TESIS
BAB I
PENDAHULUAN
Mutu pelayanan kesehatan bagi seorang pasien tidak terlepas dari rasa puas
seorang pasien terhadap pelayan kesehatan yang diterimanya. Mutu yang baik akan di
Pelayanan kesehatan yang bermutu masih jauh dari harapan masyarakat serta
kesadaran akan pentingya mutu, maka UU Kesehatan Nomor 36 tahun 2009 pasal 55
kesehatan.
Menurut kepuasan pasien adalah suatu keadaan dimana kebutuhan, keinginan,
dan harapan pasien dapat dipenuhi melalui produk/jasa yang diterimanya, yang
berarti bahwa kepuasan pasien sangat ditentukan oleh persepsi pasien tentang hal-hal
(Bachtiar,2002).
Mutu pelayanan kesehatan bagi pasien dan pemakai jasa pelayanan kesehatan
komunikasi antara petugas dalam melayani pasien. Dimensi mutu yang dipandang
paling penting bagi pasien adalah efisiensi pelayanan kesehatan, perhatian dokter
secara pribadi kepada pasien, penggunaan ilmu pengetahuan yang dimiliki dokter dan
memenuhi kebutuhan dan tuntutan akan memberikan rasa puas pada diri setiap
pasien. Makin sempurna kepuasaan tersebut makin baik pula mutu pelayanan
kesehatan .
pelayanan ada dua cara yang pertama meningkatkan mutu dan kuantitas sumber daya,
yang diperlukan dengan menggunakan teknologi tinggi atau dengan kata lain
meningkatkan input atau struktur, namun cara ini mahal dan kedua dengan
memperbaiki metode atau perawatan teknologi yang dipergunakan dalam kegiatan
kesehatan sebagai suatu sistem, kepuasan pasien juga dapat di nilai dari pelayanan
yang diberikan oleh dokter, perawat, bagian farmasi dan keadaan sarana fisik dari
pelayanan kesehatan tersebut. Dengan mutu yang baik maka kepuasan pasien akan
(Asmita, 2008).
Apabila harapan pasien terpenuhi maka pasien akan puas terhadap pelayanan
harapan pasien terpenuhi. Jika pasien tidak puas karena harapanya tidak terpenuhi
1997).
Puskesmas .................. merupakan pelayanan yang ada di Kecamatan
menjadi pilihan masyarakat desa untuk berobat. Namun dengan perkembanganya saat
ini Puskesmas .................. tidak lagi menjadi pilihan utama untuk masyarakat di
keterbatasan peralatan dan pelayanan yang diberikan baik tenaga dokter dan perawat.
Dari hasil data yang didapatkan dari puskesmas .................. jumlah pasien
yang berkunjung rawat jalan pada tahun 2010 adalah 4320 dan pada tahun 2011
jumlah pasien yang berkunjung pada rawat jalan adalah 2880. Menggalami
Dari pro kontra tentang mutu pelayanan kesehatan tersebut, penulis ingin
melakukan penelitian untuk mengetahui masalah yang sekarang dihadapi oleh pasien
kesehatan masyarakat.
menerapkan teori yang di peroleh dari bangku kuliah mulai dari perencanaan,
TINJAUAN PUSTAKA
1980)
d. Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri dari suatu barang dan jasa, yang
Menurut Wijono (1999) dalam (Afrinanda, 2009) ada delapan dimensi mutu
pelayanan kesehatan yang dapat membantu pola pikir dalam menetapkan masalah
yang ada untuk mengukur sampai sejauh mana telah dicapai standar dan efektivitas
Akses berarti bahwa pelayanan kesehatan tidak terhalang oleh keadaan sosial,
3. Efektivitas ( Effectiveness )
pelayanan kesehatan dan petunjuk klinis sesuai standar yang ada. Menilai
Adalah interaksi antar petugas dan pasien, manajer dan petugas, dan antara
saran dan nasehat petugas kesehatan, atau tidak mau berobat ditempat
tersebut.
5. Efesiensi ( efficiency)
7. Keamanan (safety)
Sebagai salah satu dimensi mutu, keamanan berarti mengurangi resiko cidera,
infeksi, efek samping atau bahaya lain yang berkaitan dengan pelayanan.
