan risiko K3 yang bisa diukur, sautuan/ indikator pengukuran, sasaran
pencapaian dan jangka waktu pencapaian (SMART)
4. Indikator kinerja
Indikator harus dapat diukur sebagai dasar penilaian kinerja K3 yang sekaligus
merupakan informasi mengenai keberhasilan pencapaian SMK3 PUSKESMAS.
5. Program K3
PUSKESMAS harus menetapkan dan melaksanakan program K3 PUSKESMAS, untuk
mencapai sasaran haru ada monitoring, evaluasi dan dicatata serta dilaporkan.
C. Mekanisme Kerja
Ketua organisasi/ unit pelaksana K3 PUSKESMAS memimpin dan
mengkoordinasikan kegiatan organisasi/ unit pelaksana K3 PUSKESMAS
Sekretaris organisasi/ unit pelaksana K3 PUSKESMAS memimpin dan
mengkoordinasikan tugas-tugas-tugas kesekretariatan dan melaksanakan keputusan
organisasi/ unit pelaksana K3 PUSKESMAS.
Anggota organisasi/ unit pelaksana K3 PUSKESMAS mengikuti rapat organisasi/ unit
pelaksana K3 PUSKESMAS dan melakukan pembahasan atas pePuskesmasoalan yang
diajukan dalam rapat, serta melaksanakan tugas-tugas yang diberikan organisasi/ unit
pelaksana K3 PUSKESMAS.
Untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, organisasi/ unit pelaksana
K3 PUSKESMAS mengumpulan data dan informasi mengenai pelaksanaan K3 di
PUSKESMAS. Sumber data antara lain dari bagian pePuskesmasonalia meliputi angka
sakit, tidak hadir tampa keterangan, angka kecelakaan, catatan lama sakit dan perawatan
PUSKESMAS, khususnya yang berkaitan dengan akibat kecelakaan. Dan sumber yang
lain bisa dari tempat pengobatan PUSKESMAS sendiri antara lain jumlah kunjungan, P3K
dan tindakan medik karena kecelakaan, rujukan ke PUSKESMAS bila perlu pengobatan
lanjutan dan lama perawatan dan lama berobat. Dari bagian teknik bisa didapat data
kerusakanakibat kecelakaan dan biaya perbaikan.
Informasi juga dikumpulkan dari hasil monitoring tempat kerja dan lingkungan kerja
PUSKESMAS, terutama yang berkaitan dengan sumber bahaya potensial baik yang
berasa dari kondisi barbahaya maupun tindakan berbahaya serta data dari bagian K3
berupa laporan pelaksanaan K3 dan analisisnya.
Data dan informasi dibahas dalam organisasi/ unit pelaksana K3 PUSKESMAS,
untuk menemukan penyebab masalah dan merumuskan tindakn korektif maupun tindakan
preventif. Hasil rumusan disampaikan dalam bentuk rekomendasi kepada Kepala
Puskesmas Bojong. Rekomendasi berisi saran tindak lanjut dari organisasi/ satuan
pelaksana K3 PUSKESMAS serta alternatif-alternatif pilihan serta pemikiran
hasil/konsekuensi setiap pilihan.
Organisasi/ unit pelaksana K3 PUSKESMAS membantu melakukan upaya promosi di
lingkungan PUSKESMAS baik pada petugas, pasien meupun pengunjung yaitu mengenai
segala upaya pencegahan KAK dan PAK di PUSKESMAS. Untuk memacu semangat
pegawai Puskesmas Bojong agar dapat mengikuti dengan baik dan pro aktrif kegiatan K3
ini, kemudian diadakan lomba pelaksanaan K3 antar bagian atau unit kerja yang ada di
lingkungan kerja PUSKESMAS dan yang terbaik atau terbagus pelaksanaannya dan
penerapannya K3 nya mendapat reward dari Kepala Puskesmas.
BAB V
LOGISTIK
Pengadaan barang dan jasa terkait dengan kegiatan K3 secara umum dapat dibagi
menjadi 2 kelompok besar, yaitu:
a. Pengadaan Jasa dan Bahan Umum
Untuk menunjang tujuan kegiatan K3, maka diperlukan sarana dan prasarana umum
yang pengadaannya mengikuti sistem dan prosedur serta SOP pengadaan barang umum
di Puskesmas Bojong. Contoh barang umum terkait dengan K3 diantaranya : pengadaan
kran air, dll.
b. Pengadaan Jasa dan Bahan Berbahaya
PUSKESMAS harus melakukan seleksi rekanan berdasarka barang yang diperlukan.
Rekanan yang akan diseleksi diminta memberikan proposal berikut profil perusahaan
(company profile). Informasi yang diperlukan menyangkut spesifikasi lengkap dari material
atau produk, kapabilitas rekanan, harga, pelayanan, pePuskesmasyaratan K3 dan
lingkungan serta informasi lain yang dibutuhkan oleh PUSKESMAS.
Setiap unit kerja/ instalasi/ satker yang menggunakan, menyimpan, mengelola B3
harus menginformasikan kepada Bidang logistik sebagai unit pengadaan barang setiap kali
mengajukan permintaan bahwa barang yang diminta termasuk jenis B3.
