PPA47 Tugas 1
PPA47 Tugas 1
Derivatif merupakan suatu sekuritas yang nilainya itu merupakan turunan dari suatu
sekuritas lainnya, sehingga nilai instrument derivatif sangat tergantung dari harga sekuritas
lain yang ditetapkan sebagai patokan. Derivatif adalah suatu instrument yang jika tidak
dipergunakan dengan hati-hati dan bijak akan menimbulkan resiko yang sangat tinggi. Ada
beberapa macam instrument derivatif di Indonesia, seperti Bukti Right , Waran (Warrant),
dan Kontrak Berjangka (Index Futures) dan Opsi (Option). Berikut ini, beberapa penjelasan
mengenai definisi, manfaat dan resiko dari instrument derivatif di pasar modal:
1. Bukti Right
Menurut undang-undang yang mengatur mengenai Pasar Modal, Bukti Right
merupakan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) pada harga yang telah
ditetapkan selama periode tertentu. Bukti Right ini diterbitkan pada penawaran umum
terbatas (Right Issue), dimana saham baru tersebut ditawarkan pertama kali kepada
pemegang saham lama. Sehingga pemegang saham lama akan mendapatkan keuntungan
dalam hal harga yang lebih murah dan bisa menjaga porsi kepemilikan saham di
perusahaan tersebut. Namun, apabila pemegang saham tidak menukar Bukti Right tersebut
maka akan terjadi dilusi pada kepemilikan atau jumlah saham yang dimiliki secara
proporsional terhadap jumlah total saham yang diterbitkan perusahaan.
Contoh: Jika seorang investor membeli Bukti Right di Pasar Sekunder pada harga Rp 200,
dengan harga pelaksanaan (exercise price) Rp 1.500. Pada tanggal pelaksanaan harga
saham perusahaan X diasumsikan melonjak hingga Rp 2.000 per lembar. Ia dapat membeli
saham PT. X hanya dengan membayar Rp 1.700, yaitu Rp 1.500 (harga pelaksanaan) + Rp
200 (harga Right). Kemudian investor tersebut akan memperoleh keuntungan Rp 300 yang
berasal dari Rp 2.000 – Rp 1.700.
2. Waran (Warrant)
Waran biasanya melekat pada perdagangan saham sebagai daya tarik pada
penawaran umum saham ataupun obligasi, karena biasanya harga pelaksanaan lebih
rendah dari pada harga pasar saham. Perdagangkan waran dapat dilakukan secara
terpisah, setelah saham ataupun obligasi tercatat di bursa.
Periode perdagangan waran lebih lama dari pada bukti right, yaitu 3 tahun sampai 5
tahun. Waran merupakan suatu pilihan (option), dimana pemilik waran mepunyai pilihan
untuk menukarkan atau tidak warannya pada saat jatuh tempo. Pemilik waran dapat
menukarkan waran yang dimilikinya 6 bulan setelah waran tersebut diterbitkan oleh emiten.
Selama periode perdagangan, harga waran itu sendiri berfluktuasi
Contoh: Jika seorang investor membeli waran pada harga Rp 200 per lembar dengan harga
pelaksanaan Rp 1.500, dan pada tanggal pelaksanaan, harga saham perusahaan
meningkat menjadi Rp 1.800 per saham, maka ia akan membeli saham perusahaan
tersebut dengan harga hanya Rp 1.700 (Rp 1.500 + Rp 200). Jika ia langsung membeli
saham perusahaan tersebut di pasar sekunder, ia harus mengeluarkan Rp 1.800 per
saham.
Contoh: Jika seorang investor membeli waran di Pasar Sekunder dengan harga Rp 200,
serta harga pelaksanaan Rp. 1.500. Pada tanggal pelaksanaan, harga saham perusahaan
yang bersangkutan turun menjadi Rp 1.200. Jika hal tersebut terjadi, maka investor tidak
akan menukarkan waran yang dimilikinya, karena ia harus mengeluarkan Rp 1.700 (Rp
1.500 harga pelaksanaan + Rp 200 harga Waran). Jika ia tidak menukarkan Waran yang
dimilikinya maka kerugian yang ditanggung hanya Rp 200, yaitu harga beli waran tersebut.
