Anda di halaman 1dari 27

Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No.

2, Hal: 167-193 • Desember 2016

PENGARUH PROFITABILITAS, KEPEMILIKAN


KELUARGA, DAN GOOD CORPORATE
GOVERNANCE TERHADAP PENGHINDARAN
PAJAK
(Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)

Komang Subagiastraa, I Putu Edy Arizonab,*, I Nyoman Kusuma


Adnyana Mahaputrac
a,b,cUniversitas Mahasaraswati Denpasar, Jl. Kamboja No.11A, Denpasar-
Bali, Indonesia
*(edyarizona@gmail.com)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas, kepemilikan
keluarga dan good corporate governance terhadap penghindaran pajak dengan
berfokus pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada periode tahun 2011-2014. Metode sampling yang
digunakan adalah purposive sampling dengan sampel dari 30 perusahaan
selama periode pengamatan 4 tahun berturut-turut sehingga menghasilkan
total 120 sampel. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi linear. Hasil pengujian menunjukkan bahwa laba atas aset
sebagai proxy dari profitabilitas berpengaruh positif terhadap penghindaran
pajak. Kepemilikan institusional dan proporsi dewan komisaris independen
sebagai proxy dari good corporate governance juga menunjukkan pengaruh
positif terhadap penghindaran pajak.
Kata kunci: profitabilitas, kepemilikan Keluarga, tata kelola perusahaan,
penghindaran pajak

ABSTRACT
This study aimed to examine the effect of profitability, family ownership and good
corporate governance on tax evasion by focusing on manufacturing companies
listed in Indonesia Stock Exchange in the period 2011-2014. The sampling method
used was purposive sampling with a sample of 30 companies during the
observation period of 4 years in a row so as to produce a total of 120 samples. The
analytical tool used in this study is the linear regression analysis. The test results
showed that the return on assets as a proxy of a positive effect on the profitability
of tax avoidance. Institutional ownership and the proportion of independent board
as a proxy of good corporate governance also showed a positive effect on tax
evasion.
Keywords: profitability, family ownership, corporate governance, tax evasion

167
Subagiastra, Arizona dan Mahaputra – Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga, dan …

PENDAHULUAN (Mangoting, 1999). Tetapi praktik tax


Pajak merupakan salah satu avoidance ini tidak selalu dapat
sumber penerimaan negara yang dilaksanakan karena wajib pajak
paling besar. Penerimaan negara tidak selalu bisa menghindari semua
terbesar ini harus terus ditingkatkan unsur atau fakta yang dikenakan
secara optimal agar laju dalam perpajakan.
pertumbuhan negara dan Penghindaran pajak yang
pelaksanaan pembangunan dapat dilakukan perusahaan tentu saja
berjalan dengan baik. Dengan berhubungan dengan profitabilitas
demikian sangat diharapkan yang dihasilkan karena profitabilitas
kepatuhan wajib pajak dalam merupakan salah satu pengukuran
menjalankan kewajiban bagi kinerja suatu perusahaan.
perpajakannya secara sukarela sesuai Profitabilitas suatu perusahaan
dengan peraturan perpajakan yang menggambarkan kemampuan suatu
berlaku. Ketidakpatuhan wajib pajak perusahaan dalam menghasilkan laba
dapat menimbulkan upaya selama periode tertentu pada tingkat
penghindaran pajak. Salah satu penjualan, asset dan modal saham
penghindaran pajak yang dilakukan tertentu. Anderson dan Reeb (2003)
wajib pajak adalah tax avoidance, menyatakan bahwa perusahaan yang
yaitu upaya penghindaran pajak memiliki profitabilitas yang lebih baik
secara legal yang tidak melanggar serta perusahaan yang memiliki nilai
peraturan perpajakan yang dilakukan kompensasi rugi fiskal yang lebih
wajib pajak dengan cara berusaha sedikit, terlihat memiliki nilai effective
mengurangi jumlah pajak tax rates (ETRs) yang lebih tinggi.
terutangnya dengan mencari Profitabilitas yang merupakan
kelemahan peraturan (loopholes) gambaran kinerja keuangan
(Hutagoal, 2007). Tax avoidance yang perusahaan dalam menghasilkan laba
dilakukan ini dikatakan tidak dari pengelolaan aktiva yang dikenal
bertentangan dengan peraturan dengan Return on Asset (ROA). ROA
perundang-undang perpajakan yang positif menunjukkan bahwa dari
karena dianggap praktik yang total aktiva yang dipergunakan untuk
berhubungan dengan tax avoidance beroperasi perusahaan mampu
ini lebih memanfaatkan celah-celah memberikan laba bagi perusahaan.
dalam undang-undang perpajakan ROA merupakan satu indikator
tersebut yang akan mempengaruhi yang mencerminkan performa
penerimaan negara dari sektor pajak keuangan perusahaan, semakin tinggi

168
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 2, hal: 167-193 • Desember 2016

nilai ROA, maka akan semakin bagus rusaknya reputasi keluarga akibat
performa perusahaan tersebut. pemeriksaan pajak dari fiskus.
Perusahaan yang memperoleh laba Selain profitabilitas dan
diasumsikan tidak melakukan tax kepemilikan keluarga yang memiliki
avoidance karena mampu mengatur keterkaitan dengan penghindaran
pendapatan dan pembayaran pajak, aturan struktur corporate
pajaknya (Maharani dan Suardana, govenance juga mempengaruhi cara
2014). perusahaan dalam memenuhi
Pajak penghasilan badan yang kewajiban perpajakannya. Hubungan
disetorkan, bagi pemilik perusahaan antara pajak dengan corporate
juga dianggap merupakan biaya governance telah banyak dikaji oleh
perusahaan. Walaupun pajak beberapa peneliti, antara lain
merupakan biaya bagi perusahaan penelitian yang dilakukan oleh (Desai
(agency) dan pemilik (principles), dan Dharmapala, 2006). Menurutnya,
namun tidak serta merta membuat hubungan antara kompensasi insentif
perusahaan melakukan tindakan dengan tindakan penghindaran pajak
penghindaran pajak. Hal ini bersifat negatif. Hubungan negatif ini
dikarenakan tindakan penghindaran lebih banyak terjadi pada
pajak dapat menimbulkan perusahaan-perusahaan yang
konsekuensi biaya lain, yaitu biaya memiliki tingkat corporate governance
akibat dari masalah yang timbul rendah, yang dalam pengelolaannya
akibat adanya masalah keagenan sifat oportunis manajer diduga
(agency problem). Menurut Chen et al. merupakan faktor yang dominan.
(2010) perbandingan tingkat Timbulnya kasus-kasus mengenai
kecenderungan menghindari pajak usaha untuk meminimalisir beban
antara perusahaan keluarga dengan pajak yang harus dibayar melalui
perusahaan non-keluarga tergantung upaya tindakan penghindaran pajak
dari besarnya efek manfaat atau biaya menimbulkan pertanyaan bagi pihak
yang timbul dari tindakan corporate governance yang
penghindaran pajak tersebut. mengakibatkan terungkapnya
Perusahaan keluarga lebih rela kenyataan bahwa mekanisme Good
membayar pajak lebih tinggi (tidak Corporate Governance (GCG) belum
melakukan penghindaran pajak), diterapkan di perusahaan-
daripada harus membayar denda perusahaan publik di Indonesia. Hal
pajak dan menghadapi kemungkinan itu dapat memicu perusahaan untuk
memberikan informasi yang kurang

