Anda di halaman 1dari 11

PERTEMUAN 16:

PEMERIKSAAN BIAYA DAN PAJAK DIBAYAR DIMUKA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai definisi aktiva tetap, tujuan
pemeriksaan aktiva tetap serta prosedur pemeriksaan aktiva tetap. Melalui
pembelajaran, Anda harus mampu:
1.1 Mendefinisikan biaya dan pajak dibayar dimuka.
1.2 Mengetahui tujuan dari pemeriksaan biaya dan pajak dibayar dimuka.
1.3 Memahami prosedur yang harus dilakukan dalam proses pemeriksaan
biaya dan pajak dibayar dimuka.
1.4 Memahami penentuan resiko dalam pemeriksaan biaya dan pajak dibayar
dimuka

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 16.1:
Definisi Biaya dan Pajak Dibayar Dimuka

2.2.1 Beban dibayar dimuka


Bagi banyak entitas, piutang usaha dan persediaan menunjukan
aktiva lancar utama yang masuk dalam laporan keuangan.
Termasuk juga di kebanyakan laporan keuangan adalah akun yang
disebut sebagai aktiva lain (other asset). Jika aktiva tersebut
memberikan manfaat ekonomis selama kurang dari satu tahun,
maka diklasifikasikan sebagai aktiva lancer dan disebut beban
dibayar di muka (prepaid expenses). Beban dibayar di muka adalah
beban yang dibayar terlebih dahulu untuk suatu periode yang
melebihi periode akuntansi. Dengan demikian, beban yang dibayar
di muka bukanlah merupakan beban seluruhnya pada periode
tersebut melainkan sebagai aktiva lancar.
Pada akhir periode, barulah dihitung berapa besar beban yang
telah dipakai dan sisanya tetap merupakan aktiva lancar.
Pencatatan beban yang dibayar di muka dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu beban dibayar di muka terlebih dahulu dicatat sebagai
aktiva, dan beban dibayar di muka dicatat terlebih dahulu sebagai
beban.
2.2.2 Pajak dibayar di muka
Pajak dibayar di muka adalah pajak yang dibayar oleh
perusahaan setiap bulan atau dipotong/dipungut oleh pihak ketiga dan
akan diperhitungkan sebagai kredit pajak di akhir tahun (untuk pajak
penghasilan) atau di akhir bulan (untuk PPN).

2.1 Sifat dan Contoh Biaya Dibayar di Muka dan Pajak Dibayar di Muka
2.2.1 Sifat Biaya Dibayar di Muka dan Pajak Dibayar di Muka
a. Keduanya mempunyai manfaat kurang atau sama dengan satu
tahun
b. Dikelompokkan sebagai harta lancar (current assets)
2.2.2 Sifat Biaya Dibayar di Muka dan Pajak Dibayar di Muka menurut
Standar Akuntansi Keuangan :
a. Biaya dibayar muka dimaksudkan sebagai biaya yang telah
terjadi, yang akan digunakan untuk aktivitas perusahaan yang
akan datang.
b. Bagian dari biaya dibayar di muka yang akan memberikan
manfaat untuk beberapa periode kegiatan diklasifikasikan
sebagai aktiva tidak lancar.
2.2.3 Contoh dari perkiraan-perkiraan yang biasa digolongkan sebagai
biaya dibayar di muka adalah :
a. Premi asuransi (prepaid insurance)
b. Sewa dibayar di muka untuk masa satu tahun yang akan datang
(prepaid rent)
c. Biaya lain-lain dibayar di muka (prepaid others), misalnya: biaya
iklan di radio, televisi yang berdasarkan kontrak, barang-barang
untuk promosi (hadiah berupa gantungan kunci, payung)
2.2.4 Contoh dari pajak dibayar di Muka adalah:
a. PPh 22 (dari import barang).
b. PPh 23 (dari bunga, dividen, royalty, mamagement fee).
c. PPh 25 (setoran masa pajak penghasilan).
d. PPN Masukan (Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut oleh
pengguna kena pajak pada waktu perusahaan membeli barang
atau jasa kena pajak).