8. Kenyamanan (Amenities)
Dalam program menjaga mutu penampilan pelayanan kesehatan ini disebut sebagai
nama keluaran (out put ). Oleh karena itu baik tidaknya output sangat dipengaruhi
oleh proses, input dan environment, maka baik tidaknya mutu pelayanan kesehatan
a. Unsur Masukan
kesehatan, unsur masukan ini sangat banyak macamnya, yaitu meliputi man, money,
b. Unsur Lingkungan
c. Unsur Proses
d. Unsur Keluaran
aspek non medis, yang dimaksud dengan aspek medis yaitu hubungannya dengan
kesembuhan pasien terhadap penyakit yang dideritanya. Sedangkan pada aspek non
medis yaitu berkaitan dengan bagaimana kepuasan pasien terhadap pelayanan yang
diberikan.
2.1.4 Indikator Mutu Pelayanan Kesehatan ( Azwar, 1994 )
a. Subyektif
diberikan.
b. Obyektif
Yaitu di tinjau dari standar pelayanan profesi yang merupakan tolak ukur
a. Kenyamanan
dan sepontan
kebutuhan pasien.
1. Kepuasaan yang mengacu hanya pada penerapan kode etik serta standar
pelayanan profesi
pada penerapan kode etik serta standart pelayanan profesi saja. Suatu pelayanan
kesehatan disebut sebagai pelayanan kesehatan yang bermutu apabila penerapan kode
etik serta standar pelayanan profesi dapat memuaskan pasien. Dengan pendapat ini,
penerapan kode etik serta standar pelayanan profesi yang baik saja. Ukuran-ukuran
mengenai :
a) Hubungan dokter –pasien (doctor-patient relationship )
Terbinanya hubungan dokter pasien yang baik adalah salah satu dari
,hubungan dokter-pasien yang baik ini harus dapat dipertahankan. Adalah amat
diharapkan setiap dokter dapat dan bersedia memberikan perhatian yang cukup
dimaksudkan disini tidak hanya yang menyangkut fasilitas yang disediakan. Tetapi
yang terpenting lagi yang menyangkut sikap serta tindakan para pelaksana ketika
pelayanan kesehatan, adalah salah satu dari kewajiban etik. Suatu pelayanan
kesehatan disebut bermutu apabila kebebasan memilih ini dapat diberikan, dan karena
skill)
kompetensi teknis bukan saja bagian dari kewajiban etik, tetapi juga merupakan
prinsip pokok penerapan standart pelayanan profesi. Secara umum disebutkan, makin
tinggi tingkat pengetahuan dan kompetensi teknis tersebut, maka makin tinggi pula
juga merupakan bagian dari kewajiban etik serta prinsip pokok penerapan standar
Keamanan tindakan adalah juga bagian dari kewajiban etik serta prinsip
kesehatan
banyak syarat yang harus dipenuhi, salah satu diantaranya yang dinilai mempunyai
mutu pelayanan. Maka suatu pelayanan kesehatan juga disebut sebagai pelayanan
yang bermutu, apabila pelayanan tersebut bersifat wajar dalam arti dapat mengatasi
kesehatan tersebut bersifat berkesinambungan, dalam arti tersedia setiap saat, baik
pelayanan kesehatan tersebut dapat diterima oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan.
e) Ketercapaian pelayanan kesehatan kesehatan ( accessible)
Pelayanan kesehatan yang lokasinya terlalu jauh dari daerah tempat tinggal
tentu tidak mudah dicapai. Apabila keadaan ini sampai terjadi, tentu tidak akan
memuaskan pasien. Dalam kaitan ini kepuasaan ada hubungannya dengan mutu
pelayanan kesehatan tersebut dapat dicapai oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan yang terlalu mahal tidak akan dapat dijangkau oleh
semua pemakai jasa pelayanan kesehatan, dan karenanya tidak akan memuaskan
pasien.
kepuasan pasien pemakai jasa pelayan. Dengan demikian untuk dapat menimbulkan
tinggi atau dengan kata lain meningkatkan input atau struktur, namun cara ini
mahal.
pelayanan kesehatan.
a. Struktur
keuangan, sumber daya manusia dan sumber daya lain di fasilitas kesehatan.
b. Proses
kesehatan (dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain) dan interaksinya dengan
pasien. Penilaian terhadap proses adalah evaluasi terhadap dokter dan profesi
keputusan.
