Anda di halaman 1dari 19

KUMPULAN CERPEN

KARYA
MARFUATUL FITRIYAH

Alamat : Kr. Kulon 02/02 Ketanggung


Sine Ngawi Jawa Timur
E-Mail : marfuatul_fitriyah@yahoo.com
Twitter : @fie_ciemunt
Phone : 082264044172
DAFTAR ISI

Mentari Sahabatku …………………………………………………………………………..


Biarkan Mata Itu Tetap Hidup ………………………………………………………………
Cinta Terlarang ………………………………………………………………………………
Tak Pernah Lelah Menantimu ……………………………………………………………….
Semua Untuk Ayah .................................................................................................................
MENTARI SAHABATKU

Pagi yang cerah bagiku. Hari ini aku harus pergi ke sekolah sendirian karena zia sepupuku
nggak bisa masuk sekolah karena sedang sakit.
“Nayla…” Panggil rafa, pacar pertamaku yang sangat aku cintai.
“Hai sayang” Jawabku sambil mencium pipinya.
“Tumben kamu berangkat sendirian, mana zia?” Rafa menanyakan zia sepupuku yang selama ini
telah membagi tempat tinggalnya denganku, setelah orang tuaku kabur ke Kuala Lumpur karena
bisnisnya hancur.
“Emm.. hari ini dia nggak masuk, kayaknya sih lagi demam” Jawabku.
“Loohh.. nggak di periksain ke dokter?” Tanya rafa dengan cemas.
“Ehh.. demamnya nggak begitu parah kok, dia cuma perlu istirahat di rumah aja, lagian di rumah
juga ada tante agnes” Jelasku.
Semenjak orang tuaku kabur ke Kuala Lumpur, aku terpaksa harus menumpang di rumah
zia sepupuku. Memang sulit mempercayai orang tuaku yang tega meninggalkanku sejak umurku
6 tahun dan semenjak itu om firman dan tante agnes udah anggap aku seperti anak kandungnya
sendiri. Keluarga om firman adalah keluarga terbaik untukku, begitu juga zia adalah sepupu dan
sahabat terbaik untukku. Aku diasuh dengan baik dan penuh kasih sayang oleh keluarga om
firman sejak aku SD sampai sekarang aku menjadi mahasiswi di Universitas swasta di Jakarta
Selatan. Rasa sayangku kepada mereka melebihi rasa sayangku pada orang tua kandungku
sendiri.
Hari ini aku terlambat pulang ke rumah karena aku masih mengantarkan rafa ke bengkel
alat-alat elektronik. Di depan rumah terlihat zia sedang menyiram bunga.
“Zi.. kok kamu nggak istirahat, kata nayla tadi kamu demam.” Tanya rafa.
“Oohh.. aku udah agak baikan kok, lagian aku Cuma demam aja.” Jawab zia.
‘Ya udah banyak istirahat ya jangan sampai sakit lagi, ehh udah sore aku pulang dulu ya.” Kata
rafa.
“Ya..” Jawabku bersamaan dengan zia.
Pagi harinya, ketika aku baru bangun tidur, aku melihat mobil rafa terparkir di depan
rumah.
“Looohh.. kok ada mobil rafa, ini kan hari minggu, emm mungkin dia mau ajak aku jalan, tapi
kok nggak ada yang kasih tau aku ya.” Gumamku. Aku melirik ke bagian kanan rumah ternyata
rafa disana ditemani oleh zia. Saat aku hendak menghampiri mereka, seketika aku terkejut saat
mendengar apa yang mereka bicarakan.
“Tapi aku nggak bias bohongin perasaanku, aku beneran cinta sama kamu.” Langkahku terhenti,
saat rafa mengatakan itu, seketika badanku terasa beku, napasku sesak dan dalam sesaat
tanganku terasa dingin.
“ssrrreeeeekkkk…” Saat aku hendak membalikkan badan, kakiku menginjak daun yang kering,
seketika rafa dan zia melihatku dan mereka pun berlari mendekatiku.
“Nayla…” Panggil zia sambil meraih tanganku dan spontan aku langsung melepasnya. “Nay…
semua yang kamu dengar itu Cuma salah paham” Jelas zia padaku.
“Kamu pikir telinga aku tuli, aku sadar aku Cuma numpang di rumah kamu tapi aku capek
selama ini harus hidup dari sisa-sisa kamu dan sekarang kamu ambil rafa, kamu anggap apa aku
ini?” Amarahku terasa memuncak dan kata-kata kasar itu tiba-tiba keluar dari mulutku.