Biaya-biaya yang belum merupakan kewajiban perusahaan untuk


membayarnya pada periode yang bersangkutan, tapi perusahaan sudah
membayarnya terlebih dahulu. Karena jumlah yang dibayarkan tersebut
belum merupakan beban perusahaan untuk periode yang bersangkutan,
maka jumlah yang telah dibayarkan tersebut merupakan uang muka dan
termasuk dalam Aktiva Lancar (Current Assets).
Pengakuan Atas Biaya Dibayar Dimuka adalah sebagai berikut :
Atas pengeluaran/biaya dibayar dimuka yang merupakan beban untuk
periode-periode berikutnya tidak boleh diakui sebagai beban periode saat ini,
tetapi harus diamortisasi/dibebankan sesuai dengan masa manfaat atas biaya
dibayar dimuka tersebut.

Tujuan Pembelajaran 16.2:


Tujuan Pemeriksaan Biaya dan Pajak Dibayar Dimuka

a. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik


atas Biaya dibayar dimuka dan pajak dibayar di muka. Jika akuntan
publik dapat meyakinkan dirinya bahwa internal control atas Biaya
berjalan efektif, maka luasnya pemeriksaan dalam melakukan
substantive test dapat dipersempit.
Beberapa ciri internal control yang baik atas Biaya adalah :
 Setiap pengeluaran untuk Biaya diotorisasi oleh pejabat
perusahaan yang berwenang.
 Setiap pengeluaran untuk Biaya didukung oleh bukti-bukti yang
sah dan lengkap. Misalnya : polis asuransi, perjanjian sewa
menyewa (lease agreement)
b. Untuk memeriksa apakah Biaya yang mempunyai kegunaan untuk
tahun berikutnya sudah dicatat sebagai Biaya dibayar di muka.
Maksdunya adalah auditor harus memeriksa apakah bagian yang
belum expired (mempunyaikegunaan untuk periode yang akan datang)
tidak dibebankan sebagai Biaya, tetapi dicatat sebagai Biaya dibayar di
muka.
c. Untuk memeriksa apakah Biaya dibayar di muka yang mempunyai
kegunaan untuk tahun berjalan telah dibebankan/dicatat sebagai Biaya
tahun berjalan. Maksudnya adalah auditor harus memeriksa apakah
bagian expired (masa manfaatnya sudah berlalu) sudah dibebankan
sebagai Biaya tahun berjalan.
d. Untuk memeriksa apakah penyajian Biaya dalam laporan keuangan
sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia (paybudi)/ PSAK. Biasanya Biaya dibayar di muka yang
mempunyai masa manfaat kurang dari atau sama dengan satu tahun
disajikan sebagai harta lancar, sedangkan yang masa manfaatnya
lebih dari satu disajikan sebagai aktiva tak lancar.
e. Untuk memeriksa apakah pajak dibayar di muka didukung oleh bukti
setoran/pemungutan pajak yang sah dan lengkap sehingga bisa
diperhitungkan sebagai kredit pajak pada akhir periode.
Untuk bisa diperhitungkan sebagai kredit pajak, perusahaan harus
mempunyai bukti pendukung sebagai berikut :
PPh 22 : bukti pemungutan dari bank devisa dan PIUD
(Pemberitahuan Import Untuk Dipakai)
PPh 23 : bukti pemotongan dari perusahaan yang membayar dividen,
sewa, royalty atau bank yang membayar bungan deposito/jasa giro.
PPh 25 : SSP
PPN Masukan : faktur pajak dari pengusaha kena pajak.

Tujuan Pembelajaran 16.3:


