KELOMPOK 3
ANGGOTA :
AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SAM RATULANG
MATERIALITAS DAN RESIKO
A. MATERIALITAS
Ilustrasi Alokasi
Pendekatan dalam pengalokasikan yang dilakukan oleh senior, Mira
Abadi, untuk PT Perkakas Prima. Pendekatan ini mengikhtisarkan
neraca,gabungan beberapa akun, menunjukkan alokasi total materialitas yang
dilakukan oleh Mira, menggunakan penilaian dalam pengalokasian, yang
menggunakan dua ketentuan subjektif yang ditentukan oleh Budiman, Jumadi &
Rekan.
- Salah saji yang dapat diterima untuk setiap akun tidak boleh melebihi 60
persen dari penilaian awal (60 persen dari Rp 442.000.000 = Rp
265.000.000- dibulatkan )
- Jumlah dari semua salah saji yang dapat diterima tidak boleh lebih dari
dua kali pertimbangan materialitas awal (2 x Rp. 442.000.000 =
Rp884.000.000).
Ketentuan pertama digunakan untuk memastikan agar auditor tidak
mengalokasikan semua materialitas total kedalam satu akun. Jika, misalnya semua
penilaian awal sebesar Rp442.000.000 dialokasikan pada akun piutang dagang
sa;lah saji sebesar Rp442.000.000 dalam akuntersebut dapat diterima. Namun ,
salah saji yang sangat besar dalam satu akun tersebut mungkin tidak dapat
diterima, dan meskipun diterima, hal ini menyebabkan tidak diperbolehkan
adanya salah saji di akun-akun lain.
E. RISIKO
G. JENIS-JENIS RISIKO
Masing-masing dari keempat risiko dalam model audit cukup penting
untuk dibahas secara terperinci.
1. Risiko Deteksi yang Direncanakan ( Planned Detection Risk)
Risiko deteksi yang direncanakan merupakan risiko dimana bukti audit
untuk suatu bagian tidak mampu mendeteksi salah saji yang melebihi salah
saji yang dapat diterima.
Risiko deteksi yang direncanakan menentukan jumlah bukti substantif
yang direncanakan dikumpulkan oleh auditor, yang berbanding terbalik
dengan ukuran risiko deteksi yang direncanakan. Jika risiko audit yang
direncanakan dikurangi, maka auditor harus mengumpulkan lebih banyak
bukti audit untuk mencapai pengurangan risiko yang direncanakan.
2. Risiko Bawaan ( Inherent Risk)
Risiko bawaan mengukur penilaian auditor atas kemungkinan terdapatnya
salah saji material (baik kecurangan maupun kesalahan) dalam sebuah
bagian pengauditan sebelum mempertimbangkan efektivitas pengendalian
internal klien. Jika auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan salah saji
adalah tinggi.
Risiko bawaan berbanding terbalik dengan risiko deteksi yang
direncanakan dan berbanding lurus dengan bahan bukti.
3. Risiko Pengendalian (Control Risk)
Risiko pengendalaian mengukur penilaian auditor mengenai apakah
salah saji melebihi jumlah yang dapat diterima di suatu bagian pengauditan
akan dapat dicegah atau dideteksi dengan tepat waktu oleh pengendalian
internal klien.
Model risiko audit menunjukkan hubungan yang erat antara risiko bawaan
dengan risiko pengendalian. Menurut PSA 25 (SA 312) , gabungan dari
risiko pengendalian dan risiko bawaan dinamakan risiko salah saji
material ( risk of material misstatement). Auditor dapat melakukan
penilaian secara terpisah untuk risiko bawaan dan risiko pengendalian.
4. Risiko audit Yang Dapat Diterima (Acceptable Audit Risk)
Risiko audit yang dapat diterima mengukur tingkat kesediaan auditor
untuk menerima kemungkinan adanya salah saji dalam lapooran keuangan
setelah audit telah selesai dijalankan dan opini wajar tanpa pengecualian
telah diterbitkan.
Sering kali, auditor menggunakan istilah keyakinan audit (disebut
jugakeyakinan keseluruhan atau tingkat keyakinan, dibandingkan istilah
risiko audit yang dapat diterima. Keyakinan audit atau istilah lain yang
sejenis merupakan pelengkap dari risiko audit yang dapat diterima, yaitu
satu dikurangi dengan risiko audit yang dapat diterima.
Dampak Risiko Kontrak Kerja Terhadap Risiko Audit Yang Dapat Diterima
Risiko kontrak kerja (engagement risk) adalah risiko dimana auditor KAP akan
mendapatkan masalah setelah audit diselesaikan, meskipun laporan audit sudah
benar. risiko kontrak kerja sangat terkaiterat dengan risiko bisnis klien.
