Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Nama : Annisyah
NIM : P05120419 005
Nama : Annisyah
NIM : P05120419 005
meliputi :
1. Identitas umum ibu, seperti:nama, tempat tanggal lahir/umur, pendidikan, suku bangsa,
pekerjaan, agama, dan alamat rumah
2. Data Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang :
Biasanya ibu akan mengalami: sakit kepala di daerah frontal, terasa sakit di ulu hati/
nyeri epigastrium, bisa terjadi gangguan visus, mual dan muntah, tidak nafsu makan,
bisa terjadi gangguan serebral, bisa terjadi edema pada wajah dan ekstermitas,
tengkuk terasa berat, dan terjadi kenaikan berat badan 1 kg/ minggu.
b. Riwayat kesehatan Dahulu:
Biasanya akan ditemukan riwayat: kemungkinan ibu menderita penyakit hipertensi
pada kehamilan sebelumnya, kemungkinan ibu mempunyai riwayat preeklampsia
dan eklampsia pada kehamilan terdahulu, biasanya mudah terjadi pada ibu dengan
obesitas, ibu mungkin pernah menderita gagal ginjal kronis.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kemungkinan mempunyai riwayat kehamilan dengan hipertensi dalam keluarga.
d. Riwayat Perkawinan
Biasanya terjadi pada wanita yang menikah di bawah usia 20 tahun atau di atas 35
tahun.
e. Riwayat Obstetri
Biasanya hipertensi dalam kehamilan paling sering terjadi pada ibu hamil
primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, dan molahidatidosa dan semakin
semakin tuanya usia kehamilan (Prawirohardjo, 2013).
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan mengalami
kelemahan.
b. Tanda - tanda vital : TD : Pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan tekanan
darah darah sistol diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg. Nadi : Biasanya
pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan denyut nadi yang meningkat,
bahkan pada ibu yang mengalami eklampsia akan ditemukan nadi yang semakin
cepat. Nafas : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemuksn nafas
pendek, dan pada ibu yang mengalami eklampsia akan terdengar bunyi nafas yang
berisik dan ngorok. Suhu : Ibu hamil yang mengalami hipertensi dalam kehamilan
biasanya tidak ada gangguan pada suhunya, tetapi jika ibu hamil tersebut
mengalami eklampsia maka akan terjadi peningkatan suhu. BB : Biasanya akan
terjadi peningkatan berat badan lebih dari 0,5 kg/minggu, dan pada ibu hamil yang
mengalami preeklampsia akan terjadi peningkatan BB lebih dari 1 kg/minggu atau
sebanyak 3 kg dalam 1 bulan
c. Pemeriksaan fisik
1) Kepala : Biasanya ibu hamil akan ditemukan kepala yang berketombe dan kurang
bersih dan pada ibu hamil dengan hipertensi akan mengalami sakit kepala.
2) Wajah : Biasanya pada ibu hamil yang mengalami preklampsia/eklampsia wajah
tampak edema.
3) Mata : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan konjungtivasub
anemis, dan bisa juga ditemukan edema pada palvebra. Pada ibu hamil yang
mengalami preeklampsia atau eklampsia biasanya akan terjadi gangguan
penglihat yaitu penglihatan kabur.
4) Hidung : Biasanya pada ibu hamil tidak ditemukan gangguan
5) Bibir : Biasanya akan ditemukan mukosa bibir lembab
6) Mulut : Biasanya terjadi pembengkakan vaskuler pada gusi, menyebabkan
kondisi gusi menjadi hiperemik dan lunak, sehingga gusi bisa mengalami
pembengkakan dan perdarahan
7) Leher : Biasanya akan ditemukan pembesaran pada kelenjer tiroid
8) Thorax : 1) Paru-paru : Biasanya akan terjadi peningkatan respirasi, edema paru
dan napas pendek 2) jantung : Pada ibu hamil biasanya akan terjadi palpitasi
jantung, pada ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan, khususnya pada
ibu yang mengalami preeklampsia beratakan terjadi dekompensasi jantung.
9) Payudara : Biasanya akan ditemukan payudara membesar, lebih padat dan lebih
keras, puting menonjol dan areola menghitam dan membesar dari 3 cm menjadi 5
cm sampai 6 cm, permukaan pembuluh darah menjadi lebih terlihat.
10) Abdomen :Pada ibu hamil akan ditemukan umbilikus menonjol keluar,
danmembentuk suatu area berwarna gelap di dimding abdomen, serta akan
ditemukan linea alba dan linea nigra. Pada ibu hamil dengan hipertensibiasanya
akan ditemukan nyeri pada daerah epigastrum, dan akanterjadi anoreksia, mual
dan muntah
Pemeriksaan janin : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa terjadi bunnyi
jantung janin yang tidak teratur dan gerakan janin yang melemah (Mitayani,
2011).