Untuk memudahkan melakukan proses seleksi, dibuat formulir seleksi yang memuat
kriteria wajib yang harus dipenuhi oleh rekanan serta sistem penilaian untuk masing –
masing kriteria yang ditentukan. Hal – hal yang menjadi kriteria penilaian:
a) Kapabilitas
Kemampuan dan kompetensi rekanan dalam memenuhi apa yang tertulis dalam
kontak kerjasama.
b) Kualitas dan garansi
Kualitas barang yag diberikan memuaskan dan sudah sesuai dengan spesifikasi
yag sudah disepakati. Jaminan garansi yang disediakan baik waktu maupun jenis
garansi yang diberikan
c) PePuskesmasyarata K3 dan lingkungan
(a) Menyertakan MSDS
(b) Melaksanakan Sistem Manajemen Lingkungan atau ISO 14001
(c) Kemasan produk memenuhi pePuskesmasyaratan K3 dan lingkungan
(d) Mengikuti ketentuan K3 yang berlaku di PUSKESMAS
d) Sistem mutu
(a) Metodoligi bagus
(b) Dokumen sistem mutu lengkap
(c) Sudah sertifikasi ISO 9000
e) Pelayanan
(a) Kesesuaian waku pelayanan dengan kontrak yang ada
(b) Pendekatan yang dilakukan supplier dalam melaksanakan tugasnya
(c) Penanganan setiap masalah yang timbul pada saat pelaksanaan
(d) Memberikan pelayanan jual yang memadai dan dukungan teknisi disertai sumber
daya manusia yang handal.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
BAB IX
PELAYANAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Pada dasarnya pemantauan dan evaluasi K3 di Puskesmas Bojong adalah salah satu
fungsi manajemen K3 di Puskesmas Bojong yang berupa suatu langkah yang diambil untuk
mengetahui dan menilai sejauh mana proses kegiatn K3 di Puskesmas Bojong itu berjalan, dan
mempertanyakan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan dari suatu kegiatan K3 di Puskesmas
Bojong dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.
Pemantauan dan evaluasi meliputi:
a. Pencatatan dan pelaporan K3 terintegrasi ke dalam sistem pelaporan PUSKESMAS
(SPPUSKESMAS) yang dilaporkan secara triwulan
a) Pencatatan dan pelaporan K3
b) Pencatatan semua kegiatan K3
c) Pencatatan dan pelaporan KAK
d) Pencatatan dan pelaporan PAK
b. Inspeksi dan pengujian
Inspeksi K3 merupakan suatu kegiatan untuk menilai keadaan K3 secara umum dan
tidak terlalu mendalam. Inspeksi K3 di PUSKESMAS dilakukan secara berkala, terutama
oleh petugas K3 PUSKESMAS sehingga kejadian PAK dan KAK dapat dicegah sedini
mungkin. Kegiatan lain adalah pengujian baik terhadap lingkungan maupun pemeriksaan
terhadap pekerja beresiko seperti bilogical monitoring (Pemantauan secara biologis).
Selain terkair dengan pegawai, pengujian berkala juga dilakukan terkait dengan fasilitas,
sarana dan prasarana Puskesmas Bojong melalui pengujian baik secara internal maupun
secara eksternal kepada lembaga/ organisasi yang terkait.
c. Melaksanakan audit internal K3
Audit K3 yang meliputi falsafah dan tujuan, administrasi dan pengelolaan, karyawan
dan pimpinan, fasilitas dan peralatan, kebiajakan dan prosedur, pengembangan karyawan
dan program pendidikan, evaluasi dan pengendalian.
Tujuan Audit K3:
a) Untuk menilai potensi bahaya, gangguan kesehatan dan keselamatan
b) Memastikan dan menilai pengelolaan K3 telah dilaksanakan sesuai ketentuan
c) Menentukan langkah untuk mengendalikan bahaya potensial serta pengembangan
mutu.
Audit ini dilakukan setiap 6 bulan sekali untuk mengetahui pencapaian pelaksanaan
kegiatan K3 di Puskesmas Bojong. Perbaikan dan pencegahan didasarkan atas hasil dari
audit internal, identifikasi, penilaian resiko direkomendasikan kepada manajemen puncak.
Tinjauan ulang dan peningkatan oleh pihak manajemen secara berkesinambungan untuk
menjamin kesesuaian dan keefektifan dalam pencapaian kebijakan dan tujuan K3.
BAB IX
PENUTUP
Buku Pedoman Kesehatan dan Keselamatan Keja di Puskesmas Bojong Tahun 2018.
Buku pedoman ini diharapkan mampu memberikan tuntunan untuk pelaksanaan K3 di
Puskesmas Bojong dan menjadi acuan dan dasar bagi perencanaan dan penulisan panduan
maupun program K3 yang akan disusun kemudian.
Tim penulis menyadarisepenuhnya bahwa walaupun telah berusaha maksimal untuk
menyelesaikan buku ini, tetapi masih terdapat kekurangan dan untuk itu maka saran, masukan
dan ide yang membangun senantiasa diperlukan untuk memperbaiki Buku Pedoma K3
Puskesmas Bojong ini.