169
Subagiastra, Arizona dan Mahaputra – Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga, dan …

sesuai dengan kenyataannya serta yang secara jelas menggambarkan


mendorong perusahaan untuk masalah yang timbul dengan adanya
cenderung melakukan manipulasi pemisahan antara kepemilikan dan
akuntansi untuk menghindari pengendalian terhadap perusahaan,
besarnya beban pajak terutangnya. yaitu terdapatnya konflik kepentingan
Penelitian ini dimotivasi dengan dalam perusahaan.
maraknya kasus penghindaran pajak Perusahaan merupakan
serupa yang dilakukan perusahaan- organisasi yang kepemilikannya
perusahaan ternama seperti Apple dipegang oleh beberapa pemegang
Inc, Starbucks, Amazon, Skype, dan saham. Dalam realitasnya, pemegang
Facebook. Cahyani (2010) saham ada yang mengendalikan
memaparkan kasus seperti ini juga usahanya sendiri, namun ada juga
terjadi di Asia, yaitu tingkat yang mempercayakannya kepada
kepatuhan wajib pajak perorangan seorang manajer yang kemudian
untuk negara berkembang di Asia disebut sebagai agen. Akibatnya
hanya sekitar 1,5% sampai dengan tanggung jawab pengelolaan
3%. Bahkan tingkat kepatuhan wajib perusahaan didelegasikan kepada
pajak di Indonesia masih relatif manajer yang dapat menyebabkan
rendah dibandingkan negara-negara manajer bertindak tidak sesuai
lain di Asia. Selain itu terjadinya dengan kegiatan prinsipal. Manajer
inkonsistensi hasil penelitian- dalam menjalankan tugasnya
penelitian sebelumnya terkait tax memiliki tujuan pribadi yang
avoidance ini juga yang menjadi bertentangan dengan tujuan prinsipal
konsep dasar penelitian ini dalam hal memaksimalkan
dilakukan. Oleh karena itu, dalam kemakmuran pemegang saham.
penelitian ini peneliti ingin meneliti Mengurangi keuntungan dan
lebih lanjut mengenai pengaruh pembayaran dividen dilakukan oleh
profitabilitas, kepemilikan keluarga, manajer dengan cara membebankan
dan corporate govenance terhadap tax biaya kepada perusahaan. Konflik
avoidance. yang disebabkan karena pemisahan
kepemilikan dan pengendalian
TELAAH LITERATUR DAN perusahaan tersebut yang disebut
PERUMUSAN HIPOTESIS dengan konflik keagenan (Ahmad dan
Agency Theory Septriani, 2008).
Menurut Lukviarman (2006), Jensen dan Meckling (1976)
Agency Theory merupakan perspektif mendefinisikan teori keagenan

170
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 2, hal: 167-193 • Desember 2016

sebagai suatu kontrak dimana satu keadaan dimana wajib pajak tidak
orang atau lebih (prinsipal) memenuhi semua kewajiban
melibatkan satu orang (agen) untuk perpajakan serta hak perpajakannya.
melakukan jasa yang menjadi Sikap wajib pajak terhadap
kepentingan prinsipal dalam hal ketidakpatuhan pajak berpengaruh
pemisahan kepemilikan dan kontrol signifikan terhadap niat
perusahaan. Secara garis besar ia ketidakpatuhan pajak yang akan
menggambarkan dua bentuk berujung pada tindakan
hubungan keagenan, yaitu antara penghindaran pajak (Frey, 2007).
manajer dengan pemegang saham Hanlon dan Heitzman (2010),
(shareholders) dan antara manajer pengukuran adanya penghindaran
dengan pemberi pinjaman pajak dapat menggunakan banyak
(bondholders). proksi yang bervariasi. Salah satu
pengukuran untuk membuktikan ada
Tax Avoidance atau tidaknya praktik tax avoidance
Sektor pajak merupakan sumber dalam Hanlon dan Heitzman (2010)
penerimaan negara sehingga adalah cash effective tax rates.
kejujuran wajib pajak dalam Pengukuran tersebut merujuk pada
melaksanakan kewajibannya sangat penelitian yang dilakukan oleh
diperlukan. Ditambah lagi sistem Dyreng et al. (2010), yaitu kas yang
yang dianut perpajakan di Indonesia dikeluarkan untuk biaya pajak dibagi
adalah sistem self assesment, yang dengan laba sebelum pajak.
memberikan kepercayaan penuh
kepada wajib pajak untuk Profitabilitas
menghitung, melaporkan, dan Profitabilitas merupakan
membayar sendiri pajak terutangnya. gambaran kinerja keuangan
Kepatuhan wajib pajak sangat perusahaan dalam menghasilkan laba
perlu diperhatikan dalam kaitannya dari pengelolaan aktiva yang dikenal
dengan sistem perpajakan yang dengan Return On Asset (ROA).
dianut di Indonesia. Jayanto (2011) Dendawijaya (2003:120) menyatakan
mendefinisikan kepatuhan pajak bahwa ROA menggambarkan
sebagai suatu keadaan dimana wajib kemampuan manajemen untuk
pajak memenuhi semua kewajiban memperoleh keuntungan (laba).
perpajakan hingga melaksanakan hak Semakin tinggi ROA, semakin tinggi
perpajakannya, sedangkan keuntungan perusahaan sehingga
ketidakpatuhan pajak merupakan semakin baik pengelolaan aktiva

171
Subagiastra, Arizona dan Mahaputra – Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga, dan …

perusahaan. Menurut Lestari dan dijalankan berdasarkan keturunan


Sugiharto (2007:196), ROA atau warisan dari orang-orang yang
merupakan pengukur keuntungan sudah lebih dulu menjalankannya
bersih yang diperoleh dari atau oleh keluarga yang secara
penggunaan aktiva.Semakin tinggi terang-terangan mewariskan
nilai dari ROA, berarti semakin tinggi perusahaannya kepada generasi
nilai dari laba bersih perusahaan dan selanjutnya. Dalam penelitiannya,
semakin tinggi profitabilitasnya. Arifin (2003) mengungkapkan bahwa
Perusahaan yang memiliki perusahaan yang dikendalikan oleh
profitabilitas tinggi memiliki keluarga, negara, atau institusi
kesempatan untuk memposisikan diri keuangan pengurangan masalah
dalam tax planning yang mengurangi agensinya akan lebih baik
jumlah beban kewajiban perpajakan dibandingkan dengan perusahaan
(Chen et al. 2010). Penelitian yang dikendalikan oleh perusahaan
Kurniasih dan Sari (2013) publik atau perusahaan tanpa
menyatakan bahwa ROA berpengarus pengendali utama.
secara signifikan terhadap
penghindaran pajak. Demikian Corporate Governance
tingginya profitabilitas perusahaan Organization for Economic
akan dilakukan perencanaan pajak Cooperation and Development (OECD)
yang matang sehingga menghasilkan menyatakan bahwa corporate
pajak yang optimal, sehingga governance adalah suatu struktur
kecenderungan melakukan hubungan yang memiliki keterkaitan
penghindaran pajak akan menurun. dengan tanggung jawab diantara
pihak-pihak terkait yang terdiri dari
Kepemilikan Keluarga pemegang saham, anggota dewan
Salah satu definisi kepemilikan direksi dan komisaris termasuk
keluarga terdapat dalam penelitian manajer yang dibentuk untuk
Anderson dan Reeb (2003) yang mendorong terciptanya suatu kinerja
menyebutkan bahwa perusahaan yang kompetitif yang diperlukan
keluarga (family firm) adalah setiap dalam mencapai tujuan utama suatu
perusahaan yang memiliki pemegang perusahaan. Sedangkan menurut The
saham yang dominan. Sedangkan Indonesian Institute for Corporate
Morck dan Yeung (2004) Governance (IICG), corporate
mendefinisikan perusahaan keluarga governance adalah proses dan
sebagai meliputi perusahaan yang struktur yang diterapkan dalam

