Anda di halaman 1dari 2

Peran Pemangku Kepentingan, Tanggung Jawab Sosial dan Audit Intenal

dalam Manajemen Risiko

Good corporate governance (GCG) merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan
perusahaan yang menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua pemangku kepentingan
(stakeholder).
Hal-hal yang ditekankan dalam konsep ini :
1. Pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar dan tepat pada
waktunya.
2. Kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat
waktu, transparan terhadap semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan
stakeholder.
Prinsip dasar dari good corporate governance:
1. Transparency (keterbukaan informasi), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses
pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan
relevan mengenai perusahaan.
2. Accountability (akuntabilitas), yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan
pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara
efektif.
3. Responsibility (pertanggungjawaban), yaitu kesesuaian (kepatuhan) di dalam pengelolaan
perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku.
4. Independency (kemandirian), yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara
profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manajemen yang
tidak sesuai dengan peraturan dan perundangan-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip
korporasi yang sehat.
5. Fairness (kesetaraan da kewajaran), yaitu perlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi
hakhak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang
berlaku.

Stakeholder merupakan individu, sekelompok manusia, komunitas atau masyarakat baik secara
keseluruhan maupun secara parsial yang memiliki hubungan serta kepentingan terhadap
perusahaan. Atau pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan adalah perorangan atau
entitas yang mempunyai kepentingan terhadap kinerja ekonomi perusahaan antara lain pemilik,
manajer, karyawan, pelanggan, kreditor, atau pemerintah. Individu, kelompok, maupun
komunitas dan masyarakat dapat dikatakan juga sebagai stakeholder.

Peran stakeholders dalam corporate governance: Hak-hak para pemangku


kepentingan (stakeholders) harus diakui sesuai peraturan perundangan yang berlaku, dan
kerjasama aktif antara perusahaan dan para stakeholders harus dikembangkan dalam upaya
bersama menciptakan kekayaan, pekerjaan, dan keberlanjutan perusahaan.

CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh
perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggungjawab terhadap
sosial/lingkungan sekitar di mana perusahaan itu berada. contohnya mulai dari melakukan
kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan,
pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas
umum, sumbangan untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk
masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, apabila dilaksanakan dengan benar, akan memberikan
dampak positif bagi perusahaan, lingkungan, termasuk sumber daya manusia, sumber daya alam
dan seluruh pemangku kepentingan dalam masyarakat

Peranan internal audit dalam manajemen risiko sebagai berikut:


1. Memeriksa kelayakan program manajemen risiko Dalam kaitannya berperan untuk
memeriksa, mengevaluasi, serta memberikan respon terhadap kelayakan administrasi,
manajemen risiko, dan proses pengendalian terkait untuk menyediakan jaminan atas
kelayakannya.
2. Memeriksa dan melaporkan praktik mitigasi risiko dengan membuat rencana audit berkala
terhadap masing-masing risiko yang sebelumnya sudah ada atau yang baru berpotensi ada,
dimulai dari rencana pencegahan, tindakan pencegahan, rencanan penanganan, tindakan
penanganan, serta pencapaian atas rencana mitigasi risiko yang telah dilaksanakan.
3. Memberikan saran, rekomendasi, dan konsultasi mitigasi risiko Sebagai mana mestinya,
dalam proses pemeriksaan (internal audit), pasti akan dihasilkan suatu potensi risiko. Internal
audit dapat menjadi sumber informasi dan juga tempat konsultasi bagi manajemen dalam
mengimplementasikan program-programnya.
4. Menjadi pemimpin dalam menyusun dan melakukan uji coba implementasi Standar Operasi
dan Prosedur (SOP), dengan menjadi asistensi mengawal dan menggiring risiko menuju garis
batas yang masih dapat ditoleransikan oleh organisasi atau perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai