Anda di halaman 1dari 17

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Dengue Hemoraghic Fever

1) Definisi Dengue Hemoraghic Fever

DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah penyakit yang terdapat pada

anak-anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi

yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama dan apabila timbul rejatan

(flek) angka kematian akan cukup tinggi. (purnawan junadi, 1992)

Demam berdarah dengue atau haemorrogicfever adalah penyakit infeksi

akut yang disebabkan oleh virus dengue(Albovirus) dan tertularkan oleh nyamuk

aedes, yaitu aedes aegypti dan aedes albopictus.Pada sejumlah pasien, demam

dengue dapat menjadi penyakit yang mengancam jiwa.

Penyakit DHF cenderung meningkat dan meluas ke seluruh wilayah

nusantara.Di beberapa Negara penularan virus dengue di pengaruhi oleh adanya

musim, jumlah kasus biasanya meningkat bersamaan dengan peningkatan curah

hujan. Di Indonesia pengaruh musim terhadap DBD tidak begitu jelas,tetapi

secara garis besar dapat dikemukakan bahwa jumlah penderita meningkat.

Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa DHF adalah

penyakit virus akut yang terdapat pada seorang anak dan orang dewasa yang

disebabkan virus dengue melalui gigitan nyamuk Aides Aygepty yang ditemukan

diseluruh dunia terutama di Negara tropic dan sub tropic dengan gejala nyeri otot,

dan sendi yang biasanya memburuk seteh 2hari pertama dan apabila timbul

renjatan (flek) dengan angka kematian yang cukup tinggi.

6
7

2) Klasifikasi

A. Tabel 2.1 Klasifikasi Derajat DHF menurut WHO :

Derajat I Demam (2-7 hari) disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan,
uji tourniquet (+), trombositopenia, dan hemokosentrasi.
Derajat II Derjat I disertai perdarahan spontan dikulit, hematemesis, melena,
dan perdarahan gusi
Derajat III Gejala kegagalan perdarahan otak, nadi cepat dan lemah
(<120x/menit), tekanan darah menurun, gelisah, kulit dingin lembab.
Derajat IV Nadi tidak teraba, tekanan darah tidak dapat diikur, kulit tampak biru,
syok berat.

B. Tabel 2.2 Derajat penyakit infeksi virus dengue :

DD/DHF Derajat Derajat Laboratorium


DD Demam disertai 2 atau lebih Leukopenia trobositopenia,
tanda: myalgia, sakit kepala, tidak dengue ditemukan
nyeri retroorbital, arthralgia bukti ada positif kebocoran
plasma.
DHF I Gejala diatas ditambah uji Trombositopenia
bending positif (<100.000/ul) bukti ada
DHF II Gejala diatas ditambah kebocoran plasma
perdarahan spontan
DHF III Gejala diatas ditambah
kegagalan sirkulasi (kulit
dingin dan lembab serta
gelisah)
DHF IV Syok berat disertai dengan
tekanan darah dan nadi tidak
terukur

3) Etiologi

Virus dengue, termasuk genus flavivirus, keluarga flaviridae.Terdapat 4

serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN3, dan DEN-4, keempatnya ditemukan

di Indonesia dengan DEN-3 serotype terbanyak. Infeksi salah satu serotype akan

menimbulkan antibody terhadap serotype yang bersangkutan, sedangkan antibody

yang terbentuk terhadap serotype lain sangat berkurang, sehingga tidak dapat

memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotype lain tersebut.

Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4
8

serotipe selama hidupnya. Keempat serotype virus dengue dapat ditemukan di

berbagai daerah di Indonesia (Sudoyo Aru,dkk2009)

Virus dengue dibawah oleh nyamuk aedes agypty (betina) sebagai vector

ketubuh manusia melalui gigitan nyamuk tersebut. Infeksi yang pertama kali

dapat memberi gejala sebagai denguefever dengan gejala utama demam, nyeri otot

atau sendi (Arief Mansjoer,2000)

4) Patofisiologi

Virus dengue yang dibawah oleh nyamuk aedes agypty masuk ke tubuh

manusia, infeksi yang pertama kali dapat memberikan gejala sebagai demam

dengue. Apabila orang dapat infeksi berulang oleh infeksi virus dengue yang

berlainan maka akan menimbulkan reaksi yang berbeda, terutama konsistensi

retikoloindotel dan kulit secara homogeny, tubuh akan membentuk kompleks virus

antibody dalam sirkulasi darah sehingga akan mengaktivitasi system komplemen

yang berakibat dilepaskannya Anapilaktoksin sehingga permeabilitas dinding

pembuluh darah meningkat. Dimana juga terjadi agregasi trombosit.Trombosit

melepaskan vaso aktif yang bersifat meningkat permeabilitas kapiler dan

melepaskan trombosit faktor hagemen (faktorXII).Akan menyebabkan

pembekuan intraveskuler dan meningkatkan permebilitas dinding pembuluh

darah.

Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, penderita akan mengalami

keluhan dan gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot,

pegel seluruh tubuh, hyperemia ditenggorok, timbulnya ruam dan kelainan yang

mungkin terjadi pada system retikoloendothelial seperti pembesaran kelenjar-

kelenjar getah bening, hati dan limpa.


9

Homokonsentrasi (peningkatan kematokrit > 20%) menunjukkan adanya

kebocoran plasma, sehingga nilai hematocrit sangat penting untuk patokan

pemberian cairan intravena.

Setelah pemberian cairan intravena, peningkatan jumlah eritrosit

menunjukkan kebocoran plasma telah teratasi, sehingga pemberian cairan

intravena harus di kurang untuk mencegah edema paru dan gagal jantung.

Sebaliknya bila tidak mendapatkan cairan yang cukup penderita akan mengalami

kekurangan yang dapat mengalami hipovolemi/renjatan yang bisa timbul anoksia

jaringan, metabolic asidosis dan kematian apabila tidak teratasi segera.

5) Manifestasi Klinis

Masa inkubasi dengue antara 3-5 hari, rata-rata 5-8 hari dengan gejala

klinis :

1. demam akut yang tetap tinggi (2-7 hari) disertai gejala tidak spesifik

seperti anoreksia, malaise.


2. Manifetasi perdarahan : uji tourniquet positif atau rupleleed positif,

perdarahan gusi, ptechiase, epitaksis, hematesis atau melena.


3. Kenaikan nilai hemokonsentrasi yaitu sedikitnya 205 dan penurunan nilai

trombosit (trombitopenia 100.00/mm atau kurang).


4. Pada foto rontgen :pulmonary vaskuler congestion dan plural effusion

pada paru kanan.


5. Mual, muntah, nafsu makan menurun, diare, konstipasi.
6. Nyeri otot, tulang sendi, abdomen dan ulu hati.
7. Sakit kepala.
8. Pembengkakan sekitar mata.
9. Pembesaran hati, limpa dan kelenjar getah bening.
10. Tanda-tanda rejatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah

menurun, gelisah, nadi cepat dan lemah)

6) Pemeriksaan Diagnostik
10

1. Pada kasus DHF yang dijadikan pemeriksaan penunjang yaitu

menggunakan darah atau yang disebut lab serial yang terdiri dari

Hemoglobin, PCV, dan Trombosit. Pemeriksaan menunjukkan adanya

tropositopenia (100.000/ml atau kurang) dan hemotoksit sebanyak 20%

atau lebih dibandingkan dengan nilai hemtoksit pada masa konvaselen.


2. Pada demam dengue terdapat leukopenia pada hari kedua atau hari ketiga

(mungkin normal atau lekositosis).


3. Isolasi virus.
4. Sumsum tulang pada awal sakit biasanya hiposeluler, kemudian menjadi

hiperseluler pada hari ke 5 dengan gangguan maturasi dan pada hari ke 10

sudah kembali normal untuk semua system.


5. Urine mungkin ditemukan albuminuria ringan.
6. Pada renjatan yang berat, periksa :Hb, PCV berulang kembali (setiap jam

atau 4-6 jam apabila sudah menunjukkan tanda perbaikan), faal

hemostasis, FDP, foto dada, BUN, creatininserum.

7) Penatalaksanaan

a. DHF Tanpa Renjatan


Rasa haus dan dehidrasi timbul karena demam tinggi, anoreksia dan

muntah, klien harus banyak minum kurang lebih 1,5 liter/24 jam dan

makan-makanan yang lunak, minuman dapat berupa air putih, air the, atau

oralit, panas dapat diberi kompres dingin atau alcohol 70%, pemberian

infus dilaksanakan pada klien apabila :


11

1) Muntah, sulit makan per oral, muntah mengancam dapat terjadinya

dehidrasi dan asidosis.


