OLEH :
ISABELLA CAROLINE
1141620018
KELOMPOK 8
TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
2018
PEMBUATAN ASAM SITRAT
I. TUJUAN
1. Mempelajari produksi asam sitrat pada proses fermentasi menggunakan
aspergilus niger.
Bahan :
1. Sukrosa Teknis
2. KH2PO4
3. MgSO4.7H2O
4. NH4NO3
5. MnSO4
6. FeSO4
7. Aquadest
8. HCl 0.1 N
IV. CARA KERJA
V. DATA PENGAMATAN
Perhitungan Biomasa
pH
pH
Perlakuan
Awal Akhir
Stationary shaker 3 3
Rotary Shaker 3 3
Kontrol 3 3
Total Asam Sitrat
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum pembuatan asam sitrat ini, memiliki tujuan untuk
mempelajari produksi asam sitrat pada proses fermentasi menggunakan aspergilus
niger.
Mekanisme pembentukan asam sitrat seperti dinyatakan dengan siklus Krebs
atau siklus asam trikarboksilat, yaitu bahwa asam piruvat yang diperoleh dari
glukosa menghasilkan Acetil CoA yang berkondensasi dengan asam oxalo-asetat
yang telah terbentuk dalam siklus menghasilkan asam sitrat.
pH medium dalam proses fermentasi sangat penting. pH yang rendah akan
mengurangi resiko kontaminasi pada saat fermentasi oleh mikroorganisme lain. pH
yang rendah juga menghambat produksi dari asam organik yang tidak diinginkan
(misalnya asam glukonat, asam oksalat) dan hal ini membuat perbaikan asam sitrat
dari media cair.
pH pada media juga mempengaruhhi produksi asam sitrat dari A. niger karena
beberapa enzim yang berperan dalam siklus TCA sensitif terhadap pH. pH yang
rendah selama fermentasi untuk produksi asam sitrat yang optimal diperlukan pH
sekitar 2. Jika kondisi tersebut tidak diperoleh hasil produksi akan berkurang (Mattey,
1992). Papagianni (1995) & Papagianni et al. (1999) melaporkan bahwa pH
mempengaruhi morfologi dan produktivitas asam sitrat dari A. niger dari hasil data
kuantitatif. Morfologi dengan agregat yang kecil dan filament yang pendek berkaitan
dengan meningkatnya produksi asam sitrat pada pH sekitar 2,0 ± 0,2. Pada pH 1,6
morfologi akan berkembang abnormal (bulbous hyphae) dan produksi asam sitrat
akan menurun secara drastis. Pada pH 3,0 agregat mempunyai bentuk perimeter yang
lebh panjang dan terbentuk asam oksalat.
Pada proses fermentasi ini, sumber gula yang digunakan adalah sukrosa.
Sukrosa akan dipecah menjadi fruktosa dan glukosa. Sel akan memasukkan fruktosa
dan glukosa ini dari luar sel ke dalam sel melalui mekanisme hidrolisis invertase
sukrosa. Menurut Kubicek dan Rohr (1989) sukrosa baik untuk dijadikan sebagai
sumber glukosa oleh A. niger karena memiliki ikatan intervase mycelium
ekstraselular yang kuat dan aktif pada pH rendah sehingga hidrolisis sukrosa relatif
lebih cepat. keunggulan penggunaan sukrosa dari pada glukosa dan fruktosa pada
proses fermentasi asam sitrat.
Inkubator shaker diperlukan untuk menjaga bakteri dan media agar selama
fase pertumbuhannya dan masa perombakan karbonnya dapat terjadi secara baik
tanpa adanya tumpukan, dan biasa untuk mereaksikan sesuatu faktor pengadukan/
penggoyangan medium akan dapat mempercepat terbentuknya hasi atau dengan
kata lain kita akan mendapatkan hasil yang lebih optimal lagi.
Pada percobaan produksi asam sitrat digunakan Aspergillus niger yang
berfungsi sebagai biokatalisator dimulai dengan membuat media inokulum dengan
menggunakan glukosa, KH2PO4, NH4NO3, pepton dan FeSO4.7H2O lalu di add
sebanyak 1 Liter . kemudian dibagi kedalam 3 erlenmeyer , satu Erlenmeyer
diperlakukan sebagai sataionary shaker yang , Erlenmeyer kedua diperlakukan
sebagai rotary shaker , dan Erlenmeyer ketiga sebagai control. Dilakukan sterilisasi
dengan autoklaf dan ditambahkan biakan murni aspergilus niger . diinkubasi selama
1 minggu.
Dari data yang didapat % biomassa pada rotary shaker lebih besar dibanding
stationary shaker yaitu 1,058 %> 0.304% . Biomassa itu sendiri merupakan jumlah
keseluruhan organisme yang terdapat dalam suatu habitat/ tempat hidup . Dari segi
pH tdak ada yang berubah pH awal dan akhir sama . dilihat dari total asam sitrat %
rotary shaker lebih besar disbanding stationary artinya perlakuan rotary lebih
maksimal dibanding dengan stationary shaker.
VII. KESIMPULAN
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa Pembuatan asam sitrat dapat
dilakukan dengan proses fermentasi Aspergillus niger, dengan 2 proses fermentasi,
yakni perlakuan rotary shaker dan stationary shaker dengan perolehan % asam sitrat
0.2048% dan 0,0704 %.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Khairulanam.2010.laporan-asam sitrat.
https://khairulanam.files.wordpress.com/2010/08/laporan-asam-sitrat-
2.pdf : diakses pada 4 maret 2018
Anonymous.2015.asam-sitrat
http://colapteknikkimia.blogspot.co.id/2015/08/produksi-asam-sitrat-oleh-
aspergillus.html : diakses pada 4 maret 2018
Judoamidjojo M., A.A. Darwis dan E.G. Sa'id. 1992. Teknologi Fermentasi.
CV.Rajawali pers. Jakarta