Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SYSTEM INFORMASI MANAJEMEN


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

DISUSUN OLEH:
AKUNTANSI 4.4 KELOMPOK 1
NAMA/NIM:
1. FLORENTINA MUMUT/16401125
2. INTAN KRISTINA/16401135
3. RAHMAWATI/
4. KARLINA KALUA/
5. Much.Adnan Hidayat J.S/14401128
6. Riasnin Langi Sirenden/ 16401011

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)


YAYASAN PENDIDIKAN UJUNG PANDANG (YPUP)
MAKASSAR
2016/2017

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,yang
telah memberikan waktu,kesempatan,dan kemudahan penulis untuk
menyelesaikan makalah Pendidikan kewarganegaraan dengan judul
“PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN”ini.Maka dari itu
di dalam makalah ini akan menjelaskan tentang dasar dan tujuan
Pendidikan Kewarganegaraan..Agar penulis khususnya dan kepada
pembaca lebih mengerti tentang Dikwar.Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dengan
semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang penulis mili.
Oleh karena itu penulis minta maaf atas ketidaksempurnaan
laporan makalah ini dan penulis juga memohon kritik dan saran yang
mendukung agar penulis bisa lebih baik lagi dalam membuat karya tulis.
Harapan penulis mudah-mudahan apa yang disusun ini bisa
memberikan manfaat untuk diri sendiri, teman-teman serta semua
pemmbaca.AMIN…...

MAKASSAR, 24 JUNI 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Informasi di dalam sebuah perusahaan merupakan bagian
yang sangat penting untuk mendukung kelangsungan
perkembangannya,sehingga terdapat alasan bahwa informasi
sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibat bila kurang
mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu perusahaan akan
mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga
dalam mengambil keputusan-keputusan strategis sangat
terganggu, yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam
bersaing dengan lingkungan pesaingnya. Namun, terkadang sistem
informasi yang dimiliki seringkali tidak dapat bekerja dengan baik.
Masalah utamanya adalah bahwa sistem informasi tersebut terlalu
banyak informasi yang tidak bermanfaat. Memahami konsep dasar
informasi adalah sangat penting dalam mendesain sebuah sistem
informasi yang efektif (effective business system). Menyiapkan
langkah atau metode dalam menyediakan informasi yang
berkualitas adalah tujuan dalam mendesain sistem baru.
Umumnya, semua organisasi termasuk sebuah manajemen
memiliki kebutuhan untuk menjaga agar sumber daya informasi
mereka aman. Dengan perkembangan teknologi dan informasi,
hampir seluruh data atau informasi penting disimpan dan
didistribusikan kepada pengguna melalui alat yang namanya
komputer, sampai saat ini teknologi yang banyak digunakan oleh
pengguna informasi adalah dengan internet. Komputer yang
canggih didukung dengan jaringan kuat pastinya akan mampu
memberikan informasi yang berkualitas. Berkenaan dengan
meningkatnya teknologi informasi maka semakin banyak juga
kejahatan-kejahatan yang dilakukan. Maka dari itu, keamanan
teknologi informasi menjadi peran yang sangat penting untuk bisa
mengamankan data dan informasi yang dimiliki oleh pribadi,
organisasi, perusahaan atau manajemen manapun.
2. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini diangkat beberapa topik permasalahan
yang nantinya akan dibahas. Permasalah tersebut antara lain :
1. Apa yang dimaksud dengan perancangan sistem
informasi manajemen?
2. Apa tujuan, sasaran, serta tahapan perancangan
sistem informasi manajemen?
3. Seperti apa definisi dan konsep serta tujuan
pengaman dan pengendalian sistem informasi
manajemen?
4. Bagaimana pengendalian maupun manajemen resiko
dalam pengaman dan pengendalian sistem informasi
manajemen?

