Anda di halaman 1dari 12

Pengertian Kanker Payudara

gagan | 02 Oct 2017

Payudara terbentuk dari lemak, jaringan ikat, dan ribuan lobulus (kelenjar
kecil penghasil air susu). Saat seorang wanita melahirkan, Air Susu Ibu (ASI)
akan dikirim ke puting melalui saluran kecil saat menyusui.

Sel-sel dalam tubuh kita biasanya tumbuh dan berkembang biak secara
teratur. Sel-sel baru hanya terbentuk saat dibutuhkan. Tetapi proses dalam
tubuh pengidap kanker akan berbeda.

Proses tersebut akan berjalan secara tidak wajar sehingga pertumbuhan dan
perkembangbiakan sel-sel menjadi tidak terkendali. Sel-sel abnormal
tersebut juga bisa menyebar ke bagian-bagian tubuh lain melalui aliran
darah. Inilah yang disebut kanker yang mengalami metastasis.

Jika terdeteksi pada stadium awal, kanker dapat diobati sebelum menyebar
ke bagian lain tubuh. Gejala awal kanker payudara adalah benjolan atau
penebalan pada jaringan kulit payudara. Tetapi sebagian besar benjolan
belum tentu menandakan kanker.

Penderita Kanker Payudara di Indonesia

Kejadian kanker payudara di Indonesia mencapai sekitar 40 kasus setiap


100.000 penduduk pada tahun 2012, menurut data di organisasi kesehatan
dunia (WHO). Dibandingkan dengan negara tetangga kita, Malaysia, kanker
payudara di Indonesia lebih banyak diderita oleh wanita usia muda dan pada
tahap yang lebih lanjut.

Kanker payudara tidak hanya menyerang kaum wanita tapi juga pria
walaupun jarang.

Apa saja Jenis Kanker Payudara?

Dua di antara tiga wanita yang mengidap kanker payudara berusia di atas 50
tahun. Saat Anda menyadari adanya gejala kanker payudara, Anda
dianjurkan untuk segera mengonsultasikannya ke dokter. Setelah
pemeriksaan, dokter biasanya merujuk Anda ke rumah sakit untuk
pemeriksaan lebih lanjut guna memastikan diagnosis.
Kanker payudara umumnya terbagi dalam dua kategori, yaitu non-invasif
dan invasif. Penjelasan lebih detailnya adalah sebagai berikut:

Kanker payudara invasif

Bentuk paling umum dari kanker payudara invasif adalah kanker payudara
duktal invasif yang berkembang pada sel-sel pembentuk saluran payudara.
Kata invasif berarti kanker ini dapat menyebar di luar payudara. Sekitar 80
persen dari semua kasus kanker payudara invasif merupakan jenis semacam
ini.

Jenis kanker payudara invasif lain meliputi:

1) Kanker payudara lobular invasif. Penyakit ini berkembang pada kelenjar


penghasil

susu yang disebut lobulus.

2) Kanker payudara terinflamasi.

3) Kanker Paget pada payudara.

Jenis-jenis kanker ini juga dikenal sebagai kanker payudara sekunder atau
metastasis. Jenis ini dapat menyebar ke bagian lain tubuh. Penyebarannya
biasanya melalui kelenjar getah bening (kelenjar kecil yang menyaring
bakteri dari tubuh) atau aliran darah.

Kanker payudara non-invasif

Bentuk kanker non-invasif biasanya ditemukan melalui mamografi karena


jarang menimbulkan benjolan. Jenis ini juga sering disebut pra kanker. Tipe
yang paling umum dari kanker ini adalah duktal karsinoma in situ. Jenis
kanker payudara ini bersifat jinak dan ditemukan dalam saluran (duktus)
payudara, serta belum menyebar.