11) Ekstermitas : Pada ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan bisa
ditemukan edema pada kaki dan tangan juga pada jari-jari.
12) Sistem persarafan : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa ditemukan hiper
refleksia, klonus pada kaki
13) Genitourinaria : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan didapatkan oliguria
dan proteinuria, yaitu pada ibu hami dengan preeklampsia (Reeder, 2011;
Mitayani, 2011).
B. Diagnosis Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hipoventilasi
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan kurang suplai oksigen ke
jaringan
3. Resiko cedera dengan faktor resiko internal ( disfungsi integrasi sensori)
4. Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis
5. Intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen
6. Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini
7. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, Gloria M., Butcher, Howard K., Dochterman, Joanne M., Wagner, Cheryl M. 2016.
Nursing Interventions Classification (NIC), 6th edition. Yogyakarta: Mocomedia
Herlman, T. Heather.2018. NANDA-I Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2018-
2020. Jakarta: EGC
Moorhead, sue., Johnson, Marion., Maas, Meridean L., Swanson, Elizabeth. 2016. Nursing
Outcomes Classification (NOC), 5th edition. Yogyakarta: Mocomedia
2 Resiko ketidakefektifan perfusi Setelah diberikan intervensi keperawatan NIC : manajemen edema serebral
jaringan otak dibuktikan dengan selama asuhan keperawatan, diharapkan Aktivitas keperawatan
infark perfusi jaringan cerebral efektif 1. Monitor status neurologis dengan tepat dan 1. Infark atau hemoragik menyebabkan
NOC : perfusi jaringan : cerebral bandingkan dengan nilai normal penurunan fungsi neurologis dan dapat
Dipertahankan pada 4 menimbulkan kelumpuhan
Ditingkatkan pada 5 2. Hipertensi merupakan salah satu penyebab
1 = deviasi berat dari kisaran normal 2. Monitor tanda-tanda vital pecahnya pembuluh darah,
3. Monitor status penapasan: frekuensi, irama, 3. perubahan pola napas dapat terjadi bila
2 = deviasi yang cukup berat dari kisaran kedalaman pernapasan, terdapat penekanan pada hipotalamus
normal 4. Kurangi stimulus dalam lingkungan pasien 4. stimulus dapat menyebabkan peningkatan
5. Mpnitor adanya tanda-tanda peningkatan TIK TIK
3 = deviasi sedang dari kisaran normal
6. Berikan sedasi sesuai keperluan 5. ortorea, rhinorea, muntah proyektil adalah
4 = deviasi ringan dari kisaran normal
beberapa tanda dari peningkatan TIK
5 = tidak ada deviasi dari kisaran normal 6. sedasi memiliki efek yang dapat
membantu mengurangi stimulus dari
Dengan kriteria hasil: lingkungan dan mencegah terjadinya
peningkatan TIK
Tekanan intrakranial
Tekanan darah sistolik 7. posisi kepala yang lebih tinggi dapat
Tekanan darah diastolik membantu mencegah dan menurunkan
Nilai rata-rata tekanan darah 7. Posisiskan tinggi kepala tempat tidur 30 penumpukan cairan di otak
Hasil cerebral angiogram derajat atau lebih 8. tirah baring dapat menyebabkan
kelemahan otot pada pasien
9. pajanan terhadap lingkungan dapat
menyebabkan perubahan suhu dan
8. Lakukan latihan ROM mempegaruhi suhu tubuh pasien
10. kelemahan otot untuk mengunyah,
9. Pertahankan suhu normal gangguan menelan, dapat menyebabkan
pasien mengalami intake nutrisi yang
kurang
11. kejang dapat meningkatkan tekanan
itrakranial.
2 Nyeri akut b.d agen pencedera Setelah diberikan intervensi keperawatan NIC: Manajemen nyeri 1. Untuk mengetahui sejauh mana nyeri
biologis (ca ovarium, masa pada selama 3 x 24 jam, diharapkan nyeri Aktivitas keperawatan: terjadi
intrauteri) terkontrol dengan : 1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif 2. Mengetahui keadaan umum pasien
NOC: Nyeri Akut meliputi lokasi, karakteristik, durasi, 3. Membantu pasien mengidentifikasi
Ditandai dengan: nyeri yang dialami agar dapat
Dipertahankan pada 2 frekuensi,intensitas nyeri dan faktor
Ditingkatkan pada 5 pencetus meringankan dan mengurangi nyeri
- Adanya laporan terhadap sampai pada kenyamanan yang
nyeri 1= Berat 2. Kaji tanda-tanda vital
diterima pasien
- Takikardi 2= Cukup berat 3. Gali bersama pasien faktor yang dapat
menurunkan nyeri seperti kompres 4. Untuk mengetahui tindakan yang
- Diaphoresis 3= Sedang
hangat/dingin nyaman dilakukan bila nyeri muncul
- Peningkatan tekanan darah 4= Ringan
4. Evaluasi efektivitas tindakan pengontrolan 5. Pengetahuan yang akan dirasakan
- Ekspresi meringis 5= Tidak ada membantu mengurangi nyerinya dan
nyeri yang pernah digunakan sebelumnya.