172
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 2, hal: 167-193 • Desember 2016

menjalankan perusahaan dengan 5. Kewajaran dan kesetaraan (Fairness)


tujuan utama untuk meningkatkan
nilai pemegang saham dalam jangka Kepemilikan Institutional
panjang dengan tetap memperhatikan Menurut Jensen dan Meckling
kepentingan stakeholders lainnya. (1976), dalam agency theory terdapat
The Indonesian Institute for interkasi antar pihak-pihak yang
Corporate Governance (IICG) ini berkepentingan dalam perusahaan.
merupakan salah satu badan yang Masing-masing pihak tersebut
memberikan perhatian khusus terkait memiliki kepentingan pribadi yang
pelaksanaan corporate governance di dapat menimbulkan konflik. Oleh
Indonesia. Supatmi (2007) karena itu perusahaan harus
mengatakan bahwa sejauh ini IICG mencegah terjadinya konflik itu
telah melakukan penelitian terkait dengan cara diperlukan adanya
penerapan corporate governance monitor dari pihak luar yang dapat
perusahaan-perusahaan di Indonesia, memantau masing-masing pihak yang
khususnya perusahaan publik yang memiliki perbedaan kepentingan
tercatat di Bursa Efek Jakarta dan tersebut.
menyusun pemeringkatannya yang Dengan adanya kepemilikan
disebut sebagai Corporate Governance institusional akan meningkatkan
Perception Index (CGPI). Konsep pengawasan yang lebih optimal, yang
corporate governance diajukan demi tentunya akan menjamin
tercapainya pengelolaan perusahaan kemakmuran pemegang saham.
yang lebih transparan bagi semua Tingkat kepemilikan institusional
pengguna laporan keuangan. yang tinggi akan dapat menimbulkan
Suatu perusahaan dapat upaya pengawasan yang lebih ketat
dikatakan sudah melakukan Good oleh pihak investor institusional
Corporate Governance apabila telah sehingga dapat menghalangi perilaku
menerapkan prinsip-prinsip GCG oportunistik manajer (Permanasari,
dengan baik. Menurut Komite 2010).
Nasional Kebijakan Corporate Menurut Sartika (2012) dan
Governance Indonesia, terdapat lima Permanasari (2010), kepemilikan
komponen utama GCG yaitu: institusional memiliki kelebihan
1. Transparansi (Transparency) sebagai berikut:
2. Akuntabilitas (Accountability) 1. Memiliki profesionalisme dalam
3. Responsibilitas (Responsibility) menganalisis informasi sehingga
4. Independensi (Independency)

173
Subagiastra, Arizona dan Mahaputra – Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga, dan …

dapat menguji keandalan 1. Komisaris independen tidak


informasi. memiliki saham, baik langsung
2. Memiliki motivasi yang kuat maupun tidak langsung pada
untuk melaksanakan emiten atau perusahaan publik.
pengawasan lebih ketat atas 2. Komisaris independen tidak
aktivitas yang terjadi di dalam memiliki hubungan afiliasi
perusahaan. dengan emiten atau perusahaan
publik, komisaris, direksi, atau
Proporsi Dewan Komisaris pemegang saham utama emiten
Independen atau perusahaan publik.
Komisaris independen 3. Komisaris independen harus
merupakan orang yang tidak berasal dari luar emiten atau
terafiliasi dalam segala hal dengan perusahaan publik.
pemegang saham pengendali, tidak 4. Tidak memiliki hubungan
memiliki hubungan afiliasi dengan usaha, baik langsung maupun
direksi atau dewan komisaris, serta tidak langsung yang berkaitan
tidak menjabat sebagai direktur pada dengan kegiatan usaha emiten
suatu perusahaan yang terkait atau perusahaan publik.
dengan perusahaan pemilik (Annisa,
2012). Komite Audit
Berdasarkan peraturan Bursa Keberadaan komite audit diatur
Efek Indonesia Nomor Kep- melalui Peraturan BAPEPAM Nomor
305/BEJ/07-2004 mewajibkan Kep-29/PM/2004 (bagi perusahaan
perusahaan yang sahamnya tercatat publik) dan Keputusan Menteri BUMN
di BEI untuk memiliki komisaris Nomor KEP-103/MBU/2002 (bagi
independen sekurang-kurangnya 30% BUMN). Komite audit terdiri dari
dari seluruh jajaran anggota dewan sekurangkurangnya tiga orang, yang
komisaris (Hanum, 2013). Beberapa diketuai oleh komisaris independen
kriteria lainnya tentang komisaris perusahaan dengan dua orang
independen berdasarkan Keputusan eksternal yang independen serta
Ketua BAPEPAM Nomor Kep- menguasai dan memiliki latar
29/PM/2004 tentang pembentukan belakang akuntansi dan keuangan
dan pedoman pelaksanaan kerja (Hanum, 2013).
komite audit Nomor IX.I5 adalah Keberadaan komite audit untuk
sebagai berikut: memberikan pandangan mengenai
masalah-masalah yang berhubungan

174
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 2, hal: 167-193 • Desember 2016

dengan kebijakan keuangan, dalam pemilihan auditor dari Kantor


akuntansi, dan pengendalian intern. Akuntan Publik (KAP).
Pembentukan komite audit bertujuan Pengukuran kualitas audit
untuk (Asfiyati, 2012): menggunakan proksi ukuran KAP
1. Memastikan laporan keuangan yang dibedakan menjadi dua, yaitu
yang dikeluarkan agar tidak KAP The Big Four dan KAP non The
menyesatkan dan telah sesuai Big Four. Berdasarkan penelitian-
dengan praktik akuntansi yang penelitian sebelumnya, laporan
berlaku umum. keuangan yang diaudit oleh auditor
2. Memastikan internal kontrolnya KAP The Big Four dipercaya lebih
memadai. memiliki kualitas tinggi karena
3. Menindaklanjuti dugaan adanya menampilkan nilai perusahaan yang
penyimpangan yang bersifat sebenarnya. Oleh karena itu diduga
material di bidang keuangan dan perusahaan yang diaudit oleh auditor
implikasi hukumnya. KAP The Big Four memiliki tingkat
4. Merekomendasikan seleksi kecurangan yang lebih rendah
auditor eksternal. dibandingkan dengan perusahaan
yang diaudit oleh auditor KAP non The
Kualitas Audit Big Four (Annisa, 2012).
Salah satu unsur penting dalam Auditor yang termasuk dalam
penerapan corporate governance kelompok The Big Four adalah sebagai
adalah didasarkan pada keterbukaan berikut (Sulistiarini dan Sudarno,
atau transparansi. Transparansi 2012):
terhadap pemegang saham dalam hal 1. Deloitte Touche Tohmatsu
perpajakan semakin dituntut oleh (Deloitte)
otoritas publik, yang dapat dicapai 2. Ernest & Young (EY)
dengan melaporkan hal-hal terkait 3. Klynveld Peat Marwick Goerdeler
dengan perpajakan pada pasar modal (KPMG)
dan pertemuan para pemegang 4. PricewaterhouseCoopers (PwC)
saham (Sartori, 2010). Guedhami et
al. (2009) menyatakan bahwa Pengaruh Return on Asset Terhadap
kepemilikan saham yang menyebar Tax Avoidance
memiliki pengaruh penting untuk Profitabilitas adalah faktor
memperoleh laporan keuangan yang penting untuk pengenaan pajak
berkualitas tinggi yang diwujudkan penghasilan bagi perusahaan, karena
profitabilitas merupakan satu

175
Subagiastra, Arizona dan Mahaputra – Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga, dan …

indikator yang mencerminkan Pengaruh Kepemilikan Keluarga


performa keuangan perusahaan, Terhadap Tax Avoidance
semakin tinggi nilai ROA, maka akan Perusahaan keluarga (family
semakin bagus performa perusahaan firm) adalah setiap perusahaan yang
tersebut. Perusahaan yang memiliki pemegang saham yang
memperoleh laba diasumsikan tidak dominan (Anderson dan Reeb, 2003),
melakukan tax avoidance karena jika kepemilikan keluarga mengalami
mampu mengatur pendapatan dan peningkatan, maka penghindaran
pembayaran pajaknya. Hasil pajak akan menurun. Untuk
penelitian Maharani dan Suardana menentukan apakah tindakan
(2014) dan Prakosa (2014) penghindaran pajak pada perusahaan
menyebutkan bahwa profitabilitas keluarga lebih rendah atau lebih
berpengaruh negatif terhadap tinggi dari pada perusahaan non-
penghindaran pajak. Demikian juga, keluarga, tergantung dari seberapa
hasil penelitian Hanum, (2013) juga besar keuntungan atau kerugian yang
menunjukkan bahwa terdapat ditanggung pihak keluarga yang
hubungan yang negatif antara menjadi manajemen perusahaan
kemampuan menghasilkan laba (family owners) atau pihak manajer
perusahaan dengan penghindaran dalam perusahaan non-keluarga.
pajak perusahaan. Demikian Hasil penelitian Sari dan
tingginya profitabilitas perusahaan Martani (2010) yang menunjukkan
akan dilakukan perencanaan pajak bahwa tingkat keagresifan pajak
yang matang sehingga menghasilkan (penghindaran pajak) perusahaan
pajak yang optimal, sehingga keluarga lebih tinggi daripada
kecenderungan melakukan perusahaan non-keluarga. Sedangkan
penghindaran pajak akan menurun. hasil penelitian Prakosa (2014) yang
Berdasarkan hal tersebut, maka menunjukkan bahwa tingkat
hipotesis kedua dari penelitian ini keagresifan pajak perusahaan
adalah: keluarga lebih kecil daripada
H1: Bahwa Return on Asset perusahaan non-keluarga. Hal ini
berpengaruh negatif terhadap terjadi karena diduga family owners
penghindaran pajak (tax lebih rela membayar pajak lebih
avoidance). tinggi, daripada harus membayar
denda dan menghadapi kemungkinan
rusaknya reputasi perusahaan akibat
pemeriksaan pajak atau diaudit oleh