Pemeriksaan Payudara dan Genetika

Penyebab kanker payudara yang utama belum diketahui. Karena


itu, pencegahansepenuhnya untuk kanker payudara juga sulit ditentukan.
Banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker, misalnya usia
dan riwayat kesehatan keluarga.
Pemeriksaan payudara dan genetika dianjurkan untuk wanita dengan
kemungkinan terkena kanker payudara melebihi rata-rata. Risiko kanker
payudara meningkat seiring usia, maka wanita berusia 50-70 tahun
dianjurkan memeriksakan diri setiap tiga tahun sekali. Wanita berusia 70
tahun ke atas juga dianjurkan untuk memeriksakan diri dan berkonsultasi
dengan dokter.

Langkah-langkah Pengobatan Kanker Payudara

Satu dari sembilan orang wanita akan terkena kanker payudara selama masa
hidup mereka. Kanker yang terdeteksi pada tahap awal memiliki peluang
untuk sembuh melalui langkah-langkah pengobatan. Karena itu, sangat
penting bagi seorang wanita untuk melakukan pemeriksaan payudara secara
rutin.

Kanker payudara dapat diobati dengan kombinasi operasi, kemoterapi, dan


radioterapi. Beberapa kasus kanker payudara juga dapat ditangani melalui
terapi biologis atau hormon. Selama masa pengobatan dan pemulihan,
dukungan dari orang lain (terutama keluarga serta teman dekat) bagi
penderita kanker payudara sangatlah penting.

Ciri-ciri Kanker Payudara yang Perlu Anda Kenali


Memiliki risiko atau tidak, tentu tidak ada salahnya untuk mengenali ciri-ciri
kanker payudara. Terutama kanker payudara stadium 1. Agar jika sel kanker
tersebut tumbuh, Anda tidak terlambat untuk mengobatinya. Berikut ini
adalah ciri-ciri kanker payudara stadium 1 yang perlu Anda ketahui.

1) Munculnya benjolan di payudara


Benjolan di dalam payudara merupakan salah satu pertanda awal dari
munculnya kanker payudara. Dan benjolan ini tidak selalu terasa sakit. Meski
begitu, tidak semua benjolan yang muncul merupakan benjolan kanker
payudara. Benjolan ini dapat teraba saat Anda melakukan pemeriksaan
pribadi di rumah. Biasanya teraba saat Anda sedang menstruasi.
2) Warna kulit payudara Anda berubah
Perubahan warna ini terkadang disalahartikan dengan infeksi. Padahal, jika
Anda tidak yakin dengan benjolan yang muncul di dalam payudara,
perubahan warna kulit mungkin bisa membuat Anda lebih waspada. Pada
tahap ini, kulit payudara akan menjadi kemerahan, seperti terjadi iritasi,
tekstur kulit terasa seperti kulit jeruk, permukaan kulit area payudara yang
terkena kanker tampak berlekuk-lekuk, dan terjadi penebalan kulit. Meski
begitu, pada kanker payudara tipe tertentu yang cukup jarang, perubahan
warna tidak terjadi.

3) Puting terasa sakit


Ciri-ciri dari kanker payudara stadium 1 lainnya adalah dengan munculnya
perubahan pada bagian puting disertai rasa nyeri. Selain itu, ditandai dengan
keluar cairan tidak normal dari puting atau puting melesak.

4) Muncul benjolan pada ketiak


Meski disebut kanker payudara, bukan berarti benjolan pada di bawah ketiak
yang Anda temui tidak ada hubungannya dengan kanker ini. Jaringan
payudara meluas hingga di bawah ketiak. Itulah kenapa kanker dapat
menyebar melalui kelenjar getah bening di bawah ketiak.

Penyebab Kanker Payudara


Penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti. Sulit untuk memastikan bahwa tiap penderita memiliki
penyebab yang sama atau tidak. Tetapi ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi tingkat risiko terkena
kanker payudara, antara lain:

Dampak Diagnosis Kanker Payudara yang Sebelumnya

Jika Anda pernah mengidap kanker payudara atau terjadi perubahan sifat sel
kanker non-invasif yang terkandung di dalam saluran payudara menjadi sel
kanker invasif, Anda dapat kembali terkena kanker pada payudara yang
sama atau pada payudara satunya.