“Nay… aku capek selama ini harus pura-pura suka sama kamu, aku mencintai zia nay, tapi
ketika zia tau kalau kamu suka sama aku, zia minta aku untuk pura-pura jadi pacar kamu, maafin
aku nay, aku yang salah.” Jelas rafa.
“Terserah kalian, aku capek, kalian memang nggak punya perasaan.” Kataku, seketika aku
langsung lari ke kamarku, ku bereskan baju-bajuku yang selama ini tersimpan di kamar zia.
“Nay maafin aku, aku tau hati kamu hancur, nay aku rela ngasihin rafa ke kamu tapi kamu harus
maafin aku, aku mohon.” Pinta zia padaku sambil menangis.
“Semua udah terlambat zia, aku udah terlanjur sakit hati, sekarang terserah kamu, kalau kamu
mau ambil rafa, aku nggak peduli dan aku nggak akan pernah peduliin itu lagi.” Jawabku pada
zia sambil menangis penuh dendam.
“Nay.. nayla.., kamu mau kemana?” Tanya tante agnes sambil menahan tanganku.
“Aku pengen tinggal di rumah nenek, tolong tante jangan menahan aku.” Jawabku.
“Tapi untuk apa nay..” Belum selesai tante agnes bicara aku langsung berlari keluar rumah
karena taksi yang aku panggil telah datang.
“Aduh…” Eluh zia sambil memegang perutnya setelah tertatih-tatih mengejarku. Sesaat ku
tengok ke belakang terlihat zia tampak lemas dan pucat namun dengan segala perlakuan yang ku
terima, aku rasa itu nggak penting lagi buat aku dan aku langsung menaiki taksi kemudian
meninggalkan rumah zia.
Dua minggu di rumah nenek terasa sepi, tak ada canda tawa zia, tak ada kasih sayang
sehangat saat berada di tengah keluarga zia dan aku mulai sedikit menyadari apa yang telah
dilakukan oleh zia itu semata karena dia ingin membuatku bahagia dan tak sepantasnya aku
membalasnya dengan semua ini.
“Nayla… di depan ada teman kamu, katanya dia pengen ketemu sama kamu.” Kata nenekku.
“Iya nek.” Jawabku sambil menebak-nebak siapa yang datang.
“Alexa..” Sapaku pada alexa teman kuliahku. Saat aku menyapanya, tiba-tiba dia memelukku
dan menangis.
“Al.. ada apa, kok kamu nangis?” Tanyaku penasaran.
“Zia.. zi.. zia… udah ninggalin kita selamanya, dia.. dia udah meninggal.” Jawab alexa. Sejenak
tubuhku terasa lemas, nadiku terasa mengalir lebih cepat, keringatku mengalir berjatuhan
bersamaan dengan air mata yang tak dapat terbendung lagi.
Alexa membawaku ke tempat dimana zia dimakamkan hari itu juga. Disana ku lihat tante
agnes, om firman, rafa dan beberapa orang yang mengiring kepergian zia. Tante agnes pun
langsung memelukku.
“Nay.. zia sangat sayang sama kamu, bahkan di waktu terakhirnya dia sempat meminta tante
untuk membawamu pulang dan dia ingin meminta maaf sama kamu tapi sebelum semua itu
terwujud tiba-tiba zia menghembuskan napas terakhirnya. Zia juga nggak pernah cerita sama
tante kalau dia menderita kanker rahim stadium akhir.” Ucap tante agnes.
“Apa kanker rahim? Kenapa itu terjadi pada orang sebaik kamu zi..” Jeritku dalam hati.
“Nay, zia memang salah, tapi tante mohon maafkan dia biarkan dia tenang di alam
keabadiannya” Pinta tante agnes. Dan aku langsung menjatuhkan diri ke tepi makam zia,
tangisku langsung meledak, ku sesali semua kesalah pahaman yang terjadi selama ini.
“Zia.. aku memang egois, aku nyesel selama ini kamu selalu diam, kamu buat aku seperti orang
bodoh yang bingung dan salah arah, kamu tega ninggalin aku zia, kenapa kamu nggak izinkan
aku menerima permintaan maaf kamu di hari terakhir kamu hidup.” Tiba-tiba dari belakang ada
seseorang yang mengangkat pundakku.
“Nay, zia titipkan ini buat kamu.” Rafa menyodorkan amplop berwarna biru muda seakan zia tau
kalau itu adalah warna kesukaanku. Perlahan ku buka amplop itu dan ku ambil selembar kertas
yang terlipat rapi didalamnya dan aku mulai membacanya.