176
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 2, hal: 167-193 • Desember 2016

fiskus pajak. Dalam hal ini Hasilnya menujukkan bahwa


penghindaran pajak merupakan salah kepemilikan institusional
satu dari tindakan pajak agresif. berpengaruh negatif terhadap tax
Berdasarkan hal tersebut, maka avoidance, yaitu mengurangi
hipotesis kedua dari penelitian ini kemungkinan adanya tindakan tax
adalah: avoidance. Tetapi berbeda dengan
H2: Bahwa kepemilikan keluarga penelitian yang dilakukan Annisa
berpengaruh negatif terhadap (2012) yang menunjukkan hasil
penghindaran pajak (tax bahwa kepemilikan institusional tidak
avoidance). memiliki pengaruh terhadap tax
avodiance yang dilakukan
Pengaruh Kepemilikan Institusional perusahaan. Berdasarkan hal
Terhadap Tax Avoidance tersebut, maka hipotesis ketiga dari
Kepemilikan institusional penelitian ini adalah:
sebagai pengawas yang berasal dari H3: Bahwa kepemilikan institusional
luar perusahaan memegang peranan berpengaruh negatif terhadap
yang penting dalam memonitor penghindaran pajak (tax
manajemen. Karena dengan adanya avoidance).
kepemilikan institusional akan
mendorong peningkatan pengawasan Pengaruh Proporsi Dewan
yang lebih optimal terhadap Komisaris Independen Terhadap
manajemen perusahaan agar dalam Tax Avoidance
menghasilkan laba berdasarkan Komisaris independen bersama
aturan yang berlaku, karena pada dewan komisaris lainnya
dasarnya investor institusional lebih melaksanakan tugas pengawasan dan
melihat seberapa jauh manajemen menentukan strategi kebijakan yang
taat kepada aturan dalam menguntungkan bagi perusahaan,
menghasilkan laba. Dengan demikian namun tidak melanggar hukum
terdapat indikasi bahwa investor termasuk dalam penentuan strategi
institusional mempunyai andil dalam yang terkait dengan pajak. Dengan
penetapan kebijakan yang terkait adanya komisaris independen maka
dengan tindakan tax avoidance. setiap perumusan strategi
Pohan (2008), Maharani & perusahaan yang dilakukan oleh
Suardana (2014) dan Dewi (2014) dewan komisaris beserta manajemen
menguji pengaruh kepemilikan perusahaan dan para stakeholder
institusional terhadap tax avoidance. akan memberikan jaminan hasil yang

177
Subagiastra, Arizona dan Mahaputra – Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga, dan …

efektif dan efisien termasuk pada Pengaruh Komite Audit Terhadap


kebijakan yang terkait dengan Tax Avoidance
tindakan tax avoidance (Hanum, Komite audit merupakan alat
2013). yang efektif untuk melakukan
Annisa (2012) menguji pengaruh mekanisme pengawasan, yang dapat
proporsi dewan komisaris independen mengurangi agency cost serta
terhadap tax avoidance. Hasilnya meningkatkan kualitas
menunjukkan dewan komisaris pengungkapan perusahaan.
independen tidak signifikan Pengungkapan perusahaan yang
berpengaruh terhadap tax avoidance. dilakukan oleh komite audit
Hasil penelitian Annisa (2012) ini menunjukkan bahwa perusahaan
sesuai dengan hasil penelitian yang telah bekerja berdasarkan aturan
dilakukan oleh Dewi (2014) bahwa yang telah ditetapkan dan tidak
komisaris independen berpengaruh
melanggar hukum yang berlaku
positif dan signifikan terhadap tax
(Hanum, 2013). Dengan semakin
avoidance. Ini berarti keberadaan
banyaknya pengawasan yang
dewan komisaris independen tidak
dilakukan terhadap manajemen
efektif dalam usaha mencegah
perusahaan, maka akan
tindakan penghindaran pajak. Tetapi
berbeda dengan penelitian yang menghasilkan informasi yang
dilakukan Maharani & Suardana berkualitas dan kinerja yang
(2014) dan Prakosa (2014) yang efektif.
menunjukkan hasil bahwa proksi Prakosa (2014) dan Swingly
dewan komisaris independen memiliki (2015) menguji pengaruh komite audit
pengaruh terhadap tax avodiance terhadap tax avoidance. Hasilnya
yang dilakukan perusahaan. menunjukkan komite audit tidak
Berdasarkan hal tersebut, maka signifikan berpengaruh terhadap tax
hipotesis keempat dari penelitian ini avoidance. Hasil penelitian Prakosa
adalah: (2014) dan Swingly (2015) ini tidak
H4: Bahwa proporsi dewan komisaris sesuai dengan hasil penelitian yang
independen berpengaruh negatif dilakukan oleh Annisa (2012),
terhadap penghindaran pajak Maharani & Suardana (2014), dan
(tax avoidance). Dewi (2014) menguji pengaruh komite
audit terhadap tax avoidance.
Hasilnya menunjukkan bahwa komite
audit berpengaruh signifikan

178
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 2, hal: 167-193 • Desember 2016

terhadap tax avoidance. Berdasarkan dapat mengurangi praktik


hal tersebut, maka hipotesis kelima penghindaran pajak. Berdasarkan
dari penelitian ini adalah: uraian tersebut, hipotesis keenam
H5: Bahwa komite audit berpengaruh dari penelitian ini adalah:
negatif terhadap penghindaran H6: Bahwa kualitas audit
pajak (tax avoidance). berpengaruh negatif terhadap
penghindaran pajak (tax
Pengaruh Kualitas Audit Terhadap avoidance).
Tax Avoidance
METODE
Pengukuran kualitas audit dapat
Definisi Operasional Variabel
menggunakan proksi Kantor Akuntan
Definisi operasional variabel
Publik (KAP). Ukuran KAP dapat
adalah suatu definisi yang diberikan
dibedakan menjadi dua, yaitu KAP
kepada variabel dalam bentuk istilah
The Big Four dan KAP non The Big
yang diuji secara spesifik atau dengan
Four. Berdasarkan beberapa referensi,
pengukuran kriteria (Ikhsan,
laporan keuangan yang diaudit oleh
2008:64). Dalam penelitian ini definisi
auditor KAP The Big Four dipercaya
operasional yang dimaksud adalah
lebih memiliki kualitas tinggi karena
sebagai berikut:
menampilkan nilai perusahaan yang
Tax Avoidance (Y)
sebenarnya. Oleh karena itu diduga
Pengukuran tax avoidance
perusahaan yang diaudit oleh auditor
dalam penelitian ini dihitung melalui
KAP The Big Four memiliki tingkat
CASH ETR (cash effective tax rate)
kecurangan yang lebih rendah
perusahaan yaitu kas yang
dibandingkan dengan perusahaan
dikeluarkan untuk biaya pajak dibagi
yang diaudit oleh auditor KAP non The
dengan laba sebelum pajak Budiman
Big Four (Annisa, 2012). Dengan
(2012) dan Dewi (2014). Adapun
demikian tanda-tanda tindakan tax
rumus untuk menghitung CASH ETR
avoidance yang akan dilakukan oleh
adalah sebagai berikut:
perusahaan dapat diketahui.
Annisa (2012), Dewi (2014) dan
Maharani & Suardana (2014) menguji
pengaruh kualitas audit terhadap tax Semakin besar CASH ETR
avoidance. Hasilnya menunjukkan mengindikasikan bahwa semakin
bahwa kualitas audit berpengaruh rendah tingkat penghindaran pajak
signifikan terhadap tax avoidance. Ini perusahaan.
berarti kualitas audit yang tinggi