2) Nilai hematocrit tinggi

Berikan antibiotic apabila terdapat kemungkinan terjadi infeksi.

b. DHF Dengan Renjatan


Pemasangan infus RL/Asering dan dipertahankan selama 12-48 jam

setelah renjatan diatasi.


c. Pengobatan bersifat simtomatis dan supportif
d. Observasi keadaan umum (tanda-tanda vital).

BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Konsep Asuhan Keperawatan
1) Pengkajian
a) Identitas klien
Nama klien, umur, jenis kelamin, pendidikan, anak ke, nama orang tua,

alamat, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua.


b) Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan dahulu
Apakah klien mempunyai riwayat demam dengue, kemungkinan

klien pernah terpapar dengan virus dengue yang berbeda.


2) Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien mengeluh sakit perut, demam tinggi mendadak dan

terus – menerus, nyeri otot dan sendi, nafsu makan menurun,

perdarahan pada gusi, hidung, hematesis atau melena, ptikie, kulit

teraba lembab.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya penyakit DHF bukan penyakit keturunan, tapi ditularkan

melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.


4) Riwayat imunisasi
12

Apabila anak mempunyai kekebalan tubuh yang baik, maka

kemungkinan akan timbulnya komplikasi dapat dihindari.

5) Kondisi lingkungan.
Sering terjadi didaerah yang padat penduduknya dan lingkungan

yang kurang bersih seperti air yang menggenang dan gantungan

baju dikamar.
c) Pemeriksaan fisik
1) TTV
Biasanya jika sudah terjadi di shock ditemukan TD menurun, Nadi

pertama cepat, kemudian menurun. Pada hari ke-4 atau ke-5 suhu

tinggi dan jika shock tiba – tiba menurun. Pernafasan cepat.


2) TB: biasanya tidak ditemukan peningkatan atau penurunan
BB dan Lila: biasanya ditemukan penurunan.
3) Kepala
Lingkar kepala, ukuran ubun – ubun, bentuk kepala
Rambut: biasanya tidak ditemukan kelainan
Mata: biasanya konjungtiva anemis
Hidung: biasanya hidung kadang mengalami perdarahan
Mulut: biasanya membrane mukosa kering, dan ditemukan

perdarahan pada gusi


4) Leher
Biasanya tidak ditemukan kelainan
5) Thoraks
I: biasanya bentuk dada semetris kiri dan kanan, pergerakan dada
sama kiri dan kanan
P: biasanya fremitus kiri dan kanan
P: biasanya sonor
A: biasanya bunyi nafas vesikuler
6) Ekstremitas
Biasanya akral teraba dingin, kapilarirefill >3 detik, sinosis, dan

terjadi nyeri otot, sendi dan tulang


7) Integument
Biasanya ada petekie pada kulit, kulit teraba lembab dan dingin,

tugor kulit menurun.


8) Neurologik
Biasanya kesadaran menurun.
d) Pola kebiasaan
1) Nutrisi
13

a. Makan: kaji frekuensi, jenis, pantangan, nafsu makan menurun/

berkurang
b. Minum: biasanya klien dianjurkan banyak minum air putih +1,5

– 2 liter/hari, minum susu, syrup, dan jus jambu biji


2) Eleminasi
a. Miksi: kaji apakah sering BAK, sedikit/ banyak. Pada DHF

grade IV sering terjadi hematuria


b. Defekasi: biasanya anak mengalami diare/ konstipasi pada DHF

grade III – IV bisa terjadi melena.


3) Aktivitas perawatan diri
Biasanya kebersihan diri dan lingkungan cenderung kurang

4) Istaraha dan tidur


Biasanya istirahat dan tidur anak terganggu karena mengalami nyeri

sendi dan otot.


e) Data sosial ekonomi
Biasanya penyakit ini biasa terjadi pada semua golongan, baik ekonomi

atas, menengah dan bawah, serta bisa juga terjadi pada kalangan semua

usia
f) Data psikososial
Biasanya ditemukan cemas karena demamnya naik turun dan sering

bertanya – Tanya tentang penyakitnya dan kesembuhannya.