3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
1. Memahami definisi sistem informasi manajemen
2. Mengerti tujuan, sasaran, serta tahapan dari
perancangan sistem informasi manajemen
3. Memahami definisi dan konsep serta tujuan
pengaman dan pengendalian sistem informasi
manajemen
4. Memahami pengendalian maupun manajemen resiko
dalam pengaman dan pengendalian sistem informasi
manajemen
4. Metode Pengumpulan Data
Dalam menyusun makalah ini, penyusun melakukan pengumpulan
data dengan cara meramencari sumber-sumber yang berkaitan
dengan isi makalah melalui buku Sistem Informasi Manajemen dan
juga beberapa sumber dari media internet.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PERANCANGAN SISTEM
Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis sistem
telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan.
Tiba waktunya sekarang bagi analis sistem untuk memikirkan bagaimana
membentuk sistem tersebut. Tahap ini disebut dengan perancangan
sistem. Perancangan sistem dapat dibagi dalam 2 bagian, yaitu :
 Perancangan sistem secara umum / perancangan konseptual,
perancangan logikal / perancangan secara makro.
 Perancangan sistem terinci / perancangan sistem secara phisik.
1. Pengertian Perancangan Sistem Verzello/John Reuter III
Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem:
Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk
rancang bangun implementasi: ”menggambarkan bagaimana suatu sistem
dibentuk.”
John Burch & Gary Grudnitski, mengemukakan bahawa desain
sistem dapat didefinisikan sebagai pnggambaran, perencanaan dan
pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah
ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.
George M. Scott, Disain sistem menentukan bagaimana suatu
sistem akan menyelesaikan apa yang mesti diselesaikan. Tahap ini
menyangkut mengonfigurasikan komponen-komponen perangkat lunak
dan perangkat keras dari suatu sistem, sehingga setelah intalasi dari
sistem akan benar-benar memuaskan rancang bangun yang telah
ditetapkan pada akhir tahap analisis sistem.
Tahap setelah analisis siklus pengembangan system:
a. Menggambarkan bagaimana suatu system dibentuk
b. Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional
c. Persiapan untuk bangun rancang implementasi
d. Perancangan sistem dapat diartikan sebagai berikut:
e. Dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa
atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu
kesatuan yang utuh dan berfungsi
f. Termasuk menyangkut mengonfigurasi komponen-komponen
perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem
2. Tujuan Tahan Perancangan Sistem adalah :
a. Memenuhi kebutuhan pemakai system
b. Memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang Lengkap
kepada programmer dan ahli-ahli tehnik yang terlibat.
Sasaran yang harus dicapai sistem ialah :
a. Desain system harus berguna, mudah dipahami dan digunakan, data
harus mudah ditangkap, metode harus mudah diterapkan, informasi
mudah dihasilkan, mudah dipahami.
b. Desain system harus mendukung tujuan utama perusahaan.
c. Desain system harus efisien dan efektif untuk mendukung pengolahan
transaksi pelaporan manajemen dan keputusan.
d. Desain system harus memberikan komponen system informasi secara
rinci, meliputi data, informasi, media penyimpanan, prosedur yang
digunakan 4
e. Sumber daya manusia yang dibutuhkan, perangkat keras, software,
dan pengendaliannya.
Analisis sistem dan desain sistem secara umum bergantung satu
sama lain. Studi menunjukan bahwa apa yang dikumpulkan, dianalisis,
dan dimodelkan selama fase analisis menyediakan dasar bagi desain
sistem secara umum untuk dibuat. Fase analisis sistem merupakan
investigasi dan berorientasi ke temuan.
3. Perancangan Sistem Secara Umum
Tujuan dari desain sistem secara umum adalah untuk memberikan
gambaran secara umum kepada user tentang sistem yang baru. Analisis
sistem dan desain sistem secara umum bergantung satu sama lain. Studi
menunjukkan bahwa apa yang dikumpulkan, dianalisis dan dimodelkan
selama fase analisis menyediakan dasar bagi desain sistem secara umum
untuk dibuat. Fase analisis sistem merupakan investigasi dan berorientasi
ke temuan. Pada fase ini, profesional sistem harus sering membuat fitur
yang baru atau berbeda dari model dasar yang dibuat selama analisis
sistem. Kuncinya adalah dapatkan atau tuliskan semua ke dalam kertas
tanpa mencoba untuk memperbaiki desain nsistem lebih awal. Aturannya
adalah : berinteraksi dengan user, periksa dengan anggota tim, periksa
dengan teknisi (pemrogram); desain ulang, periksa, periksa dan periksa
kembali tetapi jangan coba-coba untuk membangun detail yang lebih
rendah atau spec kecil selama fase ini. Semua ini akan dilakukan jika
salah satu dari desain sistem secara umum sudah dipilih untuk
implementasi.
Ada 3 (tiga) Kategori Desain Sistem, yaitu:
a. Global-Based Systems (Sistem Berbasis Global) Untuk mendesain
sistem yang berbasis global (global-based) membutuhkan
pemeriksaan secara seksama dan lengkap atau penggantian dari
seluruh komponen desain umum. Beberapa tipe perubahan yang
umum adalah :
1) Output yang lama : dari laporan berbentuk tabel setiap bulannya
menjadi layar 6 grafik berwarna 2 atau 3 dimensi
2) Proses baru dibuat
3) Input diambil dari peralatan scan daripada dengan pensil dan
kertas
4) Database hirarki lama diubah ke database relasional baru dengan
standar bahasa query
5) Kontrol yang bervariasi diinstal, termasuk UPS (Uninterruptible
Power Systems), DRP (Disaster Recovery Plans), peralatan
enkripsi dan peralatan kontrol akses biometri
6) Platform teknologi baru yang menggabungkan seluruh topologi
jaringan organisasi (komputer dan peralatannya) yang mendukung
b. Group-Based Systems (Sistem Berbasis Kelompok) Sistem ini
melayani cabang-cabang atau group user khusus dalam organisasi.
Kelompok ini memiliki kebutuhan khusus untuk menyelesaikan
pekerjaan dan membuat keputusan yang tepat. Perancang sistem
yang bekerja pada group ini perlu memiliki pengetahuan tentang
bekerja pada sistem group-based. Perancang tidak perlu
memusatkan perhatian ke perancangan desain sistem tertentu,
seperti database dan platform teknologi tetapi pada output, input,
proses, kontrol dan untuk platform teknologi, khusus untuk group
local (LAN).
c. Local-Based Systems (Sistem Berbasis Lokal) Sistem ini khusus
didesain untuk beberapa orang, sering satu atau dua, untuk aplikasi
khusus tambahan. User memiliki PC dan ia direncanakan untuk
memiliki sistemnya. Profesional sistem umumnya dipakai untuk
bekerja sama dengan user menganalisis mendesain, mengevaluasi
sistem yang berbeda, memilih satu dan mengimplementasikan
dengan menggunakan jaringan dan pendukungnya.
Empat Kunci Elemen Dari Rapid Aplication Development yang
Dipopulerkan Oleh James Martin. Sinergismenya adalah bahwa
RAD menggabungkan elemen-elemen yang bekerja sama,
sehingga dampak keseluruhannya lebih besar dibandingkan
dengan jumlah dampak per individu / masing-masing. Adapun 4
kunci elemen RAD adalah :