179
Subagiastra, Arizona dan Mahaputra – Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga, dan …

Return On Asset (X1) menggunakan prosentase


Return on Asset yang merupakan kepemilikan institusional.
proksi dari profitabilitas yaitu
perbandingan antara laba bersih Proporsi Dewan Komisaris Independen
dengan total aset pada akhir periode, (X4)
yang digunakan sebagai indikator Menurut Peraturan yang
kemampuan perusahaan dalam dikelurkan oleh BEI, jumlah
menghasilkan laba (Kurniasih & Sari, komisaris independen proporsional
2013), dengan menggunakan rumus dengan jumlah saham yang dimiliki
sebagai berikut: oleh bukan pemegang saham
pengendali dengan ketentuan jumlah
komisaris independen sekurang-
kurangnya tiga puluh persen (30%)
Kepemilikan Keluarga (X2)
dari seluruh anggota komisaris,
Penelitian ini menggunakan
disamping hal tersebut komisaris
definisi kepemilikan keluarga yang
independen memahami undang-
digunakan oleh Arifin (2003), yaitu
undang dan peraturan tentang pasar
semua individu dan perusahaan yang
modal, dan diusulkan oleh pemegang
kepemilikannya tercatat (kepemilikan
saham yang bukan merupakan
> 5% wajib dicatat), yang bukan
pemegang saham pengendali dalam
perusahaan publik, negara, institusi
Rapat Umum Pemegang Saham.
keuangan, dan publik (individu yang
kepemilikannya tidak wajib dicatat).
Kepemilikan keluarga merupakan
variabel dummy, bernilai 1 jika
proporsi kepemilikan keluarga > 50%, Komite Audit (X5)
dan bernilai 0 jika sebaliknya. Komite Audit adalah orang atau
sekelompok orang sekurang
Kepemilikan Institusional (X3) kurangnya tiga orang yang
Menurut Khurana dan Moser independen di dalam perusahaan
(2009) dalam Annisa (2012) besar yang dipilih juga secara independen
kecilnya kepemilikan institusional yang mempunyai kapabilitas dan
maka akan mempengaruhi kebijakan kompetensi dalam bidang akuntansi
agresif yang dilakukan oleh dan keuangan, komite audit
perusahaan. Dalam penelitian ini bertanggung jawab kepada dewan
kepemilikan institusional akan diukur komisaris (Pohan, 2008). Dalam

180
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 2, hal: 167-193 • Desember 2016

penelitian ini digunakan jumlah sampel. Tujuan menggunakan


komite audit dalam suatu perusahaan purposive sampling adalah untuk
sebagai alat ukur. mendapatkan sampel yang
representatif sesuai dengan kriteria
Kualitas Audit (X6) yang ditentukan. Adapun kriteria
Kualitas audit biasa diukur yang digunakan dalam menentukan
berdasarkan besar kecilnya ukuran sampel penelitian ini adalah sebagai
Kantor Akuntan Publik (KAP). KAP berikut:
Besar yang sering disebut (The Big 1. Perusahaan manufaktur yang
Four) dipertimbangkan akan memuat dan mempublikasikan
melakukan audit dengan lebih laporan keuangan periode tahun
berkualitas dibandingkan dengan KAP 2011-2014.
Kecil (non The Big Four). Semakin 2. Perusahaan manufaktur yang
besar sebuah KAP, semakin besar tidak mengalami rugi periode
sumberdaya yang dimilikinya, sumber tahun 2011-2014.
daya yang lebih besar diekspetasi 3. Perusahaan manufaktur yang
memiliki hubungan dengan kualitas memiliki data mengenai
audit yang baik, dengan memiliki kepemilikan institusional,
lebih banyak sumber daya dan lebih komisaris independen dan
banyak klien sehingga mereka tidak komite audit.
tergantung pada satu atau beberapa 4. Perusahaan manufaktur yang
klien saja. tidak menggunakan mata uang
Diaudit oleh The Big Four = 1 asing.
Diaudit oleh non The Big Four = 0 Berdasarkan kriteria di atas
diperoleh sebanyak 30 perusahaan
Metode Penentuan Sampel sebagai sampel dalam penelitian ini
Populasi dalam penelitian ini dengan 120 observasi selama 4 tahun
adalah perusahaan manufaktur yang pengamatan.
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2011-2014. Sampel dalam Teknik Analisis Data
penelitian ini adalah perusahaan Uji Asumsi Klasik
manufaktur yang terdaftar di Bursa 1. Uji normalitas
Efek Indonesia tahun 2011-2014. Model regresi yang baik adalah
Namun perusahaan yang tidak sesuai data yang terdistribusi normal.
dengan kriteria yang ditetapkan Caranya adalah dengan
peneliti akan dikeluarkan dari membandingkan hasil dari

181
Subagiastra, Arizona dan Mahaputra – Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga, dan …

Kolmogorov-Smirnov hitung dengan periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi


Kolmogorov-Smirnov tabel. muncul dari observasi yang
Kesimpulan dengan menggunakan berurutan sepanjang waktu berkaitan
hasil olahan SPSS dapat ditarik satu sama lainnya. Deteksi
dengan melihat Sig (2-tailed). Jika Sig autokorelasi dilakukan dengan uji
(2- tailed) lebih besar dari level of Durbin Watson (Ghozali, 2006:95).
significant yang dipakai, maka dapat Penentuan ada tidaknya kasus
disimpulkan bahwa residual yang autokorelasi didasari oleh kaidah
dianalisis berdistribusi normal. berikut.
0 < d < dl = Ada autokorelasi positif
2. Uji multikolinearitas dl ≤ d ≤ du = Tidak ada autokorelasi positif
Multikolinearitas dapat dilihat 4- dl < d < 4 = Ada autokorelasi negatif
dari nilai tolerance atau variance 4 - du ≤ d ≤ 4 – dl = Tidak ada
inflation factor (VIF). Jika nilai autokorelasi negatif
tolerance lebih dari 10% atau VIF du < d < 4 – du = Tidak ada
kurang dari 10, maka dikatakan tidak autokorelasi positif atau negatif.
ada multikolinearitas.
Pengujian Hipotesis
3. Uji heteroskedastisitas Dalam penelitian ini, analisis
Pengujian ini dilakukan dengan regresi linear berganda digunakan
uji Glejser yaitu dengan cara dalam menguji hipotesis untuk
meregresi nilai absolute residual dari mengetahui atau memperoleh
model yang diestimasi terhadap gambaran mengenai pengaruh Return
variabel independen. Jika tidak ada on Asset, kepemilikan keluarga,
satu pun variabel bebas yang kepemilikan institusional, proporsi
berpengaruh signifikan terhadap nilai dewan komisaris independen, komite
absolute residual atau nilai audit, kualitas audit terhadap tax
signifikansinya di atas α, maka tidak avoidance. Adapun persamaan untuk
terjadi heteroskedastisitas. menguji hipotesis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai
4. Uji autokorelasi berikut:
Uji autokorelasi bertujuan untuk Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 +
menguji apakah dalam dalam model β5X5 + β6X6 + е
regresi linear ada korelasi antara Keterangan:
kesalahan pengganggu pada periode t Y= variabel tax avoidance
dengan kesalahan pengganggu pada α= konstanta

182
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 2, hal: 167-193 • Desember 2016

X1= Return On Asset (R2), uji statistik F, dan uji statistik t


X2= kepemilikan keluarga (Ghozali, 2006:87).
X3= kepemilikan institusional
X4=proporsi dewan komisaris HASIL DAN PEMBAHASAN
independen Uji Asumsi Klasik
X5= komite audit 1. Uji Normalitas
X6= kualitas audit Tabel 1 menunjukkan bahwa
β= koefisien regresi parsial nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar
e = error 1,245 dan nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
Analisis regresi linier berganda 0,090 lebih besar dibandingkan
digunakan untuk mengukur dengan 0,05, maka model regresi
kekuatan pengaruh variabel bebas layak dipakai karena memenuhi
terhadap variabel terikatnya yang asumsi normalitas.
terdiri dari uji koefisien determinasi