Dalam pengambilan keputusan pelayanan kesehatan terdiri dari :
pelayanan pengobatan kepada pasien rawat jalan yang meliputi prosedur dan kegiatan
a. Anamnase
b. Pemeriksaan fisik
pasien.
c. Terapi
d. Pemeriksaan penunjang
b. Komunikatif
c. Responsif
d. Informatif
Yaitu kejelasan informasi yang diberikan oleh petugas atau dokter berkaitan
e. Suportif
lain :
dalam menentukan kualitas dari pelayanan yang diberikan kepada pasien. Fungsi
utamanya adalah memberikan pelayanan medis kepada pasien dengan mutu sebaik-
baiknya. Menggunakan tata cara dan teknik berdasarkan ilmu kedokteran dan kode
etik yang berlaku serta dapat dipertanggung jawabkan kepada pasien dan rumah sakit
(Depkes RI,1991).
a. Ketepatan diagnosis
klinis.
akurat)
penderita.
2) Manajemen yang tepat dari kenyamanan tes tanpa mengurangi arti proses
diagnosis
diakibatkan pengobatan
4) Melakukan pemantauan dan pengamatan pada penderita agar dapat
c. Catatan dan dokumen pasien yang lengkap dan siap tersedia merupakan alat
Keperawatan adalah salah satu profesi di rumah sakit yang berperan penting
yang mempunyai tujuan kepedulian yang mendalam dari seseorang perawat terhadap
pelayanan keperawatan.
Pelayanan obat adalah pelayanan yang berkenan dengan praktek klinik dari
apotek dan peranan apoteker yang terjadi semakin terfokus pada pasien. Pelayanan
yang perlu diperhatikan dalam pelayan kepada pasien meliputi (Aditama, 2003) :
c) Adanya kerja sama dengan unsure lain di rumah sakit, seperti dokter dan
perawat.
d) Faktor-faktor lain seperti lokasi apotek, kenyamanan dan keragaman
komoditi.
mempermudah pasien.
modal kerja.
4. Mampu menjalin komunikasi yang baik dengan seluruh unit kerja di Rumah
Sakit.
( Setyoningsih, 2002).
c. Outcome
terhadap pasien. Dapat berarti adanya perubahan derajat kesehatan dan kepuasaan
baik positif atau negative. Penilaian terhadap outcome adalah evaluasi hasil akhir dari
kesehatan atau kepuasaan. Bahwa evaluasi ini dalam banyak hal memberikan bukti
atau fakta akhir dimana pelayanan asuhan adalah baik atau buruk yang disebabkan
karena keadaan sosial yang mendasar dalam arti luas dan kesepakatan profesi dimana
semestinya.
Mutu pelayanan kesehatan adalah penampilan yang pantas atau sesuai dari
suatu intervensi yang diketahui aman, yang dapat memberikan hasil kepada
gizi. Mutu dilihat dari beberapa sudut pandang petugas dan manajer. Mutu
merupakan fokus sentral dari tiap upaya untuk memberikan pelayanan kesehatan.
Mutu pelayanan berarti suatu empati, respek dan tanggap akan kebutuhan
mereka diberikan dengan cara yang ramah pada waktu mereka berkunjung sehingga
bisa dilihat jika pasien datang untuk memeriksakan selanjutnya maka pasien itu
untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien dan masyarakat sesuai dengan ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang maju, mutu peralatan yang baik dan memenuhi
2.4.1 Pengertian
Pelayanan rawat jalan adalah suatu bentuk pelayanan kedokteran yang secara
pasien.
3) Pelayanan rujukan
Pelayanan rujukan disini hanya melayani pasien –pasien yang dirujuk oleh
Yaitu pelayanan yang tidak ada hubungan organisatoris dengan rumah sakit,
Bentuk dan macam dari klinik mandiri institusi antara lain : praktek
institusi. Upaya pelayanan pengobatan rawat jalan puskesmas adalah segala bentuk
kesehatan dengan cara dan teknologi yang khusus untuk keperluan tersebut (Depkes
RI,1994).