Masuknya risiko bawaan dalam model risiko audit merupakan salah satu konsep
penting dalam pengauditan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko bawaan
Auditor harus meniali faktor-faktor yang menyusun risiko dan
memodifikasi bukti audit yang akan dijadikan bahan pertimbangan. Auditor harus
mempertimbangkan beberapa faktor utama berikut ketiak menilai risiko
pengendalian.
- Sifat bisnis klien. Risiko bawaan untuk beberapa akan dipengaruhi oleh
sifat bisnis klien.
- Hasil pengauditan sebelumnya. Salah saji yang ditemukan dalam
pengauditan tahun sebelumnya memiliki kecenderungan untuk terjadi lagi
dalam audit tahun berjalan, karena banyak jenis salah saji yang bersifat
sistemis, dan perusahaan cenderung lambat dalam melakukan perusahaan
untuk menghilangkan kesalahan tersebut.
- Kontrak kerja yang pertama atau kontrak kerja yang berulang.
auditor mendapatkan pengalaman dan pengetahuan atas kemungkinan
salah saji setelah mengaudit suatu klien selama beberapa tahun.
- Pihak-pihak yang terkait. Transaksi antara induk dan anak perusahaan,
dan antara manajemen dengan entitas perusahaan, merupakan contoh
transaksi dengan pihak-pihak yang istimewa sebagaimana yang
didefinisikan dalam PSAK 57.
- Transaksi nonrutin. Transaksi yang tidak biasa bagi klien cenderung
untuk dicatat dengan tidak benar dibandingkan dengan transaksi yang
sifatnya rutin karena sering kali tidak memiliki pengalaman dalam
mencatat transaksi yang tidak biasa tersebut.
- Pertimbangan yang diperlukan untuk mencatat saldo akun dan
transaksi dengan benar. Banyak saldo akun seperti penyisihan piutang
tak tertagih, persediaan yang usang, liabilitas garansi, perbaikan besar
dibandingkan dengan penggantian sebagian atas aset-aset, dan kerugian
cadangan pinjaman bank yang memerlukan banyak penilaian manajemen
dan estimasi.
- Unsur-unsur populasi. Setiap unsur yang membentuk populasi juga
memengaruhi espektasi auditor terhadap salah saji material.sebagian
auditor menetapkan resiko bawaan yang tinggi untuk akun piutang dahang
yang sebagian besar saldonya melebihi tanggal tempo di bandingkan
dengan jika saldonya sebagian besar belum jatuh tempo.
- Faktor-faktor yang berterkaitan dengan pelaporan keuangan yang
curang dan penyalahgunaan aset. Resiko kecurangan dapat di ukur
untuk keseluruhan pengauditan atau persiklus akun dan tujuannya, sebagai
contoh, adanya insentif yang kuat untuk manajemen untuk mencapai
espektasi laba yang telalu agresif dapat memengaruhi penaguditan secara
keseluhan, sedangkan kerentanan persediaan untuk di curi hanya akan
berpengaruh pada akun persediaan.
L. MENGEVALUASI HASIL
AcAR = IR x CR x AcDR
Dimana:
AcAR = Risiko audit yang dicapai (Achieved Audit Risk )
Yaitu sebuah ukuran risiko yang diambil audit bahwa satu akun dalam L/K
secara material salah saji setelah auditor mengumpulkan bahan bukti audit.
IR = Risiko bawaan ( Inherent Risk )
Yaitu faktor risiko bawaan yang telah dibahas dalam perencenaan kecuali telah
direvisi sebagai hasil dari informasi baru.
CR = Risiko pengendalian ( Control Risk )
Yaitu risiko pengendalian yang sama yang telah dibahas kecuali telah direvisi
selama audit.
AcDR = Risiko penemuan yang dicapai ( Achieved Detection Risk )
Yaitu sebuah ukuran dari risiko bahwa bukti audit untuk suatu segmen tidak
mendeteksi salah saji melebihi jumlah yang dapat ditoleransi, jika salah saji
tersebut ada. Auditor dapat mengurangi risiko deteksi yang dicapai hanya
dengan mengumpulkan bahan bukti.
Rumusan itu menunjukan bahwa terdapat tiga cara utnuk mengurangi tingkat
risiko audit yang tercapai hingga mencapai suatu tingkat risiko yang dapat
diterima:
1. Mengurangi risiko bawaan. Karena risiko bawaan dinilai oleh auditor
berdasarkan kondisi klien, penilaian ini diselesaikan selama perencanaan
dan biasanya tidak berubah kecuali fakta-fakta baru terbuka saat audit
berjalan.
2. Mengurangi risiko pengendalian. Risiko pengendalian yang dinilai,
dipengaruhi oleh pengendalian internal dari klien dan pengujian auditor
terhadap pengendalian itu.
3. Mengurangi risiko deteksi dengan meningkatkan uji audit
substantif. Auditor mengurangi risiko deteksi yang dicapai dengan
mengumpulkan bukti menggunakan prosedur analitis, tes substantive dari
transaksi dan tes dari rincian saldo.