Tabel 1. Uji Normalitas


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 120
Normal Parameters a,b Mean -0,1592509
Std. Deviation 2,75859242
Absolute 0,114
Positive 0,052
Negative -0,114
Kolmogorov-Smirnov Z 1,245
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,090

2. Uji Multikolinearitas multikolinearitas antar variabel


Berdasarkan hasil pengujian independen.
yang ditunjukkan pada Tabel 2, nilai
tolerance variabel bebas tidak kurang 3. Uji Heteroskedastisitas
dari 10% dan nilai VIF semuanya Pengujian Heteroskedastisitas
kurang dari 10 yang berarti tidak ada pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan uji Glejser. Koefisien

183
Subagiastra, Arizona dan Mahaputra – Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga, dan …

parameter variabel bebas tidak masing-masing variabel dalam


signifikan secara statistis. Jika nilai persamaan regresi di atas 0,05, hal
signifikansinya lebih besar dari 0,05 ini berarti data bebas dari
maka dikatakan model bebas dari heteroskedastisitas.
heteroskedastisitas. Nilai signifikansi

Tabel 2. Hasil Uji Multikolinieritas


Coefficients
Unstandardized Collinearity
Standardized
Coefficients Statistics
Model Coefficients t Sig.
Std.
B (Beta) Tolerance VIF
error
(Constant) 0,338 0,101 3,354 0,001
X1 -0,206 0,084 -,0222 -2,449 0,016 0,912 1,097
X2 -0,016 0,039 -0,040 -0,407 0,685 0,788 1,270
X3 -0,115 0,048 -0,238 -2,409 0,018 0,767 1,303
X4 0,188 0,081 0,219 2,310 0,023 0,836 1,196
X5 -0,007 0,018 -0,042 -0,368 0,713 0,578 1,713
X6 -0,006 0,022 -0,030 -0,266 0,719 0,608 1,644
a. Dependent Variable: Y

Tabel 3. Hasil Uji Heteroskedekasitas


Coefficients
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. error (Beta)
(Constant) 2,666 1,365 1,952 0,053
X1 0,621 1,386 0,043 0,448 0,655
X2 0,269 0,414 0,062 0,649 0,518
X3 -1,059 0,753 -0,141 -1,407 0,162
X4 -0,362 1,334 -0,027 -0,271 0,787
X5 0,005 0,286 0,002 0,018 0,985
X6 0,681 0,355 0,221 1,919 0,058
a. Dependent variabel: Abs_Res

4. Uji Autokorelasi ilai Durbin Watson sebesar


1,875. Nilai ini akan dibandingkan

184
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 2, hal: 167-193 • Desember 2016

dengan nilai tabel dengan 1,875 berada diantara du yaitu 1,80


menggunakan tingkat signifikansi 5%. dan 4-du yaitu 2,20. Sesuai dengan
Jumlah sampel dalam penelitian ini tabel keputusan du < d < 4-du (1,80 <
adalah 120 (n = 120) dan jumlah 1,875 < 2,20) maka dapat
variabel bebas adalah 6 (k = 6). Oleh disimpulkan bahwa model bebas dari
karena nilai Durbin Watson sebesar autokorelasi.

Tabel 4. Hasil Uji Autokorelasi


Model Summary
Std. error of
Adjusted R Durbin-
Model R R Square the
Square Watson
Estimate
1 0,388a 0,150 0,105 0,09391 1,875
a. Predictors: (Constant), X6, X2, X4, X3, X5
b. Dependent Variable: Y

Tabel 5. Hasil Regresi Linier Berganda


Coefficientsa
Unstandardized Collinearity
Standardized
Coefficients Statistics
Model Coefficients t Sig.
Std.
B (Beta) Tolerance VIF
error
(Constant) 0,338 0,101 3,354 0,001
X1 -0,206 0,084 -,0222 -2,449 0,016 0,912 1,097
X2 -0,016 0,039 -0,040 -0,407 0,685 0,788 1,270
X3 -0,115 0,048 -0,238 -2,409 0,018 0,767 1,303
X4 0,188 0,081 0,219 2,310 0,023 0,836 1,196
X5 -0,007 0,018 -0,042 -0,368 0,713 0,578 1,713
X6 -0,006 0,022 -0,030 -0,266 0,719 0,608 1,644

Tabel 6. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)


Model Summary
Std. error of
Adjusted R Durbin-
Model R R Square the
Square Watson
Estimate
1 0,388a 0,150 0,105 0,09391 1,875

185
Subagiastra, Arizona dan Mahaputra – Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga, dan …

Analisis Regresi Linier Berganda berpengaruh terhadap variabel


Hasil analisis regresi dapat dependen.
dilihat pada Tabel 5.7. Dari tabel
tersebut dapat dibuat persamaan 3. Uji t
regresi sebagai berikut. Berdasarkan uji statistik t,
Y = 0,338 – 0,206X1 – 0,016X2 – menunjukkan bahwa ada tiga variabel
0,115X3 + 0,188X4 – 0,007X5 – yang berpengaruh secara signifikan
0,006X6 yaitu Return On Asset, kepemilikan
1. Koefisien Determinasi (R2) institusional, dan proporsi dewan
Diperoleh angka koefisien komisaris independen. Hal ini dapat
determinasi sebesar 0,105. Hal ini dilihat dari nilai Return On Asset
berarti bahwa 10,5% variasi tax signifikansi untuk Return On Asset
avoidance dapat dijelaskan oleh sebesar 0,016 (α < 0,05), kepemilikan
variasi dari keenam variabel institusional sebesar 0,018 (α < 0,05),
independen. Sedangkan sisanya dan proporsi dewan komisaris
89,5% dijelaskan oleh faktor lain. independen sebesar 0,023 (α < 0,05).
Jadi dapat disimpulkan bahwa
2. Uji Statistik F variabel Return On Asset, kepemilikan
Model persamaan ini memiliki institusional dan proporsi dewan
tingkat signifikansi sebesar 0,005 komisaris independen berpengaruh
yang lebih kecil dibandingkan tingkat signifikan secara parsial terhadap
signifikansi α sebesar 0,05. Sehingga variabel tax avoidance.
dapat disimpulkan bahwa variabel
independen dalam model penelitian
ini secara simultan dapat

Tabel 7. Hasil Uji F


ANOVA
Sum of Mean
Model df F Sig.
Squares Square
Regression 0,176 6 0,029 3,331 0,005a
Residual 0,996 113 0,009
Total 1,173 119
a. Predictors: (Constant), X6, X2, X4, X1, X3, X5
b. Dependent Variable: Y

186
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 2, hal: 167-193 • Desember 2016

Tabel 8. Hasil Uji t


Coefficientsa
Unstandardized Collinearity
Standardized
Coefficients Statistics
Model Coefficients t Sig.
Std.
B (Beta) Tolerance VIF
error
(Constant) 0,338 0,101 3,354 0,001
X1 -0,206 0,084 -,0222 -2,449 0,016 0,912 1,097
X2 -0,016 0,039 -0,040 -0,407 0,685 0,788 1,270
X3 -0,115 0,048 -0,238 -2,409 0,018 0,767 1,303
X4 0,188 0,081 0,219 2,310 0,023 0,836 1,196
X5 -0,007 0,018 -0,042 -0,368 0,713 0,578 1,713
X6 -0,006 0,022 -0,030 -0,266 0,719 0,608 1,644

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN 2. Hasil uji analisis regresi


KETERBATASAN PENELITIAN menunjukkan bahwa secara
Berdasarkan analisis data dan statistik kepemilikan keluarga
pembahasan yang telah dilakukan, tidak berpengaruh signifikan
dapat diambil simpulan sebagai terhadap tax avoidance perusahaan
berikut: manufaktur yang terdaftar di
1. Hasil uji analisis regresi Bursa Efek Indonesia periode
menunjukkan bahwa secara 2011-2014. Hal ini bisa disebabkan
statistik Return On Asset yang karena di Indonesia menganut
merupakan proksi dari sistem self assessment dimana
profitabilitas berpengaruh wajib pajak yang menghitung,
signifikan terhadap tax avoidance melaporkan dan membayar pajak
perusahaan manufaktur yang mereka sehingga dapat dengan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia mudah mereka melakukan
periode 2011-2014. Hal diduga tindakan tax avoidance.
karena tingginya profitabilitas 3. Hasil uji analisis regresi
perusahaan akan dilakukan menunjukkan bahwa secara
perencanaan pajak yang matang statistik kepemilikan institusional
sehingga menghasilkan pajak yang yang merupakan proksi dari
optimal, sehingga kecenderungan corporate governance berpengaruh
melakukan penghindaran pajak signifikan terhadap tax avoidance
akan menurun. perusahaan manufaktur yang