Dengan kriteria hasil dapat membantu mengembangkan
5. Berikan informasi mengenai penyebab
Nyeri yang dilaporkan 1/2/3/4/5 nyeri dan berapa lama nyeri akan 6. Lingkungan tenang akan menurunkan
Panjangnya episode nyeri 1/2/3/4/5 dirasakan stimulus nyeri eksternal dan
Mengerang dan menangis 1/2/3/4/5 6. Kendalikan faktor lingkungan tenang, membatasi pengunjung akan
Ekspresi nyeri wajah 1/2/3/4/5 batasi pengunjung, suhu ruangan, membantu meningkatkan kondisi
Mengeluarkan keingat 1/2/3/4/5 pencahayaan oksigen ruangan yang akan berkurang
7. Ganti linen tempat tidur bila diperlukan apabila banyak yang berada di
8. Berikan posisi nyaman ketika nyeri ruangan.
muncul 7. Memberikan rasa nyaman
9. Ajarkan teknik distraksi pada saat nyeri 8. Untuk mengurangi atau meringankan
10. Ajarkan tekhnik relaksasi (tarik nafas rasa nyeri sampai pada tingkat yang
dalam) ketika nyeri muncul dapat diterima pasien
11. Ajarkan teknik relaksasi genggam jari 9. Distraksi dapat menurunkan stimulus
12. Lakukan manajemen sentuhan internal
13. Berikan aromaterapi untuk mengurangi 10. Untuk meringankan rasa nyari
nyeri 11. Genggaman jari akan menghangatkan
14. Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk titik-titik keluar dan masuknya energy
membantu penurunan nyeri meridian yang terletak pada tangan.
15. Berikan individu penurun nyeri yang Yang akan memberikan rangsangan
optimal dengan peresepan analgesic menuju saraf pada tubuh yang
mengalami gangguan, dan dapat
mengurangi nyeri
12. Manajemen sentuhan pada saat nyeri
berupa sentuhan dukungan psikologis
dapat membantu menurunkan nyeri.
kepatuhan pasien terhadap rencana
terapeutik.
13. Aromaterapi dapat memodulasi otak
untuk memberikan perasaan tenang
dan rileks sehingga dapat
mengeliminasi stimulus nyeri yang
diterima otak
14. Istirahatkan secara fisiologis akan
menurunkan kebutuhan oksigen untuk
memenuhi metabolisme basal.
15. Analgesik memblok lintasan nyeri
sehingga nyeri akan berkurang.
3 Konstipasi berhubungan dengan Setelah diberikan intervensi keperawatan NIC : Manajemen salura cerna
kurangnya aktifitas harian selama 3 x 24 jam, diharapkan eliminasi 1. Catat tanggal buang air besar terakhir 1. Mengetahui berapa lama pengleuaran
usus tidak terganggu dengan : terakhir
Ditandai dengan : 2. Perubahan pola eliminasi usus dapat
NOC: eliminasi usus 2. Periksa adaya penurunan bising usus
Dipertahankan pada 2 terjadi akibat penurunan gerakan
Feces keras
Ditingkatkan pada 1 peristaltic usus
Teraba massa
1= sangat terganggu
2= banyak terganggu
3= cukup terganggu 3. Berikan cairan hangat setelah makan 3. Cairan hangat dapat membantu
4= sedikit terganggu absorpsi usus dan dapat melunakkan
5= tidak terganggu feces
Dengan kriteria hasil 4. Instruksika pasien mengenai makanan 4. Konsumsi makanan tinggi serat dapat
meningkatkan gerakan peristaltic usus
- Pola eliminasi tinggi serat, dengan cara yang tepat
dan medorong defekasi
- Kontrol gerakan usus NIC : manajemen konstipasi/impaksi
- Warna feces
- Jumlah feces 5. Monitor tanda dan gejala terjadinya 5. Perubahan pola eliminasi usus dapat
- Feces lembut da berbentuk rupture usus dann peritonitis terjadi akibat peritonitis
- Kemudahan BAB 6. Identifikasi faktor-faktor (mis. pengobata, 6. Tirah baring lama dengan aktivitas
- Pengeluaran feces tanpa bantuan tirah baring, dan diet) yang menyebabkan fisik kurang dari yang dianjurkan
atau berkontribusi pada terjadinya dapat menyebabkan terjadinya
- Bising usus
konstipasi konstipasi
7. Monitor hasil produksi pengeluaran usus 7. Pengeluaran eliminasi usus yang
disertai dengan adanya darah
(feces) meliputi frekuensi, konsistensi,
menunjukkan adanya perdarahan pada
bentuk, warna, dengan cara yagn tepat
gastrointestinal