Untuk nayla sepupu dan sahabatku


Nay mungkin terlampau jauh aku telah menyakitimu. Aku telah mengambil kekasihmu, aku
memang pengkhianat. Mungkin beruntung bagi kamu yang sempat membenciku sebelum
aku pergi sehimgga setelah aku pergi kamu nggak akan merasa kehilangan yang berlebihan.
Aku memang berbohong dan meminta rafa untuk pura-pura jadi pacar kamu, maafin aku
nay bukan maksudku untuk menghinamu, tapi aku nggak ingin kamu membenciku, aku
nggak ingin kamu sedih dan sakit. Maafin aku nay kalaupun Tuhan memberiku waktu satu
menit lagi aku hanya ingin katakana kalau aku sangat menyayangimu, tapi sayang kanker
rahim ini udah nggak mampu aku tawar lagi. Satu pinta aku nay aku titipkan rafa sama
kamu, tolong jaga dia karena kamu berhak dan wajib melalukan itu. Maafin aku nay dan
tolomg jangan tangisi aku terlalu dalam karena aku ingin meninggalkan kamu dalam
keadaan bahagia bersama rafa, tersenyumlah karena aku disini juga tersenyum melihat
kamu dan rafa bahagia. Selamat tinggal nay.
Zia.

Semua seakan gelap seakan aku kehilangan mentari dipagi hari namun terdapat sosok
seorang laki-laki yang berdiri disampingku dialah rafa.
“Bantu aku untuk melupakannya.” Ucap rafa. Aku memandangnya seakan aku melihat sosok zia
didalam dirinya, perlahan dia memelukku dan mentari yang hilang sebagian kini telah kembali
karena meski kini zia telah pergi tapi tetap ada sosok zia yang lain yang menyayangiku dan
menerangi jalanku seperti zia mentari sahabatku.