187
Subagiastra, Arizona dan Mahaputra – Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga, dan …

terdaftar di Bursa Efek Indonesia kredibilitas pelaporan keuangan


periode 2011-2014. Hal ini berarti tidak dapat berjalan dengan baik
kepemilikan institusional apabila tidak ada dukungan dari
memegang peranan yang penting seluruh elemen dari dalam
dalam memonitor manajemen perusahaan. Berdasarkan hasil
perusahaan. Dengan adanya tersebut komite audit diindikasikan
kepemilikan institusional akan dalam pelaksanaannya kurang
meningkatkan pengawasan yang didukung oleh elemen-elemen lain
lebih optimal, yang tentunya akan yang berada didalam perusahaan
menjamin kemakmuran pemegang menyebabkan komite audit gagal
saham. melakukan pengawasan yang baik
4. Hasil uji analisis regresi dan cenderung netral.
menunjukkan bahwa secara 6. Hasil uji analisis regresi
statistik proporsi dewan komisaris menunjukkan bahwa secara
independen yang merupakan statistik kualitas audit yang
proksi dari corporate governance merupakan proksi dari corporate
berpengaruh signifikan terhadap governance tidak berpengaruh
tax avoidance perusahaan signifikan terhadap tax avoidance
manufaktur yang terdaftar di perusahaan manufaktur yang
Bursa Efek Indonesia periode terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2011-2014. Ini berarti keberadaan periode 2011-2014. Hasil ini berarti
dewan komisaris independen efektif perusahaan yang diaudit oleh KAP
dalam usaha mencegah tindakan The Big Four memang lebih
penghindaran pajak. cendrung dipercayai oleh fiskus
5. Hasil uji analisis regresi sebagai KAP yang mempunyai
menunjukkan bahwa secara integritas kerja yang tinggi dengan
statistik komite audit yang selalu menerapkan peraturan-
merupakan proksi dari corporate peraturan yang ada serta
governance tidak berpengaruh berkualitas, namun demikian jika
signifikan terhadap tax avoidance perusahaan bisa memberikan
perusahaan manufaktur yang keuntungan dan kesejahteraan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang banyak dan lebih baik
periode 2011-2014. Hal ini berarti terhadap KAP tersebut bisa saja
bahwa keberadaan komite audit KAP yang mempunyai reputasi
yang fungsinya untuk yang baik melakukan tindakan
meningkatkan integritas dan kecurangan untuk memaksimalkan

188
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 2, hal: 167-193 • Desember 2016

kesejahteraan mereka seperti persyaratan yang ditetapkan untuk


kasus enron tahun 2004. memiliki struktur corporate
Keterbatasan dalam penelitian governance yang baik sehingga
dapat dengan cepat mendeteksi
ini adalah penghindaran pajak disini
segala kecurangan yang akan
hanya didasarkan dari corporate
dilakukan perusahaan.
governance dan laporan keuangan
REFERENSI
yang ada didalam perusahaan yang
Ada 4.000 PMA Mengaku Nilai
kurang menggambarkan keadaan Pajaknya Nihil
http://akuntanonline.com/show
riilnya, karena data tentang detail.php?mod=art&id=505&t=A
da%204.000%20PMA%20Menga
penghindaran pajak yang sebenarnya ku%20Nilai%20Pajaknya%20Nih
il&kat=Perpajakan. Diunduh
sulit diperoleh. Selain itu penelitian tanggal 15, bulan Januari,
tahun 2015.
ini hanya menggunakan perusahaan
Ahmad, A.W., dan Y. Septriani. 2008.
manufaktur sebagai obyek penelitian Konflik Keagenan: Tinjauan
Teoritis dan Cara
dengan periode penelitian ini hanya 4 Menguranginya. Jurnal
Akuntansi dan Manajemen, Vol.
tahun, sehingga kurang mampu 3, No. 2, Desember 2008, hal 47-
55
menggeneralisasi hasil penelitiannya.
Annisa, Nuralifmida Ayu. 2012.
Saran yang dapat diberikan Pengaruh Corporate Governance
Terhadap Tax Avoidance. Jurnal
adalah:
Akuntansi dan Auditing, Vol. 8,
1. Penelitian selanjutnya agar No. 2, Mei 2012, hal 95-189.
menggunakan variabel lain yang
Anderson, R. dan Reeb, D. 2003.
diduga dapat mempengaruhi Founding Family Ownership and
Firm Performance: Evidence
penghindaran pajak seperti
from the S&P 500. Journal of
peraturan perpajakan. Finance 58, 1301-1328.
2. Saran yang dapat diberikan untuk
Arifin, Z. 2003. Masalah Agensi dan
perusahaan agar seluruh elemen Mekanisme Kontrol pada
Perusahaan dengan Struktur
yang ada didalam perusahaan yang
Kepemilikan Terkonsentrasi
melakukan tindakan tax avoidance yang Dikontrol Keluarga: Bukti
dari Perusahaan Publik di
melampaui batas hukum diberikan
Indonesia. Disertasi. Depok,
sanksi yang sesuai. Selain itu agar Jakarta: Program Studi Ilmu
Manajemen Pascasarjana
perusahaan yang terdaftar di Bursa
Fakultas Ekonomi, Universitas
Efek Indonesia memenuhi Indonesia.

189
Subagiastra, Arizona dan Mahaputra – Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga, dan …

Asfiyati. 2012. Pengaruh Corporate 2009-2012. E-Jurnal Akuntansi


Governance, Kepemilikan Universitas Udayana 6.2, 2014,
Keluarga, dan Karakteristik hal 249-260.
Perusahaan Terhadap Tax
Avoidance. Skripsi Fakultas Dendawijaya, Lukman. 2003.
Ekonomi Universitas Sebelas Manajemen Perbankan. Jakarta:
Maret, Surakarta. Ghalia Indonesia.

Brown, R. E and Mazur, M. J. 2003. Dyreng, Scott D., Michelle Hanlon,


IRS’S Comprehensive Approach Edward L. Maydew. 2010. The
to Compliance Measurement. Effect of Executives on Corporate
National Tax Journal, Vol. 56, Tax Avoidance. The Accounting
No. 3, September 2003, pp 689- Review, Vol. 85, Juni 2010, pp
700. 1163-1189.

Budiman, Judi. 2012. Pengaruh Frey, B. S and Torgler, B. 2007. Tax


Karakter Eksekutif Terhadap Morale and Conditional
Penghindaran Pajak (Tax Cooperation. Journal of
Avoidance). Jurnal Universitas Comparative Economics, Vol. 35,
Islam Sultan Agung. No. 1, pp 136-159.