Pengaruh Benjolan Jinak yang Pernah Dimiliki


Memiliki benjolan jinak bukan berarti Anda mengidap kanker payudara,
tetapi benjolan tertentu mungkin bisa meningkatkan risiko Anda. Perubahan
kecil pada jaringan payudara Anda, seperti pertumbuhan sel yang tidak lazim
dalam saluran atau lobulus, bisa meningkatkan risiko Anda untuk terkena
kanker payudara.

Pengaruh Genetika dan Riwayat Kesehatan Keluarga

Jika Anda memiliki keluarga inti (misalnya, ibu, kakak, adik atau anak) yang
mengidap kanker payudara atau ovarium, risiko Anda untuk terkena kanker
payudara akan meningkat. Tetapi kanker payudara mungkin juga muncul
lebih dari sekali dalam satu keluarga secara kebetulan.

Umumnya kasus kanker payudara bukan dikarenakan faktor keturunan


(hereditas), tetapi mutasi gen tertentu yang dikenal dengan
nama BRCA1 dan BRCA2 dapat mempertinggi risiko kanker
payudara dan kanker ovarium. Jenis kanker ini juga mungkin diturunkan
orang tua kepada anak.

Faktor Usia

Seiring bertambahnya usia, risiko kanker juga akan meningkat. Kanker


payudara umumnya terjadi pada wanita berusia di atas 50 tahun yang sudah
mengalami menopause. Sekitar 80 persen kasus kanker payudara terjadi
pada wanita berusia di atas 50 tahun.

Risiko Paparan Radiasi

Risiko Anda untuk terkena kanker payudara juga bisa meningkat jika sering
terpapar radiasi atau akibat prosedur medis tertentu yang menggunakan
radiasi seperti rontgen dan CT scan.

Risiko Paparan Estrogen

Risiko terkena kanker payudara akan sedikit meningkat akibat tingkat


paparan terhadap estrogen dalam tubuh. Contoh:

1) Jika Anda tidak memiliki keturunan atau melahirkan di usia lanjut. Hal
ini akan meningkatkan risiko kanker payudara karena paparan terhadap
estrogen tidak terhalang oleh proses kehamilan.
2) Jika Anda mengalami masa menstruasi yang lebih lama (misalnya,
mulai menstruasi sebelum usia 12 tahun atau mengalami menopause
setelah usia 55 tahun).

Pengaruh Terapi Penggantian Hormon

Terapi penggantian hormon kombinasi memiliki risiko sedikit lebih tinggi


daripada terapi penggantian hormon estrogen. Tetapi keduanya tetap dapat
mempertinggi risiko terkena kanker payudara.Di antara 1.000 wanita yang
menjalani terapi hormon kombinasi selama 10 tahun, diperkirakan akan ada
19 kasus kanker payudara lebih banyak dibanding kelompok wanita yang
tidak pernah menerima terapi hormon. Risiko ini juga akan meningkat seiring
durasi terapi, tapi akan kembali normal setelah Anda berhenti menjalaninya.

Pengaruh Kelebihan Berat Badan Atau Obesitas

Kelebihan berat badan setelah menopause dapat menyebabkan peningkatan


produksi estrogen sehingga risiko kanker payudara akan meningkat.

Konsumsi Minuman Keras

Sebuah penelitian telah dilakukan terhadap 200 wanita pengonsumsi


minuman keras dan 200 wanita bukan pengonsumsi minuman keras.
Hasilnya menyatakan bahwa anggota kelompok pengonsumsi minuman keras
bisa terserang kanker sebanyak tiga orang lebih banyak. Risiko kanker
payudara akan meningkat seiring banyaknya jumlah minuman keras yang
dikonsumsi.

Diagnosis Kanker Payudara


Pada umumnya, kanker payudara didiagnosis melalui pemeriksaan rutin atau
ketika penderitanya menyadari gejala-gejala tertentu yang akhirnya menjadi
pendorong untuk ke dokter.Pemeriksaan fisik saja tidak cukup untuk
mengonfirmasi diagnosis kanker payudara.