2) Diagnosis Keperawatan .
a) Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.
b) Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan

kebocoran plasma darah.


c) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan

yang menurun
d) Intoleransi
14

3) Intervensi

Tabel 2.3 Tabel Intervensi Keperawatan


1 Hipertermia NOC NIC
Definisi :peningkatan suhu Thermoregulation : Fever treatment
tubuh di atas kisaran normal. a) Suhu tubuh dalam a) Monitor suhu
Batasan Karakteristik : rentang normal sesering mungkin
a) Konvulsi b) Nadi dan RR b) Monitor IWL
b) Kulit kemerahan dalam rentang c) Monitor warna kulit
c) Peningkatan suhu normal dan suhu kulit
tubuh di atas c) Tidak ada d) Monitor tekanan
kisaran normal perubahan warna darah, nadi dan RR
d) Kejang kulit dan tidak e) Monitor WBC, Hb,
e) Takikardi ada pusing dan Hct
f) Takipnea f) Monitor intake dan
g) Kulit terasa hangat output
Factor-faktor yang g) Monitor penurunan
berhubungan : tingkat kesadaran
a) Anastesia h) Berikan antipiretik
b) Penurunan respirasi i) Berikan pengobatan
c) Dehidrasi untuk mengatasi
d) Pemajanan penyebab demam
lingkungan yang j) Selimuti pasien
panas k) Lakukan tapid
e) Penyakit sponge
f) Pemakaian l) Kolaborasi
pakaianyang tidak pemberian cairan
sesuai dengan suhu intravena
lingkungan m) Kompres pasien
g) Peningkatan laju pada lipatan-lipatan
metabolisme (axila, paha)
h) Medikasi n) Tingkatkan
i) Trauma sirkulasi udara

j) Aktivitas o) Berikan pengobatan


berlebihan untuk mencegah
terjadinya
menggigil
Temperature regulation
a) Monitor suhu
minimal tiap 2 jam
b) Rencanakan
monitoring suhu
secara kontinyu
c) Monitor TD, nadi,
dan RR
d) Monitor warna kulit
dan suhu kulit
e) Monitor tanda-
tanda hipertermidan
hipotermi
f) Tingkatkan intake
cairan dan nutrisi
g) Selimuti pasien
untuk mencegah
hilangnya
15

kehangatan tubuh
h) Ajarkan pada
pasien cara
mencegah keletihan
akibat panas
i) Diskusikan tentang
pentingnya
pengaturan suhu
dan kemungkinan
efek negative dari
kedinginan
j) Beritahukan tentang
indikasi terjadinya
keletihan dan
penanganan
emergency yang
diperlukan
k) Ajarkan indikasi
dan hipotermi dan
penanganan yang
diperlukan
l) Berikan antipiretik
jika perlu
Vital sign monitoring
a) Monitor TD, nadi,
suhu, dan RR
b) Auskultasi TD pada
kedua lengan dan
bandingkan
c) Catat adanya
fluktuasi tekanan
darah
d) Monitoring VS saat
pasien berbaring,
duduk, dan berdiri

e) Monitor TD, nadi,


RR sebelum,
selama, dan setelah
aktivitas

f) Monitor kualitas
dari nadi
g) Monitor frekuensi
dan irama
pernafasan
h) Monitor suara paru
i) Monitor pola
pernafasan
abnormal
j) Monitor suhu,
warna, dan
kelembapan kulit.
k) Monitor sianosis
perifer
l) Monitor adanya
chusing triad
(tekanan nadi yang
16

melebar, bradikardi,
peningkatan
sistolik)
2 Ketidakefektifan perfusi NOC NIC
jaringan perifer a) Circulation status Peripheral sensation
Definisi : penurunan b) Tissue perfusion : menegement (menegemen
sirkulasi darah ke perifer cerebral sensasi perifer)
yang dapat mengganggu Kriteria Hasil : a) Monitor adanya
kesehatan Mendemonstrasikan daerah tertentu
a) Tidak ada nadi status sirkulasi yang yang hanya peka
b) Perubahan fungsi ditandai dengan : terhadap panas atau
motoric a) Tekanan systole dingin atau tajam
c) Perubahan dan diastole atau tumpul
karakteristik kulit dalam rentang b) Monitor adanya
(warna, elastisitas, yang diharapkan paretese
rambut, b) Tidak ada c) Instruksikan
kelembapan, kuku, ortostatik keluarga untuk
sensasi, suhu) hipertensi mengobservasi jika
d) Indek ankle- c) Tidak ada tanda- ada lesi atau
brakhial > 3 detik tanda peningkatan laserasi
e) Klaudikasi tekanan d) Gunakan sarung
f) Warna tidak intracranial( tidak tangan untuk
kembali ke tungkai lebih dari 15 proteksi
saat tungkai mmHg) e) Batas gerakan pada
diturunkan Mendemonstrasikan kepala, leher, dan
g) Kelambatan kemampuan kognitif punggung
penyembuhan luka yang ditandai dengan : f) Monitor
perifer a) Berkomunikasi kemampuan BAB
h) Penurunan nadi dengan jelas dan g) Kolaborasi
i) Edema sesuai dengan pemberian
j) Nyeri ekstrim kemampuan analgetik
b) Menunjukkan h) Monitor adanya
perhatian, tromboplebitis
konsentrasi dan
orientasi
c) Membuat i) Diskusikan
keputusan dengan mengenai penyebab
benar perubahan sensasi
Menunjukkan fungsi
sensori motori cranial
yang utuh : tingkat
kesadaran membaik, tidak
ada gerakan-gerakan
ivelunter
3 Ketidakseimbangan nutrisi NOC NIC
kurang dari kebutuhan Nutrional status : Nutrition management
tubuh a) food and fluid a) kaji adanya alergi
Definisi : asupan nutrisi intake makanan
tidak cukup untuk b) nutrient intake b) kolaborsi dengan
memenuhi kebutuhan c) weight control ahli gizi untuk
metabolic karakteristik hasil : menentukan jumlah
Batasan Karakteristik : a) adanya kalori dan nutrisi
a) kram abdomen peningkatan berat yang dibutuhkan
b) nyeri abdomen badan sesuai pasien
c) menghindari dengan tujuan c) anjurkan pasien
makanan b) berat badan ideal untuk
d) berat badan 20% sesuai dengan meningkatkan
17