November 2011

BIARKAN MATA ITU TETAP HIDUP


Sore hari dinda baru akan pulang dari rumah ifan kekasihnya. Dinda menemani ifan untuk
mengerjakan tugas sekolahnya. Karena kebetulan dinda telah selesai lebih dulu.
“Tante, dinda pulang dulu ya.” Kata dinda.
“Ya.. hati-hati di jalan ya.” Jawab tante rossa mamanya ifan.
“Jangan mampir-mampir ya sayang.” Pesan ifan.
“Ya, tenang aja.” Jawab dinda.
Ifan adalah kekasih dinda. Mereka berpacaran sejak kelas dua SMA sampai sekarang
mereka akan menempuh Ujian Nasional tiga bulan lagi.
Dinda menaiki mobilnya agak ngebut karena hari sudah sore. Ketika dinda hendak
membelokkan mobilnya di perempatan tiba-tiba ada anak kecil yang sedang bersepeda, dinda
terlambat menginjak rem dan langsung menabrak anak itu. Dinda langsung berhenti dan keluar
dari mobilnya kemudian menolong anak itu, ketika melihat wajah anak kecil itu dinda terkejut
ternyata anak kecil itu adalah keyla adiknya ifan. Seketika dinda langsung menggendong keyla
dan menaiki mobilnya menuju rumah sakit. Kekhawatirannya semakin bertambah ketika dilihat
luka pada kedua mata keyla. Dinda langsung mengambil handphonenya dan menekan nomor
hand phone ifan. Tak lama kemudian ifan menjawabnya.
“Iya sayang” Jawab ifan.
“Ifan.. ehh.. key.. keyla.. keyla kecelakaan” Jawab dinda sangat gugup.
“Apa? Kok bisa? Sekarang kalian dimana?” Tanya ifan khawatir.
“Sekarang kamu susul aku ke rumah sakit, aku udah bawa keyla kesana” Jawab dinda.
“Iya aku kesana sekarang” Kata ifan.
“Dinda…” Panggil ifan.
“Ya” Jawab dinda.
“Aku tolong jaga keyla, aku sayang banget sama keyla” Pinta ifan.
“Ya, aku janji”
Kalimat terakhir yang di ucapkan ifan membuat hati dinda bergetar. Dinda telah menabrak
keyla. Adik yang ifan sayangi, bahkan rasa cinta ifan pada keyla mungkin lebih besar dari pada
rasa sayang ifan kepada dinda. Sempat terpikir di benak dinda untuk berbohong pada keluarga
ifan, tapi dinda tak tega melakukannya. Tak terasa ternyata dinda telah sampai di rumah sakit.
Dinda meminta tolong seorang perawat untuk membawa keyla ke ruang periksa. Belum lama
dinda menunggu tiba-tiba ifan dan orang tuanya dating. Dan dengan rasa ketakutan dinda
memeluk ifan.
“Ifan maafin aku, aku benar-benar nggak sengaja lakuin semua ini” Pinta dinda.
“ Dinda apa yang terjadi, seharusnya aku berterima kasih sama kamu karena kamu udah bawa
keyla ke rumah sakit.” Kata ifan.
“Nggak ifan, aku yang salah, aku yang udah menyebabkan dinda jadi kayak gini.” Kata dinda.
“Kamu itu ngomong apa sih, kamu udah lakuin apa yang seharusnya kamu lakuin dinda” Jelas
ifan.
“Ifan kamu nggak tau aku.. a.. aku yang udah nabrak keyla.” Kata dinda.
“Apa kamu bilang? Keterlaluan kamu, apa salah keyla sama kamu sampai kamu tega nabrak
anak saya hehh?”Tanya tante rossa dengan perasaan shock.
“Tante aku nggak sengaja, demi Tuhan aku nggak ingin ini terjadi, maafin aku tante.” Tiba-tiba
dokter yang memeriksa keyla keluar dari ruang periksa.
“Dok… gimana keadaan adik saya?” Tanya ifan.
“Sepertinya kedua matanya telah berbenturan dengan benda keras dan mengenai kornea
matanya” Jawab dokter.
“Ya Tuhan… lalu bagaimana keadaannya dokter?” Tanya tante rossa.
“Saat ini mata anak ibu sedang di perban dan kemungkinan untuk anak ibu bisa melihat kembali
itu sekitar 10-20 % saja.” Jawab dokter.
“Nggak mungkin, nggak mungkin keyla akan buta, nggak ini nggak adil buat dia.” Kata ifan.
“Dasar kamu perempuan jahat, tega kamu lakuin ini sama anak saya, pergi kamu, saya muak liat
muka kamu, pergi…” Teriak tante rossa.
“Tante aku nggak bisa pergi, aku mau liat keadaan keyla, aku mau disini tante, aku mohon
jangan usir aku.” Pinta dinda.
“Peduli apa kamu sama keyla, dasar munafik, pergi.” Teriak tante rossa kembali.
“Dinda kalau kamu masih punya harga diri, aku mohon tinggalkan tempat ini, pergi dinda dan
jangan pernah muncul di depan aku lagi.” Pinta ifan. Dengan terpaksa akhirnya dinda
meninggalkan rumah sakit itu.
Dua hari kemudian dokter membuka perban mata keyla dan dokter telah memutuskan
bahwa keyla positif mengalami buta. Satu minggu kemudian terdengar teriakan gembira dari
ruang dimana keyla dirawat karena sebentar lagi keyla akan mendapatkan donor mata dari orang
yang baru meninggal karena kecelakaan. Kemudian dokter melakukan operasi tersebut, operasi
pun berjalan dengan lancar. Dua minggu kemudian dokter membuka perban mata keyla dan
akhirnya keyla dapat melihat kembali. Tiba-tiba ifan teringat pada orang yang telah
mendonorkan matanya untuk dinda, ifan ingin mengucapkan terima kasih pada keluarganya dan
mengajak keyla dan orang tuanya untuk mengunjungi makam orang tersebut. Ifan pun bertanya
pada dokter mengenai identitas orang yang telah mendonorkan matanya pada dinda.
“Dok… apa saya boleh mengetahui identitas orang yang telah mendonorkan mata untuk adik
saya?” Tanya ifan.
“Baiklah, tapi saya kurang tau identitas lengkapnya, saya hanya tau namanya saja.” Jawab
dokter.
“Nggak apa-apa, siapa namanya dok?” Tanya ifan dengan penasaran.
“ Dia orang yang mengantarkan adik anda ke rumah sakit ini saat kecelakaan satu bulan yang
lalu, kalau nggak salah namanya din.. dinda.” Jawab dokter.
Ifan sangat terkejut, matanya seakan tak bisa dialihkan dari wajah dokter. Bibirnya tiba-
tiba bergetar, tangannya mendadak terasa dingin.
“Dokter bohong, mungkin dokter salah orang, nggak mungkin dinda udah meninggal, dokter
pasti disuruh dinda untuk mengarang cerita ini agar saya bisa memaafkan dinda, iya kan dok?”
Cerca ifan.
“Saya tidak berbohong, saya berkata apa adanya, dinda mengalami kecelakaan saat mengendarai
mobil menuju kesini. Dia banyak kehilangan darah, keadaannya cukup buruk, tapi dia sempat
sadar dan saat itu dia memaksa saya untuk memberikan matanya pada adik anda.” Jelas dokter.
“Nggak mungkin, kamu nggak mungkin meninggal, itu nggak boleh terjadi. Kenapa saat itu aku
nggak percaya sama kamu, padahal kamu yang menyelamatkan keyla, kamu yang menggantikan
penglihatannya.” Teriak ifan.
“Maaf ini hand phone dinda, tolong anda berikan pada keluarganya, saya belum sempat
memberikannya.” Kata dokter.
Ifan memandang hand phone dinda kemudian membukanya, ternyata hand phone dinda
sedang berada pada menu pesan dan di kotak pesan itu terdapat tulisan dinda yang akan
dikirimkan pada ifan, ifan pun membacanya.
Ifan percayalah aku tidak dengan sengaja melakukannya. Aku sangat mencintaimu.

Satu pesanku tolong jaga mata itu, aku titipkan mata itu agar meskipun aku mati

tapi mata itu akan tetap hidup bersama keyla. Meski kamu sangat membenciku tapi

tolong jangan lukai mata itu. Maafin aku ifan.

