Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KELOMPOK

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT PESISIR


Dosen Pengampu: Suyatno

OLEH KELOMPOK 10

1. Denis Oxy Handika 25000117130210


2. Widya Kartika Sari 25000117130212
3. Mala Pradesti Idat 25000117130213
4. Sasfia Fildzah J 25000117130215
5. Puitika Salsabila K 25000117130216

KELAS C 2017
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KOTA SEMARANG
2019
A. Pendahuluan
Ketahanan pangan merupakan salah satu isu strategis dalam pembangunan suatu
Negara. Fungsi ketahanan pangan sebagai prasyarat untuk terjaminnya akses pangan
determinan utama dari inovasi ilmu pengetahuan, teknologi dan tenaga kerja produktif
serta fungsi ketahanan pangan sebagai salah satu determinan lingkungan perekonomian
yang stabil dan kondusif bagi pembangunan. Setiap negara senantiasa berusaha
membangun sistem ketahanan pangan yang mantap. Oleh sebab itu sangat rasional dan
wajar kalau Indonesia menjadikan program pemantapan ketahanan pangan nasional
sebagai prioritas utama pembangunannya.
Ketahanan pangan mencakup tiga aspek penting sebagai indikator keberhasilan
peningkatan ketahanan pangan, yaitu : 1) Ketersediaan Pangan (Food Availability), yang
berarti, pangan tersedia cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk, baik jumlah
maupun mutunya, serta aman; 2) Akses Pangan/Distribusi (Food Access), pasokan pangan
dapat menjangkau keseluruh wilayah sehingga harga stabil dan terjangkau oleh rumah
tangga; dan 3) Penyerapan Pangan /konsumsi (Food Utilization), yaitu setiap rumah tangga
dapat mengakses pangan yang cukup dan mampu mengelola konsumsinya sesuai dengan
kaidah gizi dan kesehatan serta preferensinya (Saragih, 2010).
Indonesia merupakan negara maritim dengan luas wilayah perairannya mencapai
75% dari daratan, hal ini menjadikan bidang perikanan mempunyai peranan yang penting
pada rencana pembangunan. Pembangunan pada sektor perikanan terutama perikanan
tangkap tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya nelayan.
Setiap wilayah mempunyai karakteristik geografis yang berbeda, hal ini menjadikan suatu
wilayah memiliki kemampuan sumberdaya alam yang berbeda. Dengan hal tersebut maka
ada berbagai faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan disetiap daerah.
B. Metode
Dalam makalah ini, metode yang kami gunakan adalah melakukan analisis artikel
pada dua jurnal mengenai topik faktor-faktor yang berpengaruh pada ketahanan pangan
pada daerah pesisir.
C. Hasil
1. Hasil Telaah Artikel
No Judul Artikel Authors Method Hasil dan Diskusi Simpulan
1 Faktor-faktor  Mardiana Data primer denagn  Penambahan • Semakin
Ningsih
yang metode recall 24 jumlah banyak
 Suandi
mempengaruhi jam, wawancara anggota jumlah
 Yusma
pola konsumsi langsung dengan rumah anggota
Damayanti
pangan dan responden melalui tangga akan rumah tangga
gizi rumah kuisioner, metode dapat maka
tangga analisis deskriptif menurunkan konsumsi
nelayan dan analisis jumlah protein dan
kecamatan kuantitatif. konsumsi energi
Tungkal Ilir energi dan semakin
Kabupaten protein berkurang,
Tanjung rumah semakin
Jabung Barat. tangga tinggi
Jurnal Sosio  Semakin penerimaan
Ekonomika tingginya maka
Bisnis Vol 15 tingkat konsumsi
No 1 (2012): pendapatan jenis
Januari 2012 terjadi makanan nasi
perubahan semakin
dalam pola kecil.
konsumsi • Jumlah
pangan, yaitu anggota
pangan yang rumah tangga
dikonsumsi dan
akan lebih penerimaan
beragam berpengaruh
 Pendidikan signifikan
tidak terhadap pola
berkontribusi konsumsi
secara pangan dan
signifikan gizi rumah
terhadap tangga
konsumsi nelayan
energi dan Kecamatan
konsumsi Tungkal Ilir
protein Kabupaten
Tanjung
Jabung Barat.
• Sedangkan
pendidikan
tidak
berpengaruh
terhadap pola
konsumsi
pangan dan
gizi rumah
tangga
nelayan.