2) Spekulasi
Investor dapat berspekulasi dengan melakukan perdagangan indeks berjangka
daripada melakukan transaksi saham. Hal ini dimungkinkan dengan adanya “leverage”.
Dengan “leverage” ini, investor dapat memperoleh keuntungan dari pergerakan harga
dengan modal yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan modal yang harus dikeluarkan
jika melakukan transaksi perdagangan masing-masing saham di atas.
3) Arbitrase
Dengan arbitrase, investor dapat memperoleh keuntungan dari perbedaan antara
harga di pasar spot dan pasar berjangka.
4. Opsi (Options)
Opsi adalah suatu kontrak berupa hak tapi bukan suatu kewajiban bagi pembeli
kontrak untuk membeli atau menjual suatu aset tertentu kepada penjual kontrak dalam
jangka waktu yang telah ditentukan atau disepakati. Sebagai salah satu instrumen turunan
atau derivatif di pasar modal, ada beberapa aset yang dapat melandasi opsi tersebut, yaitu
saham, obligasi, mata uang, dan juga komoditi.
Dengan membeli sebagian unit penyertaan investor individual dengan dana yang
terbatas, mereka dapat menikmati manfaat atas kepemilikan sejumlah berbagai efek.
Selain itu investor juga terbebas dari kesulitan untuk menganalisis efek.
B. Manfaat
Kemudahan Berinvestasi
Nominal penyertaan awal di reksa dana tidak terlalu besar. Saat ini hanya
dengan dana sebesar Rp.100.000,- investor sudah bisa membeli produk reksa dana.
Oleh karena itu, orang atau investor yang hanya mempunyai modal yang sedikit sudah
bisa untuk melakukan investasi.
Diversifikasi Investasi
Investor yang membeli reksa dana secara tidak langsung sudah berinvestasi di
saham atau obligasi melalui portofolio investasi reksa dananya. Dengan hal itu, para
investor dapat melakukan disversifikasi.
Likuiditas Tinggi
Unit Penyertaan Reksa Dana dapat dibeli dan dijual kembali setiap hari bursa.
Manajer Investasi yang mengelola reksa dana wajib membeli kembali unit penyertaan
reksadana yang dijual kembali oleh investor sesuai dengan harga NAB (Nilai Aktiva
Bersih).
Transparansi Informasi
Dengan izin yang didapatkan dari OJK, maka Bank Kustodian wajib melaporkan
NAB harian setelah 1 hari transaksi kepada OJK. Laporan perkembangan NAB wajib
dilaporkan sebelum jam 10 pagi keesokan harinya dan diumumkan kepada publik
melalui media surat kabar. Laporan yang dilaporkan tersebut juga harus bersifat
transparan dan terbuka.
C. Resiko
Likuiditas
Jika terjadi penjualan kembali unit penyertaan secara bersamaan dalam jumlah
yang besar dan melebihi alokasi dana likuid, maka Manajer Investasi perlu menjual
beberapa instrumen investasi dalam portofolionya. Jika hal ini terjadi, dana yang
dibutuhkan untuk pembayaran penjualan kembali harus menunggu hasil penjualan
instrument investasinya.
Reksa dana pasar uang ini merupakan jenis reksa dana yang
menempatkan seluruh dana investasi pada instrumen pasar uang. Reksa
dana pasar uang bersifat utang dan memiliki jatuh tempo kurang dari satu
tahun seperti deposito, obligasi dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Reksa
dana pasar uang sangat cocok untuk para investor konservatif karena reksa
dana jenis ini memiliki risiko yang sangat rendah.