Ifan sangat menyesali perlakuannya pada dinda selama ini. Dinda yang dia cintai kini telah
pergi untuk selamanya. Kepergian dinda memang tak pernah terbayangkan oleh ifan sebelumnya.
Kini yang tertinggal hanya mata dinda yang sampai saat ini tetap hidup bersama keyla. Ifan
membiarkan mata itu untuk tetap hidup agar ifan tetap bisa melihat pandangan mata dinda meski
dinda telah pergi.

Desember 2011

CINTA TERLARANG

Banyak orang bilang masa SMA adalah masa paling indah. Masa-masa itulah yang kini
dialami oleh niza, seorang gadis cantik dari keluarga yang kaya raya. Saat ini niza sedang jatuh
cinta sama kakak kelasnya namanya johan, cowok ganteng, pinter, baik dan rendah hati, johan
juga nggak pernah minder sama temen-temennya yang berangkat sekolah naik sepeda atau
mobil, sedangkan johan cukup dengan berjalan kaki. Kerendah hatian johan inilah yang
membuat niza jatuh cinta.
Pagi-pagi niza telah sampai di sekolah dengan diantar sopirnya. Saat akan menyebrang
tiba-tiba ada sepeda yang sedang melaju kencang ke arah niza. Tiba-tiba dari belakang ada orang
yang mendorong niza hingga terjatuh di rerumputan di pinggir jalan. Niza terlihat shock, bukan
karena hampir tertabrak sepeda tapi karena orang yang menyelamatkannya adalah johan.
“Za lo nggak apa-apa?” Tanya johan.
“Emm… nggak, lo sendiri?’ Jawab niza.
“Gue baik-baik aja” Jawab johan sambil membantu niza berdiri.
“Makasih ya udah nolongin gue.” Kata niza.
“Siapa aja yang liat lo tadi juga bakal lakuin ini.” Jawab johan. Niza hanya tersenyum.
Bukan hanya sekali ini saja johan menyelamatkan niza. Setiap kali niza sedang ada
masalah johan selalu datang, dari saat niza diomelin guru sampai saat niza sedang digodain
cowok johan selalu membantu niza, mungkin ada magnet diantara mereka berdua yang akan tau
keadaan satu sama lain.
Setelah mengikuti pelajaran di kelas akhirnya bel istirahat berbunyi. Niza berjalan agak
tergesa-gesa keluar dari kelasnya. Niza melewati kelas johan dengan harapan johan ada
dikelasnya dan memanggil niza, tapi harapan niza pupus, ternyata johan tak ada dikelasnya.
Untuk menutupi rasa malunya, niza berjalan menuju kantin sekolah, niza terkejut ternyata johan
ada di kantin sendirian, tanpa berpikir panjang, niza langsung menghampiri johan dan
menyapanya.
“Heeii…” Sapa niza.
“Eehhh… niza.” Sahut johan.
“Kok sendirian?” Tanya niza.
“Mana ada sih yang mau temenan sama orang miskin kayak gue.” Jawab johan.
“Iiihh… lo kok gitu sih, nggak baik loh rendah diri itu.” Kata niza.
“Loh… emang kenyataannya gitu kan” Balas johan.
“Jo…” Panggil niza. Seketika johan langsung menghadap ke arah niza. Pandangan matanya
membuat niza tak mampu mengeluarkan kata-kata dari mulutnya.
“Eemmm… sebenarnya emm… gue… sebenarnya gu… gue… gue suka sama lo.” Ungkap niza
dengan gugup.
“Apa? Lo nggak usah bercanda dehh.” Jawab johan dengan tatapan matanya yang tajam.
“Gue nggak bercanda jo, semua perhatian yang lo kasih ke gue itu udah bikin gue jatuh cinta
sama lo.” Jelas niza.
“Nggak… lo nggak boleh jatuh cinta sama gue, gue itu orang miskin, masih banyak cowok yang
ganteng dan kaya raya di dunia ini yang bisa lo miliki.” Jawab johan.
“Gue nggak butuh semua itu gue Cuma butuh lo.” Kata niza.
“Nggak lo nggak boleh suka sama gue dan gue nggak akan pernah bisa suka sama lo.”Jawab
johan.
“Tapi kenapa jo?” Tanya niza.
“Lo nggak akan pernah bisa ngerti kenapa gue nggak bisa suka sama lo, lebih baik lo lupain gue,
lo cari cowok yang lebih segalanya dari gue.” Jawab johan sambil berjalan meninggalkan niza.