Memahami Prosedur Pemeriksaan Biaya dan Pajak Dibayar Dimuka
Prosedur pemeriksaan dibagi atas prosedur compliance test dan prosedur
substantive test. Pembahasan prosedur pemeriksaan untuk substantive test
akan dibagi dalam beberapa bagian, yaitu sewa dibayar di muka, premi
asuransi dibayar di muka dan beban advertensi dibayar dimuka.
Dalam praktiknya, prosedur pemeriksaan yang dibahas disini harus
disesuaikan dengan kondisi perusahaan yang diaudit.
2.4.1 Prosedur Pemeriksaan Untuk Compliance Test :
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas pajak yang dibayar di
muka:
a. Dalam hal ini internal control questionnaires yang
dipergunakan tercakup dalam internal control
questionnaires atas pengeluaran kas dan bank :
 Apakah setiap pembayaran yang menyangkut
pajak dibayar di muka didukung oleh bukti-bukti
sah dan lengkap.
 Apakah pembayaran tersebut diotorisasi oleh
pejabat perusahaan yang berwenang.
 Apakah bukti setoran pajak, faktur pajak masukan,
bukti pemotongan pajak oleh pihak ketiga di file
dengan baik dan rapi.
 Apakah lease agreement, insurance policy di file
dengan baik dan rapi.
b. Lakukan test transaksi ( compliance test ) atas biaya dan
pajak dibayar di muka. Yang digunakan sebagai sample
biasanya adalah bukti pengeluaran kas dan bank dan
sample cukup dipilih secara random.
2. Tarik kesimpulan mengenai internal control atas biaya dan pajak
dibayar di muka.
Jika dari test transaksi auditor tidak menemukan sesuatu
kesalahan, maka auditor bisa menyimpulkan bahwa internal
control atas pajak dibayar di muka berjalan efektif. Karena itu
subtantive test atas perkiraan pajak dibayar di muka bisa di
persempit.
2.4.2 Prosedur Pemeriksaan Subtantive Sewa Dibayar di Muka ( Prepaid
Rent )
1. Minta rincian (schedule) prepaid rent per tanggal neraca.
2. Check ketelitian perhitungan mathematic (mathematical
accuracy).
3. Cocokkan saldo prepaid rent per tanggal neraca dengan saldo
buku besar (general ledger) prepaid rent.
4. Cocokkan saldo awal prepaid rent dengan kertas kerja
pemeriksaan tahun lalu.
5. Lakukkan vouching untuk pembayaran prepaid rent di tahun
berjalan dan pemeriksaan lease agreement ( jika sudah
dilakukan di compaliance test, refer ke kertas kerja compliance
test ).
6. Tie-upltie-in (cocokkan) total yang dibebankan sebagai biaya
sewa ke buku besar biaya sewa.
Dalam hal ada biaya sewa yang langsung dibebankan ke
perkiraan biaya sewa ( tanpa melalui prepaid rent ), jumlah biaya
sewa di buku besar akan terlihat lebih besar.
7. Buat usulan audit adjustment jika diperlukan.
2.4.3 Prosedur Pemeriksaan Substantive Premi Asuransi Dibayar di
Muka (Prepaid Insurance)
Pada banyak audit, auditor dapat mengumpulkan bukti yang
memadai dan kompeten atas asuransi dibayar di muka dengan
melakukan prosedur analitis substantive. Pengujian terinci atas
transaksi, jika dilakukan, dilaksanakan sebagai bagian dari
pengujian proses pembelian. Pengujian terinci atas saldo asuransi
dibayar di muka biasanya diperlukan hanya ketika salah saji
diperkirakan.
Karena pada umumnya terdapat beberapa transaksi pada akun
asuransi dibayar di muka dank arena jumlah yang dilaporkan pada
laporan keuangan untuk asuransi dibayar di muka biasanya tidak
material, prosedur analitis substantive adalah efektif untuk
memverifikasi saldo akun.
a Prosedure Analisi Subtantive
1. Minta rincian prepaid insurance per tanggal neraca.
2. Check mathematical accuracy.
3. Cocokkan saldo prepaid insurance per tanggal neraca dengan
saldo buku besar (general ledger) prepaid insurance.
4. Cocokkan saldo awal prepaid insurance dengan kertas kerja
pemeriksaan tahun lalu.
5. Lakukkan vouching untuk pembayaran premi asuransi di tahun
berjalan, perhatikan apakah ada discount untuk pembayaran
tersebut.
6. Periksa polis asuransi dan cocokkan data dalam polis asuransi
dengan rincian prepaid insurance.
7. Tie-up total yang dibebankan sebagai biaya asuransi ke buku