4. Joint Apllication Development (JAD) Efektif untuk digunakan di


sistem global-based. JAD dapat juga dipakai di sistem group-based
maupun local-based. Kunci utamanya adalah joint; user dan
professional sistem bekerja sama untuk menganalisis dan
mendesain sistem.
a. Specialists With Advanced Tools (SWAT) teams Terdiri dari 3
atau 4 profesional sistem yang memiliki kemampuan dan
motivasi. Tim proyek yang kecil lebih produktif dibandingkan
dengan tim proyek untuk sistem yang lebih besar.CASE Tools
Digunakan oleh tim SWAT untuk menambah produktifitas dan
kualitas kerja dari membangun sistem.
a) Menambah disiplin
b) Mengurangi kesalahan dan kekosongan desain
c) Mengurangi kerja sistem yang berulang
b. Prototyping Bekerja dengan JAD dimana user ditunjukkan
dengan apa yang akan mereka dapatkan dan meresponnya.
CASE memfasilitasi prototyping untuk membuat desain layar,
model-model yang bervariasi dan dialog yang cepat serta untuk
memodifikasinya saat berinteraksi dengan user. Dengan RAD,
penyusunan prototyping tidak dibuang, tetapi menjadi bagian
dari desain sistem akhir. Pendekatannya mencapai aturan
80:20, 80% permintaan user dapat dipenuhi dengan 20% desain
sistem. Tim SWAT bekerja di akhir dari sistem. Pengalaman
user membantu tim SWAT dalam mendefinisikan perubahan-
perubahan yang tidak terbayangkan. Macam dari aturan 80:20
ini untuk membangun sistem adalah teknik kotak waktu DuPont
(time box technique) dimana proyek sistem harus diselesaikan
tidak lebih dari 90 hari. Pendekatan ini lebih ke teknik
manajemen proyek. Jika melebihi 90 hari berarti kehilangan
kesempatan bisnis dan akan melebihi estimasi waktu dan uang.
Prototipe adalah satu versi dari sebuah sistem potensial yang
memberikanide bagi para pengembang dan calon pengguna,
bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah
selesai. Proses pembuatan prototipe ini disebut prototyping. 4.1
Jenis-Jenis Prototipe a. Prototipe evolutioner (evolutionary
prototype) Jenis prototipe yang terus disempurnakan sampai
memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari
sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi.
Jadi satu prototipe evolutioner akan menjadi sistem aktual.