Jika menemukan benjolan pada payudara Anda, dokter akan menganjurkan


beberapa prosedur untuk memastikan apakah Anda menderita kanker
payudara atau tidak.
1) Mamografi. Pemeriksaan dengan mamografi umumnya digunakan untuk
mendeteksi

keberadaan kanker.

2) USG. Jenis pemeriksaan ini digunakan untuk memastikan apakah


benjolan pada

payudara berbentuk padat atau mengandung cairan.

3) Biopsi. Pemeriksaan ini meliputi proses pengambilan sampel sel-sel


payudara dan

mengujinya untuk mengetahui apakah sel-sel tersebut bersifat kanker.


Melalui

prosedur ini, sampel biopsi juga akan diteliti untuk mengetahui jenis sel
payudara

yang terkena kanker, keganasannya serta reaksinya terhadap hormon.

Saat didiagnosis positif mengidap kanker, Anda memerlukan sejumlah


pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui stadium dan tingkat penyebaran
kanker. Di antaranya:

1) MRI dan CT scan.

2) Rontgen dada.

3) Pemeriksaan tulanguntuk mengecek apakah kanker sudah menyebar ke


tulang.

4) Biopsi kelenjar getah bening (noda limfa) di ketiak. Jika terjadi


penyebaran kanker, kelenjar getah bening pertama yang akan terinfeksi
adalah noda limfa sentinel.Lokasinya bervariasi jadi perlu diidentifikasikan
dengan kombinasi isotop radioaktif dan tinta biru.

Anda juga dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan yang akan menunjukkan


reaksi kanker pada jenis-jenis pengobatan tertentu. Di antaranya:

Pemeriksaan HER2

Kanker yang dirangsang oleh protein, disebut dengan HER2 (human


epidermal growth factor receptor 2), dapat ditangani dengan obat-obatan
yang memblokir efek HER2. Jenis pengobatan ini disebut terapi biologis atau
molekul.

Pemeriksaan reseptor hormon

Pertumbuhan sel kanker payudara juga mungkin dipicu oleh hormon alami
tubuh, misalnya estrogen dan progesteron. Sampel sel kanker akan diambil
dari payudara dan diuji untuk melihat reaksinya pada estrogen atau
progesteron. Jika hormon menempel pada sel kanker, yaitu pada reseptor
hormon, sel tersebut akan disebut sebagai reseptor hormon positif.

Stadium Kanker Payudara

Stadium menjelaskan ukuran kanker dan tingkat penyebarannya. Kanker


payudara duktal non-invasif terkadang digambarkan sebagai Stadium 0.
Stadium lainnya menjelaskan perkembangan kanker payudara invasif.
Dokter akan menentukan stadium kanker setelah Anda didiagnosis positif
terkena kanker.

Pada stadium 1

Ukuran tumor kurang dari 2 cm. Tumor tidak menyebar ke kelenjar getah
bening di ketiak dan tidak ada tanda-tanda penyebaran kanker ke bagian lain
tubuh.

Pada stadium 2

Ukuran tumor 2-5 cm atau tidak ada penyebaran ke kelenjar getah bening,
atau keduanya. Tidak ada tanda-tanda bahwa kanker sudah menyebar ke
bagian lain tubuh.

Pada stadium 3

Ukuran tumor 2-5 cm. Tumor mungkin menempel pada kulit atau jaringan di
sekitar payudara. Kelenjar getah bening di ketiak terinfeksi, tapi tidak ada
tanda-tanda bahwa kanker sudah menyebar ke bagian lain tubuh.

Pada stadium 4

Tumor dengan segala ukuran dan sudah menyebar ke bagian lain tubuh
(metastasis).
Pengobatan Kanker Payudara
Ada beberapa faktor yang jadi pertimbangan dokter sebelum memutuskan
pengobatan yang terbaik, yaitu stadium serta tingkat perkembangan kanker,
kondisi kesehatan menyeluruh dari penderita dan masa menopause.