atau lebih dibawah tinggi badan intake Fe


berat badan ideal c) tidak ada tanda- d) anjurkan pasien
e) kerapuhan kapiler tanda malnutrisi untuk protein dan
f) diare d) tidak terjadi vitamin C
g) kehilangan penurunan berat e) berikan subtansi
rambutberlebihan badan yang gula
h) bising usus berarti f) berikan makanan
hiperaktif yang terpilih
i) kurang makanan g) ajarkan pasien
j) kurang informasi bagaimana
k) kurang minat pada membuat catatan
makanan makanan harian
l) penurunan berat h) monitor jumlah
badan asupan nutrisi dan
makanan adekuat kandungan kalori
m) kesalahn konsepsi i) berikan informasi
n) kesalahan tentang kebutuhan
informasi nutrisi
o) membrane mukosa j) kaji kemampuan
pucat pasien untuk
p) tonus otot menurun mendapatkan
q) cepat kenyang nutrisi yang
setelah makan dibutuhkan
r) sariawan rongga Nutrition Monitoring :
mulut a) BB pasien dalam
s) kelemahan otot batas normal
mengunyah b) Monitor adanya
t) kelemahan otot penurunan berat
untuk menelan badan
factor-faktor yang c) Monitor interaksi
berhubungan : antara anak atau
a) factor biologis orangtua selama
b) factor ekonomi makan
c) ketidakmampuan d) Monitor lingkungan
untuk selama makan
mengabsorbsi
nutrient e) Jadwalkan
d) ketidakmampuan pengobatan dan
mencerna makanan tindakan tidak
e) ketidakmampuan selama jam makan
menelan makanan f) Monitor kulit
f) factor psikologis kering dan
perubahan
pigmentasi
g) Monitor turgor kulit
h) Monitor mual
muntah
i) Monitor
pertumbuhan dan
perkembangan
j) Monitor kalori dan
intake nutrisi
k) Catat jika lidah
berwarna magenta
4 Intoleransi aktivitas Noc: Nic:
Definisi: ketidakcukupan a) energy Activity therapy
energy psikologis atau conservation a) kolaborasi dengan
18

fisiologis untuk melanjutkan b) activity tolerance tenaga rehabilitas


atau menyelesaikan aktifitas kriteria hasil: medic untuk
kehidupan sehari-hari yang a) mampu merencanakan
harus atau ingin dilakukan. melakukan program terapi tepat
Batasan karakteristik: aktivitas sehari- b) bantu klien untuk
a) Respon tekanan hari secara mengidentifikasi
darah abnormal mandiri aktivitas yang
terhadap aktivitas b) level kelemahan mampu dilakukan
b) Ketidaknyamanan c) sirkulasi status c) bantu untuk
setelah beraktivitas baik memilih aktivitas
c) Menyatakan letih konsisten yang
d) Menyatakan lemah sesuai dengan
Faktor yang berhubungan: kemampuan fisik
a) Tirah baring atau d) bantu untuk
imobilisasi mengidentifikasi
b) Kelemahan umum aktivitas yang
c) Gaya hidup disukai
monoton e) bantu pasien untuk
d) Imoblitas mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
f) monitor respon
fisik, social dan
spiritual

4) Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana perawatan.Tindakan keperawtan mencakup tindakan independen

(mandiri) dan kolaborasi.