Empat langkah dalam pembuatan suatu prototipe


evolutioner:
a) Mengidentifikasi kebutuhan pengguna.
b) Membuat satu prototipe.
c) Menentukan apakah prototipe dapat diterima,
pengembang mendemonstrasikan prototipe kepada
pata pengguna untuk mengetahui apakah telah
memberikan hasil yang memuaskan.
d) Menggunakan prototipe, prototipe menjadi sistem
produksi.  Prototype persyaratan (requirement
prototype) Prototipe yang dikembangkan sebagai
salah satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-
persyaratan fungsional dari sistem baru ketika
pengguna tidak mampu mengungkapkan apa yang
mereka inginkan.
Dalam prototipe persyaratan, tiga langkah pertama sama dengan langkah
yang diambil dalam membuat sebuah prototipe evolusioner, langkah-
langkah berikutnya adalah sbb:
a) Membuat kode system baru
b) Menguji sistem baru
c) Menentukan apakah sistm yang baru dapat
diterima
d) Membuat sistem baru menjadi sistem produksi .
Tahapan Perancangan
Tahap perancangan sistem mempunyai dua tujuan
utama,yaitu;
a) Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai si stem.
b) Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang
bangun yang lengkap kepada programmer dan ahli ahli
teknis lainnya yang terlibat
5. Data Flow Diagram (DFD)
Data Flow Diagram adalah sebuah teknis grafis yang
menggambarkan aliran informasi dan transformasi yang
diaplikasikan pada saat data bergerak dari input menjadi output.
DFD memberikan suatu mekanisme bagi pemodelan fungsional
dan pemodelan aliran informasi. Model ini menggambarkan sistem
sebagai jaringan kerja antar fungsi yang berhubungan satu sama
lain dengan aliran dan penyimpanan data. Sebagai alat bantu
dalam perancangan suatu aplikasi, model ini hanya mampu
memodelkan sistem dari sudut pandang fungsi (Pohan, 1997).

Terdapat empat komponen utama dalam pemodelan ini,


antara lain ;
a) Proses Komponen pertama dalam model ini
dinamakan proses. Proses menunjukkan transformasi
dari masukan menjadi keluaran. Dalam hal ini
sejumlah masukan dapat menjadi hanya satu
keluaran ataupun sebaliknya.
b) Aliran Komponen ini direpresentasikan dengan
menggunakan panah yang menuju ke atau dari
proses. Digunakan untuk menggambarkan gerakan
paket data atau informasi dari satu bagian ke bagian
lain dari sistem dimana penyimpanan mewakili lokasi
penyimpanan data.
c) Penyimpanan Komponen ini digunakan untuk
memodelkan kumpulan data atau paket data. Notasi
yang digunakan adalah garis sejajar, segiempat
dengan sudut melengkung ataupun persegi panjang.
d) Terminator Komponen ini direpresentasikan
menggunakan persegi panjang yang mewakili entity
luar dimana sistem berkomunikasi. Biasanya notasi ini
melambangkan orang atau sekelompok orang
misalnya organisasi, grup, departemen dan entiti lain
yang berada di luar sistem.
6. Entity Relationship Diagram (ERD)
ER Diagram merupakan diagram yang menggambarkan
hubungan data antara objek yang terdapat di dal am sistem
tanpa memberikan informasi apapun tentang fungsi yang
menghasilkan atau menggunakan data tersebut. Komponen
ER Diagram terdiri dari :
a) Entity adalah sesuatu yang digambarkan dengan
sekumpulan attribute yang dimilikinya, dimana atribut
tersebut akan dimanipulasi di dalam si stem. Untuk
memberi nama entity digunakan kata benda, dimana
masingmasing entity tidak boleh memiliki nama yang
sama.
b) Relationship mengindikasikan hubungan antara dua
atau lebi h entity dan menggunakan kata kerja untuk
menggambarkan hubungan tersebut.
c) Attribute adalah karakteristik dari entity atau
relationship yang menyediakan penjelasan detail
tentang entity atau relationship tersebut.
d) Cardinality menggambarkan banyaknya entity yang
direlasikan ke suatu entity lain dengan suatu
relationship.