“ Terus apa maksud perhatian lo ke gue selama ini, gue pikir lo juga suka sama gue.” Gumam
niza di hati.
Bel pulang pun berbunyi semua siswa bergegas keluar dari sekolah, tak terkecuali johan
dan niza. Di dekat gerbang terlihat johan sedang berdiri seperti sedang menunggu seseorang.
Saat niza melewati gerbang tiba-tiba johan menarik tangannya.
“Johan…” Panggil niza.
“Gue minta lo sekarang ikut sama gue.” Pinta johan.
“Ikut lo? Kemana?” Tanya niza.
“Nanti lo juga bakal tau” Jawab johan.
“Gue nggak mau.” Jawab niza.
“Gue mau tunjukin alasan kenapa gue nggak bisa suka sama lo” Jelas johan. Mendengar jawaban
johan, niza pun menuruti permintaan johan.
Mereka berjalan menuju suatu tempat yang hanya johan yang tau tempat itu. Dalam
perjalanan, tak sepatah katapun mereka ucapkan. Langkah mereka terhenti di depan sebuah
rumah kecil berdinding kayu yang sudah Nampak tua, bahkan hampir tak layak pakai.
“Ini rumah gue.” Tunjuk johan.
“What? Jadi selama ini johan tinggal di rumah yang… yang kayak gini, kasihan dia.” Gumam
niza di hati.
“Lo kenapa?” Tanya johan.
“Nggak… gue Cuma kecapekan aja.” Jawab niza.
“Ya udah lo istirahat di dalam aja, tapi gue mau kenalin lo sama mama gue, dia lagi sakit di
kamar.” Johan mengajak niza ke kamar ibu yani, mamanya johan yang sedang terbaring di
tempat tidur.
“Ma… ini niza, cewek yang pengen johan kenalin sama mama.” Kata johan.
“Ini niza? Sini…” Panggil ibu yani sambil terbangun dari tidurnya dan langsung memeluk niza.
Tentu niza bingung karena mamanya johan tiba-tiba memeluknya.
“Za… gue mau bikin minum dulu.” Kata johan.
“Emm… biar gue aja jo.” Tawar niza.
“Ya udah, biar gue tunjukin dapurnya.” Jawab johan.
Setelah selesai membuat minum, niza membawanya ke kamar mamanya johan, sebelum
sampai ke kamar, mata niza tertuju pada selembar foto pernikahan yang tertempel di almari.
“Papa… ini kan papa.” Tunjuk niza sangat terkejut melihat foto papanya di foto pernikahan itu
dengan seorang wanita yang gambarnya tidak begitu jelas.
“Ya itu papa kamu.” Sahut mamanya johan.
“Kok foto papa ada disini, lalu siapa wanita ini, dia bukan mama saya.” Tanya niza.
“Ya itu memang bukan mama kamu, itu saya.” Jawab mamanya johan.
“Apa? Nggak mungkin, setahu saya papa saya Cuma menikah satu kali dan itu hanya dengan
mama saya.” Jawab niza.
“Kamu salah niza, papa kamu telah menikah dua kali, saya adalah mantan istrinya dan dari
pernikahan saya dengan papa kamu menghasilkan dua orang anak yaitu johan dan satu anak
perempuan yang saat ini diasuh dan dibesarkan oleh papa kamu.” Jelas ibu yani.
“Ta… tapi anak perempuan yang diasuh papa saya Cuma saya, mak… maksud ibu sa… saya
anak ibu?” Tanya niza dengan terkejut.
“Ya za lo adik kandung gue, dan itu alasan kenapa gue nggak bisa suka sama lo.” Jawab johan.
“Nggak mungkin, gue nggak percaya semua ini.”Jawab niza sambil berlari keluar dari rumah
johan.
“Za… tunggu.” Panggil johan.
“Nggak… gue nggak percaya ini, nggak mungkin gue suka sama kakak kandung gue sendiri, gue
nggak bisa terima ini.” Jawab niza.
“Za lo harus terima, ini kenyataan za, ini cinta terlarang yang nggak seharusnya lo alamin, gue
emang salah seharusnya lo tau ini dari dulu, tapi papa melarang mama untuk kasih tau lo.” Kata
johan.
“Tapi ini nggak adil jo.” Jawab niza.
“Ok… terserah lo, kita emang miskin, makanya lo malu punya keluarga kayak kita.” Kata johan
sambil membawa mamanya masuk ke dalam rumah.
“Mama… ka’ johan.” Panggil niza. Johan dan mamanya sangat terkejut. Akhirnya niza bisa
memerima kenyataan ini dan mengakui mereka sebagai keluarganya. Mereka saling berpelukan
dan melepas rindu.