1) Tindakan mandiri adalah aktivitas perawatan yang didasarkan pada

kesimpulan atau keputusan sendiri dan bukan merupakan petunjuk atau

perintah dari petugas kesehatan lain.


2) Tindakan kolaborasi adalah tindakan yang didasarkan hasil keputusan
bersama seperti dokter dan petugas kesehatan lain.

5) Evaluasi

Evaluasi adalah kegiatan yang membandingkan antara :


1) Hasil implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan

untuk melihat keberhasilan.


2) Perlu diperhatikan juga bahwa evaluasi perlu dilakukan beberapa kali

dengan melibatkan keluarga sehungga perlu juga direncanakan waktu

yang sesuai dengan kesediaan keluarga.


19

3) Bila hasil evaluasi tidak atau berhasil sebagian, perlu disusun rencana

keperawtan yang baru


4) Evaluasi disusun dengan mengutamakan SOAP yang operasional

dengan pengertian :
S : ungkapan perasaan dan keluhan klien.
O : keadaan objektif yang dapat diidentifikasikan oleh perawat.
A : merupakan analisa setelah mengetahui respon subjektif dan

objektif.
P : perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan masalah yang telah dibuat, dapat diambil

kesimpulan bahwa fogging merupakan salah satu upaya untuk memberantas

nyamuk yang merupakan vektor penyakit demam berdarah sehingga rantai

penularan penyakit dapat diputuskan. Selain fogging juga dapat dilakukan

abatisasi, yaitu penaburan abate dengan dosis 10 gram untuk 100 liter air pada

tampungan air yang ditemukan jentik nyamuk. Penyuluhan dan penggerakan

masyarakat dalam PSN ( Pemberantasan Sarang Nyamuk ) dengan 3M, yaitu :

Menguras, Menutup tampungan air, dan Mengubur barang-barang bekas yang

dapat menjadi sarang nyamuk juga dapat menjadi cara untuk memberantas DBD.

Banyak cara yang dapat dilakukan dalam mengobati penyakit DBD

diantaranya yaitu: Mengatasi perdarahan, Mencegah keadaan syok, Menambah

cairan tubuh dengan infus. Untuk mencegah DBD, dapat dilakukan dengan cara
20

menghindari gigitan nyamuk pada waktu pagi hingga sore hari dengan cara

mengoleskan lotion anti nyamuk.

B. Saran

Selama penulis melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan

hipertermi, penulis akan memberikan usulan saran yang baik dalam bidang

kesehatan antara lain:

1. Bagi institusi pendidikan


Hendaknya institusi mampu meningkatkan pelayanan pendidikan yang

berkualitas hingga dapat menghasilkan perawat yang professional,

terampil, inovatif, dan bermutu dalam memberikan asuhan keperawatan

secara komperhensif berdasarkan ilmu dan etika keperawatan.


2. Bagi perawat
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan DHF, petugas

kesehatan dapat memahami konsep dari terjadinya penyakit sehingga

dapat memberikan pelayanan kesehatan yang tepat dan efektif


3. Bagi pasien
Dapat meningkatkan kualitas kesehatan khususnya lingkungan hidup agar

kejadian yang didapat penyakit DHF dapat segera diatasi dan ditangani

sehingga tidak terjadi wabah.


42

DAFTAR PUSTAKA

Susilaningrum, R, Nursalam & Utami S. 2013.Asuhan Keperawatan Bayi dan


Anak.Jakarta: Salemba Medika .

Supartini, Yupi. 2012. Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.

Nurarif, A.H, Kusuma, H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & Nanda, NIC-NOC. Jilid: 1. Yogyakarta: Mediaction Publishing
.

Nursalam.2013. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba Medika.

Alimul, Aziz. 2012. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba


Medika.

Ridha, H.N. 2014.Buku Ajar Keperawatan Anak. Cetakan: 1. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Anonym. 2011. Program Penanggulangan DBD di Indonesia


http://indonesiannursing.com/2008/05/program-penanggulangan-dbd-di-indonesia/. Di
akses tanggal 23 maret 2012.

https://www.academia.edu/30822230/MAKALAH_SEMINAR_DHF_ANAK_-_okee

Anda mungkin juga menyukai