2. Pengaman Dan Pengendalian Sistem Informasi Manajemen


 Konsep dan Pengertian Pengendalian Sistem Informasi
Manajemen
Pengendalian SIM adalah system yang memang terstruktur untuk
mengevaluasi keamanan komputer antara produk dan sistem.
Pengendalian SIM memiliki fokus pada pengujian Sistem
berdasarkan pada pendekatan yang sistematik dan terdokumentasi
untuk pengujian keamanan sistem dan juga produk Kerentanan dan
gangguan terhadap sistem informasi dari pengalaman berbagai
organisasi dalam pemanfaatan sistem informasi, salah satu hal
yang di butuhkan adalah bagaimana setiap organisasi dapat
memastikan bahwa sistem informasi yang ada memiliki sistem
pengaman dan pengendalian yang memadai.
 Beberapa hal yang menjadi tantangan manajemen
menghadapi berbagai resiko dalam penggunaan sisten
informasi yaitu: Bagaimana merancang sistem yang tidak
mengakibatkan terjadinya pengendalian yang berlebih (
overcontrolling ) atau pengendalian terlalau lemah
(undercontrolling)
 Bagaimana pemenuhan standar jaminan kualitas (
qualityassurance ) dalam 12 aplikasi informasi.
Mengapa sistem informasi begitu rentan? Data yang
disimpan dalam bentuk elektronis umumnya lebih
mudah atau rawan sekali terhadap ancaman atau
gangguan yang mungkin timbul, dibanding jika data
tersebut disimpan secara manual. Beberapa ancaman
dan gangguan yang mungkin terjadi dan berpengaruh
terhadap sistem informasi, adalah sebagai berikut:
Kerusakan perangkat keras.
 Perangkat lunak tidak berfungsi.
 Tindakan-tindakan personal.
 Penetrasi akses ke terminal.
 Pencurian data atau peralatan.
 Kebakaran.
 Permasalahan listrik
 Kesalahan-kesalahan pengguna.
 Program berubah.
 Permasalahan-permasalahan telekomunikasi.
1) Pengendalian menurut Hansen & Mowen adalah
proses penetapan standar dengan menerima umpan
balik berupa kinerja sesungguhnya, dan mengambil
tindakan yang diperlukan jika kinerja sesungguhnya
berbeda secara signifikan dengan apa yang telah
direncanakan sebelumnya. Suatu organisasi juga
harus dikendalikan jalannya. Hal ini dilakukan untuk
menjamin aktivitas yang dilakukan sesuai dengan apa
yang telah ditetapkan organisasi. Suatu sistem
pengendalian memiliki beberapa elemen yang
memungkinkan pengendalian berjalan baik. Elemen-
elemen tersebut adalah : SENSOR/DETEKTOR yakni
suatu alat untuk mengidentifikasi apa yang sedang
terjadi dalam suatu proses.
 ASSESOR yakni suatu alat untuk menentukan
ketepatan. Biasanya ukurannya dengan
membandingkan kenyataan dan standar yang
telah ditetapkan.
 EFEKTOR yakni alat yang digunakan untuk
mengubah sesuatu yang diperoleh dari
assessor.
 JARINGAN KOMUNIKASI yakni alat yang
mengirim informasi antara detektor dan
assesor dan antara assesor dan efektor.
Dengan demikian pengendalian adalah suatu
proses untuk mengarahkan organisasi
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ada
beberapa keterampilan untuk mengelola
pengendalian sistem informasi, yaitu :
Kemampuan mengendalikan kegiatan
perencanaan informasi dan Kemampuan
mengendalikan proses transformasi terstruktur
informasi
7. Proses Manajemen Risiko
a) Identifikasi Risiko Tujuan identifikasi risiko adalah untuk
mengenal secara pasti ancaman ketidakpastian yang
dihadapi organisasi. Untuk dapat melakukannya dengan
baik, diperlukan pengetahuan mendalam tentang organisasi,
pasar dimana organisasi beroperasi, lingkungan hukum dan
perundang-undangan sosial, politik, serta budaya, di mana
organisasi berada, juga tingkat kemajuan pemahaman
tentang strategi dan tujuan operasional, meliputi faktor-faktor
keberhasilan, ancaman serta peluang untukmencapai tujuan.
Identifikasi risiko harus dilakukan dengan metode tertentu
sehingga dapat dipastikan bahwa semua kegiatan penting
organisasi telah diidentifikasi (tidak ada yang luput dari
perhatian) dan seluruh risiko berasal dari kegiatan yang
didefinisikan secara jelas.
b) Evaluasi Risiko Pada tahap ini, risiko murni dapat
dikategorikan berdasarkan frekuensi atau berdasarkan
seringnya kerugian terjadi. Selain itu perlu juga dianalisis
besarnya atau tingkat kerugian risiko. Harus
dipertimbangkan kerugian maksimum yang mungkin terjadi.
Di dalam mengevaluasi risiko secara menyeluruh perlu dikaji
derajat risiko dengan cara yang akurat. c) Memilih Teknik
Manajemen Risiko Hasil analisis pada langkah kedua
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan cara-cara
yang akan digunakan menangani suatu risiko. Untuk situasi
tertentu mungkin tidak dibutuhkan tindakan yang lebih lanjut.
Tetapi pada situasi lain, harus digunakan cara-cara canggih
untuk mendanai potensi kerugian yang sangat mungkin
terjadi. Implementasi dan kaji ulang keputusan manajemen
risiko.