Cahyani, Nur. 2010. Pengaruh Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi


Profesionalisme Pemeriksa Analisis Multivariate dengan
Pajak, Kepuasan Kerja, dan program SPSS. Semarang: BPFE
Komitmen Organisasi Terhadap Penerbit Universitas Diponegoro.
Kinerja Karyawan. Jurnal Bisnis
dan Ekonomi, Vol. 17, No. 1, Guedhami, O., Pittman, J.A. and
Maret 2010, hal 10-23. Saffar, W. 2009. Auditor choice
in privated firms: Empirical
Chen, K. P, dan Chu, C. Y. C. 2010. evidence on the role of state and
Internal Control vs External foreign owners. Journal of
Manipulation: A Model of Accounting & Economics, Vol. 48,
Corporate Income Tax Evasion. pp. 151-171.
Rand Journal of Economics.
Hanlon, Michelle and Shane
Chen, S., Chen, X., Cheng, Q dan Heitzman. 2010. A Review of Tax
Shevlin, T. 2010. Are Family Research. Journal of Accounting
Firms More Tax Aggresive than and Economics, Vol 50, pp 127-
Non-Family Firms?. Journal of 178.
Financial Economics, 95, 41-61.
Hanum, Hashemi Rodhian. 2013.
Desai, Mihir A. and Dhammika Pengaruh Karakteristik
Dharmapala. 2008. Corporate Corporate Governance Terhadap
Tax Avoidance and Firm Value. Effective Tax Rate (ETR). Skripsi
The Review of Economics and Jurusan Akuntansi Fakultas
Statistics. Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro,
Dewi, Kristiana. 2014. Pengaruh Semarang.
Karakter Eksekutif,
Karakteristik Perusahaan, dan Hidayanti, Alfiyani Nur. 2013.
Corporate Governance terhadap Pengaruh Antara Kepemilikan
Tax Avoidance Pada industri Keluarga dan Corporate
Manufaktur yang Terdaftar Governance Terhadap Tindakan
diBursa Efek Indonesia Periode Pajak Agresif. Skripsi Fakultas

190
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 2, hal: 167-193 • Desember 2016

Ekonomika dan Bisnis Lukviarman, Niki, 2006. “Board


Universitas Diponegoro, Governance dan Kinerja
Semarang. Perusahaan (Co-author dengan
Intan Novia Fatma Nanda)”.
Hutagoal, J. 2007. Perpajakan: Isu-isu Makalah yang akan
Kontemporer. Yogyakarta: Graha dipresentasikan pada “The 2nd
Ilmu. Anual Corporate Governance
Conference, Universitas Trisakti,
Ilyas, W. B. dan R. Burton. 2007. Jakarta (2006) dalam Kumpulan
Hukum Pajak. Edisi 3. Jakarta: Karya Tulis Niki Lukviarman,
Salemba Empat. Fakultas Ekonomi Universitas
Andalas, Padang.
Jayanto, Prabowo Yudo. 2011.
Faktor-Faktor Ketidakpatuhan Masri, I., dan D. Martani. 2012.
Wajib Pajak. Jurnal Dinamika Pengaruh Tax Avoidance
Manajemen, Vol. 2, No. 1, Maret terhadap Cost of Debt.
2011, pp 48-61. Simposium Nasional Akuntansi
XV, Banjarmasin.
Jensen, M., dan W.H. Meckling. 1976.
Theory Of The Firm: Magerial Maharani, Cahya. dan Suardana, Alit.
Behavior, Agency Cost And 2014. Pengaruh Corporate
Ownership Structure. Journal Of Governance, Profitabilitas dan
Financial Economics 3. Hal. 305- Karakteristik Eksekutif Pada Tax
360. Avoidance Perusahaan
Manufaktur. E-jurnal Akuntansi
Kirchler E, Maciejovsky B, Schneider Universitas Udayana 9.2, 2014,
F. 2002. Everyday hal 525-539.
Representations of Tax Makhfatih, Akhmad. 2005.
Avoidance, Tax Evasion, and Tax Penggelapan Pajak di Indonesia:
Flight: Do Legal Differences Studi Pajak Hotel non Bintang.
Matter?. Jounal of Economics Disertasi Doktor Universitas
Psychology (2003), Vol. 24, pp Gadjah Mada, 2005.
535-553.
Mangoting, Yenni. 1999. Tax
Kurniasih, T., & Sari, M. M. (2013). Planning: Sebuah Pengantar
Pengaruh Profitabilitass, Sebagai Alternatif
Leverage, Corporate Governance, Meminimalkan Pajak. Jurnal
Ukuran Perusahaan, dan Akuntansi dan Keuangan, Vol. 1,
Kompensasi Rugi Fiskal pada No. 1, Mei 1999, hal 43-53.
Tax Avoidance.Buletin Studi
Ekonomi, Vol.18, hal 58 - 66. Mardiasmo (2013), Perpajakan: Edisi
Revisi, Penerbit Andi,
Lestari, Maharani Ika., Sugiharto, Yogyakarta.
Toto. 2007. Kinerja Bank Devisa
Dan Bank Non Devisa Dan Michelon, Giovanna dan Antonio
Faktor-Faktor Yang Parbonetti. 2010. The Effect of
Mempengaruhinya. Proceeding Corporate Governance on
PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sustainability Disclosure.
Sastra, Arsitek & Sipil).21-22 Springer Science & Business
Agustus, Vol.2. Fakultas Media 14 September 2010.
Ekonomi, Universitas
Gunadarma. Permanasari, Wien Ika. 2010.
Pengaruh Kepemilikan
Manajemen, Kepemilikan

191
Subagiastra, Arizona dan Mahaputra – Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga, dan …

Institusional, dan Corporate www.ssrn.com. Diunduh tanggal


Social Responsibility Terhadap 23, bulan Maret, tahun 2015.
Nilai Perusahaan. Skripsi
Fakultas Ekonomi Universitas Siahaan, Hinsa. 2004. Teori
Diponegoro, Semarang. Optimalisasi Struktur Modal dan
Aplikasinya di dalam
Pohan, H. T. 2008. Pengaruh Good Memaksimumkan Nilai
Corporate Governance, Rasio Perusahaan. Jurnal Keuangan
Tobin’s q, Perata Laba terhadap dan Moneter. Volume 7 No. 1.
Penghindaran Pajak pada
Perusahaan Publik. Jurnal Sriwedari, Tuti. 2009. Mekanisme
Informasi, Perpajakan, Akuntansi Good Corporate Governance,
dan Keuangan Publik, Vol. 4, No. Manajemen Laba dan Kinerja
2, Juli 2009, hal 113 – 135. Keuangan Perusahaan
Prakosa, Bambang. 2014. Pengaruh Manufaktur di Bursa Efek
Profitabilitas, Kepemilikan Indonesia.
Keluarga dan Corporate http://eprints.unsut.ac.id
Governance Terhadap
Penghindaran Pajak Di Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Indonesia. Jurnal Simposium Bisnis. Bandung: Alfabeta, cv.
Nasional Akuntansi XVII.
Lombok. 2014. Sulistiarini, Endina dan Sudarno.
2012. Analisis Faktor-Faktor
Rahayu, Ning. 2010. Evaluasi Pergantian Kantor Akuntan
Regulasi atas Praktik Publik. Diponegoro Journal of
Penghindaran Pajak Penanaman Accounting, Vol. 1, No. 2, Tahun
Modal Asing. Jurnal Akuntansi 2012, hal 1-12.
dan Keuangan Indonesia, Vol. 7,
No. 1, Juni 2010, hal 61-78. Swingly, Calvin. dan Sukartha, Made.
2015. Pengaruh Karakter
Resmi, Siti. 2008. Perpajakan Teori Eksekutif, Komite Audit, Ukuran
dan Kasus. Yogyakarta: Salemba Perusahaan, Leverage dan Sales
Empat. Growth pada Tax Avoidance. E-
Jurnal Akuntansi Universitas
Sari, D. K., & Martani, D. (2010). Udayana 10.1, 2015, hal 47-62.
Karakteristik Kepemilikan
Perusahaan, Corporate Uppal J.S. 2005. Kasus Penghindaran
Governance, dan Tindakan Pajak Pajak Di Indonesia. Economic
Agresif. Proceeding Simposium Review Journal, 201.
Nasional Akuntansi XIII, Padang,
hal.1 - 34. Waluyo (2006), Perpajakan Indonesia,
Edisi 6, Penerbit Salemba
Sartika, Widya. 2012. Analisis Empat, Jakarta.
Hubungan Penghindaran Pajak
Terhadap Biaya Hutang dan Indonesia Stock Exchange. 2014.
Kepemilikan Institusional Laporan Keuangan dan
Sebagai Variabel Pemoderasi. Tahunan.
Skripsi Jurusan Akuntansi http://www.idx.co.id/idid/beran
Fakultas Ekonomi Universitas da/perusahaantercatat/laporan
Indonesia, Depok. keuangandantahunan.aspx.
Diunduh tanggal 24, bulan Mei,
Sartori, Nicola. 2010. Effects of tahun 2015.
Strategic Tax Behaviors on
Corporate Governance.

192
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 2, hal: 167-193 • Desember 2016

Xynas, Lidia. 2011. Tax Planning, Taxpayer Compliance. Revenue


Avoidance and Evasion in Law.
Australia 1970-2010: The
Regulatory Responses and

193

Anda mungkin juga menyukai