Kanker payudara yang terdeteksi melalui pemeriksaan rutin biasanya berada


pada stadium awal. Kanker payudara primer (sel kanker pertama berawal
dari sel payudara dan bukan hasil penyebaran sel kanker dari organ lain)
umumnya bisa sembuh secara total jika didiagnosis dan diobati sejak dini.

Sedangkan kanker yang terdeteksi akibat gejala fisik yang muncul mungkin
sudah berada pada stadium lebih lanjut. Jika terdeteksi pada stadium lanjut
dan setelah menyebar ke bagian lain tubuh, maka kanker payudara tidak
bisa disembuhkan. Jenis pengobatan yang akan dianjurkan pun berbeda dan
bertujuan untuk meringankan beban bagi penderitanya.

Jenis penanganan kanker payudara yang pertama biasanya adalah operasi.


Jenis operasinya bervariasi tergantung jenis kanker payudara yang Anda
derita. Proses operasi biasanya ditindaklanjuti dengan kemoterapi,
radioterapi, atau perawatan biologis untuk beberapa kasus tertentu.
Kemoterapi atau terapi hormon juga terkadang dapat menjadi langkah
pengobatan pertama.

Jika terdeteksi pada stadium lanjut setelah menyebar ke bagian lain tubuh,
kanker payudara tidak bisa disembuhkan. Jenis pengobatan yang akan
dianjurkan pun berbeda dan bertujuan untuk meringankan beban bagi
penderitanya.
Proses-proses Operasi

Operasi untuk kanker payudara terbagi dua, yaitu operasi yang hanya
mengangkat tumordan operasi yang mengangkat payudara secara
menyeluruh (mastektomi). Operasi plastik rekonstruksi biasanya dapat
dilakukan langsung setelah mastektomi.
Untuk menangani kanker payudara stadium awal, penelitian menunjukkan
bahwa kombinasi operasi pengangkatan tumor dan radioterapi memiliki
tingkat kesuksesan yang sama dengan mastektomi total.

Lumpektomi (operasi pengangkatan tumor)

Dalam lumpektomi, bentuk payudara akan dibiarkan seutuh mungkin.


Operasi ini umumnya dianjurkan untuk tumor berukuran kecil dan meliputi
pengangkatan tumor beserta sedikit jaringan sehat di sekitarnya.
Pertimbangan dalam menentukan jumlah jaringan payudara yang akan
diangkat meliputi kuantitas jaringan di sekitar tumor yang perlu diangkat,
jenis, ukuran, lokasi tumor, dan ukuran payudara.

Mastektomi (pengangkatan payudara)

Proses operasi ini adalah pengangkatan seluruh jaringan payudara, termasuk


puting. Penderita dapat menjalani mastektomi bersamaan dengan biopsi
noda limfa sentinel jika tidak ada indikasi penyebaran kanker pada kelenjar
getah bening. Sebaliknya, penderita dianjurkan untuk menjalani proses
pengangkatan kelenjar getah bening di ketiak jika kanker sudah menyebar
ke bagian itu.

Operasi plastik rekonstruksi

Ini adalah proses operasi untuk membuat payudara baru yang semirip
mungkin dengan payudara satunya. Operasi plastik rekonstruksi bisa
dilakukan dengan dua cara, yaitu operasi rekonstruksi langsung yang
bersamaan dengan mastektomi, dan operasi rekonstruksi berkala yang
dilakukan beberapa waktu setelah mastektomi. Operasi pembuatan payudara
baru ini bisa dilakukan dengan menggunakan implan payudara atau jaringan
dari bagian tubuh lain.
Langkah Kemoterapi

Kemoterapi umumnya ada dua jenis, yaitu kemoterapi setelah operasi untuk
menghancurkan sel-sel kanker dan sebelum operasi yang berguna
mengecilkan tumor. Jenis dan kombinasi obat-obatan antikanker yang
digunakan akan ditentukan oleh dokter berdasarkan jenis kanker dan tingkat
penyebarannya.
Efek samping kemoterapi umumnya akan memengaruhi sel-sel sehat. Karena
itu, pencegahan atau pengendalian sebagian efek samping akan ditangani
dengan obat-obatan lain oleh dokter. Beberapa efek samping dari kemoterapi
meliputi hilangnya nafsu makan, mual, muntah, sariawan atau sensasi perih
dalam mulut, rentan terhadap infeksi, kelelahan, serta rambut rontok.