besar biaya asuransi.
8. Periksa apakah nilai pertanggungan ( insurance coverage )
cukup atau tidak dalam arti tidak terlalu besar dan tidak terlalu
kecil.
9. Perhatikan apakah di dalam polis asuransi terdapat BANKER’S
CLAUSE, maksudnya apakah dalam polis asuransi tersebut ada
salah satu pasal yang menyebutkan bahwa kalau terjadi klaim,
karena yang diasuransikan terbakar atau hilang, maka ganti rugi
harus dibayarkan kepada bank.
10. Buat usulan audit adjustment jika diperlukan.
b Pengujian Terinci atas Akun Asuransi Dibayar di Muka
Pengujian terinci atas saldo asuransi dibayar di muka dan
beban asuransi mungkinperlu ketika auditor mencurigai salah saji
berdasarkan audit tahun lalu atau ketika prosedur analitis
substantive menunjukan bahwa saldo akun mungkin mengandung
salah saji. Auditor mulai menguji saldo akun asuransi dibayar di
muka dengan memperoleh skedul dari klien yang berisi analisis
terinci mengenai polis yang termasuk dalam akun asuransi dibayar
di muka.
c Keberadaan dan Kelengkapan (Existence and Completeness)
Auditor dapat menguji keberadaan dan kelengkapan dari polis
asuransi yang tercakup dalam analisis akun dengan mengirimkan
konfirmasi kea gen asuransi entitas, meminta informasi dari tiap
nomor polis, cakupan, tanggal akhir masa berlaku, dan premi. Hal
ini merupakan cara yang efektif dan efisien dalam mendapatkan
bukti mengenai dua asersi. Pendekatan alternative adalah
pemeriksaan dokumen pendukung yang mendasarinya seperti
tagihan dan polis asuransi. Auditor dapat juga menguji
kelengkapan dengan membandingkan polis terinci di daftar
asuransi tahun berjalan dengan polis yang ada di daftar asuransi
tahun lalu.
d Hak dan Kewajiban (Right and Obligation)
Pemegang polis dapat diuji dengan meminta informasi tersebut
dikonfirmasi yang dikirimkan kea gen asuransi atau dengan
memeriksa polis asuransi. Jika pemegang polis adalah orang lain
di luar klien, auditor dapat memiliki bukti atas kewajiban yang tidak
tercatat atau bukti behwa pihak lain memiliki klaim atas aktiva yang
diasuransikan.
e Penilaian (Valuation)
Auditor berkepentingan dengan apakah porsi yang belum jatuh
tempo atas asuransi dibayar di muka, dan juga beban asuransi,
telah dinilai dengan tepat. Hal ini dapat dengan mudah diuji dengan
menghitung kembali porsi asuransi yang belum jatuh tempo
setelah mempertimbangkan premi yang dibayar dan termin polis.
Drngan memverifikasi porsi asuransi dibayar di muka yang belum
jatuh tempo, auditor juga memverifikasi jumlah total beban
asuransi.
f Klasifikasi (Classification)
Pertimbangan auditor mengenai klasifikasi adalah bahwa berbagai
jenis asuransi dialokasikan secara tepat ke berbagai akun beban
asuransi. Biasanya, pemerikasaan mengenai cakupan polis
asuransi menunjukan jenis asuransi. Misalnya, polis asuransi
kebakaran pada fasilitas pabrik dan administrasi utama harus
dibebankan baik kea kun beban asuransi overhead manufaktur
maupun kea kun beban asuransi umum dan administrasi.
2.4.4 Prosedur Pemeriksaan Substantive Prepaid Advertising :
1. Minta rincian prepaid Advertising per tanggal neraca.
2. Check footing dan cocokkan saldo akhir prepaid advertising ke
buku besar dan saldo awal ke kertas kerja pemeriksaan tahun
lalu.
3. Periksa bukti pembayaran dan surat perjanjian ( untuk iklan di
tv/radio/bill board ) dan bukti pembelian ( untuk barang-barang
souvenir ).
4. Periksa kebenaran pembebanan ke biaya; untuk barang-barang
souvenir harus dilakukan stock opname ( perhitungan fisik )
pada akhir tahun.
2.4.5 Prosedur Pemeriksaan Subtantive Prepaid Taxes :
1. Minta rincian prepaid taxes pertanggal neraca (rincian bisa per
jenis pajak atau di campur).
2. Check footing dan cocokan saldonya dengan buku besar.
3. Untuk pajak penghasilan, bandingkan angka prepaid taxes di
rincian dengan SPT PPH Badan.
4. Untuk Pajak Pertambahan nilai (PPN Masukan), bandingkan
angka prepaid taxes di rincian dengan SPT Masa (SPM)