Mengingat sarana dan prasarana yang ada dan puskesmas bersifat sangat
kemampuan yang ada. Oleh karena itu bentuk pelayanan pengobatan rawat jalan
Dengan kegiatan- kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut (Yankes, 1998) :
4) Membuat diagnosa
2.5 Persepsi
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan dan hal ini dipengaruhi pula oleh
dan menginterpretasi stimuli yang diterima panca indera, kedalam suatu gambaran
dunia yang berarti dan menyeluruh. Persepsi tergantung pada sifat-sifat rangsangan
fisik, juga pada hubungan rangsangan dengan medan sekelilingnya dan kondisi dalam
Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap
persepsi adalah pengenalan bahwa persepsi merupakan penafsiran yang unik terhadap
situasi dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi. Mutu harus
dimulai dari kebutuhan konsumen dan berakhir pada persepsi konsumen, yang berarti
citra mutu yang baik, bukan menurut persepsi penyedia jasa, melainkan menurut
PROSES OUTPUT
dapat dilakukan pada input, proses maupun output tetapi penelitian ini mengevaluasi
mutu dari unsur output atau kepuasaan yang dirasakan oleh pasien berdasarkan
Dari output di atas maka dapat di ketahui mutu suatu pelayanan kesehatan
Pelayanan Dokter
Pelayanan Perawat
Kepuasan Pasien
Pelayanan Farmasi
1. Ada hubungan pelayanan dokter dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan
2. Ada hubungan pelayanan perawat dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan
4. Ada hubungan keadaan sarana fisik dengan tingkat kepuasan pasien rawat
jalan
BAB III
METODE PENELITIAN
yang dilakukan adalah cross sectional karena bertujuan untuk melihat hubungan
Penelitian ini dilaksanakan dalam satu bulan yaitu pada bulan Juni 2018
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien rawat jalan yang datang
jumlah kunjungan sebanyak ..... orang dengan rata-rata kunjungan ...... orang/bulan.
57
yaitu tehnik pengambilan sampel yang dilakukan dengan tiba-tiba berdasarkan siapa
yang ditemui oleh peneliti ditempat penelitian. Maka jumlah sampel dalam penelitian
Data primer adalah data yang di peroleh dari kuesioner yang dibagikan
Data yang diperoleh dari instansi yang terkait dengan penelitian ini, yaitu
a. Pelayanan Dokter
memberikan pelayanan pengobatan kepada pasien. Variabel ini diukur dari jawaban
Katagori : Kurang
Cukup
Baik
memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien. Variabel ini diukur dari jawaban
Katagori : Kurang
Cukup
Baik
c. Pelayanan Farmasi
petugas farmasi dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Variabel ini diukur dari
jawaban pertanyaan tentang ketersediaan obat, lama waktu antri, ketentuan minum
obat dan cara penyimpanan obat, keramahan, kesabaran, kecepatan dan ketetapan
Katagori : Kurang
Cukup
Baik
59
ruang tunggu, ruang periksa, dan tempat duduk tunggu. Variabel ini di ukur dari
jawaban pertanyaan tentang peralatan medis lengkap, kenyamanan ruang tunggu dan
ruang periksa, kebersihan serta luas ruang tunggu dan ruang periksa.
Katagori : Kurang
Cukup
Baik
hak, harapan dan keinginan pasien terhadap pelayanan atau pengobatan yang di dapat
di Puskesmas. Variabel ini di ukur dari jawaban pertanyaaan tentang pelayanan sesuai
dengan harapan pasien, menyarankan kepada orang lain untuk berobat ke puskesmas
Katagori : Puas
Tidak Puas
1. Editing
60
2. Coding
Yaitu memberikan kode angka pada variabel untuk memudahkan analisa data.
Kode diberikan pada setiap kategori jawaban dimana setiap kategori jawaban
yang berbeda akan di beri kode yang berbeda pula agar tidak tumpang tindih
3. Scoring
Yaitu pemberian skor / nilai pada setiap jawaban yang diberikan oleh
responden
4. Tabulating
5. Entry
Adalah kegiatan memasukkan data kedalam program komputer dalam hal ini
program SPSS.
3. 7 Instrument Penelitian
penelitian ini adalah kuesioner yang ditujukan kepada pasien rawat jalan di
perawat, pelayanan farmasi, keadaan sarana fisik dan kepuasan pasien di puskesmas
...................
instrument penelitian perlu di uji untuk mengetahui valid dan reliabel. Pengujian
1. Validitas
seharusnya diukur. Instrumen yang valid apabila ada nilai negative atau nilai
dan butir pertanyaan dengan nilai negative dan nol dikeluarkan dari item.
2. Reliabilitas
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang
sama.jika tiap butir mempunyai alpha (α) ≥ 0.5 maka instrument tersebut
dikatakan reliabel. Cara untuk menguji reliabilitas sama dengan cara untuk
Analisis data yang dingunakan yaitu secara Univariat dan Bivariat. Analisis
1. Univariat
2. Bivariat
dengan variabel terikat dan untuk menguji hipotesis yang memiliki skala data ordinal.
1) Jika probabilitas p > 0.05 maka HO : diterima artinya tidak terdapat hubungan
2) Jika probabilitas P < 0.05 maka HO : ditolak artinya terdapat hubungan antara
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan. Sopiyudin . 2004. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Arkans. Jakarta.