Februari 2012

TAK PERNAH LELAH MENANTIMU

Sudah lima hari hanum tak bertemu dengan sakti kekasihnya. Hanum adalah gadis cantik
yang lugu. Wajah cantik dan sikap lugunya itu mampu memikat hati seorang laki-laki yang
ganteng, keren dan kaya raya yaitu sakti. Sakti bisa dibilang cowok terganteng sangat diidolakan
di kampus, banyak cewek yang iri pada hanum yang saat ini berpacaran dengan sakti. Satu
minggu yang lalu sakti telah menyelesaikan studinya di kampus sedangkan hanum masih akan
selesai satu tahun lagi.
Pagi-pagi hanum berniat pergi ke rumah sakti. Setelah menaiki taksi selama 30 menit
akhirnya hanum sampai di rumah sakti. Rumah megah dan luas itu Nampak sepi. Di gerbang
terdapat satpam yang menjaga rumah sakti. Hanum menghampiri satpam tersebut dan bertanya
padanya.
“Permisi pak… saktinya ada?” Tanya hanum.
“Loohh… kamu belum tau tentang tuan sakti?” satpam itu balik bertanya pada hanum.
“Memang kenapa pak?” Tanya hanum kembali.
“Tuan sakti tinggal di Australia bersama ibunya karena ibunya tuan sakti telah menjodohkan tuan
sakti dengan anak temannya dan mereka akan segera bertunangan dua minggu lagi.” Jawab
satpam itu.
“Apa? Nggak mungkin sakti pergi tanpa pamitan sama saya, apalagi bapak bilang dia mau
bertunangan, itu sangat nggak mungkin.” Kata hanum terkejut dan dengan ekspresi tak percaya.
“Loohhh… saya ini ngomong apa adanya, kalau kamu nggak percaya ya udah jangan Tanya
sama saya.” Jawab satpam itu.
Hati hanum terasa diiris. Sakti pergi tanpa pamit dan tanpa meninggalkan pesan. Bahkan
kabar lainnya sakti akan segera bertunangan. Hanum benar-benar tak percaya dengan semua
yang dia dengar. Satu minggu kemudian akhirnya hanum nekat untuk menyusul sakti ke
Australia untuk memastikan bahwa apa yang dia dengar dari satpam itu tidak benar. Hanum
meminta alamat rumah sakti di Australia kepada satpam yang menjaga rumah sakti. Hanum
berangkat ke bandara. Di sepanjang perjalanan ke bandara hanum mencoba menghubungi sakti
tapi tak pernah ada jawaban. Setelah sekitar 45 menit akhirnya hanum sampai di bandara. Tak
lama kemudian pesawat jurusan Canberra, Australia pun datang dan hanum segera naik.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh akhirnya hanum sampai di Canberra.
Hanum menyewa taksi dan menunjukkan alamat yang akan dituju pada sopir taksi tersebut.
Karena sudah malam akhirnya hanum menginap di hotel dekat rumah sakti. Malam itu hanum
berniat untuk pergi ke super market untuk membeli makanan. Hanum terkejut saat tiba di depan
super market, dia melihat sakti disana sendiri, hanum mendekat untuk memastikan bahwa laki-
laki itu adalah sakti, ternyata benar laki-laki itu adalah sakti, sakti yang hanum cari. Hanum
langsung berlari dan memeluk sakti dari belakang.
“Sakti…” Panggil hanum.
“Hanum… ini beneran kamu?” Tanya sakti.
“Iya ini aku sak.” Jawab hanum. Ketika hanum ingin memeluk sakti lagi, sakti menolaknya.
“Untuk apa kamu kesini?” Tanya sakti dengan sinis.
“Kamu bilang untuk apa? Kamu pergi tanpa alasan, tanpa pamit apa kamu pikir ini sikap yang
baik dari seorang pacar?” Tanya hanum.
“Pacar?” Tanya sakti.
“Sak… kamu kenapa sih?” Tanya hanum melihat perubahan sikap sakti.
“Maaf han… kita harus putus karena aku udah nggak cinta sama kamu, kehidupan aku udah
banyak berubah dan sebentar lagi aku akan segera bertunangan.” Jawab sakti.
“Apa? Segampang itu kamu putusin aku, sak… jauh-jauh aku kesini nyari kamu dan ini balasan
kamu?” Tanya hanum.
“Aku nggak pernah nyuruh kamu untuk kesini nyari aku, aku kan udah bilang aku udah nggak
cinta sama kamu dan aku minta sekarang kamu pulang karena kamu nggak akan dapetin apa-apa
disini.” Jawab sakti sambil berjalan meninggalkan hanum yang masih termenung dan menangis.
Malam itu benar-benar menjadi malam yang sangat kelam untuk hanum. Pengorbanannya
pergi ke Australia menjadi sia-sia. Sakti yang super perhatian dan nggak pernah marah juga
nggak pernah berkata kasar sekarang udah jauh berubah.
Akhirnya hanum memutuskan untuk pulang ke Indonesia dengan membawa sejuta luka