Di dalam top schedule biasanya si auditor harus mencantumkan


kesimpulan dari hasil pemeriksaan atas perkiraan tersebut, apakah menurut
pendapat auditor, perkiraan tersebut disajikan secara wajar atau tidak.

Tujuan Pembelajaran 16.3:


Memahami Penentuan Resiko Pemeriksaan Biaya dan Pajak Dibayar
Dimuka
Risiko bawaan untuk beban dibayar di muka seperti asuransi dibaray di muka
pada umumnya akan ditentukan pada tingkat yang rendah karena akun ini tidak
melibatkan isu akuntansi yang kompleks atau mendalam. Terlebih lagi salah saji
yang mungkin dapat dideteksi pada audit terdahulu secara umum akan
berjumlah tidak material.Beban yang ditangguhkan dan aktiva tidak berwujud di
sisi lain dapat memerlukan pertimbangan risiko bawaan yang serius. Contohnya,
penilaian dan estimasi umur paten, waralaba dan goodwill melibatkan
pertimbangan mendalam dan dapat mengarah pada perbedaan pendapatan
antara auditor dengan klien. Dalam situasi seperti itu, auditor dapat menentukan
risiko bawaan pada tingkat yang tinggi.
2.6 Penentuan Risiko Pengendalian – Beban Dibayar di Muka
Transaksi beban dibayar di muka, beban ditangguhkan, dan aktiva tidak
berwujud biasanya diproses melalui proses pembelian. Pembahasan yang
tersisa berfokus pada akun asuransi dibayar di muka karena akun tersebut akan
ditemui pada hamper semua perikatan. Bagian dari penentuan auditor atas risiko
pengendalian untuk transaksi asuransi dibayar di muka didasarkan pada
efektivitas prosedur pengendalian dalam proses pembelian. Contohnya,
prosedur pengendalian dalam proses pembelian harus memastikan bahwa polis
asuransi yang baru telah diotorisasi dengan tepat dan dicatat.
Prosedur pengendalian tambahan dapat digunakan untuk
mengendalikan transaksi dan informasi asuransi. Sebagai contoh, daftar
asuransi (insurance register) dapat dibuat sebagai catatan yang terpisah
mengenai semua polis asuransi yang masih berlaku. Daftar asuransi berisi
informasi penting seperti hal-hal yang dijamin asuransi dan tanggal habis masa
berlaku tiap polis asuransi. Daftar ini harus di-review secara berkala oleh orang
yang independen untuk memverifikasi bahwa entitas telah memiliki jaminan
asuransi yang konsisten dengan kebutuhannya.
Entitas juga perlu melakukan pengendalian atas alokasi sistematis dari
asuransi dibayar di muka ke beban asuransi. Pada tiap akhir bulan, karyawan
klien harus menyiapkan ayat jurnal untuk mengakui porsi yang jatuh tempo dari
asuransi dibayar di muka. Dalam beberapa kasus, entitas menggunakan jumlah
estimasi ketika mencatat ayat jurnal ini pada tahun berjalan. Pada akhir tahun,
akun asuransi dibayar di muka disesuaikan untuk mencerminkan jumlah actual
dari asuransi yang belum jatuh tempo.
C. SOAL LATIHAN/TUGAS

1. Definisikan biaya dan pajak dibayar dimuka! Jelaskan menggunakan


pemahaman anda perbedaan dan kesamaan dari biaya dibayar dimuka dan
pajak dibayar dimuka!

2. Uraikan tujuan-tujuan yang harus dicapai auditor dalam melakukan pemeriksaan


biaya dan pajak dibayar dimuka!

3. Menurut anda, prosedur apakah yang paling tepat untuk dilakukan dalam
melakukan pemeriksaan terhadap biaya dan pajak dibayar dimuka! Jelaskan!

DAFTAR PUSTAKA

 Sukrisno Agoes, Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh


Akuntan Publik Buku 1 dan 2, Edisi 4, Salemba Empat, Jakarta, 2012
 Mulyadi, Auditing Buku 1 dan 2 , Edisi 6, Salemba Empat, Jakarta, 2013
 Alvin A. Arens, Randal J.Elder, Mark S.Beasley, Buku 1 dan 2 , Airlangga,
Jakarta, 2006

Anda mungkin juga menyukai