Kemoterapi juga bisa menghambat produksi hormon estrogen tubuh.


Penderita yang belum mengalami menopause akan mengalami menstruasi
yang terhenti selama kemoterapi. Siklus ini seharusnya akan kembali setelah
pengobatan selesai. Namun, menopause dini juga mungkin bisa terjadi pada
wanita yang berusia di atas 40 tahun karena mereka mendekati usia rata-
rata menopause.

Jika bagian tubuh lainnya sudah terkena penyebaran kanker payudara,


kemoterapi tidak akan bisa menyembuhkan kanker. Tetapi kemoterapi dapat
mengecilkan tumor, meringankan gejala-gejala, dan memperpanjang usia.
Langkah Radioterapi

Radioterapi adalah proses terapi untuk memusnahkan sisa-sisa sel-sel


kanker dengan dosis radiasi yang terkendali. Proses ini biasanya diberikan
sekitar satu bulan setelah operasi dan kemoterapi agar kondisi tubuh dapat
pulih terlebih dulu. Tetapi tidak semua penderita kanker payudara
membutuhkannya.

Sama seperti kemoterapi, prosedur ini juga memiliki efek samping, yaitu
iritasi sehingga kulit payudara perih, merah, dan berair, warna kulit
payudara menjadi lebih gelap, kelelahan berlebihan serta limfedema
(kelebihan cairan yang muncul di lengan akibat tersumbatnya kelenjar getah
bening di ketiak).
Terapi Hormon Untuk Mengatasi Kanker Payudara

Khusus untuk kanker payudara yang pertumbuhannya dipicu estrogen


atau progesteronalami (kanker positif reseptor-hormon), terapi hormon
digunakan untuk menurunkan tingkatan kanker atau menghambat efek
hormon tersebut. Langkah ini juga kadang dilakukan sebelum operasi untuk
mengecilkan tumor agar mudah diangkat, tapi umumnya diterapkan setelah
operasi dan kemoterapi.
Jika kondisinya kurang sehat, penderita tidak akan bisa menjalani operasi,
kemoterapi, atau radioterapi. Karena itu, terapi hormon dapat menjadi
alternatif sebagai proses pengobatan tunggal.

Durasi terapi hormon yang umumnya dianjurkan adalah maksimal lima tahun
setelah operasi. Jenis terapi yang akan dijalani tergantung kepada usia,
apakah Anda sudah menopause atau belum, tingkat perkembangan kanker,
jenis hormon yang memicu kanker, dan jenis pengobatan lain yang dijalani.

Tamoksifen dan penghambat enzim aromatase adalah dua jenis obat yang
biasanya digunakan dalam terapi hormon. Tamoksifen berfungsi untuk
menghambat estrogen agar tidak mengikatkan diri pada sel-sel kanker.

Sedangkan penghambat enzim aromatase dianjurkan untuk penderita yang


sudah mengalami menopause. Fungsinya adalah menghalangi kinerja
aromatase, yaitu substansi yang membantu produksi estrogen dalam tubuh
setelah menopause. Contoh obat ini dalam bentuk tablet yang tersedia dan
diminum setiap hari adalah letrozol, eksemestan, dan anastrozol.

Tamoksifen dan penghambat enzim aromatase dapat menyebabkan


beberapa efek samping yang mirip, antara lain sakit kepala, mual, muntah
serta sensasi rasa panas, berkeringat, dan jantung berdebar (hot
flushes). Tetapi, tamoksifen memiliki efek samping khusus, yaitu dapat
menyebabkan perubahan siklus menstruasi pada penderita kanker payudara.

http://www.alodokter.com/wanita-kenali-ciri-ciri-kanker-payudara-
stadium-1-sebelum-terlambat

Anda mungkin juga menyukai