yang nggak pernah dia bayangkan sebelumnya. Tapi hanum mengunjungi rumah sakti untuk
berpamitan. Ternyata sakti baru saja berangkat ke kantor. Lalu hanum meminta alamat kantor
sakti dan segera berangkat meju kantor sakti.
Lima belas menit perjalanan akhirnya hanum sampai di kantor sakti. Hanum segera turun
dari taksi. Ternyata sakti juga baru datang dan sedang berjalan di halaman kantornya. Tiba-tiba
ada seorang penjahat yang menyerang sakti. Penjahat itu mengeluarkan pisau dan hendak
menusuk sakti. Hanum melihatnya dan spontan berlari untuk menyelamatkan sakti dan pisau itu
menusuk perut hanum. Lalu penjahat itu kabur. Sakti baru sadar bahwa orang yang berada di
depannya dan menyelamatkannya adalah hanum.
“Hanum…” Panggil sakti sambil memangku hanum.
“Sakti… kamu… baik-baik aja?” Tanya hanum.
“Hanum apa yang kamu lakuin?” Tanya sakti.
“Anggap saja saat ini aku sedang menyelamatkan pacarku, bukan menyelamatkanmu, tinggalkan
aku, biar pacarku yang menyelamatkanku.” Jawab hanum.
“Nggak… han… bertahanlah.” Kata sakti.
Sakti membopong hanum ke mobilnya dan membawanya ke rumah sakit, kemudian
seorang dokter langsung menanganinya. Tak lama kemudian dokter telah selesai memeriksa
hanum dan menyatakan bahwa hanum baik-baik saja dan lukanya tidak terlalu parah. Kemudian
sakti menemani hanum sampai hanum sadar.
“Sakti…” Panggil hanum.
“Han… akhirnya kamu sadar.” Kata sakti.
“Kenapa kamu disini, bukannya kamu besuk akan bertunangan?” Tanya hanum.
“Han… maafin aku, sebenarnya nggak ada yang akan bertunangan, aku yang mengarang cerita
itu.” Ungkap sakti.
“Maksud kamu apa sak?” Tanya hanum.
“Mamaku memaksaku pindah ke Australia untuk beberapa tahun bahkan bisa untuk selamanya,
makanya aku mengarang cerita itu biar kamu benci sama aku dan bisa lupain aku.” Jawab sakti.
“Jadi kamu nggak akan bertunangan? Untuk apa kamu lakuin itu, itu malah akan bikin aku lebih
sakit?” kata hanum.
“Sebenarnya aku juga nggak tega lakuin ini, tapi ini untuk kebahagiaan kamu han…” kata sakti.
“Tapi aku nggak bahagia dengan itu, aku akan pulang ke Indonesia tapi kita nggak boleh putus.”
Kata hanum.
“Tapi aku nggak tau kapan aku akan kembali ke Indonesia.” Jawab sakti.
“Sak… tiga tahun, lima tahun, sepuluh tahun bahkan selamanya pun aku akan nungguin kamu,
aku akan selalu ingat kamu, aku akan sambut kamu saat kamu kembali nanti.” Ucap hanum.
“Apa kamu nggak akan lelah buat nungguin aku dalam waktu yang nggak jelas?” Tanya sakti.
“Aku nggak akan pernah lelah sak, selama aku masih menjadi milik kamu aku akan tetap setia
nungguin kamu, tapi kamu harus kembali sama aku kamu harus janji.” Ucap hanum.
“Aku janji han, setelah papaku pulang dari Florida, aku akan kembali.” Kata sakti.
Akhirnya hanum pulang ke Indonesia dengan diantarkan oleh sakti sampai bandara di
Canberra. Mereka saling mengucap janji dan saling mengucapkan salam perpisahan mereka.
Hanum menunggu sakti selama satu detik, satu menit, satu jam, satu hari, satu minggu,
satu bulan, satu tahun, cukup lama namun dia tak pernah lelah, meski banyak godaan tapi dia tak
pernah mengingkari janjinya untuk menunggu sakti. Akhirnya setelah empat tahun berlalu,
penantian panjang hanum pun tak sia-sia. Sakti kembali ke Indonesia, menepati janjinya pada
hanum. Akhirnya mereka dapat hidup bahagia bersama-sama.

Maret 2012

SEMUA UNTUK AYAH


Hari ini adalah hari kelulusan SMA. Ega adalah salah satu siswa yang tengah merasakan
menjadi lulusan SMA. Hari yang sangat membahagiakan setelah tiga tahun menjalani hidup
sebagai murid SMA.
Hari itu Ega pulang dari sekolahnya bersama temannya, Yona.
“Nggak nyangka ya sekarang kita udah lulus.” Kata Ega pada Yona yang juga telah lulus
bersama-sama dengan Ega.
“Hemm... setelah ini rencana kamu apa?.” Tanya Yona.
“Aku sih pengennya kuliah di luar kota.” Jawab Ega.
“Yaahh... berarti kita nggak ketemu lagi dong.” Eluh Yona.
“Kamu itu ngomong apa sih, aku kan nggak selamanya di luar kota.” Jawab Ega.
“Terus mau kuliah dimana?.” Tanya Yona.
“Mungkin

Anda mungkin juga menyukai