Langkah berikutnya adalah keputusan tentang metode optimal


untuk menangani risiko yang telah diidentifikasi, organisasi atau
seseorang harus mengimplementasikan metode yang dipilih.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Seperti yang telah kita ketahui, perancangan sistem merupakan


bagian yang sangat sentral dalam menentukan bagaimana
suatu sistem akan menyelesaikan apa yang mesti diselesaikan.
Karena, pada tahap ini sistem akan mengonfigurasikan
komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari
suatu sistem, sehingga ketika pada tahap akhir selesai, maka
hasilnya akan benar-benar memuaskan. Dengan adanya
perancangan sistem maka kebutuhan pemakai system akan
terpenuhi dan juga akan mempermudah pemberian gambaran
yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada
programmer dan ahli-ahli tehnik yang terlibat. Akan tetapi,
sehebat apapun manusia dalam merancang sistem. Pasti akan
ada yang namanya resiko kesalahan/error. Untuk itu, dibuatlah
pengendalian dan pengaman sistem informasi manajemen.
Pengaman dan pengendalian ini diciptakan dengan tujuan untuk
menanggulangi atau mencegah terjadinya kesalahan dalam
sistem. Selain untuk tindakan preventif (pencegahan), sistem ini
juga bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat seorang
manajer mengatasi gangguan apabila nantinya terjadi
kesalahan karena sebelumnya telah dibentuk tahapan dan
manajemen penyelesaian masalah

DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/6560049/3Pearancangan sistem secara
umum
http://andinurina2.blogspot.com/2013/11/makalah-manajemen-
risiko.html http://www.rezachandra.web.id/itsec-metode-it-audit ۞
http://yemimaidea-41207373.blogspot.com/2009/10/pengamanan-dan-
pengendalian- sistem.htmlDarmawan, Deni & Kunkun Nur Fauzi. 2013.
Sistem Informasi Manajemen. PT Remaja Rosdakarya. Bandung
http://alfat-nurdiansyah.blogspot.com/2013/02/makalah-sistem-
informasi-manajemen

Anda mungkin juga menyukai