2 Analisis  Ika • Metode  Penghasilan Dari kelima faktor-


Saputri
faktor-faktor penentuan rumah faktor yang dijuji
Dewi,
yang  Satia daerah : tangga pada taraf
Negara
mempengaruhi Penelitian rendah kepercayaan 95%,
Lubis,
pola konsumsi  Negara dilakukan  Jumlah hanya 2 faktor yang
Lubis
pangan rumah secara Anggota berpengaruh nyata
tangga nelayan purposive Keluarga 5 dan memiliki
(Studi kasus : • Metode jiwa dengan hubungan positif
Desa Bagan pengambilan rentang 2-13 terhadap derajat
Dalam, sampel : jiwa ketahanan pangan
Kecamatan Dilakukan ■ Umur rata- rumah tangga
Tanjung dengan rata umur nelayan di wilayah
Tiram, metode ibu rumah penelitian, yaitu :
Kabupaten Slovin tangga pendapatan rumah
Batu Bara). • Metode sebesar 46 tangga dan tingkat
Jurnal Sosial analisis: tahun pendidikan formal
Agribisnis dan Metode ■ Tingkat ibu rumah tangga
Agrikultur Vol analisis pendidikan
5 (9): 2016 deskriptif tergolong
dan metode sedang
analisis (tamatan
regresi linier Sekolah
berganda Menegah
Pertama).

2. Pembahasan
 Pendidikan tidak berkontribusi secara signifikan terhadap konsumsi
 Energi dan konsumsi protein. Pendidikan yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah pendidikan formal yang diikuti oleh ibu rumah tangga, yang mana
seorang ibu lebih dapat memahami mengenai pangan yang beragam,
bergizi, dan berimbang tidak hanya diperlukan pendidikan formal
melainkan harus lebih dipahami mengenai pengetahuan gizi itu sendiri,
dimana tingkat pengetahuan gizi ibu yang baik akan dapat mempermudah
pelaksanaan tanggung jawab seorang ibu.
 Penerimaan berkontribusi secara signifikan terhadap konsumsi energi dan
konsumsi protein. Peningkatan penerimaan dengan kondisi tingkat variabel
yang lain tetap akan dapat menaikan jumlah konsumsi energi dan protein
rumah tangga. Kecendrungan dengan semakin tingginya tingkat pendapatan
terjadi perubahan dalam pola konsumsi pangan, yaitu pangan yang
dikonsumsi akan lebih beragam.
D. Kesimpulan
Dari kedua jurnal yang telah kami telaah dapat kami simpulkan bahwa dari masing-
masing daerah memiliki ketahanan yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi geografis
masing-masing dimana akan berimbas pada ketersediaan sumberdaya yang ada. Selain itu
Penambahan jumlah anggota rumah tangga dengan kondisi tingkat variabel yang lain akan
dapat menurunkan jumlah konsumsi energi dan protein rumah tangga. Jumlah anggota
rumah tangga berkontribusi secara signifikan terhadap konsumsi energi dan juga konsumsi
protein. Pendapatan, jumlah anggota keluarga, umur dan tingkat pendidikan ibu rumah
tangga berpengaruh nyata terhadap konsumsi pangan aktual rumah tangga baik secara
serempak maupun parsial.
E. Rekomendasi
Kepada masyarakat yang tinggal di pesisir agar kiranya lebih memperhatikan pola
konsumsi pangannya agar lebih beragam dan berimbang. Konsumsi kelompok pangan
yang berlebih seperti umbi-umbian, pangan hewani, minyak dan lemak, buah/biji
berminyak, kacang-kacangan, dan gula hendaknya dikurangi dan kelompok pangan yang
belum berlebih seperti padipadian, sayur dan buah hendaknya ditingkatkan agar dapat
tercapai keseragaman pola konsumsi pangan sesuai dengan standar ideal yang diharapkan.
Kepada Pemerintah setempat agar hendaknya memberikan sosialisasi mengenai
pentingnya pemenuhan gizi pangan yang beragam dan berimbang. Hal ini diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari segi tingkat konsumsi pangan aktual dan
pencapaian skor Pola Pangan Harapan (PPH).
Kepada peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat meneliti gambaran konsumsi
pangan aktual rumah tangga di daerah lain, membandingkan pola konsumsi pangan antara
desa dan kota, meneliti gambaran pola konsumsi pangan antar beberapa etnis dan juga
menganalisis faktor-faktor selain faktor yang di atas untuk melihat pengaruhnya terhadap
konsumsi pangan aktual rumah tangga.
Daftar Pustaka
1. Ningsih, M., Suandi, S., Damayanti, D. 2012. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola
konsumsi pangan dan gizi rumah tangga nelayan kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten
Tanjung Jabung Barat. Jurnal Sosio Ekonomika Bisnis Vol 15 No 1 (2012): Januari 2012
2. Saputri, I. D., Lubis, S. N. 2016. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi
pangan rumah tangga nelayan (Studi kasus : Desa Bagan Dalam, Kecamatan Tanjung
Tiram, Kabupaten Batu Bara). Jurnal Sosial Agribisnis dan Agrikultur Vol 5 (9): 2016.

Anda mungkin juga menyukai